Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The problem in this study is the importance of the role of parents and the
social environment on juvenile delinquency in Sampali Village, precisely in
XIX Hamlet, Sampali Village, Percut Sei Tuan District. This research is
presented using descriptive qualitative research, namely observations to
explore, interview or photograph how the problem situation of the
community there will be studied thoroughly and in depth. This research was
conducted in XIX Hamlet, Sampali Village, with resource persons consisting
of several communities in XIX Hamlet to help collect information and data
for this research. From the results of observations in Hamlet XIX, Sampali
Village, Percut Sei Tuan District, it is known that there are several cases
committed by local teenagers, namely drugs, brawls, and motorcycle gangs.
After a deeper review, the researchers found out the reason why the
teenager in Hamlet XIX, Sampali Village, Percut Sei Tuan District, did juvenile
delinquency, namely because the teenager had a family that did not provide
love and attention, a poor social environment, and weak self-control.
Therefore, the role of parents is needed, such as building good relationships,
instilling faith in the heart so that it becomes a stronghold in oneself so that
it is not easy to fall into actions that are not commendable. If various
solutions and coaching are carried out, it is hoped that the possibility of
juvenile delinquency will decrease and be resolved. From the discussion on
efforts to overcome juvenile delinquency, it should be emphasized that all
efforts to control juvenile delinquency must be aimed at achieving a stable,
harmonious, and mature adolescent personality. Adolescents are expected
56
Abstrak
Permasalahan dalam penelitian ini adalah pentingnya peran orang tua dan
lingkungan sosial terhadap kenakalan remaja di Desa Sampali tepatnya di
Dusun XIX, Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan. Penelitian ini disajikan
dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu pengamatan
untuk mengeksplorasi, wawancara atau memotret bagaimana situasi
permasalahan masyarakat disana yang akan diteliti secara menyeluruh dan
mendalam. Penelitian ini dilakukan di Dusun XIX, Desa Sampali dengan
narasumber yang terdiri dari beberapa masyarakat di Dusun XIX untuk
membantu mengumpulkan informasi dan data-data untuk penelitian ini. Dari
hasil observasi di Dusun XIX, Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan
diketahui bahwa terdapat beberapa kasus yang dilakukan oleh remaja
setempat, yaitu narkoba, tawuran, serta geng motor. Setelah ditinjau lebih
dalam, peneliti mengetahui alasan mengapa remaja di Dusun XIX, Desa
Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan ini melakukan tindakan kenakalan
remaja yaitu karena remaja tersebut memiliki keluarga yang kurang
memberikan kasih sayang dan perhatian, lingkungan sosial yang kurang baik,
dan kontrol diri yang lemah. Oleh karena itu dibutuhkan peran orang tua
yakni seperti membangun hubungan yang baik, menanamkan iman didalam
hati agar menjadi benteng dalam diri supaya tidak mudah terjerumus kepada
perbuatan yang tidak terpuji. Jika berbagai solusi dan pembinaan dilakukan,
diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini semakin
berkurang dan teratasi. Dari pembahasan mengenai upaya mengatasi
kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian
kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja
yang mantap, serasi, dan dewasa. Remaja diharapkan menjadi orang dewasa
yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan
(iman) sebagai masyarakat, bangsa, dan tanah air.
Kata Kunci: Kenakalan Remaja, Peran Orang Tua, Peran Lingkungan
Sosial
para orang tua senantiasa mencari Namun kenyataan yang ada orang
strategi yang tepat dalam membimbing cenderung langsung menyalahkan,
anak-anak mereka agar tidak terseret menghakimi, bahkan menghukum
dalam arus kenakalan remaja. pelaku kenakalan remaja tanpa
Pada dasarnya kenakalan mencari penyebab atau latar belakang
remaja merupakan suatu bentuk dari perilakunya tersebut.
perilaku remaja yang tidak sesuai Dusun XIX merupakan salah
dengan aturan-aturan yang berlaku satu dusun yang berada di Desa
dalam bermasyarakat. Ini disebut juga Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan,
perilaku yang menyimpang. Perilaku Kabupaten Deli Serdang. Dusun ini
juga dapat dilihat sebagai perwujudan berlokasi di sebelah timur dari Desa
dari konteks sosial dan perilaku Sampali. Berdasarkan data Adminstrasi
menyimpang tidak dapat dilihat secara Pemerintahan Desa Tahun 2016,
sederhana sebagai tindakan yang tidak jumlah penduduk Dusun Meranti
layak, melainkan lebih dari itu harus terdiri dari 134 kartu keluarga, dengan
dilihat sebagai hasil interaksi dari total jumlah penduduk 423 jiwa,
pembauran yang tidak benar antara dengan persentase laki-laki berjumlah
seseorang dengan lingkungan sosial. 208 dan perempuan 215.dengan
Kenakalan remaja biasanya rentang usia remaja 21 – 30 yang relatif
terbentuk dan berkembang didalam lebih banyak yaitu 79 penduduk yang
remaja-remaja yang gagal dalam mana sampai tahun 2022 ini meningkat
menjalani proses perkembangan jiwa, lebih banyak.
baik pada saat remaja maupun pada
masa anak - anak. dengan METODE PENELITIAN
perkembangan fisik, psikis, dan emosi Penelitian ini disajikan dengan
yang begitu cepat. Sedangkan masa menggunakan jenis penelitian
anak-anak dan masa remaja deskriptif kualitatif, yaitu pengamatan
berlangsung begitu singkat. Secara untuk mengeksplorasi, wawancara atau
psikologis, kenakalan remaja memotret bagaimana situasi
merupakan bentuk dari konflik-konflik permasalahan masyarakat disana yang
yang tidak terselesaikan dengan baik akan diteliti secara menyeluruh dan
pada masa kanak-kanak maupun mendalam. Penelitian ini bertujuan
remaja, seperti mendapat perlakuan untuk mengungkap peristiwa, suatu
kasar dan tidak menyenangkan dari keadaan yang berhubungan melalui
lingkungannya dan kondisi ekonomi manusia dengan mendeskripsikan,
yang menyebabkan rasa rendah diri. menguraikan dan menggambarkan
Menumpuknya konflik tersebut pentingnya peran orang tua terhadap
menyebabkan trauma pada masa lalu. kenakalan remaja di lingkungan desa
tersebut sebagai tema untuk penelitian norma sosial, agama serta ketentuan
ini. Penelitian Ini dilakukan di Dusun hukum yang berlaku dalam
XIX, Desa Sampali dengan narasumber masyarakat. Kenakalan anak dan
yang terdiri dari beberapa masyarakat remaja bersumber dari moral yang
di Dusun XIX, Desa Sampali, tokoh sudah berbahaya atau berisiko.
masyarakat yaitu Bapak Dian Priyono Kerusakan moral bersumber dari
selaku Kepala Dusun XIX, juga dibantu keluarga yang sibuk, keluarga retak,
dengan beberapa perangkat di Desa dan keluarga dengan single parent
Sampali untuk membantu dimana anak hanya diasuh oleh ibu dan
mengumpulkan informasi dan data- menurunnya kewibawaan sekolah
data untuk penelitian ini. Meleong, dalam mengawasi anak (Sofyan: 2008).
(2005:4) mendefinisikan metode Menurut penelitian yang
kualitatif sebagai prosedur penelitian dilakukan Balitbang Departemen Sosial
yang menghasilkan data deskriptif (2002), Hamzah (2002), Prahesti
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari (2002), mengindikasikan bahwa
orang-orang dan perilaku yang diamati. kematangan emosi pada remaja yang
Penelitian ini dilakukan selama masih labil merupakan salah satu faktor
sebulan di Desa Sampali yang dibuat terjadinya kenakalan remaja. Tidak
oleh Kelompok Kuliah Kerja Nyata matangnya emosi seseorang ditandai
(KKN) 107 yang mana kegiatan dengan meledaknya emosi di hadapan
tersebut dimulai dari tanggal 18 juli orang lain, tidak dapat melihat situasi
sampai 18 agustus 2022 dan dengan kritis, dan memiliki reaksi
beranggotakan 24 mahasiswa. Teknik emosi yang tidak stabil. Sebaliknya
pengumpulan data yaitu dengan matangnya emosi seseorang ditandai
menggunakan wawancara. Wawancara dengan tidak meledaknya emosi di
menurut sugiono (2018) adalah hadapan orang lain, dapat penilaian
percakapan dengan maksud tertentu situasi kritis dan memiliki reaksi emosi
yang dilakukan oleh kedua pihak yaitu stabil dan kepercayaan diri seperti
pewawancara yang mengajukan percaya pada kemampuan diri sendiri,
pertanyaan dan yang diwawancarai bertindak mandiri dalam mengambil
untuk memberikan jawaban atas keputusan, memiliki konsep diri yang
pertanyaan yang diberikan. positif dan berani mengungkapkan
pendapat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam memperoleh hasil
Kenakalan remaja ialah kelainan penelitian, peneliti melakukan
tingkah laku, perbuatan atau tindakan wawancara (interview) dengan
remaja yang bersifat asosial bahkan beberapa masyarakat serta melakukan
anti sosial yang melanggar norma- observasi di Dusun XIX, Desa Sampali,
Kecamatan Percut Sei Tuan. Dari hasil b) Peran orang tua sebagai
observasi diketahui bahwa terdapat pendorong di Dusun XIX, Desa
beberapa kasus yang dilakukan oleh Sampali, sudah bisa menjalakan
remaja setempat, yaitu narkoba, perannya sebagai pendorong
tawuran, serta geng motor. Setelah karena orang tua dapat
ditinjau lebih dalam, peneliti memberikan dorongan dalam
mengetahui alasan mengapa remaja di menghadapi masalah, dorongan
Dusun XIX, Desa Sampali, Kecamatan untuk berperilaku baik,
Percut Sei Tuan ini melakukan tindakan mendorong menjaga sopan
kenakalan remaja yaitu karena remaja santun, menanamkan percaya
tersebut memiliki keluarga yang diri dalam menghadapi masalah
kurang memberikan kasih sayang dan orang tua, dan orang tua tidak
perhatian, lingkungan sosial yang membela anaknya ketika
kurang baik, dan kontrol diri yang melakukan kesalahan.
lemah. c) Peran orang tua sebagai panutan
Menurut Quraish Shihab, setelah di Dusun XIX, Desa Sampali,
menyebutkan banyak sifat terpuji bagi sebagian orang tua bisa
ibad ar-rahman ayat ini mengakhiri menjalankan perannya sebagai
uraian tentang sifat itu dengan panutan dan masih ada orang
menampilkan perhatian mereka tua yang belum bisa
kepada keluarga serta masyarakat, menjalankan perannya sebagai
dengan harapan kiranya dihiasi dengan panutan, dikarenakan orang tua
sifat-sifat terpuji sehingga dapat masih belum bisa menjalankan
diteladani. Ini adalah sifat kesebelas ibadah bersama-sama di rumah
bagi mereka (Kementerian Agama RI dan menjadi teladan dan
Al-qur’an dan As-sunnah: 2002). panutan yang baik untuk anak-
1. Peran orang tua dalam mencegah anaknya di rumah.
kenakalan remaja d) Peran orang tua sebagai
a) Peran orang tua sebagai pengawas di Dusun XIX, Desa
pendidik di Dusun XIX, Desa Sampali, bahwa orang tua belum
Sampali, Percut Sei Tuan sudah bisa menjalankan perannya
bisa menjalakan perannya sebagai pengawas karena belum
sebagai pendidik karena orang bisa mengawasi sikap dan
tua sudah bisa mengetahui perilaku anaknya secara penuh,
perubahan fisik dan psikis pada ketika anak keluar dari rumah
anak, orang tua sudah bisa orang tua susah untuk
menanamkan nilai- nilai agama memantau anak-anaknya dan
dan sopan santun pada anak.
Kecamatan Percut Sei Tuan ini sehingga para remaja mampu belajar
melakukan tindakan kenakalan remaja mengambil keputusan yang terbaik.
yaitu karena remaja tersebut memiliki Akibat dari kenakalan remaja bukan
keluarga yang kurang memberikan hanya merugikan bagi si anak, tetapi
kasih sayang dan perhatian, lingkungan juga meresahkan bagi masyarakat.
sosial yang kurang baik, dan kontrol Selain peran orang tua, tindakan yang
diri yang lemah. dapat dilakukan pada tingkatan yang
Terdapat beberapa faktor paling kecil, yakni keluarga seperti
penyebab kenakalan remaja yang membangun hubungan yang baik
terjadi di Dusun XIX, Desa Sampali, dengan anak, mengajak anak untuk
Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu faktor berdiskusi dan memberikan arahan,
dari dalam diri remaja yang berbagai peraturan beserta dengan
dikarenakan belum memiliki kontrol alasannya dengan nada yang ramah dan
diri yang benar, faktor dari lingkungan lembut, selalu memberikan contoh
masyarakat dan sekolah seperti yang baik kepada anak, mengajari anak
merokok, berkelahi, mencuri, bolos dari remaja tanggung jawab, memberikan
sekolah yang akibatnya mempengaruhi kegiatan lain ketika waktu kosong
tingkah laku remaja tersebut, selain itu seperti liburan bersama, belajar
kurangnya keimanan dalam diri remaja bersama, memberi tambahan les mata
juga mempengaruhi terjadinya pelajaran, atau bahkan memberikan
kenakalah remaja dikarenakan agama pelatihan khusus sesuai dengan minat
adalah benteng diri manusia dalam dan bakat anak, sehingga anak tidak
menghadapi berbagai cobaan yang terpikirkan untuk berbuat hal-hal yang
datang padanya sekarang dan masa tidak berguna. Dalam hal upaya
yang akan datang, contohnya seperti mengatasi kenakalan remaja ini perlu
mencuri, tidak berkata jujur, dan lain ditekankan bahwa segala usaha
sebagainya. Maka dari itu, diharapkan pengendalian kenakalan remaja harus
adanya peran orang tua dalam ditujukan ke arah tercapainya
mendampingi perkembangan remaja kepribadian remaja yang mantap,
dalam hal mencegah terjadinya serasi, dan dewasa. Maka dari itu,
kenakalan remaja yang meluas, seperti remaja diharapkan menjadi orang
peran orang tua sebagai pendorong dewasa yang berkepribadian kuat,
dalam berperilaku baik, mendorong sehat jasmani dan rohani, teguh dalam
menjaga sopan santun, menanamkan kepercayaan (iman) sebagai
percaya diri, peran orang tua dalam hal masyarakat, bangsa, dan tanah air.
memberikan gambaran dan
pertimbangan nilai positif dan negatif,