This document analyzes material for a problem-based learning module on managing the cognitive, social, and emotional abilities of elementary school students from broken home backgrounds. It identifies issues such as students struggling to control behaviors and emotions. It analyzes causes like lack of parental attention from broken homes. Solutions proposed include helping students develop social, emotional, and cognitive abilities through personalized guidance from teachers, as well as coordinating with parents through home visits.
This document analyzes material for a problem-based learning module on managing the cognitive, social, and emotional abilities of elementary school students from broken home backgrounds. It identifies issues such as students struggling to control behaviors and emotions. It analyzes causes like lack of parental attention from broken homes. Solutions proposed include helping students develop social, emotional, and cognitive abilities through personalized guidance from teachers, as well as coordinating with parents through home visits.
This document analyzes material for a problem-based learning module on managing the cognitive, social, and emotional abilities of elementary school students from broken home backgrounds. It identifies issues such as students struggling to control behaviors and emotions. It analyzes causes like lack of parental attention from broken homes. Solutions proposed include helping students develop social, emotional, and cognitive abilities through personalized guidance from teachers, as well as coordinating with parents through home visits.
Judul Masalah :MENGELOLA KEMAMPUAN KOGNITIF, SOSIAL DAN EMOSIONAL PESERTA
DIDIK PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR DENGAN LATAR BELAKANG ORANG TUA BROKEN HOME
NO KOMPONEN DESKRIPSI
1. Identifikasi Masalah a. Siswa belum mampu mengendalikan perilaku dan
(berbasis masalah emosinya. Misalnya siswa mudah marah, berbicara kotor, yang ditemukan dan berkelahi dengan teman. dilapangan) b. Kondisi latar belakang orang tua dan keluarga yang tidak kondusif. c. Lingkungan teman sebaya belum memiliki sikap simpati dan toleransi terhadap anak dengan kondisi orang tua broken home. d. Kemampuan kognitif siswa dibawah temannya. Misalnya pada jenjang kelas 3 SD siswa belum mampu membaca dan memahami materi pelajaaran yang disampaikan guru.
2. Penyebab Masalah a. Orang tua dengan kondisi broken home kurang
perhatian terhadap perkembangan anak. Misalnya orang (dianalisis apa yang tua sibuk bekerja jauh dari rumah bahkan jarang pulang. menjadi akar masalah b. Anak hanya tinggal dengan simbah atau keluarga yang yang menjadi pilihan lain sehingga tidak mendapatkan perhatian. Misalnya masalah) anak tidak dibimbing belajar, tidak memperhatikan kebutuhananak, tidak diperhatikan pergaulan dan perilakunya. c. Pada saat proses pembelajaran masih ada beberapa teman yang sering mengejek sehingga menyulut emosi dan sosial anak tersebut. d. Siswa belum mampu membaca dan memahami penjelasan guru saat proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena siswa tidak dibimbing belajar saat di rumah dan orang tua tidak berusaha memasukkan anaknya ke lembaga bimbingan belajar.
3. Solusi a. Dalam proses pembelajaran siswa harus memiliki
a. Dikaitkan kemampuan sosial, yaitu kemampuan untuk dengan teori bersosialisasi dan adaptasi terhadap lingkungan dan /dalil yang segala kondisi. relevan b. Siswa juga harus memiliki kemampuan emosional, yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dan memberikan b. Sesuaikan dengan respon terhadap kondisi dan stimulus yang dia terima. langkah c. Siswa juga harus memiliki kemampuan kognitif, yaitu / prosedur kemampuan untuk menata dan menggunakan pikiran yang sesuai dalam mengolah informasi. dengan d. Dalam upaya mengelola kemapuan emoisonal dan masalah sosial anak, guru harus melakukan bimbingan dan yangakan pendekatan secara personal. dipecahkan e. Guru harus memberikan pengarahan dan pemahaman kepada semua siswa bahwa sebagai manusia harus bersikap rukun, saling menghargai dan menerima segala kondisi orang lain. f. Dalam upaya untuk mengelola kemampuan kognitif siswa, guru harus menggunakan strategi dan metode belajar yang kreatif dan menyenangkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan kondisi siswa. g. Guru memberikan perhatian dan bimbingan yang lebih kepada siswa yang belum mampu membaca. Misalnya dengan memberikan tambahan les setelah proses pembelajaran selesai. Menggunakan metode drill dan menggunakan metode yang menyenangkan.
4. Rencana Aksi a. Guru harus banyak belajar mengelola kelas dan
menciptakan metode beserta media pembelajaran yang tepat untuk semua kondisi siswa. b. Melakukan proses pembelajaran dengan modeling yaitu dengan cara memberikan contoh perilaku yang baik kepada siswa. c. Melakukan koordinasi dengan orang tua siswa dengan cara home visit untuk mengetahui kondisi dan perkembangan siswa ketika di rumah. d. Guru harus mampu menerima dan memahami semua kondisi siswa. Dan memperlakukan siswa secara baik dan adil.