You are on page 1of 2
BULETIN RISET EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH (BREAKS) Religiusitas dan Faktor Faktor Penentu Kepercayaan Terhadap Perbankan di Indonesia Halim Alamsyah, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Keuangan Syariah dan Keuangan sekaligus Wakil Ketua Umum II DPP IAEI bidang Komunikasi Strategis dan Kerjasama Internasional, mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan deposan terhadap perbankan di Indonesia. Artikel ni dipublikasikan dalam jurnal internasional bereputasi Research in International Business and Finance di tahun 2020. Penulis berkolaborasi dengan para peneliti dari Universitas Sebelas Maret dan Universitas Bina Nusantara. BREAKS edisi keempat ini mengelaborasi cuplikan diskusi pada artikel tersebut. Pentingnya Kepercayaan dalam Industri Perbankan ank telah menjadi salah satu institusi keuangan terpenting dalam perekonomian dunia. Bank memiliki fungsi maturity transformation. Di satu sisi, bank menerima Dana Pihak Ketiga (OPK) berjangka waktu pendek, di sisi lain bank menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan dengan jangka menengah-penjang pada kegiatan produktif, Oleh karena itu, bank dianggap mampu meningkatkan investasi nasional secara agregat Namun demikian, ketidaksesuaian horizon waktu antara kewajiban dan aset bank mengharuskan bank menjalankan asset-liability management yang baik sehingga dapat menyediakan likuiditas yang cukup ketika deposan menarik dananya sewaktu-waktu. Kemungkinan ‘terburuk yang dihadapi oleh bank adalah ketika banyak deposan menarik dananya dalam waktu yang bersamaan, sehingga bank kekurangan likuiditas. Kondisi ini diperburuk dengan adanya kecenderungan deposan untuk “ikut-ikutan” menarik dananya apabila deposan lain menarik dana dari bank (herding behavior). Pada akhirnya terjadi fenomena bank run. Bank run tentunya dapat mengguncang stabilitas sektor keuangan dan mengakibatkan krisis ekonomi, Tidak hanya itu, bank run juga dapat menyebabkan contagion effect, di mana krisis ekonomi menular ke bank- bank lain, sektor lain, dan bahkan negara lain. Layaknya krisis Asia yang merebak 25 tahun silam pada tahun 1997- 1998 yang menyebabkan 16 bank di Indonesia terpaksa ditutup dan bank lainnya mengalamikebangkrutan, Tingkat Kepercayaan Deposan Salah satu yang dapat mencegah terjadinya bank run adalah kepercayaan deposan yang tinggi terhadap bank Kepercayaan merupakan kondisi psikologis ketika seseorang memiliki ketergantungan terhadap orang lain dengan ekspektasi yang positf, Untuk menangkap tingkat CLL EDISI IV/ FEBRUAR! 2022 =REAKS ret | kepercayaan deposan di Indonesia, penulis membangun indeks kepercayaan menggunakan lima dimensi, yakni () integritas (kejujuran dan kebenaran); (ii) kompetensi (pengetahuan dan keterampilan teknis serta interpersonal) (i konsistensi (keandalan, prediktabilitas, dan penilaian yang baik dalam menghadapi suatu kondisi); (iv) loyalitas (kesediaan untuk berdedikasi kepada pihak yang memberikan amanat); (v) transparansi (keterbukaan penuh kepada pihak yang memberikan amanat). Literatur menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan deoosan. Dengan adanya kecenderungan perbedaan dan kondisi tertentu yang mempengaruhi tingkat kepercayaan deposan terhadap bank dan industri perbankan di satu ‘tempat dan tempat yang lainnya , maka Alamsyah dan rekan penulis mencoba secara khusus meneliti determinan yang mempengaruhi tingkat kepercayaan deposan terhadap bank dan industri perbankan di Indonesia Kepercayaan Deposan Indonesia Alamsyah dkk. menemukan bahwa tingkat kepercayaan deposan terhadap individu bank lebih tinggi daripada kepercayaannya terhadap industri perbankan secara menyeluruh dan jaring pengaman keuangan (financial safety net). Hal tersebut terjadi karena kecenderungan deposan memperhatikan risiko di tingkat mikro daripada tingkat makro, Lebih dalam, Alamsyah dkk. menunjukkan bahwa terdapat enam faktor yang menjadi determinan tingkat kepercayaan deposan terhadap individual bank, industri perbankan, maupun jaring pengaman keuangan. Keenam faktor tersebut antara lain: (1) religiusitas, (2) sosiodemografi, (3) karakteristik deposito dan bank, (4) pengambilan risiko (risk-taking), (5) kepercayaan terhadap sumberinformasi, dan (6) lokasi geografis. Pertama, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa deposan yang religius dan menghargai nilai-nilai BULETIN RISET EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH (BREAKS) sosial memiliki kepercayaan yang besar pada individu bank, industri perbankan, maupun jaring pengaman keuangan. Faktor nilai personal ini bisa dikatakan menjadi salah satu penentu kepercayaan yang penting. Data menunjukkan bahwa depositor di Indonesa memiliki perhatian yang lebih besar terhadap nilai-nilai sosial, agama, dan budaya dibandingkan aspek-aspek ekonomi danmeterial eeu Ceuls Perec) ei) i Tega Peery ee Kedua, dari segi sosiodemografi ditemukan bahwa umumnya wanita memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah terhadap bank dan industri perbankan dibandingkan laki-laki Hal ini dapat terjadi karena adanya kesenjangan gender dalam partisipasi tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, deposan yang lebih tua umumnya Kurang percaya terhadap industri perbankan dan jaring pengaman keuangan, Kurangnya kepercayaan tersebut juga tetjadi pada deposan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi Ketiga, penelitian ini juga menemukan bahwa karakteristik bank memengaruhi kepercayaan nasabah, Deposan yang menempatkan uangnya pada empat bank besar di indonesia ~ Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BCA - memilki tingkat kepercayaan lebih besar pada industri perbankan dan jaring pengaman keuangan. Empat bank besar tersebut memiliki citra yang positif di mata EDISI IV/ FEBRUAR! 2022 masyarakat dan memiliki pangsa pasar yang luas di Indonesia. Sedangkan besarnya ukuran deposito tidak _mempengaruhi kepercayaan deposan. Keempat, perilaku pengambilan risiko (risk-taking behavior) mempengaruhi kepercayaan deposan terhadap industri perbankan dan jaring pengaman keuangan. Hal ini dapat terjadi karena tingkat risk aversion deposan di Indonesia relatif rendah di mana ancaman dianggap hal yang normal dalam kehidupan Kelima, deposan yang memperoleh informasi dari pemerintah umumnya memiliki kepercayaan yang lebih besar pada individu bank, industri perbankan, maupun jaring pengaman keuangan. Hal serupa juga terjadi pada deposan yang memperoleh informasi dari televisi, media sosial, maupun media online. Alasan yang menyebabkan tingginya tingkat kepercayaan tersebut adalah karena pemerintah dapat memberikan informasi yang tepat dan kredibel terkait dengan kondisi sektor perbankan dan ekonomi secara umum. Terakhir, pada faktor geografis ditemukan bahwa deposan yang berasal dari Pulau Jawa cenderung memiliki kepercayaan yang lebih tinggi terhadap individu bank, industri perbankan, maupun jaring pengaman keuangan. Hal ini menunjukkan masih terdapat disparitas informasi antara nasabah di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa yang periusegeradibenahi. Rekomendasi Beberapa rekomendasi kebijakan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan deposan di Indonesia Pertama, literasi deposan khususnya untuk yang berpendidikan dan kalangan wanita perlu ditingkatkan, Alasannya karena semakin tinggi tingkat pendidikan deposan, justru berdampak pada kurangnya kepercayaan terhadap bank, industri perbankan, dan jaring pengaman keuangan. Halinijugaberlaku terhadapwanita, kedua, perlunya peningkatan kredibilitas dan pemerataan informasi, sehingga deposan memperoleh informasi yang tepat untuk bisa mempertahankan bahkan ‘meningkatkan tingkat kepercayaannya terhadap industri perbankan dan, umumnya, sistem keuangan diindonesia. Strategi diatas diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan deposan dan stabilitaslikuiditas bank dan sektorkeuangan Referensi Alamsyah, #, Ariefianto, M. D., Saheruddin, H1, Wardono, S, & Tanugrono, | (2020), Deposters' trust: Some empirical evidence from Indonesia. Research in International Business and Finance, 54, 101251 https //lo 7/10.1016/) bat 2020 10251 Call for BREAKS Contributions Kirimkan versi POPULAR dari publikas!ilmiah anda di jurnal-jurnal bereputasi internasional untuk dimuat dalam BREAKS edisi berikutnya, Tulisan maksimal 1000 kata dalam bahasa Indonesia, Kirimkan melalui email redaksi.breaks@iaei-pusat.org / redaksi i@gmail.com In‘ormasi: 0851 6324 0059 (Whatsarp) Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) adalah organisasi para akademis| dan praktis! untuk melakukan tulisan popular. TAEI pengkajian, pengembangan, pendidikan dan sosialisaasi Ekonomi slam. BREAKS (Buletin Riset Ekonomi & Keuangan Syariah) merupakan salah satu program literasi AEI yang mengemas hasil publikasi imiah pengurus ke dalam bentuk Redaksi BREAKS: Gedung Dhanapala Lt. 2 Kementerian Keuangan Rl, Jl Dr Wahidin No.1, Senen Raya, Jakarta Pusat 10710 Phone’+6221 3840059 0851 53240059 - Frail redaks'aei@gmalcom-Webs te www iael-DuSat OFS eee Cd

You might also like