Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Law Number 19 Year 2011 on the Ratification of Ratification of the Convention on the
Rights of Persons with Disabilities contains settings of protection of the rights of persons
with disabilities are more spacious, complete, and detailed which can be used as
references for the replacement of Act No. 4 of 1997. The purpose of the convention this is
to promote, protect and ensure equal rights and fundamental freedoms for all persons
with disabilities, as well as respect for the dignity of persons with disabilities as an
integral part (inherent dignity). This paper seeks to discover and describe how the
fulfillment of rights for difable (with disabilities) in the Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Convention on the Rights of Persons with Disabilities), which
has been ratified by Law No. 19 Year 2011 on Ratification of the CRPD and in the Civil
Code. This study is a normative research (literature). This type of research with the
literature through the process of data and information in the form of written data derived
from books, magazines, journals and other sources of data that is useful and supported
this research. Search written data, through legislation and related books on difable (the
disabled). While the analysis used in this research is descriptive qualitative. The results
showed that the fulfillment of the right difable (persons with disabilities) in the CRPD
stated in 18 (eighteen) the concept of fulfillment, which are translated through twenty-
five (25) article, while fulfilling the right difable (persons with disabilities) in the Civil
Code stated in 9 (nine) the concept of fulfillment, outlined ten (10) chapters. Connectivity
between the CRPD and the Civil Code indicated by the identification that the Civil Code
contains only 50% of the overall enjoyment of the right difable difable fulfillment of rights
in the CRPD. Meanwhile the study also showed new findings about the existence of five
(5) articles in the Civil Code which is contradictory to the concept of rights fulfillment
difable (the disabled) CRPD.
Keywords: Law No19 of 2011, the Civil Code, the Convention on the Rights of Persons
with Disabilities (CRPD), Difable (Disabled Persons), Fulfillment Rights
Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Ratifikasi Konvensi Hak-
Hak Penyandang Disabilitas berisi pengaturan perlindungan hak-hak penyandang
disabilitas yang lebih luas, lengkap, dan rinci yang dapat dijadikan referensi-referensi
bagi penggantian Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997. Tujuan konvensi ini adalah
untuk memajukan, melindungi, dan menjamin kesamaan hak dan kebebasan yang
mendasar bagi semua penyandang disabilitas, serta penghormatan terhadap martabat
penyandang disabilitas sebagai bagian yang tidak terpisahkan (inherent dignity). Tulisan
ini berupaya untuk menemukan dan mendeskripsikan bagaimana pemenuhan hak bagi
difable (penyandang cacat) dalam Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas
(Convention on the Rights of Persons with Disabilities) yang telah disahkan oleh UU RI
Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan CRPD serta dalam KUHPerdata. Penelitian
ini merupakan penelitian normatif (kepustakaan). Jenis penelitian dengan kepustakaan ini
melalui proses data dan informasi berupa data tertulis yang berasal dari buku-buku,
majalah, jurnal dan sumber-sumber data lainnya yang berguna dan mendukung penelitian
ini. Penelusuran data tertulis ini, melalui undang-undang maupun buku-buku yang terkait
tentang difable (penyandang cacat). Sedangkan analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan hak
difable (penyandang cacat) dalam CRPD tertuang dalam 18 (delapanbelas) konsep
pemenuhan hak, yang dijabarkan lewat dua puluh lima (25) pasal, sedangkan pemenuhan
hak difable (penyandang cacat) dalam KUHPerdata tertuang dalam 9 (sembilan) konsep
pemenuhan hak, yang dijabarkan lewat 10 (sepuluh) pasal. Koneksivitas antara CRPD
dan KUHPerdata ditunjukkan lewat identifikasi bahwa KUHPerdata hanya memuat 50%
pemenuhan hak difable dari keseluruhan pemenuhan hak difable dalam CRPD. Sementara
itu penelitian ini juga menunjukkan temuan baru tentang adanya 5 (lima) pasal dalam
KUHPerdata yang kontradiktif terhadap konsep pemenuhan hak difable (penyandang
cacat) CRPD.
Kata kunci : UU RI No19 Tahun 2011, KUHPerdata, Convention on the Rights of Persons
with Disabilities (CRPD), Difable (Penyandang Cacat), Pemenuhan Hak
(DUHAM) Pasal 153 tentang larangan dengar sendiri, ia lihat sendiri dan
alasan pemutusan hubungan kerja, LD DODPL VHQGLUL´
menyebutkan bahwa ayat (1) b. Pasal 4 UU No. 1 tahun 1974
Pengusaha dilarang melakukan tentang Perkawinan. Pasal tersebut
pemutusan hubungan kerja dengan menyatakan bahwa dalam hal
alasan : point (j) pekerja/buruh dalam seorang suami akan beristri lebih
keadaan cacat tetap, sakit akibat dari seorang, maka ia wajib
kecelakaan kerja, atau sakit karena mengajukan permohonan ke
hubungan kerja yang menurut surat pengadilan. Pasal ini hanya
keterangan dokter yang jangka waktu memberi ijin pada suami yang
penyembuhannya belum dapat akan beristri lebih dari seseorang
GLSDVWLNDQ ´ ³D\DW 3HPXWXVDQ apabila : satu. Istri tidak dapat
hubungan kerja yang dilakukan menjalankan kewajiban sebagai
dengan alasan sebagaimana dimaksud istri. Dua. Istri mendapat cacat
dalam ayat (1) batal demi hukum dan badan atau penyakit yang tidak
pengusaha wajib mempekerjakan dapat disembuhkan. Tiga. Istri
kembali pekerja/buruh yang tidak dapat melahirkan keturunan.
bersangkutan. Saharudin Daming (2013)
Selain berbagai fakta tersbut di memandang bahwa pemicu utama
atas, di Indonesia sendiri masih terjadinya marjinalisasi dan
mempunyai peraturan perundang- diskriminasi terhadap kalangan
undangan yang tidak sejalan dengan penyandang disabilitas disebabkan
cita-cita kaum difabel dalam oleh melembaganya sikap dan
penyediaan akses dan perlakuan yang perilaku stereotip dan prejudisme
sama sebagai warga Negara, di mulai dari kalangan awam hingga
antaranya: kelompok intelektual bahkan para elit
a. KUHAP memberikan definisi kekuasaan. Elit kekuasaan dalam hal
saksi melemahkan bagi difabel ini adalah mereka para pembentuk
dengan gangguan pendengaran kebijakan, yang berpotensi melahirkan
(tuna rungu) dan gangguan kebijakan yang bias HAM, karena
penglihatan (tuna netra) untuk dalam membuat dan
menjadi seorang saksi, hal ini mengimplementasikan kebijakan,
diatur dalam Pasal 1 angka 26 memang berangkat dari rendahnya
.8+$3 PHQ\DWDNDQ ³6DNVL pengetahuan secara komprehensif
adalah orang yang dapat tentang penyandang disabilitas.
memberikan keterangan guna Akibatnya, kebijakan yang lahir penuh
kepentingan penyidikan, dengan nuansa diskriminasi, sinisme,
penuntutan dan peradilan tentang apriori bahkan apatis.
suatu perkara pidana yang ia Berkaitan dengan hubungan
antar manusia, Kitab Undang-undang
17. peran serta : kesetaraan hak dalam pun tidak dapat diterima bila kedua
peran serta berkehidupan politik (pasal suami istri telah tinggal bersama
29); peran serta kehidupan berbudaya, selama enam bulan, terhitung dari
rekreasi, pemanfaatan waktu luang, pencabutan pengampuan itu (Pasal 88)
dan olah raga (pasal 30) b. Orang yang ditempatkan di bawah
18. Kerjasama : hak dalam kemitraan pengampuan berkedudukan sama
dengan organisasi internasional dan dengan anak yang belum dewasa. Bila
regional yang relevan serta masyarakat seseorang yang karena keborosan
sipil, khususnya organisasi ditempatkan di bawah pengampuan
penyandang diisabilitas (pasal 32) hendak melangsungkan perkawinan,
Konsep tersebut di atas maka ketentuan-ketentuan Pasal 38
menunjukkan bahwa pemenuhan hak dan 151 berlaku terhadapnya (Pasal
difable (penyandang cacat) dalam 452)
CRPD tertuang dalam 18 2. Hak perlindungan dan keamanan :
(delapanbelas) konsep pemenuhan Setiap orang dewasa, yang selalu
hak, yang dijabarkan lewat dua puluh berada dalam keadaan dungu, gila atau
lima (25) pasal. mata gelap, harus ditempatkan di
2. Pemenuhan Hak Bagi Difable bawah pengampuan, sekalipun ia
(Penyandang Cacat) Dalam kadang-kadang cakap menggunakan
KUHPerdata pikirannya. Seorang dewasa boleh
Kitab Undang-undang Hukum juga ditempatkan di bawah
Perdata (BW) yang berisi tentang pengampuan karena keborosan (Pasal
konsep pemenuhan hak difable 433)
(penyandang cacat), secara garis besar 3. Hak perlindungan dan kepastian
yaitu sebagai berikut: hukum :
1. Non diskriminatif : a. Setiap keluarga sedarah berhak minta
a. Apabila perkawinan dilakukan oleh pengampuan keluarga sedarahnya
orang yang karena cacat mental berdasarkan keadaan dungu, gila atau
ditaruh di bawah pengampuan, mata gelap. Disebabkan karena
keabsahan perkawinan itu hanya boleh pemborosan, pengampuan hanya
dibantah oleh bapaknya, ibunya dan dapat diminta oleh para keluarga
keluarga sedarah dalam garis ke atas, sedarah dalam garis lurus, dan oleh
saudara laki-laki dan perempuan, mereka dalam garis samping sampai
paman dan bibinya, demikian pula derajat keempat. Barang siapa karena
oleh pengampuannya, dan akhirnya lemah akal pikirannya, merasa tidak
oleh Kejaksaan. Setelah pengampuan cakap mengurus kepentingan sendiri
itu dicabut, pembatalan perkawinan dengan baik, dapat minta pengampuan
hanya boleh dituntut oleh suami atau bagi dirinya sendiri (Pasal 434)
istri yang telah ditaruh di bawah b. Bila seseorang yang dalam keadaan
pengampuan itu, tetapi tuntutan ini mata gelap tidak dimintakan
Tabel 1:
Komparasi Pemenuhan Hak CRPD dan KUHPerdata
CRPD KUHPerdata
Pemenuhan Hak Pemenuhan Hak Keterangan
Hak asasi manusia - -
(pasal 1)
Non diskriminatif Non diskriminatif (Pasal Dalam hal pernikahan
(pasal 4-5 dan pasal 23) 88 dan Pasal 452) harus dengan syarat
terdapat ijin/persetujuan
dari Pengadilan Negeri
(pasal 38 dan 151)
Perempuan dan anak - -
(pasal 6-7)
Non stereotype (pasal - -
8)
Aksesibilitas (pasal 9) - -
Hak hidup (pasal 10) - -
Perlindungan dan Hak perlindungan dan -
keamanan (pasal 11) keamanan (Pasal 433)
Perlindungan dan Hak perlindungan dan Dalam hal pekawinan
kepastian hukum (pasal kepastian hukum (sebagaimana disebut
12-15) (Pasal 434; 435; 458; dalam pasal 458) harus
447; 448) dengan syarat terdapat
ijin/persetujuan dari
Pengadilan Negeri (pasal
38 dan 151)
Kebebasan (pasal 16-18 Pasal 441 dan Pasal 454 Dalam hal penghasilan
dan pasal 20-21) (sebagaimana disebut
dalam pasal 454), maka
Pengadilan Negeri
memfasilitasi setiap
pemeriksaan (pasal 439)
Hak individu dan - -
kelompok (pasal 19)
Privasi (pasal 22) - -
Pendidikan (pasal 24) Pasal 441 dan Pasal 454 Dalam hal penghasilan
Pelayanan kesehatan Pasal 441 dan Pasal 454 (sebagaimana disebut
(pasal 25) dalam pasal 454), maka
Habilitasi dan Pasal 441 dan Pasal 454 Pengadilan Negeri
rehabilitasi memfasilitasi setiap
(pasal 26) pemeriksaan (pasal 439)
Pekerjaan dan lapangan Pasal 441 dan Pasal 454
kerja (pasal 27)
Jaminan sosial (pasal Pasal 441 dan Pasal 454
28)