You are on page 1of 11

E-ISSN - 2477-6521

Vol 6(2) Juni 2021 (279-289)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

ANALISA FAKTOR KECEMASAN PADA MASYARAKAT


INDONESIA BAGIAN BARAT SELAMA PANDEMIC
COVID 19 TAHUN 2020

Tiur Romatua Sitohang¹*, Yafi Syabila Rosyad ², Yohannes Andy Rias³


1
Poltekkes Kemenkes Medan
*
Email Korespondensi: tiursitohang61@gmail.com
2
STIKes Yogyakarta
Email: rosyad2yafi@gmail.com
3
Institute Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Email: yohanes.andi@iik.ac.id

Submitted :21-04-2021, Reviewed:25-06-2021, Accepted:08-07-2021


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v6i2.229

ABSTRACT
The Covid-19 pandemic has a psychological impact on society because the virus is very quickly
transmitted from sick people to healthy people. This study aims to analyze the factors associated with the
anxiety of the people of Western Indonesia during the Covid 19 pandemic. This type of research is a cross
sectional study. The population is all people of Western Indonesia with a sample size of 817 people. Data
analysis used chi square test and multiple logistic regression. The results showed that there was a
relationship between age (p = 004), education (p = 0.010), information sources (p = 0.000) and anxiety in
Western Indonesians, there was no closest relationship between gender (p = 0.059). , knowledge (p =
0.94) with anxiety in Western Indonesian society. The education variable was the variable most
associated with Western Indonesian society during the Covid 19 pandemic. The conclusion of the study
was that there was a close relationship between age (p = 004), education (p = 0.010), information sources
(p = 0.000) with anxiety on Western Indonesian society. It is recommended that the people of western
Indonesia in facing the Covid 19 pandemic need to deepen their knowledge and information about Covid
19 and comply with health protocols and government recommendations so that they can face Covid 19
properly and not be full of anxiety.

Key Words :COVID-19 pandemic ; anxiety

ABSTRAK
Masa pandemi covid-19 memberikan dampak psikologis pada masyarakat karena virus sangat cepat
menular dari orang yang sakit ke orang yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-
faktor yang berhubungan dengan kecemasan masyarakat Indonesia Bagian Barat selama pandemi Covid
19. Jenis penelitian ini berupa penelitian cross sectional. Populasi adalah seluruh masyarakat Indonesia
Bagian Barat dengan jumlah sampel sebesar 817 orang. Analisis data menggunakan uji chi square dan
regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor umur (p = 004),
pendidikan (p = 0,010), sumber informasi (p = 0,000) dengan kecemasan pada masyarakat Indonesia
Bagian Barat, tidak ada hubungan yang terdekat antara faktor jenis kelamin (p = 0,059), pengetahuan (p
= 0,94) dengan kecemasan pada masyarakat Indonesia Bagian Barat. Variabel pendidikan merupakan
variabel yang paling berhubungan dengan masyarakat Indonesia bagian Barat selama pandemi Covid
19. Kesimpulan penelitian diperoleh ada hubungan yang dekat antara faktor umur (p = 004), pendidikan

LLDIKTI Wilayah X 279


Tiur Romatua Sitohang et al | Analisa Faktor Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020
(279-289)

(p = 0,010), sumber informasi (p = 0,000) dengan kecemasan pada masyarakat Indonesia Bagian
Barat.Disarankan kepada masyarakat Indonesia Bagian barat dalam menghadapi pandemi Covid 19
perlu memperdalam pengetahuan dan informasi tentang Covid 19 dan mematuhi protokol kesehatan dan
anjuran pemerintah sehingga dapat menghadapi Covid 19 dengan baik dan tidak penuh kecemasan.

Kata Kunci : Pandemic Covid 19 ; Kecemasan

PENDAHULUAN Masa pandemi Covid-19 memberikan


Corona virus disease 2019 (COVID- dampak psikologis pada masyarakat yaitu
19) merupakan penyakit menular yang kecemasan karena virus sangat cepat
disebabkan oleh corona virus. COVID-19 menular dari orang yang sakit ke orang
mulai terjadi pada bulan Desember 2019, yang sehat ((Fitria & Ifdil, 2020). Dengan
wabah virus ini pertama kali terjadi di kota penularan virus yang sangat cepat dan
Wuhan di Provinsi Hubei Tengah Cina jumlah korban jiwa yang meningkat
(Holshue et al, 2020). Infeksi virus COVID- semakin menambah tingkat kecemasan
19 memiliki gejala khas seperti demam, masyarakat. Dengan korban yang semakin
batuk kering, dispnea, sakit kepala, dan meningkat berpengaruh besar terhadap
pneumonia, yang biasanya berkembang kesehatan mental masyarakat. Kehadiran
setelah waktu inkubasi selama 2 minggu COVID 19 membuat masyarakat menjadi
(Kemkes, 2020). Pada kasus yang berat mudah panik, was-was, cemas, hingga
ditandai dengan sindrom gangguan menimbulkan stres pada mereka. Perasaan
pernapasan akut, syok septik, asidosis yang berlebihan ini, karena masyarakat
metabolik yang sulit ditangani, disfungsi terlalu banyak menerima informasi
perdarahan dan koagulasi ( Wang, Et all sehingga menyebabkan masyarakat menjadi
2020). psikosomatik akibat pandemi covid-19.
Faktor kecemasan yang berlebihan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mempengaruhi sikap seseorang dalam
menyatakan bahwa virus corona menghadapi pandemi covid-19 (Setiawan et
dikategorikan sebagai pandemi global. al., 2020). Kecemasan yang berlebihan
Jumlah kasus infeksi virus corona di dunia akan menyebabkan seseorang mengalami
terus mengalami peningkatan. Hingga stress. Stres adalah respon tubuh terhadap
Selasa (31/3/2020) pagi Worldometer, 31 setiap kebutuhan tubuh yang terganggu.
Maret 2020, menyatakan 204 negara/ Stres akan memberikan dampak secara
kawasan sudah terjangkit virus corona. nyata pada individu yaitu pada fisik,
Jumlah kasus virus corona di seluruh dunia psikologis, intelektual, dan fisiologis
telah mencapai 789.737 kasus, sembuh (Mayasari & Pratiwi, 2009). Kecemasan
sebanyak 166.730 orang, meninggal dunia merupakan suatu bentuk emosi negatif
sebanyak 38.100 orang. Indonesia dengan adanya perasaan khawatir, perasaan
merupakan salah satu negara yang selalu was-was, dan disertai dengan
terjangkit wabah Covid-19. Covid-19 terjadinya peningkatan perubahan pada
sangat cepat menyebar, hingga tanggal 31 sistem jaringan (Nurseto, 2018).
Maret 2020, jumlah positif Covid -19 di Kecemasan yang berlebihan memiliki
Indonesia sebanyak 1.528 kasus, pasien dampak terhadap kondisi fisik. Saat
sembuh 81 orang , meninggal dunia seseorang mengalami kecemasan maka
sebanyak 136 orang (Kemenkes, 2020). secara tidak langsung akan meningkatkan

LLDIKTI Wilayah X 280


Tiur Romatua Sitohang et al | Analisa Faktor Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020
(279-289)

detak jantung pada dirinya. Kecemasan bervariasi dari orang ke orang, dan mungkin
juga berdampak pada psikologi yang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor
mempengaruhi keadaan fisik seseorang kecemasan.
(Junaidi&Noor,2010). Dampak ini akan
menyebabkan rasa pusing, sakit kepala, dan METODE PENELITIAN
lain-lain (Annisa & Ifdil, 2016). Dengan Jenis penelitian ini berupa penelitian
dampak fisik ini akan dapat mempengaruhi deskriptif korelasi dengan rancangan cross
kinerja seseorang. Dampak ini juga dapat sectional. Populasi pada penelitian ini
mempengaruhi keadaan iminutas adalah masyarakat Indonesia Bagian Barat
seseorang, karena dengan rasa cemas akan selama pandemic Covid 19, sampel pada
merangsang peningkatan produksi hormon penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu
kortisol dalam tubuh. Hormon ini yang seluruh masyarakat Indonesia bagian barat
selanjutnya akan menekan imunitas tubuh yang mau mengikuti survey online dengan
(Hammad, 2011). kriteria inklusi : adalah masyarakat yang
Penelitian yang dilakukan Aman berumur 17 tahun keatas yang mampu baca
dalam(Bahtiar, 2020)menyatakan bahwa tulis dan kriteria ekslusi sampel pada
pandemi COVID-19 membuat kecemasan di penelitian ini adalah masyarakat yang
masyarakat meningkat. Sekitar 35,6 persen pernah terinfeksi Covid 19. Dengan jumlah
masyarakat merasa sangat cemas dan 54,4 sampel 817 orang. Data di analisa
persen cemas.Berdasarkan hasil wawancara menggunakan analisa univariat dengan
ahli dari Rumah Sakit San Raffaele di distribusi frekuensi, analisa bivariat dengan
Milan, sebanyak 402 orang pasien yang uji statistic chi square.
dipantau setelah dirawat akibat virus Corona
Covid 19, 55% menunjukkan adanya efek HASIL DAN PEMBAHASAN
samping kejiwaan diantaranya satu orang Karakteristik Responden
mengalami gangguan kejiwaan, 28% Berdasarkan tabel 1. bahwa
gangguan stres pasca-trauma (PTSD), 31% mayoritas responden adalah dewasa
depresi dan 42% kecemasan. Selain itu, 40 (86,7%), mayoritas responden berpendidikan
pasien mengalami insomnia, dan 20% tinggi (48%), mayoritas responden berjenis
mengalami gejala obsesif-kompulsif (OC). kelamin perempuan (66,7%), mayoritas
Penelitian Nurjanah (2020), didapatkan hasil jumlah anak responden ≤4 (56,7%),
33,3% pasien positive Covid 19 mengalami mayoritas sumber informasi responden
ganguan mental emosional. adalah media social (63,5%).
Penelitian Croll, L., Kurzweil, A., Menurut Hawari (2016) menyatakan
Hasanaj, L., Serrano, L., Balcer. J. L., & bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
Galetta, S. L (2020) menyatakan bahwa seseorang dimana akan dapat mencari
responden mengalami peningkatan informasi dan menerima informasi dengan
ketakutan (79%), kecemasan (83%) dan matang sehingga akan memotivasi dirinya
depresi (38) %) selama pandemi COVID-19. untuk memecahkan sebuah masalah sehingga
Sementara, disisi lain ketakutan terhadap dapat menurunkan tingkat kecemasan.Dalam
COVID-19 akan memiliki dampak besar penelitian ini dapat diartikan bahwa semakin
pada kesehatan mental masyarakat (Cortés- tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah
Álvarez, N. Y., Piñeiro-Lamas, R., & dalam menerima informasi mengenai Covid
Vuelvas-Olmos, C. (2020). Shiina, A., 19 sehingga semakin banyak pula
Niitsu, T., etal, .(2020) melaporkan bahwa pengetahuan yang dimiliki mengenai Covid
keterlibatan dalam perilaku perlindungan 19.

LLDIKTI Wilayah X 281


E-ISSN - 2477-6521
Vol 6(2) Juni 2021 (279-289)

Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan


Avalilable Online http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden masyarakat Indonesia Bagian Barat
Tahun 2020

Variabel F %

Tingkat Pendidikan
Rendah 13 18
Sedang 228 34
Tinggi 576 48

Umur
Dewasa 709 86,7
Lansia 108 13,2

Jenis Kelamin 545 66,7


Perempuan 271 33,3
Laki-laki

Sumber Informasi
TV 185 22,6
Media Sosial 519 63,5
Media Cetak 12 0,14
Tenaga Kesehatan 59 0,72
Keluarga 42 13,04

Pengetahuan
Kurang 236 28,8
Baik 581 71,2

Kecemasan
Cemas 230 28,1
Tidak Cemas 587 71,9

Berdasarkan hasil penelitian, jawab dapat diartikan sebagai memahami


diperoleh bahwa sebagian besar responden arti norma-norma susila dan nilai-nilai etis,
berada pada usia dewasa. Kartini, (1995) dan berusaha hidup sesuai dengan norma-
menyatakan bahwa usia dewasa memiliki norma tadi. Masa dewasa juga memiliki
pertanggung jawaban penuh terhadap diri kemampuan mekanisme koping yang mature
sendiri, bertanggung jawab atas nasib sendiri sehingga individu yang lebih matur sukar
dan pembentukan diri sendiri. Bertanggung mengalami kecemasan karena individu

LLDIKTI Wilayah X 282


Tiur Romatua Sitohang et al | Analisa Faktor Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020
(279-289)

mempunyai kemampuan adaptasi yang lebih Hasil analisis pada tabel 2


besar terhadap kecemasan dibandingkan usia menunjukkan bahwa ada hubungan yang
yang belum matur (Stuart & Laraia, bermakna antara faktor umur (p=004),
Principles and Practice of Psychiatric pendidikan (p = 0,010), sumber informasi
Nursing. (7 th Ed) , 2013). (p=0,000) dengan kecemasan pada
Berdasarkan hasil penelitian masyarakat Indonesia Bagian Barat, tidak
mayoritas responden berjenis kelamin wanita ada hubungan yang bermakna antara faktor
(66,7%). Menurut Stuart dan Laraia (2005), jenis kelamin (p=0,059), pengetahuan
bahwa jenis kelamin wanita memiliki tingkat (p=0,94) jumlah anak (p = 0,39) dengan
kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan kesemasan pada masyarakat Indonesia
laki-laki. Hal ini sesuai teori yang Bagian Barat.
menyampaikan jenis kelamin wanita 2 kali
lebih banyak beresiko mengalami kecemasan
dibandingkan laki- laki (Fortinesh, 2007). Hubungan Umur dengan Kecemasan
Berdasarkan hasil penelitian Masyarakat Indonesia Bagian Barat
mayoritas reponden berpengetahuan yang Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020.
baik tentang covid 19 (71,2%). Hasil Berdasarkan hasil penelitian dapat
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang diketahui bahwa ada hubungan yang
dilakukan Wulandari (2020), bahwa bermakna antara faktor umur (p=004)
mayoritas masyarakat memiliki dengan kecemasan masyarakat Indonesia
pengetahuan yang baik (69,2%) tentang Bagian Barat selama pandemic Covid 19.
pencegahan Covid 19. Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini sesuai dengan Hasil
juga sesuai dengan penelitian Sari (2020) penelitian Romadoni (2016) menyatakan
bahwa pengetahuan masyarakat tentang bahwa ada hubungan yang signifikan
Covid 19 mayoritas baik sebesar 69,35%. (p=0.001. <0.05) antara usia responden
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan dengan tingkat kecemasan. Kecemasan yang
penelitian (Moudy, 2020), menunjukkan dialami masyarakat dapat disebabkan oleh
hasil bahwa sebagian besar (77%) berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia,
masyarakat Indonesia memiliki pengetahuan pendidikan dan informasi (Notoatmodjo,
yang baik terhadap usaha pencegahan Covid 2012) (Kaplan & Sadock,2010) (Smeltzer &
19. Bare, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian Pada penelitian ini dapat dilihat
diperoleh bahwa mayoritas sumber bahwa 39,8% responden yang berusia lansia
informasi responden adalah media social mengalami kecemasan dibandingkan dengan
(63,5%). Penelitian ini sesuai dengan responden yang berusia dewasa yaitu 26,4%
penelitian yang dilakukan Gumantan, yang mengalami kecemasan. Hasil
(2020), bahwa sumber informasi mengenai penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
Covid 19 yang didapat paling tinggi pada Haynes (2009) yang menyatakan bahwa
media sosial seperti; Facebook, Instgram, faktor usia muda mudah terkena stress dan
Twiter sebesar 41,3%. Gumantan cemas. Manuaba (2000) menyatakan bahwa
menyatakan bahwa bahwa media sosisal saat usia muda lebih mudah terkena tekanan
ini menjadi salah satu sumber informasi (stres) psikologis dan cemas, karena
yang utama sesorang dimana melihat kesiapan mental dan jiwa yang belum
persentase yang sangat besar sesorang matang serta kurangnya pengalaman.
mendapatkan informasi secara cepat.

LLDIKTI Wilayah X 283


Tiur Romatua Sitohang et al | Analisa Faktor Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020
(279-289)

Tabel 2
Analisis Hubungan Faktor Umur, Jenis Kelamin, Jumlah Anak, Pengetahuan, Pendidikan
dengan Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian Barat (n=817)
Kecemasan
Total
Cemas Tidak Cemas P OR
N % N % N % CI 95%
Umur 0.004* .542
Dewasa 187 26,4 522 73,6 709 100 (.356-.824)
Lansia 43 39,8 65 60,2 108 100
Total 230 28,2 587 72,8 817 100
Jenis kelamin 0.059 .737
Perempuan 142 26.1 403 73,9 545 100 (.536-1.013)
Laki-laki 88 30,1 184 69,9 272 100
Total 230 28,2 587 72,8 817 100
Pendidikan 0. 010 *
Rendah 3 23,1 10 76,9 13 100
Sedang 47 20,6 181 79,4 228 100
Tinggi 180 31,3 396 69.7 576 100
Total 230 28,2 587 100 817 100

Sumber Informasi
TV 62 33,5 123 66,5 185 100
Media Sosial 137 26,4 382 73,6 519 100 0,000*
Media Cetak 1 8,3 11 91,7 12 100
Tenaga Kesehatan 26 44,1 33 55,9 59 100
Keluarga 4 9,5 38 90,5 42 100
Total 230 28,2 587 100 817 100
Pengetahuan
Kurang 66 28 170 72 236 100 0.94 0,987
Baik 164 28,2 417 71,8 581 100 (.705-1.382)
Total 230 28,2 587 71,8 817 100

Dalam sampel penelitian ini membawa kepada kematian. Hasil studi


reponden yang berusia lansia lebih menunjukkan kelompok lansia, penderita
mengalami kecemasan dibandingkan dengan penyakit kronis, perokok, penghisap vape,
berusia dewasa hal ini dapat disebabkan kaum pria dan orang bergolongan darah A
karena kelompok lansia lebih rentan terkena termasuk kelompok rentan terinfeksi virus
Covid 19 dibandingkan dengan kelompok corona.
dewasa. Berdasarkan hasil penelitian yang Menurut Kemkes (2020) bahwa
dilakukan oleh Haynes (2009)menyatakan usia lansia, tubuh akan mengalami berbagai
bahwa Virus Corona dapat menginfeksi penurunan akibat proses penuaan, hampir
siapa saja namun beberapa kelompok orang semua fungsi organ dan gerak menurun,
memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi diikuti dengan menurunnya imunitas sebagai
untuk terkena Virus Corona hingga bisa pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat

LLDIKTI Wilayah X 284


Tiur Romatua Sitohang et al | Analisa Faktor Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020
(279-289)

ketika masih muda. Hal inilah yang menjadi kali lebih tinggi dari pada wanita yang
penyebab sehingga orang lanjut usia (lansia) terinfeksi. Temuan ini juga terbukti di Italia
rentan terserang berbagai penyakit, termasuk dimana tingkat kematian pada pria jauh
COVID-19 yang disebabkan oleh virus Sars- lebih tinggi dibanding pada wanitaSyarifa,
Cov-2. Sistem imun yang sudah melemah 2020 dalam Siagian (2020)Oleh karena itu
ditambah adanya penyakit kronis dapat maka jenis kelamin laki-laki lebih
meningkatkan risiko COVID-19 pada lansia, mengalami kecemasan dalam menghadapi
baik risiko terjadinya infeksi virus Corona Covid 19 dibandingkan dengan jenis
maupun risiko virus corona untuk kelamin perempuan.
menimbulkan gangguan yang parah, bahkan Sebuah penelitian di Wuhan, Cina,
kematian. mengungkap adanya fakta bahwa virus
corona lebih rentan pada laki-laki
Hubungan Jenis Kelamin dengan dibandingkan perempuan. Studi ini
Kecemasan Masyarakat Indonesia Bagian merupakan sebuah penelitian yang
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun dilakukan oleh tim dokter di Rumah Sakit
2020. Jinyintan Wuhan bersama dengan para
Berdasarkan hasil penelitian dapat peneliti dari Shanghai Jiao Tong University
diketahui bahwa tidak ada hubungan yang dan Rumah Sakit Ruijin di Shanghai kepada
bermakna antara faktor jenis kelamin 99 pasien yang dirawat di Wuhan, di mana
(p=0,059) dengan kecemasan masyarakat virus bermula, dari 1 hingga 20 Januari 2020
Indonesia Bagian Barat selama pandemic (The Lance, 2020).
Covid 19. Hasil penelitian ini tidak sesuai Hasil penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian Supriyadi (2020) yang dengan temuan Organisasi Global Health
memperoleh hasil bahwa Jeniskelamin yang mengumpulkan data infeksi COVID-
perempuan lebih mengalami kecemasan 19 dari 25 negara dengan kasus tertinggi.
dibandingkan jenis kelamin laki laki dalam Sejumlah 68 persen pasien yang meninggal
menghadapi Covid 19. Hasil penelitian ini adalah laki-laki di Cina (71 persen) dan
juga tidak sesuai dengan teori yang Portugal (70 persen) per 25 Maret 2020.
menyampaikan jenis bahwa kelamin wanita Alasan laki laki lebih rentan terkena virus
2 kali lebih banyakberesiko mengalami corona adalah karena pria lebih banyak
kecemasan dibandingkan laki- laki mengida-p penyakit kronis, gaya hidup pria
(Fortinesh, 2007). Hasil penelitian ini juga yang mengkonsumsi rokok dan alcohol.
tidak sesuai dengan penelitian lain yang Dengan lebih rentan nya pria terinfeksi
menyatakan bahwa terdapat hubungan jenis Covid 19, maka mempengaruhi kecemasan
kelamin dengan tingkat kecemasan mereka terhadap terinfeksi virus Corona.
(p=0.043, <0.05) (Vellyana, dkk 2017).
Hasil penelitian ini dapat dilihat
bahwa responden laki-laki lebih mengalami Hubungan Pendidikan dengan
kecemasan dibandingkan perempuan yaitu Kecemasan Masyarakat Indonesia Bagian
sebesar 30,1%. China dan WHO. Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun
Berdasarkan data pasien yang dirawat di 2020
Kota Wuhan menunjukkan lebih banyak Berdasarkan hasil penelitian dapat
kaum pria yang terinfeksi COVID-19. diketahui bahwa ada hubungan yang
Chinese Centerfor Disease Control and bermakna antara faktor pendidikan
Prevention menyatakan pria yang terinfeksi (p=0,010) dengan kecemasan masyarakat
COVID-19 memiliki risiko meninggal dua Indonesia Bagian Barat selama pandemic
Covid 19. Hasil penelitian Rinata &

LLDIKTI Wilayah X 285


Tiur Romatua Sitohang et al | Analisa Faktor Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020
(279-289)

Andayani (2018) menunjukkan ada responden lebih mengetahui resiko dan


hubungan pendidikan dengan kecemasan dampak yang diakibatkan oleh Covid 19 dan
(p=0.000, <0,01). Penelitian Sholichah & hal ini berpengaruh terhadap kecemasan
Anjarwati (2015) menyatakan ada hubungan responden terkait Covid 19.
antara tingkat pendidikan dengan tingkat
kecemasan (p=0.000, <0.05). Hubungan Sumber Informasi dengan
Hasil penelitian ini sesuai dengan Kecemasan Masyarakat Indonesia Bagian
konsep yang menyatakan bahwa tingkat Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun
pendidikan individu berpengaruh terhadap 2020
kemampuan berfikir. Semakin tinggi tingkat Berdasarkan hasil penelitian dapat
pendidikan maka individu semakin mudah diketahui bahwa ada hubungan yang
berfikir rasional dan menangkapinformasi bermakna antara faktor sumber informasi
baru, sehingga semakin tinggi pendidikan (p=0,000) dengan kecemasan masyarakat
seseorang semakin tinggi pula pengetahuan Indonesia Bagian Barat selama pandemic
seseorang(Stuart G.W & Laraia M.T, 2007). Covid 19. Hasil Penelitian ini mejelaskan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sumber informasi didapat oleh
bahwa terdapat hubungan tingkat pendidikan respoden terkait Covid 19 adalah mayoritas
dengan kecemasan masyarakat selama dari media social sehingga masyarakat
pandemic Covid 19. Berdasarkan hasil mengetahui bahwa virus corona itu memang
penelitian dapat dilihat bahwa 31,3 % ada, dari pertama kali virus ini ada dan
responden yang berpendidikan tinggi penyebaran di dunia bahkan penyebaran di
mengalami kecemasan lebih tinggi jika Indonesia sendiri. Secara garis besar dapat
dingkan dengan responden yang disimpulkan bahwa media sosisal saat ini
bependidikan menengah dan rendah. ( menjadi salah satu sumber informasi yang
Kemkes (2020) menyatakan bahwa COVID- utama sesorang dimana melihat persentase
19 (coronavirus disease 2019) adalah yang sangat besar sesorang mendapatkan
penyakit yang disebabkan oleh jenis informasi secara cepat, dilihat bahwa saat ini
coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang setiap orang telah memilik media social.
dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok Berdasarkan penelitian juga dapat
pada tanggal 31 Desember 2019. COVID-19 dilihat bahwa sebanyak 44,1 % masyarakat
ini dapat menimbulkan gejala gangguan Indonesia bagian barat yang memperoleh
pernafasan akut seperti demam diatas 38°C, informasi dari tenaga kesehatan terkait
batuk dan sesak nafas bagi manusia. Selain Covid 19 mengalami kecemasan. Hal ini
itu dapat disertai dengan lemas, nyeri otot, dapat terjadi karena petugas kesehatan
dan diare. Pada penderita COVID-19 yang sebagai garis depan dalam merawat pasien-
berat, dapat menimbulkan pneumonia, pasien kasus Covid-19 yang terus bertambah
sindroma pernafasan akut, gagal ginjal dari hari ke hari sehingga petugas kesehatan
bahkan sampai kematian. Pendidikan menyampaikan informasi yang sebenarnya
mempengaruhi pengetahuan, yaitu semakin dilapangan sehingga mempengaruhi
tinggi tingkat pendidikan seseorang, kecemasan masyarakat Indonesia bagian
semakin tinggi pengetahuannya dan semakin barat. Selanjutnya penelitian lain
mudah orang tersebut menerima informasi. menemukan tiga faktor terkait persepsi yang
Berdasarkan hal tersebut maka seseorang diterima dari tenaga kesehatan, keluarga,
dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan teman, yang semuanya dapat memiliki
akan dapat mencari informasi dan menerima pengaruh menurut caranya mereka memberi
informasi tentang Covid 19 sehingga tahu orang-orang tentang pandemi Covid-19

LLDIKTI Wilayah X 286


Tiur Romatua Sitohang et al | Analisa Faktor Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020
(279-289)

media dan peran informatif tentang pandemi berusia 18-35 tahun menghadapi kecemasan
Covid-19 yaitu: membesar-besarkan media, psikologis (Ahmad, 2020).
menimbulkan ketakutan dan informasi yang
diterima dari tenaga kesehatan, keluarga, Hubungan Pengetahuan dengan
dan teman, yang semuanya dapat memiliki Kecemasan Masyarakat Indonesia Bagian
pengaruh menurut caranya mereka memberi Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun
tahu orang-orang tentang pandemi Covid-19 2020
(Mejia, dkk, 2020). Berdasarkan hasil penelitian dapat
Hasil penelitian Roestriyani dalam diketahui tidak ada hubungan yang
Supriyadi (2020) menyampaikan banyaknya bermakna antara faktor pengetahuan
informasi mengenai virus corona, (p=0,94) dengan kesemasan pada
menimbulkan dampak positif maupun masyarakat Indonesia Bagian Barat. Hasil
negatif. Masyarakat wajib mengikuti penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
informasi sebagai upaya untuk tetap Sirait (2020) yang menyatakan bahwa ada
waspada. Akan tetapi, apabila terpapar terus hubungan antara pengetahuan tentang Covid
menerus, akan berdampak pada kesehatan 19 terhadap kecemasan pada lansia yang
mental . Hal tersebut memicu stres, cemas, mengalami kecemasan. Hasil penelitian
panik, dan rasa takut. Larassaty (2020) tersebut menjelaskan bahwa pengetahuan
menyatakan bahwa kecemasan dapat dipicu merupakan hasil tahu dan terjadisetelah
oleh berita-berita yang terus menerus terkait orang melakukan penginderaan terhadap
Covid-19. suatu objek.Pengindraan terjadi melalui
Maraknya pemberitaan lewat internet panca inderamanusia, yakni indra
disejumlah media sosial terkait Covid-19 penglihatan, pendengara, rasa dan raba.
membuat kita tidak sadar membaca sebuah Sebagian besar pengetahuan
informasi yang berkaitan dengan virus manusiadiperoleh melalui mata dan telinga.
corona yang dapat membuat sebuah Pengetahuan merupakan salah satu faktor
kepanikan. Penyebaran informasi palsu ( yang mempengaruhi sikap dan perilaku
hoax) ini yang memicu ketakutan dan seseorang. Pengetahuan tentang Covid-19
kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat dapat diperoleh dari berbagai macam
(Bhattacharya,2020). sumber seperti iklan televisi, internet dan
Berdasarkan hasil penelitian buku majalah, secara langsung diterima
diperoleh bahwa mayoritas sumber melalui indera penglihatan dan pendengaran
informasi responden adalah media social dimanfaatkan untuk menangkap informasi
(63,5%), hal tersebut akan berpengaruh yang disampaikan. Hasil dari informasi-
terhadap kecemasan masyarakat Indonesia informasi yang diperoleh akan membentuk
bagian Barat selama pandemic Covid suatu pengetahuan.
19.Hasil penelitian Ahmad, 2020 Hasil penelitian ini sesuai dengan
melaporkan bahwa media sosial memiliki penelitian Suwandi (2020), yang
dampak signifikan pada penyebaran menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat
ketakutan dan kepanikan terkait wabah hubungan tentang Covid 19 dengan
Covid-19 di Kurdistan Irak, ditemukan kecemasan dengan p value (0,135) dimana
korelasi statistik positif yang signifikan sebanyak 9 responden (15%)
antara penggunaan media sosial yang berpengetahuan cukup mengalami
dilaporkan sendiri dan penyebaran panik kecemasan ringan, sebanyak 33 responden
terkait dengan Covid-19 (R = 0,8701). Hasil (55%) berpengetahuan baik mengalami
juga menunjukkan bahwa mayoritas remaja kecemasan ringan, sebanyak 4 responden

LLDIKTI Wilayah X 287


Tiur Romatua Sitohang et al | Analisa Faktor Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020
(279-289)

(6,6%) berpengetahuan cukup mengalami (Nevid, Rathus dan Greene, 2018).


kecemasan sedang, sebanyak 9 responden Berdasarkan beerapa studi, terdapat
(15%) berpengetahuan baik mengalami beberapa faktor yang dapat memengaruhi
kecemasan sedang, sebanyak 1 responden tingkat kecemasan pada masyarakat selama
(1,7%) berpengetahuan cukup mengalami pandemi, diantaranya adalah faktor
kecemasan berat, dan sebanyak 4 demografi, finansial, kurangnya
responden (6,7%) berpengetahuan baik komunikasi interpersonal dan factor
mengalami kecemasan berat. lingkungan.
Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pengetahuan yang SIMPULAN
baik tentang Covid-19 tidak menjamin Hasil univariat menunjukkan bahwa
kecemasan yang dialami pasti ringan. mayoritas responden berpendidikan tinggi
Sebaliknya, bila pengetahuan tentang (48%), mayoritas reponden berjenis kelamin
Covid-19 yang dimiliki sebatas cukup, perempuan (66,7%), mayoritas responden
belum tentu akan mengalami kecemasan adalah dewasa (86,7%), mayoritas sumber
berat. PH et al. (2018) menyatakan bahwa informasi responden adalah media social
terdapat beberapa hal yang dapat (63,5%), mayoritas responden
menyebabkan kecemasan, meliputi faktor berpengetahuan (71,2%), mayoritas
usia yang memegang peranan penting responden tidakcemas selama pandemic
karena berbeda usia maka berbeda pula Covid 19 (78,2%).
tahap perkembangannya, factor lingkungan Hasil bivrariat menunjukkan bahwa
yang kondusif akan menurunkan resiko ada hubungan yang bermakna antara faktor
kecemasan pada seseorang, factor umur (p=004), pendidikan (p = 0,010),
pengetahuan dan pengalaman seorang sumber informasi (p=0,000) dengan
individu dapat membantu menyelesaikan kecemasan pada masyarakat Indonesia
masalah-masalah psikis termasuk Bagian Barat, tidak ada hubungan yang
kecemasan, factor peran keluarga yang bermakna antara faktor jenis kelamin
kurang mendukung akan menjadikan (p=0,059), pengetahuan (p=0,94) jumlah
seseorang mengalami kecemasan. anak (p = 0,39) dengan kecemasan pada
Berdasarkan hasil penelitian yang masyarakat Indonesia Bagian Barat.
peneliti peroleh, tidak terdapat hubungan
anatara pengetahuan tentang Covid 19 UCAPAN TERIMAKASIH
dengan kecemasan masyarakat Indonesia Ucapan terimakasih penulis sampaikan
Bagian Barat. Hal ini dapat disebabkan kepada masyarakat Indonesia Bagian Barat
karena COVID-19 merupakan penyakit yang telah bersedia mengisi survey /
baru dan memiliki dampak negatif yang kuesioner secara online, ucapan terimakasih
dirasakan secara global, dapat kepada rekan rekan penelitiyang telah
mengakibatkan munculnya kebingungan, memberikan masukaan demi kesempuarnaan
kecemasan dan ketakutan pada masyarakat. penelitian ini.
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa
pandemi COVID-19 merupakan stresor DAFTAR PUSTAKA
berat pada kasus ini, dan selama masa Kementrian Kesehatan 2020. Kesiapsiagaan
krisis, kecemasan merupakan hal yang Menghadapi Covid 19.
umum dijumpai karena kecemasan
Holshue, M.L. (2020). First Case of 2019
merupakan kondisi umum dari ketakutan
Novel Coronavirus in the United
ataupun perasaan yang tidak nyaman

LLDIKTI Wilayah X 288


Tiur Romatua Sitohang et al | Analisa Faktor Kecemasan Pada Masyarakat Indonesia Bagian
Barat Selama Pandemic Covid 19 Tahun 2020
(279-289)

States. N Engl J Med 2020.382 : 929- Nurjanah. (2020). Gangguan Mental


936. DOI: 10.1056/NEJMoa2001191 Emosional Pada Klien Pandemi Covid
Nurseto, F. (2018). Psikologi Olahraga. 19 Di Rumah Karantina. Jurnal Ilmu
Yogyakarta: Graha Ilmu. Keperawatan Jiwa Volume 3 No 3,
Suwandi, R.,& Malinti, E. (2020). Hal 329 -334, Agustus2020. Persatuan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Nasional Indonesia Jawa
Dengan Tingkat Kecemasan Terhadap Tengah.
Covid-19 Pada Remaja Di SMA Mayasari, D., & Pratiwi, A. (2009).
Advent BalikPapan Gheralyn. Hubungan Respon Imun dan Stres
Manuju: Malahayati Nursing Journal. Dengan Tingkat Kekambuhan Demam
Volume 2, Nomor4 September 2020. Tifoid pada Masyarakat Di Wilayah
Hal 677-685. Puskesmas Colomadu Karanganyar.
Stuart.Gail.W (2016). Keperawatan Berita Ilmu Keperawatan, 2(1), 13–18
Kesehatan Jiwa : Indonesia: Elsever WHO. (2020a). Coronavirus Disease 2019
Supriyadi (2020). Pengaruh Pendidikan (COVID-19) Situation Report –67.
Kesehatan Tentang Pencegahan WHO. (2020b). The World Health
Covid-19 Terhadap Kecemasan Pada Organization declared the coronavirus
Masyarakat Di Yogyakata. Jurnal outbreak a Global Public Health
Keperawatan Volume 12no 4, Hal Emergency.
767-776, Desember2020 Wang, S., Wen, X., Dong, Y., Liu, B., Cui,
Romadoni, S. (2016). Karakteristik Dan M., (2020). Psychological Influence of
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Coronovirus Disease 2019 (COVID-
Kecemasan Pasien Pre Operasi Mayor 19) Pandemic on the General Public,
Di Rumah Sakit Muhammadiyah Medical Workers, and Patients With
Palembang. Masker Medika, Vol 4, Mental Disorders and its
No 1, Hal 108-115. Countermeasures,Psychosomatics,202
http://ejournal.stikesmp.ac.id/index.ph 0,ISSN 0033-
p/maskermedika/article/view/188. 3182,https://doi.org/10.1016/j.psym.2
Sari, dkk. (2020). Hubungan Antara 020.05.005.(http://www.sciencedirect.
Pengetahuan Masyarakat Dengan com/science/article/pii/S00333182203
Kepatuhan Penggunaan Masker 01432).
Sebagai Upayapencegahan Penyakit Vellyana (2017). Faktor-Faktor Yang
Covid-19 Di Ngronggah. Infokes, Vol Berhubungan Dengan Tingkat
10 No 1, Februari 2020 Hal : 52-55 Kecemasan Pada Pasien Preoperative
Haynes. 1999. Penatalaksanaan Stress. Di RS Mitra Husada Pringsewu. Jurnal
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: Kesehatan. Volume 8. No.1 (2017).
EGC
Hammad. (2011). Peran Terapi Al-Qur’an
terhadap Kecemasan dan Imunitas
Pasien Hospitalisasi. Jurnal NERS,
4(2), 110–115

LLDIKTI Wilayah X 289

You might also like