You are on page 1of 3

‫الشه ُْو ِر َواَألاَّي ِم‬ ُّ ‫احلَ ْمدُ هلِل ِ اذَّل ِ ْي َخلَ َق ا ّلز َم َان َوفَضَّ َل ب َ ْعضَ ُه عَىَل ب َ ْع ٍض فَخ

ع ٍض فَخ ََّص ب َ ْع ُض‬ Ummati. Ummatku Ummatku Ummatku, yang ada dalam benak beliau hanya
Ummatnya. Apakah Ummatku akan bersamaku di surga? Ataukah ada yang
ُ َّ‫هَدُ َأ ْن َال هَل َ ال‬2 ‫ َأ ْش‬.‫ر واحل ََس نَ ُات‬2ُ 2‫ا اَأل ْج‬22َ ‫اِئ ِل يُ َع َّظ ُم ِفهْي‬2 ‫ايِل ِب َم َزااَي َوفَ َض‬2 ‫َوالَل َي‬
‫هللا‬ masuk ke dalam Neraka? Nabi tidak mau berpisah ketika nanti di akhirat

ِ ‫ ْوهُل ُ ادلَّ ا ِعى ِب َقِإ ْوهِل ِِإ َو ِف ْعهِل‬2‫دُ ُه َو َر ُس‬2‫هَدُ َأ َّن َس ّيِدَ ان ُم َح َّمدً ا َع ْب‬2‫دَ ُه َال رَش ِ يْ َك هَل ُ َوَأ ْش‬22‫َو ْح‬
bersama Ummatnya. Selama masa hidupnya yang dipikirkan hanya
Ummatnya, saking sayangnya Nabi terhadap Ummat, beliau menahan rasa

‫ىَل ا َّلر َشا ِد‬


sakit yang beliau terima dari golongan orang-orang kafir yang membenci
beliau. Dilempar batu sampai berdarah-darah, dilempar kotoran, dicaci,
‫ِإ‬
‫و ِر‬2ْ 2ُ‫ ِف ْي ِعنَا َون‬2‫ َو َش‬2‫ا‬2َ‫َاللَّه َُّم فَ َصىِّل َو َسمِّل ْ َواَب ِركْ َو َك ّ ِر ْم َو َم ِ ّجدْ َو َع ِّظ ْم عَىَل َس ِ ّي ِداَن َو َح ِب ْي ِبن‬ dimaki, diludahi sampai pernah diboikot di suatu tempat tidak bisa kemana-
mana.
‫ا ِدى ىَل‬22َ‫ق اِب لْ َح ّ ِق َوالْه‬2 ِ ّ 2‫ َالْ َفا ِت ِح ِل َما ُأ ْغ ِل َق َوالْ َخامِت ِ ِل َما َس َب َق اَن رِص ِ الْ َح‬.‫قُلُ ْو ِبنَا ُم َح َّم ٍد‬ Begitu mulianya akhlaq Nabi, begitu sayangnyaa Nabi kepada kita
‫ِإ‬
‫ َأ َّما‬، َ ‫دَ ِار ِه الْ َع ِظمْي ِ اَي فَتَّ ُاح اَي عَ ِلمْي‬22‫رِص َ ا ِط َك الْ ُم ْس َت ِقمْي ِ َوعَىَل َأهِل ِ َوحَص ْ ِب ِه َح َّق قَدْ ِر ِه َو ِم ْق‬
hadirin. Apa kita akan membiarkan cintanya, kasih sayangnya yang begitu
besar kepada kita? Sampai pernah pada suatu ketika setelah beliau selesai

‫ ِه‬2‫اىل يِف ِك َتا ِب‬2 ُ ‫ا َل‬22َ‫دْ ق‬22‫ فَ َق‬،‫ات‬2


َ 2‫هللا تَ َع‬ ِ 2َ‫الطاع‬ َّ ‫هللا تَ َعاىَل ِب ِف ْع ِل‬
َ ‫ ف َيا َأهُّي َا النَّ ُاس ات َّ ُقوا‬: ُ‫ب َ ْعد‬
melaksanakan shalat itu menangis tersedu-sedu, dan beliau mengucapkan
“Aku rindu Ummatku”. Kata para sahabatnya “bukankah kami ummatmu,

َ ‫ اَي َاهُّي َا اذَّل ِ ْي َن آ َمنُ ْوا ات َّ ُق ْوا‬:ِ ‫ْال َك ِرمْي‬


‫هللا َح َّق تُ َقا ِت ِه َو َال تَ ُم ْوتُ َّن الَّ َو َانْمُت ْ ُم ْس ِل ُم ْو َن‬ wahai Nabi?” beliau menjawab “bukan, kalian itu sahabat-sahabatku”, lalu
‫ِإ‬ siapakah yang Engkau maksud ummat? Beliau menjawab “ummatku adalah
ummat dimana mereka semua beriman kepadaku sedangkan belum pernah
Hadirin Rahimakumulloh bertemu denganku, tapi mereka mencintaiku dan ingin sekali bertemu
Dari atas mimbar ini, yang in Syaa Allah penuh keberkahan. Alfaqir denganku” kata Nabi. Jadi Nabi dari dahulu kala sudah sangat merindukan
berwasiat untuk diri alfaqir sendiri khususnya, dan untuk hadirin sekalian kita sebagai Ummatnya. Apakah kita ingin bertemu Nabi, dimana nanti di
pada umumnya untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah telaganya Nabi yakni telaga kautsar, beliau akan memberikan minum
SWT. Taqwa dalam arti patuh taat tundak kepada perintah Allah dan kepada ummatnya dengan tangannya yang begitu indah. “Barang siapa
menjauhi larangan Allah SWT baik ketika sendiri maupun di hadapan yang meminum air di telaga Kautsar, maka tidak akan haus selamanya”.
khalayak umum.
Hadirin Rahimakumulloh
Hadirin Rahimakumulloh
Begitupun ketika nanti di kehidupan yang kedua kalinya, bahwa Nabi
Pada kesempatan kali ini kita akan merenungkan bahwanya Nabi kita
Muhammad Saw adalah Nabi yang paling sibuk memikirkan kembali
Muhammad Saw sangat-sangat menyayangi ummatnya dan sebagai
ummatnya. Kenapa? Tatkala Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, dan Nabi
manusia yang paling bersyukur. Bisa kita lihat sejarah beliau ke belakang,
Isa alaihimus salam angkat tangan saat dimintai syafaat oleh orang-orang
bahwa baanyak keterangan-keterangan memberitahukan Rasulullah Saw itu
mukmin di padang Mahsyar, Rasulullah saw justru menjadi satu-satunya
paling banyak beribadah diantara yang lainnya, yang mana kita tahu bahwa
Nabi yang mampu memenuhinya. Bahkan, ketika sudah berada di dalam
Nabi itu sudah jamin masuk surga tetapi ibadahnya melebihi siapapun
surga sekalipun, beliau masih sibuk memikirkan umatnya, bahkan terus
sampai dalam salah satu keterangan kaki Nabi sampai bengkak saking lama
memohon kepada Allah agar bisa menolong mereka. Termasuk mereka
dan khusunya beliau beribadah. Dan ketika ditanya oleh istrinya “kenapa
yang sudah berada dalam siksa neraka jahannam.
Engkau wahai Nabi beribadah begitu khusu’ dan banyak? Sedangkan Allah
telah menjamin Engkau masuk surga. Jawaban Nabi “tidaklah aku bersyukur Demikian seperti yang digambarkan dalam hadits Rasulullah saw
atas semua karunia Allah yang telah diberikan kepadaku”. berikut ini: “Pada hari kiamat, orang-orang mukmin datang menemui Adam
As dan berkata, ‘Allah telah memerintah para malaikat bersujud kepadamu,
Juga bisa kita renungkan pada saat-saat beliau menjelang di akhir
maka mintalah kepada Allah syafaat untuk kami. Namun, Adam meminta
hayatnya. Beliau memikirkan kita sebagai Ummatnya. Ummati Ummati
kami (orang-orang mukmin) beranjak dari tempat kami seraya berkata, ‘Di pada saat ini memperjuangkan tercapainya syafaat Rasulullah saw di akhirat
sini aku tak bisa memenuhi permintaan kalian. Maka pergilah kepada Nuh.’ kelak. Secara umum, syarat utama mendapatkan syafaat Rasulullah saw.
Namun, Nabi Nuh As juga memberi jawaban yang sama, ‘Di sini aku tak adalah tiga. Yang pertama adalah meninggal dalam keadaan tidak
mampu memenuhi permintaan kalian.’ Orang-orang mukmin tetap bertahan menyekutukan Allah. Hal itu seperti yang ditandaskan dalam sabdanya:

َ ‫ُأ ْشهِدُ مُك ْ َأ َّن َش َفا َعيِت ِللُك ِّ َم ْن َم‬


‫ات اَل يُرْش ِ كُ اِب هَّلل ِ َشيًْئا‬
di sana hingga diperintahkan menemui Khalilullah Ibrahim As. Mereka lalu
menemuinya. Namun Ibrahim As menjawab, ‘Di sini kami pun tak mampu
memenuhi perm
Artinya, “Aku bersaksi kepada kalian bahwa syafaatku diperuntukan bagi
intaan kalian. Maka datanglah kepada Nabi Isa As sebab ia adalah setiap muslim yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan apapun,”
roh dan kalimat Allah.’ Mereka lalu menemui Nabi Isa As, namun ia berkata, (HR Abu Dawud). Syarat yang kedua adalah meninggal dalam keadaan
‘Di sini aku tidak mampu memenuhi permintaan kalian, maka datanglah membawa keimanan walaupun hanya sebesar biji sawi. Hal itu seperti yang
kepada Nabi Muhammad Saw sebab ia telah diampuni doanya, baik dosa digambarkan dalam haditsnya:
terdahulu maupun dosa yang akan datang,’” (HR Khuzaimah).
Artinya: “Aku mengundi pintu surga. Tiba-tiba dibukakan satu pintu
Namun hal itu bukan sesuatu yang kebetulan karena Rasulullah saw dari emas dan lengkungnya dari perak. Kemudian aku disambut oleh cahaya
memang rasul yang memiliki perhatian besar terhadap keselamatan yang agung. Aku pun langsung bersujud seraya menyampaikan pujian
umatnya. Bahkan, tatkala diberi pilihan oleh Allah, antara memilih separuh kepada Allah dengan pujian yang belum pernah disampaikan seorang pun
umatnya masuk surga dengan syafaat, maka Rasulullah saw memilih sebelumku. Disampaikanlah kepadaku, ‘Angkatlah kepalamu. Mintalah,
syafaat. Sebab cakupan syafaat lebih luas dan menjadi hak setiap muslim niscaya engkau akan diberi. Berkatalah, niscaya engkau akan didengar.
yang beriman. Meminta syafaatlah, niscaya engkau akan diberi syafaat.’ Aku pun berkata,
‘Umatku...!’ Lantas dijawab, ‘Engkau berhak menolong orang yang dalam
Demikian seperti yang diungkapkan dalam salah satu haditsnya, di
hatinya ada keimanan walau seberat biji gandum.’ Aku pun bersujud kedua
mana beliau bersabda. “Apakah kalian tahu apa yang dipilihkan Tuhanku
kalinya dan menyampaikan pujian yang sama dan disampaikan lagi
malam ini?” Para sahabat menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih
kepadaku jawaban yang sama. Lalu terus memohon lagi, ‘Umatku...!’
mengetahui.” Beliau melanjutkan, “Sesungguhnya Dia memberi pilihan
Disampaikan kepadaku, ‘Engkau berhak menolong orang yang dalam
kepadaku antara separuh umatku masuk surga dengan  syafaat, maka aku
hatinya ada keimanan walaupun sekecil biji sawi.’”
memilih syafaat,” (HR ath-Thabrani).  
Syarat yang ketiga adalah pernah mengucap kalimah thayyibah atau
Bahkan, tiket doa mustajab Rasulullah saw dipersiapkan untuk
kalimah Lailahaillah dengan ikhlas, sebagaimana yang disampaikan dalam
mensyafaati umatnya di akhirat. Padahal, doa mustajab nabi-nabi yang lain
lanjutan hadits di atas:
sudah dipergunakan sewaktu di dunia, sebagaimana dalam hadits berikut: 

‫ َفاعَ ًة ُأِل َّميِت يِف‬2 ‫ويِت َش‬2َ 2‫دُ َأ ْن َأ ْختََئِب َد ْع‬22‫ َوُأ ِري‬،‫ا‬22َ ‫دْ ُعو هِب‬22َ ‫ة ي‬2ٌ َ ‫و ٌة ُم ْس َت َجاب‬2َ 2‫ِللُك ِّ نَيِب ٍ ّ َد ْع‬ َ ‫ كَل‬: ‫ال يِل‬2 ُ ُ‫َأق‬2َ‫ مُث َّ َأ ْرفَ ُع َرْأيِس ف‬، َ ‫ ِمث ُْل َذكِل‬: ‫ فَ ُي َق ُال يِل‬2،‫مُث َّ َأجْس ُدُ الث َّا ِلثَ َة‬
ُ 2‫ فَ ُي َق‬، ‫ ُأ َّميِت‬:‫ول‬
‫اآل ِخ َر ِة‬ ‫ اَل هَل َ اَّل اهَّلل ُ ُم ْخ ِل ًصا‬:‫َم ْن قَا َل‬
Artinya: “Aku bersujud ketiga kalinya dan disampaikan kepadaku jawaban
‫ِإ ِإ‬
Artinya, “Setiap nabi memiliki doa mustajab yang dapat dipergunakannya.
yang sama. Setelah itu, aku mengangkat kepala dan memohon lagi,
Namun, aku ingin menyimpan doa (mustajab)-ku untuk memberi syafaat
‘Umatku...!’ Lalu disampaikan kepadaku, ‘Engkau berhak menolong orang
kepada umatku di akhirat,” (HR Al-Bukhari).
yang mengucap ‘Lā ilāha illallāh’ dengan ikhlas,’” (HR Abu Ya’la). Itulah
Pertanyaannya, siapakah umatnya yang kelak akan mendapatkan sepak terjang Rasulullah saw di akhirat. Sungguh beliau nabi yang paling
syafaatnya? Pertanyaan ini penting dijawab agar kita bersungguh-sungguh sibuk di akhirat dan sangat peduli akan keselamatan umatnya. Beliau rela
‫‪menyimpan doa terbaiknya demi bisa menolong umat dari prahara akhirat.‬‬
‫‪Semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafaatnya kelak.‬‬
‫َاللَّهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْال َب َال َء َو ْا َلواَب َء َو َّالز َال ِز َل َو ْا ِمل َح َن َو ُس ْو َء ْال ِف ْتنَ‪ِ 2‬ة َو ْا ِمل َح َن َم‪22‬ا َظهَ‪2َ 2‬ر ِمهْن َ‪22‬ا‬
‫‪Wallahu a’lam.‬‬ ‫َو َم‪222‬ا ب َ َط َن َع ْن بَدَل ِ اَن ِانْدُ و ِني ِْس َّيا خآ َّص‪ً 222‬ة َو َس‪222‬اِئ ِر ْال ُبدْل َ ِان ْامل ُ ْس‪ِ 222‬ل ِمنْي َ عآ َّم ًة اَي َر َّب‬
‫اَب َركَ هللا يِل َولَمُك ْ ىِف ْال ُق ْرآ ِن ْال َع ِظمْي ِ‪َ ،‬ون َ َف َعيِن َو اَّي مُك ْ ِب َما ِف ْي ِه ِم ْن آي َ ِة َو ِذ ْك ِر الْ َح ِكمْي ِ‬ ‫ْال َعال َ ِمنْي َ ‪.‬‬
‫الس ِم ْي ُع الِإ َع ِلمْي ُ‬
‫هللا ِمنَّا َو ِمنْمُك ْ ِت َال َوتَ ُه َو ن َّ ُه ه َُو َّ‬ ‫َوتَ َقبَّ َل ُ‬ ‫هللا يَْأ ُم ُر اِب ْ ل َعدْ لِ َو ْا ْح َس ِان َو يْتآ ِء ِذي ْال ُق ْر َىب َويَهْن َى َع ِن ْال َف ْحش ‪2‬آ ِء‬ ‫هللا ! َّن َ‬ ‫ِع َبا َد ِ‬
‫ِإ خطبة الثاىن‬ ‫ِإل‬ ‫ِإ‬
‫َو ْامل ُ ْن َك ِر َو ْال َبغْي ي َ ِع ُظمُك ْ ل َ َعلَّمُك ْ ت ََذكَّ ُر ْو َن َو ْاذ ُك‪2ُ 2‬ر ِإوا َ‬
‫هللا ْال َع ِظمْي َ ي َ‪2ْ 2‬ذ ُك ْرمُك ْ َو ْاش‪ُ 2‬ك ُر ْو ُه عَ َىل‬
‫الش‪ْ 2‬ك ُرهَل ُ عَ َىل ت َْو ِف ْي ِق‪ِ 2‬ه َو ِا ْم ِتنَا ِن‪ِ 2‬ه‪َ .‬وَأ ْش‪2‬هَدُ َأ ْن َال ِاهَل َ الَّ ُ‬
‫هللا‬ ‫َالْ َح ْمدُ ِهلل عَ َىل ْح َسا ِن ِه َو ُّ‬ ‫هللا َأ ْكرَب ْ‬
‫ِن َع ِم ِه يَ ِز ْدمُك ْ َوذَل ِ ْك ُر ِ‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫هللا َو ْح‪22‬دَ ُه َال رَش ِ يْ َك هَل ُ َوَأ ْش ‪2‬هَدُ أ َّن َس ّيِدَ اَن ُم َح َّمدً ا َع ْب‪22‬دُ ُه َو َر ُس‪ْ 22‬وهُل ُ ادلَّ ا ِعى َإىل‬ ‫َو ُ‬
‫ِرضْ َوا ِن ِه‬
‫َاللَّهُ َّم َص ِ ّل عَىَل َس ِ ّي ِداَن ُم َح َّم ٍد َوعَىَل َاهِل ِ َوَأحْص َ ا ِب ِه َو َسمِّل ْ ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثرْي ً ا‬
‫هللا َأ َم َ‪2‬رمُك ْ‬ ‫هللا ِف ْي َم‪2‬ا َأ َم َ‪2‬ر َوا ْنهَت ُ ْ‪2‬وا مَع َّا هَن َى َوا ْعلَ ُم ْ‪2‬وا َأ َّن َ‬ ‫َأ َّما ب َ ْعدُ فَي َا َاهُّي َ‪2‬ا النَّ ُاس ِات َّ ُق‪2‬وا َ‬
‫هللا َو َمآلِئ َكتَ‪ُ 2‬ه يُ َص‪2‬ل ُّ ْو َن‬ ‫ِبَأ ْم ٍر بَدَ َأ ِف ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه َوثَـىَن ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِب ُقدْ ِس ِه َوقَا َل تَع َاىَل َّن َ‬
‫ِإ‬
‫عَ َىل النَّىِب يآ َاهُّي َا اذَّل ِ ْي َن آ َمنُ ْوا َص‪2‬ل ُّ ْوا عَلَ ْي‪ِ 2‬ه َو َس‪ِ 2‬ل ّ ُم ْوا ت َ ْس‪ِ 2‬ل ْي ًما‪ .‬الله َُّم َص‪ّ ِ 2‬ل عَىَل َس ِ ّي ِداَن‬
‫هللا عَلَ ْي‪ِ 2 2‬ه َو َس‪2 2‬مِّل ْ َوعَىَل آلِ َس ِ ّي ِد َان ُم َح َّم ٍد َوعَىَل َانْبِيآِئ َك َو ُر ُس‪2 2‬كِل َ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َص‪2 2‬ىَّل ُ‬
‫َو َمآلِئ َك ِة ْامل ُ َق َّر ِبنْي َ َو ْار َض‬
‫الص‪َ 22‬حاب َ ِة‬ ‫اللّه َُّم َع ِن ْاخلُلَ َف‪22‬ا ِء َّالر ِاش‪ِ 22‬د ْي َن َأىِب بَ ْك‪ٍ 22‬ر َومُع َ‪22‬ر َو ُعثْ َم‪22‬ان َوعَىِل َو َع ْن ب َ ِقيَّ ِة َّ‬
‫‪2‬ك اَي‬ ‫َوالتَّا ِب ِعنْي َ َواَت ِب ِعي التَّا ِب ِعنْي َ لَه ُْم اِب ِ ْح َس ٍان ِاىَل ي َ‪2ْ 2‬و ِم ّ ِادل ْي ِن َو ْار َض َعنَّا َم َعه ُْم ِب َرمْح َ ِت‪َ 2‬‬
‫َأ ْر َح َم َّالرامِح ِ نْي َ‬
‫ات َا َال ْحيآ ُء ِمهْن ُ ْم َو ْا َال ْم َو ِات‬ ‫ات َو ْامل ُ ْس ِل ِمنْي َ َو ْامل ُ ْس ِل َم ِ‬ ‫َاللَّه َُّم ا ْغ ِف ْر ِللْ ُمْؤ ِم ِننْي َ َو ْاملُْؤ ِمنَ ِ‬
‫الله َُّم َأ ِع‪2َّ 2‬ز ْا ْس‪َ 2‬ال َم َو ْامل ُ ْس‪ِ 2‬ل ِمنْي َ َوَأ ِذ َّل الرِّش ْ كَ َو ْاملُرْش ِ ِكنْي َ َوانْرُص ْ ِع َب‪22‬ادَكَ ْامل ُ َو ِّح ِدي َّ َة‬
‫ْ‪22‬ذ ْل َم ْن خَ‪َ 22‬ذ َل ْامل ُ ْس‪ِ 22‬ل ِمنْي َ َو َد ِّم ْ‪22‬ر َأ ْع‪22‬دَ ا َء ّ ِادل ْي ِن َوا ْع ِ‬
‫‪22‬ل‬ ‫َوانْرُص ْ َم ْن نَرَصِإل َ ّ ِادل ْي َن َواخ ُ‬
‫لَك ِ َما ِت َك ىَل ي َ ْو َم ّ ِادل ْي ِن‪.‬‬
‫ِإ‬

You might also like