Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Fajri Wijayanto
NIM : 205081000695
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
ii
V. SEMINAR DAN PELATIHAN
iii
ABSTRACT
The study entitled "Impact Analysis of Brand Equity (Brand Equity) Upon
purchase decision and its impact on Social Responsibility Products Bath Soap Lifebuoy".
The purpose of this study is to determine how much influence the Brand Equity (Brand
Equity) Upon purchase decision and its impact on Social Responsibility Bathroom
Products Lifebuoy soap is among the community and surrounding areas ciputat. In this
study analytical method used is the path analysis (path analysis) that consists of two
structural equations. Execution path analysis methods using SPSS v.15.0 assistance and
LISREL 8.50.
Structural equation the first to show that by using path analysis model found that
the exogenous variables where Brand Loyalty, Brand Awareness, Perceived Quality and
Brand Association has an influence on changes in Purchase Decision variable of 91.1%.
The second structural equation shows that by using a path analysis model found
that the exogenous variables where the Brand Loyalty, Brand Association and the
Purchase Decision, has an influence on changes in the endogenous variables of Corporate
Social Responbility of 36.6% .
iv
ABSTRAK
Kata kunci: Brand Loyalty, Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association,
Keputusan Pembelian, Corporate Social Responsibility.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat tak terhingga kepada
penulis, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada panutan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah mengajarkan agama ini dengan benar dan sempurna…………………….
Karya kecil ini, kupersembahkan untuk:
Papa- mamaku tercinta dan tersayang
Kakak-Adik ku tersayang
Kekasihku tercinta “Rini Shintawati”
Sahabat-sahabat terbaik ku.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan seru sekalian alam
atas berkat rahmat, taufiq, hidayah, dan limpahan petunjuk-Nyalah akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:“ANALISIS PENGARUH EKUITAS
MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PRODUK SABUN MANDI
LIFEBUOY”
”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para Sahabatnya yang telah membawa petunjuk dan pedoman
hidup bagi manusia.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar sarjana jenjang Strata 1 (S1) program Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bagi penulis tugas ini
merupakan tugas yang berat, karena perjalanan tidak selamanya menyenangkan ada suka
ada duka dan ketika seribu rasa kecemasan dan rasa enggan datang menyelimuti penulis
dalam penyelesaian skripsi ini, bantuan dari berbagai pihak penulis rasakan sangat begitu
berarti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah berjasa memberi bantuannya baik
secara moril maupun materiil dalam penyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
• Allah SWT atas Segala Berkah dan Nikmat-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tulisan ini tepat pada waktu yang telah direncanakan.
• Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
• Bapak Prof. Dr. Yahya Hamja. Selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
• Bapak Suhendra, S.Ag. MM. selaku Dosen Pembimbing II yang dengan segala
kesungguhan dan keikhlasannya telah banyak mengorbankan waktu, pikiran, dan
tenaga untuk memberikan nasehat, bimbingan serta pengarahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
• Para dosen yang telah memberikan Ilmu kepada penulis di Fakultas Ekonomi dan
Ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
• Yang paling Utama untuk kedua orang tuaku tercinta, yang menaruh harapan besar
kepada penulis yang tak pernah berhenti memeras keringat dan air mata untuk
merawat, membesarkan dan memberikan penulis pendidikan terbaik. Sehingga
penulis mempunyai kesadaran dan semangat yang besar untuk menyelesaikan skripsi
ini, dan doa kalian yang tiada akhir untuk keberhasilan penulis. Terimakasih atas
segalanya, apa yang telah kalian berikan tidak akan terbalas sepanjang hidupku.
Terima kasih Pa, Ma.
• All of My Lovely Families. Terima kasih atas segala bantuannya hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Jasa baik kalian tidak akan terlupa seumur hidupku.
• Buat saudara-saudaraku di Medan Khususnya nenek dan kakek ku tersayang. Terima
kasih penulis ucapkan atas segala doanya dan dukungannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kuliah ini.
• Buat calon pendamping hidupku yang tercinta Rini Shintawati, yang telah
memberikan semangat tersendiri kepada penulis. Terima kasih atas segala kesabaran
dan kesetiaanya kepada penulis, ditengah kesibukannya masih mau menemani penulis
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Doaku selalu demi harapan kita
bersama.
• Untuk orang - orang terdekat penulis, sahabatku Dimas, Nia, Chafids, Endang, Letti,
Arif, Arfin. Terima kasih atas segala bantuan dan nasehatnya. Kenangan manis yang
pernah terukir selama kuliah tak akan pernak ku lupakan.
• Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen khususnya
Manajemen A dan Manajemen Pemasaran angkatan 2005. Empat tahun kita bersama
menimba ilmu, semoga ilmu yang telah kita dapat bermanfaat.
• Dan terima kasih pula kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
oleh penulis. Terima kasih.
viii
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi
salah satu bahan literatur untuk Khazanah keilmuan. Kepada Allah SWT penulis
kembalikan segalanya, semoga usaha yang mulia ini selalu dalam keridhaan-Nya. Amin.
Fajri Wijayanto
ix
DAFTAR ISI
x
E. Dimensi Pembentukan Ekuitas.......................................................... 41
1. Kesadaran Merek ......................................................................... 42
2. Asosiasi Merek............................................................................. 46
3. Persepsi Kualitas........................................................................... 51
4. Loyalitas Merek ............................................................................ 55
5. Periklanan (Advertising)............................................................... 60
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Terhadap Keputusan Pembelian ....................................................... 68
G. Jenis Perilaku Pembelian ................................................................. 73
H. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ............... 74
I. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 77
J. Kerangka Pemikiran Konseptual...................................................... 79
K. Hipotesis............................................................................................ 82
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 83
A. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 83
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 84
C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data......................................... 84
1. Sumber Data .............................................................................. 84
2. Metode Pengumpulan Data........................................................ 85
D. Metode Analisis Data..................................................................... 86
1. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 88
2. Uji Analisis Jalur........................................................................ 90
E. Operasional Variabel Penelitian. .................................................... 92
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN..................................................... 96
A. Gambaran Umum Objek Penelitian.................................................. 96
1. Sejarah Singkat Perusahaan......................................................... 96
2. Company Profile .......................................................................... 97
3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ............................................... 97
4. Gambaran Umum Kampanye CSR “Lifebuoy Berbagi Sehat” ... 98
5. Misi CSR “Lifebuoy Berbagi Sehat”........................................... 99
6. Logo “Lifebuoy Berbagi Sehat” ................................................ 99
xi
B. Validitas dan Reliabilitas.................................................................. 99
Validitas........................................................................................... 99
2. Reliabilitas ................................................................................. 99
C. Hasil dan Pembahasan...................................................................... 103
1. Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel.................................. 103
2. Pengujian persamaan variabel Brand Loyalty (X1),
Brand Awareness (X2), Perceived Quality (X3) dan
Brand Association (X4) terhadap Keputusan Pembelian (Y) .... 107
3. Pengujian persamaan Brand Loyalty (X1),
Brand Association (X4) dan Keputusan Pembelian (Y)
terhadap Corporate Social Responbility (Z) .............................. 113
4. Persamaan Analisis Jalur Persamaan Analisis Jalur Variabel Brand
Loyalty (X1), Brand Awareness (X2),
Perceived Quality (X3) dan Brand Association (X4)
terhadap Keputusan Pembelian (Y). .......................................... 119
5. Persamaan Analisis Jalur Persamaan Analisis Jalur variabel
Brand Loyalty (X1), Brand Association (X4) dan Keputusan
Pembelian (Y) terhadap Corporate Social Responbility (Z)...... 120
D. Diagram Analisis Jalur................................................................... 122
E. Pengaruh Total Keempat Variabel
Terhadap Keputusan Pembelian .................................................... 126
F. Pengaruh Total Ketiga Variabel
Terhadap Corporate Social Responbility ........................................ 129
BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI..................................................... 131
A. Kesimpulan......................................................................................... 131
B. Implikasi............................................................................................ 133
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 135
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 139
xii
DAFTAR TABEL
xiii
4.15 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Brand Awareness (X2)
Terhadap Keputusan Pembelian (Y) 124
4.16 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Perceived Quality (X3)
Terhadap Keputusan Pembelian (Y) 125
4.17 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Brand Association (X4) Terhadap Keputusan Pembelian (Y) 126
4.18 Koefisien Determinasi (R2x1x2x3x4) 127
4.19 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Brand Loyalty (X1)
Terhadap Corporate Social Responbility (Z) 128
4.20 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Brand Association (X4)
Terhadap Corporate Social Responbility (Z) 128
4.21 Pengaruh Langsung Keputusan Pembelian (Y)
Terhadap Corporate Social Responbility (Z) 129
4.22 Koefisien Determinasi (R2x1x4y) 130
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFATAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Hal ini menuntut para
Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan
memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya
sekitarnya akan banyak menemui berbagai kendala. Selain itu juga, globalisasi
1
meningkatnya tuntutan publik atas transparansi dan akuntabilitas perusahaan
2007:11).
Selain itu juga, terdapat tiga kepentingan publik yang oleh perusahaan
dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan semakin meningkat dan harus
manfaat hanya dinikmati oleh pemilik saham perusahaan saja. Ketiga, masyarakat
untuk menuntut ganti rugi kepada perusahaan. Hal ini terjadi karena belum
adanya hukum (regulasi) yang mengatur secara jelas tentang akuntabilitas dan
2
kepedulian masyarakat terhadap produk (barang) yang ramah lingkungan
(Wibisono, 2007:19).
yang berkualitas.
Pada saat ini CSR dapat dianggap sebagai investasi masa depan bagi
yang telah menerapkan CSR lebih besar, dibandingkan dengan yang tidak
menerapkan CSR. Melalui program CSR dapat dibangun komunikasi yang efektif
Seperti yang dikatakan oleh Philip Kotler, dalam buku CSR: Doing the
Most Good for Your Company and Your Cause, membeberkan beberapa alasan
3
pasar, meningkatkan loyalitas karyawan, mengurangi biaya operasional, serta
(corporate social responsibility) yang saat ini sedang marak dibicarakan di dunia
bisnis termasuk di Indonesia. Secara khusus penelitian ini ingin melihat tanggung
jawab sosial perusahaa dalam upayanya menghadirkan program yang layak dan
masyarakat.
desak oleh kebutuhan (needs). Mereka juga harus mampu menjatuhkan pilihannya
yang tepat pada merek produk yang akan dibeli. Sementara bagi produsen suatu
produk yang dianggap bermanfaat jika ia sampai pada sasarannya dan sesuai
Proses ini tidak sederhana, karena biasanya sasaran (pasar) sendiri sudah jenuh
dengan produk sejenis yang menjamur belum lagi perilaku pasar sesungguhnya
sulit ditebak. Kondisi pasar yang seperti inilah yang mendorong kalangan
4
perhatian dari konsumen ini setidaknya dapat diharapkan terjadinya interaksi
produsen dan konsumen. Seperti diungkapkan Kerin dan Peterson (1995), tujuan
symbolic image. Symbolic image ini seringkali lebih penting bagi kesuksesan
dengan baik merupakn suatu hal yang sangat penting, tujuannya agar produk yang
mempunyai barand equity yang baik apalagi sejalan dengan self image yang
pada brand equity produk tersebut daripada karakteristik fisiknya. Bahkan brand
equity yang baik dapat berpengaruh pada self image (calon) konsumen dalam
pelanggan sasaran. Lebih dari itu, perusahaann (produsen) juga harus mampu
5
mengkomunikasikan diri dengan pelanggan yang ada maupun yang potensial.
Dengan kata lain, perusahaan harus berperan sebagai komunikator dan promotor.
lebih baik, dengan apa yang dilakukan pesaingnya. Tujuannya adalah agar merek
produk tersebut dapat menjadi pilihan utama atau top of mind dibenak konsumen.
Pada akhirnya produk dapat diharapkan dapat berkenan di hati konsumen (heart
share), dan konsumen selalu berimajinasi tentang produk (mind share). Manakala
mind sharenya besar, diharapkan market sharenya (bagian pasar yang dimiliki
Pada sisi lain konsumen akan berperilaku secara kompleks pada saat
memilih atau melakukan evaluasi merek yang ditawarkan di pasar. Karena itu,
selain perlu meperhatikan seberapa jauh tingkat kesamaan imagenya antara brand
image dan self image maka produsen perlu memperhatikan tingkan korelasinya.
Ini dikarenakan, banyak konsumen tidak hanya membeli kualitas fungsional dari
suatu produk. Meyakinkan konsumen tentang harga dan kualitas produk, ternyata
mereka. Ekuitas yang baik, yang diasosiasikan dengan merek, harus ditanamkan
akan skeptis bila membeli produk yang tidak dikenal. Dengan demikian sangat
6
penting meyakinkan suatu merek agar berada dalam top of mind, ini bisa
(awareness), tidak akan membantu banyak. Khususnya bila pelanggan (atau calon
pelanggan) terlanjur mempunyai sikap negatif terhadap produk, karena itu sangat
Dan Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis menjadi hal yang
tidak dapat dihindari. Untuk itu peranan marketing pada perusahaan pada saat ini,
tepat untuk dapat memenangkan persaingan bisnis, atau dengan kata lain menjadi
marketing company.
dapat menyedot animo massa untuk datang, melihat dan akhirnya memiliki
produk itu. Brand (merek) yang mampu memberikan kesan yang berarti bagi
konsumen akan lebih mudah mendapat perhatian khusus dari konsumen, artinya
sebuah merek dapat mengerti apa keinginan konsumennya, agar konsumen dapat
merasakan bahwa merek tersebut menjadi bagian dan kebanggaan bagi dirinya,
Sabun adalah salah satu produk yang merupakan hasil dari pesatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini. Terutama sabun mandi yang
menjadi andalan konsumen dalam menjaga kebersihan dan kesegaran kulit tubuh,
7
produk yanh satu ini sangat bervariasai dan beragam mulai dari harga, bentuk,
Ditengah persaingan yang sangat ketat saat ini produsen sabun mandi
pangsa pasar (market share) yang sebesar-besarnya sehingga dengan hal tersebut
suatu produk diharapkan dapat menjadi leader atau pemimpin pasar diantara
produk-produk pesaingnya.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan
keuntungan.
Pada saat ini pemenuhan akan kebutuhan dan keinginan konsumen telah
menjadi prioritas utama bagi setiap perusahaan sebagai salah satu strategi
pemasaran yang diyakini paling gitu dalam menarik minat beli konsumen. Dalam
rangka mencapai hal tersebut para pengusaha menyadari bahwa manfaat dari
produk saja tidak cukup lagi untuk manarik minat beli konsumen. Banyak aspek-
aspek lain yang juga harus mereka pertimbangkan dan salah satunya yang cukup
8
Dalam era pasar modern brand equity telah menjadi salah satu
telah dianggap penting karena merek dapat mencerminkan suatu identitas dari
suatu produk dan juga memberikan dampak tertentu kepada perusahaan dari
mempertahankan keunggulan dari brand equity produk mereka. Hal ini penting
dengan kualitas produk itu sendiri. Brand equity juga telah dianggap sebagai
suatu prestise yang dibutuhkan oleh para konsumen dalam mnegkonsumsi suatu
penting bagi perusahaan dalam mencapai pemgaruh positif yang ditimbulkan dari
PT. Unilever Indonesia Tbk, yaitu perusahaan besar yang selama ini
dan telah lama kita kenal sebagai sabun mandi keluarga, sebab hampir semua
PT. Unilever Indonesia Tbk, sejak tahun 2004 melalui brand Lifebuoy
melakukan kampanye hidup bersih dan sehat yang dinamakan Program Lifebuoy
2003 ratio penderita diare di Indonesia mencapai 300 penderita per 1000 orang.
9
LBS merupakan program tanggung jawab sosial yang ditujukan untuk membantu
untuk memberi kontribusi atau donasi berupa prosentase dari hasil penjualan
produk Lifebuoy. Iklan program LBS ditayangkan ditelevisi sejak tahun 2004.
Iklan merupakan bentuk komunikasi persuasif dan dari penelitian yang dilakukan,
program tanggung jawab sosial yang dijadikan spiritual capital dalam praktek
keputusan pembelian produk Lifebuoy belum diketahui secara pasti. Untuk itu
10
menjadi semakin ketat. Untuk itu keberadan kegiatan tanggung jawab sosial
Dari uraian diatas yang menjadi latar belakang PT. Unilever Indonesia
Tbk dalam melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dalam wujud
Indonesia Tbk sebagai produsen sabun mandi Lifebuoy. (2) Bagaimana tingkat
wilayah ciputat dan sekitarnya. (3) Apakah ekuitas Merek (Brand Equity)
lingkup sebagai berikut: (1) Penelitian dilakukan pada produk lifebuoy. (2)
B. Perumusan Masalah
11
a. Berapa besar pengaruh Loyalitas Merek (Brand Loyalty), Kesadaran
1. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
12
b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh Brand Loyalty, Brand
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Produsen
konsumen.
Dapat dijadikan acuan atau studi literatur untuk penelitian lebih lanjut dan
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Arti manajemen, yaitu asal kata dari manage dan dalam bahasa latin
R. Terry mendefinisikan manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri
melakukan aktivitas manajemen, dan ketiga manajemen sebagai suatu seni (art)
oleh para ahli. Dalam Encyclopedian of the Science dikatakan bahwa menejemen
adalah suatu proses dengan pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan
14
melakukan aktivitas manajemen, jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang
Menurut pengertian ketiga, manajemen itu adalah ilmu. Chaster I Bernard dalam
bukunya The Function of the Executive, menyatakan bahwa manajemen itu adalah
“seni” dan juga sebagai “ilmu”. Demikian pula dengan Henry Fayol, Alfin Brown,
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel, dan George R. Terry beranggapan bahwa
manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni. Manajemen sebagai seni berfungsi
untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan
Dari berbagai definisi diatas, manajemen dapat diartikan sebagai “seni dan
proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
15
bahwa “Marketing wich is often reffered to as distribution by businessmen –
includes all the activities necessary to place tangible goods in the hands of house
hold consumers and users”. Artinya, marketing yang oleh para pedagang
konsumen industri.
keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan dari kegiatan bisnis yang
sebagai suatu sistem dari kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk
atau jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan
tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber dari perusahaan,
Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat dari ahli mengenai arti dari
manajemen pemasaran.
16
Menurut Ernie dan Kurniawan (2005:14) manajemen pemasaran adalah
untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Ada banyak kiat
17
dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan
kepada pelanggan.
4P 4C
Menurut Philip Kotler seperti dikutip oleh Kamsir (2004, 136) mendefinisikan
2. Price (harga)
Menurut Fandy Tjiptono (2001 : 151), harga merupakan salah satu unsur
unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan
18
cepat. Berbeda dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran
distribusi. Keduanya tidak dapat diubah atau disesuaikan dengan mudah dan
bagi manajemen. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua ongkos,
atau bahkan lebih dari itu, yaitu untuk mendapatkan laba. Tetapi jika harga
ditentukan terlalu tinggi akan berakibat kurang menguntungkan. Dalam hal ini
harga ini adalah menitikberatkan pada kemampuan pembeli untuk harga yang
tersedia, perlu dicari yang efektif untuk dapat membina dan mendekati para
dengan efektif. Setelah tujuan dan sasaran pasar ditentukan, maka perusahaan
distribusi tersebut, yaitu : Jenis dan sifat produk, Sifat konsumen potensial,
Sifat persaingan yang ada, dan Saluran (channels) itu sendiri. ( Sofjan
Assauri, 2004:237-238)
19
4. Promotion (promosi)
Suatu produk/ jasa betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh
konsumen, maka produk/ jasa tersebut tidak akan dketahui manfaatannya dan
mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus
dapat dilakukan melalui kegitan promosi, yang merupakan salah satu dari
berikut :
a. Periklanan (Advertising)
barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan
tertentu dengan cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
20
Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen
gratis); serta promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dan konvensi
21
dan peralatan bergerak (mobile divice). Pemasaran langsung adalah salah
2005:311)
atau jasa yang dipasarkan, ukuran organisasi, dan tipe industri. Program
2002:208).
22
C. Definisi Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility)
yang mengawali pembahasan tentang CSR secar ilmiah lewat karyanya yang
policies, to make those decision or to follow those lines of action which are
desinable in term of the objectives and values of our society (Bowen, 1953)” sejak
karya Bowen mengenal CSR muncul, pada tahun 1950an banyak peneliti yang
berusaha untuk memberikan definisi yang lebih formal mengenai CSR. David
the long run, those who don’t use power in a way that society considers to be
responsible will tend to have their power taken from them.” Yang intinya adalah
Dengan kata lain, semakin besar power yang dimiliki oleh perusahaan
akan semakin besar. Oleh sebab itu, perusahaan yang tidak menggunakan
tersebut akan kehilangan kekuasaannya. Selain itu, memberi cara pandang dari
sudut yang berbeda, David menggunakan istilah corporate atau perusahaan pada
23
masa ini. McGuire (1963), dalam penelitiannya memberi istilah corporate
the corporation has not only economic and legal obligations but also certain
lain, kewajiban perusahaan tidak hanya terbatas dalam profit ekonomi dan
legalitas usaha namun perusahaan juga harus bertanggung jawab pada seluruh
baik
bukunya yang berjudul “cannibal with forks, the triple bottom line of twentienht
bukanlah tujuan utama dari berhasil atau tidaknya sebuah bisnis. Preston dan
CSR akan mengurangi maksimalisasi laba karena biaya yang akan digunakan
24
untuk melakukan investasi membutuhkan modal awal yang sangat besar, dengan
untuk bersaing dalam alokasi biaya yang dapat diinvestasikan. Selain itu, in
efisiensi dalam penggunaan sumber daya (modal) sering kali muncul ketika
Pada akhirnya hal ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan menurut
Aupperle dan Carroll (1999 : 30). Ducker (1984) mengusulkan Win-Win Solution
dan benefit. Dengan kata lain menggunakan CSR sebagai strategi untuk
memberikan laporan atas pertanggung jawaban social yang telah mereka lakukan
mengenai aktivitas CSR. Pada tahun 2007, diadakan perubahan katagori dengan
25
dan BUMN mendominasi keikutsertaan perusahaan yang terdaftar dalam ISRA.
perusahaan yang telah mengikuti kontes CSR ini adalah TELKOM, Bukit Asam,
CSR) sendiri sebenarnya bukanlah baru dan pengertiannya tidaklah statis. CSR
Howard Bowen, Social Responsibility of the Businessmen pada 1953 (Harper &
Row, New York dalam wibisono, 2007:4). CSR yang dimaksudkan Bowen
lives in ways that are good for business, the sustainable development agenda, and
26
partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya
(wibisono, 2007:7).
Menurut Minow, 1996 dalam esrock & leichty berpandangan bahwa CSR
masyarakat.
masyarakat melalui aktivitas baik yang bersifat jangka pendek seperti donasi
dalam kegiatan sosial maupun melalui sejumlah aktivitas lainnya yang bersifat
sebagai berikut:
27
Akomodatif
Reaktif Melakukan tanggung
Cenderung Menolak jawab sosial untuk
tanggung Jawab Sosial menghindari tekanan dari
masyarakat
Proaktif
Defensif Mengambil inisiatif dalam
Cenderung membela diri tanggung jawab sosial;
dalam menghindari Membentuk model
tanggung jawab sosial industri yang bertanggung
jawab sosial
Philip Kotler, dalam buku CSR: Doing the Most Good for Your Company
di mata investor.
kuat akan tanggung jaqab social. Perusahaan butuh mengevaluasi pakah mereka
28
berubahnya harapan pelanggan, peraturan dan tekanan pemerintah, ketertarikan
manghadapi dilemma etika secara rutin. Isu-isu tersebut rumit, tidaklah mudah
untuk menggambarkan garis yang jelas antara praktik pemasaran yang biasa dan
perilaku yang tidak etis. Diwaktu yang bersamaan praktik-praktik bisnis tertentu
jelas-jelas tidak etis atau illegal. Ini menyangkut penyogokan atau pencurian
rahasia dagang: iklan yang salah dan menyesatkan, kesepekatan yang ekskusif
dan persetujuan yang mengikat: kecacatan kualitas dan keamanan; jaminan yang
salah; pencantuman yang tidak akurat; penghargaan yang tetap atau diskriminasi
yang sesuai; dan hambatan untuk msuk dan kompetisi yang kejam (kotler &
baik berada dalam risiko untuk diketahui, berkat internet. Di massa lampau,
pelanggan yang menggerutu hanya berbicara hal yang buruk tentang manufaktur
atau pelanggan kepada 12 orang saja; sekarang ia dapat menggapai ribuan orang
29
Microsoft, termasuk hate Microsoft dan boycolt Microsoft. Kenaikan tingkat
yang berdasarkan atturan yang tepat, etika dan perilaku yang bertanggung jawab.
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
(Kotler, 2005:82)
Menurut David Aaker “Merek adalah nama dan atau symbol yang
maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah
(Rangkuti, 2002:36)
yang dipakai penjual mengenali dari barang dan jasa pesaing (kamus istilah
30
mengidentifikasikan dan membedakan berbagai produk dari produk pesaing
fungsional.
merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
Tjiptono, 2005:2).
31
Merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor seperti
b) Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat
bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dan
menjadi “Global Brand”, diterima dimana saja dan kapan saja di seluruh
dunia.
memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan
yang sudah dikenal, karena para konsumen tersebut merasa aman dengan
sesuatu yang sudah dikenal. Merek yang sudah dikenal dianggap dapat
dengan citra yang baik di benak konsumen sehingga dapat dipercaya, diingat,
dan dikenal oleh konsumen. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk
32
secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada
b) Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
c) Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka
loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
a) Manfaat ekonomik
memperebutkan pasar.
33
ii) Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang
b) Manfaat fungsional
horizontal).
iii) Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dan masalah
c) Manfaat psikologis
iii) Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain terhadap
pemakainya/pemiliknya.
iv) Brand symbolism tidak hanya berpengaruh pada persepsi orang lain,
34
Suatu citra merek yang kuat memberikan beberapa keunggulan utama
that underlie brand equity must be linked to the name and/or symbol of
brand”. Dapat diartikan bahwa sekumpulan asset dan liabilitas merek yang
berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada
quality), loyalitas merek (brand loyalty) dan asset-aset merek lainnya (other
35
proprietary brand assets) seperti paten dan merek dagang yang mampu
Persepsi kualitas
Ekuitas merek
Loyalitas merek Asset-aset merek
lainnya
liabilitas merek terkait dengan suatu merek, nama atau simbol. Ekuitas merek
mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk
atau jasa, baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. Agar aset dan
liabilitas mendasari ekuitas merek, maka aset dan liabilitas merek harus
36
perubahan terhadap nama dan simbol merek, beberapa atau semua aset dan
yaitu:
a. Brand valuation atau brand value, yaitu nilai total sebuah merek sebagai aset
yang terpisah. Kebutuhan akan penilaian merek dalam konteks ini dipicu oleh
dua situasi utama: (1). Penentuan harga sebuah merek saat dijual dan (2).
perusahaan.
b. Brand strength atau brand loyality, yaitu ukuran yang menyangkut berapa
c. Brand image atau brand description, yaitu deskripsi tentang asosiasi dan
situasi transaksi bisnis actual atau dugaan. Sementara brand strength dan
strength dan brand description sering disebut juga consumer brand equity
37
Brand description Brand strength Brand value
sikap dan pola perilaku pikiran konsumen, saluran distribusi dan orang yang
aliran kas jangka panjang. Semetara itu Winter (1991) dalam Wood (2000),
digunakan (Usahawan,2004).
inherent dari nama merek yang dikenal dan nilai tambah dari produk yang
merek yang mencakup kualias relatif dari produk atau jasa, kinerja keuangan,
38
loyalitas pelanggan, kepuasan dan keseluruhan penghargaan terhadap merek
(Sitinjak, 2005).
merek konsumen terbentuk pada saat pengetahuan akan merek yang dimiliki
ekuitas merek. Karena merek akan menambah nilai pada produk jika
terdapat pada (gambar 2.3), menyatakan bahwa ekuitas merek selain dibentuk
oleh dimensi ekuitas merek seperti kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi
kualitas dan loyalitas merek, juga dibentuk oleh usaha-usaha pemasaran yang
Nilai bagi
perusahaan
Dimensi
Aktivitas Ekuitas Ekuitas
Pemasaran Merek Merek
Nilai bagi
pelanggan
39
Menurutnya usaha-usaha pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan
ekuitas merek dapat menambah atau mengurangi nilai bagi pelanggan atau
bagi perusahaan. Dalam kotler (2003: 86), keuntungan kompetitif yang dapat
kompetitif.
tinggi.
40
c. Mampu menetapkan harga yang lebih tinggi dari pesaing karena terdapat
d. Posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dangan distributor dan pengecer sebab
e. Menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil karena tingkat kesadaran dan
informasi yang terkait dengan produk dan merek tersebut. Sehingga dapat
yang dilakukan akan lebih efektif jika merek sudah dikenal. Ekuitas merek
b. Empat dimensi ekuitas merek yang meliputi kesadaran merek, asosiasi merek,
41
merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas tidak begitu penting dalam proses
c. Loyalitas merek yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam merespon
inovasi yang dilakukan para pesaing. Layalitas merek adalah salah satu
katagori ekuitas merek yang dipengaruhi oleh katagori ekuitas merek lainnya.
yang diyakinkan oleh asosiasi dan loyalitas (seorang konsumen yang loyal
d. Asosiasi merek juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning maupun
dilakukan.
e. Salah satu cara memperkuat ekuitas merek adalah dengan melakukan promosi
besar-besaran yang tentu saja membutuhkan biaya yang sangat besar. Ekuitas
f. Ekuitas merek yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan
dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang bisnis
42
baru terkait. Tanpa ekuitas merek yang kuat, biaya yang dibutuhkan untu
dengan ekuitas merek yang kuat dan sudah terkenal untuk dijual kepada
tersebut.
pesaing. Biasanya, bila dimensi utama dari ekuitas merek sudah sangat kuat,
secara otomatis aset lainnya juga akan kuat. Sebagai contoh, kesetiaan
empat elemen utama dari ekuitas merek. Pada umumnya, pemasaran tidak
ragu lagi terhadap perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat,
Karena itu, penekanan riset ekuitas merek diberikan pada keempat elemen
43
utamanya. Adapun aset lainnya akan secara otomatis terimbas oleh kekuatan
bahwa ekuitas merek selain dibentuk oleh dimensi ekuitas merek seperti
kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek, juga
ekuitas merek yang dapat menambah atau mengurangi nilai bagi pelanggan
ataupun perusahaan.
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali, bahwa suatu
Bagian dari suatu katagori produk ini perlu ditekankan karena terdapat
suatu hubungan yang kuat antara katagori produk dengan merek yang
yang tidak pasti bahwa merek tertentu telah dikenal sebelumnya. Dengan
44
Menurut John R. Rossiter (1989), jangkauan kontinum menjadi
terwakili oleh tiga tingkatan kesadaran merek yang berbeda. Peran kesadaran
a. Unaware of brand (tidak menyadari merek), kataori ini termasuk merek yang
c. Brand recall (pengingatan kembali merek), katagori ini meliputi merek dalam
katagori suatu produk yang disebutkan atau diingat konsumen tanpa harus
d. Top of Mind (puncak pikiran), katagori ini meliputi merek produk yang
yang berbeda:
45
Top Of
Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Unaware Of Brand
dan bahwa posisi yang kuat dalam subkatagori bias menciptakan pengingatan
46
ternyata terdapat perbedaan yang amat mencolok dalam preferensi dan
merek yang pertama, kedua atau ketiga dalam penigasan pengingatan kembali
tanpa bantuan.
menyukai sesuau yang akrab. Terdapat hubungan yang positif antara jumlah
47
penampakan dan rasa suka, baik penampakan dalam bentuk gambar, nama,
dan subtansi sebuah merek produk. Jika sebuah merek dikenali, pasti ada
jangkauan distribusi yang luas atau merek tersebut telah berhasil menancap
dibenak konsumen.
d. Mempertimbangkan merek
recall) menjadi penting. Pada umumnya, jika sebuah merek tidak mencapai
pengingatan kembali, maka merek tersebut tidak akan masuk dalam proses
maupun dalam tingkat pengenalan kembali, melibatkan dua tugas yaitu: (1)
mndapatkan identitas merek dan (2) mengkaitkannya paa suatu kelas produk
untuk diperhatikan dan dikenang atau menjadi berbeda dan istimewa. Agar
48
kesadaran merek dapat dicapai dan diperbaiki, dapat ditempuh dengan
1) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan
dengan yang lainnya serta ada hubungan antara merek dengan katagori
produknya.
4) Perluasan merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat oleh
pelanggan.
adalah segala kesan yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek.
tersebut dalam strategi komunikasi ditambah lagi jika didukung oleh suatu
49
Suatu merek yang kuat akan memiliki posisis menonjol dalam persaingan
bila didukung oleh asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling
image yang dimiliki oleh merek tersebut. Pada umumnya asosiasi merek
merek tersebut.
b. Differensiasi (membedakan)
50
produk tertentu atau untuk suatu aplikasi tertentu, para kompetitor
yang lain , yang pada gilirannya akan berdampak pada produk yang
bersangkutan.
kesesuaian (sense of fit) antara suatu merek dan sebuah produk baru
51
atau dengan menghadirkan alasan untuk membeli produk perluasan
tersebut.
a. atribut produk
kontrol perusahaan.
c. Manfaat pelanggan
manfaat yang berkaitan erat dengan suatu atribut produk dan dapat
52
merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses pembentukan sikap
d. Harga relatif
merek-merek yang lain pada tingkat harga yang sama. Untuk menjadi
posisi kedua atau ketiga untuk merek tersebut, suatu posisi yang
53
positioning dengan strategy segmentation, yang mengidentifikasikan
memperluas pasarnya.
Karena salah satu karakteristik penting bagi sebuah merek untuk dapat
h. Gaya hidup
i. Kelas produk
54
posisi yang terkait dengan karakteristik produk tertentu, tertutama
dan kemampuan.
kualitas tidak dapat ditentukan secara objektif. Kesan kualitas diberi batasan
suatu perasaan yang tidak tampak dan menyeluruh mengenai suatu merek
55
Menurut Aaker (1997:133), dimensi kualitas dibagi menjadi delapan,
yaitu:
produk.
katagori produk yang merupakan pengaruh dari brand image dan factor-
mengenai kualitas.
56
Selanjutnya Aaker (1997:126), menyatakan persepsi kualitas dapat
3) Harga optimum
harga optimum.
5) Perluasan merek
57
menaklukan pasar disetiap katagori produk. Berikut ini merupakan hal-hal
2) Budaya kualitas
Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum, karena sasaran
58
4. loyalitas Merek (Brand loyalty)
lain, terutama jika pada merek didapati adanya perubahan, baik yang
pembeliannya pada merek lain, apapun yang terjadi pada merek tersebut. Jika
pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat
membeli atau terus berlangganan sebuah barang atau jasa secara konsisten
dari ekuitas merek yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti
pula jaminan perolehan laba bagi perusahaan simasa yang akan datang. Bagi
59
pelanggan yang loyal umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut.
sudut atribut. Bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk dlam katagori
1) Switcher (berpindah-pindah)
pelanggan yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi
sama sekali tidak loyal ataupun tidak tertarik pada merek tersebut. Cirri
yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu
60
merek produk tersebut. Jadi pembeli ini dalam membeli suatu merek
Pada tingkatan ini pembeli merek masuk dalam katagori puas bila
peralihan yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang
tersebut menjadi sangat penting bagi mereka. Baik dipandang dari segi
dan mewakili tipe asset yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya.
Bagi merek yang belum memiliki ekuitas yang kuat, porsi terbesar dari
61
oleh konsumen yang berada pada taraf habitual buyer dan seterusnya. Hingga
Begitu pula sebaliknya, bagi merek yang mewakili ekuitas merek yang
diperoleh jumlah committed buyer yang lebih besar dari pada switcher. Lebih
Commited
buyer
Satisfied Buyer
Habitual buyer
Switcher
62
Gambar 2.5 Piramida Loyalitas
Sumber: David A.Aaker, Manajemen Ekuitas Merek. Memenfaatkan Nilai Dari Suatu
Merek (1997:57)
mewakili suatu asset srtategis. Jika asset tersebut dikelola dan dieksloitasi dengan
benar akan memiliki petensi untuk memberikan nilai dan keuntungan bagi
perusahaan ,yaitu:
beralih dari merek yang sedang mereka gunakan. Dan mereka juga tidak
sudah ada relative lebih mudah dipertahankan apabila mereka tidak merasakan
tetap puas.
63
2) Loyalitas yang kuat akan mendatangkan pelanggan
tersedia.
Suatu basis pelanggan yang puas dan suka pada merek tertentu dapat
akan memberikan suatu citra bahwa merek tersebut merupakan produk yang
yang loyal dan puas tidak akan mencari produk yang baru dan karenanya tidak
tinggi, sebuah perusahaan bias lebih lancer menjalankan strategi susulan yang
mengurangi resiko.
64
Menurut Aaker (1997:74), ada lima cara untuk menciptakan dan
memberikan ekstra.
5. Periklanan (Advertising)
mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing
mix) sarta alat perusahaan yang dapat digunakan untuk memberikan informasi
kepada konsumen yang telah ditargetkan, mengenai segala hal yang berkaitan
penyajian dan promosi, ide, barang dan jasa secara non pesona oleh suatu
65
pelanggan sasaran memiliki kesadaran adanya suatu produk serta dapat
c. Membangun kesadaran.
66
Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya
pengetahuan tentang produk baru atau cirri baru yang sudah ada.
Biasanya iklan ini dilakukan besar-besaran pada tahap awal suatu jenis
dan jasa kembali. Biasanya iklan ini dilakukan pada saat produk sudah
mapan.
yang tepat.
67
b. Uang (money): beberapa banyak yang dapat dibelanjakan.
berwujud yang disebut dengan ekuitas merek. Ada lima factor khusus
68
2) Pangsa pasar dan basis konsumen
4) Frekuensi periklanan
periklanan.
69
citra yang berbeda. Periklanan juga berperan penting jika suatu merek
1) Pembentukan pesan
konsumen sedang mencari menfaat baru atau manfaat lain dari produk
tersebut.
dibuktikan.
70
3) Pelaksanaan pesan
(scientific evidence).
71
iklan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menarik
waktu media yang tepat dan memutuskan alokasi media secara geografis
periklanan:
72
1) Televisi, merupakan media yang terbaik dalam citra dan symbol
sangat luas.
Karena itu iklan radio paling tidak efektif, ketika seorang melakukan
ini penting untuk sebagian besar produk industri dan barang konsumen
73
penerima sasaran, sehingga prilaku penerima dapat merespon mencoba
sasaran.
Keputusan Pembelian
Konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli
atau mendapatkan barang-barang dan jasa untuk keperluan pribadi, konsumen itu
prefernsi.
adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembelian mulai dari adanya
strategi pemasaran, sehingga konsumen akan merasa puas terhadap produk atau
74
1. Faktor Budaya
a. Budaya
b. Sub-Budaya
melayani mereka.
c. Kelas Sosial
2. Faktor Sosial
a. Kelompok Acuan
langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau
tingkah laku dan gaya hidup baru, mempengaruhi sikap dan konsep diri
75
b. Keluarga
3. Faktor Pribadi
pekerjaan yang memiliki minat diatas rata-rata akan produk dan jasa yang
konsumen.
c. Gaya Hidup
Merupakan pola hidup seseorang yang terungkap pada aktivitas, minat dan
76
dengan psikologis. Teknik ini mencakup pengukuran dimensi-dimensi
4. Faktor Psikologis
77
a. Motivasi
melainkan juga pada petunjuk (clues) yang samara. Wujud, ukuran, berat,
bahan, warna, dan nama merek dapat memicu asosiasi (arah pemikiran)
b. Persepsi
c. Pembelajaran
78
tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek
Gambar. 2.6
Model Perilaku Konsumen
masalah
Perilaku
purnabeli
79
membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan
kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari
merek. Keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut
mahal, jarang dilakukan, dan beresiko. Dalam kasus itu, pembeli akan
yang signifikan.
nyata.
80
Langkah-langkah keputusan pembelian (Kotler, 2005:223)
1. Pengenalan masalah
keputusan. Pada tahap ini orang pemasaran harus meneliti konsumen untuk
2. Pencarian informasi
3. Evaluasi alternatif
sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif,
81
konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya.
Kriteria evaluasi adalah atribut atau karakteristik dari produk dan jasa
4. Keputusan Pembelian
pembayaran.
pembelian.
82
Pengenalan Pencarian Evaluasi
masalah Informasi Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
Gambar 2.7
Proses Pembelian Lima Tahap
Sumber : Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Indeks, Jakarta, 2001
penelititan ini, penulis menggunakan hasil penelitian terdahulu berupa jurnal dan
83
pembelian (Y) mahasiswa FKG-USU Medan dengan nilai koefisien regresi Y ==
sebesar 6.857 lebih besar dari t tabel sebesar 2.000. Dari keempat variabel bebas,
variabel X4, (brand Loyalty) adalah yang paling dominan mempengaruhi variabel
positif dan signifikan. Secara umum variabel bebas ( Brand equity) berpengaruh
diperoleh data jumlah warga yang menghadiri dan mengikuti rangkaian acara
84
CSR yang diadakan adalah sebanyak 257 peserta dari Kecamatan Panjang, dan
318 peserta untuk kecamatan Kedaton, sehingga populasi yang digunakan dalam
Lifebuoy dapat diterima dan teruji secara statistik. Dalam uji secara simultan
didukung dari hasil uji Chi-square sebesar 8,382 > Chi-square tabel sebesar
3,481, dan nilai sig 0,001 < 0,05, sedangkan berdasarkan uji secara parsial
diperoleh nilai wald sebesar 6,424 dengan sig sebesar 0,011 < 0,05.
konsumen pada merek sabun mandi Lifebuoy, tetapi faktor ini sangat menentukan
keseluruhan. Dari bentuk model yang dihasilkan, apabila variabel bebas tetap,
85
konsumen pada merek sabun mandi Lifebuoy adalah 0 (nol); Nilai koefisien
variabel bebas CSR (X) sebesar 0,883 dengan sig 0,004 memberikan arti apabila
variabel CSR (X) mengalami peningkatan 1%, maka loyalitas konsumen pada
Philip Kotler, dalam buku CSR: Doing the Most Good for Your Company
Sehingga nama baik citra perusahaan dan produk tersebut akan terbentuk dan
tertanam dalam benak yang akhirnya konsumen akan terus melakukan pembelian
produk dengan merek yang sama. Konsumen membeli suatu produk tidak hanya
sekedar atribut tampak atau nyata saja melainkan pada dasarnya konsumen
membayar sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan keinginannya, baik itu
86
David (1971) dalam penelitiannya mengutarakan Iron law of
Responsibility yang mengatakan bahwa : “ in the long run, those who don’t use
power in a way that society considers to be responsible will tend to have their
power taken from them.” Yang intinya adalah tanggung jawab sosial perusahaan
berbanding lurus dengan power (kekuatan) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut
(Wibisono, 2007).
Dengan kata lain, semakin besar power yang dimiliki oleh perusahaan
akan semakin besar. Oleh sebab itu, perusahaan yang tidak menggunakan
Dari hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Pappu et,al (2005:10)
terkait dengan loyalitas merek (Brand Loyalty). Merek yang memiliki konsumen
yang lebih setia, cenderung dianggap sebagai merek yang menawarkan kualitas
yang unggul.
87
Brand Loyalty ε2
ε1
(X1)
Brand Awareness
Keputusan Tanggung Jawab Sosial
(X2) Pembelian (Corporate Social Responsibility)
`
(Y1) (Z1)
Perceived Quality
(X3)
Uji Validitas
dan
Brand Association Reliabilitas
(X4)
Uji
Analisis Jalur
(Path Analysis)
Kesimpulan
dan
Implikasi
Gambar 2.8
Kerangka pemikiran konseptual
88
K. Hipotesis
89
BAB III
METODE PENELITIAN
dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh Ekuitas Merek (Brand
diajukan oleh penulis yang mempunyai pendapat bahwa dengan kuatnya ekuitas
merek yang dimiliki oleh perusahaan serta banyaknya konsumen yang membeli
sekitarnya.
90
B. Metode Penentuan Sampel
teknik sampel non probability melalui cara convenience sampling yaitu unit
sampel yang ditarik mudah dihubungi dimana saja dan kapan saja, tidak
Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995 : 171) bahwa apabila jumlah populasi
tidak diketahui maka jumlah sampel yang diambil minimal 30 responden. Namun
untuk mendapatkan hasil yang lebih valid lagi penulis menambahkan sampel
Lifebuoy.
1. Sumber Data
a. Data primer
disediakan.
91
b. Data sekunder
Diperoleh dari membaca literatur, jurnal yang terkait dengan topik penelitian,
media massa, dan sumber tertulis lainnya yang bersifat teoritis dan
mendukung penelitian.
1). Wawancara
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
sedikit/kecil.
92
2). Kuesioner
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua hal, yaitu
a. Kualitatif
Yaitu suatu analisis dimana data yang diperoleh mengenai objek penelitian
penelitian dilakukan.
93
b. Kuantitatif
keperluan analisis ini, peneliti mengumpulkan data dan mengolah data yang
diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap
berikut:
analisis akan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dalam tabel dianalisis
kuantitatif yang didapat mengenai tanggung jawab sosial (CSR), Brand Loyalty,
94
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian Lifebuoy serta dampaknya terhadap
kuantitatif yang didapat mengenai tanggung jawab sosial (CSR), Brand Loyalty,
a. Validitas
diinginkan. Dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari
dahulu.
dengan nilai r = 0,1. Jika kurang dari 0,1 maka pertanyaan dikatakan tidak
N (∑ X1.X 2.X 3.X 4.Z.Y )(∑ X1.Y )(∑ X 2 .Y )(∑ X 3.Y )(∑ X 4.Y )(∑ Z .Y )
r=
[N∑ X .Y
1
2 2
][ 2
][ 2
][ 2
][
− (∑ X1.Y ) . N ∑ X 2..Y 2 − (∑ X 2.Y ) N ∑ X 3..Y 2 − (∑ X 3.Y ) N ∑ X 4..Y 2 − (∑ X 4.Y ) N ∑ Z..Y 2 − (∑ Z .Y )
2
]
95
Dimana :
N = Jumlah responden
X1 = Brand Loyalty
X2 = Brand Awareness
X3 = Perceived Quality
X4 = Brand Association
Y = Keputusan pembelian
b. Reliabilitas
Rumus Alpha:
∑σ
2
k
r11 = ( )( −
b
)
k −1 σ t2
Dimana :
96
2. Analisis Jalur (Path Analysis)
pasangan data variabel independen dan variabel dependen dari semua sampel
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya (pengaruh variabel X1, X2, X3,
dan X4 terhadap Y1 dan pengaruh variabel X1,X4 dan Y1 terhadap Z1), maupun
besarnya korelasi antara variabel (X1, X2, X3, dan X4). Tahapan dari analisis jalur
berasal
97
Gambar 3.1 : Model Korelasi Analisis Jalur
Brand Loyalty
ε1 ε2
` (X1)
PyX3
Perceived Quality
rx2x4 (X3) PzX4
PyX4
mana variabel eksogen yaitu Brand Loyalty (X1), Brand Awareness (X2),
yaitu Brand Loyalty (X1), Brand Association (X4) dan Keputusan Pembelian
98
Social Responbility (Z) Persamaan strukturalnya dapat dilihat seperti di
bawah ini :
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Brand Loyalty (X1), Brand
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tanggung jawab sosial (CSR) yang
yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal konsumen itu sendiri.
99
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Indikator Ukuran
1. Tanggung Jawab Mensosialisasikan budaya mencuci Ordinal
Sosial (Corporate tangan dengan sabun
Social Meningkatkan kesadaran masyarakat
Responsibility- akan kesehatan
CSR)) Mewujudkan masyarakat Indonesia
yang sehat
Merubah kebiasan masyarakat
Indonesia kearah positif
Menjalin komunikasi yang baik
dengan masyarakat
Mewujudkan kepedulian dalam
rangka membangun hubungan
harmonis dengan masyarakat
Mendekatkan diri dengan
masyarakat dengan berinteraksi
langsung dengan masyarakat
Menjalin hubungan yang harmonis
dengan masyarakat yang menjadi
mediator selanjutnya ke masyarakat
luas
Memiliki anggaran khusus untuk
donasi (sumbangan)
Melakukan penelitian dilapangan,
apa yang dibutuhkan masyarakat
Merealisasikan kebutuhan
masyarakat
100
Saya tetap akan membeli produk
merek x walaupun ada berita yang
kurang baik tentang merek ini
Saya merasa puas menggunakan
produk x, walaupun terjadi perubahan
harga pada produknya
Merupakan pilihan utama saya dalam
menggunakan sabun mandi
Saya merasa kurang lengkap jika
tidak membeli merek x
Saya sedang mempertimbangkan
menjadi konsumen yang setia pada
merek x
101
diberikan
Mutu akan kualitas merek x tetap
dapat terjamin
Kualitas merek x dapat bertahan
lama, tanpa mengurangi aroma
sabunnya
Kualitas lifebuoy tidak kalah dengan
merek sabun mandi lainnya
Harga lifebuoy yang terjangkau mapu
memberikan kepuasan
Lifebuoy mampu membersihkan dan
merawat kesehatan kulit anda
102
selera anda
Memutuskan membeli karena
kualitas sebanding dengan apa yang
diinginkan
Anda memutuskan membeli sabun
merek x, karena harganya relatif
murah
Puas terhadap produk
Berniat melakukan pembelian ulang
Mengkonsumsi berkelanjutan
Tetap bertahan pada merek x
Merekomendasikan pada orang lain
103
BAB IV
Tbk. beroperasi sejak tahun 1933, hingga saat ini PT. Unilever Indonesia,
yang juga terkenal di tingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent,
Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Citra,
Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan masih banyak lagi. Posisi
Unilever Indonesia yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui
dan regional baik dari berbagai media papan atas maupun instansi pemerintah,
sementara pada tahun 2005, total 54 penghargaan telah diterima, antara lain :
Best Brand Awards dan Golden Indonesian Best Brand Awards (SWA and
104
Organization Services), Indonesian Most Admired Company 2005 (Business
lingkungan hidup kategori air, Padma Award dari Departemen Sosial dan
banyak lagi.
2. Company Profile
Alamat : Graha Unilever, Jl. Jend. Gatoto Subroto kav.15 Jakarta 12930
Gambar 4.1
Logo Perusahaan
105
3) Menghilangkan kegiatan yang tidak bernilai tambah dari segala
proses.
b. Misi Perusahaan
masyarakat.
c. Tujuan Perusahaan
106
5. Misi CSR “Lifebuoy Berbagi Sehat”
Membuat 250 juta warga negara Indonesia merasa aman & terjamin
Gambar 4.2
Logo “Lifebuoy Berbagi Sehat”
1. Validitas
product moment. Dengan nilai r = 0,1. Jika kurang dari 0,1 maka pernyataan
2. Reliabilitas
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono,
2005:120).
107
Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini penulis
yang berada di wilayah ciputat dan sekitarnya yang dianggap mewakili dari
Brand Loyalty (X1) terdiri atas duabelas indikator, Brand Awareness (X2)
terdiri atas sepuluh indikator, Perceived Quality (X3) terdiri atas sepuluh
108
Tabel 4.1
Hasil Try Out
Analisis Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Terhadap
Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap
Tanggung Jawab Sosial Produk Sabun Mandi Lifebuoy
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Keterangan
Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
BL1 .505 .868 Valid
BL2 .680 .854 Valid
BL3 .506 .867 Valid
BL4 .597 .860 Valid
BL5 .533 .864 Valid
BL6 .566 .862 Valid
BL7 .577 .861 Valid
BL8 .572 .862 Valid
BL9 .526 .865 Valid
BL10 .563 .862 Valid
BL11 .551 .863 Valid
BL12 .659 .856 Valid
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Keterangan
Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
BAW1 .747 .846 Valid
BAW2 .622 .857 Valid
BAW3 .619 .858 Valid
BAW4 .705 .850 Valid
BAW5 .699 .852 Valid
BAW6 .681 .852 Valid
BAW7 .579 .861 Valid
BAW8 .613 .858 Valid
BAW9 .547 .863 Valid
BAW10 .057 .891 Tidak Valid
109
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Keterangan
Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
PQ1 .691 .865 Valid
PQ2 .541 .873 Valid
PQ3 .738 .858 Valid
PQ4 .708 .861 Valid
PQ5 .521 .875 Valid
PQ6 .701 .863 Valid
PQ7 .467 .882 Tidak Valid
PQ8 .587 .872 Valid
PQ9 .628 .868 Valid
PQ10 .611 .869 Valid
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Keterangan
Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
BAS1 .520 .829 Valid
BAS2 .644 .822 Valid
BAS3 .525 .829 Valid
BAS4 .577 .824 Valid
BAS5 .570 .826 Valid
BAS6 .580 .823 Valid
BAS7 .524 .829 Valid
BAS8 .560 .825 Valid
BAS9 .437 .840 Tidak Valid
BAS10 .542 .828 Valid
110
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Keterangan
Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
KP1 .627 .846 Valid
KP2 .562 .848 Valid
KP3 .613 .845 Valid
KP4 .536 .850 Valid
KP5 .593 .848 Valid
KP6 .408 .870 Tidak Valid
KP7 .655 .841 Valid
KP8 .631 .844 Valid
KP9 .624 .844 Valid
KP10 .532 .851 Valid
KP11 .532 .851 Valid
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Keterangan
Item-Total Alpha if Item
Correlation Deleted
CSR1 .630 .830 Valid
CSR2 .551 .836 Valid
CSR3 .644 .828 Valid
CSR4 .575 .835 Valid
CSR5 .563 .836 Valid
CSR6 .501 .840 Valid
CSR7 .604 .835 Valid
CSR8 .431 .846 Tidak Valid
CSR9 .532 .839 Valid
CSR10 .314 .854 Tidak Valid
CSR11 .602 .834 Valid
Sumber : Data primer yang telah diolah
111
C. Hasil dan Pembahasan
112
Tabel 4.2
Koefisien Korelasi
Correlations
Corporate
Brand Brand Perceived Brand Keputusan Social
Loyalty Awareness Quality Association Pembelian Responsibility
(X1) (X2) (X3) (X4) (Y) (Z)
Brand Loyalty (X1) Pearson Correlation 1 .658** .584** .665** .816** .548**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
Brand Awareness Pearson Correlation .658** 1 .569** .596** .732** .607**
(X2) Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
Perceived Quality (X3) Pearson Correlation .584** .569** 1 .753** .782** .298*
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .021
N 60 60 60 60 60 60
Brand Association Pearson Correlation .665** .596** .753** 1 .891** .260*
(X4) Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .044
N 60 60 60 60 60 60
Keputusan Pearson Correlation .816** .732** .782** .891** 1 .456**
Pembelian (Y) Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
Corporate Social Pearson Correlation .548** .607** .298* .260* .456** 1
Responsibility (Z) Sig. (2-tailed) .000 .000 .021 .044 .000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Guilford (1956),
0,00 ≤ ρ < 0,20 = Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan
113
0,70 ≤ ρ < 0,90 = Hubungan yang erat
114
Tabel 4.3
Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel
Koefisien
Variabel Kategori Probabilitas Kesimpulan
Korelasi
Brand Loyalty (X1) dengan Brand
0.658 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Awareness (X2) (rx1x2)
Brand Loyalty (X1) dengan Perceived
0.584 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Quality (X3) (rx1x3)
Brand Loyalty (X1) dengan Brand
0.665 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Association (X4) (rx1x4)
Brand Loyalty (X1) dengan Keputusan
0.816 Erat 0.000 Signifikan
Pembelian (Y) (rx1y)
Brand Loyalty (X1) dengan Corporate
0.548 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Social Responsibility (Z) (rx1z)
Brand Awareness (X2) dengan Perceived
0.569 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Quality (X3) (rx2x3)
Brand Awareness (X2) dengan Brand
0.596 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Association (X4) (rx2x4)
Brand Awareness (X2) dengan Keputusan
0.732 Erat 0.000 Signifikan
Pembelian (Y) (rx2y)
Brand Awareness (X2) dengan Corporate
0.607 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Social Responsibility (Z) (rx2z)
Perceived Quality (X3) dengan Brand
0.753 Erat 0.000 Signifikan
Association (X4) (rx3x4)
Perceived Quality (X3) dengan Keputusan
0.782 Erat 0.000 Signifikan
Pembelian (Y) (rx3y)
Perceived Quality (X3) dengan Corporate
0.298 Tidak Erat 0.021 Signifikan
Social Responsibility (Z) (rx3z)
Brand Association (X4) dengan
0.891 Erat 0.000 Signifikan
Keputusan Pembelian (Y) (rx4y)
Brand Association (X4) dengan Corporate
0.260 Tidak Erat 0.044 Signifikan
Social Responsibility (Z) (rx4z)
Keputusan Pembelian (Y) dengan
0.456 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Corporate Social Responsibility (Z) (ryz)
antar dua variabel memiliki hubungan yang signifikan, karena semua nilai
115
2. Pengujian persamaan variabel Brand Loyalty (X1), Brand
Awareness (X2), Perceived Quality (X3) dan Brand Association (X4)
terhadap Keputusan Pembelian (Y).
Tabel 4.4
ANOVAb
Model df F Sig.
1 Regression 4 140.464 .000a
Residual 55
Total 59
a. Predictors: (Constant), Brand Association (X4), Brand
Awareness (X2), Brand Loyalty (X1), Perceived Quality (X3)
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
Pada tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat
Brand Awareness (X2), Perceived Quality (X3) dan Brand Association (X4)
H0 : ρ yx1 = ρ yx 2 = ρ yx 3 = ρ yx 4 = 0
116
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai Fhitung dengan
Ftabel :
tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 4 dan df2 = 55, didapat nilai Ftabel=
2.539. Karena nilai Fhitung (140.464) > nilai Ftabel (2.539) maka H0 ditolak atau
bahwa aspek variabel Brand Loyalty (X1), Brand Awareness (X2), Perceived
yang didapatkan layak digunakan. Atau jika dilihat dengan menggunakan nilai
kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara model
dengan data.
117
b. Pengujian Keseluruhan
1) Pengujian Secara Individu (Parsial)
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Secara Individu (Parsial)
Coefficients a
Standardized
Coefficients
Model Beta t Sig.
1 (Constant) -3.651 .001
Brand Loyalty (X1) .302 5.025 .000
Brand Awareness (X2) .160 2.819 .007
Perceived Quality (X3) .153 2.425 .019
Brand Association (X4) .480 7.059 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
118
H0 : ρyx1 = 0 (koefisien X1 (Brand Loyalty) tidak signifikan)
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ1=µ2 Terlihat
bahwa thitung untuk koefisien Brand Loyalty adalah 5.025, Sedang ttabel
hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025,
dan df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 60-
2=58), didapat ttabel adalah 2.001. Oleh karena thitung>ttabel, (5.025 >
probabilitas pada kolom Sig adalah 0.000 atau probabilitas di bawah 0.05
jalur :
119
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena
digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua
jalur :
120
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ1=µ2 Terlihat
bahwa thitung untuk koefisien Perceived Quality adalah 2.425, Sedang ttabel
hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025,
dan df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 60-
2=58), didapat ttabel adalah 2.001. Oleh karena thitung>ttabel, (2.425 > 2.001),
probabilitas pada kolom Sig adalah 0.019 atau probabilitas di bawah 0.05
jalur :
121
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ1=µ2 Terlihat
bahwa thitung untuk koefisien Brand Association adalah 7.059, Sedang ttabel
hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025,
dan df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 60-
2=58), didapat ttabel adalah 2.001. Oleh karena thitung>ttabel, (7.060 > 2.001),
probabilitas pada kolom Sig adalah 0.000 atau probabilitas di bawah 0.05
122
Table 4.6
Pengujian Individual
Loyalty (X1), Brand Awareness (X2), Perceived Quality (X3) dan Brand
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Goodness of Fit
ANOVAb
Model df F Sig.
1 Regression 3 10.785 .000a
Residual 56
Total 59
a. Predictors: (Constant), Keputusan Pembelian (Y), Brand
Loyalty (X1), Brand Association (X4)
b. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility (Z)
123
Pada tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat
H0 : ρ zx1 = ρ zx 4 = ρ zy = 0
denganFtabel :
tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan df2 = 56, didapat nilai Ftabel =
2.769. Karena nilai Fhitung (10.785) > nilai Ftabel (2.769) maka H0 ditolak atau
bahwa aspek variabel Brand Loyalty (X1), Brand Association (X4) dan
nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000 < 0.05) sehingga memiliki
124
kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara model
dengan data.
b. Pengujian Keseluruhan
1). Pengujian Secara Individu (Parsial)
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Secara Individu (Parsial)
Coefficients a
Standardized
Coefficients
Model Beta t Sig.
1 (Constant) 4.433 .000
Brand Loyalty (X1) .416 2.197 .032
Brand Association (X4) -.584 -2.416 .019
Keputusan Pembelian (Y) .637 2.042 .046
a. Dependent Variable: Corporate Social Responsibility (Z)
125
Berikut adalah pengujiannya :
a). Menguji signifiknasi koefisien X1 (Brand Loyalty) pada model analisis jalur :
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ1=µ2 Terlihat
bahwa thitung untuk koefisien Brand Loyalty adalah 2.197, Sedang ttabel bisa
dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua
arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 58
(didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 60-2=58), didapat
ttabel adalah 2.001. Oleh karena thitung>ttabel, (2.197 > 2.001), maka H0
probabilitas pada kolom Sig adalah 0.032 atau probabilitas di bawah 0.05
jalur :
126
Berikut adalah hipotesis yang diajukan :
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ1=µ2 Terlihat
menjadi 2.416, Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α =
0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α
dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n
adalah jumlah data, 60-2=58), didapat ttabel adalah 2.001. Oleh karena thitung
> ttabel, (2.416 > 2.001), maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan
probabilitas pada kolom Sig adalah 0.019 atau probabilitas di bawah 0.05
127
c). Menguji signifiknasi koefisien Y (Keputusan Pembelian) pada model analisis
jalur :
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana µ1=µ2 Terlihat
ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan
hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025,
dan df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 60-
2=58), didapat ttabel adalah 2.001. Oleh karena thitung > ttabel, (2.042 >
Responbility.
bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0.046 atau probabilitas di
128
Pembelian berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social
Responbility.
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Individual
Loyalty (X1), Brand Association (X4) dan Keputusan Pembelian (Y) masing-
129
Tabel 4.10
Nilai koefisien jalur (berdasarkan estimate) variabel Brand Loyalty (X1), Brand
Awareness (X2), Perceived Quality (X3) dan Brand Association (X4) terhadap
Keputusan Pembelian (Y)
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Model Beta
1 Brand Loyalty (X1) .302
Brand Awareness (X2) .160
Perceived Quality (X3) .153
Brand Association (X4) .480
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
Tabel 4.11
Koefisien jalur variabel Brand Loyalty (X1), Brand Awareness (X2), Perceived
Quality (X3) dan Brand Association (X4) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
ρ yx1 = 0.302
ρ yx 2 = 0.160
ρ yx 3 = 0.153
ρ yx 4 = 0.480
berikut :
130
5. Persamaan Analisis Jalur variabel Brand Loyalty (X1), Brand
Association (X4) dan Keputusan Pembelian (Y) terhadap Corporate
Social Responbility (Z).
Tabel 4.12
Nilai koefisien jalur (berdasarkan estimate) variabel Brand Loyalty (X1), Brand
Association (X4) dan Keputusan Pembelian (Y) terhadap Corporate Social
Responbility (Z)
Coefficientsa
Standardized
Coefficients
Model Beta
1 Brand Loyalty (X1) .416
Brand Association (X4) -.584
Keputusan Pembelian (Y) .637
a. Dependent Variable: Corporate Social
Responsibility (Z)
131
Tabel 4.13
Koefisien jalur variabel Brand Loyalty (X1), Brand Association (X4) dan
Keputusan Pembelian (Y) terhadap Corporate Social Responbility (Z)
ρ zx1 = 0.416
ρ zx 4 = -0.584
ρ zy = 0.637
berikut :
Gambar 4.3
Analisis Jalur
132
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui terdapat dua buah
persamaan analisis jalur. Pertama bahwa variabel Brand Loyalty (X1), Brand
merupakan empat buah variabel eksogen yang satu dengan yang lainnya
Loyalty (X1) dan Brand Association (X4) merupakan dua buah variabel
eksogen dimana satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan korelatif yang
1. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari variabel Brand Loyalty (X1),
Brand Awareness (X2), Perceived Quality (X3) dan Brand Association (X4)
Tabel 4.14
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Brand Loyalty (X1)
Terhadap Keputusan Pembelian (Y)
133
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung Brand
Loyalty (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y) adalah sebesar 0.091204 atau
sehingga total pengaruh yang diberikan variabel Brand Loyalty (X1) adalah
Ini berarti Brand Loyalty memiliki pengaruh yang kecil terhadap Keputusan
Pembelian.
Tabel 4.15
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Brand Awareness (X2)
Terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung Brand
atau 2.56%, pengaruh tidak langsung melalui Brand Loyalty (X1) adalah
134
Quality (X3) adalah 0.01392912 atau 1.392912% dan pengaruh tidak langsung
Pembelian.
135
Tabel 4.16
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Perceived Quality (X3)
Terhadap Keputusan Pembelian (Y)
0.023409 atau 2.3409%, pengaruh tidak langsung melalui Brand Loyalty (X1)
136
Tabel 4.17
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Brand Association (X4)
Terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung Brand
atau 23.04%, pengaruh tidak langsung melalui Brand Loyalty (X1) adalah
(X2) adalah 0.0457728 atau 4.57728% dan pengaruh tidak langsung melalui
Pembelian.
137
E. Pengaruh Total Keempat Variabel Terhadap Keputusan Pembelian.
= 0.246381264
= 0.11709648
= 0.119622744
= 0.42787152
138
Tabel 4.18
Koefisien Determinasi (R2x1x2x3x4)
Model Summary
Awareness (X2), Perceived Quality (X3) dan Brand Association (X4) memiliki
variabel Keputusan Pembelian (Y). Hal ini sesuai dengan nilai error 1 yang
139
2. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari variabel Brand
Tabel 4.19
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Brand Loyalty (X1)
Terhadap Corporate Social Responbility (Z)
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung Brand
Loyalty (X1) terhadap Corporate Social Responbility (Z) adalah sebesar 0.416
140
Tabel 4.20
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Brand Association (X4)
Terhadap Corporate Social Responbility (Z)
0.583 dan pengaruh tidak langsung melalui Keputusan Pembelian (Y) adalah
Tabel 4.21
Pengaruh Langsung Keputusan Pembelian (Y)
Terhadap Corporate Social Responbility (Z)
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengaruh yang dimiliki
141
F. Pengaruh Total Ketiga Variabel Terhadap Corporate Social Responbility.
= 0.853305
Tabel 4.22
Koefisien Determinasi (R2x1x4y)
Model Summary
142
aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel
Corporate Social Responbility (Z). Hal ini sesuai dengan nilai error 2 yang
143
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
pengumpulan data, analisis data, sampai dengan hasil dan pembahasan, maka
lebih kecil dari pada 0.05. Hasil sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Tini Marliana yaitu dalam uji secara simultan didukung dari
hasil uji Chi-square sebesar 8,382 > Chi-square tabel sebesar 3,481, dan
nilai sig 0,001 < 0,05, Sedangkan berdasarkan uji secara parsial diperoleh
nilai wald sebesar 6,424 dengan sig sebesar 0,011 < 0,05.
144
2. Dari hasil pengujian diketahui bahwa untuk variabel Brand Loyalty, Brand
dilakukan oleh Benny Frengki Manurung yaitu dari keempat variabel bebas,
yang positif dan signifikan. Secara umum variabel bebas ( Brand equity)
3. Dari hasil pengujian diketahui bahwa untuk variabel Brand Loyalty, Brand
Corporate Social Responsibility. Hasil diatas tidak terlalu jauh dengan hasil
145
pada merek sabun mandi Lifebuoy, tetapi faktor ini sangat menentukan
keseluruhan.
B. Implikasi
produk sabun mandi lifebuoy secara signifikan dipengaruhi oleh brand equity
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam oleh penulis seperti
146
mempertahankan citra bahwa sabun lifebuoy memiliki tingkat kualitas produk
dengan kesesuain harga serta terus melakukan inovasi produk baru yang lebih
147
DAFTAR PUSTAKA
Becker Olsen, Karen L., B. “The Impact of Perceived CSR on Consumer Behavior”.
Journal of Business Research, 2006.
Benny Frengki Manurung, “Pengaruh Brand Equity Teh Botol Sosro Terhadap
Keputusan Pembelian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara Medan”, Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara Medan, 2007
Brink, et. Al. ” the effect of strategic and tactical cause related marketing on
consumers brand loyalty”, The Journal of Consumer Marketing. 2006.
Daniri, mas ahmad, “Good Corporate Governance”, Konsep dan Penerapnya Dalam
Konsep Indonesia, Ray Indonesia, Jakarta, 2007.
148
Elkongton, J. and Thorpe, J. “ Cannibal with Forks the triple bottom line of twentieth
century business. McGill Internatinal Review. Spring, 2005.
Gibson, doneli, ivancevich, “manajemen” edisi ke-9 jilid satu, PT. Gelora Aksara
Pratama, 1997.
Kotler, Philip, “Manajemen Pemasaran”, Jilid 1 dan 2, Edisi Kesebelas, PT. Indeks,
Jakarta, 2005.
Kotler, Philip dan Nancy Lee “Corporate Social Responsibility”, Doing the Most
Good for Your Company and Your Cause, John Wiley & Son,INC, New
Jersey, 2005.
149
Maignan, Isabele and O. C. Ferrell.”CSR and Marketing: An Integrative
Framework”, Academy of Marketng ScienceJournal, 2004.
Mowen, Jhon C dan Minor Michel, “Perilaku Konsumen”, Jilid 1 edisi 5, Erlangga,
Jakarta, 2002.
Rangkuti, Freddy, “The Power of Brands, Teknik Mengelola Brand Equity dan
Strategi Pengembangan Merek”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
Schiffman, Leon G. dan Kanuk, “Consumer Behaviour” 5th edition, New Jersey,
Prentice Hall International, Inc, 1994.
Supardi, “Metodelogi Penelitian Ekonomi & Bisnis”, Yogyakarta : UII Press, 2005.
150
Trunbull, Shann, ”Corporate Governance: Theories, Challenger and Paradigms
Governance”, Review Internasional, Vol.1 No.1, 2000.
Umar, Husein, ”Studi Kelayakan Dalam bisnis Jasa”, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003.
www.unilever.com
www.csrindo.com
www.csrindonesia.com
151