Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Soybean is one of some important food crops in Indonesia. A research with the objective of to
evaluate the growth, yield components, and yield of three soybean superior varieties on rainfed
lowland has been conducted in Padang Gelugur district, Pasaman Regency, West Sumatra
province from April to September 2018. A randomized block design with three treatments and
eight replications was used. The treatments were three superior varieties of soybean, namely
Anjasmoro, Burangrang, and Devon-1. All varieties were planted at the same plant spacing (40
cm x 10 cm). Other technological components used based on the integrated crops management
approach. Results showed that Anjasmoro and Burangrang varieties performed a good growth,
produced high yield components, and gave high yield on the rainfed lowland in Pasaman
regency, West Sumatra province. Both varieties yielded dry seed weight 3.01 ton per hectare,
higher than its yield potentials. Devon-1 variety only produced dry seed weight 2.29 ton per
hectare, but it was still significantly hihger than the average yield of soybean in Indonesia and
of course in West Sumatra province. Based on the results of thir research, we recommended that
Anjasmoro and Burangrang superior varieties of soybean had better be used in the soybean
development program on rainfed lowland in Pasaman regency and other locations which have
the same characteristics.
Keywords: Soybean, varieties, rainfed lowland, West Sumatra.
ABSTRAK
Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia.
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui penampilan pertumbuhan, komponen hasil, dan
hasil tiga varietas unggul kedelai pada lahan sawah tadah hujan telah dilaksanakan di
Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat dari April sampai
September 2018. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga
perlakuan dan delapan ulangan. Perlakuan terdiri dari tiga varietas unggul kedelai
(Anjasmoro, Burangrang, dan Devon-1). Ketiga varietas ditanam dengan jarak tanam 40 cm x
10 cm. Komponen teknologi budidaya lainnya disesuaikan dengan komponen teknologi dalam
pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
varietas kedelai Anjasmoro dan Burangrang menampilkan pertumbuhan dan komponen hasil
yang bagus serta dan hasil yang tinggi pada lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Pasaman
226 | – Jurnal Pembangunan Nagari |Volume 5 Nomor 2 Edisi Desember 2020 : 225 – 234
Herawati et al. (2020), lahan sawah varietas yang telah dilepas Balitbangtan
tadah hujan bisa menjadi pilihan adalah Burangrang, Anjasmoro dan
penting dalam pengembangan areal Devon-1. Burangrang dilepas tahun
tanam kedelai dengan harapan bisa 1999 mempunyai daya hasil 2,5 ton/ha,
memperoleh produksi yang tinggi ukuran biji besar (17 g/100 biji), tidak
dengan input yang efisien. mudah rebah, toleran penyakit karat
senjang yang sangat jauh antara kondisi Varietas Anjasmoro dilepas tahun 2001,
Sumatera Barat baru mencapai 11,31 daun, ukuran biji besar (16 g/100 biji)
ku/ha. Menurut Martodireso dan dengan umur panen 83-93 hari. Devon-
(2012), langkah yang dapat dilakukan potensi hasil 3,09 ton/ha, ukuran biji
kedelai antara lain dengan panen 83 hari, agak tahan rebah, agak
menggunakan varietas unggul yang tahan pecah polong serta tahan terhadap
mempunyai adaptasi luas pada berbagai penyakit karat daun, agak tahan hama
kedelai adalah varietas unggul. berbunga 35-40 HST, umur panen 70-
75 HST, percabangan banyak, hasil
Badan Litbang Pertanian telah
mudah dijual, warna kulit biji kuning,
menghasilkan cukup banyak varietas
bentuk biji bulat, dan ukuran biji besar
unggul kedelai. Sampai dengan tahun
(Krisdiana, 2014).
2016, pemerintah telah melepas 83
varietas unggul kedelai. Varietas- Menurut Willis (2020), untuk
228 | – Jurnal Pembangunan Nagari |Volume 5 Nomor 2 Edisi Desember 2020 : 225 – 234
sawah tadah hujan seluas 1 ha yang Perbedaan tinggi tanaman ini terutama
sebelumnya ditanami jagung oleh disebabkan oleh perbedaan genotipe
petani. Teknologi budidaya kedelai dari varietas yang diperlihatkan dengan
yang diterapkan adalah teknologi yang karakter agronomi seperti tinggi
dianjurkan pada pendekatan tanaman dan jumlah cabang (Wijaya et
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) al., 2015). Hasil penelitian Herawati et
kedelai. Parameter yang diamati al. (2020) juga menunjukkan bahwa
meliputi komponen pertumbuhan terdapat pengaruh yang nyata dari
(tinggi tanaman dan jumlah cabang), varietas terhadap tinggi tanaman
komponen hasil (jumlah polong, polong kedelai.
bernas, polong hampa, jumlah biji per Tabel 1.Tinggi tanaman dan jumlah
batang, bobot 100 biji), dan hasil biji cabang per batang tiga varietas
unggul kedelai pada lahan
kering. Data dianalisis dengan sidik sawah tadah hujan di
ragam dan apabila terdapat perbedaan Kabupaten Pasaman, 2018.
yang nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Varietas Tinggi Jumlah
tanaman cabang
Duncan (UBD) pada taraf nyata 5%. (cm) per
batang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Anjasmoro 64,00 a 3,63 a
Burangrang 66,28 a 3,50 a
Keragaan Pertumbuhan Tanaman
Devon -1 58,44 b 4,16 b
Keterangan: Angka-angka pada masing-
Hasil pengamatan menunjukkan masing kolom yang diikuti huruf kecil sama
berbeda tidak nyata pada taraf nyata 5% UBD.
bahwa varietas Burangrang
memperlihatkan tinggi tanaman Jumlah cabang per batang ketiga
tertinggi yaitu 66,28 cm, berbeda nyata varietas unggul yang diuji juga berbeda
dengan tinggi tanaman varietas Devon-1 nyata dimana varietas Devon-1
(55,44 cm) tetapi tidak berbeda nyata mempunyai jumlah cabang terbanyak
dengan tinggi tanaman varietas yaitu 4,16 cabang per batang dan nyata
Anjasmoro (64,00 cm) (Tabel 1). Tinggi lebih banyak jika dibandingkan dengan
tanaman varietas Anjasmoro juga nyata jumlah cabang varietas Anjasmoro dan
lebih tinggi dibanding varietas Devon-1. varietas Burangrang dengan jumlah
cabang berturut-turut 3,63 dan 3,50
Marliah et al. (2012)
cabang per batang. Data tinggi tanaman
menyatakan bahwa varietas
dan jumlah cabang tersebut menunjukan
berpengaruh terhadap tinggi tanaman.
230 | – Jurnal Pembangunan Nagari |Volume 5 Nomor 2 Edisi Desember 2020 : 225 – 234
hasil yang tinggi terutama jumlah
Bobot seratus biji ketiga varietas
polong, jumlah polong bernas, dan
unggul kedelai yang diuji pada lahan
jumlah biji per batang. Di samping itu
sawah tadah hujan di Kabupaten
juga terlihat bahwa varietas Anjasmoro
Pasaman berbeda nyata. Varietas
dan varietas Burangrang mempunyai
Anjasmoro menghasil bobot 100 biji
bobot biji yang berat karena berukuran
tertinggi yaitu 21,39 g, diikuti oleh
besar. Nugraha et al.(1999) dalam
varietas Burangrang (20,22 g/100 biji)
Yulyatin et al. (2017) melaporkan
dan varietas Devon-1 (19,95 g/100 biji)
bahwa keunggulan biji besar antara lain
(Tabel 2). Perbedaan ini menunjukkan
vigor tanaman lebih tinggi dan
terdapatnya keragaman karakter
pertumbuhan tanaman lebih cepat serta
genotipe antar ketiga varietas. Yulyatin
bobot biji lebih berat sehingga
et al. (2017) melaporkan bahwa
memberikan hasil yang tinggi.
varietas Anjasmoro dan varietas
Kemudian Yunita et al. (2009) dalam
Burangrang termasuk varietas kedelai
Rahajeng dan Adie (2013) mendapatkan
dengan tipe biji berukuran besar.
bahwa semakin banyak jumlah cabang
Sebelumnya Egli (1991) telah
dan buku produktif, jumlah polong
menyatakan bahwa ukuran biji
bernas, serta semakin tinggi tanaman,
merupakan salah satu sifat yang
maka semakin tinggi hasil biji.
dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan tanaman. Tabel 3. Hasil Tiga Varietas Unggul
Kedelai di KabupatenPasaman, 2018.
Hasil per Hektar
Varietas Hasil (t/ha)
Hasil penelitian menunjukkan Anjasmoro 3,01 a
Burangrang 3,01 a
bahwa varietas Anjasmoro dan varietas Devon-1 2,29 b
Keterangan: Angka-angka pada masing-masing
Burangrang memberikan hasil biji kolom yang diikuti huruf kecil
kering yang tinggi dan sama yaitu 3,01 sama berbeda tidak nyata pada
taraf 5% UBD.
ton per hektar, nyata lebih tinggi
dibanding hasil yang didapat dari
Hasil biji kering kedelai yang
varietas Devon-1 yaitu sebanyak 2,29
diperoleh dari penelitian ini boleh
ton per hektar (Tabel 3). Tingginya
dikatakan sangat tinggi pada lahan
hasil varietas Anjasmoro dan varietas
sawah tadah hujan. Hasil varietas
Burangrang didukung oleh komponen
232 | – Jurnal Pembangunan Nagari |Volume 5 Nomor 2 Edisi Desember 2020 : 225 – 234
Provinsi Sumatera Barat, Padang. Pertanian Republik Indonesia.
929 hlm. Jakarta.
Dirjen Tanaman Pangan. 2018. Kementan. 2018. Data Lima Tahun
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Terakhir, 2014-2018. Jakarta.
Kedelai dan Aneka Kacang https://www.pertanian.go.id./.
Umbi lainnya. Direktur Jenderal Diakses tanggal 10 September
Tanaman Pangan. Kementan. 2020.
Jakarta. 84 hlm. Krisdiana, R.2014. Penyebaran Varietas
Egli, D.D. 1991. Species differences in Unggul Kedelai dan Dampaknya
seed filling periods and the grain Terhadap Ekonomi Perdesaan.
yield of corn. Can. J.Plant Sci. Penelitian Pertanian Tan.
56: 237-242. Pangan Vol. 33.No.1, 61-69.
Elisabeth, D.A.A., S. Mutmaidah, dan Marliah, A. Hidayat,T dan Husna,N.
A. Harsono. 2019. Adoption 2012. Pengaruh Varietas dan
Determinants of Biofertilizer Jarak Tanam Terhadap
Technology for Soybean in Pertumbuhan Kedelai (Glycine
Rainfed Area. IOP Conf. Ser.: Max (L.) Merill). Jurnal Agrista
Earth Environ. Sci.347 012114. Vol.16.No.1, 22-28.
Elisabeth, D.A.A., A. A. Rahmianna, Naeve, S. L. 2018. Choosing the best
dan A. Harsono. 2020. soybean varieties for your field.
Feasibility of Soybean Extension Agronomist.
Cultivation Technology Package Padgett, G. J.A. Davis, D. May, C.
Introduced in Rainfed Area with Woodard, D.O. Stephenson,P.K.
Acidic Soil. Balai Penelitian Bollich, B. Buckley, E.P.
Tanaman Aneka Kacang dan Webster, F.L. Collins, D.L.
Umbi, Jl. Raya Kendalpayak km Harrell, dan J. Copes. 2020.
8, PO Box 66 Malang 65101. 2020 Soybean Variety Yields
Herawati, N., A.R. Aisah, dan B.N. and Production Practices. LSU
Hidayah. 2020. Growth and AgCenter.
Yield of Four Indonesian Rahajeng, W. dan M.M. Adie. 2017.
Improved Soybean Varieties Varietas Kedelai Umur Genjah.
Based on Bio-Detas Input Buletin Palawija.No.26,
Package in Rainfed Lowland of 2013.91-100. Malang.
Central Lombok. Int. J. of Biosc.
and Biotech. 7(2) (2020). Seibel, N. F., F.P. Alves, M. Á. de
https://doi.org/10.24843/IJBB.20 Oliveira, and R. S. Leite. 2013.
20.v07.i02.p03. Brazilian Soybean Varieties for
Human Use, Soybean - Bio-
Kementan. 2015. Rencana Strategis Active Compounds, Hany A. El-
Kementerian Pertanian Tahun
2015-2019. Kementerian
234 | – Jurnal Pembangunan Nagari |Volume 5 Nomor 2 Edisi Desember 2020 : 225 – 234