You are on page 1of 10

Volume 3, No.

2, April 2020: 198 – 207

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN


TIANG PANCANG KELOMPOK PROYEK PEMBANGUNAN
GEDUNG DPRD KOTA PALANGKA RAYA
Mohammad Toha Wismantaraharjo
Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail: toha.wismantara@gmail.com

Suradji Gandi
Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail: suradjigandi_ir@jts.upr.ac.id

Fatma Sarie
Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail: fatmasarie@jts.upr.ac.id

Abstract: Office building construction usually uses pile foundation to overcome the low soil
bearing capacity and the settlement that occurs. Therefore, it is very necessary to analyze the
carrying capacity and the decline in the foundation of the group piles in the Palangka Raya City
DPRD building construction project to determine the bearing capacity and the settlement is still
within safe limits. The method used for calculating the bearing capacity of a single pile uses the
Aoki and De Alencar Method, the Direct Method and the Philipponant Method. The efficiency of
group piles using the Converse-Labare method. The method used to determine the amount of decline
that occurs using the Poulus and Davis methods. Analysis was performed at two points H-3 and H-
6. The results obtained are the bearing capacity of the largest single pile for points H-3 and H-6
using the direct method, with a bearing capacity of 72,164 tons at point H-3 and 50,491 tons at point
H-6. Bearing capacity of group piles is 245, 646 tons at point H-3 and 171,871 tons at point H-6.
Building load resulting at point H-3, a load held at 28.57 tons and at point H-6 is 11.87 tons. A
settlement in a single pile at point H-3 of 3.2 mm <25 mm means safe and a settlement in a single
pile at point H-6 of 1.7688 mm <25 mm means safe. The decline in group piles at point H-3 is 8.92
mm <25 mm means it is safe to settlement and the settlement of group piles that occurs at point H-
6 is 6.78 mm <25 mm which means safe.

Keywords: Bearing Capacity, Settlement, Pile, CPT.

Abstrak: Pembangunan gedung perkantoran menggunakan pondasi tiang pancang bertujuan untuk
mengatasi daya dukung tanah yang rendah dan penurunan bangunan yang terjadi. Salah satu
bangunan yang menggunakan tiang pancang kelompok adalah pada proyek pembangunan gedung
DPRD Kota Palangka Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung tiang pancang
dan penurunan masih dalam batas aman. Metode yang digunakan untuk perhitungan daya dukung
tiang pancang tunggal adalah metode Aoki dan De Alencar, metode langsung dan metode
Philipponant. Perhitungan efisiensi tiang pancang kelompok menggunakan metode Converse-
Labare. Perkiraan besarnya penurunan yang terjadi menggunakan metode Poulus dan Davis.
Analisis dilakukan pada dua titik H-3 dan H-6. Hasil yang didapat besar daya dukung tiang pancang
tunggal terbesar untuk titik H-3 dan H-6 menggunakan metode langsung, dengan besar daya dukung
72,164 ton pada titik H-3 dan 50,491 ton pada titik H-6. Daya dukung tiang pancang kelompok
didapat 245, 646 ton pada titik H-3 dan 171,871 ton pada titik H-6. Beban bangunan pada titik H-3
beban yang ditahan 28,57 Ton dan pada titik H-6 11,87 Ton. Penurunan tiang pancang tunggal pada
titik H-3 sebesar 3,2 mm < 25 mm berarti aman dan penurunan tiang pancang tunggal pada titik H-
6 sebesar 1,7688 mm < 25 mm berarti aman. Penurunan tiang pancang kelompok pada titik H-3
adalah 8,92 mm < 25 mm berati aman terhadap penurunan dan penurunan tiang pancang kelompok
yang terjadi pada titik H-6 adalah 6,78 mm < 25 mm yang berarti aman.

Kata kunci: : Daya Dukung, Penurunan, Tiang Pancang, Sondir.

198
Wismantaraharjo, M.T., dkk / Analisis Daya Dukung … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 2, April 2020, hlm 198-207

PENDAHULUAN Karakteristik tanah di lokasi pembangunan


merupakan tanah lunak dengan kedalaman tanah
Perencanaan pembangunan infrastruktur gedung
keras bervariasi setelah dilakukan uji Cone
perkantoran memiliki beban bangunan yang
Penetration Test (CPT), maka perlu adanya
sangat besar, sehingga memerlukan daya dukung
analisis tentang daya dukung dan penurunan
tanah yang dapat menanggung beban bangunan
tiang pancang kelompok pada proyek
tersebut. Dibutuhkan perencanaan pondasi yang
pembangunan Gedung DPRD Kota Palangka
tepat, sehingga dapat menjamin keamanan
Raya, sehingga diketahui seberapa besar daya
berdirinya gedung perkantoran tersebut. Pondasi
dukung yang dapat ditanggung oleh pondasi
yang direncanakan selain memperhatikan faktor
tiang pancang kelompok yang direncanakan dan
keamanan berdirinya bangunan juga harus
mengetahui seberapa besar penurunan yang
memperhatikan apakah cocok atau tidak di
terjadi.
terapkan dengan kondisi lapangan yang tersedia,
sehingga selain faktor aman terpenuhi, dapat
Studi kasus pada penelitian ini adalah tiang
dilaksanakan di lapangan, dan dari segi biaya
pancang kelompok pada pembangunan gedung
yang dikeluarkan dapat terkendali sesuai dengan
DPRD Kota Palangka Raya. Penentuan lokasi
yang direncanakan.
tersebut dilakukan dengan pertimbangan pada
lokasi pembangunan gedung memiliki
Kendala yang dihadapi untuk pembangunan
karakteristik tanah lunak dengan kedalaman
infrastruktur di Provinsi Kalimantan Tengah,
yang bervariasi sehingga perlu adanya penelitian
khususnya Kota Palangka Raya adalah
apakah daya dukung pondasi tiang pancang
karakteristik tanah lunak terutama tanah gambut.
kelompok yang direncanakan sudah dapat
Tanah gambut merupakan salah satu jenis tanah
menahan beban bangunan dan aman terhadap
lunak yang memiliki daya dukung tanah sangat
penurunan gedung tersebut. Penelitian ini
rendah. Oleh karena itu, pembangunan gedung
bertujuan untuk menganalisis besar daya dukung
perkantoran dengan beban bangunan yang besar
tiang pancang dan besar penurunan yang terjadi.
di atas tanah gambut memerlukan tipe pondasi
yang mampu untuk menahan beban bangunan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada lokasi proyek pembangunan gedung DPRD Pondasi Tiang Pancang
Kota Palangka Raya yang dilaksanakan di Jalan Pondasi tiang (pile foundation) digunakan bila
G. Obos XI Kota Palangka Raya, telah dilakukan tanah pondasi pada kedalaman yang normal
uji Cone Penetration Test (CPT) dengan 7 titik tidak mampu mendukung bebannya dan tanah
pengujian dan didapatkan tanah keras paling kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat
dalam dari 7 titik sampel terdapat pada dalam. Pondasi tiang umumnya berdiameter
kedalaman 15 meter. Pada dokumen kontrak lebih kecil dan lebih panjang dibanding dengan
pembangunan gedung DPRD Kota Palangka pondasi sumuran.
Raya, pondasi yang digunakan adalah tiang
pancang persegi dengan ukuran 25x25 dengan Perhitungan Pembagian Tekanan Pada Tiang
mutu beton K-400. Dengan desain pondasi yang Pancang Kelompok
direncanakan menggunakan pondasi tiang Perhitungan pembagian tekanan pada tiang
pancang kelompok diharapkan dapat pancang kelompok yaitu:
menanggung beban bangunan gedung DPRD 1. Kelompok Tiang yang Menerima Beban
Kota Palangka Raya. Normal Sentris dan Momen yang Bekerja
Pada Dua Arah.

199
Wismantaraharjo, M.T., dkk / Analisis Daya Dukung … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 2, April 2020, hlm 198-207

Kelompok tiang yang bekerja dua arah (x dan


y), dipengaruhi oleh beban vertikal dan
momen (x dan y) yang akan dipengaruhi
terhadap kapasitas daya dukung tiang
pancang.
∑v (My . Xi) (Mx . Yi)
Qi = ± ± (1)
n (∑x2 ) (∑y2 )

Keterangan :
Qi = Beban aksial pada tiang ke-i
∑v = Jumlah beban vertikal (ton)
n = Jumlah tiang pancang
Mx = Momen yang bekerja pada
kelompok tiang searah sumbu x
(tm) Gambar 1. Grafik qc dan FR Menurut Robertson
My = Momen yang bekerja pada dan Campanella (Bowles, 1998)
kelompok tiang searah sumbu y
(tm) Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang
Xi = Jarak tiang pancang terhadap Berdasarkan Data Sondir
titik berat tiang kelompok pada Diantara uji di lapangan, sondir atau Cone
arah X (m) Penetration Test (CPT) sering kali menjadi
Yi = Jarak tiang pancang terhadap pertimbangan geoteknik. Cone Penetration Test
titik berat tiang kelompok pada (CPT) atau uji sondir memiliki keuntungan uji
arah Y (m) yang cepat, sederhana, ekonomis dan uji tersebut
∑x = Jumlah kuadrat tiang pancang
2
dapat dipercaya. Cone Penetration Test (CPT)
pada arah x (m2) atau sondir ini juga dapat mengklasifikasikan
∑y2 = Jumlah kuadrat tiang pancang lapisan tanah, memperkirakan kekuatan tanah
pada arah y (m2) dan karakteristik tanah. Di dalam perencanaan
pondasi tiang pancang sangat diperlukan data
Menentukan Klasifikasi Tanah Berdasarkan tanah sangat diperlukan untuk merencanakan
Data Sondir kapasitas daya dukung (Bearing Capacity) dari
Untuk mengklasifikasikan tanah ada banyak tiang pancang sebelum pembangunan dimulai,
jenis klasifikasi, salah satunya dari Robertson guna menentukan daya dukung ultimit dari tiang
dan Campanela (Bowles, 1998). Pada klasifikasi pancang.
ini digunakan dengan cara memplotkan antara
nilai qc dengan FR. Hasil plot itu menunjukkan Metode Aoki dan De Alencar
jenis tanah pada daerah tersebut. Sebelum Aoki dan De Alencar (Titi, 1999) mengusulkan
memplotkan, nilai qc harus diubah terlebih untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit
dahulu dari satuan kg/cm2 ke dalam satuan MPa dari data Sondir. Kapasitas dukung ujung
atau Mega Pascal. Untuk nilai 1 kg/cm2 = persatuan luas (qb) diperoleh sebagai berikut :
0,0980665 MPa. qca (base)
qb = (2)
Fb
keterangan :
qca(base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5 D
diatas ujung tiang, 1,5 D dibawah
ujung tiang dan Fb adalah factor
empirik tahanan ujung tiang
tergantung pada tipe tiang.
200
Wismantaraharjo, M.T., dkk / Analisis Daya Dukung … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 2, April 2020, hlm 198-207

Tahanan kulit persatuan luas (f) diprediksi qb = kb . qca (tip) (6)


sebagai berikut : Keterangan :
as
F = qc (side) (3) fp = Tahanan selimut tiang (ton/m2)
Fs
Keterangan : qca(side) = Rata-rata bacaan qc (ton/m2)
qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada qb = Tahanan ujung tiang (ton/m2)
masing lapisan sepanjang tiang. qca(tip) = Nilai qc pada ujung tiang (ton/m2)
Fs = Faktor empirik tahapan kulit yang kb = Koefisien bergantung jenis tanah
tergantung pada tipe tiang.
Fb = Faktor empirik tahan ujung tiang Kapasitas Kelompok dan Efisiensi Tiang
yang tergantung tipe tiang. Pancang
Pada kelompok tiang yang dasarnya bertumpu
Tabel 1. Faktor empirik Fb dan Fs pada lapisan lempung lunak, faktor aman
Tipe Tiang Pancang Fb Fs terhadap keruntuhan blok harus diperhitungkan,
terutama untuk jarak tiang-tiang yang dekat.
Tiang Bor 3,5 7,0
Pada tiang yang dipasang pada jarak yang besar,
Baja 1,75 3,5
tanah diantara tiang-tiang bergerak sama sekali
Beton Pratekan 1,75 3,5
ketika tiang bergerak kebawah oleh akibat beban
yang bekerja. Tetapi, jika jarak tiang-tiang
Metode Langsung
terlalu dekat, saat tiang turun oleh akibat beban,
Metode langsung (Hardiyatmo, 2002) ini
tanah diantara tiang-tiang juga ikut bergerak
dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya:
turun. Pada kondisi ini, kelompok tiang dapat
Meyerhoff, Tomlinson, Begemann.
dianggap sebagai satu tiang besar dengan lebar
Daya dukung pondasi tiang dinyatakan dalam
yang sama dengan lebar kelompok tiang. Saat
rumus sebagai berikut :
tanah yang mendukung beban kelompok tiang
Qu = qc x Ap + JHL x Kt (4)
ini mengalami keruntuhan, maka model
Keterangan :
keruntuhannya disebut keruntuhan blok. Jadi,
Qu = Kapasitas Daya Dukung Tiang.
pada keruntuhan blok, tanah yang terletak
Qc = Tahanan ujung Sondir.
diantara tiang bergerak kebawah bersama-sama
Dapat digunakan faktor koreksi Meyerhoff :
dengan tiangnya. Mekanisme keruntuhan yang
qc1 = Rata-rata (qc) 8D diatas ujung tiang.
demikian dapat terjadi pada tipe-tipe tiang
qc2 = Rata-rata (qc) 4D diatas ujung tiang
pancang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
Kapasitas ultimit kelompok tiang dengan
Kt = Keliling tiang.
memperlihatkan faktor efisiensi tiang
Ap = Luas penampang tiang.
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Qg = Eg . n . Qa (7)
Metode Philipponant
Qg = Beban maksimum kelompok tiang yang
Philipponant (1980) mencoba untuk
mengakibatkan keruntuhan.
mengembangkan sebuah metode langsung
n = Jumlah tiang dalam kelompok.
sederhana berbasis Cone Penetrometer Test
Qa = Beban maksimum tiang tunggal.
(CPT) untuk mengestimasi kapasitas daya
Beberapa persamaan efisiensi tiang telah
dukung tiang untuk kondisi tanah yang berbeda.
diusulkan untuk menghitung kapasitas
Nilai fp dipengaruhi oleh jenis tiang dan tanah.
kelompok tiang, namun semuanya hanya
Adapun qb tiang, Philipponant menyarankan
bersifat pendekatan. Persamaan-persamaan
nilai qc rata-rata yang diperoleh dari jarak 3D ke
yang diusulkan didasarkan pada susunan tiang,
atas dan ke bawah dari dasar tiang. Komponen
dengan mengabaikan panjang tiang, variasi
daya dukung tersebut diperoleh dengan :
as sifat tanah dengan kedalaman dan pengaruh
fp = qca (side). ≤ fp (terbesar) (5)
Fs muka air tanah. Adapun persamaan-persamaan

201
Wismantaraharjo, M.T., dkk / Analisis Daya Dukung … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 2, April 2020, hlm 198-207

efisiensi tiang tersebut yang disarankan oleh Keterangan :


Converse-Labare (Hardiyatmo,2002), sebagai S = Penurunan untuk tiang tunggal.
berikut : Q = Beban yang bekerja.
(n′ −1).m +(m−1).n′ Io = Faktor pengaruh penurunan untuk
Sg = 1 − θ (8)
90.m.n′ tiang yang tidak mudah mampat.
Eg = Efisiensi kelompok tiang.
Rk = Faktor koreksi mampatan tiang.
m = Jumlah baris tiang.
Rh = Faktor koreksi untuk ketebalan lapisan
N = Jumlah tiang dalam satu baris.
terletak pada tanah keras.
Θ = Arc tg D/S, dalam derajat.
Rμ = Faktor koreksi angka Poisson μ.
S = Jarak pusat kepusat tiang.
Rb = Faktor kekakuan lapisan pendukung.
D = Diameter tiangang maupun tiang bor.
H = Kedalaman total lapisan tanah dari
ujung tiang ke muka tanah.
Penurunan Tiang Pancang
D = Diameter tiang.
Istilah penurunan (settlement) digunakan untuk
menunjukan gerakan titik tertentu pada
Perkiraan Penurunan Kelompok Tiang
bangunan terhadap titik referensi yang tetap.
Pada hitungan pondasi tiang, kapasitas izin tiang
Umumnya, penurunan yang tidak seragam lebih
sering lebih didasarkan pada persyaratan
membahayakan bangunan dari pada penurunan
penurunan. Penurunan tiang terutama
totalnya.
bergantung pada nilai banding tahanan ujung
Selain dari kegagalan kuat dukung (bearing
dengan beban tiang. Jika beban yang didukung
capacity failure) tanah, pada setiap proses
pertiang lebih kecil atau sama dengan tahanan
penggalian selalu dihubungkan dengan
ujung tiang, penurunan yang terjadi mungkin
perubahan keadaan tegangan didalam tanah,
sangat kecil. Rumus penurunan kelompok tiang
pada setiap proses penggalian selalu
adalah:
dihubungkan denga perubahan keadaan q.Bg.I
tegangan didalam tanah. Perubahan tegangan Sg = (11)
2.qc
pasti akan disertai dengan perubahan bentuk, Keterangan :
pada umumnya hal ini yang menyebabkan Q
q=
penurunan pada pondasi (Hardiyatmo, 1996). (Lg . Bg)
L
I = Faktor pengaruh = 1 - 8 Bg ≥ 5
Pekiraan Penurunan Tiang Tunggal
Lg = Lebar poor tiang pancang kelompok.
Menurut Hardiyatmo (1996). penurunan jangka
Bg = Lebar poor tiang pancang kelompok.
panjang untuk pondasi tiang tunggal tidak perlu
qc = Kapasitas tahanan ujung
ditinjau karena penurunan tiang akibat
konsolidasi dari tanah relatif kecil. Hal ini
Penurunan Yang Diijinkan
disebabkan karena pondasi tiang direncanakan
Penurunan yang diizinkan dari suatu bangunan
terhadap kuat dukung ujung dan kuat dukung
bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
friksinya atau penjumlahan dari keduanya.
tersebut meliputi jenis, tinggi, kekakuan, dan
Perkiraan penurunan tiang tunggal dapat
fungsi bangunan, serta besar dan kecepatan
dihitung berdasarkan :
penurunan serta distribusinya. Jika penurunan
Untuk tiang apung atau tiang friksi
(Q.I) berjalan lambat, semakin besar kemungkinan
S = (Es.D) (9) struktur untuk menyesuaikan diri terhadap
Keterangan : I = Io . Rk . Rh . Rμ penurunan yang terjadi tanpa adanya kerusakan
Untuk tiang dukung ujung strukturnya oleh pengaruh rangkak (creep). Oleh
(Q.I) karena itu, dengan alasan tersebut, kriteria
S = (Es.D) (10)
penurunan pondasi pada tanah pasir dan pada
dimana : I = Io . Rk . Rb . Rμ tanah lempung berbeda.

202
Wismantaraharjo, M.T., dkk / Analisis Daya Dukung … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 2, April 2020, hlm 198-207

Karena penurunan maksimum dapat diprediksi 1. Data Primer


dengan ketetapan yang memadai, umumnya Data primer adalah sumber data yang langsung
dapat diadakan hubungan antara penurunan memberikan data kepada pengumpul data. Pada
diizinkan dengan penurunan maksimum. penelitian data primer adalah data hasil analisis
Dimana syarat perbandingan penurunan yang pembebanan. Analisis pembebanan berdasarkan
aman yaitu: data sekunder yang diperoleh yaitu beban hidup,
Stotal ≤ Sizin beban mati, material struktur dan spesifikasi
Sizin = 10 % . D (12) material yang digunakan.
Keterangan: 2. Data Sekunder
D = diameter tiang Data sekunder merupakan data atau informasi
yang diperoleh dalam format yang sudah
METODE PENELITIAN tersusun atau terstruktur. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah data sondir (perlawanan
Lokasi Penelitian
konus dan jumlah hambatan pelekat), gambar
Kegiatan dilaksanakan pembangunan gedung
struktur bangunan gedung (gambar penampang
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota
struktur, material yang digunakan dan beban
Palangka Raya yang berlokasi di Jalan G. Obos
yang bekerja) dan data pemancangan dari
XI Kota Palangka Raya (Komplek Perkantoran
instansi terkait (panjang pancang yang masuk
Kota Palangka Raya).
kedalam tanah dan pancang yang masih berada
Dari lokasi penelitian dilakukan uji sondir oleh
diatas tanah).
CV. Borneo Geotech Engineering dengan klien
PT. Dua Bersama selaku kontraktor pada
Tahapan Analisis Data
pembangunan gedung DPRD Kota Palangka
Langkah-langkah dan teknik analisa data yang
Raya. Pengujian menggunakan alat sondir
digunakan dalam penelitian ini adalah:
berkapasitas 2,5 ton, pekerjaan ini meliputi
1. Menganalisis gaya yang bekerja pada
tahanan konus dan jumlah hambatan pelekat.
kelompok tiang.
Pengujian ini dilakukan pada 7 titik sampai
2. Menghitung kapasitas daya dukung
kedalaman dimana tekanan konus >150 Kg/cm2.
berdasarkan data sondir.
Pelaksanaan pekerjaan sondir sesuai dengan
3. Menghitung kapasitas daya dukung tiang
prosedur standar ASTM D3341-75T.
pancang kelompok berdasarkan efisiensi.
4. Menghitung penurunan tiang pancang.

Hasil Penelitian
Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Tiang
Pancang Tunggal Titik H-3
Data Umum Tiang Pancang
Sisi tiang = 25 cm.
Keliling pancang (As) = 4 x 25 cm = 100 cm.
Luas pancang (Ab)= 25 cm x 25 cm = 625 cm2

Gambar 2. Lokasi Penelitian

Data Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua yaitu data primer dan sekunder
sebagai berikut:

203
Wismantaraharjo, M.T., dkk / Analisis Daya Dukung … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 2, April 2020, hlm 198-207

Metode Aoki dan De Alencar Qu = 67,144 + 32,242 = 99, 386 ton


Kapasitas ijin tiang (Qa) adalah :
Qu
Qa = SF
Qa = 99,386/2,5 = 39,754 ton

Metode Langsung
Tabel 2. Data Sondri Titik H-3
Kedalaman Perlawanan JHL
(meter) Konus (kg/cm2)
Gambar 3. Nilai qca (base) titik H-3 2
(kg/cm )
7,80 80 1.480
Nilai qca diambil rata-rata:
8,00 100 1.520
qca = (160+180+200+200+200)/5= 188 kg/cm2
8,20 100 1.560
Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) :
8,40 120 1.600
qca (base)
qb = 8,60 120 1.640
Fb
qb = 188/1,75 = 107, 43 kg/cm2 8,80 120 1.680
Kapasitas dukung ujung tiang pancang (Qb) : 9,00 130 1.720
Qb = qb x Ap 9,20 140 1.760
Qb = 107,43 x 625 = 67143,75 kg = 67,144 ton 9,40 160 1.800
Perhitungan Kapasitas Dukung Kulit (Qc) 9,60 180 1.840
9,80 200 1.880

qc1 adalah rata-rata qc 8D diatas tiang.


qc1 kedalaman 9,8 meter
qc1=(80+100+100+120+120+120+130+140+1
60+180+200)/11 = 131,818 kg/cm2
qc2 adalah rata-rata qc 4D bawah tiang.
qc2 kedalaman 9,8 meter
qc1= (200+200+200+200+200)/5 = 200 kg/cm2
qp adalah tahanan ultimit ujung tiang
qp = (qc1+qc2)/2
qp = (131,818 + 200)/2 =165,909 kg/cm2
Qultimit adalah kapasitas daya dukung tiang
pancang tunggal
Gambar 4. Nilai qca (side) titik H-3
Qult = qp x Ap + JHL x K
Qult =165,909x625+1.880x100=291693,125 kg
Kapasitas dukung kulit persatuan luas (f) :
as Qijin = (qp x Ap)/3 + (JHL x K)/5
F = qc (side) Qijin = (165,909 x 625)/3 + (1.880 X 100)/5
Fs
f = 82,245 x 0,014/3,5 = 0,329 kg/cm2 = 72,164 ton
Kapasitas dukung kulit tiang pancang (Qs)
Qs = f x As Metode Philipponant
Qs = 0,329x100x980 =32242 kg = 32, 242 ton Perhitungan kapasitas dukung ujung tiang (Qp)
Jadi, kapasitas dukung ultimit tiang pancang qp adalah tahanan ultimit ujung tiang
adalah : qp = 0,4 x 182,857 = 73,143 kg/cm2
Qu = Qb + Qs Kapasitas dukung ujung tiang pancang (Qp) :

204
Wismantaraharjo, M.T., dkk / Analisis Daya Dukung … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 2, April 2020, hlm 198-207

Qp =(A xqp)/3=(625 x 73,143)/3=15238,125 kg ϴ = Arc tg D/S = Arc tg (25/105) = 13,392⁰


Perhitungan kapasitas dukung kulit tiang (Qs) n’ = 2
Qs = P/3 x JHP m=2
Qs = 100/3 x 1880 =62666,667 kg = 62,667 ton Eg=1-13,392((2-1)x2+(2-1)x2)/90x2x2 = 0,851
Jadi, kapasitas dukung ultimit tiang pancang Kapasitas dukung kelompok ijin tiang (Qg)
adalah : Qg = Eg . n . Qa
Qult = Qp + Qs Diambil contoh untuk I-2 metode Aoki dan De
Qult = 15,238 + 62,667 = 77,905 ton Alencar
Qijin = 77,905/2,5 = 31,162 ton Qg = 0,851 x 4 x 39,754 = 135,323 ton
Setelah dihitung dengan motode Aoki dan De
Alencar, langsung dan Philipponant, selanjut Tabel 5. Rekapitulasi Daya Dukung Tiang
dibuat rekapan daya dukung tiang pada titik I-2 Pancang Kelompok
agar dapat dengan mudah mengetahui No Nama Metode Qg untuk Qg untuk
perbandingan daya dukung yang dihasilkan. titik I2 titik I6
(ton) (ton)
Tabel 3. Rekapitulasi Daya Dukung Tiang 1 Aoki dan De Alencar 135,323 117,789
dengan Beberapa Metode di Titik H-3 2 Langsung 245,646 171,871
No. Metode Qult Qijin 3 Philipponant 106,075 58,127
(ton) (ton)
1. Aoki dan De 99, 386 39,754 Penurunan Tiang Pancang Tunggal
Alencar
2. Langsung 291,693 72,164
3. Philipponant 77,905 31,162

Rekapitulasi Daya Dukung Tiang dengan


Beberapa Metode di titik I-6
Setelah dihitung dengan motode Aoki dan De
Alencar, langsung dan Philipponant, selanjut
dibuat rekapan daya dukung tiang pada titik I-6
agar dapat dengan mudah mengetahui
perbandingan daya dukung yang dihasilkan.

Tabel 4. Rekapitulasi Daya Dukung Tiang


Tunggal Titik H-6 Gambar 3. Nilai qca Side Titik H-3
No. Metode Qult Qijin
(ton) (ton) Modulus elastisitas tanah disekitar tiang (Es) :
1. Aoki dan De 86,507 34,603 Es = 3 . qc
Alencar = 3 . 82,245 kg/cm2
2. Langsung 184,273 50,491 = 246,735 kg/cm2
3. Philipponant 42,690 17,076 = 24,674 Mpa
Modulus elastisitas di dasar tiang (Eb) :
Menghitung Kapasitas Daya Dukung Eb = 10 . Es
Kelompok Tiang Berdasarkan Effisiensi = 10 . 24,674 Mpa
Digunankan metode Converse-Labare untuk = 246,74 Mpa
menghitung effisiensi tiang sebagai berikut: Menetukan modulus elastisitas dari bahan tiang:
(n′ −1).m +(m−1).n′
Sg = 1 − θ 90.m.n′

205
Wismantaraharjo, M.T., dkk / Analisis Daya Dukung … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 2, April 2020, hlm 198-207

Dengan mutu beton K-400 maka fc’ = 400 Dengan syarat Penurunan tiang tunggal <
kg/cm2 = 40 Mpa penurunan ijin. Penurunan tiang pancang
Ep = 4700 . √fc' = 4700 . √40 = 29.725,41 Mpa tunggal pada titik H-3 sebesar 3,2 mm < 25 mm
Ra = Ap/SxS = 625/(25 x 25) = 1 berarti aman dan penurunan tiang pancang
Menentuan faktor kekuan tiang : tunggal pada titik H-6 sebesar 1,7688 mm < 25
K= (Ep x RA)/Es mm berarti aman.
K= (29.725,41 x 1)/24,674= 1.204,73 Penurunan Kelompok Tiang
db adalah diameter tiang pancang ujung, d Penurunan kelompok tiang memiliki rumus
adalah diameter tiang pancang atas dan L adalah sebagai berikut :
kedalaman tiang pancang dari muka tanah Sg = (q.Bg.I)/(2.qc)
sampai tanah keras. Keterangan :
Untuk db/d=25/25= 1, sisi ujung dan atas sama Tiang pancang titik H-3 :
Untuk L/d = 980/25 = 39,20 q=Q/(Lg.Bg) = 114280/160.160 = 4,46 Kg/cm2
Dari masing-masing grafik didapat : Tiang pancang titik H-6
I0 = 0,055 (untuk L/d = 39,20 dan db/d = 1) q= Q/(Lg.Bg) = 86760/160.160 = 3,39 Kg/cm2
Rk= 1,45 (untuk L/d= 39,20 dan K= 1.204,73) I = 1 - L/(8.Bg) > 0,5
Rµ= 0,905 (untuk µs = 0,25 dan K = 1.204,73) I = 1 - 980/8.160 > 0,5 = 0,23 < 0,5
Rh= 0,39 (untuk L/d = 39,20 dan h/L = 1) Penurunan tiang pancang kelompok titik H-3
Rb= 0,58 (untuk L/d = 39,20 dan Eb/Es = 10) sebagai berikut:
Tiang apung atau friksi Sg = (q.Bg.I)/(2.qc)
I = I0 . Rk . Rh . Rµ Sg =(4,46.160.0,5)/(2.200)=0,892cm=8,92 mm
I = 0,055 . 1,45 . 0,905 . 0,39 = 0,028 Penurunan tiang pancang kelompok titik H-6
S = (Q.I)/(Es.S) sebagai berikut:
S = (28570 . 0,028 )/( 246,735 . 25) = 0,13cm Sg = (q.Bg.I)/(2.qc)
Tiang dukung ujung Sg =(3,39.160. 0,5)/(2.200)=0,678cm=6,78 mm
I = I0 . Rk . Rb . Rµ Penurunan tiang pancang kelompok pada titik H-
I = 0,055 . 1,45 . 0,905 . 0,58 = 0,042 3 adalah 8,92 mm < 25 mm berati aman terhadap
S = (Q.I)/(Es.S) penurunan dan penurunan tiang pancang
S = (28570 . 0,042 )/(246,735 .25) = 0,19 cm kelompok yang terjadi pada titik H-6 adalah 6,78
Hasil penurunan tiang total mm < 25 mm yang berarti aman.

Tabel 5. Rekapitulasi Penurunan Tiang KESIMPULAN


Pancang Titik H-3
Dari analisis pembahasan yang telah dibuat
No Bentuk Penurunan Tiang
maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai
Penurunan
berikut:
1. Untuk tiang apung 1,3 mm
atau friksi 1. Daya dukung tiang pancang tunggal pada
2. Untuk tiang dukung 1,9 mm titik H-3, daya dukung menggunakan metode
ujung langsung sebesar 72,164 ton dan
Pekiraan 3,2 mm menggunakan metode Philipponant sebesar
penurunan total 31,162 ton. Dan daya dukung tiang pancang
tunggal pada titik H-6, daya dukung
Penurunan Yang Di Ijinkan menggunakan metode langsung sebesar
Penurunan yang diijinkan memiliki rumus 10% 50,491 ton dan menggunakan metode
dari sisi tiang pancang. Maka penurunan yang Philipponant sebesar 17,076 ton. Dari ketiga
diijinkan adalah sebagai berikut : metode tersebut daya dukung tiang pancang
Sijin = 10% . 250 mm = 25 mm = 2,5 cm

206
Wismantaraharjo, M.T., dkk / Analisis Daya Dukung … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 2, April 2020, hlm 198-207

tunggal metode Langsung > metode Aoki dan rencana analisa perhitungan, seusai standar
De Alencar > metode Philipponant. dan ketentuan yang berlaku.
2. Daya dukung tiang pancang kelompok pada 2. Lebih teliti dalan pelaksanaan pehitungan
titik H-6 menggunakan metode langsung dari data yang telah tersedia, agar hasil
sebesar 171,871 ton dan menggunakan perhitungan lebih akurat.
metode Philipponant sebesar 58,127 ton. dan 3. Perhitungan daya dukung dan penurunan
daya dukung tiang pancang kelompok pada yang dilakukan pada penelitian ini
titik H-3 menggunakan metode langsung menggunakan metode-metode yang empiris
sebesar 245,646 ton dan menggunakan dari hasil sondir. Tidak ada data pengujian
metode Philipponant sebesar 106,075 ton. laboratorium dalam pehitungannya, sehingga
Beban yang terjadi pada tiang pancang dalam penelitian selanjutnya dapat dibuat
kelompok titik H-3 adalah 102,28 Ton dan perhitungan secara hasil laboratorium.
pada titik H-6 sebesar 86,76 Ton. Dari ketiga
metode tersebut daya dukung tiang pancang DAFTAR PUSTAKA
kelompok metode Langsung > metode Aoki
Bowles, J. E. (1998). Foundation Analysis and
dan De Alencar > metode Philipponant. Hal
Design. McGraw Hill, International Book
ini menunjukan bahwa daya dukung tanah
Company.
mampu menahan beban bangunan yang
Hardiyatmo, H. C. (1996). Teknik Pondasi I. PT.
terjadi pada dua titik tersebut karena angka
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
daya dukung tiang pancang kelompok lebih
Hardiyatmo, H. C. (2002). Mekanika Tanah I.
besar dari beban bangunan yang bekerja pada
Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.
dua titik yang ditinjau tersebut.
Hardiyatmo, H. C. (2002). Teknik Pondasi 2
3. Penurunan tiang pancang tunggal pada titik
Edisi Kedua. Beta Offset, Yogyakarta.
H-3 sebesar 3,2 mm < 25 mm yang
Titi, H. (1999). Evaluation of Bearing Capacity
merupakan penurunan yang diijinkan yang
of Piles from Cone Penetartion Test.
berarti penurunan masih dalam batas aman.
Lousina Trasnportation Research Center.
dan pada titik H-6 adalah 1,76880 mm < 25
Philipponant, G. (1980). Methode Pratique De
mm yang merupakan penurunan yang
Calcul D’un Pieu Isole A L’aide Du
diijinkan yang berarti penurunan masih
Penetrometre Statique. Rev Fr Ge’otech.
dalam batas aman.
4. Penurunan tiang pancang kelompok pada
titik H-3 adalah 8,92 mm < 25 mm berati
aman terhadap penurunan dan penurunan
tiang pancang kelompok yang terjadi pada
titik H-6 adalah 6,78 mm < 25 mm yang
berarti aman.
5. Metode yang paling ekonomis adalah metode
Philipponant karena dengan angka daya
dukung tiang pancang tunggal dan kelompok
paling kecil dari dua metode lainnya namun
masih dalam batas aman.

SARAN
1. Sebelum melakukan perhitungan harus
memperoleh data teknis yang lengkap, karena
data tersebut menunjang dalam membuat

207

You might also like