Professional Documents
Culture Documents
Fasilitator:
Elvin Tobing
Managing
Performance
(Mengelola Kinerja)
Leader di semua posisi:
Perlu mengembangkan sense of business
Policy
Business Supporting
Maker
Performance Management
(Manajemen Kinerja)
Step 1: Define
Step2: Monitor & Evaluate
Performance
Performance
Set goals and 1
Measure & evaluate
communicate performance
progress and outcomes
expectation
Step 4: Provide
Step3: Review
Consequences
Performance
3 Administer valued rewards
Deliver feedback and
and appropriate
coaching
punishment
STEP 1: DEFINE PERFORMANCE -
EXPECTATION & GOALS
1 2 3 4
Set SMART goal Promote goal commitment Promote support & Create action plan
- Specific - Tuliskan tujuan Anda feedback
- Measurable - Identifikasi Hambatan dan - Pastikan tim memiliki skill yang
- Buat rencana tindakan yang
dibutuhkan terperinci
- Attainable Sumberdaya pendukung
- Pastikan manfaatnya untuk Anda - Manage ekpektasi mereka
- Reasonable
- Break down - Sediakan waktu khusus untuk
- Time bound
memberikan feedback ke tim
- Organisir
- Insentif berupa uang dan non uang
• Profitability • Customer satisfaction
• Revenue • No of complaint
• Return on investment • Operational excellence
• Cost efficiency • Compliance to regulation
• On time delivery / lifting
Financial Customer
To succeed financially, To achieve our vision,
how should we appear how should we appear
to our shareholders? to our customers?
Make sure the KPIs Make sure the KPIs
will touch financial will satisfy our
aspects customers
Monitoring Measurement
Performance
Evaluation Berdasarkan bukti
Akurasi
Kredibilitas Sumbernya
Fairness dari sistemnya
Ekspektasi performa vs reward
Keterkaitan dengan tujuan
Feedback positif itu Feedback negative itu
terbaik diberikan terbaik diberikan
Penggunaan kepada receiver kepada receiver
Feedback
Positif dan Awal mengejar target Akhir mengejar target
Negatif
Pemula Ahli (expert)
Kriteria Distribusi
• Hasil
• Perilaku dan tindakan
• Pertimbangan
nonperformance
COACHING
• Sebuah percakapan produktif antara Coach & Coachee
• Ada dan berorientasi solusi ke depan
• Bertujuan mengembangkan potensi Coachee agar berkinerja lebih
baik lagi
• Termasuk mengeksplor potensi-potensi Coachee
• Hasilnya sangat tergantung kepada komitmen Coachee
• Dilakukan secara individual (one-to-one) dan menjaga kerahasiaan
• Semua dilakukan berdasarkan kesepakatan
• Difasilitasi oleh Coach dengan metode tertentu
• Memancing Coachee menemukan solusi yang paling nyaman buat
dirinya
• Men-challenge coachee di setiap alternatif solusi yang ditemukan
• Menantang Coachee agar lebih berani melakukan hal yang lebih baik
dari perkiraannya
• Memonitor Coachee agar konsisten terhadap komitmennya
• Memotivasi Coachee agar bertanggungjawab terhadap keputusan dan
COACHING konsekuensi yang timbul
FUTURE
CONSULTING
COACHING
MENTORING
TELLING ASKING
THERAPY COUNSELING
PAST
COACHING BUKANLAH:
• Sesi gossip
Bukan mengatakan,
tetapi dengan
bertanya
Proses m e m b a n t u
Tidak selalu berkaitan
menemukan dan
dengan masalah
bertindak berdasarkan
kinerja, tetapi untuk
s o l u s i yang
membantu berkinerja
paling cocok
lebih baik lagi
dengan dirinya.
Coaching
Karakter Coach:
1. Tulus (jangan ada “agenda
pribadi”)
2. Optimis
3. Menerima tanpa “judgement”
4. Orientasi solusi
5. Respek terhadap perbedaan
6. Pendengar yang baik
7. Mampu menjaga rahasia
Start With Building Rapport
(Mulai dari Membangun Kedekatan)
• Pengertian Rapport:
• Ikatan emosional dengan orang lain
• Perasaan nyaman terhadap seseorang dan adanya trust
• Pengalaman “get on well (nyaman)” dengan seseorang
• Awal yang paling penting dalam sebuah interasksi
• “Break the ice” (memecah kebekuan) sebuah percakapan
• Menentukan apakah “pintu rumah si coachee” akan dibuka
atau tidak
• Harus dijaga dan dipertahankan selama berinteraksi
• Memulai dengan salam
• Tanya kabar
• Terima orang lain “sebagaimana ada” dan
bantu
• No judging (Tidak menghakimi)
• Perlakukan sebagai teman best friend
• Terima kelemahannya tanpa mendebat dan
menyerang
• Tunjukkan ketertarikan dalam komunikasi
dan objektif ada nilai /
Membangun Trust yang apa
Dengan Ketulusan :
• Pertahankan ketulusan Anda, bukan hanya di
senjata alami dalam membangun
sesi formal tetapi di sepanjang hidup
rapport
• Ketika Anda dikenal sebagai orang yang tulus,
Anda nggak perlu minta waktu lebih untuk
mendapatkan trust
Establishing Trust: Menjaga Kerahasiaan
1. Menjelaskan di awal sesi coaching bahwa
percakapan bersifat rahasia
9
Berbobot Tidak Berbobot
• Hasil pendengaran aktif • Hasil judgement atau asumsi
• Jenis pertanyaan terbuka
pribadi
yang dimulai dengan: Apa, • Dimulai dengan: Mengapa,
Kenapa, Apakah, Sudahkah?
Seberapa, Bagaimana,
Siapa, Kapan, Di mana • Mengarahkan coachee kepada
solusi tertentu (leading question)
• Menggali situasi coachee lebih • Membuat percakapan bergerak
dalam mundur (mengorek-orek masa lalu
• Membuat percakapan bergerak ke yang tidak relevan dengan tujuan
depan percakapan)
Contoh-contoh Pertanyaan Berbobot
• Apa yang sudah Anda lakukan untuk mengatasinya selama ini?
• Apa yang masih mungkin Anda lakukan ke depan ini?
• Apa yang menjadi prioritas Anda?
• Bagaimana persisnya Anda mengerjakannya?
• Bagaimana supaya Anda bisa mengatasinya?
• Seberapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilan Anda?
• Siapa persisnya yang Anda maksud?
• Kapan Anda bisa mulai melakukannya? Catatan:
Dalam percakapan coaching, boleh
• Di mana Anda akan memulainya? menggunakan bahasa sehari-hari
tapi tidak mengurangi makna dari
tujuan bertanya.
Contoh Pertanyaan Tidak Berbobot
• Mengapa Anda lakukan itu?
• Harusnya: Apa pertimbangan Anda melakukan itu?
• Kenapa tidak dikerjakan?
• Harusnya: Apa kendala sehingga hal itu belum Anda kerjakan?
• Apakah Anda mengerti konsekuensi dari perbuatan Anda itu?
• Harusnya: Apa yang Anda sadari konsekuensi dari perbuatan Anda?
• Anda sudah menghubungi orangtuanya?
• Harusnya: Bagaimana seharusnya yang Anda lakukan terhadap orangtuanya?
• Anda sudah tahu itu salah, kok masih diteruskan?
• Harusnya: Apa yang membuat Anda bersikukuh melakukan itu?