Professional Documents
Culture Documents
(Species Diversity Of Forest Vegetation In City Forest Bukit Senja Area Middle Singkawang
District Singkawang City)
Abstract
The research was conducted in the Bukit Senja City Forest Area, Middle Singkawang District,
Singkawang City. The purpose of the research was to find out diversity of forest vegetation in the
city forest and vegetation which dominate the forest. The research was carried out for ± 4 weeks in
the field and continued to analysis data. Method used in the research is direct observation through
the analysis of vegetation in the field by using a line of paved paths made in a direction
perpendicular to the contour with 4 lines each path = 500m with lane 1 as many as 25 plots, lane 2
as many as 25 plots, lane 3 as many 19 plots and lanes 4 of 25 plots. Based on analysis on data
there were dominant trees which filled the forest based on INP seed, namely Durian 78.828%,
Karet 53.480% and Jelatung 22.81%. According to the type of tillers namely Karet 34.58%, Durian
26.02%, and Simpur 23.97%. From the quantitative analysis it showed that be seen that in the index
value dominant (C) of a species is <1, which means the kind of go contained in the research is
varies not only is controlled by one kind of. Diversity Type (H ') is in the group <1 which means it
has a moderate Diversity Index (1 <H' <3). Abundant index (e) results show that the value of E =>
0.6, which means that the type of abundant is high.
Keywords: Bukit Senja Singkawang middle, City Forest, Vegetation Species Diversity
893
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
894
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
Tabel 1.Tallysheet Pengambilan Data Untuk Tingkat Pohon, Tiang, dan Pancang
(Thallysheet Of Data Colected for Tree , Pole and Stake).
No Jalur Petak Nama lokal Nama jenis Diameter Tinggi Keterangan
pohon
1
2
3
4
1
2
3
4
5cm 5cm
2m 2m
2m 5cm
Arah rintis
500m
895
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
896
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
897
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
898
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
899
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
Indeks Dominasi (C), Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) dan Indeks Kelimpahan
Jenis (E).
Tabel 5. Indeks Dominansi (C), Indeks Keanekargaman Jenis (H), Indeks
Kelimpahan Jenis (E) Vegetasi Penyusun Hutan di Kawasan Bukit Senja
Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang (Dominance Index (C),
Species Diversity Index (H’), Abundance Index (E) of Vegetation Forest City
Bukit Senja Area Middle Singkawang District, Singkawang City).
No Tingkat Indeks Dominansi Indek Keanekaragaman Indeks Kelimpahan
Pertumbuhan (C) Jenisi (H’) Jenis (E)
1 Semai 0,8976 1,176173 0,831233
2 Pancang 0,07111 1,256808 0,859416
3 Tiang 0,070354 1,313812 0,880948
4 Pohon 0,1211 0,9658 0,6538
Sumber : Analisis Data 2018
a. Indek Dominasi (C) jenis vegetasi Berdasarkan hasil analisa indeks
tegakan pada kawasan Hutan Kota dominasi pada Tabel 5, untuk tingkat
Bukit Senja Kecamatan Singkawang semai sebesar C=0,8976, untuk tingkat
Tengah Kota Singkawang. pancang C=0,07111, untuk tingkat tiang
Terhadap nilai Indeks Nilai Penting sebesar C=0,070354, dan untuk tingkat
(INP) dari masing-masing jenis yang ada, pohon C=0,1211. Dari hasil tersebut nilai
jenis yang dikategorikan sebagai jenis Indeks Dominasi (C) sudah masuk dari
yang dominan adalah jenis yang memiliki nilai 1 untuk semua tingkat pertumbuhan,
nilai INP yang tertinggi. Dikemukakan hal ini menunjukkan bahwa sudah
oleh Soerianegara dan Indrawan (1998) terdapat jenis yang mendominasi jenis
bahwa jenis yang memiliki peran dan lainnya. Indeks Dominansi (C)
mendominasi suatu habitat pada suatu menggambarkan pola pemusatan dan
komunitas adalah jenis yang memiliki penyebaran jenis dalam tegakan. Indeks
Indek Nilai Pening (INP) yang tinggi. dominasi merupakan kebalikan dari
Berdasarkan hasil analisa data bahwa indeks keanekaragaman jenis, karena pola
pada keseluruhan jalur pengamatan Nilai pemusatan terjadi lebih baik pada
Indek Dominasi (C) dari suatu jenis keanekaragaman yang rendah. Dilihat
adalah <1, artinya jenis tegakan yang semua tingkat pertumbuhan dari tingkat
terdapat dalam lokasi penelitian adalah semai sampai tingkat pohon berarti tidak
bervariasi atau pada komunitas tersebut terdapat spesies yang mendominansi
dominasi jenisnya tidak hanya dikuasai spesies yang lainnya atau struktur
satu jenis saja tetapi masih terdapat komunitas dalam keadaan stabil karena
beberapa jenis lain yang mendominasi C=0.
daerah tersebut.
900
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
Menurut Odum (1993), menyatakan mulai dari semai sampai tingkat pohon
bahwa kebanyakan komunitas alam terlihat adanya cenderung menurun. Hal
mengandung sedikit jenis dengan jumlah ini mengambarkan bahwa telah
individu yang besar (jenis umum atau terjadinnya suksesi sehinga ada jenis-
dominan) dan sebaliknya banyak jenis jenis tingkat bawah yang tidak mampu
masing-masing mewakili oleh sedikit bertahan sampai ke pohon. Menurut
individu (jenis yang jarang) dengan Simpsom (1994), menyatakan bahwa
jumlah sedikit maka pengusahaan pada tidak hanya jumlah spesies dan jumlah
tempat tumbuhnya semakin besar, dengan individu, akan tetapi proporsi dari jumlah
demikian pemusatan jenis-jenis dominan individu dalam masing-masing spesies
akan tersebar dengan merata, karena ikut menentukan.
dengan sedikitnya jenis memungkinkan Berdasarkan Indeks keragaman jenis
jumlah individu yang tumbuh dan pada jalur pengamatan keanekaragaman
berkembang lebih baik. jenis pada jalur pengamatan antara
b. Indeks Keanekaragaman jenis vegetasi (0,9658-1,3138), Keanekaragaman jenis
di Hutan Kota Bukit Senja Kecamatan yang semakin tinggi dalam suatu
Singkawang Tengah Kota komunitas menunjukkan bahwa semakin
SIngkawang. tinggi kemampuan jenis yang lain untuk
Indek Keanekaragaman jenis untuk tumbuh dan berkembang pada kawasann
tingkat semai sebesar 1,176173, untuk tersebut. Hal ini disebabkan vegetasi
tingkat pancang sebesar 1,256808, untuk hutan yang tumbuh beranekaragam dan
tingkat tiang sebesar 1,313812, dan untuk jumlah individu masing-masing jenis
tingkat pohon 0,9658. Hasil analisa yang tinggi. Yang memungkinkan jenis
menunjukkan bahwa di sekitar Bukit tumbuhan tertentu untuk tumbuh dengan
Senja memiliki Indek Keanekaragaman baik. Dan intesitas cahaya yang terdapat
jenis termasuk dalam kategori rendah pada kawasan tersebut lebih normal,
(1<H’<3), karena menunjukkan bahwa untuk tumbuh dan berkembang.
kawasan ini masih memiliki ciri hutan Keanekaragaman jenis yang terjadi pada
hujan tropika, hal tersebut sesuai dengan masing-masing tingkat pertumbuhan
pendapat Richard (1979) yang disebabkan karena adanya perubahan
menyatakan bahwa hutan yang dijumpai vegetasi yang terjadi secara terus menerus
di Philipina, Malaysia, dan Indonesia dan ditunjung oleh keberadaan unsur
senantiasa hijau dan kaya akan jenis hara, air, mineral dan cahaya yang
tumbuhan, berbeda dengan Afrika yang diperoleh oleh vegetasi. Dengan adanya
kekayaan hutan Relative miskin dan kebutuhan yang sama terhadap zat-zat
seragam. Namun bila dilihat dari tersebut maka menyebabkan terjadinya
perubahan nilai indeks keanekargaman masyarakat tumbuh-tumbuhan yang
901
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
902
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
dikenal masyarakat adalah Durio Hutan Kota Bukit Senja, untuk dapat di
zibethinus dan Hevea brasiliensis. kelola dalam kebijakan peningkatan
2. Indeks Nilai Penting keseluruhan pengelolaan hutan pada masa mendatang.
vegetasi pada tingkat semai nilai INP Juga upaya konservatif secara terencana
tertinggi terdapat pada Durio dan terarah melalui pengkayaan jenis
zibethinus 78,828% pada tingkatan terhadap kawasan yang dirasa kurang
pohon, pada tingkatan tiang terdapat permudaannya. Pengkayaan jenis
Durio zibethius 49,61%, untuk tingkat dilakukan terutama dari jenis-jenis asli
pancang terdapat Hevea brasiliensis setempat, dan jenis-jenis bermanfaat,
44,80% dan pada tingkatan semai misalnya dari jenis buah-buahan dan jenis
Havea brasiliensis 34,58%. lainnya sehingga tetap terjaganya keadaan
3. Nilai Indek Dominasi (C) untuk ekosistem yang baik sebagai sumber
keseluruhan vegetasi tertinggi yaitu plasma nutfah.
pada tingkat semai, yaitu 0,8976% dan DAFTAR PUSTAKA
pada tingkatan pohon 0,1211%. Hal ini Ferianita, M. 2006. Metode Sampling
menggambarkan bahwa terdapat jenis Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.
yang mendominasi jenis lain atau Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. Jakarta :
bervariasi. Bumi Aksara. 2006.
4. Nilai Indek Keanekaragaman Jenis Magguran, 1988. Keanekaragaman dan
untuk keseluruhan vegetasi untuk Pengukurannya.
tingkat semai 1,1761%, pada tingkat PrincetonUniversity press.
pancang 1,2568%, pada tingkat tiang Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi.
1,3138%, dan pada tingkat pohon Gadjahmada University Press.
0,9658%. Hal ini menunjukkan bahwa Yogyakarta.
kanekaragaman jenis tergolong cukup Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi.
tinggi karena (1>H`<3). Penerjemah Tjahjono Samingan ;
5. Indeks Kesamaan Komunitas untuk Penyunting B. Srigandono.
keseluruhan vegetasi dan pohon hutan Yogyakarta : Gadjahmada
University Press. 1993.
pada tingkat semai, pancang, tiang,
dan pohon tergolong tinggi. Hal ini Peraturan Pemerintah (PP) No.63. Tahun
menggambarkan bahwa komunitas 2002.
vegetasi yang terdapat pada kawasan Richard, P.W. 1979. The Tropical Rain
Hutan Kota Bukit Senja hampir sama Forest: an Ecological Study.
(mendekati 100%). Yayasan Pembina Fakultas
Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Saran
Perlu adanya upaya menjaga dan Simpson, E. H. 1994. Catatan Polusi
mempertahankan keberadaan kawansan Undara Pada Divisi Kuliah Ilmu
903
JURNAL HUTAN LESTARI (2019)
Vol. 7 (2) : 893 – 904
904