You are on page 1of 15

TRADISI LAMPU COLOK DIDESA LUBUK MUDA KECAMATAN SIAK KECIL

KABUPATEN BENGKALIS

By:

Rika Purnama Sari


1101112290

Rikapurnamasari51@gmail.com

Pembimbing: Dr. Hesti Asriwandari M.Si

Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau

Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km.12, 5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 Telp/Fax.
0761-63277

ABSTRACT

Lubuk Muda village society has a tradition is lampu colok. Before presene its society
electric use lampu colok lighting. This tradition begins from malay society wish to give lighting
at month of Ramadhan. This tradition implement have clung heart by is society. While is month
of Ramadhan they prepare things lampu colok. While arrive Ramadhan society prepare this
lampu colok, this tradition done a year once. While comes Ramadhan society assembles lampu
colok was looked around by house them. Precending society so viscous with myth’s those are
trusted that on month of Ramadhan spirit’s will go home to house lampu colok as lighting the
way that spirit. To analise research data is done with qualitative method and interpretation
subject take purposive sampling. Subject consisting of society figure, religion figure, LAM’S
chairman, chairman and member lampu colok and lubuk muda society. gathered and then
explained by descriptive with is result of narasi is logical and analise use theory tindakan sosial
and AGIL’S theory. This research is Lubuk Muda village Siak Kecil district Bengkalis regency.
Research at field indicate that there are two phases in realization lampu colok. Begining of look
for tool and equipment until found gate and make design and tall in lampu colok. This research
also after presene value in tradition lampu colok amongst those: solidarity value, morality value,
art and economy value. Besides in tradition lampu colok also have function whic is: tightening
frienship, increasing collaboration and enlivens Ramadhan ambience.

Keywords: Tradition Lampu Colok, Village Lubuk Muda

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 1


A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang c. Tujuan Penelitian
Kebudayaan mengatur kehidupan Tujuan penelitian ini adalah sebagai
manusia setiap saat mulai dari kelahiran jawaban yang ingin dikemukakan dari suatu
sampai kematian. Disadari atau tidak, penelitian. Maka peneliti berusaha
adanya tekanan terus menerus untuk mengemukakan beberapa tujuan
mengikuti tipe-tipe kelakuan tertentu yang dilaksanakannya penelitian ini yaitu:
telah diciptakan orang lain. Benediet dalam
Suparlan (1996:83) menyatakan bahwa a. Untuk mengetahui latar belakang
kebudayaan adalah pengikat menusia budaya tradisi lampu colok pada
bersama-sama. msyarakat melayu.
Tradisi merupakan warisan secara b. Untuk mengetahui pelaksanaan
turun temurun seperti yang dikatakan oleh tradisi lampu colok didesa Lubuk
Edward Shils (1981: 12), tradisi berarti Muda Kecamatan Siak Kecil
sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari Kabupaten Bengkalis pada masa
masa lalu ke masa kini, tradisi berarti sekarang.
bagian-bagian warisan sosial yang masih
d. Manfaat Penelitian
kuat ikatannya dengan kehidupan masa kini.
Hasil penelitian ini diharapkan
Satu diantara tradisi tersebut adalah tradisi
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
lampu colok yang dilakukan satu kali
memerlukan dan manfaat dari penelitian ini
setahun setiap bulan Ramadhan.
adalah:
Penerapan tradisi ini semasa
dulunya sudah melekat dihati masyarakat.
a. Sebagai masukan dan memperkaya
Tetapi setelah masuknya listrik dipedesaan
pengetahuan mahasiswa terutama
tradisi ini mulai tergerus. Oleh karena itu
mahasiswa program studi sosiologi.
pemerintah berinisiatif mengadakan festival
b. Diharapkan dapat menjadi masukan
lampu colok agar tradisi ini tetap
bagi semua pihak terkait yang ingin
dipertahankan dan dilestarikan. Berdasarkan
mengadakan penelitian lebih lanjut
fenomena tersebut peneliti tertarik
mengenai tradisi lampu colok.
melakukan penelitian yang berjudul
c. Sebagai konstribusi bagi masyarakat
“Tradisi Lampu Colok Didesa Lubuk
agar tradisi lampu colok dapat
Muda Kecamatan Siak Kecil Kabupaten
dipertahankan.
Bengkalis”.

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan indikasi di atas dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
a. Bagaimana latar belakang budaya
tradisi lampu colok pada masyarakat
melayu?
b. Bagaimana pelaksanaan tradisi
lampu colok didesa Lubuk Muda
Kecamatan Siak Kabupaten
Bengkalis pada masa sekarang?

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 2


B. Tinjauan Pustaka ciptaan masyarakat yang nyata. Antara lain
a. Kebudayaan hasil cipta, karsa, yang berwujud benda,
Kebudayaan berasal dari kata barang alat pengolahan alam.
buddhayah (bahasa sanskerta) sebagai 2. Kebudayaan nonmaterial
bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti Kebudayaan nonmaterial adalah
budi atau akal atau hak-hak yang ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
bersangkutan dengan budi atau akal generasi ke generasi. Yang berwujud
(Basrowi, 2005:70). kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan
Menurut J.J.Hoenigman (dalam ), dan sebagainya.
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga
yaitu: b. Tradisi
1. Gagasan (Wujud ideal) Tradisi menurut etimologi adalah
Wujud ideal kebudayaan adalah kata yang mengacu pada adat atau kebiasaan
kebudayaan yang berbentuk yang turun temurun, atau peraturan yang
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai- dijalankan masyarakat. Jadi secara langsung
nilai dan sebagainya yang bersifat bila adat atau tradisi disandingkan dengan
abstrak; tidak dapat diraba atau struktur masyarakat melahirkan makna kata
disentuh. kolot, kuno, murni, tanpa pengaruh.
2. Aktivitas (tindakan) Shils (dalam Piotr
Aktivitas adalah wujud kebudayaan Sztompka,1981:12) mengungkapkan tradisi
sebagai suatu tindakan berpola dari berarti segala sesuatu yang di salurkan atau
manusia dalam masyarakat itu. diwariskan dari masa lalu ke masa kini.
Wujud ini sering pula disebut dengan Tradisi tidak tercipta atau berkembang
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dengan sendirinya secara bebas. Hanya
dari aktivitas-aktivitas manusia yang manusia yang masih hidup, mengetahui dan
saling berinteraksi, mengadakan berhasratlah yang mampu menciptakan,
kontak, serta bergaul dengan mencipta ulang dan mengubah tradisi.
manusia lainnya menurut pola-pola Tradisi yang diterima akan menjadi
tertentu yang berdasarkan adat tata unsur yang hidup di dalam kehidupan para
kelakuan. pendukungnya. Ia bagian dari masa lalu
3. Artefak (karya) yang dipertahankan sampai sekarang dan
Artefak adalah wujud kebudayaan mempunyai kedudukan yang sama dengan
fisik yang berupa hasil dari aktivitas, inovasi-inovasi baru. Tradisi merupakan
perbuatan, dan karya semua manusia suatu gambaran sikap dan perilaku manusia
dalam masyarakat berupa benda- yang telah berproses dalam waktu lama dan
benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilakukan secara turun temurun dari nenek
dilihat, dan didokumentasikan. moyang. Selain itu, tradisi juga dapat
diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam
Sistem kebudayaan suatu daerah masyarakat, yang secara otomatis akan
akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan mempengaruhi aksi dan reaksi dalam
yang berbeda. Berdasarkan wujudnya Jenis kehidupan sehari-hari para anggota
kebudayaaan ini dapat dikelompokkan masyarakat itu sendiri.
menjadi :
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material adalah
kebudayaan yang mengacu pada semua

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 3


c. Struktural Fungsional d. Tindakan sosial
Talcot Parsons (George Ritzer, Menurut Max Weber Setiap
2011: 121) memulai teori fungsional manusia memiliki alasan di setiap tindakan
struktural dengan empat fungsi penting yang mereka lakukan. Begitu juga dengan
untuk semua sistem “tindakan” yang disebut tindakan pemerintah dengan merubah tradisi
dengan AGIL. Melalui AGIL ini kemudian lampu colok ini menjadi festival atau
di kembangkan pemikiran tentang struktur diperlombakan karena pemerintah memiliki
dan sistem. alasan dan tujuan mengapa melakukan
Menurut Parsons fungsi adalah tindakan tersebut.
kumpulan kegiatan yang ditunjukkan ke Satu diantara bentuk tindakan
arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau menurut Max Weber adalah Rasionalitas
kebutuhan sistem. Dengan definisi ini instrumental yaitu Merupakan tindakan
Parsons yakin bahwa ada empat fungsi sosial yang dilakukan seseorang didasarkan
penting yang diperlukan semua sistim yang atas pertimbangan dan pilihan sadar yang
dinamakan AGIL yang antara lain adalah: berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan
a. Adaptation (adaptasi) ketersediaan alat untuk mencapainya.
Sistem harus menyesuaikan diri Seperti pemerintah mempunyai
dengan lingkungan dan alasan dan tujuan tersendiri dalam tindakan
menyesuaikan lingkungan itu dengan yang mereka lakukan dan merasa keputusan
kebutuhannya. tersebut adalah cara terbaik untuk mencapai
b. Goal Attainment (pencapaian tujuan tersebut.
tujuan)
Sebuah sistem harus mendefinisikan C. Metode Penelitian
diri untuk mencapai tujuan . a. Lokasi Penelitian
utamanya. Pencapaian tujuan Penelitian ini dilakukan dengan
merupakan persyaratan yang muncul mengambil lokasi di Desa Lubuk Muda
dari tindakan yang diarahkan pada Kecamatan Siak Kecil Kabupaten
tujuan-tujuan. Bengkalis. Alasan peneliti memilih lokasi
c. Integration (integrasi) ini karena sejak dulu sudah ada lampu colok
Fungsi integrasi merupakan tetapi pada saat ini lebih meriah lagi di akhir
persyaratan yang berhubungan Ramadhan, sehingga peneliti mengambil
dengan integrasi antara para anggota lokasi di Desa Lubuk Muda.
dalam sistem sosial.
b. Subyek Penelitian
d. Latent Pattern Maintenance Dalam penelitian ini ada dua
(pemeliharaan pola) sumber informasi yang dibutuhkan oleh
Laten Pettern Maintenance
penelitian yaitu:
merupakan fungsi pemeliharaan
1. Key informan
pola-pola yang tidak tampak yang
2. informan
ada dalam sebuah masyarakat.
Dengan demikian yang dijadikan
Sebuah sistim harus melengkapi,
subjek dalam penelitian ini adalah ketua
memelihara, dan memperbaiki, baik
lembaga adat melayu,orang yang dituakan,
motivasi individu maupun pola-pola
dan tokoh agama. Panitia pelaksana 2 orang,
kultural yang menciptakan dan
peserta 2 orang, dan 1 orang masyarakat
menopang motivasi.
yang telah menetap di desa lubuk muda
selama 10 tahun dan masih mengikuti tradisi
lampu colok. Harapan peneliti melalui

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 4


responden tersebut maka keseluruhan data b. Data sekunder
yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat Merupakan data yang erat kaitannya
diperoleh guna menyimpulkan hasil dengan masalah penelitian, antara lain data
penelitian secara keseluruhan. Pengambilan ini menyangkut dengan pelaksanaan tradisi
subyek secara purposive sampling yaitu Lampu Colok Didesa Lubuk Muda
(pengambilan subyek berdasarkan tujuan). Kecamatan Siak Kecil Kabupaten
Bengkalis.
c. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data sekunder
Teknik yang digunakan untuk dilakukan dengan mengambil data profil
memperoleh data yang relevan maupun desa di kantor Kepala Desa Lubuk Muda
untuk mengamati gejala-gejala, penulis Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis
menggunakan cara sebagai berikut:
e. Analisis Data
a. Observasi Dalam penelitian ini semua data
Teknik pengamatan untuk yang diperoleh dalam penelitian ini
memperoleh data dilapangan. dengan dianalisis dengan menggunakan analisis
pengamatan tentang seluruh aspek yang kualitatif deskriptif. Data dan informasi
berkenaan dengan pengamatan. Mengenai yang terkumpul akan dideskripsikan,
latar belakang budaya tradisi lampu colok dianalisis, dan diinterprestasikan secara
dan pelaksanaan tradisi lampu colok yang sistematis dan terperinci sehingga dapat
sekarang. diperoleh gambaran yang sebenarnya
tentang tradisi Lampu Colok di Desa Lubuk
b. Wawancara Muda Kecamatan Siak Kecil Kabupaten
Wawancara merupakan suatu Bengkalis.
teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan komunikasi secara langsung Hasil analisis yang diuraikan akan
kepada responden untuk memperoleh data- digabungkan antara konsep umum atau teori
data dari subjek di Desa Lubuk Muda yang ada dilapangan, dengan cara deskritif
Kecamatan Siak Kecil Kabupaten (memberikan gambaran keadaan masyarakat
Bengkalis. Wawancara kepada subjek sebenarnya) dan berusaha menghubungkan
penelitian dilakukan untuk menggali teori yang dipakai dengan fenomena sosial
informasi dari subjek tersebut untuk yang ada, serta menelusuri fakta yang
mengetahui makna tradisi lampu colok serta berhubungan dengan penelitian.
hal-hal lain yang bersangkutan dengan
D. Hasil Penelitian
penelitian.
a. Latar Belakang Budaya Tradisi Lampu
d. Jenis Data Dan Sumbernya Colok
a. Data Primer Tradisi ini berawal dari keinginan
Data primer yaitu data yang masyarakat melayu untuk memberikan
diperoleh langsung dari penelitian lapangan penerangan di bulan Ramadhan. Lampu
meliputi pengumpulan data dengan colok ini adalah lampu tradisional yang
wawancara secara langsung oleh informan biasa digunakan untuk menerangi kegelapan
berupa pertanyaan yang menyangkut didaerah pedesaan. Bahan lampu colok ini
identitas informan. bisa terbuat dari bambu seperti obor,
didaerah pedesaan sehari-hari colok
digunakan sebagai alat penerangan yang
diletakkan didepan pintu rumah dan berguna
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 5
menemani disaat anak-anak pergi mengaji kebahagiaan sesama muslim pada bulan
dan belajar dalam kegelapan. Seiring dengan Ramadhan.
berjalannya waktu, sebagai bentuk
penghormatan terhadap tradisi yang turun c. Fungsi
temurun masyarakat melayu terutama Dalam teori fungsional struktural
menjelang penghujung atau terakhir bulan setiap kebudayaan memiliki fungsi masing-
Ramadhan menggunakan penerangan colok masing dalam kehidupan masyarakat. Bagitu
sebagai hiasan didepan rumah. juga dengan tradisi lampu colok ini yang
Tradisi lampu colok ini bertujuan memiliki fungsi sebagai penerangan, tradisi
untuk menerangi masyarakat sebelum ini diadakan untuk menerangi kampung atau
adanya listrik, masyarakat zaman dulu masih rumah mereka dari kegelapan sebelum
kental dengan mitos-mitos yang melekat adanya listrik apalagi masyarakat sangat
pada diri masing-masing yang mana orang percaya kepada mitos-mitos yang
zaman dulu percaya bahwa setiap bulan mengharuskan mereka menghidupkan colok
ramadhan roh-roh para leluhur pulang di sekeliling rumah dan mereka mengatakan
kerumah oleh karena itu harus menerangi bahwa setiap bulan puasa harus terang.
rumah dengan lampu colok.
d. Nilai dalam Pelaksanaan Tradisi
b. Pelaksanaan Lampu Colok
Dalam pelaksanaan tradisi lampu Inti dari kebudayaan setiap
colok ini didirikan atau dilakukan oleh satu masyarakat adalah nilai yang terkandung di
keluarga saja. Hal ini dilakukan oleh semua dalamnya. Berdasarkan pengertian diatas
masyarakat disetiap rumah masing-masing, maka kita bisa menentukan beberapa nilai
dengan diadakannya pelaksanaan tradisi ini yang terkandung dalam tradisi lampu colok,
dapat dilihat bahwa tradisi ini dilakukan yaitu:
oleh masyarakat secara bersamaan dari
masing-masing keluarga. Tradisi ini a. Nilai solidaritas
dilakukan sebagai penerangan ketika belum
Solidaritas ditandai dengan adanya
adanya listrik, colok ini digunakan sebagai
keterikatan emosional, dimana kekuatan
penerang jalan menuju masjid atau mushala
emosional itu mengacu pada keutamaan
karena ada juga masyarakatnya yang
kebersamaan. Selain itu juga adanya
membuat colok dari bambu yang dipasang
kedalaman relasi antar anggota sistem sosial
dipinggir jalan agar memudahkan
menurut kadar cinta, kepedulian, ataupun
masyarakatnya dan memberikan semangat
ketakutan.
warganya untuk pergi ke masjid.
Dengan mengacu kepada konsep
Tradisi ini juga merupakan suatu
diatas, maka kita bisa melihat adanya nilai
kebahagianan bagi anak-anak karena ketika
solidaritas pada tradisi lampu colok. Pada
bulan Ramadhan tiba anak-anak dengan
dulunya tradisi ini kebersamaannya ditandai
suka cita menghidupkan colok yang ada di
dengan masyarakatnya secara bersamaan
sekeliling rumah mereka sehingga semarak
memasang lampu colok dirumah masing-
bulan puasa sangat terasa dan mereka
masing, sedangkan yang sekarang ditandai
bermain-main dan berjalan ketetangga untuk
dengan kerjasama dalam mendirikan lampu
melihat colok tetangga mereka. Walaupun
colok, yang dimulai dari mencari kayu,
sederhana tetapi lebih terasa akan
menyiapkan segala peralatan dan
kebersamaan keluarga dalam menjalankan
perlengkapan yang dibutuhkan hingga
puasa dan menerapkan saling berbagi
mendirikan lampu colok yang mana

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 6


dilakukan bersama-sama dalam sebuah Secara normatif tahapan-tahapan
kelompok. dalam pelaksanaan lampu colok adalah
sebagai berikut:
b. Nilai Moral
Nilai moral merupakan nilai yang a. Tahap Persiapan Lampu Colok
digunakan sebagai dasar tuntunan dan tujuan Ada beberapa tahapan-tahapan
manusia dalam kehidupan. Pada dasarnya persiapan yang dilakukan sebelum
nilai moral berfungsi mengingatkan manusia pelaksanaan tradisi lampu colok ini
untuk melakukan kebaikan sesama dilangsungkan yaitu sebagai berikut:
masyarakat (Erlin Slamet,2006, Skripsi 1. Mencari kayu di hutan dari
Nilai-Nilai Moral dalam Serat Wedhatama). kelompok di utus beberapa orang
untuk mencari kayu dihutan.
Dengan melihat pengertian diatas 2. Perwakilan sekitar 7-10 orang untuk
kita bisa melihat adanya nilai moral pada mempersiapkan bahan-bahan yang
tradisi lampu colok, yang ditandai dengan digunakan untuk membuat lampu
membuat hal-hal yang positif pada bulan coloknya seperti: kaleng-kaleng
Ramadhan dengan membuat lampu colok bekas, kawat duri, kawat punai,
dan hubungan dengan masyarakat lebih kawat halus, sumbu kompor, paku,
terjaga dengan baik. tali rafia dan minyak tanah.
3. Pembagian tugas yang diberikan
c. Nilai Seni ketua kelompok pendiri lampu colok
Harry Sulastianto, seni budaya kepada beberapa anggota kelompok
adalah suatu keahlian mengekspresikan ide- yang pandai dan paham.
ide dan pemikiran estetika termasuk 4. Membersihkan tapak atau lokasi
mewujudkan kemampuan serta imajinasi lampu colok para kelompok yang
pandangan akan benda, suasana atau karya ingin mendirikan lampu colok harus
yang mampu menimbulkan rasa indah membersihkan lokasi lampu colok,
sehingga menciptakan peradaban yang lebih pekerjaan ini dilakukan secara
maju (www.disukai.com). kelompok/ bersama.
Sejalan dengan pengertian diatas,
maka dapat dikatakan bahwa nilai kesenian b. Tahapan Pelaksanaan Pembuatan
adalah sesuatu yang indah dari sebuah karya Lampu Colok
yang didapat dari ide-ide yang diekspresikan Ada beberapa kegiatan yang di lalui
dengan bentuk benda atau sesuatu yang lain. dalam pelaksanaan pembuatan lampu
Sehingga menimbulkan rasa senang bila colok antara lain sebagai berikut:
dilihat atau didengar.
1. Mendirikan Gapura
e. Pelaksanaan Tradisi Lampu Colok Pada tahap ini para pendiri lampu
yang Sekarang colok mempersiapkan peralatan dan
Tradisi lampu colok yang sekarang perlengkapan yang akan digunakan seperti,
dikoordinir oleh pemerintah dan dijadikan parang, kayu, paku, tali,gergaji dan lainya.
festival lampu colok. Hal ini dikarenakan Setelah persiapan selesai proses yang
tradisi lampu colok merupakan unsur dilakukan adalah membuat lubang setelah
budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. selesai proses selanjutnya yaitu mendirikan
Lampu colok ini dilakukan pada malam 27 gapura yang mana tugas yang diberikan
Ramadhan hingga 30 Ramadhan. sudah di ketahui masing-masing anggota.
Hal yang dilakukan pertama adalah

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 7


mendirikan kayu secara keseluruhan di g. Fungsi
mulai dari pendirian tiang. Pendirian kayu Teori fungsional struktural
ini dibutuhkan waktu 3 sampai 4 hari. Dan mengasumsikan bahwa masyarakat
selanjutnya setelah semua kayu terpasang merupakan suatu sistem yang terdiri dari
atau ditegakkan proses selanjutnya adalah barbagai bagian dan subsisten yang saling
membuat kerangka atau desain lampu colok berhubungan. Bagian-bagian tersebut
yang telah dibuat dengan menggunakan berfungsi dalam segala kegiatan yang dapat
kawat. Desain pada lampu colok ini meningkatkan kelangsungan hidup dari
biasanya dibuat berbentuk masjid dan proses sistem. Fokus utama dari teori fungsional
ini membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari. struktural adalah untuk mendefenisikan
kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga
2. Meletakkan Desain Pada Gapura kelangsungan hidup dari sistem sosial.
Meletakkan desain atau motif pada
gapura proses ini dilakukan bersama-sama Dalam teori fungsional struktural
dan hanya membutuhkan waktu sekitar dua setiap kegiatan memiliki fungsi, adapun
jam. Dan selanjutnya setelah desain fungsi dari diadakannya festival lampu
terpasang membuat tempat gantungan lampu colok yaitu:
coloknya dan selanjutnya apabila semuanya
1. Mempererat Silaturrahmi
telah selesai maka kelompok memasang atau
Arti silaturrahmi secara umum
meletakkan lampu colok pada tempat yang
adalah: menghubungkan tali kekerabatan
telah di persiapkan.
atau menghubungkan tali kasih sayang
dengan cara saling berkunjung terutama
f. Nilai Ekonomi terhadap saudara atau anggota keluarga
Nilai ekonomi adalah nilai-nilai yang
sendiri bahkan terhadap tetangga atau
berkenaan dengan kegiatan ekonomi seperti
saudara seiman.
halnya kegiatan produksi, kegiatan distribusi
Tradisi atau yang sekarang festival
maupun kegiatan konsumsi. Oleh karena itu
lampu colok yang ada di lubuk muda juga
dapat dilihat adanya diferensiasi tugas dalam
bisa mempererat hubungan silaturrahmi
ketiga hal ini.
antar masyarakat. Namun melalui tradisi
Dengan melihat pengertian diatas,
lampu colok ini hubungan silaturrahmi
maka dalam festival lampu colok ini
masyarakat lubuk muda lebih erat.
mengandung nilai ekonomi. Yang mana
dalam festival lampu colok ini para
2. Meningkatkan Kerjasama
pemenang akan mendapatkan hadiah, hadiah
Dalam tradisi lampu colok bentuk
yang didapat berupa uang.
kerjasama yang terjalin adalah gotong
Tradisi lampu colok ini dikemas dan
royong . gotong royong terlihat mulai dari
ditampilkan untuk mendapatkan keuntungan
membuat lampu colok, membuat gapura
ekonomi, budaya sengaja dikreasikan untuk
lampu colok, membuat desain lampu colok
kepentingan ekonomi. Tradisi ini tidak lagi
sampai menegakkan gapura memasang
mengacu kepada nilai adat tetapi sekarang
desain pada gapura sampai memasangkan
telah menjadi nilai ekonomi karena di dalam
lampu colok pada gapura. Hal ini terlihat
pelaksanaan tradisi lampu colok ini
mulai dari proses pembuatan lampu colok.
memiliki tujuan untuk mendapatkan hadiah
Dimana seluruh masyarakat lubuk muda
berupa uang dari acara lampu colok ini.
bersama sama membuat lampu colok
tersebut khususnya para pemuda.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 8


3. Memeriahkan Suasana Ramadhan a. Kaleng Bekas
Festival lampu colok ini menambah Setiap gapura membutuhkan ± 2.000
meriahnya bulan Ramadhan apalagi kaleng, kaleng bekas ini biasanya
diadakannya 4 malam terakhir bulan puasa didapat dari toko-toko ataupun
lebih terasa dalam menyambut lebaran. Pada mereka mengumpulkan dari rumah
malam-malam tersebut jalanan dipenuhi masing-masing setiap anggotanya.
oleh pemuda dan pemudi bahkan orang- b. Kayu
orang tua yang mengajak anak mereka untuk Kayu sangat diperlukan dalam
melihat acara festival lampu colok ini, festival lampu colok ini, kayu yang
sehingga pada malam-malam terakhir puasa digunakan dalam festival ini dipilih.
tersebut terasa lebih meriah dari malam- Karena kayu yang digunakan harus
malam biasanya. lurus, kayu yang dibutuhkan untuk
membuat gapura sekitar 30-40
h. Peraturan batang kayu baik ukuran yang kecil
Dalam tradisi lampu colok yang maupun ukuran yang besar. kayu ini
sekarang terdapat aturan yang menjadi biasanya dapat digunakan dalam
acuan. Ada beberapa aturan baik itu dari sekali pemakaian pada saat festival
panitia pelaksana maupun acuan dari ini.
pemerintah: c. Kawat
Pertama, aturan yang ditetapkan dari panitia Kawat yang digunakan dalam
pelaksana setempat yaitu: pembuatan lampu colok ini
a. di larang bagi kelompok yang menghabiskan 3-4 jenis kawat dan
mengikuti festival dengan kawat yang biasa bertahan untuk 3
menggunakan listrik dan lampu hias. kali pemakaian atau 3 tahun. Dan
Hanya diperbolehkan menggunakan biasanya kawat-kawat tersebut
lampu tradisional yang dibuat digunakan untuk tahun-tahun
menggunakan bahan bakar minyak. berikutnya.
b. Tempat untuk mendirikan gapura d. Gunting kawat
harus bersih serta kualitas lampu Gunting kawat sangat dibutuhkan
harus diperhatikan agar bisa bertahan untuk memotong kawat dan
selama 4 jam pemasangan. membentuk desain pada lampu
colok. Membuat penyangkut untuk
Kedua, aturan yang ditetapkan dari meletakkan lampu colok pada gapura
pemerintah yaitu: dan lain sebagainya.
a. Harus meminta izin ke kelurahan, e. Sumbu
agar tidak terjadi persengketaan Sumbu yang digunakan biasanya
dikemudian hari. sumbu kompor, sumbu ini
b. Melakukan pendaftaran ke dibutuhkan ± 10 meter untuk seluruh
kecamatan. kaleng.
f. Minyak
i. Peralatan Minyak tanah yang digunakan
Dalam pelaksanaan festival lampu selama 4 malam pelaksanaan festifal
colok memerlukan beberapa peralatan yang lampu colok ini membutuhkan
harus disediakan antara lain sebagai berikut: sekitar 2 drum minyak tanah.
g. Tali dan Paku

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 9


Tali digunakan untuk mengikat colok ini tetap dipertahankan oleh
kawat pada kayu dan tali yang masyarakatnya maka pemerintah
digunakan yaitu tali rafia. Kemudian mengadakan perlombaan lampu colok
kawat yang telah didesain tersebut di dengan begitu masyarakat khususnya
paku agar tahan ketika lampu colok pemuda akan tertarik untuk membuat lampu
dipasang. colok serta berpartisipasi dalam tujuan untuk
melestarikan suatu tradisi turun temurun.
j. Analisis Teori Tindakan Sosial dan
Teori AGIL 3. Tindakan Tradisional
Tindakan tradisional merupakan
a. Analisis Teori Tindakan Sosial tindakan sosial yang bersifat nonrasional.
Teori tindakan sosial ini dalam Kalau seorang individu memperlihatkan
pelaksanaan tradisi lampu colok yang perilaku karena kebiasaan, tanpa refleksi
terpenuhi yaitu: yang sadar atau perencanaan, perilaku
1. Rasionalitas Instrumental seperti itu digolongkan sebagai tindakan
Tingkat rasionalitas yang paling tradisional.
tinggi ini meliputi pertimbangan dan pilihan maka kebiasaan dan institusi
yang sadar yang berhubungan dengan tujuan diabsahkan atau didukung oleh kebiasaan
tindakan dan alat yang dipergunakan untuk atau tradisi yang sudah lama mapan sebagai
mencapainya. kerangka acuannya, yang diterima begitu
Rasionalitas instrumental dalam saja tanpa persoalan. Satu-satunya
pelaksanaan tradisi lampu colok ini dapat pembenaran yang perlu adalah bahwa, “
kita lihat melalui tujuan yang diinginkan inilah cara yang sudah dilaksanakan oleh
dari pelaksanaan lampu colok ini, untuk nenek moyang kami, dan demikian pula
mencapai tujuan yang diinginkan maka nenek moyang mereka sebelumnya, ini
tradisi lampu colok ini dijadikan perlombaan adalah cara yang sudah begini dan akan
agar tradisi ini tetap bertahan. Karena selalu begini terus”. Weber melihat bahwa
dengan diperlombakan maka para generasi tipe tindakan ini telah hilang karena
muda bersemangat untuk tetap mengadakan meningkatnya rasionalitas instrumental.
tradisi lampu colok ini. Dengan adanya Tindakan tradisional dapat kita lihat
ajang festival ini tradisi ini berhasil pada menggunakan tata cara atau peralatan
diselenggarakan setiap tahunnya dengan tradisional yang digunakan dalam
kata lain tujuan dari pelakssanaan tradisi pelaksanaan tradisi lampu colok. Dengan
lampu colok ini tercapai. menggunakan lampu colok atau pelita
masyarakatnya tetap mengusung nilai tradisi
2. Rasionalitas yang Berorientasi Nilai yang dibawa oleh nenek moyangnya dulu,
Nilai-nilai rasional yang kalau dipasang dengan lampu hias sama saja
mempertimbangkan mengenai kegunaan dan mengubah tradisi nenek moyangnya.
efisiensi. Individu mempertimbangkan alat
untuk mencapai nilai-nilai seperti itu, tetapi
nilai-nilai itu sendiri sudah ada. b. Analisis Teori AGIL
Rasionalitas yang berorientasi nilai
Penjelasan sosiologis terkait
ini, jika dikaitkan dengan pelaksanaan
dengan “Tradisi Lampu Colok Di Desa
tradisi lampu colok merupakan tindakan
Lubuk Muda Kecamatan Siak Kecil
untuk melestarikan atau mempertahankan
Kabupaten Bengkalis” ini, penulis mencoba
nilai tradisi tersebut. Agar tradisi lampu
menghubungkan dengan teori-teori

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 10


sosiologis yang berhubungan dengan kajian 2. Goal Attainment
tersebut, dengan tujuan untuk memberikan Pencapaian tujuan merupakan
pemahaman kepada penulis khususnya, dan persyaratan fungsional yang muncul dari
orang lain umumnya, agar dapat dijadikan tindakan yang diarahkan pada tujuan-tujuan.
pedoman maupun referensi ilmiah bagi Perhatian yang diutamakan disini bukanlah
pihak-pihak yang ingin melanjutkan tujuan pribadi individu, melainkan tujuan
penelitian berkaitan dengan tradisi lampu bersama para anggotanya dalam suatu
colok dengan menggunakan perspektif yang sistem sosial.
lain. Oleh karena itu penulis mencoba Goal Attainment atau fungsi
menggunakan konsep teori AGIL Talcott pencapaian tujuan ini, jika dikaitkan dengan
Parsons. Agar tetap bertahan, (survive), tradisi lampu colok merupakan pelaksanaan
suatu sistem harus memiliki empat fungsi lampu colok yang sekarang. Dari hasil
ini, diantaranya: penelitian, diketahui bahwa pelaksanaan
lampu colok yang sekarang dikoordinir oleh
1. Adaptasi pemerintah karena pemerintah ingin
Suatu sistem masyarakat harus mengembalikan tradisi yang mulai
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. ditinggalkan sehingga pemerintah
Ekonomi adalah subsistem yang berinisiatif dengan mengadakan festival
melaksanakan fungsi masyarakat dalam lampu colok karena tradisi lampu colok ini
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya merupakan unsur budaya yang harus
melalui tenaga kerja, produksi dan alokasi. dipertahankan dan dipelihara.
Melalui pekerjaan, ekonomi menyesuaikan Tujuan dari keputusan pemerintah
diri dengan lingkungan kebutuhan ini adalah agar tradisi lampu colok ini tetap
masyarakat dan membantu masyarakat bertahan dan dilestarikan demi
menyesuaikan diri dengan realitas eksternal keberlangsungan nilai budaya yang telah
(George Ritzer, 2010:127). melekat dihati masyarakatnya. Dengan
Adaptasi pada pelaksanaan tradisi begitu lampu colok akan menjadi ciri khas
lampu colok ini dapat dilihat melalui atau karya daerahan yang akan dijadikan
diadakannya kembali tradisi lampu colok sebagai sarana pariwisata dan menjadi
ini, dengan cara diperlombakan. Dengan kebanggaan bagian daerah melayu. Oleh
diadakannya kembali tradisi lampu colok ini karena itu pemerintah menyerukan agar
agar tradisi tersebut dapat menyesuaikan membuat lampu colok ini karena banyak
dengan lingkungannya dan agar tradisi ini orang-orang yang dari luar ingin melihat,
tetap bertahan. Tradisi ini diperlombakan dan orang-orang yang diperantauan ada
sebagai cambuk bagi generasi mudanya agar keinginan untuk pulang kekampung untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan serta melihat serta berkumpul bersama keluarga
sekaligus untuk melestarikan tradisi nenek sehingga terasa indah kebersamaan pada
moyang ini. Pelaksanaan lampu colok ini bulan Ramadhan tersebut.
juga untuk menguatkan kerja sama dalam
pembuatan lampu colok tersebut, karena 3. Integration
dalam pembuatan lampu colok ini tidak bisa Fungsi integrasi merupakan
dikerjakan sendiri. Lampu colok ini persyaratan yang berhubungan dengan
dikerjakan perkelompok dengan sistem integrasi antara para anggota dalam sistem
gotong royong. sosial. Dengan cara mempertahankan tata
cara dan keterpaduan antara komponen-
komponen sistem yang saling berbeda

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 11


pendapat, pandangan, dan kerangka melengkapi, memelihara, dan memperbaiki,
moralitas untuk mendorong terbentuknya baik motivasi individual maupun kultural
solidaritas sosial. Integrasi menunjuk pada yang menciptakan dan menopang motivasi.
kebutuhan menjamin bahwa ikatan Atau disebut sistem fiduciary (misalnya
emosional yang cukup yang menghasilkan disekolah, keluarga) yang menangani fungsi
solidaritas dan kerelaan untuk bekerjasama pemeliharaan pola latensi dengan
dikembangkan dan dipertahankan. menyebarkan kultur (norma dan nilai) yang
Integrasi yang dapat kita lihat pada memotivasi mereka dalam bertindak dan
tradisi lampu colok ini terlihat pada fungsi berperilaku.
dalam pelaksanaan tradisi lampu colok Jika dihubungkan dengan tradisi
tersebut, yaitu menyatukan masyarakat atau lampu colok, Latent Pattern Maintenance
mempererat silaturrahmi dan memeriahkan ini dapat dilihat pada sosialisasi nilai tradisi.
bulan Ramadhan. Dengan pelaksanaan Sosialisasi nilai tentang lampu colok dalam
tradisi lampu colok ini banyak para sanak keluarga. Generasi muda atau anak-anak tau
saudara atau orang yang ada diperantauan tentang tradisi lampu colok dari orang tua
pulang sehingga kebersamaan lebih terasa atau nenek dan kakek mereka yang bercerita
dan tali silaturrahmi terjaga dan lebih erat tentang lampu colok. Tetapi sosialisasi dari
lagi. Banyak orang-orang yang bekerja keluarga dinilai kurang cukup karena
diperantauan pulang dan membantu dalam banyak keluarga yang kurang
pembuatan lampu colok ini. Banyak juga mengetahuinya, keluarga hanya mengetahui
keluarga yang jauh hanya datang dan tentang apa yang mereka lihat dan apa yang
berkumpul bersama keluarga sekaligus pernah mereka lakukan atau mereka hanya
melihat lampu colok ini, pembuatan lampu meneruskan apa yang pernah orang tua
colok ini dilakukan secara kelompok mereka lakukan. Orang tua mereka
sehingga akan terjalin tali silaturrahmi yang menceritakan bahwa pada bulan Ramadhan
erat antar sesama anggota kelompok karena harus menghidupkan lampu atau harus ada
mereka harus bekerjasama dalam membuat penerangan karena roh-roh para leluhur
lampu colok yang bagus. Selain itu juga mereka akan pulang kerumah sehingga
terdapat fungsi untuk memeriahkan bulan lampu colok tersebut untuk menerangi jalan
Ramadhan yang mana dengan adanya lampu roh-roh tersebut. Tetapi ada juga yang
colok ini bulan Ramadhan lebih terasa bilang bahwa pada malam 27 Ramadhan
meriah apalagi pas malam 30 Ramadhan merupakan malam lailatur qadar sehingga
mereka berkeliling dengan para malaikat akan turun kerumah-rumah
mengumandangkan takbir dengan melihat untuk mencatat segala amalan kita selama
lampu colok. Banyak anak-anak yang berpuasa lampu colok tersebut juga untuk
bermain kembang api bersama keluarga menerangi jalannya para malaikat tersebut.
mereka, dengan semarak api yang tersusun Setiap keluarga mensosialisasikan
pada gapura begitu juga semarak hati para kepada anak-anaknya bagaimana harus
anak-anak dalam merayakan hari lebaran melestarikan serta mengikuti norma-norma
tersebut. yang telah diajarkan oleh nenek moyang
mereka terdahulu. Pendidikan dalam
keluarga merupakan pendidikan utama yang
4. Latent Pattern Maintenance diperoleh bagi setiap individu media
Latent Pattern Maintenance sosialisasi primer. Pemahaman yang
merupakan fungsi pemeliharaan pola-pola diberikan oleh keluarga akan leluhur-leluhur
yang tidak tampak yang ada dalam sebuah mereka terdahulu, semuanya diberikan oleh
masyarakat. Sebuah sistem harus

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 12


keluarga agar generasi keturunan mereka kebersamaan, gotong royong, kerja
memahami nilai serta norma-norma yang keras, dan seni.
berlaku dalam pelaksanaan tradisi lampu 4. Pelaksanaan tradisi lampu colok yang
colok. Sosialisasi yang dilakukan seperti sekarang di jadikan ajang festival
mencerirtakan bagaimana pelaksanaan karena dengan begitu lampu colok ini
tradisi lampu colok dan juga unsur-unsur bisa tetap bertahan di tengah
apa saja yang ada pada tradisi tersebut, perkembangan zaman. Fungsi dari
sehingga anak-anak dapat memelihara atau teori analisis yang dilakukan dalam
mempertahankan tradisi lampu colok ini. pelaksanaan tradisi lampu colok
memenuhi fungsi seperti: mempererat
k. Kesimpulan silaturrahmi, menguatkan kerjasama,
Berdasarkan uraian diatas maka melestarikan tradisi, memeriahkan
penulis dapat mengambil suatu kesimpulan suasana Ramadhan,
dan memberikan saran-saran sebagai 5. Nilai-nilai tradisi lampu colok sudah
berikut: bergeser, perubahan pada unsur
peralatan, unsur proses pelaksanaan,
1. Tradisi lampu colok yang dilakukan lokasi pelaksanaan dan peserta tradisi
oleh masyarakat desa Lubuk Muda lampu colok. Semua unsur-unsur
merupakan salah satu tradisi yang tersebut sudah bergeser mengarah
dilaksanakan setahun sekali yaitu pada pada perubahan yang positif.
malam 27 Ramadhan hingga malam Pergeseran ini adalah suatu proses
30 Ramadhan. Tradisi lampu colok ini pergeseran adat istiadat yang dahulu
dilakukan oleh seluruh masyarakat bersifat tradisional dan yang sekarang
melayu khususnya pemuda. lebih bersifat rasional.
Pelaksanaan tradisi ini bertujuan untuk
mempererat tali silaturrahmi serta l. Saran
melestarikan budaya turun temurun 1. Bagi pemerintah setempat
dari nenek moyang. memberikan sosialisasi kepada
2. Dalam pelaksanaan tradisi lampu masyarakat khususnya pemuda
colok di desa Lubuk Muda terdapat mengenai tradisi lampu colok ini
dua tahap. Pertama, sebelum agar dapat berpartisipasi serta peduli
pelaksanaan yang terdiri dari, pencari terhadap kebudayaan yang telah
kayu, mencari kaleng-kaleng bekas, menjadi tradisi tersebut. Sosialisasi
membersihkan lokasi pelaksanaan, ini dapat berupa cerita, sejarah, serta
membuat gapura dan membuat lampu norma-norma dan nilai-nilai sosial.
colok serta desain yang akan
digunakan. Kedua, tahap pelaksanaan 2. Mengingat bahwa tradisi lampu
yang meliputi meletakkan desain pada colok ini sarat dengan nilai-nilai
gapura, lalu menyusun lampu colok positif masih cocok untuk kehidupan
sesuai dengan desain setelah itu masa kini. Maka tradisi ini harus
menghidupkan lampu colok. dipertahankan. Hal ini untuk
3. Tradisi lampu colok ini mengandung menumbuhkan kembangkan
nilai-nilai yaitu nilai solidaritas, nilai kebersamaan, tetapi yang paling
moral, nilai seni dan yang sekarang penting adalah merupakan aset
nilai-nilai tersebut bertambah dengan budaya daerah untuk itu diharapkan
adanya nilai ekonomi. Dan tradisi ini kepada pemerintah daerah setempat
memiliki nilai-nilai yang positif yaitu,

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 13


agar membuat tradisi ini menjadi Drs. Elly M. Setiadi, M.Si, 2012, Ilmu
event nasional. Sosial Dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
3. Perlu melakukan dokumentasi dan
invetarisasi budaya serta melakukan George Ritzer & Douglas J. Goodman,
sosialisasi budaya pada masyarakat 2011, Teori Sosiologi Modern, Jakarta:
misalnya: melalui seni daerah, Prenada Media Group.
peluncuran atau penerbitan buku-buku
tentang tradisi ini, agar tradisi lampu Joko Tri Prasetya dkk, 1991, Ilmu Budaya
colok ini bisa dibaca dan juga menjadi Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta.
catatan sejarah. Sehingga generasi-
J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, 2011,
generasi muda bisa tahu tentang sejarah
Sosiologi Teks Pengantar & Terapan,
tradisi lampu colok ini.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
4. Bagi pihak-pihak yang terkait hendaknya
Kamanto Sunarto, 2004. Pengantar
memberikan perhatian yang lebih serius
Sosiologi, Jakarta: Fakultas Ekonomi
terhadap keberlangsungan tradisi lampu
Universitas Indonesia.
colok ini, berupa dukungan-dukungan,
berupa materil bagi kelestarian tradisi ini Piotr Sztompka, 2008, Sosiologi Perubahan
sehingga tradisi ini bisa menjadi ciri khas Sosial, Jakarta: Prenada Media Group.
masyarakat Lubuk Muda.
Parsudi Suparlan, 1996, Manusia,
5. Bagi generasi-generasi muda agar lebih Kebudayaan Dan Lingkungan, Jakarta: PT
bersemangat dan memacu diri agar dapat Raja Grafindo Persada.
melestarikan warisan budaya leluhur.
Agar tradisi ini tetap terjaga dan bertahan Refisrul dkk, 1997, Wujud, Arti Dan Fungsi
ditengah perkembangan zaman ini. Puncak-Puncak Kebudayaan Lama Dan Asli
Bagi Masyarakat Pendukungnya:
Sumbangan Kebudayaaan Daerah Riau
Terhadap Kebudayaan Nasional,
m. Daftar Pustaka Pekanbaru: Proyek Pengkajian Dan
Buku: Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Riau.
Soerjono Soekanto, 2005, Sosiologi Suatu
Basrowi, M.S., 2005, Pengantar Sosiologi, Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Bogor: Ghalia Indonesia. Persada.
Burhan Bungin, 2008. Metode Penelitian Yasir M.Si., 2009, Pengantar Ilmu
Kualitatif, Jakarta: PT RajaGrafindo Komunikasi, Pekanbaru: Pusat
Persada. Pengembangan Pendidikan UR.
Djoko Widagdho dkk, 2004, Ilmu Budaya Amdan Umar, 2013. Tradisi Berkelong
Dasar, Jakarta: Bumi Aksara. Masyarakat Nelayan Pesisir (Studi Di Desa
Mongkol Kecamatan Belakang Kota
Doyle Paul Johnson, 1986, Teori Sosiologi
Batam), Skripsi Pekanbaru: Universitas
Klasik & Modern, Jakarta: PT Gramedia.
Riau.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 14


Erlin Slamet, 2006. Nilai-Nilai Moral Laman Internet:
Dalam Serat Wedhatama, Skripsi: www.disukai.com, sugeng, nilai seni
Universitas Negeri Malang (karya- menurut para ahli rabu,10 oktober 2014.
ilmiah.um.ac.id).
Blog Irwan E Siregar, 2007, Lampu Colok.
Hotmaida Flora, 2014, Makna Simbol
Andung (Ratapan) Dalam Upacara Written by Yanda FM Editor: Anto
Pemakaman Adat Batak Toba Di Sidharta, Sambut Lebaran, Bengkalis
Pekanbaru, Skripsi Pekanbaru: Universitas Berhias dengan Api, Fri,26 July 2013 |
Riau. 09:57.
Hafizatul Ismi, 2014. Fungsi Tradisi “Alek
Bakajang” Dalam Mempererat Integrasi Khairul ditengah kurungan budaya asing
Sosial Masyarakat Di Kenegarian Gunung mengenal tradisi lampu colok. http: // sosial
Malintang Kecamatan Pangkalan Koto Baru budaya. Blog.com senin, 05/08/2013 -
Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat, Skripsi 14:24:00 WIB
Pekanbaru: Universitas Riau.
Yahoo group, 03 desember 2004,
http://cybertravel.cbn.net.id/detil.asp

http://susilo.adi.setyawan.student.fkip.uns.ac
.id/2009/04/12/aspek-makna-
dalamsemantik-%09dan-keterkaitannya-
dengan-jenis-jenis-makna.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015 Page 15

You might also like