Professional Documents
Culture Documents
Tugas Sejarah Indonesia Xii
Tugas Sejarah Indonesia Xii
Question
Kekuatan politik baru lainnya adalah PKI. PKI sebagai partai yang bangkit
kembali pada tahun 1952 dari puing-puing pemberontakan Madiun 1948. PKI
kemudian muncul menjadi kekuatan baru pada pemilihan umum 1955. Dengan
menerima Penetapan Presiden No. 7 1959, partai ini mendapat tempat dalam
konstelasi politik baru. Kemudian dengan menyokong gagasan Nasakom dari
Presiden Soekarno, PKI dapat memperkuat kedudukannya. Sejak saat itu PKI
berusaha menyaingi TNI dengan memanfaatkan dukungan yang diberikan oleh
Soekarno untuk menekan pengaruh TNI AD.
PKI berusaha untuk mendapatkan citra yang positif di depan Presiden Soekarno.
PKI menerapkan strategi “menempel” pada Presiden Soekarno. Secara sistematis,
PKI berusaha memperoleh citra sebagai Pancasilais dan pedukung kebijakan-
kebijakan Presiden Soekarno yang menguntungkannya. Hal ini seperti apa yang
diungkapkan D.N. Aidit bahwa melaksanakan Manipol secara konsekuen adalah
sama halnya dengan melaksakan program PKI. Hanya kaum
Manipolismunafikdankaumreaksionerlahyangberusahamenghambatdan menyabot
manipol. Apa yang diungkapkan Aidit ini merupakan suatu upaya untuk
memperoleh citra sebagai pendukung Soekarno.
PKI pun melakukan berbagai upaya untuk memperoleh dukungan politik dari
masyarakat. Berbagai slogan disampaikan oleh pemimpin PKI, Aidit, Siapa setuju
Nasakom harus setuju Pancasila. Berbagai pidato Soekarno dikutip disesuaikan
sedemikian rupa sehingga seolah-olah sejalan dengan gagasan dan cita-cita PKI.
PKI terus meningkatkan kegiatannya dengan berbagai isu yang memberi citra
kepada PKI sebagai partai paling Manipolis dan pendukung Presiden Soekarno
yang paling setia.
Pada akhir tahun 1964, PKI disudutkan dengan berita ditemukannya dokumen
rahasia milik PKI tentang Resume Program Kegiatan PKI Dewasa ini. Dokumen
tersebut menyebutkan bahwa PKI akan melancarkan perebutan kekuasaan. Namun
pimpinan PKI, Aidit, menyangkal dengan berbagai cara dan menyebutnya sebagai
dokumen palsu. Peristiwa ini menjadi isu politik besar pada tahun 1964. Namun
hal ini diselesaikan Presiden Soekarno dengan mengumpulkan para pemimpin
partai dan membuat kesepakatan untuk menyelesaikan permasalahan diantara
unsur-unsur di dalam negeri diselesaikan secara musyawarah karena sedang
menjalankan proyek Nekolim, konfrontasi dengan Malaysia. Kesepakatan tokoh-
tokoh partai politik ini dikenal sebagai Deklarasi Bogor. Namun PKI melakukan
tindakan sebaliknya dengan melakukan sikap ofensif dengan melakukan serangan
politik terhadap Partai Murba dengan tuduhan telah memecah belah persatuan
Nasakom, dan akan mengadakan kudeta serta akan membunuh ajaran dan pribadi
Presiden Soekarno. Upaya-upaya PKI ini membawa hasil dengan ditangkapnya
tokoh-tokoh Murba, diantaranya Soekarni dan partai Murba dibekukan oleh
Presiden Soekarno.
Terhadap TNI AD pun, PKI melakukan berbagai upaya dalam rangka mematahkan
pembinaan teritorial yang sudah dilakukan oleh TNI AD. Seperti peristiwa Bandar
Betsy (Sumatera Utara), Peristiwa Jengkol. Upaya merongrong ini dilakukan
melalui radio, pers, dan poster yang menggambarkan setan desa yang harus
dibunuh dan dibasmi. Tujuan politik PKI disini adalah menguasai desa untuk
mengepung kota.