You are on page 1of 2
BULETIN RISET EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH (BREAKS) Wisata Ramah Muslim dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan dan Loyalitas Wisatawan Pengembangan SDM Kepen: an c Dewan Pimpinan Pusat IA! mengkaji ‘| pengaruh atribut umum dan Islami U Fi) destinasi wisata di negara Muslim terhadap kepuasan dan loyalitas para wisatawan. Artikel ini dipublikasikan dalam jurnal internasional bereputasi SAGE Journals pada tahun 2022. Penulis berkolaborasi dengan para peneliti dari Universitas Indonesia dan Universitas Islam Kalimantan, Sri Rahayu Hijrah Hati, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, sekaligus anggota Bidang BREAKS edisi ketujuh ini mengelaborasikan cuplikan diskusi pada artikel tersebut. Pariwisata Muslim epuasan konsumen merupakan salah satu fokus Utama bisnis. Keberhasilan perusahaan di masa depan ditentukan oleh seberapa mampu perusahaan tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumennya. Hal ini juga berlaku dalam bidang pariwisata. Memenuhi kepuasan wisatawan Muslim menjadi sangat penting mengingat populasinya yang sangat signifikan (24% populasi dunia) Melihat semakin berkembangnya pariwisata Muslim dan pentingnya memenuhi kepuasan mereka, maka Hati dan kawan penulis berusaha mengkaji lebih jauh terkait pengaruh atribut-atribut umum dan Islami destinasi wisata terhadap kepuasan dan loyalitas wisatawan Muslim untuk melakukan kunjungan wisata Studi-studi terdahulu menggunakan beberapa istilah untuk merepresentasikan pasar pariwisata yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan wisatawan Muslim. Mulai dari Wisata Islami (lslamic Tourism), Wisata Halal (Halal Tourism), hingga Wisata Ramah Muslim (Muslim-Friendly Tourism). Secara konsep, Wisata Islami merupakan wisata yang dilakukan untuk mendapatkan ridha Allah. Di sisi lain, Wisata halal merupakan segala objek serta tindakan dalam industri pariwisata yang boleh digunakan umat Islam secara syariat Islam, sebagai lawan dari haram, Wisata ramah Muslim adalah wisata yang memfasiltasi wisatawan Muslim untuk menjalankan kewajiban agamanya selama berwisata. Sering kali wisata ramah Muslim dianggap lebih tepat digunakan karena cakupannya yang lebih universal Atribut Destinasi Wisata Muslim Penelitian ini mengkategorikan atribut wisata menjadi dua, umum dan Islami. Atribut umum adalah atribut yang tersedia di suatu destinasi wisata tanpa memperhatikan apakah destinasi wisata tersebut ramah Muslim atau tidak. Atribut ini meliputi: (1) aktivitas, hiburan, dan daya tarik yang ditawarkan; (2) kebersihan; (3) citra_ destinasi wisata; (4) keamanan; (5) infrastruktur; (6) ketersediaan informasi untuk wisatawan; (7) fasilitas untuk anak-anak CLL EDISI Vil / MEI 2022 ia1| BREAKS dan lansia; (8) keramahan penduduk setempat; dan (9) transportasi lokal. Secara umum, atribut generik tersebut diprediksi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan muslim secarakeseluruhan. Pertimbangan lanjutan yang mungkin dilakukan Muslim dalam menentukan destinasi wisata adalah atribut Islami, Atribut Islami meliputi: (1) bebas perjudian; (2) bebas alkohol; (3) aturan berpakaian staf hotel dan restoran yang Islami; (4) aturan berpakaian di tempat umum yang Islami; (5) tersedia hiburan yang tidak melanggar syariat Islam; (6) area publik terpisah antara pria dan wanita; (7) akomodasi ramah Muslirn; (8) staf/karyawan Muslim; (9) larangan prostitusi; (10) larangan perilaku yang tidak pantas ditempat umum; dan (11) promosi/pemasaran yang sesuai dengan etika Islam, Atribut Islami memiliki pengaruh positit terhadap kepuasan wisatawan Muslim secara keseluruhan, Di kota- kota dengan penduduk mayoritas Muslim, atribut islarni merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mudah ditemukan. Pengaruh Atribut Wisata terhadap Kepuasan Wisatawan Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk mengevaluasi pengaruh atribut-atribut destinasi wisata kepada kepuasan wisatawan, dan pada akhirnya, ‘tethadap loyalitas wisatawan. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari atribut destinasi wisata pada kepuasan wisatawan. Walaupun keduanya memiliki pengaruh yang signifikan, atribut yang sifainya generik memiliki pengaruh yang lebih besar, hampir tiga kalilipat, dibandingkan denganatribut Islami Peneliti juga mencoba melihat apakah tingkat religiusitas wisatawan juga dapat meningkatkan atau mengurangi pengaruh atribut Islami terhadap kepuasan, Religiusitas merupakan gambaran sejauh mana penganut dari suatu agama menerima keyakinannya dan mengamalkan agama yang diyakininya. Sehingga, religiusitas berkaitan dengan keyakinan agama (iman) dan praktikkeagamaan (amal) BULETIN RISET EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH (BREAKS) Gambar: Hasil Model truktural Menariknya, hasil SEM menunjukkan tidak signifikannya peran religiusitas tersebut. Religiusitas Islam ‘temyata tidak memiliki peran moderasi hubungan antara atribut Islam dan kepuasan wisatawan secara keseluruhan. Artinya, wisatawan dengan tingkat religiusitas tinggi tidak menganggap rilai atribut Islami lebih penting dibandingkan dengan yang lainnya ketika melakukan evaluasi paket wisata. Hal ini dapat terjadi karena responden dalam penelitian ini didominasi oleh wisatawan yang berasal negara dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia dan Malaysia, Sehingga, mereka telah familiar dengan atribut Islami Alasan lain adalah kemungkinan destinasi yang dikunjungimemiliki mayoritas penduduk muslim, Pengaruh Kepuasan terhadap Loyalitas Wisatawan Model struktural juga coba menangkap bagaimana pengaruh kepuasan wisatawan terhadap loyalitas, keluhan dan niat beralih kepada layanan lain. Loyalitas wisatawan terdiri dari loyalitas perilaku dan loyalitas sikap. Loyalitas perilaku merupakan niat wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali pada destinasi wisata yang sama. Sedangkan, loyalitas sikap merupakan kesediaan wisatawan untuk merekomendasikan suatu destinasi wisata kepada oranglain. Studi ini membuktikan bahwa kepuasan wisatawan mempengaruhi loyalitasnya terhadap suatu destinasi wisata, baik loyalitas perilaku maupun loyalitas sikap. Wisatawan yang puas terhadap suatu destinasi wisata akan merasa loyal, menunjukkan sikap yang positif, menyampaikan word of mouth yang positif, dan merekomendasinya ke orang lain, Kepuasan konsumen yang tidak terpenuhi dapat, menghasilkan dampak yang negatif, yakni keluhan dan niat untuk beralin produk atau layanan. Apabila wisatawan tidak merasa puas, mereka dapat memilih untuk menyampaikan keluhannya, tidak mengunjungi EDISI Vil / MEI 2022 destinasi wisata tersebut, atau beralih ke destinasi wisata yang lain. Namun, nyatanya kepuasan wisatawan secara keseluruhan tidak membawa pengaruh negatf terhadap niat menyampaikan keluhan. Artinya, tidak semua konsumen yang merasa tidak puas akan menyampaikan keluhannya, Beberapa faktor yang membuat konsumen enggan menyampaikan keluhannya, antara lain kepribadian, penilaian atas biaya/manfaat yang akan diperoleh, manfaat sosial, elemen kontekstual dan situasional, waktu yang tidak cukup, ketidakmampuan untuk menyampaikan kepada orang yang tepat, serta kurangnya akses saluran pengaduan. Lain halnya dengan niat untuk beralih, Ternyata kepuasan wisatawan secara keseluruhan memiliki pengaruh negatif terhadap niat untuk beralih. Hal ini karena adanya anggapan bahwa meninggalkan produk atau layanan lebih mudah untuk dilakukan. Sehingga, dalam konteks pariwisata, wisatawan yang tidak puas akan memilih untuk meninggalkan destinasi wisata ‘tersebut dan beralihke destinasi wisata lai Rekomendasi Terdapat beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat membantu industri, pemerintah, maupun pihak terkait dalam memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim dan mendorongnya untuk melakukan kunjungan kembali pada suatu destinasiwisata Pertama, tersedianya informasi yang mencukupi, seperti Tourist Information Centers (TICs), TICS perl disediakan di tempat umum yang banyak dikunjungi wisatawan. Kehadiran TICs dapat memudahkan akses wisatawan terhadap sumber informasi, seperti daya tarik destinasi wisata, akomodasi,serta transportasi Kedua, pengembangan hiburan yang dijadikan daya tarik untuk wisatawan, Daya tarik buatan dapat dikembangkan sebagai pelengkap daya tarik alami. Hiburan tambahan dapat berupa pertunjukan seni, pusat perbelanjaan, serta daya tarik/ain yang dapat dijadikan cir khas dari destinasiwisata tersebut Ketiga, destinasi wisata yang bebas alkohol dan perjudian. Contohnya, restoran perlu memisahkan bagian antara alkohol dan non-alkohol untuk pelanggan yang berbeda.Selain itu, pihak terkait perlu memastikan bahwa tidak terdapat perjudian pada destinasi wisata tersebut. Keempat, adanya area terpisah untuk pria dan wanita di tempat umum, seperti mushola, tempat wudhu, dan kolam renang, Selain tu, ikian pada destinasi wisata harus menggunakan model yang berpakaian sopan dan hiburan yang sesuai syariat islam. Referensi Faryat LAN, A 2, Gayate, 6, & Hat. R(2022). Attributes influencing Gverall Tourist Satisfaction ‘and ts Consequences for Muslim-majority Destination. SAGE Open, 12(1), 2158244021 10634 Call for BREAKS Contributions Kirimkan versi POPULAR dari publikasiilmiah anda di jurnal-jurnal bereputasi internasional untuk dimuat dalam BREAKS edisi berikutnya. Tullsan maksimal 1.000 kata dalam bahasa Indonesia. Kirimkan melalui email: redaksi.breaks@iael-pusat.org / redaksl.iaei@gmall.com Informasi: 0851 6524 0059 (Whatsapp) Ee Recent ermen ince nee eo dalam bentuk tulisan popular. aero ee cd Pree

You might also like