You are on page 1of 42

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

Sistem Pembayaran
Non Tunai
Transfer Dana
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

Sistem Pembayaran
Non Tunai
Transfer Dana

Tim Penyusun
Ramlan Ginting
Chandra Murniadi
Dudy Iskandar
Gantiah Wuryandani
Zulkarnain Sitompul
Siti Astiyah
Wahyu Yuwana Hidayat
Komala Dewi
Wirza Ayu Novriana
Indri Triyana
Riska Rosdiana

Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES)


Bank Indonesia
Telp: 021-29817321
Fax.: 021-2311580
email: PRES@bi.go.id
Hak Cipta © 2013, Bank Indonesia

2013
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

DAFTAR ISI
Paragraf Halaman

Daftar Isi Hal. i


Rekam Jejak Regulasi Transfer Dana Hal. ii
Dasar Hukum Hal. iii
Regulasi Terkait Hal. iii
Regulasi Bank Indonesia Hal. iii

Transfer Dana Par. 1 – 29 Hal. 1 – 16


Ketentuan Umum Par. 1 – 2 Hal. 1 – 4
Definisi Par. 1 Hal. 1 – 3
Ruang Lingkup Penyelenggara Par. 2 Hal. 3 – 4
Perizinan Penyelenggaraan Transfer Dana Par. 4 – 8 Hal. 4 – 17
Perizinan Par. 4 – 7 Hal. 4 – 15
Penyelenggaraan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri Par. 8 Hal. 15 – 17
Pelaksanaan Transfer Dana Par. 9 – 15 Hal. 17 – 23
Umum Par. 9 Hal. 17 – 18
Pelaksanaan Perintah Transfer Dana Dalam Keadaan Memaksa Par. 10 Hal. 18 – 20
Kekeliruan Pelaksanaan Transfer Dana Par. 11 Hal. 20 – 21
Tata Cara Pengembalian Dana Par. 12 Hal. 21
Pengembalian Dana Dalam Keadaan Memaksa Par. 12 Hal. 21
Pengembalian Dana oleh Penyelenggara yang Dibekukan
Par. 13 – 14 Hal. 21 – 23
Kegiatan Usaha, Dicabut Izin Usaha dan Dinyatakan Pailit
Pengembalian Dana Berdasarkan Penetapan atau Putusan
Par. 15 Hal. 23
Pengadilan
Transfer Dana yang Ditujukan Untuk Diterima Secara Tunai Par. 16 – 18 Hal. 24 – 26
Jasa, Bunga, Atau Kompensasi Par. 19 Hal. 26 – 27
Biaya Transfer Dana Par. 20 Hal. 27 – 28
Pemantauan Par. 21 – 24 Hal. 28 – 33
Sanksi Par. 25 – 26 Hal. 33 – 34
Lain - Lain Par. 27 Hal. 35 – 36
Ketentuan Peralihan Par. 28 Hal. 36

Lampiran Hal. 37 – 42
Contoh 1 Surat Pernyataan Integritas Direksi, Komisaris, atau Hal. 37
Pengawas
Contoh 2 Surat Pernyataan Keamanan dan Keandalan Sistem Hal. 38
atau Mekanisme Penyelenggaraan Transfer Dana
Contoh 3 Penghitungan Jasa, Bunga, atau Kompensasi Hal. 39 – 40
Contoh 4 Laporan Bulanan Transaksi Kegiatan Transfer Dana Hal. 41
yang Dilakukan Bank Melalui Sistem atau Sarana
Diluar Sistem yang Diselenggarakan oleh Bank
Indonesia
Contoh 5 Laporan Bulanan Transaksi Kegiatan Transfer Dana Hal. 42

ii
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Rekam Jejak Regulasi Transfer Dana

SE 15/23/DASP 2013

14/23/PBI/2012
Transfer Dana

SE 10/49/DASP 2008
Perizinan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang
Bagi Perorangan Dan Badan Usaha Selain
Bank

SE 8/32/DASP 2006
Pendaftaran Kegiatan Usaha Pengiriman
Uang

8/28/PBI/2006 Keterangan :
Kegiatan Usaha Pengiriman Uang Dicabut
Terkait
PBI/ KEP DIR Masih
Berlaku
PBI/ KEP DIR Tidak
Berlaku
SE Masih Berlaku

SE Tidak Berlaku

Regulasi Terkait

iii
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Dasar Hukum :
- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberatan Tindak
Pidana Pencucian Uang
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana

Regulasi Bank Indonesia :


- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/23/DASP 2013 perihal Penyelenggaraan Transfer Dana

iv
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


Sistem Pembayaran
Non Tunai
Transfer Dana
BAB I Ketentuan Umum
Bagian Kesatu Definisi
1 Pasal 1 1. Transfer Dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah
14/23/PBI/2012 dari Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana kepada
Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai
dengan diterimanya Dana oleh Penerima.
2. Penyelenggara Transfer Dana, yang selanjutnya disebut Penyelenggara,
adalah Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank
yang menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana.
3. Bank adalah bank sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai perbankan.
4. Dana adalah:
a. uang tunai yang diserahkan oleh Pengirim kepada Penyelenggara
Penerima;
b. uang yang tersimpan dalam Rekening Pengirim pada
Penyelenggara Penerima;
c. uang yang tersimpan dalam Rekening Penyelenggara Penerima
pada Penyelenggara Penerima lain;
d. uang yang tersimpan dalam Rekening Penerima pada
Penyelenggara Penerima Akhir;
e. uang yang tersimpan dalam Rekening Penyelenggara Penerima
yang dialokasikan untuk kepentingan Penerima yang tidak
mempunyai Rekening pada Penyelenggara tersebut; dan/atau
f. fasilitas cerukan (overdraft) atau fasilitas kredit yang diberikan
Penyelenggara kepada Pengirim.
5. Perintah Transfer Dana adalah perintah tidak bersyarat dari Pengirim
kepada Penyelenggara Penerima untuk membayarkan sejumlah Dana
tertentu kepada Penerima.
6. Pengirim (Sender) adalah Pengirim Asal, Penyelenggara Pengirim Asal,
dan semua Penyelenggara Penerus yang menerbitkan Perintah Transfer
Dana.
7. Pengirim Asal (Originator) adalah pihak yang pertama kali
mengeluarkan Perintah Transfer Dana.
8. Penyelenggara Pengirim adalah Penyelenggara Pengirim Asal dan/atau
Penyelenggara Penerus yang mengirimkan Perintah Transfer Dana.
9. Penyelenggara Pengirim Asal adalah Penyelenggara yang menerima
Perintah Transfer Dana dari Pengirim Asal untuk membayarkan atau
memerintahkan kepada Penyelenggara lain untuk membayar sejumlah
Dana tertentu kepada Penerima.
10. Penyelenggara Penerima adalah Penyelenggara Pengirim Asal,
Penyelenggara Penerus, dan/atau Penyelenggara Penerima Akhir yang
menerima Perintah Transfer Dana, termasuk bank sentral dan
Penyelenggara lain yang menyelenggarakan kegiatan penyelesaian
pembayaran antar-Penyelenggara.
11. Penyelenggara Penerus adalah Penyelenggara Penerima selain
Penyelenggara Pengirim Asal dan Penyelenggara Penerima Akhir.

1
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


12. Penyelenggara Penerima Akhir adalah Penyelenggara yang melakukan
pembayaran atau menyampaikan Dana hasil transfer kepada Penerima.
13. Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebut dalam Perintah
Transfer Dana untuk menerima Dana hasil transfer.
14. Autentikasi (Authentication) adalah prosedur yang dilakukan oleh
Penyelenggara Penerima untuk memastikan bahwa penerbitan suatu
Perintah Transfer Dana, perubahan, atau pembatalannya benar-benar
dilakukan oleh pihak yang dalam Perintah Transfer Dana dimaksudkan
sebagai Pengirim yang berhak.
15. Pengaksepan (Acceptance) adalah kegiatan Penyelenggara Penerima
yang menunjukkan persetujuan untuk melaksanakan atau memenuhi isi
Perintah Transfer Dana yang diterima.
16. Tanggal Pelaksanaan (Execution Date) adalah tanggal tertentu
Penyelenggara Penerima wajib melaksanakan Perintah Transfer Dana
dari Pengirim Asal.
17. Tanggal Pembayaran (Payment Date) adalah tanggal saat
Penyelenggara Penerima Akhir wajib menyediakan Dana yang dapat
digunakan untuk kepentingan Penerima.
18. Rekening adalah rekening giro, rekening tabungan, rekening lain, atau
bentuk pencatatan lain, baik yang dimiliki oleh perseorangan, institusi,
maupun bersama, yang dapat didebit dan/atau dikredit dalam rangka
pelaksanaan Transfer Dana, termasuk Rekening antarkantor
Penyelenggara yang sama.
19. Sistem Transfer Dana adalah sistem terpadu untuk memproses perintah
Transfer Dana dengan menggunakan sarana elektronik atau sarana lain
sesuai dengan peraturan.
20. Perintah Transfer Debit adalah perintah tidak bersyarat dari Pengirim
Transfer Debit kepada Penyelenggara Pengirim Transfer Debit untuk
menagih sejumlah Dana tertentu kepada Penyelenggara Pembayar
Transfer Debit agar dibayarkan kepada Penerima Akhir Transfer Debit.
21. Pengirim Transfer Debit adalah Pengirim Asal Transfer Debit,
Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit, dan semua Penyelenggara
Penerus Transfer Debit yang menerbitkan Perintah Transfer Debit.
22. Pengirim Asal Transfer Debit atau Penerima Akhir Transfer Debit adalah
pihak yang pertama kali menyerahkan Perintah Transfer Debit kepada
Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit yang sekaligus merupakan
pihak yang berhak menerima Dana.
23. Pembayar Transfer Debit adalah pihak yang mempunyai kewajiban
untuk membayar sejumlah Dana tertentu kepada Penerima Akhir
Transfer Debit melalui Penyelenggara Pembayar Transfer Debit.
24. Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit atau Penyelenggara
Penerima Akhir Transfer Debit adalah Penyelenggara yang menerima
Perintah Transfer Debit dari Penerima Akhir Transfer Debit atau pihak
yang menerbitkan Perintah Transfer Debit untuk kepentingannya
sendiri, kemudian memerintahkan Penyelenggara Pembayar Transfer
Debit untuk membayarkan sejumlah Dana tertentu kepada
Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit untuk dibayarkan kepada
Penerima Akhir Transfer Debit.
25. Penyelenggara Pengirim Transfer Debit adalah Penyelenggara Penerima
Akhir Transfer Debit dan/atau Penyelenggara Penerus Transfer Debit

2
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


yang mengirimkan Perintah Transfer Debit.
26. Penyelenggara Penerima Transfer Debit adalah Penyelenggara
Penerima Akhir Transfer Debit, Penyelenggara Penerus Transfer Debit,
dan/atau Penyelenggara Pembayar Transfer Debit yang menerima
Perintah Transfer Debit, termasuk bank sentral dan Penyelenggara lain
yang menyelenggarakan kegiatan penyelesaian akhir (settlement)
pembayaran antar-Penyelenggara.
27. Penyelenggara Penerus Transfer Debit adalah Penyelenggara Penerima
Transfer Debit selain Penyelenggara Pembayar Transfer Debit yang
meneruskan Perintah Transfer Debit.
28. Penyelenggara Pembayar Transfer Debit adalah Penyelenggara yang
melakukan pembayaran atau menyampaikan Dana hasil transfer
kepada Penerima Akhir Transfer Debit.
29. Hari Kerja adalah hari Penyelenggara Penerima membuka kantor untuk
melaksanakan kegiatan Transfer Dana.
30. Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya
disebut Sistem BI-RTGS, adalah sistem transfer dana sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement.
31. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut SKNBI,
adalah sistem kliring sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia.
32. Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, yang selanjutnya disebut
APMK, adalah alat pembayaran sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai alat pembayaran
dengan menggunakan kartu.
33. Uang Elektronik (Electronic Money) adalah alat pembayaran
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai uang elektronik (electronic money).

Bagian Kedua Ruang Lingkup Penyelenggara


2 Pasal 2 Termasuk dalam pengertian Penyelenggara menurut Peraturan Bank
14/23/PBI/2012 Indonesia ini, Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank
yang memperoleh persetujuan atau izin dari Bank Indonesia sebagai:
a. peserta Sistem BI-RTGS;

Yang dimaksud dengan “peserta Sistem BI-RTGS” adalah peserta


sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai Sistem BI-RTGS.

b. peserta SKNBI; dan

Yang dimaksud dengan “peserta SKNBI” adalah peserta sebagaimana


dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
SKNBI.

c. penyelenggara APMK yang menyediakan jasa Transfer Dana.

Yang dimaksud dengan “penyelenggara APMK yang menyediakan jasa


Transfer Dana” adalah pihak yang telah memperoleh izin sebagai
3
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau
penyelenggara penyelesaian akhir sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bank Indonesia, yang dalam penyelenggaraan kegiatannya
melakukan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana.

BAB II Perizinan Penyelenggaraan Transfer Dana


Bagian Kesatu Perizinan
3 Pasal 3 1) Badan usaha bukan Bank yang akan melakukan kegiatan
14/23/PBI/2012 penyelenggaraan Transfer Dana wajib terlebih dahulu memperoleh izin
Ayat (1) dari Bank Indonesia.

Kewajiban memperoleh izin penyelenggaraan Transfer Dana tidak


berlaku bagi Bank karena kegiatan Transfer Dana sudah menjadi
bagian kegiatan usaha Bank sebagaimana diatur dalam undang-
undang yang mengatur mengenai perbankan.

SE Pengajuan Permohonan Izin sebagai Penyelenggara adalah sebagai


15/23/DASP 2013 berikut :
Romawi I A. 1. Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
No. 2 – 3 disampaikan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dan
ditandatangani oleh direksi dari Pemohon.
2. Yang dimaksud dengan direksi antara lain adalah:
a. direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai Perseroan Terbatas, bagi Pemohon
berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas;
b. direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai Perusahaan Daerah, bagi Pemohon
berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah;
c. pengurus sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
yang mengatur mengenai Perkoperasian, bagi Pemohon
berbentuk badan hukum Koperasi;
d. direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai Badan Usaha Milik Negara, bagi
Pemohon berbentuk badan hukum Perusahaan Umum.

2) Untuk memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud


Pasal 3
pada ayat (1), badan usaha bukan Bank wajib:
14/23/PBI/2012
a. berbadan hukum Indonesia; dan
Ayat (2) – (3)
b. mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Bank Indonesia
dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Ketentuan
ini.

Contoh badan usaha yang berbadan hukum Indonesia antara lain


Perseroan Terbatas dan Koperasi.

3) Persyaratan yang ditetapkan antara lain persyaratan yang terkait


dengan keamanan sistem, permodalan, integritas pengurus,
pengelolaan risiko, dan/atau kesiapan sarana dan prasarana.

4
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


SE Permohonan izin harus dilengkapi dengan dokumen dan/atau
15/23/DASP 2013 persyaratan sebagai berikut:
Romawi I B. a. Dokumen terkait kelembagaan dan kondisi keuangan yang terdiri
atas:
1) fotokopi akta pendirian badan usaha dan perubahannya, jika
ada, yang telah memperoleh pengesahan dari instansi yang
berwenang, yang mencantumkan secara tegas kegiatan
transfer dana atau kegiatan pengiriman uang sebagai kegiatan
atau salah satu kegiatan dari badan usaha yang bersangkutan;
2) asli surat keterangan domisili badan usaha dari instansi yang
berwenang;
3) asli dokumen yang menjelaskan susunan direksi, dewan
komisaris atau pengawas, dan pemegang saham badan usaha
sesuai dengan kondisi terakhir;
4) asli surat pernyataan dari masing-masing direksi, dan komisaris
atau pengawas bahwa yang bersangkutan:
a) tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota direksi
atau komisaris/pengawas yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu badan usaha dinyatakan pailit dalam
waktu 5 (lima) tahun sebelum mengajukan permohonan;
b) tidak pernah dihukum atas tindak pidana di bidang
perbankan, keuangan, dan/atau pencucian uang
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap;
c) tidak tercantum dalam daftar kredit macet pada saat
mengajukan permohonan;
d) tidak masuk dalam daftar hitam nasional penarik cek/bilyet
giro kosong yang ditatausahakan Bank Indonesia pada saat
mengajukan permohonan,
dengan mengacu pada contoh 1 dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Ketentuan ini;
5) bukti setoran modal, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) untuk Pemohon yang menyediakan sistem yang dapat
digunakan oleh Penyelenggara lain, besar modal disetor
paling kurang Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
atau
b) untuk Pemohon yang tidak menyediakan sistem yang dapat
digunakan oleh Penyelenggara lain, besar modal disetor
paling kurang Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
6) dokumen yang menjelaskan kondisi keuangan Pemohon
berupa:
a) laporan keuangan Pemohon posisi 3 (tiga) tahun terakhir,
bagi Pemohon yang telah berdiri selama 3 (tiga) tahun atau
lebih;
b) laporan keuangan Pemohon posisi 2 (dua) tahun terakhir
atau kurang, sesuai dengan masa berdirinya Pemohon, bagi
Pemohon yang berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun; atau
c) laporan keuangan, neraca, daftar aktiva dan pasiva, atau
dokumen lainnya yang menjelaskan kondisi keuangan, bagi
Pemohon yang baru berdiri.

5
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


b. Dokumen terkait kesiapan operasional yang terdiri atas:
1) Kebijakan dan prosedur tertulis yang paling kurang mencakup:
a) pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, baik
pengiriman maupun penerimaan, yang telah menerapkan
prinsip kewenangan berjenjang;
b) monitoring Dana yang dikirim dan/atau diterima; dan
c) penerapan prinsip perlindungan konsumen sesuai
peraturan perundang-undangan;
2) mekanisme penerapan manajemen risiko, yang meliputi antara
lain risiko keuangan, risiko operasional, dan risiko hukum;
3) kebijakan dan prosedur tertulis mengenai penerapan program
anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
4) bukti kesiapan operasional yang paling kurang meliputi aspek
teknis (infrastruktur sistem dan jaringan komunikasi), sumber
daya manusia (struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung
jawab), dan kesiapan tempat usaha;
5) bukti keamanan dan keandalan sistem atau mekanisme
penyelenggaraan Transfer Dana, paling kurang berupa:
a) fotokopi laporan hasil audit teknologi informasi dari
auditor independen internal atau eksternal, bagi
Pemohon yang menyediakan sistem yang dapat
digunakan oleh Penyelenggara lain; atau
b) asli surat pernyataan dari direksi dan dewan komisaris
atau pengawas mengenai keamanan dan keandalan
sistem atau mekanisme penyelenggaraan Transfer Dana,
bagi Pemohon yang tidak menyediakan sistem yang dapat
digunakan oleh Penyelenggara lain, dengan mengacu
pada contoh 2 dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini;
6) konsep perjanjian kerja sama dengan Penyelenggara lain
dan/atau pihak ketiga terkait penyelenggaraan kegiatan
Transfer Dana, termasuk kerja sama dengan Tempat
Penguangan Tunai, apabila ada;
7) rincian informasi mengenai kantor cabang, identitas
Penyelenggara lain dan/atau pihak lain yang bekerjasama
dengan Penyelenggara terkait penyelenggaraan kegiatan
Transfer Dana, termasuk informasi mengenai Tempat
Penguangan Tunai, apabila ada; dan
8) kebijakan dan prosedur tertulis penanganan keadaan darurat
(disaster recovery plan) dan kesinambungan kegiatan usaha
(business continuity plan) yang efektif dalam mengatasi dan
meminimalkan permasalahan yang timbul dari kejadian yang
tidak diperkirakan yang dapat mengganggu kelancaran
operasional penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana.
c. Persyaratan bahwa direksi dan dewan komisaris atau pengawas
Pemohon memiliki integritas yang baik, antara lain berupa:
1) memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan
dengan memiliki sikap mematuhi ketentuan yang berlaku;

6
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


2) memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan
3) memiliki komitmen terhadap pengembangan penyelenggaraan
kegiatan Transfer Dana yang dilakukan oleh Pemohon.
Pada saat mengajukan permohonan perizinan, persyaratan ini
antara lain dipenuhi dengan menyampaikan asli surat pernyataan
dengan mengacu pada contoh 1 dalam Lampiran 1.
d. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan
huruf c harus disampaikan dalam Bahasa Indonesia.

Bank Indonesia dapat melakukan uji kepatutan dan kelayakan antara


lain melalui wawancara dengan direksi, dewan komisaris atau
pengawas, dan/atau pemegang saham atau pemilik pengendali
Pemohon sebagai bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi oleh
Pemohon.

SE Penyelenggara harus memiliki standar keamanan sistem dalam


15/23/DASP 2013 penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana dan pengelolaan risiko
Romawi II.A operasional yang dilakukan dengan penggunaan proven technology
yang paling kurang mencakup pemenuhan aspek aspek sebagai berikut:
1. Untuk sistem keamanan teknologi informasi harus memenuhi
ketentuan:
a. Penyelenggara yang menyediakan sistem yang dapat digunakan
oleh Penyelenggara lain, paling kurang memenuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1) kerahasiaan data (confidentiality);
2) integritas sistem dan data (integrity);
3) otentikasi sistem dan data (authentication);
4) pencegahan terjadinya penyangkalan transaksi yang telah
dilakukan (non-repudiation); dan/atau
5) ketersediaan sistem (availability), yang dilakukan secara
efektif dan efisien dengan memperhatikan kepatuhan
terhadap ketentuan yang berlaku; atau
b. Penyelenggara yang tidak menyediakan sistem yang digunakan
oleh Penyelenggara lain, paling kurang harus memastikan
keamanan pada database dan back-up.
2. Adanya sistem dan/atau prosedur yang dapat menjamin efektivitas
pengendalian internal (internal control);
3. Adanya sistem dan/atau prosedur yang menjamin dapat
dilakukannya audit trail atas transaksi Transfer Dana; dan
4. Adanya sistem dan/atau prosedur yang menjamin kelangsungan
penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana.
SE (4) Proses Perizinan adalah sebagai berikut :
15/23/DASP 2013 1. Dalam rangka memberikan izin atau penolakan atas permohonan
Romawi I.C yang diajukan oleh Pemohon, Bank Indonesia melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. pemeriksaan administratif terhadap kelengkapan, kebenaran,
dan kesesuaian dokumen yang diajukan oleh Pemohon; dan
b. pemeriksaan (on site visit) ke Pemohon untuk melakukan
verifikasi atas kebenaran dan kesesuaian dokumen yang

7
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


diajukan, serta untuk memastikan kesiapan operasional, jika
diperlukan.
2. Dalam hal pemeriksaan administratif dokumen dan/atau
pemeriksaan (on site visit) sebagaimana dimaksud pada angka 1
telah dilakukan, Bank Indonesia memberikan tanggapan berupa
persetujuan atau penolakan permohonan, atau meminta Pemohon
untuk melengkapi dokumen permohonan.
3. Tanggapan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada angka 2
disampaikan secara tertulis paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari
kerja terhitung sejak dokumen yang dipersyaratkan diterima secara
lengkap.
4. Dalam hal Bank Indonesia menyetujui permohonan izin, maka
pemberian izin tersebut dilakukan dengan penyampaian surat yang
disertai dengan tanda izin.
SE (5) Laporan Tanggal Efektif Dimulainya Kegiatan adalah sebagai berikut :
15/23/DASP 2013 1. Penyelenggara yang telah memperoleh izin sebagaimana dimaksud
Romawi I.D ayat (4) harus menyelenggarakan kegiatannya paling lambat 3 (tiga)
bulan terhitung sejak tanggal pemberian izin.
2. Penyelenggara yang telah menyelenggarakan kegiatannya dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus
menyampaikan laporan tertulis mengenai tanggal efektif
dimulainya kegiatan sebagai Penyelenggara kepada Bank Indonesia.
3. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan:
a. paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal
efektif dimulainya kegiatan sebagai Penyelenggara; dan
b. dilengkapi dengan dokumen pendukung yang diperlukan,
seperti perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani,
apabila ada.
4. Pemohon yang telah memperoleh izin namun tidak melaksanakan
kegiatannya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
angka 1 harus menyampaikan laporan tertulis kepada Bank
Indonesia paling kurang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. uraian kesiapan infrastruktur yang antara lain meliputi kesiapan
operasional, kesiapan sistem yang akan digunakan dalam
penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, dan kesiapan rencana
kerja sama dengan Penyelenggara lain, jika ada; dan
b. uraian kendala yang dihadapi yang mengakibatkan belum dapat
dilaksanakannya kegiatan Transfer Dana.
5. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 4 disampaikan paling
lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak berakhirnya jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1.
6. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada angka 4, jika
Bank Indonesia menilai terdapat permasalahan yang bersifat
struktural yang dapat mengakibatkan Pemohon tidak mampu
melaksanakan kegiatan sebagai Penyelenggara, Bank Indonesia
berwenang membatalkan izin Penyelenggara yang bersangkutan.
SE (6) Pencantuman Dalam Daftar Penyelenggara dan Publikasi dilakukan
15/23/DASP 2013 sebagai berikut :
Romawi I.E 1. Bank Indonesia mencantumkan identitas Penyelenggara yang telah
menyampaikan laporan dimulainya kegiatan Transfer Dana

8
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dalam daftar Penyelenggara.
2. Bank Indonesia mempublikasikan daftar Penyelenggara, antara lain
dalam situs Bank Indonesia.
SE (7) Penggunaan tenaga kerja asing oleh Penyelenggara dalam
15/23/DASP 2013 penyelenggaraan Transfer Dana dilakukan sesuai dengan peraturan
Romawi II.F perundang-undangan yang terkait, antara lain peraturan perundang-
undangan di bidang ketenagakerjaan.
SE (8) Pembukaan Kantor Cabang
15/23/DASP 2013 1. Kantor Cabang merupakan bagian dari entitas Penyelenggara yang
Romawi II.D menyelenggarakan kegiatan operasional Transfer Dana berupa
pengiriman dan/atau penerimaan Dana.
2. Penyelenggara harus menyampaikan informasi tertulis mengenai
rencana dan realisasi pembukaan kantor cabang sebagaimana
dimaksud pada angka 1 kepada Bank Indonesia, sesuai dengan tata
cara yang ditetapkan Bank Indonesia mengenai penyampaian
rencana bisnis Penyelenggara.
3. Dalam hal Bank Indonesia belum menetapkan tata cara
penyampaian rencana bisnis Penyelenggara sebagaimana dimaksud
pada angka 2 secara tersendiri, maka penyampaian informasi
dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Informasi mengenai rencana pembukaan kantor cabang
disampaikan:
1) paling lambat pada tanggal 31 Oktober untuk rencana kerja
sama pada periode bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun berikutnya;
2) paling kurang mencakup:
a) nama dan/atau alamat kantor cabang; dan
b) tanggal rencana dibukanya kantor cabang;
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa
analisis bisnis terkait pembukaan kantor cabang.
b. Informasi mengenai realisasi pembukaan kantor cabang
disampaikan:
1) paling lambat pada tanggal:
a) 31 Juli untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan
pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni
tahun tersebut; dan
b) 31 Januari untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan
pada periode bulan Juli sampai dengan bulan
Desember tahun sebelumnya;
2) paling kurang mencakup:
a) nama dan/atau alamat kantor cabang; dan
b) tanggal dibukanya kantor cabang;
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa
bukti telah dibukanya kantor cabang.
4. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat
dilakukan bersamaan dengan penyampaian informasi mengenai
rencana bisnis kegiatan system pembayaran lainnya yang dilakukan
oleh Penyelenggara, apabila ada.
5. Bank Indonesia berwenang menyetujui atau menolak, baik sebagian
maupun seluruh rencana pembukaan kantor cabang yang diajukan

9
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


oleh Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum
Indonesia bukan Bank.
6. Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud pada angka 5
disampaikan oleh Bank Indonesia kepada Penyelenggara paling
lambat 35 (tiga puluh lima) hari kerja terhitung sejak Penyelenggara
menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2
secara lengkap dan benar.

4 Pasal 4 (1) Tempat Penguangan Tunai yang bekerjasama dengan Penyelenggara


14/23/PBI/2012 tidak perlu memperoleh izin dari Bank Indonesia.

Tempat Penguangan Tunai bukan merupakan Penyelenggara,


mengingat Tempat Penguangan Tunai tidak melakukan Pengaksepan.
Tempat Penguangan Tunai merupakan pihak yang bekerjasama dengan
Penyelenggara dalam melakukan kegiatan penguangan Dana hasil
transfer yang telah dialokasikan dalam Rekening untuk kepentingan
Penerima.

Penyelenggara yang bekerjasama dengan pengelola sistem Transfer


Dana tidak termasuk dalam pengertian Tempat Penguangan Tunai.

SE (2) Kerja sama dengan Tempat Penguangan Tunai adalah sebagai berikut :
15/23/DASP 2013 1. Tempat Penguangan Tunai (TPT) merupakan pihak yang bekerjasama
Romawi II.E dengan Penyelenggara dalam melakukan kegiatan penguangan Dana
hasil transfer yang telah dialokasikan dalam Rekening untuk
kepentingan Penerima, yang dalam pelaksanaan kegiatannya tidak
melakukan langkah Pengaksepan untuk kepentingan Penerima.
2. Dalam hal Penyelenggara bekerjasama dengan TPT, maka
Penyelenggara antara lain wajib:
a. menetapkan persyaratan umum untuk menjadi TPT bagi
Penyelenggara;
b. menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa terhadap TPT
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
c. menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai
pelaksanaan penguangan Dana hasil transfer oleh TPT termasuk
batasan nilai Dana dan frekuensi penguangan yang dapat
dilakukan melalui TPT;
d. memiliki prosedur pengendalian atas pelaksanaan kegiatan
penguangan Dana yang dilakukan oleh TPT, termasuk mekanisme
monitoring; dan
e. bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan
penguangan Dana hasil transfer yang dilakukan oleh TPT,
termasuk tanggung jawab atas:
1) ketersediaan Dana pada saat Penerima melakukan
penguangan; dan
2) keterlambatan, kekeliruan, dan tidak terlaksananya
penguangan Dana oleh TPT.
3. Kerja sama antara Penyelenggara dan TPT harus didasarkan pada
perjanjian tertulis yang paling kurang memuat:
a. hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing pihak;
b. mekanisme atau prosedur penyelesaian permasalahan atau

10
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


pengaduan dari Penerima;
c. mekanisme atau prosedur penyelesaian masalah antara
Penyelenggara dengan TPT; dan
d. penetapan pembayaran fee atau imbalan kepada TPT, dan
larangan bagi TPT untuk mengenakan biaya tambahan kepada
Penerima di luar biaya yang ditetapkan oleh Penyelenggara.
4. Penyelenggara harus menyampaikan informasi tertulis mengenai
rencana dan realisasi kerja sama dengan TPT kepada Bank Indonesia,
sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia mengenai
penyampaian rencana bisnis Penyelenggara.
5. Dalam hal Bank Indonesia belum menetapkan tata cara penyampaian
rencana bisnis Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 2
secara tersendiri, maka penyampaian informasi dilakukan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Informasi mengenai rencana kerja sama disampaikan:
1) paling lambat pada tanggal 31 Oktober untuk rencana kerja
sama pada periode bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun berikutnya;
2) paling kurang mencakup:
a) nama dan alamat TPT; dan
b) tanggal rencana dimulainya kerja sama;
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa:
a) persyaratan umum untuk menjadi TPT bagi Penyelenggara;
b) kebijakan dan prosedur tertulis mengenai pelaksanaan
penguangan Dana hasil transfer oleh TPT termasuk batasan
nilai Dana dan frekuensi penguangan yang dapat dilakukan
melalui TPT;
c) prosedur pengendalian atas pelaksanaan kegiatan
penguangan Dana yang dilakukan oleh TPT, termasuk
mekanisme monitoring;
d) konsep perjanjian kerja sama antara Penyelenggara dan
TPT; dan analisis risiko dan mitigasi risiko terkait
pelaksanaan kerja sama.
Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada butir 3)a)
sampai dengan butir 3)c) tidak perlu disampaikan oleh
Penyelenggara jika Penyelenggara sebelumnya telah
menyampaikan seluruh dokumen tersebut kepada Bank
Indonesia dan tidak terdapat perubahan dalam dokumen
dimaksud.
b. informasi mengenai realisasi kerja sama disampaikan:
1) paling lambat pada tanggal:
a) 31 Juli untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada
periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun
tersebut; dan
b) 31 Januari untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan
pada periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember
tahun sebelumnya;
2) paling kurang mencakup:
a) nama dan alamat TPT; dan
b) tanggal dimulainya kerja sama;

11
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa
fotokopi perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani.
6. Penyampaian informasi dimaksud pada angka 4 dapat dilakukan
bersamaan dengan penyampaian informasi mengenai rencana bisnis
kegiatan sistem pembayaran lainnya yang dilakukan oleh
Penyelenggara, apabila ada.
7. Bank Indonesia berwenang untuk menyetujui atau menolak,
menetapkan dan/atau membatasi jumlah TPT yang dapat
bekerjasama dengan Penyelenggara.
8. Persetujuan, penolakan, penetapan dan/atau pembatasan kerja sama
sebagaimana dimaksud pada angka 7 disampaikan oleh Bank
Indonesia kepada Penyelenggara paling lambat 35 (tiga puluh lima)
hari kerja terhitung sejak Penyelenggara menyampaikan informasi
sebagaimana dimaksud pada angka 4 secara lengkap dan benar.

5 Pasal 5 Dalam memberikan izin kepada badan usaha bukan Bank sebagai
14/23/PBI/2012 Penyelenggara, Bank Indonesia berwenang meminta informasi mengenai
badan usaha bukan Bank kepada otoritas yang berwenang.

6 Pasal 6 (1) Izin sebagai Penyelenggara yang telah diperoleh dari Bank Indonesia
14/23/PBI/2012 sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3 ayat (1) tidak dapat dialihkan
kepada badan usaha lain.
(2) Dalam hal Penyelenggara merencanakan untuk melakukan
penggabungan, peleburan, atau pemisahan, Penyelenggara wajib
menyampaikan rencana dimaksud melalui laporan secara tertulis
kepada Bank Indonesia.

Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 (satu)


Badan Usaha bukan Bank atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
Badan Usaha bukan Bank lain yang telah ada yang mengakibatkan
aktiva dan pasiva dari Badan Usaha bukan Bank yang menggabungkan
diri beralih karena hukum kepada Badan Usaha bukan Bank yang
menerima penggabungan dan selanjutnya status Badan Usaha bukan
Bank yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.

Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 (dua) Badan


Usaha bukan Bank atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
mendirikan Badan Usaha bukan Bank baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva dari Badan Usaha bukan Bank yang
meleburkan diri dan status Badan Usaha bukan Bank yang meleburkan
diri berakhir karena hukum.

Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Badan Usaha


bukan Bank untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh
aktiva dan pasiva Badan Usaha bukan Bank beralih karena hukum
kepada 2 (dua) atau lebih Badan Usaha bukan Bank atau sebagian
aktiva dan pasiva Badan Usaha bukan Bank beralih karena hukum
kepada 1 (satu) atau lebih Badan Usaha bukan Bank.

12
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


(3) Berdasarkan laporan Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Bank Indonesia menetapkan status perizinan Penyelenggara.

Dalam menetapkan status perizinan Penyelenggara, Bank Indonesia


antara lain dapat mewajibkan Penyelenggara untuk menyelesaikan
seluruh hak dan kewajiban Penyelenggara terkait kegiatan
penyelenggaraan Transfer Dana dan/atau mengajukan izin baru
sebagai Penyelenggara apabila diperlukan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporan dan/atau penetapan status
perizinan Transfer Dana dalam hal terjadi penggabungan, peleburan,
atau pemisahan adalah sebagai berikut :
SE A. Penggabungan
15/23/DASP 2013 Dalam hal Penyelenggara yang telah memperoleh izin
Romawi V.A Penyelenggara dari Bank Indonesia akan melakukan
penggabungan dengan Penyelenggara yang telah atau belum
memperoleh izin Penyelenggara dari Bank Indonesia, maka
berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. jika badan hukum hasil penggabungan adalah Penyelenggara
berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank
yang sudah berizin, maka Penyelenggara tersebut harus
melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai
rencana melanjutkan kegiatan Transfer Dana; atau
2. jika badan hukum hasil penggabungan adalah Penyelenggara
berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank
yang belum memperoleh izin sebagai Penyelenggara, maka
badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil
penggabungan tersebut wajib memperoleh izin dari Bank
Indonesia terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan kegiatan
Transfer Dana.
SE B. Peleburan
15/23/DASP 2013 Dalam hal terjadi peleburan yang melibatkan Penyelenggara
Romawi V.B berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank,
maka badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil
peleburan wajib memperoleh izin dari Bank Indonesia terlebih
dahulu untuk dapat melanjutkan kegiatan Transfer Dana.
SE C. Pemisahan
15/23/DASP 2013 1. Pemisahan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh
Romawi V.C badan hukum untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan:
a. seluruh aktiva dan pasiva badan hukum beralih karena
hukum kepada 2 (dua) badan hukum atau lebih yang
menerima peralihan dan badan hukum Indonesia yang
melakukan pemisahan tersebut berakhir karena hukum
(pemisahan murni); atau
b. sebagian aktiva dan pasiva badan hukum beralih karena
hukum kepada 1 (satu) badan hukum lain atau lebih yang
menerima pengalihan, dan badan hukum yang melakukan
pemisahan tersebut tetap ada (pemisahan tidak murni).
2. Dalam hal Penyelenggara berupa badan usaha berbadan
hukum Indonesia bukan Bank melakukan pemisahan murni
sebagaimana dimaksud pada butir 1.a, maka:

13
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


a. Penyelenggara harus melaporkan secara tertulis kepada
Bank Indonesia mengenai rencana pelaksanaan pemisahan
murni tersebut; dan
b. dalam hal badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan
Bank hasil pemisahan murni bermaksud untuk melanjutkan
penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, maka badan
usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank dimaksud
wajib terlebih dahulu memperoleh izin sebagai
Penyelenggara dari Bank Indonesia.
3. Dalam hal Penyelenggara berupa badan usaha berbadan
hukum Indonesia bukan Bank melakukan pemisahan tidak
murni (spin off), maka:
a. izin sebagai Penyelenggara tetap melekat pada badan usaha
berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang melakukan
pemisahan tidak murni (spin off), dan badan usaha
berbadan hukum Indonesia bukan Bank dimaksud harus
melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia
mengenai rencana melanjutkan kegiatan Transfer Dana;
dan
b. dalam hal badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan
Bank hasil pemisahan tidak murni (spin off) bermaksud
untuk menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana, maka
badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank
dimaksud wajib terlebih dahulu memperoleh izin sebagai
Penyelenggara dari Bank Indonesia.

SE (5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) A.1, C.2.a dan C.3.a harus
15/23/DASP 2013 disampaikan kepada Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut:
Romawi V.D 1. Laporan harus disampaikan paling lambat bersamaan dengan
penyampaian permohonan izin rencana penggabungan atau
pemisahan kepada otoritas yang berwenang mengawasi badan usaha
berbadan hukum Indonesia bukan Bank, jika ada.
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1, harus dilampiri
dengan dokumen antara lain berupa rencana bisnis setelah
penggabungan atau pemisahan, termasuk rencana penggunaan
sistem dan pengembangan sistem, laporan kesiapan infrastruktur,
dan laporan hasil audit teknologi informasi dari auditor independen
internal atau eksternal dalam hal terjadi pengembangan dan/atau
penggabungan sistem yang telah ada.
SE (6) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4).A.2, huruf B, butir
15/23/DASP 2013 C.2.b, dan butir C.3.b. harus disampaikan kepada Bank Indonesia dengan
Romawi V.E ketentuan sebagai berikut:
1. Permohonan perizinan wajib disampaikan bersamaan dengan
penyampaian permohonan izin rencana penggabungan, peleburan,
atau pemisahan kepada otoritas yang berwenang mengawasi badan
usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, jika ada.
2. Tata cara pengajuan permohonan dan pemrosesan izin dilakukan
sesuai dengan ketentuan tata cara dan proses perizinan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3.

14
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


7 Pasal 7 Bank Indonesia berwenang menetapkan kebijakan pembatasan
14/23/PBI/2012 perizinan sebagai Penyelenggara.

Pembatasan Penyelenggara didasarkan pada pertimbangan antara lain


efisiensi industri, menjaga kepentingan publik, menjaga pertumbuhan
industri dan/atau persaingan usaha yang sehat. Pembatasan tersebut dapat
dilakukan dalam batas waktu tertentu dan/atau wilayah tertentu.

Bagian Kedua Penyelenggaraan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri


8 Pasal 8 (1) Kegiatan kerjasama penyelenggaraan Transfer Dana dari dan ke luar
14/23/PBI/2012 negeri oleh Penyelenggara hanya dapat dilakukan dengan pihak yang
telah memperoleh persetujuan dari otoritas negara setempat.

Yang dimaksud dengan “otoritas negara setempat” adalah otoritas


yang berwenang memberikan persetujuan kegiatan penyelenggaraan
Transfer Dana di negara tersebut. Bentuk persetujuan untuk
menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku di negara setempat yang antara lain dapat
berupa izin atau registrasi.

(2) Kegiatan kerjasama penyelenggaraan Transfer Dana sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis.

Kerjasama antar Penyelenggara wajib dilakukan secara tertulis dalam


rangka mempertegas hubungan hukum antar Penyelenggara dalam
menjalankan kegiatan Transfer Dana.

(3) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib paling
kurang memuat:
a. penerapan asas resiprositas antar para pihak;

Penerapan asas resiprositas dimaksudkan untuk menjaga adanya


perlakuan yang sama antara Penyelenggara dalam negeri dengan
Penyelenggara luar negeri, misalnya adanya pengaturan mengenai
kesamaan hak dalam melakukan kerjasama dengan
Penyelenggara atau pihak ketiga lainnya, dan penggunaan fitur
yang sama oleh masing-masing pihak.

b. hak dan kewajiban para pihak;


c. mekanisme penetapan kurs, biaya, dan penyelesaian akhir; dan
d. mekanisme penyelesaian permasalahan yang mungkin timbul
dalam kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana.

Permasalahan yang mungkin timbul dalam kegiatan


penyelenggaraan Transfer Dana antara lain berupa kekeliruan
pelaksanaan transfer kepada Penerima yang tidak berhak,
keterlambatan dalam pelaksanaan Transfer Dana, kekeliruan
pencantuman nominal Transfer Dana, dan mekanisme
pengembalian Dana.

15
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


(4) Bank Indonesia berwenang menetapkan batas maksimal nilai nominal
Transfer Dana dari dan ke luar negeri yang dapat dilakukan melalui
Penyelenggara yang berupa Badan usaha bukan Bank.
(5) Penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana dari dan ke luar negeri wajib
memperhatikan peraturan perundang-undangan terkait.

Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan terkait”


antara lain peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan Transfer


Dana dari dan ke luar negeri adalah sebagai berikut :

SE Penyelenggaraan Transfer Dana dari dan/atau ke Luar Negeri diatur


15/23/DASP 2013 sebagai berikut :
Romawi II.B 1. Dalam menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana dari dan/atau ke
luar negeri, Penyelenggara yang telah memperoleh izin dari Bank
Indonesia hanya dapat bekerjasama dengan penyelenggara yang
telah memperoleh persetujuan dari otoritas negara setempat.
2. Penyelenggara harus menyampaikan informasi tertulis mengenai
rencana dan realisasi kerja sama sebagaimana dimaksud pada
angka 1 kepada Bank Indonesia, sesuai dengan tata cara yang
ditetapkan Bank Indonesia mengenai penyampaian rencana bisnis
Penyelenggara.
3. Dalam hal Bank Indonesia belum menetapkan tata cara
penyampaian rencana bisnis Penyelenggara sebagaimana dimaksud
pada angka 2 secara tersendiri, maka penyampaian informasi
dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Informasi mengenai rencana kerja sama disampaikan:
1) paling lambat pada tanggal 31 Oktober untuk rencana kerja
sama pada periode bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun berikutnya;
2) paling kurang mencakup:
a) nama dan alamat penyelenggara asing;
b) persetujuan dari otoritas negara setempat;
c) cakupan kerja sama;
d) tanggal rencana dimulainya kerja sama; dan
e) jangka waktu kerja sama;
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa:
a) konsep pokok-pokok hubungan bisnis (business
arrangement) yang mencakup pengaturan hak dan
kewajiban para pihak, atau konsep perjanjian kerja
sama; dan
b) analisis risiko dan mitigasi risiko terkait pelaksanaan
kerja sama.
b. Informasi mengenai realisasi kerja sama disampaikan:
1) paling lambat pada tanggal:
a) 31 Juli untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada
periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun
tersebut; dan

16
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


b) 31 Januari untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan
pada periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember
tahun sebelumnya;
2) paling kurang mencakup:
a) nama dan alamat penyelenggara asing;
b) tanggal dimulainya kerja sama; dan
c) informasi lainnya, dalam hal terdapat perubahan atas
informasi yang disampaikan dalam rencana kerja sama
sebagaimana dimaksud pada butir a.2);
3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa
pokok-pokok hubungan bisnis (business arrangement) yang
telah disetujui para pihak, atau fotokopi perjanjian kerja
sama yang telah ditandatangani.
4. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat
dilakukan bersamaan dengan penyampaian informasi mengenai
rencana bisnis kegiatan sistem pembayaran lainnya yang dilakukan
oleh Penyelenggara, apabila ada.
5. Bank Indonesia berwenang untuk menyetujui atau menolak, serta
menetapkan dan/atau membatasi kerja sama Penyelenggara
sebagaimana dimaksud pada angka 2.
6. Persetujuan, penolakan, penetapan dan/atau pembatasan kerja
sama sebagaimana dimaksud pada angka 5 disampaikan oleh Bank
Indonesia kepada Penyelenggara paling lambat 35 (tiga puluh lima)
hari kerja terhitung sejak Penyelenggara menyampaikan informasi
sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara lengkap dan benar.
7. Bank Indonesia berwenang menetapkan batas maksimal nilai
nominal Transfer Dana dari dan ke luar negeri yang dilakukan
melalui Penyelenggara yang berupa badan usaha berbadan hukum
Indonesia bukan Bank.
8. Dalam menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana dari dan ke luar
negeri, Penyelenggara wajib mematuhi peraturan perundang-
undangan lain yang terkait, antara lain kewajiban Penyelenggara
untuk menyampaikan laporan transaksi keuangan Transfer Dana
dari dan ke luar negeri yang ditetapkan dan diatur oleh Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

BAB III Pelaksanaan Transfer Dana


Bagian Kesatu Umum
9 Pasal 9 (1) Pelaksanaan Perintah Transfer Dana oleh Penyelenggara Pengirim Asal,
14/23/PBI/2012 Penyelenggara Penerus, Penyelenggara Penerima Akhir dilakukan
sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai Transfer Dana dan peraturan perundang-undangan
terkait.

Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan terkait”


antara lain ketentuan yang mengatur mengenai pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang.

(2) Penyelenggara Pengirim yang telah melakukan Pengaksepan Perintah


Transfer Dana bertanggung jawab kepada pemberi Perintah Transfer

17
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


Dana atas terlaksananya Perintah Transfer Dana sampai dengan
Pengaksepan oleh Penyelenggara Penerima Akhir.

Tanggung jawab Penyelenggara Pengirim atas terlaksananya Perintah


Transfer Dana dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam undang-
undang yang mengatur mengenai kegiatan Transfer Dana dan
peraturan pelaksanaannya. Tanggung jawab Penyelenggara Pengirim
antara lain mencakup penyediaan dan penyampaian informasi kepada
Pengirim sebelumnya mengenai status pelaksanaan Perintah Transfer
Dana.

Bagian Kedua Pelaksanaan Perintah Transfer Dana Dalam Keadaan Memaksa


10 Pasal 10 (1) Penyelenggara Pengirim yang telah melakukan Pengaksepan Perintah
14/23/PBI/2012 Transfer Dana sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 9 ayat (2) tetap
bertanggungjawab untuk melaksanakan Perintah Transfer Dana
walaupun terjadi keadaan sebagai berikut:
a. bencana alam, keadaan bahaya, huru-hara, konflik bersenjata,
dan/atau keadaan darurat lain yang ditetapkan oleh pemerintah
yang terjadi di daerah atau lokasi Penyelenggara Pengirim yang
sedang melaksanakan Perintah Transfer Dana;

Yang dimaksud dengan ”keadaan bahaya” adalah keadaan bahaya


yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah.
Yang dimaksud dengan ”huru-hara” termasuk pertikaian
antarkelompok masyarakat yang mengakibatkan terhentinya
kegiatan operasional Penyelenggara.
Yang dimaksud dengan ”Penyelenggara Pengirim yang sedang
melaksanakan Perintah Transfer Dana” adalah kantor
Penyelenggara yang menerbitkan Perintah Transfer Dana. Dalam
hal Penyelenggara tersebut memiliki sistem komputerisasi yang
mengintegrasikan seluruh sistem akuntansi dan/atau Sistem
Transfer Dana Penyelenggara tersebut, pengertian Penyelenggara
Pengirim yang sedang melaksanakan Perintah Transfer Dana
termasuk kantor Penyelenggara tempat pusat kendali komputer
dioperasikan.

b. kerusakan pada sistem infrastruktur elektronik atau


nonelektronik yang berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan
Perintah Transfer Dana yang tidak dapat dikontrol oleh
Penyelenggara Pengirim;

Yang dimaksud dengan ”kerusakan pada sistem infrastruktur


elektronik atau nonelektronik yang berpengaruh langsung
terhadap pelaksanaan Perintah Transfer Dana yang tidak dapat
dikontrol oleh Penyelenggara Pengirim” antara lain kerusakan
yang disebabkan oleh kebakaran dan sambaran petir.

SE Pihak Penyelenggaran Transfer Dana wajib menyampaikan Laporan


15/23/DASP 2013 Insidentil dalam hal terjadi gangguan.
Romawi IV.B a. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib
No. 2 disampaikan secara benar oleh Penyelenggara kepada Bank
18
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


Indonesia, baik atas permintaan Bank Indonesia maupun atas
inisiatif Penyelenggara sendiri, yang antara lain meliputi
laporan insiden yang menyebabkan terganggunya
penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara,
seperti kebakaran gedung, kegagalan sistem, atau kegagalan
network.
b. Laporan insiden sebagaimana dimaksud pada huruf a
disampaikan sesegera mungkin melalui telepon atau faksimili
yang diikuti dengan laporan tertulis yang disampaikan paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah kejadian.

c. kegagalan sistem kliring atau Sistem Transfer Dana;

Yang dimaksud dengan ”kegagalan sistem kliring atau Sistem


Transfer Dana” adalah kegagalan yang mengakibatkan sistem
kliring atau Sistem Transfer Dana secara keseluruhan tidak dapat
dijalankan atau dioperasikan dengan baik, termasuk seluruh
sistem pendukung dan sistem cadangan atau sistem pengganti.
Kegagalan sistem yang hanya terjadi di Penyelenggara Pengirim
tidak tergolong pengertian kegagalan sistem kliring atau Sistem
Transfer Dana.

d. hal-hal lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Yang dimaksud dengan “hal lain yang ditetapkan oleh Bank


Indonesia” antara lain keputusan Bank Indonesia mengenai
penghentian sementara Penyelenggara Pengirim dari kegiatan
kliring atau kegiatan Sistem Transfer Dana lain.

(2) Tanggung jawab untuk melaksanakan Perintah Transfer Dana


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
a. menyampaikan pemberitahuan segera kepada Pengirim
sebelumnya mengenai keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang terjadi pada Penyelenggara Pengirim; dan

Yang dimaksud dengan “pemberitahuan secara segera” adalah


pemberitahuan dilakukan pada kesempatan pertama setelah
keadaan memungkinkan bagi Penyelenggara untuk
menyampaikan pemberitahuan.

b. melaksanakan Perintah Transfer Dana paling lambat:


(1) 5 (lima) Hari Kerja setelah berakhirnya keadaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a;
(2) 1 (satu) Hari Kerja setelah berakhirnya keadaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c;
(3) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur
untuk keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d.
(3) Penyelenggara Pengirim yang terlambat melakukan tindakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib membayar jasa, bunga, atau
kompensasi kepada Pengirim Asal.

19
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


SE Penyelenggara wajib membayar jasa, bunga, atau kompensasi dalam
15/23/DASP 2013 hal:
Romawi III.A 1. Penyelenggara terlambat melaksanakan Transfer Dana setelah
melakukan Pengaksepan;
2. Penyelenggara melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer
Dana setelah melakukan Pengaksepan; atau
3. Penyelenggara tidak melaksanakan Transfer Dana setelah
melakukan Pengaksepan.

Bagian Ketiga Kekeliruan Pelaksanaan Transfer Dana


11 Pasal 11 (1) Kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana antara lain dapat berupa:
14/23/PBI/2012 a. kekeliruan menyampaikan jumlah Dana yang tidak sesuai dengan
Perintah Transfer Dana; atau

Kekeliruan dalam menyampaikan jumlah Dana dapat terjadi


antara lain karena jumlah Dana yang disampaikan lebih kecil atau
lebih besar dari jumlah Dana yang tercantum dalam Perintah
Transfer Dana.

b. kekeliruan melakukan Pengaksepan sehingga Dana tidak diterima


oleh Penerima yang berhak.

Kekeliruan melakukan Pengaksepan dapat terjadi jika Perintah


Transfer Dana yang ditujukan untuk diteruskan kepada Penerima A
yang merupakan Penerima yang berhak, namun dilakukan
Pengaksepan dan dilaksanakan oleh Penyelenggara untuk
kepentingan nasabah B.

(2) Dalam hal Penyelenggara melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan


Transfer Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara
wajib melakukan perbaikan paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah
diketahui terjadinya kekeliruan tersebut.
(3) Perbaikan atas kekeliruan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan melaksanakan Transfer Dana sesuai dengan isi
Perintah Transfer Dana, antara lain dengan cara:

Perbaikan atas kekeliruan diberitahukan oleh Penyelenggara yang


melakukan perbaikan atas kekeliruan kepada pihak yang menerbitkan
dan/atau menerima Perintah Transfer Dana.

a. melakukan pembatalan atau perubahan Perintah Transfer Dana;


dan/atau

Perubahan antara lain dilakukan dengan melakukan koreksi sesuai


isi Perintah Transfer Dana yang diterima dari Pengirim. Dalam hal
Penyelenggara melakukan pembatalan pelaksanaan Perintah
Transfer Dana, maka pembatalan tersebut dilakukan sesuai
dengan ketentuan mengenai pembatalan yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan mengenai transfer dana.

20
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


b. menerbitkan Perintah Transfer Dana baru kepada Penerima yang
berhak, tanpa menunggu pengembalian Dana dari Penerima yang
tidak berhak.

Bagian Keempat Tata Cara Pengembalian Dana


Paragraf 1 Pengembalian Dana Dalam Keadaan Memaksa
12 Pasal 12 (1) Dalam hal Perintah Transfer Dana tidak terlaksana karena terjadi
14/23/PBI/2012 keadaan memaksa sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 10 serta
Pengirim meminta pembatalan Perintah Transfer Dana dan
pengembalian Dana transfer, maka Penyelenggara Pengirim wajib
melakukan pengembalian Dana dengan cara:

Pengembalian Dana dapat dilakukan sepanjang Dana masih ada di


Penyelenggara Pengirim.

a. mengkredit Rekening Pengirim; atau


b. menyampaikan pemberitahuan tertulis melalui surat atau sarana
lainnya untuk pengambilan Dana secara tunai dalam hal Pengirim
tidak memiliki Rekening di Penyelenggara Pengirim.

Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir


antara lain adalah faksimili, surat elektronik (email), atau telepon
yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara
yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media
elektronik.
(2) Pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dilakukan oleh Penyelenggara Pengirim paling lambat 1 (satu) Hari Kerja
setelah diterimanya permintaan pembatalan dan pengembalian Dana
dari Pengirim.
(3) Pengembalian Dana dilakukan oleh Penyelenggara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melalui Penyelenggara Pengirim sebelumnya
atau kepada Pengirim yang meminta pembatalan dan pengembalian.
(4) Penyelenggara yang terlambat melakukan pengembalian Dana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar jasa, bunga, atau
kompensasi kepada pihak yang berhak sebagaimana dimaksud dalam
Bab V.

Pengembalian Dana oleh Penyelenggara yang Dibekukan


Paragraf 2
Kegiatan Usaha, Dicabut Izin Usaha, dan Dinyatakan Pailit
13 Pasal 13 (1) Dalam hal Penyelenggara Pengirim dibekukan kegiatan usaha atau
14/23/PBI/2012 dicabut izin usaha atau dinyatakan pailit, Perintah Transfer Dana wajib
diselesaikan apabila Perintah Transfer Dana tersebut:
a. telah dilaksanakan oleh Penyelenggara Pengirim mulai pukul 00.0
sampai dengan saat dilakukan penutupan sistem operasional
Penyelenggara Pengirim yang dibekukan kegiatan usaha atau
dicabut izin usaha;
b. telah dilaksanakan oleh Penyelenggara Pengirim mulai pukul 00.00
sampai dengan saat diucapkan putusan pernyataan pailit
Penyelenggara Pengirim; atau

21
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


c. telah diterima oleh penyelenggara Sistem Transfer Dana
tertentu.
(2) Penyelesaian Perintah Transfer Dana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Penyelenggara Pengirim dengan meneruskan
pelaksanaan Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana
oleh Penerima

Dalam meneruskan pelaksanaan Perintah Transfer Dana,


Penyelenggara Pengirim antara lain harus menyampaikan atau
menyediakan Dana yang cukup untuk pelaksanaan Perintah Transfer
Dana sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai pelaksanaan
Transfer Dana tersebut.

14 Pasal 14 (1) Dalam hal Penyelenggara dibekukan kegiatan usaha, dicabut izin usaha,
14/23/PBI/2012 atau dinyatakan pailit, Dana yang sedang dalam proses Transfer Dana
Ayat (1) – (2) wajib dikembalikan kepada:
a. Pengirim Asal, jika yang dibekukan kegiatan usaha, dicabut izin
usaha, atau dinyatakan pailit merupakan Penyelenggara Pengirim
Asal dan Perintah Transfer Dana belum dilaksanakan; atau
b. Pengirim Asal, Penyelenggara Pengirim Asal, atau Penyelenggara
Penerus sebelumnya, jika yang dibekukan kegiatan usaha, dicabut
izin usaha, atau dinyatakan pailit merupakan Penyelenggara
Penerus dan Perintah Transfer Dana belum dilaksanakan.

Yang dimaksud dengan “Perintah Transfer Dana belum dilaksanakan”


antara lain adalah Dana masih berada di Sistem Transfer Dana pada
Penyelenggara Pengirim dan belum berpindah kepada Penyelenggara
Penerima.

(2) Perintah Transfer Dana dianggap belum dilaksanakan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) apabila memenuhi seluruh kondisi sebagai
berikut:
a. Penyelenggara sudah melakukan Pengaksepan atas Perintah
Transfer Dana tersebut namun belum melakukan langkah untuk
melaksanakan Perintah Transfer Dana tersebut; dan
b. Dana masih berada di Penyelenggara.

Dalam hal Penyelenggara bekerjasama dengan TPT, Dana


dianggap masih berada di Penyelenggara jika Penyelenggara
belum mengalokasikan Dana hasil transfer pada rekening
Penerima.

SE (3) Penghentian Kegiatan Transfer Dana Dan Penghapusan


15/23/DASP 2013 Penyelenggara Dari Daftar Penyelenggara diatur sebagai berikut :
Romawi VI 1. Penghentian kegiatan Transfer Dana dapat dilakukan
berdasarkan permintaan tertulis dari Penyelenggara atau
berdasarkan keputusan Bank Indonesia. Penghentian kegiatan
sebagai Penyelenggara dilakukan dengan mencabut izin kegiatan
Transfer Dana yang telah diberikan oleh Bank Indonesia.

22
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


2. Penghentian kegiatan Transfer Dana atas permintaan
Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyelenggara menyampaikan secara tertulis kepada Bank
Indonesia mengenai laporan rencana penghentian
penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, paling lambat 30
(tiga puluh) hari kerja sebelum Penyelenggara menghentikan
kegiatannya;
b. melaporkan pelaksanaan penghentian kegiatan usaha secara
tertulis kepada Bank Indonesia paling lambat 10 (sepuluh)
hari kerja terhitung sejak tanggal penghentian kegiatan
usaha, dengan melampirkan:
1) dokumen penyelesaian hak dan kewajiban kepada
Pengirim dan/atau Penerima; dan
2) surat pernyataan dari pengurus dan/atau pemilik bahwa
segala tuntutan yang timbul setelah penghentian
kegiatan Transfer Dana menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari pengurus dan/atau pemilik.
3. Penghentian kegiatan Transfer Dana oleh Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan jika:
a. terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap yang memerintahkan badan usaha bukan Bank yang
melakukan kegiatan sebagai Penyelenggara Transfer Dana
untuk menghentikan kegiatannya;
b. terdapat rekomendasi dari otoritas pengawas yang
berwenang kepada Bank Indonesia antara lain mengenai
memburuknya kondisi keuangan dan/atau lemahnya
manajemen risiko badan usaha bukan Bank;
c. otoritas pengawas yang berwenang telah mencabut izin
usaha dan/atau menghentikan kegiatan usaha badan usaha
bukan Bank yang melakukan kegiatan Transfer Dana;
d. terdapat permintaan tertulis atau rekomendasi dari otoritas
pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia untuk
menghentikan sementara kegiatan Transfer Dana.
e. adanya permohonan pembatalan yang diajukan sendiri oleh
badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang
telah memperoleh izin dari Bank Indonesia.
Memburuknya kondisi keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf
b antara lain dapat tercermin dari tidak adanya transaksi Transfer
Dana yang dilakukan melalui Penyelenggara dalam jangka waktu
tertentu.
4. Informasi penghentian kegiatan Transfer Dana dan/atau pencabutan
izin sebagai Penyelenggara oleh Bank Indonesia disampaikan melalui
website Bank Indonesia.

Paragraf 3 Pengembalian Dana Berdasarkan Penetapan atau Putusan


Pengadilan
15 Pasal 15 Mekanisme pengembalian Dana berdasarkan penetapan atau putusan
14/23/PBI/2012 pengadilan dilakukan sesuai dengan penetapan atau putusan pengadilan
tersebut.

23
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


BAB IV Transfer Dana yang Ditujukan Untuk Diterima Secara Tunai
16 Pasal 16 (1) Dalam hal Penyelenggara Penerima Akhir melakukan Pengaksepan
14/23/PBI/2012 dengan cara mengirimkan pemberitahuan kepada Penerima bahwa
Penerima mempunyai hak untuk mengambil tunai Dana hasil transfer,
maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. pemberitahuan wajib dilakukan dengan segera pada tanggal yang
sama dengan tanggal diterimanya Perintah Transfer Dana dari
Penyelenggara Pengirim sebelumnya; dan
b. pemberitahuan disampaikan melalui surat atau sarana lain.

Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir


antara lain adalah faksimili, surat elektronik (email), atau telepon
yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara
yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media
elektronik.

(2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penerima tidak
mengambil Dana hasil transfer, Penyelenggara Penerima Akhir
mengirimkan pemberitahuan kedua kepada Penerima.
(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman
pemberitahuan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Penerima
tidak mengambil Dana hasil transfer, Penyelenggara Penerima Akhir
mengirimkan pemberitahuan ketiga kepada Penerima.
(4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman
pemberitahuan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Penerima
tidak mengambil Dana hasil transfer, Penyelenggara Penerima Akhir
mengembalikan Dana kepada Penyelenggara Pengirim Asal untuk
diserahkan kembali kepada Pengirim Asal.
(5) Pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
dilakukan oleh Penyelenggara Penerima Akhir melalui Penyelenggara
Pengirim sebelumnya.

17 Pasal 17 (1) Dalam hal pengembalian Dana kepada Pengirim Asal dilakukan secara
14/23/PBI/2012 tunai, Penyelenggara Pengirim Asal yang menerima pengembalian Dana
sebagaimana dimaksud pada Paragraf 16 ayat (4) wajib mengirimkan
pemberitahuan kepada Pengirim Asal untuk mengambil Dana hasil
transfer dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pemberitahuan wajib dilakukan dengan segera pada tanggal yang
sama dengan tanggal diterimanya pengembalian Dana; dan
b. pemberitahuan disampaikan melalui surat atau sarana lain.

Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir


antara lain adalah faksimili, surat elektronik (email), atau telepon
yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara
yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media
elektronik.

(2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengirim Asal

24
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


tidak mengambil Dana yang dikembalikan, Penyelenggara Pengirim Asal
mengirimkan pemberitahuan kedua kepada Pengirim Asal.
(3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pengirim Asal
tidak mengambil Dana yang dikembalikan, Penyelenggara Pengirim Asal
mengirimkan pemberitahuan ketiga kepada Pengirim Asal.
(4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman
pemberitahuan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pengirim
Asal tidak mengambil Dana yang dikembalikan, Penyelenggara Pengirim
Asal menyerahkan Dana yang tidak diambil oleh Pengirim Asal tersebut
kepada Balai Harta Peninggalan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(5) Penyerahan Dana yang tidak diambil oleh Pengirim Asal kepada Balai
Harta Peninggalan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (4).

18 Pasal 18 (1) Penyerahan Dana oleh Penyelenggara Pengirim Asal kepada Balai Harta
14/23/PBI/2012 Peninggalan sebagaimana dimaksud pada Paragraf 17 ayat (4) dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dana diserahkan kepada kantor Balai Harta Peninggalan yang
terdekat atau yang mewilayahi kantor Penyelenggara Pengirim Asal;

Yang dimaksud dengan “kantor Balai Harta Peninggalan yang


mewilayahi” adalah kantor Balai Harta Peninggalan yang lingkup
kerjanya mencakup lokasi kantor Penyelenggara Pengirim Asal.
Yang dimaksud dengan “kantor Penyelenggara Pengirim Asal” adalah
kantor Penyelenggara Pengirim Asal yang melakukan Transfer Dana
atau kantor pusat Penyelenggara Pengirim Asal.

b. Dana diserahkan secara tunai atau melalui transfer untuk untung


rekening Balai Harta Peninggalan; dan
c. Dana yang diserahkan dicatat dalam berita acara penyerahan dan
dilampiri dengan dokumen yang paling kurang meliputi:
1. fotokopi identitas Pengirim Asal;
2. fotokopi identitas pejabat Penyelenggara Pengirim Asal yang
menyerahkan Dana kepada Balai Harta Peninggalan; dan
3. bukti transfer jika penyerahan dana dilakukan melalui Transfer
Dana.

Berita acara penyerahan paling kurang memuat:


1. informasi sebagaimana tercantum dalam Perintah Transfer
Dana;
2. informasi tanggal penyerahan Dana ke Balai Harta
Peninggalan; dan
3. informasi pegawai atau pejabat Penyelenggara Pengirim Asal
dan pegawai atau pejabat Balai Harta Peninggalan yang
melakukan proses penyerahan dan penerimaan Dana.
(2) Penyerahan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

25
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


(3) Dalam melakukan penyerahan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Penyelenggara Pengirim Asal dapat mengenakan biaya transfer yang
dibebankan pada Dana yang akan diserahkan kepada Balai Harta
Peninggalan.

Biaya yang dapat dibebankan oleh Penyelenggara Pengirim Asal adalah


biaya yang telah dibayarkan Penyelenggara Pengirim Asal untuk
mentransfer Dana ke rekening Balai Harta Peninggalan.

BAB V Jasa, Bunga, Atau Kompensasi


19 Pasal 19 (1) Pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dilakukan oleh
14/23/PBI/2012 Penyelenggara dengan cara:
a. mengkredit rekening pihak yang berhak; atau
b. menyampaikan pemberitahuan tertulis melalui surat atau sarana lain
dalam hal pihak yang berhak tidak memiliki rekening di
Penyelenggara.

Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir


antara lain adalah faksimili, surat elektronik (email), atau telepon
yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara yang
bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media elektronik.

(2) Tata cara perhitungan dan besarnya jasa, bunga, atau kompensasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut :
SE A. Penghitungan Jangka Waktu
15/23/DASP 2013 Penghitungan jangka waktu pembayaran jasa, bunga, atau
Romawi III. B – D kompensasi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. dihitung sejak tanggal Pengaksepan sampai dengan tanggal
pelaksanaan Transfer Dana oleh Penyelenggara, dalam hal
Penyelenggara terlambat melaksanakan Transfer Dana;
2. dihitung sejak tanggal Pengaksepan sampai dengan tanggal
pelaksanaan Transfer Dana sesuai isi Perintah Transfer Dana oleh
Penyelenggara, dalam hal Penyelenggara melakukan kekeliruan
dalam pelaksanaan Transfer Dana;
3. dihitung sejak tanggal Pengaksepan sampai dengan tanggal
Penyelenggara melakukan pengembalian Dana, dalam hal
Penyelenggara tidak melaksanakan Transfer Dana.
B. Besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh
Penyelenggara dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Dalam hal pihak yang berhak menerima jasa, bunga, atau
kompensasi merupakan pihak yang memiliki simpanan di
Penyelenggara, maka:
a. Pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi pada prinsipnya
merupakan pemenuhan terhadap hak pemilik simpanan.
b. Pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
Nominal Dana x Jumlah Hari x Suku Bunga Simpanan Nasabah
x 1/365
Yang dimaksud dengan suku bunga simpanan nasabah adalah
suku bunga simpanan tahunan yang berlaku di

26
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


Penyelenggara, untuk pemilik simpanan yang bersangkutan.
c. Khusus untuk Penyelenggara yang melakukan kegiatan usaha
simpanan berdasarkan prinsip syariah, penghitungan
sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan dengan
menggunakan prinsip bagi hasil.
d. Dalam hal simpanan tidak memberikan manfaat/imbalan
berupa bunga/bagi hasil, atau besar manfaat/imbalan adalah
sebesar 0% (nol persen), maka penghitungan besarnya jasa,
bunga, atau kompensasi dilakukan sesuai dengan
penghitungan bagi pihak yang tidak memiliki simpanan
sebagaimana dimaksud pada angka 2.
Yang dimaksud dengan simpanan adalah simpanan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan, antara
lain Undang-undang yang mengatur mengenai perbankan,
perkoperasian, atau pos.
2. Dalam hal pihak yang berhak menerima jasa, bunga, atau
kompensasi merupakan pihak yang tidak memiliki simpanan di
Penyelenggara, maka:
a. pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi pada prinsipnya
merupakan denda terhadap Penyelenggara karena tidak
melaksanakan kewajibannya sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan;
b. pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
Nominal Dana x Jumlah Hari x Suku Bunga JIBOR Overnight x
1/365
Informasi mengenai nilai Jakarta Interbank Offered Rate
(JIBOR) dapat diperoleh melalui situs Bank Indonesia.
Contoh penghitungan jasa, bunga, atau kompensasi mengacu pada
contoh 3 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
C. Pengaturan Kewajiban Pembayaran Jasa, Bunga, atau Kompensasi
pada Kondisi Tertentu
Ketentuan mengenai kewajiban pembayaran, penghitungan jangka
waktu, dan/atau besarnya jasa, bunga, atau kompensasi
sebagaimana dimaksud pada huruf A, huruf B, dan/atau huruf C tidak
berlaku dalam hal telah terdapat pengaturan khusus mengenai hal
tersebut pada Sistem Transfer Dana tertentu, atau dalam kondisi
darurat sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia.

Contoh dari ketentuan yang memuat pengaturan khusus mengenai


kewajiban pembayaran, penghitungan jangka waktu, dan/atau
besarnya jasa, bunga, atau kompensasi adalah ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BIRTGS atau SKNBI.

BAB VI Biaya Transfer Dana


20 Pasal 20 (1) Setiap Penyelenggara Penerima berhak mengenakan biaya Transfer Dana
14/23/PBI/2012 dengan memperhatikan aspek kewajaran.

27
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


Yang dimaksud Penyelenggara Penerima termasuk Penyelenggara
Pengirim Asal, Penyelenggara Penerus dan Penyelenggara Penerima
Akhir.

(2) Pengenaan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
oleh Penyelenggara Penerima dengan cara melakukan pendebetan
rekening, permintaan pembayaran secara tunai
kepada Pengirim Asal atau Penyelenggara sebelumnya, atau dibebankan
pada nilai Dana yang ditransfer.
(3) Penyelenggara Pengirim Asal wajib menginformasikan besarnya biaya
Transfer Dana kepada Pengirim Asal.
(4) Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
paling kurang dengan menempatkan pengumuman di setiap kantor
Penyelenggara Pengirim mengenai besarnya biaya yang dikenakan untuk
setiap layanan Transfer Dana yang disediakan Penyelenggara Pengirim.

BAB VII Pemantauan


21 Pasal 21 (1) Bank Indonesia melakukan pemantauan terhadap Penyelenggara.
14/23/PBI/2012 (2) Dalam rangka pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bank
Ayat (1) – (6) Indonesia melakukan kegiatan pengamatan, penilaian, dan upaya
mendorong perubahan.

Pengamatan (monitoring) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk


memperoleh informasi mengenai penyelenggaraan kegiatan Transfer
Dana.
Penilaian (assessment) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memahami dan menilai penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana.
Kegiatan upaya mendorong perubahan (inducing change) merupakan
upaya untuk mendorong perubahan industri dalam penyelenggaraan
Transfer Dana.

(3) Pemantauan oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan pemantauan langsung dan/atau pemantauan tidak langsung.

Yang dimaksud dengan “pemantauan langsung” adalah kegiatan


pemantauan yang dilakukan dalam bentuk pemeriksaan dengan
melakukan kunjungan pada Penyelenggara.
Yang dimaksud dengan “pemantauan tidak langsung” adalah kegiatan
yang dilakukan dalam bentuk pemantauan dini melalui penelitian,
analisis dan evaluasi atas informasi yang diperoleh Bank Indonesia dari
laporan Penyelenggara atau dari sumber lainnya.

(4) Pemantauan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan


oleh Bank Indonesia melalui pemeriksaan berkala dan/atau setiap waktu
apabila diperlukan.
(5) Pemantauan tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan melalui penelitian terhadap laporan, keterangan, dan
penjelasan penyelenggaraan Transfer Dana.
(6) Dalam rangka pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Penyelenggara wajib:

28
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


a. menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia secara tertulis
dan/atau online mengenai kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana;

Laporan yang disampaikan oleh Penyelenggara berupa laporan


berkala dan laporan insidentil.
Laporan berkala antara lain berupa laporan bulanan
penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, sedangkan laporan
insidentil antara lain berupa laporan kejadian luar biasa dalam
penyelenggaraan Transfer Dana atau laporan pergantian pengurus.

b. memberikan keterangan dan/atau data yang terkait dengan


kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana sesuai dengan permintaan
Bank Indonesia; dan
c. memberikan kesempatan kepada Bank Indonesia melakukan
pemeriksaan untuk memperoleh informasi yang terkait dengan
penyelenggaraan Transfer Dana.
SE (7) Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Transfer Dana diatur sebagai berikut:
15/23/DASP 2013 A. Laporan Penyelenggara berupa Bank
Romawi IV Bank wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan
Transfer Dana kepada Bank Indonesia, sebagai berikut:
1. Laporan Berkala
a. Laporan berkala merupakan laporan yang wajib disampaikan
secara lengkap, benar, akurat dan tepat waktu oleh
Penyelenggara kepada Bank Indonesia, yang meliputi:
1) Laporan bulanan transaksi kegiatan Transfer Dana yang
dilakukan melalui sistem atau sarana di luar sistem yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia, dengan
menggunakan format sebagaimana dimaksud pada contoh
4 dalam Lampiran.
Contoh sistem yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia
adalah Sistem BI-RTGS dan SKNBI.
2) Laporan bulanan fraud dalam kegiatan Transfer Dana,
yang paling kurang meliputi informasi jenis fraud dan
besarnya kerugian, baik berupa realisasi kerugian (actual
losses) maupun potensi kerugian (potential losses), yang
diakibatkan oleh fraud tersebut.
3) Laporan keluhan nasabah dalam penyelenggaraan
kegiatan Transfer Dana.
b. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.1) dan butir a.2)
disampaikan secara manual paling lambat setiap tanggal 15
bulan berikutnya, sedangkan laporan sebagaimana dimaksud
pada butir a.3) disampaikan secara on-line sesuai dengan
ketentuan yang mengatur mengenai laporan bagi kantor
pusat bank umum atau laporan bagi bank perkreditan rakyat.
2. Laporan Insidentil
a. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib
disampaikan secara benar oleh Penyelenggara kepada Bank
Indonesia, baik atas permintaan Bank Indonesia maupun atas
inisiatif Penyelenggara sendiri, yang antara lain meliputi
laporan insiden yang menyebabkan terganggunya

29
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara,
seperti kebakaran gedung, kegagalan sistem, dan kegagalan
network.
b. Laporan insiden sebagaimana dimaksud pada huruf a
disampaikan sesegera mungkin melalui telepon atau faksimili
yang diikuti dengan laporan tertulis yang disampaikan paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah kejadian.
3. Laporan Lainnya
a. Selain laporan berkala dan laporan insidentil sebagaimana
dimaksud pada angka 1 dan angka 2, Bank Indonesia dapat
meminta laporan lainnya terkait penyelenggaraan kegiatan
Transfer Dana yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila
diperlukan.
b. Laporan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf a
disampaikan oleh Penyelenggara sesuai dengan jangka waktu
yang ditetapkan dalam permintaan tertulis dari Bank
Indonesia.
B. Laporan Penyelenggara berupa Badan Usaha Berbadan Hukum
Indonesia Bukan Bank Badan usaha berbadan hukum Indonesia
bukan Bank wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan
Transfer Dana kepada Bank Indonesia, sebagai berikut:
1. Laporan Berkala
a. Laporan berkala merupakan laporan yang wajib disampaikan
secara lengkap, benar, akurat dan tepat waktu oleh
Penyelenggara kepada Bank Indonesia, yang meliputi:
1) Laporan bulanan transaksi kegiatan Transfer Dana dengan
menggunakan format sebagaimana dimaksud pada contoh
5 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
2) Laporan bulanan fraud dalam kegiatan Transfer Dana,
yang paling kurang meliputi informasi jenis fraud dan
besarnya kerugian, baik berupa realisasi kerugian (actual
losses) maupun potensi kerugian (potential losses), yang
diakibatkan oleh fraud tersebut.
3) Laporan triwulanan keluhan nasabah dalam kegiatan
Transfer Dana, yang paling kurang meliputi informasi jenis
keluhan nasabah dan jangka waktu penyelesaian keluhan
tersebut.
b. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.1) dan butir a.2)
disampaikan secara manual paling lambat setiap tanggal 15
bulan berikutnya, sedangkan laporan sebagaimana dimaksud
pada butir a.3) disampaikan secara manual setiap tanggal 15
di bulan berikutnya setelah berakhirnya periode laporan.
2. Laporan Insidentil
a. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib
disampaikan secara benar oleh Penyelenggara kepada Bank
Indonesia, baik atas permintaan Bank Indonesia maupun atas
inisiatif Penyelenggara sendiri, yang antara lain meliputi
laporan insiden yang menyebabkan terganggunya
penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara,

30
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


seperti kebakaran gedung, kegagalan sistem, atau kegagalan
network.
b. Laporan insiden sebagaimana dimaksud pada huruf a
disampaikan sesegera mungkin melalui telepon atau faksimili
yang diikuti dengan laporan tertulis yang disampaikan paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah kejadian.
3. Laporan Perubahan Dokumen Perizinan
Laporan perubahan dokumen perizinan merupakan laporan
tertulis yang wajib disampaikan oleh Penyelenggara yang telah
memperoleh izin dari Bank Indonesia dalam hal terdapat
perubahan yang bersifat mendasar terkait dokumen atau
informasi yang disampaikan kepada Bank Indonesia dalam
proses pemberian izin, yang antara lain meliputi:
a. Laporan perubahan anggaran dasar, dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) laporan dilengkapi dengan dokumen yang membuktikan
telah terjadi perubahan anggaran dasar, yang dapat berupa
fotokopi akta perubahan anggaran dasar Penyelenggara
yang telah disetujui atau dilaporkan kepada Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia;
2) dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar karena
perubahan pengurus, Bank Indonesia berwenang melakukan
uji kepatutan dan kelayakan antara lain melalui wawancara
dengan direksi dan/atau dewan komisaris atau pengawas
yang baru;
3) dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar karena adanya
perubahan direksi Penyelenggara, maka Direktur yang baru
harus menyampaikan surat pernyataan sebagaimana
dimaksud pada butir I.B.1.a.4).
b. Laporan perubahan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai
pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, atau
monitoring Dana yang dikirim dan/atau diterima.
4. Laporan Pengambilalihan
a. Pengambilalihan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil
alih saham Penyelenggara yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian atas Penyelenggara tersebut, sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
bagi Penyelenggara yang bersangkutan.
b. Dalam hal terjadi pengambilalihan pada Penyelenggara berupa
badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, maka
berlaku ketentuan sebagai berikut:
1) Penyelenggara yang akan diambil alih harus melaporkan
rencana pengambilalihan tersebut kepada Bank Indonesia.
2) Laporan rencana pengambilalihan tersebut harus dilengkapi
dengan informasi yang paling kurang meliputi latar
belakang pengambilalihan, pihak yang akan melakukan
pengambilalihan, target waktu pelaksanaan
pengambilalihan, susunan pemilik dan/atau pemegang
saham pengendali setelah dilakukannya pengambilalihan,

31
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


serta rencana bisnis setelah dilakukannya pengambilalihan,
khususnya yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan
Transfer Dana seperti rencana perubahan nama, perubahan
struktur organisasi, atau perubahan sistem yang digunakan.
3) Laporan harus disampaikan bersamaan dengan
penyampaian permohonan izin rencana pengambilalihan
kepada otoritas yang berwenang mengawasi
Penyelenggara, jika ada.
4) Laporan harus dilampiri dengan dokumen antara lain
berupa rencana bisnis setelah pengambilalihan, termasuk:
a) rencana penggunaan sistem;
b) rencana pengembangan sistem;
c) kesiapan infrastruktur; dan
d) laporan hasil audit teknologi informasi dari auditor
independen jika terjadi pengembangan sistem yang
ada.
5. Laporan Lainnya
a. Selain laporan berkala, laporan insidentil, laporan perubahan
dokumen perizinan, dan laporan pengambilalihan sebagaimana
dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4 di atas, Bank
Indonesia dapat meminta laporan lainnya terkait
penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana yang dilakukan oleh
Penyelenggara, apabila diperlukan.
b. Laporan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf a
disampaikan oleh Penyelenggara sesuai dengan jangka waktu
yang ditetapkan dalam permintaan tertulis dari Bank Indonesia.

Pasal 21 (8) Bank Indonesia dapat meminta kepada pihak-pihak yang bekerjasama
14/23/PBI/2012 dengan Penyelenggara untuk menyampaikan laporan atau keterangan
Ayat (7) – (8) mengenai informasi tertentu.

Pihak-pihak yang bekerjasama dengan Penyelenggara adalah pihak yang


mempunyai kaitan penting dalam penyelenggaraan Transfer Dana
namun dalam melakukan kegiatan usahanya tidak diperlukan izin dari
Bank Indonesia.
Permintaan laporan atau keterangan kepada pihak-pihak yang
bekerjasama dimaksudkan untuk melengkapi kegiatan pengamatan
(monitoring) dan penilaian (assessment) terhadap Penyelenggara.

(9) Berdasarkan hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


Bank Indonesia dapat melakukan pembinaan dan/atau mengenakan
sanksi administratif.

22 Pasal 22 Dalam upaya mendorong perubahan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf


14/23/PBI/2012 21 ayat (2), Bank Indonesia dapat melakukan antara lain imbauan moral,
pertemuan konsultatif, penegakan sanksi, permintaan peninjauan susunan
kepengurusan, kerjasama dengan institusi lain, dan penyusunan pedoman
atau panduan bagi industri.

32
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


23 Pasal 23 (1) Bank Indonesia dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama Bank
14/23/PBI/2012 Indonesia dalam melaksanakan pemantauan.

Yang dimaksud dengan “pihak lain” adalah pihak yang menurut Bank
Indonesia memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
pemantauan dan/atau penilaian seperti akuntan publik atau konsultan
teknologi informasi.
Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan/atau penilaian oleh pihak lain
dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama dengan Bank Indonesia.

(2) Pihak lain yang melaksanakan pemantauan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) harus merahasiakan keterangan dan data yang diperoleh dalam
pemantauan.

24 Pasal 24 Dalam melakukan kegiatan pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


14/23/PBI/2012 21, Bank Indonesia dapat berkoordinasi dengan otoritas pengawas terkait.

Yang dimaksud dengan “otoritas pengawas terkait” antara lain lembaga


pengawas jasa keuangan dan kementerian yang membidangi kegiatan
perposan, telekomunikasi, dan informatika.
Pelaksanaan koordinasi dilakukan Bank Indonesia antara lain dalam hal tukar
menukar informasi, korespondensi dan/atau pertemuan antara Bank
Indonesia dengan otoritas pengawas terkait.

BAB VIII Sanksi


25 Pasal 25 (1) Pihak yang melanggar ketentuan dalam Paragraf 3 ayat (1), Paragraf 3
14/23/PBI/2012 ayat (2), Paragraf 6 ayat (2), Paragraf 8 ayat (2), Paragraf 8 ayat (3),
Paragraf 8 ayat (5), Paragraf 10 ayat (3), Paragraf 11 ayat (2), Paragraf
12 ayat (1), Paragraf 12 ayat (2), Paragraf 12 ayat (4), Paragraf 13 ayat
(1), Paragraf 14 ayat (1), Paragraf 16 ayat (1), Paragraf 17 ayat (1),
Paragraf 20 ayat (3), dan/atau Paragraf 21 ayat (6) dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. teguran;
b. denda;
c. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan Transfer
Dana; dan/atau
d. pencabutan izin penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut :

SE Dalam hal Bank Indonesia mengenakan sanksi administratif berupa


15/23/DASP 2013 denda kepada Penyelenggara, maka pelaksanaan sanksi tersebut
Romawi VII.A dilakukan dengan cara:
1. pendebetan rekening Penyelenggara yang ada di Bank Indonesia,
dalam hal Penyelenggara memiliki rekening di Bank Indonesia; atau
2. pembayaran ke rekening Bank Indonesia yang ditunjuk, dalam hal
Penyelenggara tidak memiliki rekening di Bank Indonesia.

33
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


26 Pasal 26 Selain dalam rangka penerapan sanksi sebagaimana dimaksud dalam
14/23/PBI/2012 Paragraf 25, Bank Indonesia dapat menghentikan sementara sebagian atau
seluruh kegiatan Transfer Dana, atau mencabut izin yang telah diberikan
kepada badan usaha bukan Bank, antara lain dalam hal:
a. terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
yang memerintahkan badan usaha bukan Bank yang melakukan
kegiatan sebagai penyelenggara Transfer Dana untuk menghentikan
kegiatannya;
b. terdapat rekomendasi dari otoritas pengawas yang berwenang
kepada Bank Indonesia antara lain mengenai memburuknya kondisi
keuangan dan/atau lemahnya manajemen risiko badan usaha bukan
Bank;
c. terdapat permintaan tertulis atau rekomendasi dari otoritas
pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia untuk
menghentikan sementara kegiatan Transfer Dana;
d. otoritas pengawas yang berwenang telah mencabut izin usaha
dan/atau menghentikan kegiatan usaha badan usaha bukan Bank
yang melakukan kegiatan Transfer Dana; atau
e. adanya permohonan pembatalan yang diajukan sendiri oleh badan
usaha bukan Bank yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia.

BAB IX Lain-Lain
27 Pasal 27 (1) Badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang telah
14/23/PBI/2012 memperoleh izin sebagai Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman
Ayat (1) Uang dari Bank Indonesia diakui sebagai Penyelenggara setelah
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Ketentuan ini.
SE (2) Penyampaian permohonan izin dan laporan, termasuk surat menyurat
15/23/DASP 2013 kepada Bank Indonesia dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Transfer
Romawi VII.B – D Dana disampaikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bagi Pemohon atau Penyelenggara yang berkantor pusat atau
berdomisili/bertempat kedudukan di wilayah DKI Jakarta,
Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten
Karawang dan Kota Depok disampaikan kepada:
a. Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, dengan alamat
Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Gedung D, Lantai 2,
Jalan M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, untuk permohonan
yang diajukan sebelum tanggal 1 Juli 2013; atau
b. Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran,
dengan alamat Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Gedung
D, Lantai 4, Jalan M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, untuk
permohonan yang diajukan pada tanggal 1 Juli 2013 dan
setelahnya.
2. Bagi Pemohon atau Penyelenggara yang berkantor pusat atau
berdomisili/bertempat kedudukan di luar wilayah sebagaimana
dimaksud pada angka 1 disampaikan kepada Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Dalam Negeri yang mewilayahi.
Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi
akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya.

34
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


(3) Penyampaian Laporan secara On-line
Dalam hal Bank Indonesia telah memberlakukan sistem penyampaian
laporan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana sebagaimana
dimaksud dalam Bab IV secara on-line, maka penyampaian laporan
tersebut dilakukan sesuai dengan tata cara dalam ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai sistem penyampaian laporan secara
on-line tersebut.
(4) Penempatan Tanda Izin dan Nomor Izin oleh Penyelenggara
Badan Usaha Berbadan Hukum Bukan Bank
1. Setiap Penyelenggara yang telah efektif menyelenggarakan
kegiatannya wajib menempatkan tanda izin di tempat usaha yang
bersangkutan, yakni di tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh
pengguna jasa. Fotokopi tanda izin ditempatkan pula di setiap
kantor cabang Penyelenggara.
2. Dalam hal Penyelenggara memasang papan nama atas kegiatan
Transfer Dana yang dilakukan berdasarkan izin dari Bank
Indonesia, maka pada papan nama tersebut dicantumkan nomor
izin yang telah diperoleh dari Bank Indonesia.
Pasal 27 (5) Dalam hal Penyelenggara menggunakan Uang Elektronik (Electronic
14/23/PBI/2012 Money) sebagai sarana dalam Pengiriman Uang, Penyelenggara tersebut
Ayat (2) – (10) selain wajib memperoleh izin sebagai penyelenggara kegiatan usaha
Pengiriman Uang juga wajib memperoleh izin sebagai penerbit Uang
Elektronik dari Bank Indonesia.
(6) Izin sebagai Penyelenggara yang telah diberikan Bank Indonesia kepada
perorangan Warga Negara Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan
Pengiriman Uang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain dengan cara
apapun termasuk jika yang bersangkutan meninggal dunia.
(7) Izin sebagai Penyelenggara yang telah diberikan Bank Indonesia kepada
badan usaha selain Bank tidak dapat dialihkan, kecuali dengan izin Bank
Indonesia.
(8) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 4 berlaku pula dalam hal
terjadi penggabungan atau peleburan antar badan usaha selain Bank.
(9) Dalam hal terjadi penggabungan atau peleburan, dimana badan usaha
selain Bank hasil penggabungan atau peleburan belum memperoleh izin
sebagai Penyelenggara, maka badan usaha selain Bank hasil
penggabungan atau peleburan tersebut harus mengajukan permohonan
izin sebagai Penyelenggara kepada Bank Indonesia.
(10) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada angka 6 dilakukan sesuai
dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Surat Edaran ini.
(11) Dalam hal terjadi penggabungan dimana badan usaha selain Bank hasil
penggabungan sebelumnya telah memperoleh izin sebagai
Penyelenggara dari Bank Indonesia maka badan usaha selain Bank hasil
penggabungan tersebut harus melaporkan kepada Bank Indonesia untuk
tetap dapat bertindak sebagai Penyelenggara, dengan melampirkan
dokumen sebagai berikut:
a. kesiapan infrastruktur, termasuk sistem dan sumber daya
manusia yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha
Pengiriman Uang; dan
b. penerapan pengelolaan risiko dalam melakukan kegiatan usaha
Pengiriman Uang.

35
Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan


(12) Penyelenggara yang akan melakukan pengambilalihan, penggabungan
atau peleburan, harus melaporkan rencana tersebut kepada Bank
Indonesia c.q. DASP atau KBI yang mewilayahi, yang memuat sekurang-
kurangnya informasi mengenai pihak-pihak yang akan melakukan
pengambilalihan, penggabungan atau peleburan dan tanggal efektif
berlakunya pengambilalihan, penggabungan atau peleburan. Laporan
tersebut disampaikan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum
tanggal efektif dilakukannya pengambilalihan, penggabungan atau
peleburan.
(13) Dalam hal pengaturan penghitungan jangka waktu dalam Surat Edaran
ini menggunakan hitungan bulan, maka jumlah hari dalam 1 (satu) bulan
adalah 30 (tiga puluh) hari.

BAB X Ketentuan Peralihan


28 Pasal 28 (1) Pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan sebagai Money Transfer
14/23/PBI/2012 Operator sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/28/PBI/2006 tentang Kegiatan Usaha Pengiriman Uang
harus telah mengajukan dan memperoleh izin dari Bank Indonesia
sebagai Penyelenggara paling lambat 1 (satu) tahun sejak berlakunya
ketentuan ini.
SE (2) Tanda izin sebagai Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang
15/23/DASP 2013 yang masih berlaku dan telah diberikan oleh Bank Indonesia sebelum
Romawi VIII berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini tetap berlaku dan diakui
No. 2 – 4 sebagai tanda izin Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan ini.
(3) Badan usaha berbadan hukum Indonesia yang telah mengajukan
permohonan izin sebelum berlakunya ketentuan ini namun belum
memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai Penyelenggara
Kegiatan Usaha Pengiriman Uang atau Transfer Dana harus
memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan untuk menjadi
Penyelenggara sesuai ketentuan ini.
(4) Paling lambat tanggal 31 Oktober 2013, Penyelenggara wajib
menyampaikan informasi mengenai:
a. penyelenggaraan Transfer Dana dari dan/atau ke luar negeri
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini;
b. kerja sama antar Penyelenggara di Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan ini;
c. pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud pada dalam
ketentuan ini; dan
d. kerja sama dengan TPT sebagaimana dimaksud pada dalam
ketentuan ini;
yang telah dilakukan sebelum berlakunya Ketentuan ini dan yang
akan dilakukan di tahun 2013.

36

You might also like