You are on page 1of 12

PENGARUH TURBULENSI LINGKUNGAN, KEPEMIMPINAN

STRATEGIS DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP STRATEGI


HUMAN CAPITAL (SHC) DAN KINERJA UNIT BISNIS (KUB) DI PT
TRANSPORTASI JAKARTA

Oleh: KELOMPOK 2
1. Ika Farhana 219113015
2. Dhini Eka Tania 219112015
3. Ratih Woro Anggraini 219114009
4. Muh Ashar Rumi 219115007
5. Eddy Burmansyah 218112001
6. Cikning 219114025

POST GRADUATE SCHOOL OF BUSINESS

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Paramadina


Jl. Gatot Subroto Kav. 97, Mampang, DKI Jakarta 12790
Indonesia

Email: kelompok2strategic@gmail.com

ABSTRACT
Transjakarta is a DKI Jakarta government-owned company established since 2004. Since the
establishment of Transjakarta, this company has often changed its leadership. Therefore, a change in
Human Resources strategy is inevitable. From the external side, because Transjakarta is a state-
owned company, the political transition also participates in Transjakarta journey. Environmental
turbulence such as regulations from the central government and DKI will be seen in this research as
an effect on Transjakarta's performance. The purpose of this research is to find out the impact of the
environmental turbulence, strategic leadership, culture of the organization to the Human Capital
Strategy. The unit of analysis in this study is the Transjakarta Company. Observations were made on
54 survey results determined by Smart PLS. The results of this study are that the human capital
strategy affects the performance of the business unit but is not significant. In forming human capital
strategies, organizational culture variables and strategic leadership have a significant effect.
However, the external factors examined here are environmental turbulence which does not affect the
human capital strategy. Of the 3 Variables X, only 1 has a direct effect on the variable Z (unit
performance), namely the organizational culture variable.
Keyword: Environmental turbulence; Strategic leadership; Organizational Cuture; Human Capital
Strategy; Business Performance.

ABSTRAK

Transjakarta adalah perusahaan milik pemerintah DKI Jakarta yang berdiri sejak tahun 2004. Sejak
berdirinya Transjakarta, perusahaan ini sering berganti kepemimpinan. Karena itu perubahan
strategi Human Capital tidak terhindarkan. Dari sisi eksternal, karena Transjakarta adalah sebuah
perusahaan milik pemerintah, maka dinamika politikpun tampaknya ikut berpengaruh pada
perjalanan Transjakarta. Turbulensi lingkungan seperti regulasi dari pemerintah pusat maupun DKI

1
akan dilihat pengaruhnya terhadap kinerja Transjakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, budaya organisasi terhadap
Strategi Human Capital. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Perusahaan Transjakarta.
Pengamatan dilakukan terhadap 54 hasil survei yang ditentukan dengan Smart PLS. Hasil dari
penelitian ini adalah bahwa strategi human capital berpengaruh pada kinerja unit bisnis namun tidak
signifikan. Dalam membentuk strategi human capital, variabel budaya organisasi dan kepemimpinan
strategis berpengaruh signifikan. Namun faktor eksternal yang diteliti disini yaitu turbulensi
lingkungan tidak berpengaruh terhadap strategi human capital. Dari 3 Variabel X, hanya 1 yang
berpengaruh langsung terhadap variabel Z (Kinerja unit) yaitu variabel budaya organisasi.

Kata kunci: Turbulensi Lingkungan; Kepemimpinan Strategis; Budaya Organisasi; Strategi Human
Capital (SHC); Kinerja Unit Bisnis (KUB)

PENDAHULUAN Perbaikan sistem angkutan umum di DKI


Jakarta melalui kebijakan prioritas revitalisasi
Latar Belakang angkutan umum, maka perlu dibangun suatu
Dalam lingkungan Bisnis yang turbulen, sistem angkutan umum yang dapat
organisasi dituntut untuk melakukan berbagai mengakomodasi pengguna dari segala
langkah strategis agar mampu meningkatkan golongan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
daya saing dan kinerja. Peningkatan daya saing menyusun Pola Transportasi Makro (PTM)
dan kinerja tersebut salah satunya melalui sebagai perencanaan umum pengembangan
strategi inovasi yang merupakan wujud dari sistem transportasi di wilayah DKI Jakarta
kreativitas yang dihasilkan oleh pengelola yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur
usaha. Terjadinya pergolakan lingkungan yang Provinsi DKI Jakarta Nomor 103 Tahun 2007.
begitu cepat, kompleksitas yang tinggi karena Berdasarkan pada PTM tersebut, untuk tahap
tantangan yang dihadapi dunia bisnis semakin awal realisasinya dibangun suatu jaringan
besar, dan harus dijadikan alasan utama untuk sistem angkutan umum massal yang
terus menerus berinovasi. menggunakan bus pada jalur khusus.

Tantangan yang lebih besar lagi ketika


perusahaan tidak memiliki kemampuan
beradaptasi dalam lingkungan bisnis yang
semakin digital dan global dengan tingkat
persaingan yang sangat tinggi, tidak mampu
mengikuti meningkatnya intensitas kompetisi,
serta tidak mampu merespon perubahan pasar
dan ekspektasi pelanggan yang tinggi terlebih
ketika perubahan lingkungan bisnis tersebut
lebih cepat dari sebelumnya.
Gambar 1. Transjakarta dalam Angka
Transjakarta adalah angkutan massal yang
memberikan pelayanan berbasis sistem transit Sistem angkutan massal Transjakarta terdiri
yang cepat, nyaman, dan murah untuk dari sarana dan prasarana yang memadai,
memenuhi mobilitas penduduk perkotaan. sistem operasi dan pengendalian bus yang
Transjakarta menggunakan jalur khusus efektif, sistem tiket terkomputerisasi, sistem
(busway) yang menyediakan akses jalan untuk pengamanan yang handal dan petugas yang
pejalan kaki serta infrastrukturnya untuk terlatih. Sistem angkutan massal ini dibangun
mempermudah akses dari satu wilayah ke melalui proses perencanaan pembangunan dan
wilayah lain sehingga dapat mengurangi pengelolaan sistem Transjakarta disediakan
pergerakan transportasi. oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta,
sementara kegiatan operasional bus,
operasional tiket dan kegiatan penunjang

2
lainnya dilaksanakan bekerja sama dengan bisnis dengan kesiapan internal perusahaan
pihak operator. Transjakarta mulai beroperasi dalam mengantisipasi dampak perubahan
pada tangal 15 Januari 2004. Pada saat itu lingkungan yang terjadi.
mempunyai 8 koridor yang sudah dioperasikan
dengan 7 koridor baru dalam masa konstruksi Rumusan Masalah
atau pembangunan. Jalur pertama yang di buka
untuk umum adalah koridor I (Blok M-Kota) Adapun rumusan masalah untuk penelitian ini
pada tanggal 15 Januari 2004. Periode minggu adalah sebagai berikut :
pertama, pelayanan Transjakarta adalah gratis,
1. Bagaimana pengaruh turbulensi
sedangkan untuk pelayanan komersial dimulai
lingkungan, kepemimpinan strategis,
pada tanggal 1 Pebruari 2004.
budaya organisasi terhadap strategi Human
Berikut ini koridor Transjakarta yang sudah Capital, baik secara simultan maupun
beroperasi adalah sebagai berikut: parsial pada unit bisnis PT Transportasi
Jakarta?
1. Koridor 1 (Blok M-Kota) 2. Bagaimana pengaruh turbulensi
2. Koridor 2 (Pulogadung-Harmoni) lingkungan, kepemimpinan strategis,
3. Koridor 3 (Kalideres-Harmoni) budaya organisasi terhadap kinerja unit
4. Koridor 4 (Pulogadung-Dukuh Atas) bisnis, baik secara simultan maupun
5. Koridor 5 (Ancol-Kampung Melayu) parsial pada unit bisnis PT Transportasi
6. Koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas) Jakarta?
7. Koridor 7 (Kp. Rambutan-Kp. Melayu) 3. Bagaimana pengaruh strategi Human
8. Koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni) Capital terhadap kinerja unit bisnis pada
9. Koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit) unit bisnis PT Transportasi Jakarta?
10. Koridor 10 (Tanjung Priok-Cililitan) 4. Bagaimana pengaruh turbulensi
11. Koridor 11 (Pulo Gebang-Kp. Melayu) lingkungan, kepemimpinan strategis, dan
12. Koridor 12 (Pluit-Tanjung Priok) budaya organisasi terhadap kinerja unit
13. Koridor 13 (Blok M-Pondok Kelapa) bisnis baik secara simultan maupun parsial
14. Koridor 14 (Manggarai-UI) melalui strategi Human Capital pada unit
15. Koridor 15 (Ciledug-Blok M) bisnis PT Transportasi Jakarta?

Turbulensi lingkungan yang begitu cepat


berubah perlu disikapi oleh perusahaan dengan TINJAUAN PUSTAKA
melakukan beberapa perubahan terhadap
kemampuan kapabilitas internalnya dan Landasan teori (grand theory) yang digunakan
melakukan strategi untuk dapat melakukan dalam penelitian ini adalah manajemen
adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. strategik, yang merupakan serangkaian proses
Perubahan lingkungan bisnis yang begitu pengambilan keputusan dan tindakan
disruptive atau yang dapat merubah tatanan manajerial yang dapat menentukan kinerja unit
bisnis yang sudah ada, menjadi tantangan para bisnis dalam jangka panjang.
leaders penyelenggara moda transportasi
dalam menyusun strategi untuk dapat
meningkatkan competitive advantage sehingga
perusahaan dapat survive dan sustain.

Penyelenggara moda transportasi di Indonesia


belum terlihat mempersiapkan karyawannya
dalam menghadapi perubahan (turbulensi)
lingkungan, sebagai contoh PT Transportasi
Jakarta dengan komposisi jumlah pegawai
Gambar 2. Landasan Teori Penelitian
yang memiliki kompetensi dan kapabilitas di
bidang digital masih di bawah rata-rata. Hal ini
Manajemen strategis adalah proses dimana
merupakan gap antara perubahan lingkungan
organisasi menganalisis dan belajar dari

3
lingkungan internal dan eksternal mereka, meningkatkan kinerja orang-orang yang
menetapkan arah strategis, membuat strategi dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi.
yang dimaksudkan untuk membantu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, dan Hughes dan Beatty (2005) menulis dalam buku
melaksanakan strategi tersebut, semuanya mereka “Becoming a Strategic Leader” bahwa
dalam upaya untuk memuaskan pemangku fokus dari kepemimpinan strategis adalah
kepentingan utama organisasi. (Harrison & St.
“sustainable competitive advantages” yaitu
John, 2010)
mendorong dan menggerakkan segenap
Dalam penelitian ini lingkungan eksternalnya
adalah lingkungan makro yang berupa kemampuan karyawan sehingga akan
turbulensi lingkungan, sedangkan lingkungan berkembang. Lebih lanjut bahwa
internalnya adalah kepemimpinan strategis dan kepemimpinan strategis adalah kapasitas dan
budaya organisasi. kapabilitas yang dimiliki seseorang atau
kelompok yang bertanggungjawab dan
Turbulensi Lingkungan memiliki pengaruh penting untuk menjamin
Turbulensi lingkungan menurut Egan (2011) organisasi itu tetap bertahan hidup.
dibangun dari gabungan aspek kemampuan
berubah (changeability) dan kemampuan Karakteristik kepemimpinan strategis adalah:
memprediksi (predictability) dan didefinisikan 1. Visioner, misioner dan strategis yakni
oleh empat atribut sebagai berikut: memiliki, memahami dan
1. Kemampuan berubah (changeability) mengkomunikasikan visi dan misi, mampu
dengan 2 atribut yaitu: Kompleksitas dari merumuskan dan merealisasikan strategi
lingkungan perusahaan dan Kebaruan serta memiliki pengetahuan, terampil dan
relatif dari tantangan suksesif yang
berwawasan luas,
dihadapi perusahaan di lingkungan
2. Berorientasi pada perubahan menunjukkan
2. Prediktabilitas dengan 2 atribut yaitu
Kecepatan perubahan dan Visibilitas masa bahwa pemimpin menyukai dan selalu
depan yang memerlukan kecukupan akeses terlibat dalam perubahan, memiliki tujuan
dan informasi tentang masa depan. dan arah yang jelas, future-oriented dan
suka menetapkan prioritas,
Kepemimpinan Strategis 3. Mampu membangun relasi yang kuat
Kepemimpinan strategis adalah bentuk khusus tergambar dari selalu bertindak bijaksana,
dari pengambilan keputusan dan tindakan yang melibatkan bawahan dalam
dilakukan oleh para pemimpin senior. (Carnall mengembangkan ide, memberi kesempatan
& Roebuck, 2015) kepada bawahan untuk membuat keputusan,
Kepemimpinan strategis adalah kemampuan selalu menyelesaikan tanggungjawab
untuk mengantisipasi, membayangkan, dengan segera dan memiliki jejaring sosial
mempertahankan fleksibilitas, dan luas dengan berbagai pihak,
memberdayakan orang lain untuk membuat 4. Memiliki personal style dan personal
perubahan strategis yang diperlukan. (Hitt,
skills seperti proaktif, pengendalian emosi,
Ireland, & Hoskisson, 2009)
bersemangat, peduli terhadap bawahan,
bekerja melampaui uang dan kekuasaan
Penelitian oleh Centre for Creative Leadership
serta berani mengambil resiko.
(2004) menunjukkan kepemimpinan strategis
adalah tentang kemampuan seorang pemimpin
Budaya Organisasi
mengubah orang melalui visi dan nilai-nilai, Budaya organisasi adalah seperangkat norma
budaya dan iklim kerja, serta struktur dan dan nilai bersama oleh orang dalam sebuah
sistem. Kepemimpinan strategis lebih jauh organisasi. (Sulaksono, 2015). Budaya
berarti kemampuan yang dimiliki pemimpin organisasi adalah tentang bagaimana
untuk mengelola, mengkoordinasikan, konsensus dicapai di antara anggota organisasi
memengaruhi serta memotivasi dan dan nilai-nilai serta norma yang mendasari
yang memandu perilaku orang. (Pfister, 2009)

4
Pengaruh Kepemimpinan Strategis
Strategi Human Capital (SHC) terhadap Stratgegi Human Capital
Strategi Human Capital didefinisikan sebagai
seperangkat pilihan prioritas yang unik tentang Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Intan
investasi orang yang memungkinkan Widya Anugrah dan Tintin Suhaeni yang
organisasi untuk mencapai strategi bisnis dan dimuat di Jurnal Riset Bisnis dan Investasi
sasaran kinerja. (Thomas, Smith, & Diez, tahun 2017 menyimpulkan bahwa berdasarkan
2013) hasil analisis korelasi dan uji hipotesis dapat
disimpulkan bahwa kontribusi
Kinerja Unit Bisnis (KUB) kepemimpinan stratejik terhadap strategi
Kinerja unit bisnis idealnya merupakan bersaing pada UKM cafe dan restoran di
perwujudan dari semua program kerja Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung
karyawan dalam satu unit. (Purwanti, berkontribusi sebesar 16,08% terhadap
Pasaribu, & Lumbantobing, 2011). Kinerja
strategi bersaing. (Anugrah & Suhaeni,
Unit Bisnis hadir untuk mengatasi kelemahan
2017)
metode tradisional dimana pada metode
tradisional kinerja perusahaan hanya dinilai
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
dari kinerja keuangannya saja.
Strategi Human Capital
Strategi Human Capital memberikan arahan
Di tahun 1996, Norton dan Kaplan hadir
yang terstruktur dalam implementasi budaya
dengan metode Balance Scorecard untuk
perusahaan untuk mencapai kinerja yang
mengukur Kinerja Unit Bisnis dimana
diharapkan (Bowen dan Ostroff, 2004; Anne S.
balanced scorecard menerjemahkan misi dan
Tsui et al., 1997).
strategi ke dalam tujuan dan ukuran,
diorganisasikan ke dalam empat perspektif
Pengaruh Turbulensi Lingkungan terhadap
berbeda: keuangan, pelanggan, proses bisnis
Kinerja Unit Bisnis.
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
(Kaplan & Norton, 1996)
terdapat pengaruh ketidakpastian lingkungan
terhadap kinerja bisnis secara parsial. Secara
Penelitian Terdahulu
keseluruhan hasil studi ini mengindikasikan
Berikut adalah penelitian terdahulu yang
bahwa bila ketidakpastian lingkungan sebagai
menguatkan tentang judul penelitian yang
kombinasi antara state uncertainty, effect
diangkat oleh peneliti.
uncertainty dan response uncertainty dapat
dijadikan dasar oleh UKM developer dalam
Pengaruh Turbulensi Lingkungan terhadap
membentuk strategic flexibility, maka UKM
Strategi Human Capital
Perubahan pada pasar, teknologi dan regulasi Developer akan mampu memperbaiki atau
dapat menjadi driver perubahan strategi meningkatkan kinerja bisnisnya. (Fahmia,
organisasi, termasuk di dalamnya strategi 2017)
Human Capital. (Stone & Deadrick, 2015)
Menurut Jiao et al. (2013), dalam lingkungan
Turbulensi lingkungan yang bergejolak secara yang mengalami turbulensi, perusahaan dalam
luas memiliki efek yang merusak kinerja unit hal ini kepemimpinan strategis atau pimpinan
bisnis suatu perusahaan. Turbulensi unit bisnis harus terus menerus melakukan
lingkungan memiliki hubungan negatif pada konfigurasi ulang terhadap sumber daya dan
kinerja perusahaan yang artinya semakin besar kapabilitas internalnya untuk menjaga
turbulensi lingkungan maka kinerja unit keberlanjutan keunggulan bersaing sehingga
bisnisakan semakin menurun. Perubahan pada didapatkan kinerja yang unggul.
pasar, teknologi dan regulasi dapat menjadi
driver perubahan strategi organisasi, termasuk Pengaruh Kepemimpinan strategis
di dalamnya strategi Human Capital (Stone terhadap kinerja unit bisnis
dan Deadrick, 2015). Dalam penelitian terdahulu, Kepemimpinan,
Struktur Organisasi, dan Budaya Organisasi

5
berpengaruh terhadap Kinerja Dinas-dinas
Kota / Kabupaten di Propinsi Jawa Barat, baik
secara parsial maupun simultan. (Hadian,
2015)

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap


Kinerja Unit Bisnis.
Dalam penelitian berjudul Variabel Anteseden
Budaya Budaya Organisasi dan pengaruh
Strategi Bisnis terhadap Kinerja organisasi,
maka kesimpulan penelitinannya adalahdapat
dikemukakan lebih detilbahwa (1) Budaya Gambar 3. Model Penelitian
Organisasi sebagai anteseden Stragegi Bisnis;
(2) Strategi Bisnis berpengaruh terhadap Hipotesis yang dibangun sebagai berikut:
Kinerja organisasi. (Purwanto, 2013)
Ho1. Terdapat hubungan yang positif dan
Pengaruh Strategi Human Capital terhadap signifikan antara variabel Turbulensi
Kinerja Unit Bisnis Lingkungan dan Strategi Human Capital.
Strategic human resource management
memiliki pengaruh yang positif dan tidak Ho2. Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan terhadap kinerja usaha. Itu adalah signifikan antara variabel Kepemimpinan
kesimpulan penelitian terdahulu yang Strategis dan Strategi Human Capital.
dilakukan Titik Inayati tahun 2018 terhadap
UKM sepatu kulit di Mojokerto. (Inayati, Ho3. Terdapat hubungan yang positif dan
2018) signifikan antara variabel Budaya Organisasi
dan Stratgegi Human Capital.
Dari keseluruhan penelitian terdahulu yang
diangkat maka peneliti membuat hipotesis Ho4. Terdapat hubungan yang positive dan
sebagai berikut: signifikan antara variabel Turbulensi
Lingkungan dan Kinerja Unit Bisnis.
Hipotesis
Berdasarkan judul penelitian terdapat 5 Ho5. Terdapat hubungan yang positif dan
variabel dalam penelitian ini: signifikan antara variabel Human Capital dan
a. Variabel Turbulensi Lingkungan, variabel Kinerja Unit Bisnis
independen pertama (X1);
b. Variabel Kepemimpinan Strategis, Ho6. Terdapat hubungan yang positif dan
variabel independen kedua (X2); signifikan antara variabel Budaya Organisasi
c. Variabel Budaya Organisasi, sebagai dan Kinerja Unit Bisnis.
variabel independen ketiga (X3);
d. Variabel Strategi Human Capital, sebagai Ho7. Terdapat hubungan yang positif dan
variabel intervening (Y); signifikan antara kepemimpinan strategis dan
e. Variabel Kinerja Unit Bisnis, sebagai kinerja unit bisnis
variabel dependen (Z).
METODOLOGI
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dimana penelitian bertujuan untuk menguji
teori atau hipotesis. Penelitian ini dilakukan
untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
statistik, untuk memperoleh faktor signifikan
yang mempengaruhi variabel Kinerja Unit
Bisnis (KUB) pada PT Transportasi Jakarta.

6
Unit analisis dalam penelitian ini adalah PT 3. Budaya organisasi (X3), dimensinya
Transportasi Jakarta. Cakupan waktu adalah:
penelitiannya adalah bersifat one shoot, yaitu  People culture
data dikumpulkan sekaligus dalam waktu  Proses culture
tertentu, dalam hal ini pengambilan data  Strategi culture
dilakukan pada bulan Mei-Juni 2020.  Operasional culture
4. Strategi human capital (Y), dimensinya
Penelitian kuantitatif menggunakan dua jenis adalah:
analisis, yaitu analisis deskriptif dan  People strategy
verifikatif. Analisis deskriptif adalah penelitian  Culture strategy
yang bertujuan untuk memperoleh gambaran
 Organization strategy
atau deskripsi tentang keadaan atau kondisi
 HC measurement and metrics
variabel penelitian dengan melihat dari
variabel turbulensi lingkungan, kepemimpinan  HC Effective communication
strategis, budaya organisasi, strategi Human 5. Kinerja Unit Bisnis (Z), dimensinya
Capital dan kinerja unit bisnis pada perusahaan adalah:
Transjakarta. Sedangkan analisis verifikatif  Financial
adalah penelitian untuk mengetahui hubungan  Customer
antar variabel melalui pengujian hipotesis  Internal business process
berdasarkan data di lapangan. (Cooper &  Learning and growth
Schindler, 2008)
Unit analisis dalam penelitian ini, adalah Model penelitan ditunjukkan pada Gambar 1,
Perusahaaan Transjakarta, dimana dimana tampak hubungan antara variabel yang
respondennya adalah karyawan back office diteliti, yaitu Turbulensi Lingkungan,
Transjakarta. Untuk mendapatkan data, metode Kepemimpinan Strategis, Budaya Organisasi,
pengumpulan datanya adalah dengan Stratregi Human Capital dan Kinerja Unit
menyebarkan kuesioner kepada karyawan Bisnis. Bagian selanjutnya akan menjelaskan
Transjakarta melalui google form. penelitian yang dilakukan dari pengumpulan
data, profil responden dan hasil analisis data
Untuk setiap indikator dalam operasionalisasi menggunakan perangkat Path Analysis dan
variabel pada digunakan skala Likert. Skala Structural Equation Modeling.
Likert yang digunakan menggunakan skor 1-5.
Alat ukur penelitian yang digunakan adalah Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber
beberapa kuesioner yang disusun terstruktur data; data primer dan data sekunder. Data
berdasarkan indikator yang sudah ditentukan. primer merupakan informasi yang diperoleh
Berikut variabel dan dimensi indikator yang secara langsung dari sumber asli atas variabel-
digunakan: variabel yang menjadi objek penelitian
1. Turbulensi lingkungan (X1), dimensinya (Sekaran dan Bougie, 2009). Dalam penelitian
adalah: ini data primer diperoleh langsung dari
 Turbulensi lingkungan pasar kuesioner yang diisi oleh responden penelitian.
 Turbulensi lingkungan teknologi Sementara data sekunder, yaitu informasi yang
 Turbulensi lingkungan regulasi dikumpulkan dari sumber-sumber informasi
 Turbulensi lingkungan kompetisi yang tersedia seperti: laporan-laporan, jurnal,
textbook, dan media lainnya (Sekaran dan
 Turbulensi lingkungan disruptive
Bougie, 2009).
2. Kepemimpinan strategis (X2), dimensinya
adalah:
Uji Validitas dan Reabilitas
 Envisioning
Pada tahap seleksi item, yaitu hanya
 Engaging melibatkan item-item yang valid dalam
 Governing kuesioner akhir, maka penelitian ini
 Digital Leadership menggunakan pendekatan content validity dan
 Disruptive innovation construct validity. Content validity dilakukan
dengan membuat instrumen berdasarkan teori

7
yang relevan dan mengecek konsistensi secara responden. Semua kuesioner diisi dengan baik,
subyektif setiap item dengan konstruk yang artinya tidak terdapat missing data.
diukur.
Profil Responden
AVE (Average Variance Extracted)
Rata-rata varian ekstrak dengan nilai > 0,15 Pada Gambar 4, dapat dilihat profil responden
digunakan sebagai penentu validitas berdasakan jenis kelamin (gender), dimana
konvergen. Jadi jika < 0,15 maka tidak valid 46% responden adalah perempuan dan 54%
secara konvergen. adalah laki-laki

Cross-loadings digunakan untuk pengecekan


validitas diskriminan selain kriteria di atas.
Jika suatu indikator mempunyai korelasi yang
lebih tinggi dengan variabel laten lainnya
daripada dengan variabel latennya sendiri
maka kecocokan model harus dipertimbangkan
ulang. Gambar 4. Profil Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang sudah valid dan digunakan Pada gambar 5, dapat dilihat profil responden
untuk mengetahui sejauh mana hasil berdasakan pendidikan. Dimana sebanyak
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan sebanyak 3,6% adalah Strata-2, Strata-1
dengan teknik belah dua (split half) dengan sebanyak 34,63%, Diploman-3 sebanyak
langkah kerja sebagai berikut : (1) membagi 10,18%, dan SMA/SMK sebanyak 7,13%
pertanyaan-pertanyaan dengan menjadi dua
belah; (2) skor untuk masing-masing
pertanyaan pada tiap belah dijumlahkan
sehingga menghasilkan dua skor total untuk
masing-masing responden; (3) melakukan
korelasi antara total skor belahan pertama
dengan skor belahan kedua menggunakan
korelasi product moment; (4) mencari
reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan
menggunakan rumus Spearman Brown sebagai Gambar 5. Profil Responden Berdasarkan
berikut: Pendidikan
Reliabilitas indikator menggunakan loading Pada gambar 6, dapat dilihat profil responden
baku absolut bagian luar dengan nilai > 0,7. berdasarkan usia. Sebanyak 14,26% usia 31-40
Jadi jika < 0,7 maka tidak reliabel. tahun, usia 20-30 tahun sebanyak 38,7%, dan
usia 40-50 tahun sebanyak 2,4%.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan Data
Data terdiri dari data Kuantitatif yang
dikumpulkan melalui instrument kuesioner
yang disebarkan kepada karyawan PT.
Transportasi Jakarta pada bulan Juni 2020.
Kuesioner disebarkan melalui google Form
dan diinformasikan melalui email dan melalui Gambar 6- Profil Reseponden Berdasarkan
Departement HRD PT. Transportasi Jakarta. Usia
HInggal berakhirnya batas pengumpulan data
tanggal 25 Juni 2020, terkumpul sebanyak 54

8
Kemudian pada gambar 7, dapat dilihat profil korelasi untuk melakukan rangkuman terhadap
responden berdasarkan divisi kerjanya. Divisi indikator-indikator dalam satu dimensi yang
Integerasi Bus Kecil sebanyak 1 orang, Divisi memiliki korelasi koefisien yang kuat.
Manajemen Rantai Pasok sebanyak 18 orang, Dilakukan perhitungan koefiesiene correlation
Divisi Manajemen Strategi dan Risiko 3 orang, matrix dan hasilnya ditampulkan di gambar 8.
Divisi Operasional sebanyak 1 orang, Divisi
Pembayaran dan Akuntansi sebanyak 6 orang, Untuk perhitungan indikator pada dimensi
Divisi Pemeliharaan Prasarana sebanyak 1 Human Capital. Hubungan antara indikator
orang, Perencanaan dan Evaluasi Operasi yang memiliki koefisien korelasi >0.6 ditandai
sebanyak 3 orang, Divisi Sekper dan Humas dengan latar belakang hijau dan di rangkum
sebanyak 6 orang, Sumber Daya Manusia sebagai indikator baru.
sebanyak 8 orang, Swakelola Teknik sebanyak
4 orang, Teknologi Informasi sebanyak 1
orang, dan Divisi UB Swakelola (Operasi)
sebanyak 2 orang.

Gambar 8. Perhitungan Koefiesiene


Correlation Matrix
Gambar 7. Profil Responden Berdasarkan
Divisi Pembuatan Model dengan SmartPLS

Hasil Evaluasi Pembahasan Reliabilitas Model

Untuk menstrukturkan model penelitian ini Setelah indikator dapat disederhanakan,


digunakan pendekatan Component Based dilakukan analisis jalur (path-analysis) dengan
Structural Equation Modeling (SEM) atau menggunakan perangkat lunak SmartPLS.
Partial Least Square (PLS). Dalam hal ini Untuk memastikan bahwa model valid dan fit
program yang digunakan adalah Smart PLS. untuk penelitian serta memiliki reliabilitas,
PLS merupakan metode alternative dengan dilakukan perhitungan Cronbach-alpha
pendekatan model persamaan structural coefficient. Indikator yang memiliki nilai
berbasis varian atau komponen yang koesfisien rendah akan di buang dari model
berorientasi yang dikembangkan oleh World dan model akan dihitung ulang. Gambar 9.
sebagai suatu metode umum untuk mentaksir Menujukkan Model dengan indicator yang
model jalur diantara hubungan variabel laten masih meiliki nilai Cronbach-alpha coefficient
atau konstruk yang secara tidak langsung dikur yang tidak sesuai dengan batasan reliabilitas,
oleh berbagai indicator (Yamin & Kurniawan, yaitu indiktaro Q1, Q4,Q5 sehiungga indiktaor
2009) harus harus dihilangkan.

Dimensionality Reduction
Variabel penelitan yang digunakan memiliki
indikaor yang cukup banyak. Untuk
melakukan simplifikasi analisis, dilakukan
dimensionality reduction agar jumlah indicator
berkurang, tanpa berpengaruh terlalu banyak
terhadap validitas analisis data. Peneliti
menggunakan metode DR berbasis koefisien

9
Statistics dan p-value 0.111, dengan level
signifikansi 0.15 mensyaratkan T-Statistik
diatas nilai 1.036 sehingga Hipotesis Ho2
dinyatakan diterima.

Ho3. Terdapat hubungan yang positif dan


signifikan antara variabel Budaya Organisasi
dan Stratgegi Human Capital. Hasil analisis
menunjukkan nilai 1.040 untuk T-Statistics dan
p-value 0.149. dengan level signifikansi 0.15
mensyaratkan T-Statistik diatas nilai 1.036
Gambar 9. Perhitungan Cronbach-Alpha sehingga Hipotesis Ho3 dinyatakan diterima.
Coefficient
Ho4. Terdapat hubungan yang positif dan
Path Analysis Computation signifikan antara variabel Turbulensi
Lingkungan dan Kinerja Unit Bisnis. Hasil
Langkah berikutnya adalah melakukan analisis analisis menunjukkan nilai 1.005 untuk T-
untuk menguji hipotesis yang telah di bangun Statistics dan p-value 0.158. dengan level
di atas. Dilakukan bootstrapping computation signifikansi 0.15 mensyaratkan T-Statistik
dengan Smart PLS dan memberikan hasil diatas nilai 1.036 sehingga Hipotesis Ho4
seperti pada table 2. Dan ditunjukkan pada dinyatakan ditolak.
Gambar 8.
Digunakan signifikan level 0.15 sehingga Ho5. Terdapat hubungan yang positif dan
ambang batas untuk nilai standar adalah signifikan antara variabel Human Capital dan
1.036.1 Kinerja Unit Bisnis Hasil analisis
menunjukkan nilai 3.258 untuk T-Statistics dan
p-value 0.001. dengan level signifikansi 0.15
mensyaratkan T-Statistik diatas nilai 1.036
sehingga Hipotesis Ho5 dinyatakan diterima.

Ho6. Terdapat hubungan yang positif dan


signifikan antara variabel Budaya Organisasi
Gambar 10. Perhitungan Bootstrapping
dan Kinerja Unit Bisnis. Hasil analisis
Computation
menunjukkan nilai 3.502 untuk T-Statistics dan
Hipotesis yang diuji dibahas sebagai berikut: p-value 0.000. dengan level signifikansi 0.15
mensyaratkan T-Statistik diatas nilai 1.036
Ho1. Terdapat hubungan yang positif dan sehingga Hipotesis Ho6 dinyatakan diterima.
signifikan antara variabel Turbulensi
Lingkungan dan Strategi Human Capital. Ho7. Terdapat hubungan yang positif dan
Hasil analisis menunjukkan nilai 0.175 untuk signifikan antara variabel Kepemimpinan
T-Statistics dan p-value 0.230, dengan level strategis dan Kinerja Unit Bisnis. Hasil
signifikansi 0.15 mensyaratkan T-Statistik analisis menunjukkan nilai 3.258 untuk T-
diatas nilai 1.036 sehingga Hipotesis Ho1 Statistics dan p-value 0.001. dengan level
dinyatakan ditolak. signifikansi 0.15 mensyaratkan T-Statistik
diatas nilai 1.036 sehingga Hipotesis Ho7
Ho2. Terdapat hubungan yang positif dan dinyatakan diterima.
signifikan antara variabel Kepemimpinan
Strategis dan Strategi Human Capital. Hasil
analisis menunjukkan nilai 1.222 untuk T-
1
Pada penelitian ini digunakan Level Siginifikansi
0.15 lebih besar dari yang biasa digunakan yaitu
0.05,

10
tidak berpengaruh terhadap strategi human
capital.
3. Dari 3 Variabel X, hanya 1 yang
berpengaruh langsung terhadap variabel Z
(Kinerja unit) yaitu variabel budaya
organisasi.

Keterbatasan Penelitian

1. Jumlah sampling kurang banyak, sehingga


data yang dihasilkan tidak maksimal,
2. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
KESIMPULAN untuk setiap indikator yang digunakan
untuk mengukuran dimensi tidak mudah
dipahami oleh responden,
Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil
3. Keterbatasan waktu saat penelitian.
dari penerlitian ini.
1. Hasil empiris memberikan dukungan
Rekomendasi/ Saran Penelitian Lanjutan
terhadap model penelitian. Hasil uji
1. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
hipotesis menunjukkan bahwa 4 dari 7
untuk setiap indikator yang digunakan
hipotesis awal diterima dan 3 ditolak.
untuk mengukuran dimensi harus
2. Strategi human capital berpengaruh pada
disederhanakan sehingga mudah dipahami
kinerja unit bisnis namun tidak signifikan.
oleh responden,
Dalam membentuk strategi human capital,
2. Penelitian dicoba pada perusahaan yang
variabel budaya organisasi dan
turbulensi lingkungannya lebih tinggi
kepemimpinan strategis berpengaruh
seperti perusahaan IT atau perusahaan
signifikan. Namun faktor eksternal yang
telekomunikasi.
diteliti disini yaitu turbulensi lingkungan

DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, I. W., & Suhaeni, T. (2017). Pengaruh Kepemimpinan Stratejik terhadap Strategi Bersaing
UKM Cafe dan Restoran. Jurnal Riset Bisnis dan Investasi , 3, 78-88.

Carnall, C., & Roebuck, C. (2015). Strategic Leadership Development. London: Palgrave.

Centre for Creative Leadeship. (2004). Strategic Leadership: An Organizational Imperative. Retrieved
June 30, 2020, from www.ccl.org:
https://myccl.ccl.org/leadership/pdf/general/cclstrategicwhitepaper.pdf

Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2008). Business Research Method. New York: Mc-Graw Hill.

Egan, C. (2011). Creating Organizational Advantage. New York: Routledge.

Fahmia, N. (2017). Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Bisnis dengan Strategic
Flexibility sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan , 5 (1), 71-85.

Hadian, D. (2015). Pengaruh Kepemimpinan, Struktur Organisasi, dan Budaya Organisasi terhadap
Kinerja Dinas serta Implikasinya pada Pelayanan Publik. Kontingensi , 3 (1), 26-43.

Harrison, J. S., & St. John, C. H. (2010). Foundation in Strategic Management. Mason: South Western
Cengage Learning.

11
Hitt, M., Ireland, R. D., & Hoskisson, R. (2009). Strategic Management Concepts. Mason: South-
Western Cengage Learning.

Hughes, R. L., & Beatty, K. M. (2005). 1st Edition Becoming a Strategic Leader: Your Role in Your
Organization's Enduring Success. San Fransisco: Jossey Bass.

Inayati, T. (2018). Strategi Manajemen SDM, Orientasi Pasar, dan Kinerja UKM. Jurnal Organisasi
dan Manajemen , 14 (2), 120-131.

Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action.
Boston, Massachussets, USA: Harvard Business School Press.

Pfister, J. A. (2009). Managing Organizational Culture for Effective Internal Control. Berlin: Physica-
Verlag.

Purwanti, Y., Pasaribu, N. R., & Lumbantobing, P. (2011). Harmonization Process Between Individual
Performance Appraisal and Business Unit Performance Appraisal Without Decreasing Employee
Engagement. Proceedings of The 3rd European Conference of Intellectual Capital (p. 577). Reading:
Academic Publishing International Limited.

Purwanto, A. (2013). Variabel Anteseden Budaya Organisasi dan Pengaruh Strategi Bisnis terhadap
Kinerja Organisasi: Pendekatan Konsep. Jurnal Akuntansi Aktual , 2 (1), 46-56.
Sulaksono, H. (2015). Budaya Organisasi dan Kinerja. Sleman: Deepublish.

Thomas, H., Smith, R. R., & Diez, F. (2013). Human Capital and Global Business Strategy. London:
Cambridge University Press.

Yamin, S., & Kurniawan, H. (2009). Strucrutal Equation Modeling Belajar Lebih Mudah Teknik
Analisis Data Kuesioner dengan Lisler - PLS. Salemba Infotek.

12

You might also like