You are on page 1of 6

Serambi Journal of Agricultural Technology (SJAT) SJAT

http://ojs.serambimekkah.ac.id/index.php/sjat
Vol. 4 No. 2 Thn. 2022 E-ISSN: 2684-9879

THE INFLUENCE OF THE PLANTATION CLASS CATEGORY ON OIL PALM


PRODUCTIVITY (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) AT PT ASN TANOH MAKMOE
1)
Ahmad Nurfauzi, 2) Chairudin, 3) Amda Resdiar, 4) M. Rifaldi,
1
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar
2
Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar
3
Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar
4
supervisor/asisten, kebun Tanoh makmoe, PT. Agro Sinergi Nusantara, Meulaboh, 23615
*email: chairudin@utu.ac.id

Article Info Abstract


Article history:
Indonesia is one of the largest palm oil producing countries. This
Received
research was conducted with the aim of knowing the productivity of
13/09/2022
oil palm at the level of different plantation classes has been carried
Received in revised
out at PT. Agro Sinergi Nusantara, which is located in the Tanoh
22/11/2022
Makmoe plantation area of 4,154 ha (split from the batee puteh
Accepted
garden) which has (3) three afdeling, in Aceh Province, in March
26/11/ 2022
2022. The method used is a survey for primary data collection by
determining blocks that have different garden classes but have the
same variety and age of the plant. In addition, secondary data was
collected, which consisted of aspects of the maintenance and
fertilization components. The research showed that land class A
showed the same productivity as land class B. Land with classes A
and B also showed the same effect on the agronomic character of oil
palm, with the same level of care and fertilization. The lowest
production occurs in class C because there is an intensity of care and
fertilization that has not been reached by all land areas

Keywords: oil palm, garden grade, and productivity

PENGARUH KATEGORI KELAS KEBUN TERHADAP PRODUKTIVITAS


KELAPA SAWIT ( ELAEIS GUINEENSIS JACQ ) DI PT ASN TANOH MAKMOE

Abstrak

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar. Penelitian ini di lakukan dengan
tujuan untuk mengetahui produktivitas kelapa sawit pada tingkat kelas kebun yang berbeda telah
dilakukan di Kebun PT. Agro Sinergi Nusantara, yang terletak pada Lokasi kebun Tanoh Makmoe seluas
4.154 ha (pemekaran dari kebun bate puteh) yang memiliki (3) tiga afdeling, pada Provinsi aceh, pada
bulan Maret 2022. Metode yang digunakan adalah survei untuk pengambilan data primer dengan cara
menentukan blok yang memiliki kelas kebun yang berbeda tapi memiliki kesamaan varietas dan umur
tanaman sama. Selain itu di kumpulkan data sekunder, yang terdiri dari aspek komponen perawatan dan
pemupukan. penelitian menunjukkan bahwa kelas lahan A menunjukkan produktivitas yang sama
dengan kelas lahan B. Lahan dengan kelas A dan B juga menunjukkan pengaruh yang sama terhadap
karakter agronomi kelapa sawit, dengan tingkat perawatan dan pemupukan yang sama. Produksi
terendah terjadi pada kelas C karena terdapat Intensitas perawatan dan pemupukan yang belum
terjangkau kesemua area lahan

Kata kunci: kelapa sawit, kelas kebun, dan produktivitas,

Serambi Journal of Agricultural Technology, Vol. 4 No. 2 Hal 68 - 73 2022 |68


PENDAHULUAN realisasi dengan potensi produksi di
Indonesia merupakan salah satu Afdeling II kebun Tanoh Makmoe PT. ASN
negara penghasil kelapa sawit terbesar.
Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia METODE PENELITIAN
tercatat sebagai negara produsen nomor 1 di A. Waktu dan Tempat Penelitian
Asia bahkan dunia. Pada tahun 2019 nilai Penelitian di laksanakan di Afdeling
produksi kelapa sawit di Indonesia belum II kebun PT. ASN Tanoh Makmoe,
mencukupi kebutuhan konsumsi dan ekspor Kecamatan Woyla , Aceh Barat, Aceh. Pada
yang mengakibatkan naiknya harga kelapa Februari sampai dengan April 2022.
sawit. Pada kondisi ini tentunya peran
pemantauan produktivitas kelapa sawit B. Alat dan Bahan
sangat diperlukan untuk menjamin yang digunakan dalam penelitian ini
ketersediaan kelapa sawit. Provinsi Riau adalah kamera, alat tulis, dan penggaris.
merupakan salah satu wilayah di Indonesia Sedangkan bahan yang digunakan dalam
yang memproduksi kelapa sawit terbanyak penelitian ini adalah tanaman kelapa sawit
dibandingkan provinsi lain di Indonesia. TM dan peta kelas kebun.
Pada tahun 2018 Provinsi Riau mempunyai
luas perkebunan kelapa sawit sebesar 2,32 C. Pengumpulan data
juta hektar. Hasil produksi kelapa sawit pada Penelitian ini menggunakan metode
tahun 2018 di Provinsi Riau mencapai angka survey yang bertujuan untuk memilih,
7,14 juta ton.(Taufik et al., 2021) mengetahui, mengenal kebun, serta
Produktivitas tandan buah segar menentukan lokasi pengambilan sampel
kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh penelitian. Sebelum pengambilan sampel
karakteristik faktor pembatas dalam setiap maka ditentukan blok mana yang akan
kelas kebun.Pada kelas keesuaian lahan dilakukan penelitian. Blok yang dipilih
untuk tanah mineral terdapat beberapa adalah blok yang memiliki umur tanaman
karakter yang meliputi curah hujan, bulan yang sama dan varietas yang sama. Dipilih
kering, ketinggian dari permukaan laut, masing masing 15 blok yang yang berbeda
bentuk wilayah, kedalaman efektif, kemudian diambil produksi kelapa sawit
kandungan bahan kasar, tekstur, drainase, untuk sampel dari tiap-tiap blok tersebut
dan pH tanah. Faktor pembatas kelas kebun sesuai dengan data yang di gunakan
dapat menghasilkan produktivitas tandan
D. Metode penelitian
buah segar kelapa sawit yang
Rancangan yang digunakan pada
beragam.(Harahap et al., 2021)
penelitian ini adalah dengan menggunakan
Pada penelitiaan ini akan dikaji kes
metode rancangan acak lengkap non
enjangan produktivitas kelapa sawit yaitu
faktorial (RAK) dengan 3 faktor dengan
perbedaan antara potensi produksi dan
variasi kelas kebun A, kelas kebun B dan
realisasi produksi kelapa sawit pada setiap
kelas kebun C,
tipe kelas, Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pencapaian produksi dan
E. Pengamatan
kesenjangan atau selisih produksi antara
1. Jumlah berat janjang rata-rata (BJR)
pada areal blok yang telah di timbang

Serambi Journal of Agricultural Technology, Vol. 4 No. 2 Hal 68 - 73 2022 |69


setelah keluar dari Pabrik Kelapa Sawit Tabel 2 : Rata-rata komponen produksi kelapa sawit PT.ASN pada
kategori kelas kebun
(PKS) yang di tentukan sebagai Kelas TBS BJR Produksi Produktifitas
sampling kebun Luas(ha) (janjang) (kg) (kg) (ton/ha/thn)
2. Jumlah tandan buah segar (TBS) di A 117 6.269 b 11,84 74.214 b 7.612
hitung pada setiap blok yang di gunakan B 125 5.997 b 11,63 69.723 b 6.693
untuk sampel, pengumpulan data ini di C 125
2.857 a 11,00 31.411 a 3.015
Keterangan : Angka yang di ikuti oleh huruf yang sama
lakukan setelah semua pemanen selesai
pada baris yang sama tidak berpengaruh
melakukan pemanen pada setiap kelas. nyata pada taraf uji BNT (0,05)
3. Hasil akhir produktivitas kelapa sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik kelas kebun Rata-rata tandan buah segar (TBS)
7,000
Karakteristik kelas kebun sangat 6,000
penting bagi keberhasilan perkebunan 5,000
kelapa sawit. Data ini diperlukan untuk 4,000

membantu menemukan cara terbaik untuk 3,000


2,000
merawat tanaman agar dapat menghasilkan
1,000
produksi yang maksimal.
0
tandan
kelas A 6,269
Tabel . 1 Kriteria kelas kebun
kelas B 5,997
Kelas Kriteria kelas C 2,857

Gambar 1 : Perbandingan TBS pada berbagai


Kelas A Blok yang sudah di lakukan kelas kebun
pemeliharaan full meliputi
babat, tunas, chemis, dan akes
Untuk mengetahui perbandingan
panen sudah terpenuhi
produksi kelapa sawit pada kelas kebun A,
Kelas B Blok yang sudah terpanen B, dan C dapat di lihat pada Gambar 1 dan
semua namun 2. Gambar 2 menunjukkan rata-rata tandan
pemeliharaannya masih belum buah segar kelas kebun A dan C memberikan
penuh gambaran yang sama, di bandingkan dengan
Kelas C Blok yang belum dilakukan kelas C yang memiliki rerata jauh.
perawatan pemeliharaan atau
blok yang belum penuh di
panen Berat janjang rata-rata (BJR)

12
11.8
11.6
Produktivitas 11.4
11.2
Hasil Analisis sidik ragam
11
menunjukkan kelas kebun tidak berpengaruh 10.8
10.6
terhadap berat janjang rata- rata (BJR) tetapi 10.4
Kelas A Kelas B kelas C
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
Berat janjang rata-rata (BJR)
tandan buah segar (TBS) dan total produksi.
Data produksi dapat dilihat pada Tabel 2. Gambar 2 : Perbandingan BJR pada berbagai kelas
kebu

Serambi Journal of Agricultural Technology, Vol. 4 No. 2 Hal 68 - 73 2022 |70


Dari hasil gambar di atas dapat di kelapa sawit, kondisi ini sangat
lihat kondisi berat janjang rata-rata pada berpengaruh dengan kondisi kimiawi tanah
komponen kelas A dan kelas B memiliki untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
gambaran yang sama, di bandingkan dengan tanaman, data pemupukan dapat di lihat pada
kelas C yang memperoleh berat janjang rata- Tabel 3.
rata terendah. Sehingga di dapati perbedaan
berat janjang pada kelas C yang signifikan.

Pemupukan
Pemupukan merupakan faktor penting
dalam meningkatkan hasil pertanian dan
kualitas tanah, kuantitas, dan produktivitas

Tabel 3 : Komponen pemeliharaan chemist

Januari Februari Maret April

Kelas Npk Dolomit Npk Dolomit Npk Dolomit Npk Dolomit


A 4.875 9.875 10.963 - 8.850 - - -
B - - - - - - - 7.374
C - - - - - - - -
Sumber : Data PT. ASN kebun tanoh makmoe

Tabel 4 : Komponen pemeliharaan chemist

Kelas Januari Februari Maret April Total


A 27,75 22,25 8,10 33,90 92,00
B 25,00 - 50,00 - 75,00
C - - - - -
Sumber : Data PT. ASN kebun tanoh makmoe

Pada tabel 3 menunjukkan kegiatan Kemampuan daya dukung lahan


pemupukan lebih mendominasi pada kelas A untuk terus menerus menyediakan unsur
dan B, sedangkan pada kelas C di dapati hara bagi pertumbuhan dan perkembangan
tidak ada pemupukan, sehingga tanaman kelapa sawit pasti akan menurun
mengakibatkan kesenjangan produksi yang dan terbatas. Sesuai dengan (Siswati et al.,
mengakibatkan potensi produktifitas kelas C 2018) Pemupukan merupakan salah satu
berbeda dengan kelas A dan B. Pemupukan tugas pemeliharaan rutin untuk perkebunan
pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk kelapa sawit. Pemupukan dapat berdampak
menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman besar pada pertumbuhan dan produksi
sehingga tanaman dapat tumbuh baik dan tanaman. Pemupukan merupakan upaya
mampu berproduksi maksimal dan untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara
menghasilkan minyak berkualitas baik dalam tanah.
(Adiwiganda, R., 1994)

Serambi Journal of Agricultural Technology, Vol. 4 No. 2 Hal 68 - 73 2022 |71


Pemberian pupuk secara tepat waktu pertumbuhan tanaman pokok semakin
dapat memaksimalkan potensi produksi terhambat, dan hasil produksi semakin
secara maksimal. Menurut (Irwan et al., n.d.) menurun.
pupuk nitrogen dapat meningkatkan jumlah,
dan ukuran pelepah yang maksimal untuk Pruning
peningkatan proses fotosintesis Dari segi perawatan tunasan, perawatan
pada kelas A dan B yang telah di lakukan
Perawatan kegiatan pruning yang seragam sebagai usaha
Populasi gulma memberikan hambatan peningkatan produksi, dapat di lihat pada Tabel
bagi pertumbuhan dan produktifitas kelapa Tabel 5 menunjukkan pruning lebih
sawit. Semakin meningkat populasi gulma tinggi pada kelas kebun A sehingga kondisi
semakin tinggi perebutan nutrisi hara pada ini di peroleh estimasi perawatan pruning
tanah. Data perawatan dapat di lihat pada yang lebih signifkan pada kelas A,
Tabel 4 dan 5. Tabel 4 menunjukkan tingkat sedangkan pada kelas B mengalami
gulma terlihat sama antara kelas kebun A perawatan yang relatif sama dengan kelas A,
dan Kelas kebun B, ini di sebabkan oleh dan pada kelas C masih terlampau jauh
kondisi lingkungan/areal yang mudah di kondisi perawatan pruning/tunasan sehingga

Tabel 5 : Komponen pemeliharaan chemist


Kelas Januari Februari Maret April Total
A 2.696 3.639 1.929 1.611 9.875
B 4.342 - 1.349 - 5.691
C - 235 - 437 672
Sumber : Data PT. ASN kebun tanoh makmoe

jangkau pada kelas A dan B, sedangkan pada dapat menyebabkan kondisi produktifitas
kelas C belum di lakukan aspek perawatan yang kurang maksimal. Pohon yang tidak
gulma di sebabkan kurangnya dipruning dapat menyebabkan terjadinya
manajemen/pasokan. Racun rumput pada potensi kehilangan brondolan seperti
kelas C.sehingga belum tercapainya brondolan tersangkut pada pelepah atau
perawatan yang maksimal. Pengendalan brondolan tidak terkutip
gulma yang teratur pada kelas A dan B Menurut (Ardiansyah, 2021)
meneyebabkan persaingan pada tanaman kegiatan pruning atau tunasan ini untuk
kelapa sawit lebih kecil. menjaga keseimbangan pelepah yang
Menurut (Ginting et al., 2017) Jika terdapat di pokok tanaman kelapa sawit.
tidak melakukan pengendalian gulma maka Sehingga dapat menghasilkan produksi yang
akan menyebabkan menurunya produksi, maksimal. Sejalan dengan (Iyung, 2012)
akibat dalam pengambilan unsur hara, dan tunas pokok(pruning) merupakan salah satu
air. Serta menjadi inang bagi hama, di pekerjaan kultur teknis yang di perlukan
samping bersifat pathogen yang menyerang untuk peningkatan produksi kelapa sawit.
tanaman. Sesuai dengan pernyataan dari pelepah harus di potong untuk memudahkan
(Rio Pratama et al., 2016) semakin rapat pekerjaan dan memperkecil losses.
gulma, persaingan yang terjadi antara gulma
dan tanaman pokok semakin kuat,

Serambi Journal of Agricultural Technology, Vol. 4 No. 2 Hal 68 - 73 2022 |72


KESIMPULAN NPK Majemuk pada Tanaman Kelapa
Berdasarkan hasil dari penelitian Sawit Belum Menghasilkan. 2014.
pengaruh kategori kelas kebun terhadap
Iyung, P. (2012). Panduan Lengkap Kelapa
produktifitas kelapa sawit (Elaeis
Sawit Manajemen Agribisnis dari
guineensis jacq ) di kebun PT. ASN Tanoh Hulu Hingga Hilir.
Makmoe. menunjukkan Kebun dengan kelas
B menunjukkan produktifitas kurang lebih Rio Pratama, R., Wiwin Dyah, U. P., &
sama dengan kelas A, memiliki perawatan Abdul, M. (2016). Pengaruh Macam
yang sama sehingga mempengaruhi karakter Dan Tingkat Populasi Gulma
agronomi yang menghasilkan produksi yang Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa
Sawit Di Prenursery. Tjyybjb.Ac.Cn,
maksimal, Produksi pada kelas A dan B
3(2), 58–66.
bervariasi di pengaruhi oleh pemberian http://www.tjyybjb.ac.cn/CN/article/d
pupuk yang sama dan waktu ownloadArticleFile.do?attachType=P
pengaplikasianya. Produksi terendah ada DF&id=9987
pada kelas C yang memiliki tingkat
perawatan yang belum optimal sehingga Siswati, L., Harly, R., & Afrijon, A. (2018).
mempengaruhi produktivitas kelapa sawit. Manajemen Produksi Dan
Pemeliharaan Kebun Kelapa Sawit
DAFTAR RUJUKAN Rakyat. Jurnal Agribisnis, 19(2), 95–
Adiwiganda, R., and M. M. S. (1994). 101.
Tanah dan Pemupukan Tanaman https://doi.org/10.31849/agr.v19i2.77
Kelapa Sawit. Lembaga Pendidikan 7
Perkebunan Kampus Medan.
Taufik, V. V., Sukmono, A., & Firdaus, H.
Ardiansyah, N. (2021). Efektivitas Pruning S. (2021). Estimasi Produktivitas
Terhadap Penanganan Kehilangan Kelapa Sawit Menggunakan Metode
Produksi Di Pt. Bakrie Sumatera NDVI (Normalized Differnce
Plantations Tbk. Tanah Raja Estate. Vegetation Index) dan ARVI
Umsu. (Atmospherically Resistant
Vegetation Index). Jurnal Geodesi
Ginting, E. J., Santos, T. N., & Astuti, Y. T. Undip, 10(1), 153–162.
(2017). Analisis Faktor-Faktor Yang https://ejournal3.undip.ac.id/index.ph
Berpengaruh Terhadap Produktivitas p/geodesi/article/view/29636
Kelapa Sawit Di Kebun Plasma
Pt.Mnis Indra Sakti. 14(02), 1–7.

Harahap, F. S., Purba, J., & Rauf, A.


(2021). Hubungan Curah Hujan
dengan Pola Ketersediaan Air Tanah
terhadap Produksi Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq) di Dataran
Tinggi. Agrikultura, 32(1).
https://doi.org/10.24198/agrikultura.v
32i1.27248

Irwan, S., Sudradjat, & Hariyadi. (n.d.).


Optimasi Dosis Pupuk Organik dan

Serambi Journal of Agricultural Technology, Vol. 4 No. 2 Hal 68 - 73 2022 |73

You might also like