Professional Documents
Culture Documents
Megawati1
Reskino2*,
1
Universitas Trisakti
*2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
*Corresponding author: reskino@uinjkt.ac.id
Abstract
The aims of this research were to verify the effect of Internal control, Whistleblowing system,
and organizational commitment on Fraud prevention; and to verify whether individual morality
moderate the effect of Internal control, Whistleblowing system, and organizational commitment
on Fraud prevention. The research method uses explanatory research, data collection techniques
use primary data obtained from distributing questionnaires. The research sample consisted of
100 employees at state-owned banks consisting of Bank BNI, Bank BRI, Bank BTN, and Bank
Mandiri. Data analysis techniques were carried out with the help of statistics, namely Structural
Equation Modeling (SEM). The results of the study show that internal control, whistleblowing
systems, organizational commitment, and individual morality have an effect on fraud prevention.
Meanwhile, individual morality is able to moderate the influence between internal control,
whistleblowing system, and organizational commitment to fraud prevention. Meanwhile, the
magnitude of the influence of fraud prevention can be explained from the presence of internal
controls, white blowing systems, and organizational commitment, as well as the moderating
effect of individual morality at 81.2%.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh Pengendalian Internal, Whistleblowing
System, dan Komitmen Organisasional terhadap Pencegahan Fraud; dan untuk memverifikasi
apakah moralitas individu memoderasi pengaruh pengendalian internal, sistem Whistleblowing,
dan komitmen organisasi terhadap pencegahan Fraud. Metode penelitian menggunakan
explanatory research, teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner. Sampel penelitian terdiri dari 100 pegawai pada bank BUMN yang
terdiri dari Bank BNI, Bank BRI, Bank BTN, dan Bank Mandiri. Teknik analisis data dilakukan
dengan bantuan statistik yaitu Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengendalian internal, sistem whistleblowing, komitmen organisasi, dan
moralitas individu berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan. Sedangkan moralitas
individu mampu memoderasi pengaruh antara pengendalian internal, sistem whistleblowing,
dan komitmen organisasi terhadap pencegahan kecurangan. Sedangkan besarnya pengaruh
pencegahan kecurangan dapat dijelaskan dari adanya pengendalian internal, whiteblowing
system, dan komitmen organisasi, serta efek moderasi moralitas individu sebesar 81,2%.
31
32 Pengaruh Pengendalian Internal, Whistleblowing___________________________
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh perusahaan
untuk memberikan informasi mengenai gambaran suatu perusahaan. Laporan keuangan
sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan. Oleh
karena itu, laporan keuangan yang disajikan harus benar-benar akurat dan terbebas dari
salah saji material agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Akan tetapi,
laporan keuangan terkadang dibuat bertujuan untuk mendapatkan kesan baik dari
berbagai pihak. Hal inilah yang mendorong perusahaan untuk melakukan manipulasi di
bagian tertentu pada laporan keuangan agar terlihat baik sehingga informasi yang
disajikan tidak relevan.
Kecurangan laporan keuangan sangat rentan terjadi pada sebuah organisasi, salah
satunya pada sektor perbankan.Fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Terhimpunnya dana dari masyarakat yang jumlahnya tidak sedikit dapat membuka
peluang bagi setiap individu untuk melakukan tindak kecurangan demi mendapatkan
keuntungan pribadi/kelompok, di lain sisi terdapat juga pihak yang dapat dirugikan
(Sukadwilinda & Ratnawati, 2013).
Kecurangan atau yang sering disebut fraud berbeda dengan kesalahan. Kesalahan
ialah tindakan yang disebabkan karena ketidaksengajaan. Sedangkan kecurangan atau
fraud merupakan tindakan yang didasari atas kesengajaan bahkan hingga membuat
rencana untuk melakukan kecurangan tersebut. Siregar & Surbakti (2019) menyatakan
bahwa jenis kecurangan yang paling sering ditemukan di Indonesia adalah korupsi dan
dampak kerugian yang dihasilkan dari korupsi pun merupakan yang paling besar.
Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) (2014), menyatakan bahwa
bentuk dari cabang fraud lainnya selain korupsi yaitu penyalahgunaan aset dan
kecurangan laporan keuangan.
Antara News 15 September 2022 memberitakan adanya kasus penggelapan dana
nasabah sebesar Rp 1,9 miliar oleh mantan pegawai Bank Sultra. Hasil temuan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa pelaku penggelapan dana dari 107 rekening
yang terdiri dari rekening pribadi, rekening sekolah, Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), serta Kerja Sama Operasional (KSO) nasabah yang ada di Bank
Pembangunan Daerah Sultra. (Sumber: antaranews.com).
Pada praktiknya, kecurangan laporan keuangan berarti menyebarkan informasi
yang palsu dan telah dimanipulasikan jumlahnya untuk sebuah keperluan yang dibuat
secara sengaja/direncanakan yang memiliki tujuan untuk mengelabui para pengguna
informasi laporan keuangan tersebut. Menurut Person (1995) dalam Annafi & Yudowati
(2021), perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah cenderung untuk mencatat
pendapatan yang tinggi atau beban yang rendah guna meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Berikut ini data mengenai profitabilitas keempat bank Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang diproksikan melalui Return on Assets (ROA):
___________________________________________________Megawati/Reskino 33
Tabel 1
Data Return on Assets (ROA) Bank BUMN Periode 2017-2021
Tahun
No. Nama Bank
2017 2018 2019 2020 2021
1 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1,92 1,86 1,82 0,47 0,87
2 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2,57 2,49 2,43 0,97 1,19
3 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1,16 0,92 0,07 0,31 0,41
4 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,84 2,08 2,08 1,00 1,17
Sumber: Annual Report
Pengendalian internal
Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan
perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Semakin besar perusahaan semakin
penting pula arti dari pengendalian internal dalam perusahaan tersebut. Menurut Hery
(2017) mengemukakan pengendalian internal merupakan seperangkat kebijakan dan
prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan
penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi yang akurat dan memadai,
serta memastikan seluruh ketentuan hukum dan kebijakan manajemen telah dipatuhi
sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut The Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission (COSO) (2013) menjelaskan pengendalian
internal adalah proses, karena hal tersebut menembus kegiatan operasional organisasi
dan merupakan bagian integral dari kegiatan manajemen dasar.
Whistleblowing System
Cara paling sederhana untuk mendeteksi serta mencegah terjadinya kecurangan
dalam internal perusahaan yaitu dengan mengoptimalkan efisiensi sistem pelaporan
kecurangan dalam perusahaan atau disebut dengan whistleblowing system. Menurut
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKT), whistleblowing system merupakan
bagian dari sistem pengendalian internal dalam mencegah praktik penyimpangan dan
kecurangan di dalam perusahaan guna memperkuat peningkatan praktik good
___________________________________________________Megawati/Reskino 35
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi dipandang sebagai suatu orientasi nilai terhadap organisasi
yang menunjukan individu sangat memikirkan dan mengutamakan pekerjaan dan
organisasinya. Menurut Sutrisno (2016), komitmen organisasi merupakan kemauan
usaha yang tinggi karyawan untuk organisasi dan suatu keyakinan tertentu dalam
penerimaan terhadap nilai-nilai organisasi. Komitmen pada organisasi tersebut juga
membahas kedekatan karyawan merefleksikan kekuatan keterlibatan dan kesetiaan
karyawan pada organisasi. Sedangkan Menurut (P & Judge, 2013) menyatakan bahwa
komitmen pada organisasi didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana seorang
karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, serta berniat
memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
Moralitas Individu
Moralitas mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral, yaitu
kemampuan memahami hal yang benar dan salah. Menurut Radhiah & Hariyani (2016)
menyatakan moralitas merupakan kualitas mengenai baik buruknya perilaku seseorang,
seseorang yang tidak bermoral cenderung bertindak yang akan merugikan orang lain.
Sedangkan menurut Ariani et al. (2014), di dalam akuntansi moralitas individu
berbanding terbalik terhadap kecenderungan kecurangan. Artinya semakin tinggi
moralitas individu yang dimiliki maka kecenderungan untuk melakukan kecurangan
akuntansi akan semakin menurun.
Pencegahan Kecurangan
Kecurangan berkenaan dengan adanya keuntungan yang diperoleh seseorang
dengan menghadirkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Menurut Anderson (2017) menjelaskan pencegahan kecurangan laporan keuangan
adalah tindakan yang dilakukan dengan untuk mencegah manipulasi, memalsukan, atau
mengubah catatan akuntansi atau mendukung dokumen dari mana laporan keuangan
disiapkan, salah menggambarkan, atau dengan sengaja menghilangkan, peristiwa,
transaksi, atau informasi penting lainnya, serta sengaja salah menerapkan prinsip
akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara presentasi, atau pengungkapan.
36 Pengaruh Pengendalian Internal, Whistleblowing___________________________
Pengendalian Internal
(X1)
Komitmen Organisasi
(X3)
Moralitas Individu
(Y)
Gambar 1.
Kerangka Konseptual
Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan
Pengendalian internal adalah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya
kecurangan atau fraud. Peranan dari pengendalian internal tersebut diharapkan dapat
digunakan sebagai alat untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya
yang ada di perusahaan (Carmenita, 2017). Menurut The Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission (COSO) (2013), aktivitas pengendalian
internal dapat memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan perusahaan akan
dapat dilakukan secara efektif dan efisien, penyajian laporan keuangan yang dapat
dipercaya, serta ketaatan terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku dalam sistem
akuntansi.
H1 : Pengendalian internal berpengaruh langsung terhadap pencegahan
kecurangan
memahami hubungan antara tujuan dan hasil kerja. Tinggi rendahnya komitmen
karyawan terhadap organisasi tempat mereka bekerja sangat menentukan kinerja yang
akan dicapai organisasi. Individu yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi
menyebabkan individu tersebut berupaya untuk semaksimal mungkin meraih tujuan
organisasi, sehingga mereka akan patuh pada aturan-aturan yang berlaku dan dapat
mengurangi terjadinya kecurangan (Widyawati & Sari, 2017).
H3 : Komitmen organisasi berpengaruh langsung terhadap pencegahan
kecurangan
METODE PENELITIAN
COSO (2017:18)
1. Aspek struktural
Whistleblowing 2. Aspek operasional
System 3. Aspek perawatan Ordinal
(X2)
Komite Nasional Kebijakan Governansi/KNKG (2000)
___________________________________________________Megawati/Reskino 39
1. Komitmen afektif
Komitmen 2. Komitmen kontinuan
Organisasi 3. Komitmen normatif Ordinal
(X3)
Meyer dan Allen (1997) dalam Sopiah (2018:63)
1. Modelling
Moralitas 2. Situasional
Individu 3. Lingkungan Ordinal
(Z) 4. Diri sendiri
Santrock (2003)
Hasil Deskriptif
Penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden karyawan pada bank BUMN
Kantor Pusat. Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai variabel-variabel
penelitian yaitu pengendalian internal, whistleblowing system, komitmen organisasi,
pencegahan kecurangan, dan moralitas individu:
Pengendalian internal
Tabel 3
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Pengendalian Internal
Rata-
No. Pernyataan SS S N TS STS Skor Keterangan
Rata
1 Pernyataan 1 26 30 13 15 16 335 3,35 Kurang
2 Pernyataan 2 28 23 18 25 6 342 3,42 Baik
3 Pernyataan 3 20 38 6 36 0 342 3,42 Baik
40 Pengaruh Pengendalian Internal, Whistleblowing___________________________
Rata-
No. Pernyataan SS S N TS STS Skor Keterangan
Rata
4 Pernyataan 4 23 31 10 32 4 337 3,37 Kurang
5 Pernyataan 5 27 30 8 24 11 338 3,38 Kurang
6 Pernyataan 6 26 28 12 18 16 330 3,30 Kurang
7 Pernyataan 7 28 23 17 26 6 341 3,41 Baik
8 Pernyataan 8 20 37 7 35 1 340 3,40 Baik
9 Pernyataan 9 22 30 10 33 5 331 3,31 Kurang
10 Pernyataan 10 26 30 7 24 13 332 3,32 Kurang
Rata-Rata Keseluruhan 3,37 Kurang
Whistleblowing System
Tabel 4
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Whistleblowing System
Rata-
No. Pernyataan SS S N TS STS Skor Keterangan
Rata
1 Pernyataan 1 12 16 16 26 30 254 2,54 Kurang
2 Pernyataan 2 8 30 26 24 12 298 2,98 Kurang
3 Pernyataan 3 6 20 17 34 23 252 2,52 Kurang
4 Pernyataan 4 14 14 30 30 12 288 2,88 Kurang
5 Pernyataan 5 18 21 20 29 12 304 3,04 Kurang
6 Pernyataan 6 20 20 19 30 11 308 3,08 Kurang
Rata-Rata Keseluruhan 2,84 Kurang
Komitmen Organisasi
Tabel 5
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Komitmen Organisasi
Rata-
No. Pernyataan SS S N TS STS Skor Keterangan
Rata
1 Pernyataan 1 28 15 8 29 20 302 3,02 Kurang
2 Pernyataan 2 14 30 22 18 16 308 3,08 Kurang
3 Pernyataan 3 13 36 24 23 4 331 3,31 Kurang
4 Pernyataan 4 18 41 14 17 10 340 3,40 Tinggi
5 Pernyataan 5 17 40 14 18 11 334 3,34 Kurang
6 Pernyataan 6 18 39 14 17 12 334 3,34 Kurang
___________________________________________________Megawati/Reskino 41
Rata-
No. Pernyataan SS S N TS STS Skor Keterangan
Rata
Rata-Rata Keseluruhan 3,25 Kurang
Moralitas Individu
Tabel 6
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Moralitas Individu
Rata-
No. Pernyataan SS S N TS STS Skor Keterangan
Rata
1 Pernyataan 1 20 60 0 15 5 375 3,75 Tinggi
2 Pernyataan 2 52 28 0 10 10 402 4,02 Tinggi
3 Pernyataan 3 35 41 0 7 17 370 3,70 Tinggi
4 Pernyataan 4 47 24 0 25 4 385 3,85 Tinggi
5 Pernyataan 5 38 42 0 15 5 393 3,93 Tinggi
6 Pernyataan 6 46 26 0 25 3 387 3,87 Tinggi
7 Pernyataan 7 47 29 0 19 5 394 3,94 Tinggi
8 Pernyataan 8 35 45 0 14 6 389 3,89 Tinggi
Rata-Rata Keseluruhan 3,87 Tinggi
Pencegahan Kecurangan
Tabel 7
Tanggapan Responden Mengenai Variabel Pencegahan Kecurangan
Rata-
0 Pernyataan SS S N TS STS Skor Keterangan
Rata
1 Pernyataan 1 39 38 0 17 6 387 3,87 Tinggi
2 Pernyataan 2 30 36 13 12 9 366 3,66 Tinggi
3 Pernyataan 3 38 39 5 11 7 390 3,90 Tinggi
4 Pernyataan 4 25 52 5 11 7 377 3,77 Tinggi
5 Pernyataan 5 37 34 5 22 2 382 3,82 Tinggi
6 Pernyataan 6 25 51 11 6 7 381 3,81 Tinggi
Rata-Rata Keseluruhan 3,81 Tinggi
atau tidak jujur terhadap laporan keuangan yang sengaja dilakukan dapat dikatakan
optimal.
Hasil Verifikatif
Analisis data verifikatif bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh
penulis dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan alat statistik. Berikut adalah
analisis hasil penelitian yang diperoleh:
Gambar 2.
Output Outer Model
Covergent Validity
Covergent validity merupakan prinsip bahwa pengukur-pengukur dari suatu
konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Indikator reflektifnya adalah untuk menilai
loading factor pada variabel laten dengan setiap indikator konstruk, dimana nilai yang
diharapkan adalah loading factor lebih dari 0,70 dan nilai AVE lebih dari 0,50.
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa seluruh konstruk memiliki nilai loading
factor > 0,70. Selain itu, diperoleh pula nilai Average Variance Extracted (AVE) sebagai
berikut:
Tabel 8
Nilai Average Variance Extracted (AVE)
Konstruk/Variabel AVE
X1 0.854
X2 0.831
X3 0.809
Y 0.818
Z 0.735
X1*Z 1.000
X2*Z 1.000
X3*Z 1.000
___________________________________________________Megawati/Reskino 43
Discriminant Validity
Discriminant validity reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading
pengukuran dengan konstruk. Nilai Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT) yang di bawah
0,90 menunjukkan bahwa validitas konstruk deskriminan terpenuhi.
Tabel 9
Nilai Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT)
Mod_X1 Mod_X2 Mod_X3 X1 X2 X3 Y Z
Mod_X1
Mod_X2 0.297
Mod_X3 0.411 0.734
X1 0.164 0.034 0.039
X2 0.034 0.242 0.311 0.438
X3 0.018 0.347 0.336 0.633 0.575
Y 0.358 0.577 0.493 0.585 0.291 0.419
Z 0.254 0.841 0.674 0.223 0.598 0.525 0.342
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa masing-masing HTMT setiap
konstruk/variabel penelitian secara keseluruhan memiliki nilai < 0,90. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa konstruk memiliki discriminant validity yang baik.
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas menilai bahwa suatu konstruk mempunyai reliabilitas yang tinggi.
Konstruk yang memiliki reliabilitas yang tinggi memiliki data dengan nilai cronbach's
alpha ≥ 0,70 dan composite reliability ≥ 0,70.
Tabel 10
Nilai Cronbach's Alpha dan Composite Reliability
Cronbach's Alpha Composite Reliability
Mod_X1 1.000 1.000
Mod_X2 1.000 1.000
Mod_X3 1.000 1.000
X1 0.981 0.983
X2 0.959 0.967
X3 0.952 0.962
Y 0.955 0.964
Z 0.948 0.957
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa nilai cronbach's alpha berada di atas
0,70 dan nilai composite reliability juga berada di atas 0,70. Dengan demikian masing-
masing konstruk/variabel menunjukkan konsistensi dan stabilitas instrumen yang tinggi,
sehingga dapat digunakan untuk mengukur konstruk dengan reliabilitas yang baik.
44 Pengaruh Pengendalian Internal, Whistleblowing___________________________
Gambar 3.
Output Inner Model
Uji R-Square
Uji R-Square merupakan koefisien determinasi pada konstruk endogen. Perubahan
nilai R2 digunakan untuk tujuan menilai pengaruh konstruk laten endogen.
Tabel 11
Nilai R-Square
R Square
R Square
Adjusted
Y 0.826 0.812
Berdasarkan tabel nilai R-Square di atas, diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi adalah sebesar 0.812 atau 81,2%. Artinya pencegahan kecurangan dapat
dijelaskan dari adanya pengendalian internal, whistleblowing system, dan komitmen
organisasi, serta efek moderasi dari moralitas individu. Adapun sisanya yaitu sebesar
18,8% mengindikasikan bahwa variansi pencegahan kecurangan dipengaruhi faktor lain
di luar penelitian ini.
Uji Q-Square
Uji Q-Square bertujuan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi yang
dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya, dimana nilai Q2 yang semakin
mendekati 1 berarti model semakin baik.
Tabel 12
Nilai Q-Square
Q Square
Y 0.614
___________________________________________________Megawati/Reskino 45
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Q-Square adalah sebesar 0,614.
Hal ini menunjukkan bahwa model yang diuji memiliki predictive relevance yang baik
karena Q2 > 0 dan mendekati 1.
Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian. Adapun
kriteria dalam penelitian ini dilihat dari nilai probabilitas (p value) dengan signifikansi
5%. Jika nilai p value < 0,05 maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika nilai p value >
0,05 maka hipotesis ditolak.
Tabel 13
Nilai P Value
Path
P Values
Coefficient
Mod_X1 -> Y 0.136 0.004
Mod_X2 -> Y 0.275 0.005
Mod_X3 -> Y 0.184 0.008
X1 -> Y 0.305 0.000
X2 -> Y 0.244 0.000
X3 -> Y 0.397 0.000
Z -> Y -0.332 0.001
terhadap pencegahan kecurangan pada bank BUMN Kantor Pusat. Selanjutnya dapat
dilihat pula nilai path coefficient X3-Y yaitu sebesar 0,397 bertanda positif. Artinya
semakin tinggi komitmen organisasi, maka akan semakin tinggi pula upaya pencegahan
kecurangan.
Simpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa pengendalian internal, whistleblowing system, komitmen organisasi,
dan moralitas individu berpengaruh signifikan terhadap pencegahan kecurangan pada
bank BUMN Kantor Pusat. Adapun variabel moralitas individu terbukti dapat
memoderasi pengaruh pengendalian internal, whistleblowing system, dan komitmen
organisasi terhadap pencegahan kecurangan. Artinya seluruh hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini diterima.
Hasil temuan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin baik upaya
pengendalian internal, semakin baik penerapan whistleblowing system, dan semakin
tinggi komitmen organisasi, maka akan semakin tinggi pula pencegahan kecurangan
yang mungkin akan terjadi. Akan tetapi, individu dengan moral tinggi saja tidak dapat
mencegah terjadinya perilaku kecurangan. Kesadaran dalam menjunjung tinggi moralitas
merupakan kewajiban untuk mematuhi hukum, bukan karena takut pada sanksinya,
sehingga individu bisa saja memiliki moralitas yang rendah namun tetap dapat
melakukan pencegahan kecurangan dengan adanya lingkungan kerja yang mendukung,
serta atasan sebagai model/panutan yang karakter moral baiknya cenderung ditiru.
Keterbatasan
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini masih belum sesuai dengan apa yang
diharapkan peneliti, karena masih terdapat adanya beberapa keterbatasan dan kekurangan
sebagai berikut:
1. Dalam pengumpulan data masih ada banyak kendala dalam penyebaran
kuesioner, seperti kuesioner yang tidak terisi dengan baik, sehingga
membutuhkan waktu yang lama sampai target responden terpenuhi.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada bank BUMN Pusat, sehingga akan lebih baik
bila sampel yang diambil di beberapa kota dengan cakupan lebih luas.
3. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan kuesioner,
akan lebih baik jika dilakukan lagi wawancara agar mendapatkan hasil penelitian
yang lebih mendalam.
melakukan kecurangan disebabkan oleh faktor agama dan budaya. Oleh sebab itu
Reskino & Bilkis (2022) mencoba untuk mengisi kekosongan literatur dengan
menambahkan dua dimensi yaitu dimensi religiousity dan dimensi culture.
Selanjutnya, riset yang akan datang untuk tidak hanya terpaku pada faktor-faktor
pengendalian internal, whistleblowing system, komitmen organisasi, dan moralitas
individu, namun dapat menambah faktor-faktor lain yang tentunya dapat mempengaruhi
pencegahan kecurangan seperti integritas, profesionalisme, independensi, dan lainnya.
Agar penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang audit internal serta dapat
mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam penerapan teori-teori yang telah diperlajari,
disarankan pula untuk tidak hanya terpaku pada bank BUMN Kantor Utama sebagai
objek penelitian, namun dapat menggunakan objek penelitian lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, berikut ini
dipaparkan mengenai upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk memberikan kontribusi
praktis bagi pihak bank BUMN Kantor Pusat dalam usaha melakukan pencegahan
kecurangan. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengendalian internal, whistleblowing
system, komitmen organisasi, dan moralitas individu berpengaruh signifikan terhadap
pencegahan kecurangan pada bank BUMN Kantor Pusat. Adapun variabel moralitas
individu terbukti dapat memoderasi pengaruh pengendalian internal, whistleblowing
system, dan komitmen organisasi terhadap pencegahan kecurangan. Maka dapat
dirumuskan tujuan dari implikasi manajerial adalah untuk meningkatkan penerapan
pengendalian internal, meningkatkan efektivitas whistleblowing system, meningkatkan
komitmen organisasi, meningkatkan moralitas individu, sehingga dapat diusulkan
variabel-variabel yang dapat digunakan untuk mencegah kecurangan yaitu sebagai
berikut:
1. Dari variabel pengendalian internal, dapat dilakukan dengan memperhatikan
indikator kegiatan pengendalian dan aktivitas pemantauan, dengan cara:
• Memisahkan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
• Melakukan pemeriksaan kembali oleh atasan atas setiap pekerjaan yang
dilakukan karyawan.
• Melakukan penilaian secara berkala yang oleh atasan.
• Melakukan pengawasan secara efektif oleh auditor internal.
2. Dari variabel whistleblowing system, dapat dilakukan dengan memperhatikan
indikator aspek operasional pada variabel whistleblowing system, dengan cara:
• Berani melaporkan tindakan pelanggaran karena ada kekebalan atas
sanksi administratif.
• Melibatkan atasan khususnya kepala bagian keuangan dalam efektivitas
penerapan whistleblowing system.
3. Dari variabel komitmen organisasi, dapat dilakukan dengan memperhatikan
indikator komitmen afektif, dengan cara:
• Meningkatkan keterlibatan karyawan dengan perusahaan tidak hanya
sebatas hubungan antara pekerja dan pemberi upah.
• Membuat karyawan merasa memiliki ikatan secara emosional pada
perusahaan.
4. Dari variabel moralitas individu, dapat dilakukan dengan memperhatikan diri
sendiri, dengan cara:
• Meningkatkan keinginan karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai
SOP agar menjadi pribadi yang bernurani.
• Menghindari segala kecurangan meskipun tidak diketahui oleh atasan.
___________________________________________________Megawati/Reskino 49
DAFTAR PUSTAKA