You are on page 1of 22

TUGAS PJBL FISIKA UMUM

Analisis Konsep Fisika Alat Pertanian Cangkul Sebagai Bahan Pembelajaran


Fisika

Disusun Oleh Kelompok 5 Agribisnis:


- REFYNA ULY SAFITRI NABABAN
- RAHAYU RAVIKA PUTRI
- ABDUL KHAFIDH SIDDIQ SIREGAR
- NUR AHLI FIKIE
- MUHAMMAD AFIF

UNIVERSITAS NEGRI PADANG (UNP)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN AGROINDUSTRI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2


BAB I .................................................................................................................. 3
1.1 Pendahuluan ............................................................................................. 3
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................ 5
2.1 Pesawat Sederhana ................................................................................... 6
2.2 Penggunaan Alat cangkul ......................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Gaya dan Mekanika ................................................................................. 6
2.4 Usaha......................................................................................................... 8
2.5 Keseimbangan Benda Tegar ..................................................................... 8
BAB III ............................................................................................................. 10
3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 10
3.2 Waktu, Tempat dan Hari ........................................................................ 11
BAB IV ............................................................................................................. 12
4.1 Pembahasan ............................................................................................ 12
BAB V............................................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan dan Saran ........................................................................... 17
5.2 Daftar Pustaka .......................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I
1.1 Pendahuluan
Indonesia adalah negara agraris, yaitu negara yang sebagian besar
masyarakatnya bercocok tanam, sehingga banyak masyarakatnya yang berprofesi
sebagai petani (Enita dkk, 2017). Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada sektor pertanian ialah melalui
pendidikan (Suryawati dkk, 2014), dan implementasi dari pendidikan pada sektor
pertanian yaitu dapat di terapkan pada departemen agroindustri jurusan agribisnis.
Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)
Mohamad Nasir mengatakan pendidikan tidak lagi hanya di akademik tapi akan
lebih fokus ke praktik. Jadi 30-40 persen untuk teori sementara praktiknya 60-70
persen. Dan salah satu mata pelajaran teori di bangku perkuliahan yang harus
dikuasai oleh mahasiswa adalah mata pelajaran fisika umum.
Pembelajaran fisika merupakan suatu proses pembelajaran yang berusaha
memecahkan persoalan melalui pengamatan dan gambaran fikiran manusia
(Lesmono dkk, 2021). Maka untuk mempelajari fisika sekaligus membentuk
pengetahuan tentangnya, diperlukan kontak lanngsung dengan hal yang ingin
diketahui (Suparno, 2007). Pembelajaran fisika akan lebih diminati oleh mahasiswa
jika pembelajaran fisika di dalam kelas tersebut tidak dipisahkan dari pengalaman
dan lingkungan sehari-hari mahasiswa itu sendiri. Jadi, pembelajaran pada
mahasiswa agroindustri jurusan agribisnis dapat diintergrasikan dengan kegiatan
praktik mereka dalam dunia pertanian. Salah satu kegiatan pertanian yang sudah
familiar dan sering dilakukan oleh para petani yaitu pengolahan tanah. Peralatan
untuk mengolah tanah yang masih umum dipakai oleh petani yaitu cangkul.
Penggunaan cangkul tak hanya bisa dilakukan dalam kehidupan dalam dunia
persawahan saja, dalam kehidupan sehari-hari cangkul juga bisa digunakan, karena
dalam kehidupan sehari-hari memang sudah cukup familiar, maka seharusnya
mahasiswa departemen agroindustri termasuk agribisnis pasti sudah tahu apa itu
cangkul dan bagaimana penggunaannya.
Penelitian yang dilakukan oleh kelompok 5 menyatakan bahwa mahasiswa
yang tinggal didaerah perkebunan dan persawahan, maka terjadi peningkatan
pemahaman mahasiswa. Jadi, apabila pembelajaran dikaitkan dengan lingkungan
pembelajaran mahasiswa maka akan memberikan tingkat pemahaman yang lebih
terhadap pembelajaran yang diajarkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu
dilakukan penelitian lebih jauh lagi tentang analisis konsep fisika pada penggunaan
cangkul oleh petani sebagai bahan pembelajaran fisika. Dengan tujuan untuk
mendeskripsikan hasil kajian analisis. konsep fisika pada penggunaan alat pertanian
cangkul oleh petani dan untuk merancang bahan pembelajaran fisika pada kajian
penggunaan alat pertanian cangkul oleh petani. Diharapkan dengan melakukan
pengintegrasian ilmu fisika dalam alat pertanian, maka mahasiswa jurusan
agribisnis menjadi lebih tertarik dan mudah dalam mempelajari ilmu fisika.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apasaja konsep fisika yang
terdapat pada penggunaan cangkul oleh petani sebagai bahan pembelajaran fisika.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka dapat
dirumuskan permasalahan penelitian yaitu konsep fisika yang terdapat pada
penggunaan cangkul oleh petani sebagai bahan pembelajaran fisika.
1.4 Manfaat Penelitian
Mengetahui konsep pesawat sederhana, gaya, momen gaya, kesetimbangan
benda tegar, dan usaha yang terdapat dalam penggunaan alat pertanian cangkul oleh
petani.
BAB II
2.1 Penggunaan Alat cangkul
Cangkul merupakan salah satu alat yang digunakan dalam lingkup
pertanian, yakni alat pertanian tradisional yang bentuknya sederhana dan
digerakkan menggunakan tenaga manusia untuk mengolah tanah serta
membuat lahan tanaman. Bagian-bagian utama cangkul terdiri atas 3 bagian
yakni doran, tanding dan mata cangkul.
Dalam doran masih terdapat gagang terong serta purusan, dan dalam mata
cangkul masih terdapat kolong serta landepan cangkul yang semua bagian
tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam satu kesatuan menjadi
sebuah cangkul. Dalam penelitian ini fokus peneliti ialah cangkul yang
digunakan untuk mengolah lahan pertanian. Cangkul sampai saat ini masih
cukup eksis digunakan oleh para petani dalam mengolah lahan pertanian,
menurut hasil wawancara kepada beberapa petani di daerah sekitar
menyatakan bahwa belum ada alat yang dapat menggantikan fungsi
kegunaan cangkul untuk mengolah tanah saat membuat lahan. Adapun
proses mengolah tanah hingga menjadi lahan guludan yang siap di tanam
terbagi menjadi beberapa langkah pekerjaan. Langkah pertama yaitu
ngepruk, merupakan kegiatan mengepruk tanah yang semula masih dalam
kondisi padat di cangkul dengan teknik mengepruk supaya pecah dan terurai
sehingga tanah menjadi lebih gembur. Langkah kedua ialah ngalen,
merupakan langkah yang dilakukan untuk membuat jalur air untuk irigasi
lahan. Langkah ketiga ialah namping, merupakan kegiatan untuk
mengurangi tepi guludan sehingga tepi guludan menjadi lebih rata. Langkah
terakhir ialah nyervis, merupakan proses meratakan tanah yang ada di atas
guludan sehingga permukaan guludan menjadi lebih rata dan siap untuk
ditanami. Istilah-istilah tersebut merupakan istilah dalam mempersiapkan
lahan di sawah yang hanya digunakan dalam lingkup pertanian oleh para
petani.
Analisis konsep fisika pada penggunaan alat pertanian cangkul dalam
penelitian ini mendeskripsikan konsep-konsep fisika yang terdapat dalam
alat pertanian cangkul yang digunakan oleh petani meliputi keuntungan
mekanis penggunaan cangkul, sudut cangkul para petani, besarnya momen
gaya saat mengoperasikan cangkul serta usaha saat kegiatan mencangkul.
Adapun rangkuman konsep-konsep fisika pada penggunaan cangkul oleh
petani tersebut (Muhammad Faizal Arifi, 2021).
2.2 Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk mengubah
gaya atau tenaga yang diberikan agar dapat melakukan pekerjaan. Cangkul
adalah salah satu contoh pesawat sederhana yang sering digunakan oleh
petani.
Pada dasarnya, cangkul terdiri dari batang yang digunakan sebagai tuas dan
kepala cangkul yang berfungsi untuk memotong atau menggali tanah.
Ketika petani menggunakan cangkul, prinsip dasar fisika yang terlibat
adalah prinsip tuas.
Prinsip tuas menyatakan bahwa dengan menggunakan sebuah tuas, gaya
yang diberikan dapat diperbesar atau perubahan kecepatan dan arah dapat
dilakukan. Dalam konteks penggunaan cangkul, petani menggunakan
tenaga yang diaplikasikan pada ujung batang cangkul untuk melakukan
pekerjaan yang lebih besar pada kepala cangkul.
Misalnya, ketika petani mendorong atau menarik batang cangkul ke bawah,
gaya yang diaplikasikan pada ujung batang akan menghasilkan momen
gaya. Momen gaya ini akan ditransmisikan ke kepala cangkul, yang
memungkinkan petani untuk memotong atau menggali tanah dengan lebih
efisien.
Dengan menggunakan prinsip tuas, petani dapat mengoptimalkan tenaga
yang mereka aplikasikan dan meningkatkan efisiensi kerja mereka. Prinsip
ini memungkinkan petani untuk melakukan pekerjaan yang lebih berat
dengan usaha yang lebih sedikit. Dalam penggunaan cangkul oleh petani,
pemahaman mengenai prinsip fisika ini dapat membantu petani untuk
bekerja dengan lebih efektif dan efisien, serta mengurangi kelelahan fisik
yang mereka alami (Albertus Djoko Lesmono, 2013).
2.3 Gaya dan Mekanika
Gaya adalah kekuatan atau pengaruh yang dapat menyebabkan
perubahan pada benda atau mengubah kecepatan, arah, atau bentuk benda
tersebut. Dalam konteks penggunaan cangkul oleh petani, gaya yang terlibat
meliputi gaya gravitasi, gaya sentuhan, dan gaya yang dihasilkan oleh petani
saat menggunakan cangkul.
Gaya gravitasi: Gaya ini bekerja pada semua benda yang memiliki massa.
Ketika seorang petani mengangkat cangkul, gaya gravitasi menarik cangkul
ke bawah. Petani harus melawan gaya gravitasi ini agar cangkul tetap
diangkat.
Gaya sentuhan: Ketika petani menggunakan cangkul untuk menggali atau
mengolah tanah, gaya sentuhan terjadi antara cangkul dan tanah. Gaya
sentuhan ini mempengaruhi seberapa mudah atau sulit petani bisa menggali
tanah. Jika gaya sentuhan antara cangkul dan tanah terlalu besar, petani
harus menggunakan lebih banyak tenaga untuk menggali. Sebaliknya, jika
gaya sentuhan terlalu kecil, cangkul mungkin tidak efektif dalam melakukan
tugasnya.
Gaya yang dihasilkan oleh petani: Ketika petani menggunakan cangkul,
mereka menerapkan gaya dengan mengayunkan cangkul dan menekannya
ke tanah. Gaya yang dihasilkan oleh petani ini mempengaruhi kecepatan
dan kekuatan dengan yang cangkul bergerak dan mempengaruhi efisiensi
kerja petani. Semakin besar gaya yang dihasilkan, semakin dalam dan kuat
petani bisa menggali tanah.
Selain gaya, prinsip-prinsip mekanika juga berperan penting dalam
penggunaan cangkul. Misalnya:
Hukum Newton: Hukum-hukum gerak Newton, seperti hukum pertama
(inersia), hukum kedua (hubungan antara gaya, massa, dan percepatan), dan
hukum ketiga (aksi-reaksi), dapat diterapkan dalam situasi penggunaan
cangkul. Hukum kedua Newton, F = ma (gaya = massa × percepatan),
memberikan pemahaman tentang hubungan antara gaya yang dihasilkan
oleh petani, massa cangkul, dan percepatan gerakan cangkul.
Prinsip leverage: Prinsip leverage atau daya ungkit dapat diterapkan dalam
penggunaan cangkul. Dengan memanfaatkan tuas pada cangkul, petani
dapat memperoleh keuntungan mekanis yang memungkinkan mereka untuk
melakukan pekerjaan yang lebih berat dengan tenaga yang lebih sedikit.
Prinsip ini memperkuat kekuatan petani dan membantu dalam penggalian
tanah yang lebih efisien.
Energi kinetik dan potensial: Ketika petani menggunakan cangkul, energi
kinetik terkait dengan gerakan cangkul dan energi potensial terkait dengan
posisi cangkul. Pemahaman tentang konversi energi ini dapat membantu
petani dalam mengoptimalkan penggunaan tenaga dan efisiensi kerja
mereka (Rif'ati Dina Handayani, 2013).
2.4 Usaha
Pada dasarnya, usaha adalah perpindahan energi ke suatu benda atau sistem
dengan melakukan gaya sepanjang jarak yang dilalui. Ketika seorang petani
menggunakan cangkul untuk menggali tanah, ia melakukan usaha pada alat
tersebut.
Usaha yang dilakukan dalam penggunaan cangkul dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Usaha (W) = Gaya (F) × Jarak (s) × Cosinus sudut antara gaya dan arah
perpindahan
Dalam hal ini, gaya adalah gaya yang diberikan oleh petani pada cangkul,
jarak adalah jarak yang ditempuh oleh cangkul saat digunakan, dan sudut
adalah sudut antara arah gaya yang diberikan oleh petani dan arah
perpindahan cangkul.
Selain itu, dalam konteks energi, penggunaan cangkul oleh petani
melibatkan transformasi energi. Ketika petani menggunakan cangkul,
energi yang diubah menjadi energi potensial oleh tubuh petani saat
mengangkat cangkul, kemudian energi potensial tersebut berubah menjadi
energi kinetik saat petani mengayunkan cangkul ke tanah. Energi kinetik ini
kemudian digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dan menggali tanah.
Melalui pemahaman konsep ini, petani dan mahasiswa dapat memahami
bagaimana usaha dan energi terlibat dalam penggunaan cangkul, dan
bagaimana konsep-konsep fisika dapat diterapkan dalam konteks sehari-
hari seperti pertanian (Cecep Saeful mukti S.Pd., 2018).
2.5 Keseimbangan Benda Tegar
Pada fisika, keseimbangan benda tegar adalah studi tentang
bagaimana sebuah benda yang tidak bergerak atau berputar pada sumbu
tertentu. Dalam konteks penggunaan cangkul oleh petani, prinsip
keseimbangan benda tegar akan berlaku saat petani memegang dan
menggunakan cangkul.
Beberapa hal yang relevan dengan keseimbangan benda tegar dalam
penggunaan cangkul oleh petani adalah:
1. Titik berat: Setiap benda memiliki titik berat, yaitu titik di mana semua
massa benda dianggap terpusat. Dalam penggunaan cangkul, petani harus
memegang cangkul dengan tangan yang tepat agar titik berat cangkul sejajar
dengan tangan, sehingga memberikan keseimbangan yang baik.
2. Posisi dan sudut: Petani harus memperhatikan posisi dan sudut cangkul
saat menggunakannya. Pada saat mencangkul, petani harus memastikan
agar cangkul tidak condong terlalu jauh ke depan atau ke belakang, karena
itu dapat mengganggu keseimbangan dan menyulitkan pekerjaan.
3. Distribusi massa: Distribusi massa di sepanjang cangkul juga penting.
Jika massa terkonsentrasi pada satu sisi cangkul, itu dapat menyebabkan
ketidakseimbangan. Oleh karena itu, petani harus memperhatikan distribusi
massa pada cangkul, dan jika diperlukan, dapat melakukan penyesuaian
agar cangkul tetap seimbang saat digunakan.
4. Pergeseran berat: Pada beberapa jenis cangkul, ada kemungkinan adanya
pergeseran berat saat digunakan. Hal ini dapat mempengaruhi
keseimbangan benda tegar. Petani perlu menyadari pergeseran berat tersebut
dan mengompensasinya dengan memegang dan menggunakan cangkul
dengan benar.
Pemahaman tentang keseimbangan benda tegar dapat membantu petani
dalam mengoptimalkan penggunaan cangkul, mengurangi kelelahan fisik,
dan meningkatkan efisiensi kerja mereka (Cecep Saeful Mukti S.Pd., 2019).
BAB III

3.1 Metode Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode analisis isi. Penelitian dilakukan di Desa Sumbersewu,
Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Dengan subjek penelitian yaitu
beberapa petani yang terdapat daerah tersebut serta objek yang akan diteliti yaitu
alat pertanian cangkul dan kegiatan petani dalam menggunakan cangkul. Waktu
pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023.
Adapun tahapan-tahapan penelitian yaitu :
a. Persiapan Tahap
b. Persiapan adalah tahap awal dalam penelitian yang digunakan untuk
mempersiapkan bahan-bahan yang akan dijadikan sebagai informasi atau
referensi untuk mendukung penelitian yang akan dikaji.

c. Analisis Isi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan dengan melakukan analisis isi
terhadap objek penelitian. Pada tahap analisis isi ini terdapat 6 tahapan yang
akan dilalui : Unitizing, merupakan upaya untuk mengambil data yang tepat
sesuai dengan kepentingan penelitian. Sampling, merupakan cara untuk
menyederhanakan penelitian. Coding, merupakan tahap pencatatan data.
Reducing, merupakan tahapan menyederhanakan data. Inferring,
merupakan pengambilan kesimpulan. Narrating, merupakan pengambilan
keputusan berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan
menarasikan jawaban dari penelitian.
d. Pembuatan draft pembelajaran fisika konsep fisika pada penggunaan
cangkul
Pada tahap ini, hasil analisis data observasi dan wawancara kepada
narasumber pada alat pertanian cangkul diolah menjadi sebuah rancangan
bahan pembelajaran fisika untuk mahasiswa.
e. Kesimpulan Peneliti
Membuat kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan. Pada tahap ini
akan menjawab rumusan permasalahan yang ada. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara,
studi pustaka dan dokumentasi. Dengan Instrument penelitian yang
digunakan yaitu peneliti, pedoman wawancara dan pedoman observasi.
Selanjutnya terdapat tiga tahapan yang dilalui pada teknik analisis data yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi.
3.2 Waktu, Tempat dan Hari
Penelitian ini dilakukan di :
Hari/Tanggal : Rabu, 03 Mei 2023
Waktu/Jam : 17.25
Tempat : Universitas Negeri Padang, Departemen Agroindustri, Muaro Sijunjung
3.3 Jenis pengamatan / Penelitian / Praktikum / Survey
a. Pengamatan langsung: Melakukan pengamatan langsung terhadap
penggunaan alat pertanian cangkul dalam praktik pertanian.
b. Percobaan fisik: Merancang dan melaksanakan percobaan fisik
menggunakan alat pertanian cangkul. Misalnya, mengukur gaya yang
diperlukan untuk mengayunkan cangkul, mengukur perubahan momentum
saat cangkul mengenai tanah, atau mengukur energi kinetik yang dihasilkan
oleh gerakan cangkul.
3.4 Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan
pendekatan kualitatif (qualitative research) menurut Sukmadinata (2011,
hlm. 60) merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa
deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang
mengarah pada penyimpulan. Penelitian dengan pendekatan kualitatif
bersifat induktif, dimana peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan
muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi.
BAB IV
4.1 Hasil dan Pembahasan
Analisis konsep fisika pada penggunaan alat pertanian cangkul dalam penelitian ini
mendeskripsikan konsepkonsep fisika yang terdapat dalam alat pertanian cangkul
yang digunakan oleh petani meliputi keuntungan mekanis penggunaan cangkul,
sudut cangkul para petani, besarnya momen gaya saat mengoperasikan cangkul
serta usaha saat kegiatan mencangkul. Adapun rangkuman konsep-konsep fisika
pada penggunaan cangkul oleh petani tersebut, tertulis dalam Tabel berikut :

Konsep Pengetahuan Analisis Konsep Gambar


Masyarakat Fisika
Pesawat Sederhana Cangkul terdiri dari Tuas adalah batang
3 bagian utama yang menghasilkan
yaitu doran, tanding gaya karena berputar
serta mata cangkul, di atas poros.
terdapat juga Cangkul termasuk
gagang terong pada tuas jenis ketiga
doran sebagai yaitu posisi titik
pengunci agar kuasa berada di
petani ketika antara titik tumpu
mencangkul tidak dan titik beban.
lepas.
Gaya Dalam Gerakan petani
penggunaanya mengarahkan
untuk mencangkul ayunan cangkulnya
tanah, cangkul di ke tanah adalah
ayunkan ke arah contoh gaya dorong.
tanah. Gaya dorong adalah
gaya yang
dihasilkan akibat
adanya dorongan
pada suatu benda
atau objek.
Momen Gaya Posisi tangan saat Momen gaya (torsi)
mengayunkan adalah seberapa
cangkul ialah besar gaya yang
dengan satu tangan diberikan untuk
pada gagang terong memutar suatu
menjadi kancingan benda terhadap
serta tangan lain suatu poros tertentu
pada doran untuk (kecenderungan
memberikan gaya
lalu cangkul di gaya dalam memutar
angkat kemudian suatu benda).
diayunkan pada
permukaan tanah
yang akan digali.

Ketidakseimbangan ketika Keseimbangan


Benda Tegar mengayunkan benda tegar adalah
cangkul lalu kondisi di mana
mengangkatnya momentum suatu
kembali, benda bernilai nol.
maka terdapat Artinya, jika
momen gaya yang awalnya suatu benda
bekerja sehingga diam, benda tersebut
menyebabkan akan cenderung
cangkul mengalami untuk diam.
gerak rotasi. Kemudian dengan
Cangkul yang momen gaya atau
berada dalam torsi yang dialami
keadaan setimbang benda berotasi
tidak harus diam, dalam keadaan
akan tetapi harus setimbang yaitu
memiliki nilai Σ𝜏=0.
percepatan
sudut 𝛼 = 0 saat
gerak rotasi.
Sehingga berlaku
∑𝜏 = 0
Usaha Cangkul dalam Meratakan tanah
tahap akhir maka
pengolahan tanah melakukan sebuah
bisa digunakan usaha, karena usaha
untuk meratakan adalah besarnya
tanah dengan cara gaya yang diberikan
menarik tanah yang untuk memindahkan
masih menumpuk atau menggerakkan
sehingga menjadi suatu benda atau
permukaan yang objek.
rata.

Cangkul merupakan alat pertanian yang menggunakan penerapan konsep


dari pesawat sederhana, yaitu menggunakan prinsip dari tuas atau pengungkit.
Cangkul termasuk kedalam pengungkit atau tuas jenis. Titik tumpu dalam
menggunakan cangkul terdapat pada bagian belakang yang memegang gagang
terong. Bagian tersebut berfungsi menjadi posisi tumpuan atau penyangga. Titik
kuasa dalam menggunakan cangkul terletak pada doran yang diberi gaya kuasa,
yaitu gaya yang diperlukan untuk mengangkat atau memindahkan tanah. Kemudian
titik beban pada cangkul terdapat pada mata cangkul yang digunakan untuk
mengangkat atau memindahkan tanah. Pada titik beban akan terdapat gaya berat
beban, yaitu gaya berat yang ditimbulkan beban ketiga yaitu titik kuasa berada
diantara titik beban dan titik tumpu. Adapun komponen-komponen cangkul sebagai
sebuah pengungkit. Pada sebuah pengungkit, gaya beban pada cangkul merupakan
gabungan dari gaya berat cangkul serta gaya berat tanah yang terangkat ketika
mencangkul. Gerakan dasar dalam mencangkul ialah mengangkat serta
mengayunkan cangkul ke tanah. Gerakan petani mengarahkan ayunan cangkulnya
ke tanah adalah contoh gaya dorong. Ketika petani mengayunkan cangkul maka
akan melakukan dorongan pada cangkul sehingga cangkulnya dapat menyentuh
tanah. Gerakan petani mengangkat cangkul dari tanah merupakan gaya tarik. Ketika
petani mengangkat cangkul dari tanah, maka petani memberikan tarikan pada
cangkul sehingga cangkul dan tanah dapat terangkat.
Seperti pada gambar di dalam tabel, pada saat seorang petani sedang
mengayunkan cangkulnya. Perhitungan momen gaya pada kondisi tersebut
dilakukan ketika belum bersentuhan dengan tanah. Tangan yang berada di belakang
memegang gagang terong menjadi titik sumbu rotasi. Berdasarkan konsep torsi
maka dapat diketahui bahwa panjang lengan gaya berpengaruh terhadap momen
gaya. Semakin jauh jarak lengan gaya dengan titik poros maka momen gaya akan
bernilai semakin besar. Sebaliknya jika jarak lengan gaya dekat dengan titik poros
maka momen gaya akan bernilai semakin kecil. Kemudian Cangkul yang diayunkan
ke tanah saat penggunaanya maupun saat diangkat dari tanah memanfaatkan prinsip
momen gaya. Secara konseptual momen gaya adalah besarnya gaya yang diberikan
untuk memutar suatu benda terhadap poros tertentu sudut yang dibentuk antara
mata cangkul dan doran juga berpengaruh terhadap gaya berat yang dihasilkan oleh
cangkul, semakin besar sudut hingga mendekati 90 derajat maka nilai momen gaya
akan semakin besar, sedangkan ketika sudut yang dibentuk semakin kecil menjauhi
90 derajat maka nilai momen gaya juga akan semakin kecil. Dalam kegiatan
mencangkul, selain mengayunkan cangkul ke tanah, terdapat gerakan mengeruk
tanah dari bawah untuk di tempatkan ke atas guludan. Kegiatan mengeruk tanah ini
maka membutuhkan gaya angkat supaya tanah bisa terangkat.
Selanjutnya ketika petani mengangkat tanah dengan cangkul ke atas maka
akan terjadi gaya angkat ke atas yang diberikan kepada cangkul, Sehingga apabila
ingin mengangkat tanah seberat w maka petani akan mengeluarkan gaya F yang
lebih besar daripada w supaya benda atau tanah dapat terangkat. Namun bisa
diperhatikan bahwa posisi pemberian gaya terhadap cangkul membentuk sebuah
sudut sebesar . Sudut yang terbentuk berpengaruh terhadap besar gaya yang harus
dikeluarkan. Adapun besar F ialah berbanding terbalik dengan sin , artinya semakin
besar sudut maka nilai F akan semakin kecil yang dikeluarkan. Karena sin akan
bernilai Dalam melakukan kegiatan meratakan tanah maka melakukan sebuah
usaha, karena usaha adalah besarnya gaya yang diberikan untuk memindahkan atau
menggerakkan suatu benda atau objek. Dalam kegiatan nyervis, tanah di pindahkan
supaya merata ke seluruh permukaan. Sehingga tanah ditarik sejauh jarak s. Untuk
menarik tanah maka petani memberikan gaya tarik sebesar F, namun jika
diperhatikan bahwasanya gaya Tarik yang petani berikan pada doran membentuk
sudut sebesar θ. Sehingga gaya yang bekerja yang sejajar dengan jaraknya ialah .
Sehingga secara matematis besarnya usaha yang dikeluarkan dapat dituliskan
dengan persamaan sebagai berikut:

Maksimum Ketika sudutnya 900 , maka supaya gaya yang dikeluarkan lebih
efisien maka kemiringan sudut diusahakan lebih mendekati ke arah 900 karena sin
dari 900 ialah 1 yang artinya gaya yang dikeluarkan tidak bertambah, sesuai dengan
berat beban yang harus diangkat. Kegiatan selanjutnya ialah meratakan tanah, tanah
yang menumpuk ditarik ke belakang supaya permukaanya rata dan siap untuk
ditanami. Dalam meratakan tanah maka petani akan memberikan sebuah gaya tarik
sebesar F dan tanah tersebut di tarik sejauh jarak s.
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa ketika petani ingin
memindahkan jumlah tanah yang sama dengan gaya yang sama dan jarak yang
sama, maka hal yang berpengaruh dalam besarnya usaha yang dikeluarkan ialah
nilai dari sudut yang dibentuk antar cangkul dengan doran. Besarnya usaha
berbanding lurus dengan besarnya gaya, perpindahan serta nilai cos dari sudut yang
dibentuk oleh mata cangkul dan doran. Jadi dalam jarak yang sama serta besar gaya
yang sama, maka usaha yang dikeluarkan akan dipengaruhi oleh nilai cos dari θ.
Hal yang paling berkaitan erat dengan usaha ialah energi. Karena energi merupakan
kemampuan untuk melakukan usaha. Saat petani mengangkat cangkul untuk di
ayunkan ke tanah, maka petani tersebut memerlukan energi untuk mengangkat
cangkul. Karena cangkul diangkat hingga ketinggian tertentu, maka berlaku
persamaan energi potensial pada saat petani mengangkat cangkul untuk diayunkan
ke tanah. Dengan persamaan sebagai berikut:

Dengan m merupakan massa cangkul, g ialah percepatan gravitasi, dan h ialah


ketinggian cangkul diangkat dari tanah sebelum diayunkan. Jikalau kondisi massa
cangkul yang sama, dan percepatan gravitasi yang sama. Maka besarnya energi
potensial dipengaruhi oleh ketinggian petani mengangkat cangkulnya. Semakin
tinggi petani mengangkat cangkulnya maka akan semakin besar energi potensial
yang dihasilkan sehingga ketika cangkul di jatuhkan ke tanah maka akan menancap
lebih dalam. Sebaliknya ketika cangkul tidak terlalu diangkat terlalu tinggi, maka
energi potensial juga tidak terlalu besar sehingga cangkul tidak menancap terlalu
dalam ketika di ayunkan ke tanah. Hasil kajian konsep tersebut selanjutnya dibuat
menjadi sebuah draft bahan pembelajaran fisika yang memuat penjelasan mengenai
analisis konsep fisika yang terdapat pada alat pertanaian cangkul. Bahan ajar fisika
ini ditujukan untuk mahasiswa prodi Agribisnis dan Agroteknologi yang notabenya
lebih paham mengenai dunia pertanian. Dengan menganalisa terhadap komponen
pada cangkul diharapkan siswa dapat memahami pemanfaatan konsep fisika pada
cangkul dengan membuat perhitungan tentang cangkul yang efektif terhadap energi
yang dikeluarkan petani. Materi yang terdapat dalam draft bahan pembelajaran
tersebut mengacu pada silabus mata pelajaran fisika yang digunakan pada tingkat
perkuliahan. Sehingga dipilih 2 pokok bahasan dengan menyesuaikan kompetensi
dasar yang ditempuh oleh mahasiswa yaitu :
Menganalisis hubungan usaha, energi, dan daya.
Menerapkan konsep torsi, momen inersia, dan momentum sudut pada benda
tegar. Dari kompetensi dasar tersebut juga dikembangkan indikator capaian
kompetensi, sehingga yang termuat dalam bahan ajar tersebut menyesuaikan
dengan indikator yang akan dicapai oleh mahasiswa.
Bahan pembelajaran tersebut dilengkapi dengan hasil analisis konsep fisika
terhadap penggunaan cangkul, serta terdapat Latihan-latihan soal sesuai dengan
materi yang telah dijelaskan untuk mengukur apakah indikator capaian
kompetensi terpenuhi atau tidak. Harapanya ialah penjelasan mengenai proses
mencangkul yang terdapat di lingkungan mahasiswa dapat menunjukkan bahwa
ilmu fisika dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari. Dengan proses
pembelajaran yang dekat dengan kehidupan peserta didik maka peserta didik
memiliki kesempatan untuk mengkaitkan konsep yang diterima dengan
kehidupan nyata.
BAB V
5.1 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa konsep fisika pada penggunaan cangkul dalam mengolah tanah mulai dari
keuntungan mekanis penggunaan cangkul, Pesawat Sederhana sebagai pengunci
agar petani ketika mencangkul tidak lepas,momen gaya saat mengayunkan cangkul,
gaya tekan yang diberikan oleh cangkul, gaya angkat ketika mengangkat tanah,
gaya tarik ketika menarik tanah, serta usaha dan energi yang dikeluarkan saat
kegiatan mencangkul. Hasil kajian analisis konsep tersebut selanjutnya dijadikan
sebagai draft bahan pembelajaran fisika untuk mahasiswa diprodi agribisnis dan
agroteknologi.
DAFTAR PUSTAKA

Albertus Djoko Lesmono, 2013. Materi Lengkap Tentang Pesawat Sederhana.


Journal of
UGM.
Arya, AP., 1990, Introduction to Classical Mechanics,Allyn and
bacon,Massachusetts.
Cecep Saeful mukti S.Pd., 2018. Materi Usaha dan Energi | Fisika |. Fisika.co.id.
Cecep Saeful Mukti S.Pd., 2019. Materi Kesetimbangan Tegar | Fisika |.
Fisika.co.id
Enita. S., Annisa, dan Agung. 2017. Penerapan Teknologi Alat Penggiling Batang
Tembakau Untuk Pembuatan Pestisida Organik Di Desa Garon, Kecamatan
Musuk, Kabupaten Boyolali. Jurnal Rekayasa Mesin. 11(3): 98-104.
Fowles, 1986, Analytical Mechanics, Holt Rinehart and Winston Inc, New York.
Halliday, D., & R. Resnick (1997).Physics.Terjemahan: Patur Silaban dan
ErwinSucipto. Jakarta: Erlangga.
Lesmono, A.D., S. Wahyuni, dan R.D.N. Alfiana. 2021. Pengembangan Bahan Ajar
Fisika
Berupa Komik pada Materi Cahaya di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika.
1(1): 100-105.
Libman, Z. 2010. Integrating Real-life Data Analysis in Teaching Descriptive
Statistics: A
Constructivist Approach. Journal of Statistics Educations. 18(1): 1-23.
Rif'ati Dina Handayani, 2013. Cangkul Dalam Fisika. Journal of Jatim
Network.com.
Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Suryawati, A. DJohar, D. Meirawan, dan D. Rohmat. 2014. Inovasi Pembelajaran
Melalui Kegiatan Pertanian Di Lahan Kering Berbatu Pada Pendidikan
Vokasional Pertanian. Seminar Nasional Riset Inovatif II: 54-59.
Widyasari, A., Sukarmin, dan Sarwanto. 2015. Pengembangan Modul Fisika
Kontekstual pada Materi Usaha, Energi, dan Daya Untuk Peserta Didik
Kelas X SMK Harapan Kartasura. Jurnal Inkuiri. 4(2): 125-134
Theresia Sri Rahayu. 2011. Jurnal Prakarsa Paedagogia. Penggunaan Metode
Fast Feedback Model Stick Cards Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Pada Materi Pesawat Sederhana

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (Terjemahan).

Jakarta :Penerbit Erlangga.


FOTO DOKUMENTASI

You might also like