You are on page 1of 6

KEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA

PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS


KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS
KABUPATEN PADANG
PARIAMAN

ARTIKEL

OLEH:

MICKE ADEVA PUTRI


NIM. 10010306

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2014
1

KEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA


PERTANAMAN NAGA (Hylocereus costaricensis)
DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN
ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN
PADANG PARIAMAN

Micke Adeva Putri, Jasmi, Gustina Indriati

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Including land snail Achatina fulica, which generally has a humid place habits and active
at night (nocturnal). Nocturnal nature is not solely determined by the dark at night but is
determined by the temperature and humidity environment factors. These animals eat a variety of
plant cultivation, therefore, the snails including one for crop pests. Part of the plant is attacked
young shoots, branches, and trunks. This pest bites invite attack fungi or bacteria that cause plants
to wilt and die.This study aimed to determine the population density at planting dragon Achatina
fulica at Kanagarian Tapakis Ulakan Tapakis District of Padang Pariaman. This study was
conducted in May-June 2014 with a descriptive survey method by calculating directly Achatina
fulica were obtained at the study site. Sampling was performed by the method mapped 10mx10m
on horticultural dragon. Environmental factors were measured at the time of sampling are
temperature and humidity. sampling performed three times in the dark and the bright moon. Based
on the results research conducted on the plant dragon at Kanagarian Tapakis District of Padang
Pariaman Ulakan Tapakis found the number of individuals Achatina fulica as 3436 individuals
with a total population density of 2.29 individuals/ m2, the state optimum temperature at 27 ° C.
Key word: Achatina filica, Hylocereus costaricensi, population density

Pendahuluan
Pada umumnya masyarakat di Padang Pariaman terlihat kurang terjaga
Sumatara Barat memiliki mata pencarian dari kebersihannya. Batang tanaman naga terlihat
hasil perkebunan ataupun pertanian. Hasil membusuk, cabang batang menguning,
perkebunan dan pertanian tersebut tentu kering dan terdapat bintik-bintik cokelat pada
sangat berpengaruh dalam pemenuhan cabang tanaman naga. Selain itu, pada
kebutuhan pangan masyarakat. Salah satunya tanaman naga banyak terdapat gulma yang
adalah buah naga. Tanaman naga cukup tinggi, kondisi ini memicu keberadaan
(Hylocereus costaricensis) termasuk dalam hama. Salah satu hama yang ditemukan pada
kelompok tanaman kaktus yang hidup di pertanaman naga adalah bekicot (Achatina
daerah kering. Buah tanaman naga fulica).
merupakan buah yang berkhasiat bagi Bekicot termasuk keong darat yang
kesehatan dan memiliki nilai ekonomis yang pada umumnya mempunyai kebiasaan hidup
tinggi (Praharsa, 2013). Pembudidayaan ditempat lembab dan aktif dimalam hari
tanaman naga dan pengelolaan lahannya (nocturnal). Sifat nocturnal bukan semata-
seperti pengairan, pemupukan, serta mata ditentukan oleh faktor gelap diwaktu
penyiangan perlu diperhatikan. Pembersihan malam tetapi ditentukan oleh faktor suhu dan
lahan harus dilakukan secara rutin, tujuannya kelembaban lingkungannya (Rusyana, 2011).
supaya pertumbuhannya tidak terganggu dan Hewan ini memakan berbagai tanaman
mengurangi tumbuhan lain yang menjadi budidaya, oleh karena itu bekicot termasuk
inang hama ataupun penyakit bagi tanaman salah satu hama bagi tanaman. Bagian
naga. tanaman yang diserang adalah tunas muda,
Berdasarkan observasi di lapangan, cabang, serta batang. Bekas gigitan hama ini
diketahui bahwa kondisi lahan pada tanaman mengundang serangan jamur atau bakteri
naga di Kanagarian Tapakis Kabupaten yang menyebabkan tanaman layu dan mati.

1
2

Tanaman naga yang lahannya terjaga dengan dan kelembaban. Sampel yang didapatkan
baik jarang ditemukan adanya bekicot dan pada masing-masing petakan dianalisis
tanaman naga yang tidak terjaga dengan baik dengan rumus perhitungan kepadatan (K)
banyak ditemukan bekicot karena kebutuhan merujuk pada Suin (2002).
makanan yang tersedia mencukupi kebutuhan
hidupnya (Prahasta, 2013). Hasil dan Pembahasan
Tujuan penelitian ini adalah untuk Berdasarkan analisis data yang
mengetahui kepadatan Populasi bekicot dilakukan dengan rumus perhitungan
(Achatina fulica) Pada Pertanaman Naga kepadatan (K) didapatkan hasil sebagai
(Hylocereus costaricensis) di Kanagarian berikut.
Tapakis Kecamatan Ulakan Tapakis Tabel l. Jumlah individu Achatina fulica yang
Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini didapatkan pada tanaman naga di
diharapkan dapat menambah wawasan ilmu Kanagarian Tapakis Kecamatan
pengetahuan di bidang Zoologi Invertebrata, Ulakan Tapakis Kabupaten Padang
terutama pada fillum Mollusca. Menjadi Pariaman
informasi bagi pembaca tentang bekicot yang
terdapat pada areal pertanian naga di Fase Pengambilan Petakan Jumlah individu
Kanagarian Tapakis Kecamatan Ulakan
1 2 3 4 5
Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.
Bulan gelap 229 215 211 206 219 1080
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan gelap 315 305 233 235 305 1393
bulan Mei-Juni 2014, dilakukan dengan
metode Survei deskriptif dengan cara
Bulan terang 205 196 198 185 179 963
pengambilan, dan perhitungan sampel secara
Jumlah keseluruhan 34336
langsung yang didapatkan di lapangan.
Bentuk lahan tanaman naga di Kanagarian
Tapakis Kecamatan Ulakan Tapakis Pada tabel 1 dapat dilihat jumlah
Kabupaten Padang Pariaman adalah persegi individu Achatina fulica yang didapatkan
panjang. Luas lahan yang ditanami naga 1,5 h pada pengambilan sampel I bulan gelap
dengan jarak tanam antara tanaman naga sebanyak 1080 individu, pada pengambilan
2,5m. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampel II bulan gelap jumlah individu
metode petakan 10mx10m. Alat dan bahan Achatina fulica yang didapatkan sebanyak
yang digunakan seperti: tali raffia yang 1393 individu dan pada pengambilan sampel
berukuran 10mx10m sebanyaknya 20 buah III bulan terang jumlah Achatina fulica yang
dan label gantung untuk petakkan sebanyak didapatkan sebanyak 963 individu. Jumlah
lima area petakan. total Achatina fulica yang didapatkan pada
Cara Pengambilan Sampel dilakukan pengambilan sampel I bulan gelap sampai
dengan membuat petakan pada tanaman naga. pengambilan III bulan terang sebanyak 3436
Setiap petakan ditancapkan pancang yang individu. Kepadatan populasi Achatina fulica
diikat dengan tali raffia berukuran 10mx10m. yang didapatkan pada petanaman naga
Setelah itu dilakukan pemasangan label (Hylocereus costaricensis) di Kanagarian
gantung disetiap petakan, tujuannya untuk Tapakis Kecamatan Ulakan Tapakis
mempermudah dalam pengambilan sampel. Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat
Setiap sampel yang dididapatkan dari pada gambar 2.
masing-masing petakan diletakkan di dalam
plastik ukuran 1 kg.
Penghitungan jumlah sampel
dilakukan langsung dilapangan, kemudian
sampel yang didapatkan dilokasi penelitian
difoto untuk dijadikan dokumentasi dalam
penelitian. Pengambilan sampel dilakuan
sebayak tiga kali yaitu pada bulan gelap dan
bulan terang. Faktor lingkungan yang diukur
pada saat pengambilan sampel adalah suhu
3

Kelembaban 86 % 97% 86 %
3 Keadaan Cuaca Cerah Hujan Cerah
2,5
2
1,5 2,79
1 2,16 1,88 Pada tabel 2 dapat dilihat,
0,5 pengambilan sampel I bulan gelap suhu udara
0
27oC, dengan kelembaban 86 % dan keadaan
Bulan Bulan Bulan cuaca pada saat pengambilan sampel yaitu
gelap I gelap II terang cerah, pada pengambilan II bulan gelap suhu
udara 25oC, dengan kelembaban 97% dan
Waktu pengamatan keadaan cuaca pada saat pengambilan sampel
yaitu hujan, pada pengambilan sampel III
bulan terang suhu udara 27oC, dengan
Gambar 2. Kepadatan Populasi Achatina kelembaban 86 % dan keadaan cuaca pada
fulika pada Pertanaman Naga di saat pengambilan sampel yaitu cerah.
Kanagarian Tapakis Kecamatan Ulakan Berdasarkan hasil pengambilan
Tapakis Kabupaten Padang Pariaman sampel I bulan gelap sampai pengambilan III
bulan terang terhadap tanaman naga yang
Pada pengambilan I bulan gelap berumur 7 tahun yang dijadikan sampel
jumlah individu Achatina fulica yang menggambarkan bahwa jumlah individu
didapatkan sebanyak 1080 individu dengan Achatina fulica yang didapatkan sebanyak
kepadatan populasinya 2,16 individu/m2, 3436 individu dengan kepadatan total
pada pengambilan II bulan gelap jumlah populasi Achatina fulica 2,29 individu/m2.
individu Achatina fulica yang didapatkan Kepadatan Achatina fulica yang terbanyak
sebanyak 1393 individu dengan kepadatan terdapat pada penangkapan II bulan gelap
populasi 2,79 individu/m2 dan pada yaitu mencapai 2,79 individu/m2.
penangkapan III bulan terang jumlah Suhu udara pada pengambilan I
individu Achatina fulica yang didapatkan bulan gelap berada pada kisaran 27oC, suhu
sebanyak 963 individu dengan kepadatan udara pada pengambilan II bulan gelap
populasi 1,93 individu/m2 . Achatina fulica berada pada kisaran 25oC dan suhu udara
yang didapatkan pada pengambilan I bulan pada pengambilan III bulan terang berada
gelap sampai dengan pengambilan III bulan pada kisaran 27oC. Suhu udara sangat
terang berjumlah 3436 individu dengan menentukan keberadaan dari Achatina fulica,
jumlah total kepadatan populasi dari seluruh jika suhu udara melebihi batas ambang dari
pengambilan I bulan gelap sampai dengan kemampuannya untuk berkembangbiak maka
pengambilan III bulan terang yaitu 2,29 sulit ditemukan adanya Achatina fulica,
individu/m2. untuk berkembangbiak dengan baik Achatina
fulica menyukai suhu udara yang berkisar
Hasil pengukuran faktor lingkungan antara 25oC-30oC (Rahmad 2012).
pada pertanaman naga di Kanagarian Tapakis Pengukuran suhu udara yang dilakukan
Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten dilapangan terlihat bahwa suhu udara pada
Padang Pariaman dapat dilihat pada Tabel 2. daerah penelitian berada pada kisaran
optimum yaitu 25oC-27oC.
Tabel 2. Suhu dan Kelembaban Udara pada Pada pengambilan sampel I bulan
Daerah Pengambilan Sampel di gelap kelembaban udara pada pertanaman
Kanagarian Tapakis Kecamatan naga 86% dengan keadaan cuaca cerah, pada
Ulakan Tapakis Kabupaten Padang pengambilan II bulan gelap kelembaban 97%
Pariaman dengan keadaan cuaca hujan dan pada
pengambilan III bulan terang kelembaban
Waktu Pengambilan 86% dengan keadaan cuaca cerah.
Kelembaban tanah, udara dan tempat hidup
Parameter I II III
merupakan faktor yang penting yang
mempengaruhi kegiatan dan perkembangan
Suhu udara 27 oC 25 oC 27 oC serangga hama, terlihat banyaknya Achatina
fulica yang ditemukan pada pertanaman naga,
4

dikarenakan faktor kelembaban pada III bulan terang mencapai 1,93 individu/m2.
pertanaman naga mendukung tempat hidup Kepadatan hama mengalami penurunan hal
dan berkembangbiaknya hewan ini, dengan ini dikarenakan pada pengambilan sampel
adanya gulma sebagi tempat untuk meletakan kali ini petani telah melakukan pemangkasan
telur dan sebagai tempat persembunyiannya pada area pertanaman naga yang ditutupi oleh
(Jumar, 2000). gulma, dengan berkurangnya gulma yang
Pada pengambilan sampel I bulan berada pada tanaman ini, mengakibatkan
gelap jumlah individu Achatina fulica yang jumlah individu Achatina fulica berkurang
didapatkan sebanyak 1080 individu dengan dikarenakan tidak tersedianya tempat hidup
kepadatan populasi pada pengambilan sementaranya untuk meletakan telur dan
sampel I bulan gelap mencapai 2,16 persembunyiannya. Dari hasil penangkapan
individu/m2. Hal ini disebabkan makanan III bulan terang ini dapat kita lihat,
tersedia dalam jumlah yang cukup dan tempat bahwasanya gulma yang berada pada
hidup yang mendukung perkembangannya pertanaman naga dapat mengundang
dikarenakan tanaman naga ditutupi oleh datangnya hama, dikarenakan faktor
gulma yang cukup tinggi. Menurut Afrinis lingkungan mendukung hidupnya untuk
(2003), hama dapat hidup dan berkembang berkembangbiak. Pada pengambilan III suhu
pada suatu agroekosistem karena semua yang 27oC dengan kelembaban 86% dan keadaan
diperlukan untuk kehidupan hama tersedia di cuaca pada saat pengambilan sampel III
ekosistem tersebut. Keperluan kehidupan bulan terang yaitu cerah.
hama antara lain dalam bentuk makanan, Bila dilihat dari pengambilan
habitat yang sesuai tempat untuk meletakkan sampel I bulan gelap sampai pengambilan III
telur dan tempat untuk persembunyian. bulan terang maka kepadatan Achatina fulica
Faktor lingkungan juga mendukung mengalami penambahan serta penurunan,
perkembangbiakkan hama ini. Pada Penambahan jumlah dan penurunan hasil
pengambilan I bulan gelap suhu berada dalam yang didapatkan dilapangan dipengaruhi oleh
keadaan optimum yaitu 27oC dengan faktor makanan, cahaya, suhu serta
kelembaban 86%. kelembaban udara. Peningkatan hama ini
Pengambilan sampel II bulan gelap terjadi sejak petani kurang memperhatikan
mengalami peningkatan. Jumlah individu kebersihan lingkungan disekitar area
Achatina fulica yang didapatkan sebanyak pertanaman naga. Disekitar tanaman naga
1393 individu dengan kepadatan populasinya terlihat banyaknya rumput serta bekas
2,79 individu/m2. Hal ini dikarenakan pemotongan dari cabang yang membusuk
ketersedian makanan yang cukup serta yang tidak dibersihkan oleh petani yang
keadaan suhu yang mendukung hewan ini mendukung tempat hidup dan
untuk beraktifitas dalam mencari makan. berkembangbiaknya hewan ini. Jika makanan
Suhu pada pengambilan sampel II bulan tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang
gelap yaitu 25oC. Keadaan cuaca pada saat cukup serta keadaan lingkungan yang sesuai
pengambilan sampel II bulan gelap ini dalam dengan perkembangan hidupnya, maka
keadaan hujan, Menurut Afrinis (2003), kepadatan hama Achatina fulica ini akan naik
faktor curah hujan dinyatakan sebagai faktor dengan cepat.
pembatas kehidupan reproduksi bekicot. Pengendalian Achatina fulica dapat
Curah hujan yang terjadi dapat mendukung dilakukan dengan cara membersihkan kebun.
keberadaan hama ini dikarenakan adanya Kebersihan tanaman harus diperhatikan,
uanp air pada gulma yang memudahkan terutama keberadaan gulma harus
Achatina fulica untuk bergerak dalam disingkirkan. Gulma yang berada pada area
mencari makan, serta kelembaban udara yang tanaman biasanya menjadi sarang hama ini
terdapat pada pertanaman ini mempengaruhi untuk berkembangbiak dan tempat untuk
jumlah individunya, karena Achatina fulica persembunyian dari serangan musuh. Cara
menyukai tempat yang lembab, pada lain untuk pengendalian hama ini yaitu
pengambilan sampel II kelembaban 97 %. dengan cara ditangkap langsung pada bagian
Pada pengambilan sampel III bulan tanaman yang diserang selain itu dengan
terang jumlah individu Achatina fulica yang menggunakan bahan kimia seperti metocol
didapatkan sebanyak 963 individu dengan dan mesurol (Pracarya, 2007).
kepadatan populasi pada pengambilan sampel
5

Kesimpulan dan Saran Suin, Nurdin Muhammad.2002. Metoda


Dari hasil penelitian kepadatan Ekologi. Padang: Universitas
populasi Achatina fulica pada pertanaman Andalas.
naga (Hylocereus costaricensis) di
Kanagarian Tapakis Kecamatan Ulakkan
Tapakis Kabupaten Padang Pariaman dapat
disimpulkan:
1. Jumlah individu Achatina fulica
yang didapatkan sebanyak 3436
individu dengan kepadatan total
populasi 2,29 individu/m2.
2. Jumlah individu tertinggi
didapatkan pada pengambilan II
bulan gelap yaitu sebanyak 1393
individu degan kepadatan
populasi 2,79 individu/m2 dan
jumlah terendah pada
pengambilan III bulan terang
yaitu 963 individu dengan
kepadatan populasi
1,93individu/m2.
3. Suhu pada daerah penelitian
berada pada kisaran optimum
yaitu 25oC-27oC.

Daftar putaka

Afrinis. 2003. Kepadatan Populasi Hama


Stephanodereshampei Pada
Tanaman Kopi Robusta
(caooearobusta) Di Daerah Balai
Salasa Kecamatan Ranah Pesisir
Kabupaten Pesisir Selatan.
Laporan Penelitian. STKIP PGRI
Sumatera Barat.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta:


Rineka Cipta.

Pracaya. 2007. Hama Penyakit Tanaman,


Jakarta: Swadaya.

Prahasta, Arief. 2013. Budidaya Usaha


Pengolahan Buah Naga,
Bandung: Pustaka Grafika.

Rahmad.2012.
http://rohmatfapertanian.wordpres
s.com/2012/08/03/diktat-aneka-
ternak-5-bekicot/.(diakses 2014)..

Rusyana, Adun. 2011. Zoology Invertebrata,


Ciamis: ALFABETA.

You might also like