Professional Documents
Culture Documents
H1,MS
QAWAID Edisi 2
FIQHYYAH
IS HADIYAH
Kaidah Fikib Ekonomi Sgariah
3
Bottom
Kata Penganbar
Proi D: NizaruliAlim M S.Ak, CA
GúrulBesar Akuntbansi SyariahUTM
nusantar
DAFTAR ISI
TE
1
PENDAHULUAN MABADI ASYRAH QAWAID
FIQHIYYAH. ****************e*******************************************************************************
A. Mengenal Latar Belakang Lahirnya Mabadi Asyarah.. 1
B. Sepuluh Dasar Curiculume Vitae Ilmu-llmu
Kelslaman **************************************************************************. 3
C. Sepuluh Dasar Curiculume Vitae Qawaid
Fighiyyah.. *************************** **********************************
xiii
AX
*s9eo2h8 **********************
91L ********s********
ep[ey JeseG
601 yeysypny uep yeuzy snsJnysIg 8
LOL ueI|nsay uejiaßuaj uep yep!ey y
ossesansese********************* psssoetngres*
LOT NVLITNSAH ONVLN.L HVGIVY
*****essassessagssssss******essaes************ssesssose***sssssssaasoosqsgsasssssssstssangnnsppopgsssss
LOT A 8VA
***********aatbheo"naeas*******"*********s************sstpn*
E6 yepjey Bueqey-8ueqe)
******** ****9os***** es*****
76 .Uj YepIey uedeiauad eJeAS
76 eÁS uejaeqwad
****ssssoss*********************************sss1
L6 ******.
yepje Sueqeo-8ueqeo
SbL *yeprey uedeiauad Y0]uo)D
******************
. asasssoass 1einJe[( Uep qeleH JeJeAS H
**p**o**pBa***a**s*as**
6£T YeÁKLUnJeja eoued D
8ET . B.snuen ueqnnqay 1e[eiad
a a e a l a u e a* . e n . i e I g ueoen-weoeW
LET
*mosapps*ssepnre****
SET enJejg uesuag iebbeísew eaejuy ueepaqred
bET *ssnnananngn*******s**************************sssssssaaane Uepiey Jesed
*****s**p**************
EET dnyeoal Suek qbia unxnH Yejesew-qejesel
TET Je.nJeja Buejuaj qeprey v
TEL LVaNAVid ONVLNAL HVaIVA
LET Sssooeseseee*************ansuonsne**************sessesaasssnssopsensuosa IA AVa
ssaenapees*no**suns*nnansess
yepiey Sueqey-3ueqes 1
T msmopsasnasesssnen UlIE Buek yerewenW Sueppq uejep qeusupna
**ssppsppassg*qpspsgpeepsssennDpapoporen
T
*YeÁIJeN Yejewenw wejep yeysupny
**gpoassppessotbstp*****o#*s**p*******ssasdaesdea*******.4*adneneress
LIL J.S.PI Inqeqsy
BABI
PENDAHULUAN
MABADI ASYARAH QAWAID FIQHIYYAH
1 Disarikan dari tulisan Bana Fatahillah yang berjudul "Mabadi Asyroh: Awal Kerang
ka Berfikir dalam Mempelajari llmu", fatahillah.blogspot.com
ClawaidFiuhiyah Iqéshodmyah
O
likan" yang nyata.
Pada generasi selanjutnya yaitu para tabi'in dan tabi'it ta.
bi'in. Islam telah berkembang pesat dan pengetahuan akan Is
lam juga semakin maju. Orang seperti lmam sibawaih misalnva
yang terkenal sebagai Imamnya ahli nahwu dengan al-Kitab-nya.
ilmu nahwu bukanlah sebuah pembahasan baginya, melainkan
sebuah pengetahuan tersendiri yang muncul dari pemikirann-
ya. Pemikiran tersebut lalu ditulis (tadwin) menjadi permasala-
han-permasalahan nahwu bagi kita semua, sehingga muncullah
konsep tentang i'rab, 'amil, isim marfu, isim mansub, isim ma
jrur dan lain sebagainya. Gambaran sederhananya adalah Imam
Sibaweh telah menyimpan semua memori-memori itu di kepalan-
ya, lalu diaplikasikan melalui tulisan dan menjadi sebuah disiplin
ilmu. Mulai zaman ini, ilmu telah menjadi sebuah permasalahan
dan pembahasan (masa'i) bagi para thalibul ilmi.
Sebagai generasi yang menjadikan ilmu sebagai pembahasan,
maka sebelum memasuki disiplin dalam setiap ilmu, ada yang ha-
rus diketahui para penuntut ilmu terkait ilmu tersebut dan tujuan
dari mempelajarinya. Pengetahuan ini bertujuan untuk meng-
hindari ketidaktahuan (jahalah) dan kesia-siaan ('abas) dalam
menuntut ilmu. Ketidaktahuan dan kesia-siaan tersebut terbagi
dalam dua bagian, yaitu mahdlah dan "urfiyyah2 Ini semua akan
bermanfaat bukan hanya pada ilmu syar'i, namun pada seluruh
ilmu, seperti biologi, fisika, geografi, dan lainnya yang termasuk
ilmu pengetahuan.
Melihat dua permasalahan ini, dari ketidaktahuan (jahalah)
dan kesia-siaan (abas) maka para ulama berfikir dan mencari
"solusi" yang tepat agar tidak terjebak pada itu semua. Pada akh-
irnya mereka berhenti pada solusi permasalahan pertama, yaitu
pada ketidaktahuan (jahalah), baik itu mahdlah ataupun u
iyyah adalah kita harus mengetahui akan adanya sebuah ilmu
lalu mencari tahu apa saja pembahasan-pembahasan yang i c
bentuk lmu tersebut. selanjutnya solusi agar tidak terjerumu
pada kesia-Slaan atau 'abas, baik mahdlah ataupun "urfiyyah, Kila
haruslah mengetahui tujuan serta faidah yang akan diambil ketr
ka mempelajari suatu disiplin ilmu.
kan
2 Jahalah mahdlah adalah suatu ketidaktahuan seseorang akan ilmu yangah
dipelajarinya, yang mana ketidaktahuan ini benar-benar murni tidak tahu. Jana
urflyyah, yaitu ketidaktauan seseorang akan pembahasan-pembahasan yangh hd-
dipelajarinya, disamping ia sudah mengetahui adanya ilmu tersebut. 'Abas t
lah adalah adanya sifat kesla-slaan seseorang karena tidak tau akan adanya
mempelajari suatu ilmu. Abas 'urfiyyah yaitu kesia-siaan seseorang dalam nand
lajari suatu disiplin lImu karena tidak bisa mengambil faidah dari ilmu yangS
dípelajarinya.
2 Ahmad Muradad, 8:719, M. S7
B. SEPULUH DASAR CURICULUME VITAE ILMU-ILMU
KEISLAMAN
Sudah menjadi kelaziman bagi seseorang jika menghen
daki untuk melakukan sesuatu maka perlu dibuat rencana dan
pemetaan agar mencapai apa yang menjadi tujuan yang hendak
diraih. Sama juga dalam pekerjaan seseorang yang akan mencari
ilmu, tentu perlu merencanakan dan mengenal ilmu yang akan
dipelajari, agar mencapai tujuan yang dikehendaki yaitu mengua-
materi ilmu dengan baik. Perkenalan seseorang dengan ilmu
akan berdampak menambah daya dorong dan spirit untuk bisa
menguasai ilmu yang akan dipelajari.
Ada pepatah dalam kehidupan kita yang menyatakan bah
wa Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Apa-
bila kita resapi pepatah tersebut ternyata ternyata benar sekali
adanya, sebab perkenalan dengan sesuatu biasanya akan men-
gantarkan seseorang untuk menyayangi hal tersebut. Begitu juga
dalam masalah ilmu. Pengetahuan kita tentang profil suatu ilmu
biasanya akan menimbulkan rasa penasaran untuk lebih mengga
li lagi ilmu tersebut.
Dalam praktek, berdasarkan pengalaman penulis, seringka-
li ketika thalibul ilmi (para santri, pelajar ataupun mahasiswa)
akan mempelajari sebuah ilmu, mereka langsung membaca dan
menggali ilmu tersebut. Hal ini berakibat pada disorientasi tujuan
mempelajari ilmu tersebut, mudah goyah spiritnya dan akhirnya
tidak mampu menyelesaikan belajarnya dengan baik dan tuntas.
Tentu ini adalah sesuatu hal yang sangat memprihatinkan.
Perkenalan dengan profil suatu ilmu di kalangan para ulama
terkenal dengan istilah al-mabadi' al-asyarah atau sepuluh hal
pokok yang mesti diketahui oleh seorang thalibul ilmi sebelum ia
terjun lebih dalam menggali dan menelaah suatu disiplin ilmu.
Berbicara tentang al-mabadi' al-asyrah, tepatnya, sepuluh
poin terpenting yang dapat dipergunakan untuk memperoleh
deskripsi umum tentang suatu disiplin ilmu, khususnya ilmu-ilmu
syari'ah atau ilmu-ilmu agama Islam. Hal iní dapat diibaratkan se-
bagai peta konsep, katalog, outline atau sketsa kasar yang menye
diakan informasi awal mengenai suatu disiplin ilmu.
Dengan membaca dan menghayati al-mabadi al-asyarah ini,
maka setiap thalibul ilmi bisa menyiapkan diri untuk menelaah
dan menganalisa diskursus yang berkembang dalam suatu di-
siplin ilmu. Bagi pengajar baik kyai, ustadz maupun dosen, bila
pemahaman terhadap mabadi asyarah ini dihayati maka dapat
memberi visi dan misi yang terprogram dan terarah dalam pen-
gelolaan pengajian, pembelajaran maupun pengajaran.
3 Abil 'Irfan Muhammad bin Ali Ash-Shabban, Hasyiyah Shabban ala Syarah As-Sulam
A-Malawi, cet. Ke-2 (Mesir: Musthafa Babil Halabi wa Auladuh, 1938), hal. 35
4 Sayyid Shalih bin Ahmad bin Salim Alaidrus, llam Al-Bararah bi Al-Mabadi'Al-Asyr
ah, (Malang: Al-"Uraidli, t.), hal. 24-26
ClawaidTFiqhiyoh qhshodiyah
Secara sederhana makna atau terjemahan dari teks tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
dan cara yang paling mudah lagi aman dari kebingungan dalu
aguan.
4 Al-Fadil, yaitu termasuk ilmu yang sangat mulia setelah
tauhid (tafaqquh fi ad-din)
5 An-Nisbah, yaitu merupakan salah satu bagian dari ilmu fiqih , ba
las).
gian dari ilmu tauhid dan beberapa ilmu mubayyinah (pene
Al-Asyrn
8 Muhammad Hasan Nuruddin Isma'il, AI-Mathalib As-Saniyyah fi Mabadi
Ii Al-Ulum Asy-Syar'iyyah, hal. 57
9 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, hal. 1075
10 Ali bin Muhammad Al-Jurjani, At-Ta'rifat, hal. 167
arul
11 Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Asybah wan Nadha'ir fil Furu, (Surabaya: Da
Jhya, t.), hal. 1. Lihat pula Imam Tajuddin Abdul Wahab bin Ali bin Abdul Kafi As-su
ki,Al-Asyhah wan Nudha'r, (Belrut: Dar al-Fikr, t.), hal. 11
12 Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Flgh, (Belrut: Dar Al-Fikr, tt.), hal. 25
ClawaidFiqhiyah Dqtishodliyah. 11
adalah al-asybah1
kebingungan dan kekeliruan. Di antaranya wan
nadha'ir, qawaid ushuliyyah dan dlawabit fighiyyah. Penjelasan
an
berikut membantu mengetahui perbedaan-perbedaannya.
1. Antara Qawaid Fiqhiyyah dan Asybah Wan Nadha'ir
Bukan suatu kebetulan bila kitab-kitab qawaid fiqhiyvah
dinamakan Asybah wan Nadha ir, sebagaimana kitab Asybah
wan Nadha'ir karya Ibnu AI-Wakil, Tajuddin As-Subki, As.
Suyuthi dan juga Tbnu Nujaim. Namun di antara keduany
Nadha'ir lebih
mempunyai hubungan. Kitab-kitab Asybah
wan
Dirikanlah shalat
jiban at
Kaidah di atas disebut qawaid ushuliyyah, qawaid ushuliyya"
ini selalu berhubungan dengan pemahaman dalil.
cet. Ke-2
16 Syeikh Ahmad bin Musthafa Az-Tarqa, Syarah Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah,
(Damaskus: Dar Al-Qalam, 1989), hal. 35
Burug
17 Imam Abul Abbas Ahmad bin ldrls As-Shanhajl Al-Qarafi,Al-Furuq Anwau
Anwal Purug,cet, Ko-1 (Bclrut: Dar Al-Kutub Al-Imlyyah, 1997), jilid 1, hal. 7
14 Ahmad Muvadad, S719, M S).
Berdasarkan dua pernyataan tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa fakor pendorong lahirnya (disusunnya) ilmu
gawaid fiqhiyyah adalah:1
1. Makin bertambahnya hukum fiqih sehingga menyulitkan
menghatal hukum-hukum tersebut, karena fiqih dihimpun
di dalam kitab
yang tebal-tebal dan berjilid-jilid. Untuk
mempermudah menghafal dan mengidentifikasi hukum fiqih
yang banyak itu maka disusunlah qawaid fiqhiyyah. Inilan
alasan yang menjadi motivasi para ulama untuk membentuk
gawaid fiqhiyyah.
2. Peran ulama dalam menyusun qawaid fiqhiyyah terinspirasi
oleh teks al-Qur'an dan hadis yang bersifat jawami'ul kalim
(singkat dan padat). Hal ini dapat dilihat dari dijadikannya
hadis nabi sebagai qawaid fiqhiyyah.
3. Secara praktis, pembentukan qawaid fiqhiyyah didorong oleh
pengalaman ulama di lapangan. Dimana kadang-kadangmereka
dituntut untuk memberikan jawaban dengan cepat dan tepat
terhadap pertanyaan yang diajukan oleh seorang mukallat.
Ulama dengan kecepatan dan ketajaman pemikirannya
memberikan jawaban dengan singkat dan padat. Jawaban
Singkat dan padat ini disinyalir sebagai kaidah fiqih. Sebagai
contoh seperti ketika Imam Syafi'i ditanya oleh
seseorang8
tentang boleh tidaknya perempuan yang tidak mempunyal
wali dalam perjalanan lalu mengangkat laki-laki lain sebagai
walinya. Imam Syafi'i menjawab: boleh. Orang itu lalu bertanya
lagi apa dasar hukumnya?, beliau menjawab:
CawaidFiqhiyah Jqghshodlhyah
dalam tanah. Ibnu Taimiyah berkata, "Madharat gharar di
bawah riba, oleh karena itu diberi rukhsah (keringanan) jika
dibutuhkan oleh orang banyak, karena jika diharamkan mad.
haratnya lebih besar daripada dibolehkan."
Contoh lain pembentukan kaidah yang terinspirasi dari
ayat al-Qur'an dan hadis nabi, misalnya firman Allah SWT da-
lam surat al-Hasyr ayat 9:
"Barang siapa yang menyetujui suatu hal dari kita, maka hal
tersebut wajib pula berlaku padanya."
e.
e. Inspirasi terbentuknya qawaid fiqhiyyah dari teks ucapan
para ulama mujtahid sebelum pembukuan qawaid fiqhiyyah.
Imam Abu Yusuf Ya'qub bin Ibrahim Al-Anshari, beliau
ini adalah murid utama Imam Abu Hanifah, penulis kitab
"AL-Kharraj". Kitab tersebut telah dikarang oleh Imam Abu
Yusuf sebagai referensi asas perundang-undangan pada masa
pemerintahan khalifah Harun Ar-Rasyid berkaitan sistem
al-kharaj dan mu'amalah ahlu dzimmah. Kitab ini kemudian
digunakan dan disebarkan secara meluas ketika zaman
pemerintahan daulah Abbasiyah.
Di dalam kitab tersebut beliau menulis serangkaian
pernyataan yang akhirnya menjadi kaidah fiqih, di antaranya
adalah surat yang ditujukan untuk khalifah Harun Ar-Rasyid
yang menjadi pedoman bagi pemerintah dalam mengamo
kebijakan agar sesuai dengan koridor aturan hukum yang
benar, teks tersebut berbunyi:
hakim, tergantungda
"Hukuman ta'zir ítu diserahkan kepadahakim, a
besar dan kecilnya tindakon
uda
tindakan kriminal."
Desar
Teks tersebut dijadikan kaidah dalam ketentuan ta'zir dalan"
jarimah ta'zir. Ada teks lain yang berbunyi: