Professional Documents
Culture Documents
com
2022, Vol. 6, No. 7, 1972-1982
1*
herdianti@uis.ac.id, Doctoral Program in Public Health, Faculty of Public Health, Universitas
Indonesia, Indonesia (+62 85395925901))
2,3
Environmental Health Program, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, Indonesia
d.susanna@ui.ac.id, tris.eryando@gmail.com
4,5
Environmental Health Program, Faculty of Health Sciences, Universitas Ibnu Sina, Indonesia
182510011@uis.ac.id, ronisaputra@uis.ac.id
Abstract
Dengue Hemorrhagic Fever is one of the endemic diseases in Indonesia caused by the virus
transmitted by Aedes Aegypti, and the increasing incidence of dengue fever can be influenced by
many factors, one of which is climate factors. This study aims to determine the relationship between
climate and the incidence of dengue hemorrhagic fever in Batam City from 2016-2021.The research
methodology used is quantitative with the Time Series method of correlation test. This study used
secondary data for six years (2016-2021). Data on the number of dengue hemorrhagic fever events
per month was obtained from the Batam City Health Office and climate data from the Batam City
Meteorological Climatology and Geophysics Agency (BMKG). Data analysis was performed
univariately and bivariate using the Pearson Product Moment test if the data is usually distributed
and the Spearman Rank test if the data is not normally distributed.The study’s results proved a
significant relationship of weak meaning with an opposing direction between air temperature and
the incidence of dengue hemorrhagic fever; no relationship meant very weak with a positive
direction between rainfall and the incidence of dengue. No relationship meant very weak with an
opposing direction between humidity and the duration of solar irradiation to the incidence rate of
DHF.This study concludes that only air temperature has a meaningful relationship with dengue
hemorrhagic fever incidence. Suggestions submitted to Batam City Health Office; it is expected to
be able to cooperate with BMKG regarding dengue fever prevention and control programs; The
community is expected to participate in the management of dengue fever; Researchers are
furthermore expected to continue using different designs and variables.
Abstrak
1973 Journal of Positive School Psychology
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit endemis di Indonesia yang
disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes Aegypti serta meningkatnya kejadian DBD
tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor iklim. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim terhadap kejadian demam berdarah dengue di
Kota Batam tahun 2016-2021.Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
metode Time Series uji korelasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder selama 6 tahun (2016-
2021). Data jumlah kejadian demam berdarah dengue per bulan yang didapatkan dari Dinas
Kesehatan Kota Batam serta data iklim yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Kota Batam. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat
menggunakan uji Pearson Product Moment jika data terdistribusi normal dan uji Rank Spearman
jika data tidak terdistribusi normal.Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan yang signifikan
bermakna lemah dengan arah negatif antara suhu udara dengan kejadian demam berdarah dengue,
tidak ada hubungan yang bermakna sangat lemah dengan arah positif antara curah hujan terhadap
kejadian DBD, serta tidak ada hubungan yang bermakna sangat lemah dengan arah negatif antara
kelembaban dan lama penyinaran matahari terhadap kejadian DBD.Kesimpulan dari penelitian ini
adalah bahwa hanya suhu udara yang mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kejadian
demam berdarah dengue. Saran yang diajukan kepada : Dinas Kesehatan Kota Batam, diharapkan
untuk dapat bekerjasama dengan BMKG mengenai program pencegahan dan penanggulangan
demam berdarah; Masyarakat, diharapkan untuk ikut serta dalam penanggulangan penyakit demam
berdarah; Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melanjutkan menggunakan desain dan variabel
yang berbeda.
ke penghujan juga merupakan titik lemah Pada tahun 2016 melaporkan kejadian
ledakan kasus Demam Berdarah Dengue, sebanyak 966 kasus dengan Incidence Rate
yang kemudian didukung oleh genangan air (IR) : 85 per 100.000 penduduk, tahun 2017
yang biasanya digunakan oleh nyamuk sebanyak 593 kasus dengan Incidence Rate
untuk tumbuh dan berkembangbiak. (IR) : 46 per 100.000 penduduk, pada 2018
Berdasarkan penelitian [5], nyamuk memiliki terdapat 639 kasus dengan Incidence Rate
suhu ideal yang normal untuk pertumbuhan (IR) : 50 per 100.000 penduduk, pada tahun
dan perkembangannya antara 25o-27oC. 2019 terdapat 727 kasus dengan Incidence
Nyamuk berhenti berkembangbiak pada Rate (IR) : 52,8 per 100.000 penduduk, pada
suhu di bawah 10oC dan pada suhu lebih dari tahun 2020 terdapat 763 kasus dengan
40oC telur nyamuk memerlukan waktu 7 Incidence Rate (IR) : 53, 87 per 100.000
sampai 8 hari untuk menjadi nyamuk penduduk, dan pada tahun 2021 terdapat
dewasa, dan dapat berkembang biak lebih 710 kasus dengan Incidence Rate (IR) : 50
lama jika kondisi lingkungan tidak stabil [6]. per 100.000 penduduk [11]. Berdasarkan latar
Pada kelembaban udara di bawah 60% umur belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
hidup nyamuk akan semakin terbatas [7]. melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
Pada tahun 2020, kejadian DBD di hubungan antara iklim (suhu udara, curah
Indonesia terlaporkan sebanyak 95.893 hujan, kelembaban, dan lama penyinaran
kasus dengan IR :49 per 100.000 penduduk matahari) terhadap kejadian Demam
dengan kematian 661 kasus dan CFR: Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batam
0,69% [8]. Kejadian DBD di Provinsi Tahun 2016-2021.
Kepri tahun 2020 yaitu 1.393 kasus dengan
IR: 33,6 per 100.000 penduduk dan 7 kasus METODE PENELITIAN
kematian serta CFR:0,5% [9]. Data iklim di Jenis penelitian yang digunakan adalah
Kota Batam tahun 2020 suhu rata-rata 26- penelitian kuantitatif dengan metode Time
34oC, kelembaban berkisar 73-96%, curah Series uji korelasi dengan pendekatan cross
hujan tahunan sekitar 2.600 mm per tahun sectional yaitu suatu penelitian yang
[10]
. tahun 2021 rata-rata data suhu berkisar mempelajari hubungan antara faktor risiko
26-28oC dimana suhu terendah terjadi di (independen) dengan faktor efek
bulan januari dan tertinggi pada bulan mei, (dependen).
kelembaban rata-rata berkisar 75%- 85% Sampel penelitian ini adalah
dimana kelembaban terendah pada bulan kejadian demam berdarah dengue di Kota
februari dan tertinggi bulan agustus, data Batam per bulan dari bulan Januari 2016
curah hujan dimana curah hujan tertinggi sampai Desember 2021 yaitu sebesar 72
pada bulan januari yaitu 640,3 mm, dan sampel yang diperoleh dari Dinas
lama penyinaran matahari dimana tertinggi Kesehatan.
terjadi pada bulan maret yaitu 214 jam. Analisis data yang digunakan
Berdasarkan data tersebut disimpulkan adalah analisis univariat dan bivariat.
bahwa Kota Batam adalah tropis yang dapat Analisis univariat dilakukan untuk
menjadi potensial dalam penyebaran dan mengetahui gambaran dari masing-masing
perkembangan vektor DBD. variabel. Analisis bivariat menggunakan uji
Kota Batam adalah kota yang korelasi Pearson Product Moment dan Rank
berada di Propinsi Kepulauan Riau dengan Spearman untuk menilai ada tidaknya
laporan kejadian DBD yang cukup tinggi. hubungan antara dua variabel. Jika p<0,05
1975 Journal of Positive School Psychology
Kejadian DBD tertinggi selama tahun 2016-2021 adalah 139 kejadian dan terendah yaitu 14
kejadian.
150
100
50
0
MAR
APR
FEB
AGST
OKT
DES
JAN
JUNI
SEP
NOV
MEI
JULI
30
29
28
27
26
25
24
JAN
SEP
FEB
APR
NOV
MAR
AGST
DES
OKT
JUNI
MEI
JULI
Suhu tertinggi selama tahun 2016-2021 suhu udara yaitu pada bulan September
adalah 29,0 oC dan terendah yaitu 26,1 oC. sampai Januari. Sementara trend
nilai rata-rata suhu udara adalah 27,7 oC. peningkatan terjadi pada bulan Januari
Dari gambar diatas bahwa trend penurunan sampai April.
Curah hujan tertinggi selama tahun 2016- November sampai Desember dan Januari
2021 adalah 640,3 mm dan terendah yaitu sampai Februari. Sementara trend
0,8 mm. nilai rata-rata suhu udara adalah peningkatan terjadi pada bulan September
178,6 mm. Dari gambar diatas bahwa trend sampai November.
penurunan suhu udara yaitu pada bulan
700
600
500
400
300
200
100
0
FEB
APR
MAR
JUNI
SEP
OKT
JAN
NOV
AGST
DES
MEI
JULI
Kelembaban tertinggi selama tahun 2016- udara yaitu pada bulan Januari sampai
2021 adalah 86,8% dan terendah yaitu 74%. Februari dan Mei sampai Juli. Sementara
nilai rata-rata suhu udara adalah 81,3%. Dari trend peningkatan terjadi pada bulan
gambar diatas bahwa trend penurunan suhu Februari sampai Mei.
1977 Journal of Positive School Psychology
90
85
80
75
70
65
AGST
JAN
SEP
DES
APR
FEB
NOV
MAR
OKT
JUNI
MEI
JULI
300
200
100
0
FEB
MAR
APR
OKT
JAN
JUNI
SEP
NOV
AGST
DES
MEI
JULI
Gambar 5. Lama penyinaran matahari per bulan di Kota Batam tahun 2016-2021
Lama penyinaran matahari tertinggi selama yaitu untuk mengetahui distribusi data
tahun 2016-2021 adalah 248,8 jam/bulan penelitian apakah terdistribusi normal atau
dan terendah yaitu 34 jam/bulan. nilai rata- tidak dan ditunjukkan pada tabel 1 dibawah
rata suhu udara adalah 81,3%. Dari gambar ini.
diatas bahwa trend penurunan suhu udara
yaitu pada bulan Maret sampai Juni. Tabel 1. Hasil uji normalitas data
Sementara trend peningkatan terjadi pada
bulan Juni sampai Agustus. Dari tabel diatas didapatkan hanya pada
variabel kelembaban yang terdistribusi tidak
B. Analisis Bivariat normal dengan nilai p= 0,018 (p<0,05),
1. Uji Normalitas Data sehingga interpretasinya menggunakan
Uji normalitas dalam penelitian ini Rank Spearman.
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
Herdianti 1978
Test of Normality
Variabel Kolmogorov-Smirnov
Signifikasi n Keterangan
Suhu Udara 0,200 72 Normal
jumlah media perindukan nyamuk dan kesempatannya untuk menjadi vektor. Pada
semakin menurunnya daya dukung kelembaban tinggi menyebabkan nyamuk
lingkungan[16]. Curah hujan yang tinggi cepat lemah dan dapat menyebabkan
akan menambah jumlah tempat kematian. Pada kelembaban kurang dari
perindukkan nyamuk secara alami berupa 60% umur nyamuk akan menjadi pendek
wadah yang dapat menampung air sehingga tidak cukup untuk siklus
sehingga wadah tersebut dapat menjadi pertumbuhan virus dalam tubuh nyamuk
[17].
tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Menurut [20] bahwa kelembaban tidak
aegypti dan menyebabkan meningkatnya berpengaruh secara langsung pada total
kejadian DBD[17]. Curah hujan ideal artinya kasus DBD, melainkan berpengaruh pada
hujan yang tidak sampai menimbulkan umur nyamuk Aedes aegypti yang
banjir dan menggenang di suatu wadah [18]. merupakan vektor penularan DBD. Hasil
Menurut [19] bahwa Indeks Curah Hujan penelitian ini relevan dengan penelitian
(ICH) tidak secara langsung sebelumnya bahwa tidak ada hubungan
mempengaruhi perkembangbiakan yang berkorelasi negatif antara
nyamuk, tetapi berpengaruh pada curah kelembaban terhadap kejadian DBD.
hujan ideal. Namun, tingkat keeratan
hubungan antara curah hujan terhadap 6. Hubungan lama penyinaran
kejadian DBD berada dalam tingkatan matahari terhadap kejadian DBD
sangat lemah. Hasil penelitian ini sejalan Hasil penelitian menunjukkan nilai
dengan penelitian sebelumnya bahwa tidak korelasi negatif dengan tingkat keeratan
ada hubungan yang signifikan antara curah hubungan tergolong sangat lemah yang
hujan terhadap kejadian DBD dan bernilai artinya bahwa semakin meningkatnya lama
positif yang artinya bahwa jumlah kejadian penyinaran matahari maka akan
DBD akan meningkat apabila curah hujan menurunkan kejadian DBD. Cahaya
pun meningkat matahari berpengaruh pada kebiasaan
nyamuk untuk mencari makan dan
5. Hubungan kelembaban terhadap beristirahat. Nyamuk Aedes Aegypti
kejadian DBD memiliki kebiasaam beristirahat di tempat
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai yang gelap dan terlindung dari sinar
korelasi negatif dengan tingkat keeratan matahari, begitu pula dalam kebiasaan
hubungan tergolong sangat lemah dimana meletakkan telur [17]. Penelitian ini sejalan
jika terjadi kenaikan pada kelembaban dengan penelitian sebelumnya dengan
maka kejadian DBD menurun. koefisien korelasi negatif yang menyatakan
Kelembaban udara merupakan faktor bahwa tidak ada hubungan antara lama
penting dalam pertumbuhan nyamuk. penyinaran matahari terhadap kejadian
Kelembaban optimal yang diperlukan DBD. [21]
untuk pertumbuhan nyamuk berkisar
KESIMPULAN
antara 60-80%. Umur nyamuk betina rata-
rata mencapai 10 hari. Namun, dengan
Dari hasil penelitian uji korelasi iklim
keadaan kelembaban yang optimal umur
terhadap kejadian demam berdarah dengue
nyamuk dapat mencapai lebih dari 1 bulan.
di Kota Batam tahun 2016-2021 dapat
Secara tidak langsung kelembaban dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
berpengaruh terhadap umur nyamuk dalam
1. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi
1981 Journal of Positive School Psychology
kejadian DBD di Kota Batam tahun kepada YAPISTA, Pimpinan dan Civitas
2016-2021 kejadian terendah yaitu 14 Akademik Universitas Ibnu Sina, Badan
dan tertinggi 139 kejadian. Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
2. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi (BMKG) Kota Batam yang telah
Suhu Udara di Kota Batam tahun 2016- memberikan kesempatan untuk melakukan
2021 didapati bahwa suhu udara penelitian ini. Terimakasih kepada Dinas
terendah 26,1oC dan tertinggi 29,0oC. Kesehatan Kota Batam beserta staf yang
3. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi telah membantu penelitian ini.
Curah Hujan di Kota Batam tahun 2016-
2021 didapati bahwa curah hujan DAFTAR PUSTAKA
terendah 0,8 mm dan tertinggi 640,3
mm. [1] Permenkes, “Peraturan Menteri
4. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Kelembaban di Kota Batam tahun 2016- 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku
2021 didapati bahwa kelembaban Mutu Kesehatan Lingkungan Dan
terendah adalah 74% dan tertinggi yaitu Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor
86,8%. Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
5. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi Pengendaliannya,” vol. 3, no. 1. pp. 1–
Lama Penyinaran Matahari di Kota 14, 2017.
Batam tahun 2016-2021 didapati bahwa [2] A. Sartika, E. Nofita, and E. Asri,
lama penyinaran matahari terendah 34 “Status Kerentanan Nyamuk Aedes
jam/bulan dan tertinggi yaitu 248.8 Aegypti terhadap Malathion Belimbing
jam/bulan. Kecamatan Kuranji Kota Padang,” vol.
6. Ada hubungan antara suhu udara 9, no. Supplement 1, pp. 22–28, 2019.
terhadap kejadian Demam Berdarah [3] N. E. Wahyuningsih, “Hubungan
Dengue (DBD) di Kota Batam tahun Kondisi Lingkungan Rumah dan
2016-2021. Perilaku Keluarga dengan Kejadian
7. Tidak ada hubungan antara curah hujan Demam Berdarah Dengue Di
terhadap kejadian Demam Berdarah Kabupaten Aceh Besar The
Dengue (DBD) di Kota Batam tahun Relationship of Home Environmental
2016-2021. Conditions and Family Behavior with
8. Tidak ada hubungan antara kelembaban Genesis Dengue In Aceh Besar,” vol.
terhadap kejadian Demam Berdarah 13, no. 1, 2014.
Dengue (DBD) di Kota Batam tahun [4] I. M. Sihombing, Gustina Fajarwati,
2016-2021. “Hubungan Curah Hujan, Suhu Udara,
9. Tidak ada hubungan antara lama Kelembaban Udara, Kepadatan
penyinaran matahari terhadap kejadian Penduduk dan Luas Lahan Pemukiman
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dengan Kejadian Demam Berdarah
Kota Batam tahun 2016-2021. Dengue Di Kota Batam Periode Tahun
2002-2011,” 2011.
UCAPAN TERIMAKASIH [5] N. E. sofia, suhartono, “Hubungan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Kondisi Lingkungan Rumah dan
terima kasih kepada LPDP yang telah Perilaku Keluarga dengan Kejadian
membantu publikasi ini. Terima kasih juga Demam Berdarah Dengue di Kabupaten
Herdianti 1982