You are on page 1of 7

CLIMATE BEHAVIOR AGAINST DENGUE FEVER IN BANDA ACEH

CITY

Perilaku Iklim Terhadap Penyakit DBD di Kota Banda Aceh

1 1 1,
Fahrul Nizam , Ilman Arief , Nazlia Eka Safitri1 dan Ilham Wahyudi1
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Komplek Kampus Unmuha Batoh
Lueng Bata, Aceh Indonesia
fahrulnizamzaza@gmail.com, Ilhamwahyudi0612@gmail.com, ilmanarief10@gmail.com,
eka602154@gmail.com,

Received: / Accepted:

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a serious health problem, especially in tropical countries including
eastern Indonesia. DHF cases in Bau-Bau City in the last three years have shown a significant increasing
trend. In 2017 the DHF IR in Bau-Bau City was 62.6 per 100,000 population, in 2018 the IR rate was 67.4 per
100,000 population and the CFR rate was 1%, and in 2019 the DHF IR was 94.9 per 100,000 population with
the CFR increasing to 1.3%. Beginning in 2019, dengue hemorrhagic fever has increased in several regions in
Indonesia, even becoming an extraordinary event status (KLB). During January 2019, there were 15,132 cases
of dengue hemorrhagic fever and 145 deaths in 34 provinces. Aceh, 2018). The increase in DHF cases tends to
be caused by climate change caused by changes in temperature, rainfall and humidity. Climate change is
indirectly the cause for several viruses which are expected to increase during the transitional seasons marked
by rainfall and high temperatures. Therefore changes in these conditions can contribute to an increase in the
incidence of DHF. The city of Banda Aceh is a DHF endemic area with an increasing number of cases every
year. This study aims to determine the effect of climate on DHF cases in Banda Aceh City. The results showed
that DHF cases in Banda Aceh City were not affected by climate change factors, namely temperature, rainfall
and humidity

Keywords: environment, transmission, DHF.


ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan serius terutama di negara-negara tropis
termasuk Indonesia bagian timur. Kasus DBD di Kota Bau-Bau dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tren
peningkatan yang signifikan. Tahun 2017 IR DBD di Kota Bau-Bau sebesar 62,6 per 100.000 penduduk, tahun
2018 angka IR sebesar 67,4 per 100.000 penduduk dan angka CFR 1%, dan tahun 2019 IR DBD sebesar 94,9
per 100.000 penduduk dengan CFR naik menjadi 1,3%. Awal tahun 2019, penyakit demam berdarah dengue
mengalami peningkatan di beberapa daerah di Indonesia, bahkan menjadi status kejadian luar biasa (KLB).
Selama bulan Januari 2019 tercatat sebanyak 15.132 penderita demam berdarah dengue dan 145 orang
meninggal dunia yang terjadi di 34 Provinsi. Aceh,2018). Peningkatan kasus DBD cenderung diakibatkan oleh
perubahan iklim yang disebabkan oleh perubahan suhu, curah hujan dan kelembaban. Perubahan iklim secara
tidak langsung menjadi penyebab bagi beberapa virus yang diperkirakan mengalami peningkatan pada peralihan
musim yang ditandai oleh curah hujan dan suhu udara yang tinggi. Oleh karena itu perubahan kondisi ini dapat
berkontribusi pada peningkatan kejadian DBDKota Banda Aceh merupakan daerah endemik DBD dengan
meningkatnya angka kejadian setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim
terhadap kasus DBD di Kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus DBD di Kota Banda
Aceh tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim yaitu suhu, curah hujan dan kelembaban

Kata kunci: lingkungan, penularan, DBD.


PENDAHULUAN Indonesia merupakan anggota SEARO
yang selama tahun 1990-2015 berada pada
Lingkungan adalah segala sesuatu urutan pertama masalah DBD berdasarkan
yang berada di sekitar manusia serta Incidence Rate (IR) dan Case Fatality Rate
pengaruh-pengaruh luar yang (CFR) (WHO, 2018). Incidance Rate (IR)
memengaruhi kehidupan dan DBD di Indonesia tahun 2016 meningkat
perkembangan manusia. Lingkungan mencapai 77,96/100.000 penduduk
sekitar kehidupan manusia terbagi menjadi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu
3 kategori, yaitu lingkungan fisik, 50,83/100.000 penduduk, dan masih
lingkungan biologis dan lingkungan sosial. sangat jauh dari target nasional (5) (6)
Adapun yang dimaksud lingkungan Awal tahun 2019, penyakit demam
biologis adalah segala bentuk kehidupan berdarah dengue mengalami peningkatan
yang berada di sekitar manusia seperti 1) di beberapa daerah di Indonesia, bahkan
binatang (fauna); 2) tumbuh-tumbuhan menjadi status kejadian luar biasa (KLB).
(flora); 3) mikroorganisme.(1) (2) Selama bulan Januari 2019 tercatat
Pada saat ini secara global dunia sebanyak 15.132 penderita demam
mengalami masalah perubahan iklim. berdarah dengue dan 145 orang meninggal
Adapun dampak perubahan iklim ini dunia yang terjadi di 34 Provinsi.
sangat kompleks mencakup berbagai aspek Dibandingkan dengan akhir Januari tahun
kehidupan manusia. Dampak perubahan 2018, angka ini meningkat dua kali lebih
iklim yang sangat dirasakan adalah tinggi yaitu 6.167 penderita demam
terjadinya peningkatan suhu, peningkatan berdarah dengue dengan 43 orang
curah hujan dan terjadinya perubahan meninggal dunia. (Azharina ddk, 2021)
iklim ekstrim (Bappenas, 2010). Khususnya di Kota Banda Aceh, penyakit
Perubahan iklim ini akan berpengaruh DBD masih menjadi masalah kesehatan.
terhadap kesehatan manusia baik secara Kota Banda Aceh merupakan daerah
langsung maupun secara tidak langsung. endemik DBD dengan meningkatnya
Perubahan iklim secara langsung akan angka kejadian setiap tahun.(7) (8)
merugikan kesehatan manusia terutama Menurut data profil kesehatan Aceh
yang berhubungan dengan kejadian tahun 2019 berjumlah 2,386 kasus, dengan
penyakit, terutama penyakit yang jumlah kematian sebanyak 6 orang.
ditularkan oleh vektor seperti demam Jumlah tersebut meningkat dari tahun
berdarah. Efek perubahan iklim yang tidak sebelumnya, yaitu 1,533 kasus dan jumlah
langsung terhadap kesehatan manusia kematian sebanyak 4 orang. Angka
adalah melalui penyakit yang ditularkan kesakitan atau Incidence Rate (IR) DBD
serangga dan hewan pengerat-menular tahun 2019 meningkat dibandingkan tahun
(misalnya, malaria, demam berdarah, virus 2018, yaitu dari 29 menjadi 44 per 100,000
demam west nile, penyakit lyme dan penduduk. Penurunan case fatality rate
hantavirus pulmonary syndrome); (CFR) dari tahun sebelumnya tidak terlalu
meningkat asap dan polusi udara; penyakit tinggi, yaitu 0,26% pada tahun 2018
yang ditularkan melalui air dan makanan menjadi 0,25% pada tahun 2019. Untuk
yang berhubungan dengan penyakit kota Banda Aceh angka kesakitan DBD
(misalnya, giardiasis, infeksi e. coli, dan yaitu 127 per 100,000 penduduk dengan
keracunan kerang); radiasi ultra violet kuat case fatality rate sebesar 0,29%.(4) (1)
yang dapat menyebabkan kanker kulit dan Peningkatan kasus DBD cenderung
katarak.(3) (4) diakibatkan oleh perubahan iklim yang
Demam Berdarah Dengue (DBD) telah disebabkan oleh perubahan suhu, curah
tersebar di seluruh dunia termasuk di hujan dan kelembaban. Perubahan iklim
negara wilayah WHO yakni Amerika secara tidak langsung menjadi penyebab
(PAHO), Asia Tenggara (SEARO) dan bagi beberapa virus yang diperkirakan
Pasifik Barat (WPRO) (WHO, 2016).
mengalami peningkatan pada peralihan
musim yang ditandai oleh curah hujan dan Akibat interaksi antara lingkungan,
suhu udara yang tinggi. Oleh karena itu perilaku, pelayanan kesehatan dan
perubahan kondisi ini dapat berkontribusi keturunan, sedangkan berdasarkan teori
pada peningkatan kejadian DBD. Terdapat segitiga epidemiologi terjadinya suatu
korelasi kuat antara iklim yang terjadi penyakit karena terdapatnya interaksi
(suhu udara, curah hujan, dan kelembaban antara pejamu/host, agen penyakit dan
relatif) dan DBD dalam analisis peneliti lingkungan. Cuaca dan iklim berpengaruh
menggunakan uji Pearson.(3) (5) terhadap patogenesis berbagai penyakit
Virus dengue dan vektor nyamuknya yang berbeda dan dengan cara berbeda
peka terhadap lingkungan. Suhu, curah satu sama lain pula. Salah satu pengaruh
hujan, dan kelembaban memiliki peran perubahan iklim adalah terhadap potensi
yang jelas dalam siklus transmisi vektor. peningkatan kejadian timbulnya penyakit
Kondisi ini memicu peningkatan kasus yang ditularkan oleh nyamuk seperti
DBD di kota Banda Aceh pada setiap Malaria, Radang Otak akibat West Nile
tahunnya dan masih belum optimalnya Virus, Filariasis, Japanese Encephalitis,
kajian mengenai pengaruh iklim dalam dan Demam Berdarah. Perubahan suhu,
tinjauan suhu, curah hujan dan kelembaban dan kecepatan angin dapat
kelembaban udara khususnya di wilayah meningkatkan populasi, memperpanjang
Kota Banda Aceh terhadap penularan umur dan memperluas penyebaran vektor
penyakit DBD. Sehingga mendorong sehingga berdampak terhadap peningkatan
penulis tertarik melakukan kajian terkait kasus penyakit menular seperti: malaria,
hal tersebut guna pencegahan atau dengue fever, schistosomiasis, filariasis
meminimalisasi penularan penyakit DBD dan pes.(1) (7)
dan meningkatkan kewaspadaan dini Pada kejadian demam berdarah,
dengan melihat analisis berdasarkan meningkatnya penyebaran penyakit dapat
prediksi-prediksi terkait.(7) (8) disebabkan oleh meningkatnya jumlah
METODE PENELITIAN vektor sebagai perantara penyebaran
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyakit. Curah hujan yang tinggi
penelitian ini adalah deskriptif analitik menimbulkan genangan-genangan air yang
secara retrospektif dengan pendekatan merupakan tempat perindukan yang
cross sectional merupakan suatu penelitian nyaman bagi nyamuk penyebar penyakit.
yang mempelajari hubungan antara faktor Selain itu, tempat perindukan nyamuk ini
risiko (independen) dengan faktor efek sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat
(dependen). Penelitian ini bersifat (altitude), kemiringan lereng (slope) dan
kuantitatif non eksperimental fisik. Metode penggunaan lahan (Land Use), sedangkan
penelitian yang berlandaskan pada filsafah unsur cuaca memengaruhi metabolisme,
positivisme, digunakan untuk meneliti pertumbuhan, perkembangan dan populasi
pada populasi atau sampel tertentu. nyamuk tersebut. Curah hujan dengan
Populasi dan sampel pada penelitian penyinaran yang relatif panjang turut
ini adalah data kasus DBD yang diperoleh memengaruhi habitat perindukan nyamuk.
dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Perubahan iklim yang tidak menentu
Tahun 2019-2021 dan data curah hujan, di Kota Banda Aceh ditengarai sebagai
suhu dan kelembaban diambil dari Badan penyebab meningkatnya genangan air
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika bersih yang menjadi tempat perindukan
(BMKG) Kota Banda Aceh pada periode nyamuk Aedes yang memang menyukai
Januari 2019 – Desember 2021. bertelur di air bersih dan tergenang,
sehingga menjadi salah satu pemicu
meledaknya kasus penyakit DBD. Suhu
HASIL DAN PEMBAHASAN rata-rata bulanan tidak secara langsung
mempengaruhi kasus DBD, karena suhu sebanyak 15.132 penderita demam
dipengaruhi oleh kemiringan sinar berdarah dengue dan 145 orang meninggal
matahari, keadaan awan, keadaan dunia yang terjadi di 34 Provinsi. Kota
permukaan bumi, dan lamanya penyinaran Banda Aceh ditengarai sebagai penyebab
matahari yang saling mempengaruhi, meningkatnya genangan air bersih yang
sehingga perubahan pada salah satu faktor menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes
tersebut menyebabkan perbedaan suhu yang memang menyukai bertelur di air
pada waktu dan kondisi tertentu. Selain bersih dan tergenang, sehingga menjadi
suhu, curah hujan terjadi cukup fluktuatif salah satu pemicu meledaknya kasus
setiap tahunnya di Kota Banda Aceh. penyakit DBD. Pada kejadian demam
Nyamuk pembawa penyakit DBD berdarah, meningkatnya penyebaran
umumnya berada di daerah tropis dan penyakit dapat disebabkan oleh
subtropis yang didominasi curah hujan meningkatnya jumlah vektor sebagai
yang cukup tinggi, kondisi tersebut dapat perantara penyebaran penyakit. Curah
menimbulkan genangan-genangan air yang hujan yang tinggi menimbulkan genangan-
merupakan tempat perindukan yang genangan air yang merupakan tempat
nyaman bagi nyamuk penyebar penyakit. perindukan yang nyaman bagi nyamuk
Sedangkan faktor kelembaban penyebar penyakit. Berdasarkan hasil
mempengaruhi umur nyamuk, jarak penelitian dan pembahasan yang telah
terbang, kecepatan berkembangbiak, diuraikan dapat disimpulkan bahwa faktor
kebiasaan menggigit, istirahat, dan lain- perubahan iklim (suhu, curah hujan,
lain.8 Kecenderungan korelasi yang tidak kelembaban) tidak mempengaruhi jumlah
stabil diakibatkan oleh kekuatan korelasi kasus DBD di Kota Banda Aceh selama
yang lemah antara variabel perubahan tahun 2015 hingga 2019.
iklim (suhu, curah hujan dan kelembaban)
dan kasus DBD di Kota Banda Aceh. DAFTAR PUSTAKA
Selain itu, Aisyah, dkk (2019) telah
melakukan analisis secara multivariat dan 1. Taamu T, Misbah SR, Purnama A.
menghasilkan hanya kelembaban udara Pengetahuan Pasien Tentang
(variabel tinjauan suhu, curah hujan dan Penyakit Demam Berdarah Dengue
kelembaban) yang terbukti berpengaruh Di Poliklinik Umum Puskesmas
signifikan terhadap jumlah kasus DBD di Poasia Kota Kendari. J Kesehat
Kota Semarang. Kondisi serupa juga Manarang. 2018;3(1):5.
terjadi dalam analisis yang dilakukan 2. Podung GCD, Tatura SNN, Mantik
peneliti yang hanya variabel kelembaban MFJ. Faktor Risiko Terjadinya
yang memiliki korelasi terhadap kasus Sindroma Syok Dengue pada
DBD. Berbeda dengan hasil analisis Demam Berdarah Dengue. J
bivariat yang dilakukan oleh Ali dan Biomedik. 2021;13(2):161.
Ma’rufi (2018) terhadap korelasi antara 3. Yushananta P, Setiawan A,
curah hujan dan kasus DBD di Pasuruan Tugiyono T. Variasi Iklim dan
periode 2009-2013 yang Dinamika Kasus DBD di Indonesia:
menginformasikan terdapat korelasi yang Systematic Review. J Kesehat.
kuat antara curah hujan dan kasus DBD. 2020;11(2):294.
KESIMPULAN 4. Zubaidah T, Ratodi M, Marlinae L.
Pemanfaatan Informasi Iklim
Awal tahun 2019, penyakit demam Sebagai Sinyal Peringatan Dini
berdarah dengue mengalami peningkatan Kasus Dbd Di Banjarbaru,
di beberapa daerah di Indonesia, bahkan Kalimantan Selatan. Vektora J
menjadi status kejadian luar biasa (KLB). Vektor dan Reserv Penyakit.
Selama bulan Januari 2019 tercatat 2016;8(2).
5. Pascawati NA, Satoto TBT,
Wibawa T, Frutos R, Maguin S.
Dampak Potensial Perubahan Iklim
Terhadap Dinamika Penularan
Penyakit DBD Di Kota Mataram.
Balaba J Litbang Pengendali
Penyakit Bersumber Binatang
Banjarnegara. 2019;49–60.
6. Raksanagara A, Arisanti N,
Rinawan F. Dampak Perubahan
Iklim Terhadap Kejadian Demam
Berdarah Di Jawa-Barat. J Sist
Kesehat. 2016;1(1).
7. Sintorini MM. Pengaruh Iklim
terhadap Kasus Demam Berdarah
Dengue. Kesmas Natl Public Heal J.
2007;2(1):11.
8. Irma I, Sabilu Y, Harleli H, AF SM.
Hubungan Iklim dengan Kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD). J
Kesehat. 2021;12(2):266.

You might also like