You are on page 1of 11

GAMBARAN BURNOUT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

DI PURWOKERTO

NASKAH PUBLIKASI

Oleh
SOPIATI ALIMAH
G1D012090

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
MEI, 2016
GAMBARAN BURNOUT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN
DI PURWOKERTO

Sopiati Alimah 1, Keksi Girindra Swasti 2, Wahyu Ekowati 3


1
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman,
2,3
Laboratorium Keperawatan Jiwa FIKes Universitas Jenderal Soedirman
Email: sopiatialimah@gmail.com

ABSTRACT
Background: Burnout is physical, emotional, and mental fatigue due to long-term
involvement in situations full of emotional demands. Nursing students may be at risk for
burnout due to the many tasks and routines of life while undergoing lectures conducted
especially to the block system.
Purpose: This research aimed to describe burnout in students of nursing department and
burnout level difference between two periods of intake.
Method: This research used quantitative descriptive study with the type of cross sectional
design. The sampling technique used total sampling technique. The sample size was 156
respondents who met inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed by using frequency
distribution and percentage, as well as Kolmogorov-Smirnov.
Result: The majority of respondents were female (80,8%), chose a major that fit their interest
(67,9%), very satisfactory GPA (62,8%), and from Central Java (65,4%). The number of
respondents in 2013 and 2014 was 77 and 79 students. respectively. The majority of students
experiencing moderate level of burnout was (56,4%). Kolmogorov-Smirnov test indicated p-
value of 0,170.
Conclusion: The majority of students experienced moderate level of burnout and there was
no difference of burnout level between 2013 intake and 2014 intake.
Keywords: block system, burnout, nursing student

ABSTRAK
Burnout merupakan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan keterlibatan jangka
panjang dalam situasi yang penuh dengan tuntutan emosional. Mahasiswa keperawatan dapat berisiko
mengalami burnout akibat banyaknya tugas dan rutinitas kehidupan yang dilakukan saat menjalani
perkuliahan terlebih dengan sistem blok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran burnout
pada mahasiswa jurusan keperawatan dan perbedaan tingkat burnout antara kedua periode angkatan.
Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif kuantitatif dengan jenis desain cross sectional.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Besar sampel yaitu 156 responden
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan
persentase, serta Kolmogorov-Smirnov. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (80,8%),
kuliah sesuai dengan minatnya (67,9%), IPK sangat memuaskan (62,8%), dan berasal dari Jawa
Tengah (65,4%). Jumlah responden angkatan 2013 dan 2014 adalah 77 dan 79 orang. Mayoritas
mahasiswa mengalami burnout tingkat sedang (56,4%). Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan p-
value 0,170. Mayoritas mahasiswa mengalami burnout tingkat sedang dan tidak ada perbedaan tingkat
burnout antara angkatan 2013 dan 2014.
Kata kunci: burnout, mahasiswa keperawatan, sistem blok.
PENDAHULUAN Selain itu tahap analisis dan pemantapan,
Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, serta tahap umpan balik dan evaluasi.
dan globalisasi dunia berdampak secara Terdapat juga kegiatan di luar perkuliahan
langsung terhadap sistem pelayanan untuk mengasah soft skill yaitu dengan
kepada masyarakat, termasuk pelayanan mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa
kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan yang (UKM).
diberikan harus terjamin, tidak berisiko, Banyaknya metode dan rutinitas
dan dapat memberi kepuasan, termasuk kehidupan yang dilakukan saat menjalani
pelayanan keperawatan yang profesional. perkuliahan di kampus, mahasiswa dapat
Berdasarkan hal tersebut, perawat harus berisiko mengalami burnout. Menurut
memiliki kompetensi yang memadai dan Pines & Aronson dalam Nursalam (2015)
memiliki tanggungjawab yang dapat burnout merupakan kelelahan fisik,
diandalkan. Untuk menghasilkan tenaga emosional, dan mental yang disebabkan
keperawatan ini perlu melalui jalur keterlibatan jangka panjang dalam situasi
pendidikan tinggi yaitu penyelenggaraan yang penuh dengan tuntutan emosional.
Pendidikan Sarjana Keperawatan Leiter & Maslach dalam Nursalam (2015)
(Kurikulum Inti Pendidikan Ners, 2015). membagi beberapa faktor yang
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu- mempengaruhi munculnya burnout.
ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Pertama, work overload dimana individu
Soedirman (FIKes Unsoed) juga terlalu banyak melakukan pekerjaan
menyelenggarakan program studi sarjana dengan waktu yang sedikit. Kedua, lack of
keperawatan. Struktur kurikulum yang work control yaitu aturan yang terkadang
digunakan sejak tahun 2010 mengacu pada membuat individu memiliki batasan dalam
SK Mendiknas no.045/U/2002 tentang berinovasi. Ketiga, rewarded for work
kurikulum berbasis kompetensi yaitu dimana kurangnya apresiasi dari
kurikulum dengan sistem blok. Kurikulum lingkungan perkuliahan. Keempat,
ini diselesaikan dalam waktu delapan breakdown in community dimana individu
semester dan selama-lamanya empat belas yang kurang memiliki rasa belongingness
semester, dengan total beban studi 144 sks terhadap lingkungan kuliahnya. Kelima,
(Buku Pedoman FIKes Jurusan treated fairly yaitu perasaan diperlakukan
Keperawatan Unsoed, 2015). tidak adil. Keenam, dealing with conflict
Kurikulum sistem blok dicapai values yaitu individu melakukan sesuatu
melalui berbagai metode pengajaran yang yang tidak sesuai dengan nilainya.
digunakan diantaranya untuk Pangastiti (2011) menyatakan
pengembangan kognitif dilaksanakan burnout syndrome banyak ditemukan pada
SGD, kuliah interaktif (lecture), SDL, profesi yang bersifat human service seperti
PBL, Diskusi Panel Narasumber (DPN), polisi, perawat, dokter, konselor, dan
CL, Debate Session (DS), DL, CD pekerja sosial. Penelitian yang dilakukan
interaktif, portofolio, diskusi film, refferat oleh Moreira et al (2009) pada perawat di
journals, dan karya tulis ilmiah atau suatu rumah sakit besar di Brasil Selatan
skripsi. Untuk pengembangan skills menunjukkan bahwa prevalensi profesi
dilaksanakan praktikum laboratorium, role perawat yang mengalami burnout
play atau simulasi, pembuatan poster dan sebanyak 35,7% dari 151 responden.
film, praktek lapangan, dan skill lab. Fakhsianoor dan Shinta (2014) juga
Adapun untuk pengembangan attitude atau melakukan penelitian pada perawat di
afektif dilaksanakan tahap pengumpulan Rumah Sakit Banjarmasin yang
informasi bahwa mahasiswa diharapkan menunjukkan hasil bahwa 20% responden
secara aktif mampu mencari dan menyerap mengalami burnout ringan dan 80%
semua informasi pembelajaran dari mengalami burnout sedang. Burnout tidak
berbagai sumber yang ada disekitarnya. hanya dialami oleh perawat, tetapi dapat
juga terjadi pada mahasiswa keperawatan pencapaian selalu kurang, merasa kurang
ketika menjalani perkuliahan. Hal ini kompeten, tujuan yang ingin dicapai mulai
sesuai dengan hasil penelitian Silva, et al. berubah, tidak peka, acuh tak acuh, dan
(2014) menunjukkan bahwa 570 tidak puas dengan jalan hidup. Selanjutnya
mahasiswa keperawatan dari tiga 9 mahasiswa mengalami kelelahan fisik
Universitas di Brazil mengalami burnout dan kelelahan emosional. Sedangkan 2
64% pada dimensi exhaustion tinggi, mahasiswa lainnya hanya mengalami
35,79% pada dimensi sinisme yang tinggi, kelelahan fisik,
dan 87,72% pada dimensi pencapaian Paparan di atas menunjukkan bahwa
prestasi pribadi yang rendah. 14 mahasiswa keperawatan FIKes Unsoed
Burnout dapat memberikan dampak diantaranya cenderung dikatakan
negatif tidak hanya bagi individu yang mengalami burnout, sedangkan 11 orang
mengalaminya, tetapi juga bagi institusi. cenderung dikatakan tidak mengalami
Dampak yang ditimbulkan tergantung burnout. Oleh karena itu, penulis tertarik
pada tahap burnout yang dialami individu. meneliti gambaran burnout pada
Menurut Goliszek dalam Lamria (2009) mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas
burnout dapat diklasifikasikan menjadi Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal
empat tahap. Tahap pertama adalah Soedirman.
idealisme dan harapan yang tinggi. Tahap
kedua adalah pesimis dan ketidakpuasan METODE
kerja dini. Tahap ketiga, mundur dan Jenis penelitian ini menggunakan metode
mengisolasi diri. Tahap keempat, tidak studi deskriptif kuantitatif dengan
dapat berbalik dan kehilangan minat. rancangan jenis desain cross sectional.
Berdasarkan hasil penelitian Jennings Tempat penelitian dilaksanakan di kampus
(2009) mahasiswa medis yang mengalami Jurusan Keperawatan FIKes Unsoed dan
burnout lebih cenderung berpotensi dua pengambilan data dilakukan pada bulan
hingga tiga kali lipat memiliki keinginan Maret 2016. Teknik pengambilan sampel
untuk bunuh diri dibandingkan mahasiswa yaitu dengan metode total sampling yang
lain yang tidak mengalami burnout. Selain sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak
itu, hasil penelitian Gerber, et al (2013) 156 mahasiswa.
bahwa siswa yang burnout mengalami Kriteria inklusi penelitian ini adalah
gejala depresi, penurunan skor kepuasan Mahasiswa Jurusan Keperawatan FIKes
hidup, dan kualitas tidur berkurang. Unsoed angkatan 2013 dan 2014, serta
Berdasarkan studi pendahuluan pada bersedia menjadi responden. Sedangkan
25 mahasiswa Jurusan Keperawatan kriteria eksklusi penelitian ini adalah
Unsoed, 14 orang diantaranya mengalami mahasiswa yang sedang menyusun skripsi,
kelelahan fisik berupa sakit kepala, sakit mahasiswa alih jenjang, mahasiswa profesi
punggung, demam, tegang otot leher dan Ners, mahasiswa yang menjalani
bahu, sulit tidur, perubahan kebiasaan perkuliahan kurang dari satu tahun, dan
makan, dan letih. Kelelahan emosi yang mahasiswa yang mengalami sakit fisik
dialami yaitu perasaan capek dan lelah dalam jangka waktu lama hingga
setiap hari, merasa sedih untuk alasan yang berakhirnya proses penelitian.
tidak jelas, suka marah, bosan, sulit Instrumen untuk mengukur burnout
mendapatkan kesempatan untuk istirahat adalah Maslach Burnout Inventory-Student
karena rutinitas, putus asa, merasa tidak Survey (MBI-SS) yang diadopsi dari Laili
memiliki apa-apa, merasa gagal, dan (2014) dengan reliabilitas 0,936. Pada
kehilangan semangat. Serta kelelahan penelitian ini semua data disajikan dalam
mental yang dialami yaitu kaku dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
berfikir, rutinitas sehari-hari mulai terasa persentase. Uji komparatif menggunakan
tertekan, selalu bekerja keras tapi uji Kolmogorov-Smirnov.
HASIL Tabel 3 Distribusi frekuensi responden
A. Karakteristik responden berdasarkan dimensi burnout (N=156)
Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik Tingkat Burnout
responden (N=156) Dimensi Tidak Ringan Sedang Berat
Variabel Kategori (n) % n % n % n % n %
Jenis Kelamin Laki-laki 30 19,2 Exhaustion 1 0,6 48 30,8 104 66,7 3 1,9
Perempuan 126 80,8 Sinisme 1 0,6 96 61,5 57 36,5 2 1,3
Pilihan Sesuai minat 106 67,9
Jurusan Tidak sesuai 50 32,1 MPPA 2 1,3 64 41 87 55,8 3 1,9
Berdasarkan minat
Minat
Sumber: data primer terolah
Periode 2013 77 49,4 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
Angkatan 2014 79 50,6 bahwa mayoritas Mahasiswa Jurusan
IPK Kurang 3 1,9 Keperawatan angkatan 2013 dan 2014
memuaskan
Memuaskan 25 16,0 pada dimensi keletihan emosi dan
Sangat 98 62,8 menurunnya pencapaian prestasi akademik
memuaskan mengalami burnout sedang, masing-
Dengan pujian 30 19,2
Daerah Asal DKI Jakarta 4 2,6
masing sebesar 66,7% dan 55,8%.
Tempat Jawa Barat 34 21,8 Sedangkan pada dimensi sinisme
Tinggal Jawa Tengah 102 65,4 mayoritas mengalami burnout ringan
Jawa Timur 6 3,8 sebesar 61,5%.
Sumatera 7 4,5
Maluku 3 1,9
C. Gambaran Burnout Berdasarkan
Sumber: data primer terolah Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui Tabel 4 Gambaran burnout berdasarkan
bahwa mayoritas Mahasiswa Jurusan karakteristik responden (N=156)
Tingkat Burnout
Keperawatan angkatan 2013 dan 2014
Variabel Kategori Ringan Sedang Berat
berjenis kelamin perempuan (80,8%). n % n % n %
Mayoritas responden (67,9%) kuliah di Jenis L 11 36,7 19 63,3 0 0
Jurusan Keperawatan FIKes Unsoed sesuai Kelamin P 56 44,4 69 54,8 1 0,8
dengan minatnya. Jumlah responden Pilihan Minat 52 49,1 54 50,9 0 0
angkatan 2013 dan 2014 hampir seimbang. Jurusan Tidak 15 30 34 68 1 2
Mayoritas responden berada pada kategori Periode 2013 40 51,9 37 48,1 0 0
IPK sangat memuaskan sebesar 62,8%. Angkatan 2014 27 34,2 51 64,6 1 1,3
Selain itu dapat diketahui bahwa IPK <2 0 0 3 100 0 0
mayoritas responden berasal dari Jawa 2,00 –
9 36 16 64 0 0
Tengah sebesar 65,4%. 2,75
2,76 –
B. Gambaran Burnout Mahasiswa 38 38,8 59 60,2 1 1
3,50
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
3,51 –
berdasarkan skor total burnout (N=156) 4,00
20 66,7 10 33,3 0 0
Kategori (n) % Daerah DKI
2 50 2 50 0 0
Tidak Burnout 0 0 Asal Jakarta
Tempat Jabar 14 41,2 20 58,8 0 0
Burnout Ringan 67 42,9
Tinggal Jateng 45 44,1 56 54,9 1 1
Burnout Sedang 88 56,4
Jatim 3 50 3 50 0 0
Burnout Berat 1 0,6 Sumatera 2 28,6 5 71,4 0 0
Sumber: data primer terolah Maluku 1 33,3 2 66,7 0 0
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui Sumber: data primer terolah
bahwa mayoritas Mahasiswa Jurusan Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
Keperawatan angkatan 2013 dan 2014 bahwa berdasarkan jenis kelamin,
mengalami burnout tingkat sedang sebesar persentase laki-laki mengalami burnout
56,4%. sedang lebih tinggi dari pada perempuan
yaitu sebanyak 63,3%. Berdasarkan
kesesuaian minatnya, persentase burnout ketelatenan yang biasanya sifat tersebut
sedang, lebih banyak dialami oleh lebih banyak dimiliki oleh sebagian besar
mahasiswa yang kuliah tidak sesuai kaum perempuan. Sifat sabar, tekun, dan
dengan minatnya yaitu sebesar 68%. telaten yang dimiliki oleh perempuan,
Responden angkatan 2013 mayoritas menyebabkan mahasiswa perempuan
mengalami burnout ringan sebesar 51,9%, mampu mengerjakan asuhan keperawatan
sedangkan angkatan 2014 mayoritas dengan lebih teliti (Fikri dalam Beauty dan
mengalami burnout sedang sebesar 64,6%. Arif, 2009).
Berdasarkan IPK nya, persentase yang Hasil penelitian menunjukkan
memiliki IPK memuaskan mengalami mayoritas responden kuliah di Jurusan
burnout sedang lebih tinggi dari pada yang Keperawatan FIKes Unsoed sesuai dengan
memiliki IPK sangat memuaskan yaitu minatnya. Hal ini disebabkan akreditasi
sebesar 64%. Persentase yang mengalami Jurusan Keperawatan FIKes Unsoed sudah
burnout sedang lebih tinggi pada menjadi B sejak 2013, sehingga banyak
mahasiswa yang berasal dari Sumatera dan diminati. Sebagaimana sesuai dengan SK
Maluku yaitu masing-masing sebanyak no. 257/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XII/2013
71,4% dan 66,7%, serta terdapat 1% yang (BAN-PT 2013). Pekerjaan perawat pun
mengalami burnout berat berasal dari Jawa sudah dilindungi oleh UU No.38 tahun
Tengah. 2014 tentang keperawatan. Lahan untuk
D. Hasil Uji Komparatif karier seorang perawat juga banyak,
Tabel 5 Hasil uji komparatif variabel seperti klinis, administrasi, riset atau
periode angkatan dengan skor total pendidikan, bahkan dapat melakukan
burnout (n = 156) praktik secara mandiri sebagaimana dalam
Kategori
Tingkat Burnout pv UU keperawatan pasal 28. Jumlah
Variabel Ringan Sedang Berat responden angkatan 2013 dan 2014 hampir
n % n % n % seimbang, dikarenakan daya tampung
2013 40 51,9 37 48,1 0 0 0,170
2014 27 34,2 51 64,6 1 1,3
untuk Jurusan Keperawatan FIKes Unsoed
Sumber: data primer terolah cenderung tetap atau hampir sama dari
Berdasarkan tabel 5 hasil tahun ke tahunnya yaitu 80 hingga 90
menunjukkan bahwa nilai kemaknaan orang.
yaitu p = 0,170 atau p > 0,05, sehingga Mayoritas mahasiswa angkatan 2013
dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada dan 2014 Jurusan Keperawatan FIKes
perbedaan tingkat burnout antara periode Unsoed berada pada kategori IPK 2,76 –
angkatan 2013 dan 2014 Mahasiswa 3,50 atau sangat memuaskan. Hal ini
Jurusan Keperawatan FIKes Unsoed. sejalan dengan hasil penelitian Utami dan
Efy (2013) bahwa mayoritas mahasiswa
PEMBAHASAN jurusan keperawatan memiliki IPK dengan
Hasil penelitian menunjukkan sebagian kategori sangat memuaskan sebanyak
besar mahasiswa jurusan keperawatan 62,3%. Hal ini sesuai dengan kriteria
angkatan 2013 dan 2014 berjenis kelamin kelulusan sistem blok di Jurusan
perempuan. Hal ini sejalan dengan hasil Keperawatan FIKes Unsoed bahwa
penelitian Chahyani (2012) bahwa jenis mahasiswa dinyatakan kompeten dan lulus
kelamin perempuan pada mahasiswa S1 blok apabila kompetensi masing-masing
keperawatan menempati proporsi elemen penilaian (kognitif, psikomotor,
terbanyak yaitu sebesar 93,9%, karena dan afektif) lulus dengan bobot 2,5 dengan
perempuan memang lebih memiliki minat catatan nilai psikomotor atau skills lab
untuk mengambil jurusan keperawatan. minimal bobot 3,5 dan afektif minimal
Hal ini kemungkinan disebabkan bobot 3. (Buku Pedoman FIKes Unsoed
pekerjaan di dunia keperawatan Jurusan Keperawatan, 2015). Mayoritas
membutuhkan kesabaran, ketekunan dan responden berasal dari Jawa Tengah,
dikarenakan Unsoed terletak di Provinsi Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
Jawa Tengah, sehingga peminatnya mahasiswa yang kuliah di jurusan
banyak yang berasal dari daerah sendiri. keperawatan sesuai dengan minatnya. Hal
Selain itu, di Jawa Tengah bagian selatan, ini sejalan dengan penelitian Katsifaraki
hanya terdapat Unsoed yang merupakan dan Philip (2013) bahwa mayoritas
universitas negeri. mahasiswa keperawatan mengalami
Mayoritas mahasiswa mengalami sinisme yang ringan sebesar 72,7%,
burnout tingkat sedang. Burnout dapat disebabkan mahasiswa tertarik dengan
disebabkan oleh faktor work overload. kampusnya dan memiliki rasa empati yang
Menurut Leiter dan Maslach dalam baik terhadap orang lain.
Nursalam (2009) work overload adalah Berdasarkan jenis kelamin,
suatu keadaan dimana individu terlalu persentase laki-laki mengalami burnout
banyak melakukan pekerjaan dengan sedang lebih tinggi dari pada perempuan.
waktu yang sedikit. Overload terjadi Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
karena pekerjaan yang dikerjakan melebihi Djara (2013) yang menunjukkan bahwa
kapasitas kemampuan manusia yang perawat laki-laki lebih mengalami burnout
memiliki keterbatasan. Work overload (mean= 35,44) dibandingkan perempuan
dapat terjadi karena mahasiswa harus (mean= 30,56). Hal ini disebabkan oleh
menjalani perkuliahan dari pagi hingga koping stres, karena perempuan lebih
sore dan hampir setiap hari dari Senin lentur dan lebih mampu menangani
hingga Jumat. Selain menjalani tekanan-tekanan besar. Sedangkan laki-
perkuliahan di kampus, mahasiswa juga laki lebih kaku dan serius dalam
harus mengerjakan tugas-tugas dengan menghadapi masalah. Sedangkan hasil
waktu pengumpulan tugas yang terbatas. penelitian Diaz (2007) bahwa rerata
Struktur kurikulum yang digunakan burnout mahasiswa yang bekerja pada
sejak tahun 2010 mengacu pada SK laki-laki dan perempuan hampir seimbang
Mendiknas no.045/U/2002 tentang yaitu masing-masing sebesar 83,7 dan
kurikulum berbasis kompetensi yaitu 82,56. Hal ini juga dapat terjadi karena
kurikulum dengan sistem blok. kurang meratanya jumlah mahasiswa
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa berdasarkan jenis kelamin.
diharapkan dapat mengatur waktu seefektif Persentase burnout dengan kategori
mungkin, karena waktu untuk tingkat sedang, lebih banyak dialami oleh
menyelesaikan dalam satu blok cukup mahasiswa yang kuliah tidak sesuai
singkat, sehingga sistem pembelajaran pun dengan minatnya. Hal ini disebabkan
akan menjadi cukup padat. Namun, bagi ketika jurusan program pendidikan tinggi
mahasiswa yang pintar dalam mengatur yang dipilih tidak sesuai minatnya, maka
waktu dan mengelola work overload dapat menyebabkan kurangnya rasa
tersebut, mahasiswa tetap dapat menjalani ketertarikan positif di lingkungannya, dan
rutinitas tanpa begitu banyak tekanan. individu akan kurang memiliki rasa
Sehingga hal ini juga lah yang menjadi belongingness terhadap lingkungan
penyebab mayoritas mahasiswa burnout perkuliahan yang dijalaninya. Menurut
tidak pada kategori berat. Leiter dan Maslach dalam Nursalam
Mayoritas mahasiswa mengalami (2009) breakdown in community adalah
burnout tingkat ringan pada dimensi suatu kondisi dimana seseorang akan
sinisme. Hal ini disebabkan mayoritas melakukan pekerjaan dengan maksimal
mahasiswa tertarik pada jurusan ketika memiliki kenyamanan,
keperawatan sejak mendaftarkan diri di kebahagiaan, dan hubungan yang baik di
kampus, merasa bangga kuliah di jurusan lingkungannya. Ketika semua itu dirasakan
keperawatan, dan menemukan hikmah atau tidak baik, maka akan membuat suasana di
pelajaran pada setiap tugas yang diberikan.
lingkungan tidak nyaman, full of anger, maka hal tersebut dapat berdampak pada
frustasi, cemas, dan merasa tidak dihargai. terguncangnya emosi, kecemasan,
Responden angkatan 2013 ketidakpuasan, dan keluhan terhadap nasib
mengalami burnout ringan lebih tinggi dari yang dialami (Fitriany, 2008). Hal tersebut
angkatan 2014. Hal ini kemungkinan juga yang mengakibatkan mahasiswa
disebabkan saat pengambilan data, perantau mengalami burnout.
angkatan 2014 sedang berada di blok Jika burnout berat dialami oleh 1%
Circulation and Oxygenation dimana mahasiswa dari Jawa Tengah,
mahasiswa sedang menjalani perkuliahan kemungkinan disebabkan mahasiswa
yang cukup padat, dengan tugas-tugas tersebut diketahui kuliah di jurusan
yang cukup banyak, serta menjalani skill keperawatan tidak sesuai dengan
lab bahkan persiapan untuk ujian skill lab minatnya. Selain itu, mahasiswa yang
dan ujian akhir blok, sehingga mahasiswa berasal dari Jawa Tengah cenderung
sedang mengalami banyak tekanan. tinggal bersama orangtuanya, karena
Berbeda dengan angkatan 2013 yang baru Unsoed terletak di daerah tempat
memasuki blok Mental Health Nursing di mahasiswa tersebut tinggal. Hal ini sejalan
minggu pertama, sehingga mahasiswa dengan hasil penelitian Diaz (2007) bahwa
tidak banyak mengalami tekanan karena rerata burnout lebih tinggi pada mahasiswa
perkuliahan belum padat dan masih belum yang tinggal di rumah orangtua di
mendapatkan banyak tugas. Hal ini sejalan bandingkan dengan mahasiswa kos.
dengan hasil penelitian Cecil, et al. (2014) Kemungkinan hal ini dikarenakan adanya
bahwa persentase burnout mahasiswa peran ganda seperti dalam teori Leiter dan
kedokteran pada tahun kedua lebih besar Maslach dalam Nursalam (2009) bahwa
daripada tahun ketiga, yaitu sebesar 27,3% faktor konflik peran salah satunya peran
dan 24,2%. Hal ini disebabkan perbedaan ganda, dapat menyebabkan seseorang
adaptasi dalam pembelajaran, pengalaman mengalami burnout. Peran ganda terjadi
menjadi mahasiswa, dan mata kuliah yang pada mahasiswa ketika di rumah berperan
diambil. menjadi seorang anak yang cenderung
Persentase yang mengalami burnout harus membantu pekerjaan rumah,
dengan kategori tingkat sedang lebih tinggi sedangkan mahasiswa tersebut juga
pada mahasiswa yang berasal dari berperan sebagai mahasiswa yang harus
Sumatera dan Maluku. Hal ini disebabkan menyelesaikan semua tugas-tugas
mahasiswa yang berasal dari Sumatera dan perkuliahannya, sehingga mahasiswa
Maluku adalah mahasiswa perantau. Pada memiliki lebih banyak tekanan.
proses pendewasaan dalam mencapai Tidak terdapat perbedaan tingkat
kesuksesan, mahasiswa perantau burnout antara periode angkatan 2013 dan
dihadapkan pada berbagai perubahan dan 2014. disebabkan sarana dan prasarana
perbedaan diberbagai aspek kehidupan yang mahasiswa gunakan atau lingkungan
yang membutuhkan kepercayaan diri, perkuliahan adalah sama, sistem
mandiri serta banyak penyesuaian pembelajaran yang digunakan adalah
(Chandra, 2004). Berdasarkan hasil sama-sama dengan sistem blok. Faktor
penelitian Anggarini (2013) bahwa penyebab burnout mahasiswa kedua
semakin tinggi kemandirian maka semakin angkatan juga hampir sama jika dilihat
tinggi penyesuaian diri yang dilakukan dari beberapa faktor penyebab burnout
oleh mahasiswa perantau, begitupun menurut Leiter dan Maslach dalam
semakin tinggi penyesuaian diri maka Nursalam (2009) diantaranya faktor work
semakin tinggi pula kemandirian yang overload, reward, breakdown in
dilakukan. Ketika mahasiswa perantau community, dan usia. Selain itu dilihat
tersebut tidak memiliki kepercayaan diri, berdasarkan data asal daerah tempat
mandiri serta banyak penyesuain diri,
tinggal dan pendapat mahasiswa KESIMPULAN
mengenai pelaksanaan sistem blok. Mayoritas mahasiswa jurusan keperawatan
Berdasarkan kuesioner, jawaban angkatan 2013 dan 2014 berjenis kelamin
yang diungkapkan oleh angkatan 2013 dan perempuan dan kuliah di Jurusan
2014 hampir sama, seperti pada dimensi Keperawatan FIKes Unsoed sesuai dengan
exhaustion mayoritas mahasiswa kedua minatnya. Jumlah responden angkatan
angkatan menjawab pernyataan merasa 2013 dan 2014 hampir seimbang,
lelah ketika bangun pagi dan merasa penat mayoritas berada pada kategori IPK sangat
pada skor yang sama yaitu 5 atau sering memuaskan, dan mayoritas berasal dari
sekali. Hal ini menunjukkan bahwa Jawa Tengah. Gambaran burnout
mahasiswa sama-sama merasakan lelah mahasiswa mayoritas mengalami burnout
akibat beban yang cukup berat karena tingkat sedang dan berdasarkan masing-
perkuliahan. Berdasarkan data yang masing dimensi mayoritas mahasiswa pada
diambil, mahasiswa angkatan 2013 dan dimensi keletihan emosi dan menurunnya
2014 yang kuliah tidak sesuai dengan pencapaian prestasi akademik mengalami
minatnya yaitu hampir sama, masing- burnout tingkat sedang, sedangkan pada
masing 24 orang dan 26 orang. Asal dimensi sinisme mayoritas mengalami
daerah tempat tinggal mahasiswa 2013 dan burnout ringan.
2014 juga sama, sehingga faktor budaya Gambaran burnout berdasarkan jenis
asal daerah kedua angkatan ini hampir kelamin, persentase laki-laki mengalami
sama. Jika dilihat dari faktor reward, burnout dengan kategori tingkat sedang
berdasarkan data yang mendapatkan lebih tinggi dan persentase burnout sedang
beasiswa mahasiswa kedua angkatan ini lebih banyak dialami oleh mahasiswa yang
sama-sama banyak yang mendapatkan kuliah tidak sesuai dengan minatnya.
beasiswa baik itu beasiswa berdasarkan Responden angkatan 2013 mengalami
prestasi maupun tidak mampu. burnout ringan yang lebih tinggi
Berdasarkan usia, usia mahasiswa dibandingkan angkatan 2014. Semakin
angkatan 2013 berada pada rentang 20 tinggi IPK maka semakin ringan tingkat
hingga 21 tahun, dan angkatan 2014 burnout mahasiswa. Persentase yang
berada pada rentang 19 hingga 20 tahun. mengalami burnout sedang lebih tinggi
Menurut Depkes RI (2009) usia tersebut pada mahasiswa yang berasal dari
sama-sama berada pada kategori remaja Sumatera dan Maluku, serta terdapat 1%
akhir yaitu 17 – 25 tahun. Berdasarkan hal yang mengalami burnout berat berasal dari
tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada Jawa Tengah. Selain itu, tidak terdapat
perbedaan kategori usia mahasiswa antara perbedaan tingkat burnout antara periode
kedua angkatan. Selain itu, kedua angkatan angkatan 2013 dan 2014.
ini juga sama-sama mengakui bahwa
meskipun padatnya rutinitas sistem blok, SARAN
mahasiswa telah dapat beradaptasi dengan Saran yang dapat diberikan bagi
sistem blok ini. Menurut hasil penelitian mahasiswa yang berada pada tingkat
Christyanti, Dewi, dan Wiwik (2010) burnout sedang diharapkan dapat terus
terhadap stres pada mahasiswa kedokteran beradaptasi dengan pembelajaran sistem
yang menggunakan sistem blok blok, pintar mengatur waktu seefektif
menunjukkan bahwa apabila mahasiswa mungkin, dan mengelola work overload
memiliki penyesuaian diri terhadap dengan lebih baik. Selain itu, mahasiswa
tuntutan akademik yang baik, maka diharapkan memiliki strategi koping yang
kecenderungan stresnya rendah, begitu pun efektif untuk menangani burnout. Bagi
sebaliknya. Hal ini juga yang dapat mahasiswa yang kuliah di jurusan
membantu meminimalisir tingkat burnout keperawatan tidak sesuai dengan
pada mahasiswa. minatnya, diharapkan lebih meningkatkan
wawasan tentang keperawatan seperti Beauty, S. & Arif, W. (2009). Hubungan
dengan melihat prospek kerja perawat antara peran dosen pembimbing
yang cukup luas, tidak hanya di klinis dengan kecemasan mahasiswa
namun dapat menjadi tenaga pendidik atau keperawatan dalam menghadapi
membuka praktik mandiri. Mahasiswa tugas akhir skripsi di Fakultas Ilmu
juga dapat melihat tokoh-tokoh yang Kesehatan UMS. (Naskah Publikasi).
sukses di bidang keperawatan agar Retrieved from
belongingness terhadap profesi perawat https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bits
semakin kuat. Bagi mahasiswa perantau, tream/handle.
diharapkan lebih meningkatkan Cecil, J., et al. (2014). Behaviour and
kepercayaan diri, kemandirian, serta burnout in medical students.
banyak penyesuaian diri. Selain itu, Research Article Medical Education
mahasiswa lainnya diharapkan Online, 19. Retrieved from
memberikan dukungan bagi mahasiswa http://media.proquest.com.
perantau, agar mahasiswa perantau lebih
dapat meningkatkan kepercayaan diri dan Chahyani, I. (2012). Hubungan tingkat
sosialisasi terhadap sesama teman di pengetahuan dengan sikap
lingkungan. Mahasiswa Regular FIK UI
Saran yang dapat diberikan pada terhadap RUU Keperawatan.
penelitian selanjutnya adalah, jika (Skripsi). Retrieved from
pengambilan data dilakukan pada angkatan http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/202
yang berbeda sebaiknya dilakukan dalam 99357-S1984-Isti%20Cahyani.pdf.
kondisi beban yang hampir sama, dapat Chandra, P. E. (2004). Trik bisnis menuju
melakukan penelitian lanjutan mengenai sukses. Yogyakarta: Grafika Indah.
faktor-faktor yang mempengaruhi burnout
Christyanti, D., Dewi, M., & Wiwik, S.
pada mahasiswa, membandingkan tingkat
(2010). Hubungan antara
burnout antara mahasiswa yang mengikuti
penyesuaian diri terhadap tuntutan
sistem blok dan yang bukan, dan
akademik dengan kecenderungan
memberikan intervensi atau strategi
stress pada Mahasiswa Fakultas
koping yang tepat untuk meminimalkan
Kedokteran Universitas Hang Tuah
atau bahkan mencegah terjadinya kondisi
Surabaya. Jurnal INSAN, 12(03).
burnout.
Retrieved from
http://www.journal.unair.ac.id/filerP
REFERENSI DF/3-12_3.pdf.
Anggarini, E. N. (2013). Hubungan antara
kemandirian dengan penyesuaian Departemen Kesehatan Republik
diri pada mahasiswa baru yang Indonesia. (2009). Frofil Kesehatan
merantau di Kota Malang. Jurnal Indonesia. Jakarta: DepKes RI.
Psikologi. Retrieved from Retrieved from
http://psikologi.ub.ac.id/wp- http://www.depkes.go.id/resources/d
content/uploads/2013/10/jurnal- ownload/pusdatin/profil-kesehatan-
ERINA.pdf. indonesia/profil-kesehatan-
indonesia-2008.pdf.
Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi 2013. Nilai dan peringkat Diaz, R. (2007). Hubungan antara burnout
akreditasi institusi perguruan tinggi. dengan motivasi berprestasi
Retrieved from http://ban- akademis pada mahasiswa yang
pt.kemdiknas.go.id/hasil- bekerja. (Skripsi). Retrieved from
pencarian.php. http://www.gunadarma.ac.id/library/
articles/graduate/psychology/2007/A
rtikel_10599179.pdf.
Djara, J. A. Perbedaan kelelahan kerja from http://digilib.uin-
(burnout) antara perawat laki-laki suka.ac.id/13716/1/BAB%20I,%20V
dan perawat perempuan di RSUD ,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.
Kota Soe. (Skripsi). Retrieved from Lamria, E., & Monalisa, S. (2009). Faktor-
http://repository.uksw.edu/bitstream/ faktor yang mempengaruhi kejadian
123456789/6781/2/T1_802009139_ burnout pada perawat pelaksana di
Full%20text.pdf. RS PGI Cikini Jakarta. (Naskah
Fakhsianoor & Shinta, D. (2014). Publikasi). Retrieved from
Hubungan antara stress kerja dengan http://lib.ui.ac.id.
burnout pada perawat di ruang ICU, Moreira, et al. (2009). Prevalence of
ICCU, dan PICU RSUD Ulin Burnout Syndrome in Nursing Staff
Banjarmasin. Artikel An-Nadaa, In A Large Hospital in South of
1(1), 10-13. Retrieved from Brazil. Medline Journal, 25(7):1559-
http://ojs.uniska- 68. Retrieved from
bjm.ac.id/index.php/ANN/article/vie http://media.proquest.com.
wFile/102/97.
Nursalam. (2015). Metodologi penelitian
Fitriany, R. (2008). Hubungan adversity ilmu keperawatan: pendekatan
quotient dengan penyesuaian diri praktis, ed. 4. Jakarta: Salemba
sosial pada mahasiswa perantau di Medika.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(Skripsi). Retrieved from Pangastiti, N.K. (2011). Analisis pengaruh
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/ dukungan sosial keluarga terhadap
bitstream/123456789/13700/1/RAN burnout pada perawat kesehatan di
Y%20FITRIANY-PSI.pdf. rumah sakit jiwa. (Skripsi).
Retreived from
Gerber, et al. (2013). Burnout and mental https://core.ac.uk/download/files/379
health in Swiss Vocatioal students: /11728657.pdf.
the moderating role of physical
activity. Journal of Research on Silva, R. M., et al. (2014). Hardy
Adolescence, 25(1), 63-74. DOI: personality and burnout syndrome
10.1111/jora.12097. among nursing students in three
Brazilian universities—an analytic
Jennings, M.L. (2009). Medical student study. Research Article of Biomed
burnout: interdisciplinary Central Nursing. Retrieved from
exploration and analysis. Journal http://media.proquest.com.
Med Humanit. 30:253-269. DOI:
10.1007/S10912-009-9093-5. Universitas Jenderal Soedirman. (2015).
Buku pedoman Fakultas Ilmu-ilmu
Katsifaraki, M. & Philip, T. (2013). Kesehatan Universitas Jenderal
Alexithymia and burnout in nursing Soedirman Jurusan Keperawatan.
students. Journal of Nursing Purwokerto: Universitas Jenderal
Education, 52(11). Retrieved from Soedirman.
http://media.proquest.com.
Utami, R. N. & Efy, A. (2013). Tingkat
Kurikulum Inti Pendidikan Ners. (2015). kecemasan saat melakukan tindakan
Rancangan kurikulum Ners. invasive pada Mahasiswa Reguler
Retrieved from https://xa.yimg.com. Fakultas Ilmu Keperawatan
Laili, L. (2014). Pengaruh kesejahteraan Universitas Indonesia Angakatan
spiritual terhadap burnout pada 2010. (Naskah Publikasi). Retrieved
mahasiswa Pendidikan Dokter di from http://lib.ui.ac.id/.
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta. (Skripsi). Retreived

You might also like