You are on page 1of 12

ISSN 1978-3787 (Cetak)

ISSN 2615-3505 (Online) 5067


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
EFEKTIVITAS PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR DAUN KELOR DAN
INTERVAL WAKTU PEMBERIAN TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL
TANAMAN JAGUNG PULUT (Zea mays ceratina L)

Oleh
Junaidi
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unversitas Madako Tolitoli
Email : junaidi.saja@gmail.com

Abstract
The research was conducted in the land of the Faculty of Agriculture, Madako University, Tambun
Village, Baolan District, Tolitoli Regency, Central Sulawesi Province with an altitude of 43 meters
above sea level with an average temperature of 330C. The study was carried out in August - October
2020 with the aim of research to determine the effectiveness of dosing and the time interval for
giving Moringa leaf POC and its interaction on the growth and yield of pulut corn plants. Factor I:
The dosage of Moringa leaf POC which consists of 3 levels; K1: 200 ml dose, K2: 400 ml dose,
K3: 600 ml dose. Factor II: Time interval for giving Moringa leaf POC consisting of 3 levels; I1:
once every 3 days, I2: 7 every day, I3 = once every 9 days. This study consisted of 9 combination
treatments and each treatment was repeated 3 times so that it required 27 units of research beds.
The results showed that the single factor of moringa leaf POC dosage treatment had a significant
effect on the height parameters of pulut maize at the age of 5 MST and 6 MST, weight of fresh
weighted cobs, number of seed rows on the cobs and the number of seeds per line on the cob. The
best dosage treatment for Moringa leaves POC is 400 ml. The time interval for giving POC of
Moringa leaves had a significant effect on the height parameters of pulut maize at 5 MST and 6
MST, weight of fresh cob with weight, number of seed rows on the cobs and the number of seeds
per line on the cobs. The best treatment time interval is 7 days. While the interaction of moringa
leaf POC dosage treatment with time intervals of administration had no significant effect on the
growth and yield of pulut maize.
Keywords: Pulut maize (Zea mays Ceratina L), Moringa leaves Liquid Organic Fertilizer
(POC), time interval

PENDAHULUAN masyarakat ada beberapa jenis yaitu jagung


Komoditi pangan yang populer selain lokal, jagung manis, jagung pulut/ketan dan
padi dan gandum adalah jagung. Jagung juga jagung pulut manis.
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan Jagung pulut atau jagung ketan (Zea mays
pangan masyarakat. Jagung adalah salah satu certain L) merupakan salah satu jenis jagung
sumber makanan yang sangat baik karena yang memiliki kandungan amilopektin yang
mengandung 80% karbohidrat, 10% protein, tinggi, rasa manis, lunak dan pulen. Jagung
4,5% minyak dan 2% mineral (Agitarani, pulut kurang populer, khususnya pada
2011), sedangkan menurut Harahap (2007) masyarakat kota karena kurang dipromosikan
menyebutkan bahwa, jagung mengandung 77% dan belum mendapat perhatian untuk
pati, 2% gula, 9% protein, 5% pentosan serta dibudidayakan. Jagung pulut jarang
2% bahan-bahan yang mengandung unsur Ca, dibudidayakan di Indonesia dikarenakan
Mg, P, Al, Fe, Na dan Cl, dengan adanya masyarakat belum begitu mengenal serta
komposisi ini maka jagung bernilai sangat baik mengetahui manfaat lain dari jagung ketan ini
untuk dikonsumsi. Jagung yang saat ini dikenal
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021
Open Journal Systems
5068 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kecuali di daerah tertentu seperti Sulawesi dan memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman.
Nusa Tenggara Timur (NTT). Aplikasi bahan organik akan memperbaiki
Permintaan pasar akan jagung pulut struktur tanah, meningkatkan kapasitas
semakin meningkat, akan tetapi permintaan menahan air dan meningkatkan kehidupan
tersebut tidak linier dengan produksi. Jagung biologi tanah (Riley et al., 2008).
pulut lokal Sulawesi memiliki produktivitas Alternatif yang dapat dikembangkan,
sekitar 2 sampai 2,5 ton/ha, sementara potensi yaitu pembuatan pupuk organik cair sebagai
hasil bisa mencapai 8,09 ton/ha (Suarni, 2013) pengganti pupuk anorganik. Penggunaan pupuk
Data Badan Pusat Statistik dan organik juga dapat menyediakan unsur hara
Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa makro, meningkatkan hasil produksi pertanian,
produksi jagung di Indonesia pada tahun 2017 menyuburkan tanah dan memacu pertumbuhan
mencapai 28.924.015 ton dengan luas panen tanaman serta menjaga kelestarian lingkungan
3.654.751 ha, sedangkan pada tahun 2018 (Simanungkalit, 2006)
mencapai 30.055.623 ton dengan luas panen Pupuk organik cair mempunyai beberapa
2.211.491 ha (Statistik Pertanian, 2018). manfaat di antaranya dapat mendorong dan
Daerah di Indonesia yang merupakan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan
salah satu sentra produksi jagung adalah pembentukan bintil akar pada tanaman
Sulawesi, di Sulawesi Tengah pada tahun 2017 leguminosa sehingga meningkatkan
produksi jagung sebesar 374.323 ton dengan kemampuan fotosintesis tanaman dan
luas panen 47.495 ha, sedangkan pada tahun menyerap nitrogen dari udara. Pemberian
2018 produksi jagung sebesar 380.650 ton pupuk organik cair harus memperhatikan dosis
dengan luas panen 48.704 ha, rata-rata produksi yang diaplikasikan terhadap tanaman, dari
produksi jagung di Sulawesi Tengah pada tahun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
2017 sebesar 7.881 ton/ha dan tahun 2018 pemberian pupuk organik cair melalui daun
sebesar 7.815 ton/ha (Statistik Pertanian, 2018). memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman
Kabupaten Tolitoli pada tahun 2017 luas yang lebih baik dibandingkan dengan
panen jagung 1.549 ha dengan produksi 8.659 pemberian melalui tanah.
ton, sedangkan tahun 2018 luas panen 2.149 ha Penggunaan pupuk cair dengan
dengan produksi 9.040 ton, rata-rata produksi memanfaatkan mikroorganisme dapat menjadi
jagung di Kabupaten Tolitoli sebesar 5,59 alternative penunjang kebutuhan unsur hara
ton/ha pada tahun 2017 dan sebesar 4,20 ton/ha dalam tanah, serta dapat menjadi solusi menuju
di tahun 2018 (BPS Kabupaten Tolitoli, 2019). pertanian ramah lingkungan dan bebas dari
Produksi jagung dua tahun terakhir di pupuk dan obat-obatan kimiawi. Bahan POC
Sulawesi Tengah dan Kabupaten Tolitoli organik mudah didapat dan mudah diolah.
mengalami peningkatan dengan bertambahnya Larutan POC mengandung unsur hara makro,
luas panen, namun dengan peningkatan luas mikro, dan mengandung mikroorganisme yang
panen tiap tahunnya, tidak linier berpotensi sebagai perangsang pertumbuhan,
peningkatannya dengan rata-rata produksi dan agen pengendali hama dan penyakit
jagung per hektar, sehingga peningkatan tanaman sehingga baik digunakan sebagai
produksi perlu dilakukan seiring meningkatnya pupuk hayati dan pestisida organik
permintaan terhadap jagung. (Purwasasmita dan Kunia, 2009).
Upaya peningkatan hasil tanaman jagung Bahan baku yang digunakan sebagai
dilakukan antara lain dengan pemupukan. pupuk organik cair minimal berbahan dasar
Pemupukan merupakan proses untuk organik atau alami yang mengandung unsur
memperbaiki atau memberikan tambahan unsur nitrogen dan kalium, karena unsur nitrogen dan
hara pada tanah dan tanaman, sehingga dapat kalium sangat dibutuhkan tanaman dalam

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online) 5069
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
proses pertumbuhan dan perkembangannya, Perlakuan pupuk organik cair daun kelor
salah satu bahan organik yang mengandung dan interval waktu pemberian serta kombinasi
unsur nitrogen dan kalium adalah daun kelor. perlakuan yang dilakukan merupakan faktor
Tumbuhan kelor memiliki potensi yang yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan
dapat digunakan sebagai bahan pembuatan hasil tanaman jagung pulut.
pupuk organik cair. Tanaman kelor juga
mengandung banyak senyawa lain yang dapat METODE PENELITIAN
dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan Penelitian ini dilaksanakan di Lahan
tanaman. Tanaman kelor mengandung hormon Fakultas Pertanian Universitas Madako
tumbuh yaitu sitokinin dan zeatin. Sitokinin Kelurahan Tambun Kecamatan Baolan
merupakan hormon pertumbuhan pada tanaman Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah
yang dapat menginduksi pembelahan sel, dengan ketinggian tempat 43 mdpl dengan suhu
pertumbuhan sel, serta menunda penuaan sel, rata-rata 330C dilaksanakan pada bulan Agustus
sedangkan zeatin merupakan anti oksidan kuat - Oktober 2020.
dengan sifat anti penuaan. Bahan yang digunakan dalam penelitian
Menurut Fuglie (2000) bahwa ekstrak ini adalah benih jagung pulut, insektisida, daun
daun kelor yang diberikan ketanaman bawang, kelor, gula merah, EM4, air beras dan air.
paprika, kacang kedelai, sorgum, kopi, teh, Alat yang digunakan adalah cangkul,
cabai, melon dan jagung dapat meningkatkan kayu tugal, ember, parang, kayu pengaduk,
hasil tanaman, selain mengandung hormon blender, pisau, label perlakuan, alat semprot,
pertumbuhan, daun kelor per 100 gram juga gembor, alat tulis, kamera, meteran, gelas ukur
mengandung unsur hara makro yaitu 440 mg dan timbangan.
Ca, 259 mg K, 70 mg P (Foidle, 2001). Penelitian ini menggunakan rancangan
Kandungan unsur hara dan hormon faktorial dengan rancangan dasar Rancangan
pertumbuhan yang terdapat dalam daun kelor Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua
menunjukkan bahwa daun kelor memiliki faktor. Faktor pertama adalah Pemberian dosis
potensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk cair POC daun kelor yang terdiri dari 3 taraf, yaitu :
(Crisnadi, 2015). K1 : dosis 200 ml, K2 : Dosis 400 ml, K3 :
Pemanfaatan daun kelor menjadi pupuk Dosis 600 ml. Faktor kedua adalah Interval
organik cair perlu ditambahkan EM4 sebagai waktu pemberian POC daun kelor yang terdiri
bioaktivator sehingga dapat menghasilkan dari 3 taraf, yaitu I1 : 3 hari sekali, I2 : 7 hari,
pupuk dengan kualitas baik dalam proses I3 = 9 hari
fermentasi. Efektifmikroorganisme (EM4) Faktor pertama dan kedua
merupakan larutan yang mengandung dikombinasikan sehingga terdapat 9 perlakuan,
mikroorganisme baik atau menguntungkan tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali,
yang berperan dalam mempercepat sehingga terdapat 27 unit penelitian.
dekomposisi bahan organik (Hadisuito, 2012). Pengelompokan berdasarkan ukuran benih
Semakin tinggi dosis pupuk yang yaitu kecil, sedang dan besar.
diberikan dan semakin sering dilakukannya Untuk melihat pengaruh perlakuan,
pemberian pupuk pada tanaman, maka dilakukan sidik ragam, sidik ragam yang
kandungan unsur hara juga semakin tinggi. menunjukan perlakuan berpengaruh nyata
Tetapi pemberian dengan dosis yang berlebihan maka dilanjutkan dengan uji BNJ 5%.
akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan Pelaksanaan Penelitian
pada tanaman, oleh karena itu pemilihan dosis Persiapan Benih
yang tepat perlu diketahui oleh para pengguna Benih jagung pulut yang digunakan
dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian- adalah benih yang di produksi oleh sebuah
pengujian di lapangan. perusahaan benih yang memiliki kualitas

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021
Open Journal Systems
5070 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
terukur, meskipun ukuran benih tidak merata, pengaplikasian POC terlebih dahulu di takar
tetapi tetap memiliki daya tumbuh yang sesuai dengan dosis setiap perlakuan.
optimal. Benih jagung pulut didapat lewat toko Pemberian di lakukan sebanyak 3 kali sesuai
benih dan dibeli guna kebutuhan penelitian. dengan perlakuan interval waktu 3, 7 dan 9 hari
Pembuatan POC daun Kelor sekali dengan cara di semprotkan pada daun
Mengambil daun kelor yang sudah dan tanah sekitar tanaman jagung pulut.
disiapkan sebanyak 5 kg, kemudian daun kelor Peubah Pengamatan
dihacurkan dengan menggunakan blender, daun 1. Tinggi Tanaman (Cm)
kelor yang telah hancur di masukkan ke dalam Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari
ember dan dicampur gula merah sebanyak 1 kg permukaan tanah sampai pada ujung daun
yang telah dicairkan, ditambah 120 ml EM4 tertinggi menggunakan meteran.
dan air cucian beras sebanyak 12 liter. Setelah Pengukuran dimulai pada saat tanaman
itu diaduk campuran tersebut dengan kayu berumur2,3, 4, 5 dan 6 MST
pengaduk sampai tercampur merata. Kemudian 2. Jumlah Daun (Helai)
tutup rapat ember yang sudah berisi bahan Penghitungan jumlah daun dilakukan pada
campuran, kemudian difermentasi, setelah 2 daun yang telah membuka sempurna.
minggu, pupuk organik cair daun kelor siap di Penghitungan dilakukan pada saat tanaman
gunakan. Saat pupuk organic cair daun kelor berumur 2, 3, 4, 5 dan 6 MST
digunakan, pupuk dicampurkan dengan air. 3. Bobot Tongkol Segar Berkelobot (Gram)
Pengolahan Lahan Pengamatan bobot tongkol segar
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara berkelobot dilakukan pada saat panen,
tanah dicangkul, lalu tanah digemburkan, dengan menimbang tongkol segar yang
diratakan dan dibersihkan dari sisa gulma, masih berkelobot.
kemudian dibuat 27 bedengan masing-masing 4. Jumlah Baris Biji Pada Tongkol (Baris)
ukuran bedengan 2 m x 1 m dengan tinggi Pengamatan jumlah baris pada tongkol
30cm, jarak antar bedengan 50 cm dan jarak buah dilakukan pada saat panen, baris biji
antar ulangan 50cm. dihitung secara melingkar.
Penanaman Benih 5. Jumlah Biji per Baris Pada Tongkol (Biji)
Sebelum benih jagung pulut ditanam, Penghitungan jumlah biji per baris pada
terlebih dahulu dilakukan pemilihan benih. tongkol dilakukan pada saat panen,
Benih yang digunakan adalah benih yang tidak dihitung mulai dari pangkal sampai ujung
terdapat gejala serangan hama dan penyakit. tongkol tiap barisnya.
Sebelum dimulai penanaman, terlebih dahulu
dilakukan penyiraman pada semua bedengan HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian, agar keadaan tanahnya lembab, Tinggi Tanaman (cm)
sehingga memudahkan penanaman. Lubang Analisis sidik ragam menunjukan
tanam dibuat secara tugal dengan kedalaman 3- bahwa POC daun kelor dan interval waktu
5 cm dengan jarak tanam 70 cm x 40 cm, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 5
selanjutnya benih di masukkan ke lubang tanam MST, sedangkan interaksinya berpengaruh
sebanyak satu benih per lubang, kemudian tidak nyata. Untuk mengetahui pengaruh
ditutup dengan tanah dan diberi label perlakuan perlakuan POC daun kelor terbaik dan interval
sesuai dengan dosis POC dan interval waktu waktu 5 MST terbaik maka dilanjutkan dengan
pemberian POC yang diujikan. uji BNJ 5%. Hasil uji BNJ 5% disajikan pada
Perlakuan POC Daun Kelor Tabel 1.
Pemberian POC daun kelor dilakukan Tabel 1 Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm)
pada pagi atau sore hari, sebelum Jagung Pulut 5 MST Pada Berbagai

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online) 5071
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Perlakuan POC Daun Kelor dan Interval Tabel 2 Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm)
Waktu 5 MST Jagung Pulut 6 MST Pada Berbagai
Perlakuan POC Daun Kelor dan Interval
POC Daun Kelor Interval Waktu Waktu
Faktor Tunggal
POC POC Daun Kelor Interval Waktu
Daun Kelor Faktor Tunggal
POC
I1 I2 I3 Daun Kelor

K1 150,58 170,83 154,50 158,64a I1 I2 I3


K2 180,58 197,75 167,33 181,89b
K3 156,08 177,65 159,58 164,44a K1 177,25 211,16 187,25 191,89a
Faktor Tunggal K2 231,69 231,32 202,73 221,91b
K3 185,75 228,48 187,08 200,44a
Interval Waktu 162,41a 182,08b Faktor Tunggal
160,47a BNJ 5% =9,04
Interval Waktu 198,23 a 223,65b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf 192,35a BNJ 5% =9,04
yang sama pada baris yang sama berarti
berbeda tidak nyata Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf
Hasil uji BNJ 5% menunjukan bahwa yang sama pada baris yang sama berarti
perlakuan tunggal POC daun kelor dosis 400 ml berbeda tidak nyata
berbeda nyata dengan perlakuan 200 ml dan Hasil uji BNJ 5% menunjukan bahwa
perlakuan POC daun kelor dosis 600 ml, tetapi perlakuan tunggal POC daun kelor dosis 400 ml
perlakuan POC daun kelor 200 ml tidak berbeda nyata dengan perlakuan 200 ml dan
berbeda nyata dengan perlakuan POC daun perlakuan POC daun kelor dosis 600 ml, tetapi
kelor 600 ml. Pada perlakuan tunggal interval perlakuan POC daun kelor 200 ml tidak
waktu 7 hari, berbeda nyata dengan perlakuan berbeda nyata dengan perlakuan POC daun
interval waktu 3 hari dan 9 hari, tetapi kelor 600 ml. Pada perlakuan tunggal interval
perlakuan interval waktu 3 hari tidak berbeda waktu 7 hari, berbeda nyata dengan perlakuan
nyata dengan interval waktu 9 hari. interval waktu 3 hari dan 9 hari, tetapi
Analisis sidik ragam menunjukan perlakuan interval waktu 3 hari tidak berbeda
bahwa POC daun kelor dan interval waktu nyata dengan interval waktu 9 hari.
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 Pemberian dosis POC daun kelor
MST, sedangkan interaksinya berpengaruh berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
tidak nyata. Untuk mengetahui pengaruh jagung pulut umur 5 MST dan 6 MST .Pada
perlakuan POC daun kelor terbaik dan interval umur 5 MST perlakuan K2 = 400 ml dengan
waktu terbaik 6 MST maka dilanjutkan dengan rata-rata tinggi tanaman 181.89 cm dan pada
uji BNJ 5%. Hasil uji BNJ 5% disajikan pada umur 6 MST dengan rata-rata tinggi tanaman
Tabel 2. 221.91cm. begitu pula dengan factor tunggal
interval waktu pemberian I2 = 7 hari sekali,
juga berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman dengan rata-rata tinggi tanaman
182.08 cm pada umur 5 MST dan rata-rata
tinggi tanaman 223.65 cm pada 6 MST.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021
Open Journal Systems
5072 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pengaruh yang nyata saat fase Tabel 3 Rata-Rata Bobot Tongkol Segar
vegetative pada tinggi tanaman, akibat adanya Berklobot (Gram) Jagung Pulut Pada
kandungan unsur hara N pada POC daun kelor Berbagai Perlakuan POC Daun Kelor dan
yang cukup untuk memacu pertumbuhan tinggi Interval Waktu
tanaman. Pemberian dosis POC daun kelor
yang tepat pada interval waktu yang tepat pada POC Daun Kelor Interval Waktu
saat fase vegetative tanaman adalah kunci dari Faktor Tunggal
perlakuan, dimana fase tersebut tanaman POC
membutuhkan unsur hara dalam jumlah Daun Kelor
optimum untuk merangsang pertumbuhan
tanaman itu sendiri, termasuk tinggi tanaman. I1 I2 I3
Nitrogen berperan merangsang pertumbuhan
batang yang akhirnya dapat memacu tinggi K1 213,14 254,84 225,05 231,01a
tanaman (Setyadmidjaya, 1986) K2 282,31 283,46 234,58 266,78b
Menurut Najla Lubis (2019) bahwa K3 214,20 261,54 212,39 229,38a
pengaruh pupuk cair daun kelor yang semakin Faktor Tunggal
tinggi dosis yang diberikan dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produksi, sebaliknya dengan Interval Waktu 236,55a 266,61b
penggunaan dosis pupuk cair daun kelor yang 224,01a BNJ % =16,41
lebih rendah dapat melambatkan pertumbuhan
dan produksi tanaman. Tinggi tanamanan dan Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf
diameter batang yang cukup besar merupakan yang sama pada baris yang sama berarti
gambaran kemampuan tanaman berbeda tidak nyata
mempertahankan biomas yang cukup besar Hasil uji BNJ 5% menunjukan bahwa
(Caims et al. 2012 dalam Efendi et al. 2017) perlakuan tunggal POC daun kelor dosis 400 ml
Jumlah Daun (Helai) berbeda nyata dengan perlakuan 200 ml dan
Analisi sidik ragam menunjukkan perlakuan POC daun kelor dosis 600 ml, tetapi
bahwa perlakuan dosis POC daun kelor dan perlakuan POC daun kelor 200 ml tidak
interval waktu pemberian menunjukkan berbeda nyata dengan perlakuan POC daun
pengaruh tidak nyata terhadap parameter kelor 600 ml. Pada perlakuan tunggal interval
jumlah daun, di mana jumlah daun relative waktu 7 hari, berbeda nyata dengan perlakuan
sama pada semua perlakuan. interval waktu 3 hari dan 9 hari, tetapi
Bobot Tongkol Segar Berklobot (Gram) perlakuan interval waktu 3 hari tidak berbeda
Analisis sidik ragam menunjukan nyata dengan interval waktu 9 hari.
bahwa POC daun kelor dan interval waktu Faktor tunggal pemberian dosis POC
berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol daun kelor berpengaruh nyata terhadap hasil
segar berklobot, sedangkan interaksinya tanaman jagung pulut pada parameter bobot
berpengaruh tidak nyata. Untuk mengetahui tongkol segar berkelobot perlakuan K2 = 400
pengaruh perlakuan POC daun kelor terbaik ml dengan rata-rata bobot 266.78 gram. Serta
dan interval waktu terbaik maka dilanjutkan factor tunggal interval waktu pemberian I2 = 7
dengan uji BNJ 5%. Hasil uji BNJ 5% disajikan hari sekali dengan rata-rata bobot 266.61 gram.
pada Tabel 3. Pengaruh nyata pemberian dosis tepat
POC daun kelor pada parameter bobot tongkol
segar berklobot terjadi akbat adanya unsur hara
makro dan mikro yang terkandung di dalamnya,
serta pemberian POC daun kelor dengan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online) 5073
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
interval waktu yang tepat. Sehingga dengan Tabel 4 Rata-Rata Jumlah Baris Biji Pada
optimal dapat digunakan untuk pertumbuhan Tongkol (Baris) Jagung Pulut Pada
pada fase vegetative dan secara linier Berbagai Perlakuan POC Daun Kelor dan
mempengaruhi perkembangan tongkol di fase Interval Waktu
generative dalam peroses pengisian biji,
sehingga biji tongkol yang terbentuk POC Daun Kelor Interval Waktu
mengalami perkembangan ukuran menjadi Faktor Tunggal
besar dan berpengaruh pada bobot tongkol. Hal POC
tersebut sejalan dengan pendapat bahwa unsur Daun Kelor
K sebagai activator enzim yang sangat penting
dalam reaksi reaksi fisiologis dan menyebabkan I1 I2 I3
penimbunan fotositat berjalan optimal sehingga
menghasilkan biomassa tanaman yang lebih K1 12,33 12,83 11,67 12,28a
berat (Pandia et al, 2013) K2 13,00 12,67 13,00 12,89b
Selain unsur hara makro dan mikro, K3 12,50 12,83 11,83 12,398a
POC daun kelor juga mengandung hormon Faktor Tunggal
tumbuh yaitu sitokinin, Ekstrak daun kelor
terbukti mengandung hormon sitokinin alami Interval Waktu 12,61a 12,78a
seperti zeatin, hydro zeatin dan iso 12,17b BNJ % =0,24
pentyladenine. Hormon sitokinin berpengaruh
terhadap pembelahan dan diferensiasi sel Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf
sehingga dapat memicu kecepatan yang sama pada baris yang sama berarti
pertumbuhan tanaman seperti tunas-tunas baru, berbeda tidak nyata
terutama pada masa perkecambahan biji, dan Hasil uji BNJ 5% menunjukan bahwa
sebagai pemasok nutrisi selama proses perlakuan tunggal POC daun kelor dosis 400 ml
pembuahan (Fati Rahma dkk, 2019). berbeda nyata dengan perlakuan 200 ml dan
Tanaman tidak akan memberikan hasil perlakuan POC daun kelor dosis 600 ml, tetapi
yang maksimal apabila unsur hara yang perlakuan POC daun kelor 200 ml tidak
dibutuhkan tidak tersedia. Pemupukan dapat berbeda nyata dengan perlakuan POC daun
meningkatkan pertumbuhan serta hasil panen kelor 600 ml. Pada perlakuan tunggal interval
secara kualitatif maupun kuantitatif (Sutejo, waktu 7 hari, berbeda nyata dengan perlakuan
1992 dalam Jumini, 2011) interval waktu 9 hari, dan tidak berbeda nyata
Jumlah Baris Biji Pada Tongkol (Baris) dengan perlakuan tunggal interval waktu 3 hari.
Analisis sidik ragam menunjukan Tetapi perlakuan interval waktu 3 hari
bahwa POC daun kelor dan interval waktu menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan
berpengaruh nyata terhadap jumlah baris biji interval waktu 9 hari.
pada tongkol, sedangkan interaksinya Faktor tunggal pemberian dosis POC
berpengaruh tidak nyata. Untuk mengetahui daun kelor berpengaruh nyata terhadap hasil
pengaruh perlakuan POC daun kelor terbaik tanaman jagung pulut pada parameter jumlah
dan interval waktu terbaik maka dilanjutkan baris biji pada tongkol perlakuan K2 = 400 ml
dengan uji BNJ 5%. Hasil uji BNJ 5% disajikan dengan rata-rata baris 12.89 baris. Serta factor
pada Tabel 4. tunggal interval waktu pemberian POC daun
kelor perlakuan I2 = 7 hari sekali dengan rata-
rata baris 12.78 baris. Hal ini disebabkan oleh
unsur hara pada daun kelor sangat beragam.
Terutama kandungan unsur hara Phosphor (P)
dan Kalium (K) yang mempengaruhi

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021
Open Journal Systems
5074 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pulut dan interval waktu terbaik maka dilanjutkan
pada masa generatif. dengan uji BNJ 5%. Hasil uji BNJ 5% disajikan
Unsur hara P yang yang terkandung pada Tabel 5.
dalam ekstrak daun kelor yaitu bahan utama Tabel 5 Rata-Rata Jumlah Biji Per
pupuk organik cair ini dapat memacu Baris Pada Tongkol (Biji) Jagung Pulut
perkembangan jaringan tanaman jagung pulut, Pada Berbagai Perlakuan POC Daun Kelor
mamacu pertumbuhan akar, merangsang dan Interval Waktu
pembentukan bunga dan menyempurnakan
pembentukan pada tongkol. Unsur posfor juga POC Daun Kelor Interval Waktu
mempunyai peran yang lebih pada Faktor Tunggal
pertumbuhan generative tanaman, terutama POC
pada pembungaan pembentukan tongkol dan Daun Kelor
biji (Sarief, 1986).
Unsur hara K yang diberikan terus I1 I2 I3
menerus kedalam tanah akan membantu
metabolisme tanaman untuk menyerap air dan K1 30,77 34,01 32,14 32,30a
hara dalam tanah, kemudian hara yang telah K2 34,05 33,74 32,53 33,44b
cukup terserap akan memperbanyak produkasi K3 29,07 33,91 29,87 30,95a
milasi karbohidrat selama proses fotosintesis. Faktor Tunggal
Hal ini mempengaruhi jumlah baris biji pada
tongkol. Pembentukan baris biji pada tongkol Interval Waktu 31,30a 33,88b
merupakan penimbunan cadangan makanan 31,51a BNJ % = 0,97
yang ditranslokasikan dari bagian daun
kebagian biji tanaman jagung pulut (Maruapey Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf
dan Faesal, 2010) yang sama pada baris yang sama berarti
Hasil yang optimum untuk produksi berbeda tidak nyata
tergantung dari suplai hara yang cukup selama Hasil uji BNJ 5% menunjukan bahwa
pertumbuhan tanaman (Anonim, 2003), POC perlakuan tunggal POC daun kelor dosis 400 ml
daun kelor mengandung unsur hara yang berbeda nyata dengan perlakuan 200 ml dan
dibutuhkan, tetapi dalam pemberiannya juga perlakuan POC daun kelor dosis 600 ml, tetapi
membutukan pelarut berupa air. Menurut perlakuan POC daun kelor 200 ml tidak
Tengah et el (2016) pada tanaman jagung berbeda nyata dengan perlakuan POC daun
kekurangan air pada fase fase tertentu sangat kelor 600 ml. Pada perlakuan tunggal interval
berpengaruh besar terhadap produksi. waktu 7 hari, berbeda nyata dengan perlakuan
Selanjutnya (Effendi, 1986), menyatakan interval waktu 3 hari dan 9 hari, tetapi
bahwa unsur hara diakumulasikan dalam perlakuan interval waktu 3 hari tidak berbeda
jaringan jaringan tanaman pada fase vegetatif, nyata dengan interval waktu 9 hari.
sedangkan pada fase generative nantinya akan Faktor tunggal pemberian dosis POC
di pindahkan pada biji. daun kelor berpengaruh nyata terhadap hasil
Jumlah Biji Per Baris Pada Tongkol (Biji) tanaman jagung pulut pada parameter jumlah
Analisis sidik ragam menunjukan biji perbaris pada tongkol perlakuan K2 = 400
bahwa POC daun kelor dan interval waktu ml dengan rata-rata jumlah biji 33.44 biji.
berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per Factor tunggal interval waktu pemberian POC
baris pada tongkol, sedangkan interaksinya daun kelor perlakuan I2 = 7 hari sekali dengan
berpengaruh tidak nyata. Untuk mengetahui rata-rata jumlah biji 33.88 biji.
pengaruh perlakuan POC daun kelor terbaik

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online) 5075
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Unsur hara dan hormone tumbuh yang jumlah baris biji pada tongkol dan jumlah
terkandung dalam daun kelor berperan besar biji per baris pada tongkol.
dalam pertumbuhan fase vegetatif dan 3. Tidak terjadi interaksi antara kombinasi
generative tanaman jagung pulut, unsur hara N, dosis POC daun kelor dengan interval
P, K pada daun kelor menunjang metabolisme waktu untuk berpengaruh nyata terhadap
tanaman jagung pulut terutama pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
pembentukan biji tongkol. Besarnya pulut.
pemindahan fotosintat ke dalam biji dan Saran
semakin baiknya sistem perakaran tanaman Penelitian lebih lanjut dengan
untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah, penggunaan POC daun kelor dengan dosis dan
dan pemindahan fotosintat yang cukup besar ke interval waktu yang berbeda sebaiknya
organ reproduktif tanaman jagung pulut dilanjutkan untuk mendapatkan hasil yang lebih
menyebabkan pembentukan tongkol dan baik.
pengisian biji berlangsung dengan baik dan biji Ucapan Terima Kasih
pada tongkol berisi penuh dan padat. Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji
Megi Sintia, (2011) dalam syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT
penelitiannya menunjukkan bahwa unsur N, P, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
K berperan penting dalam pembentukan biji sehingga penelitian dan penulisan jurnal ini
pada jagung manis. Unsur P berfungsi pada dapat diselesaikan. Penulisan jurnal ini tidak
penyempurnaan tongkol, serta K juga penting akan terwujud tanpa petunjuk, bantuan dan
untuk pengisian tongkol, yaitu menjadikan dukungan dari semua pihak yang terkait.
tongkol berisi penuh oleh biji. Pemberian Olehnya itu pada kesempatan ini penulis
nitrogen sangat penting dalam pembentukan menyampaikan terima kasih yang tulus dan
tongkol dan pengisian biji. Pemberian unsur iklas kepada Bapak Dr. Ir. Hj. Nursida K
hara N yang cukup akan memperbesar biji dan Bantilan, MM selaku Ketua Yayasan
meningkatkan kadar protein dalam biji Pendidikan Tolitoli, Dr. Drs. Hi. Moh. Ma’ruf
(Soetoro, 1988) Bantilan, MM selaku Rektor Universitas
Effendi (1986) menyatakan bahwa Madako Tolitoli, Fandi Ahmad SP.,MP selaku
unsur hara N diakumulasikan dalam jaringan- Dekan Fakultas Pertanian Universitas Madako
jaringan tanaman pada fase vegetatif, Tolitoli yang telah memberi kesempatan untuk
sedangkan pada fase generative nantinya akan melakukan penelitian sampai selesainya
di pindahkan pada biji. penulisan jurnal ini.

PENUTUP
Kesimpulan
1. Kandungan POC daun kelor dapat
berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, bobot tongkol segar berklobot,
jumlah baris biji pada tongkol dan jumlah
biji per baris pada tongkol. Pertumbuhan
dan produksi yang lebih baik diperoleh
pada perlakuan POC daun kelor dosis 400
ml.
2. Interval waktu 7 hari merupakan interval
waktu yang lebih baik untuk perlakuan dan
dapat berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, bobot tongkol segar berklobot,

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021
Open Journal Systems
5076 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA Hasil dan Hasil Jagung Pulut( Zea mays
[1] Agitarani, 2011. Bercocok Tanam Jagung. ceratina L.). Prosiding Pekan Serealia
Yayasan Guna, Jakarta. Nasional. 26 – 30 Juli 2010, Maros -
[2] Anonim. 2003. Jadilah Dokter Bagi Makassar, Indonesia. Hal. 315 – 326.
Tanaman Jagungmu. Alih Bahasa: [13] MegiSintia, 2011. Pengaruh Beberapa
Ismunadjihttp://www.ppifar.org/ppiweb/se Dosis Kompos Jerami Padi dan Pupuk
asia.risf ; 9 Mei 2010. Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan
[3] Badan Pusat Statistik Pertanian, 2018. Data Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharate
Produksi dan Luas Panen Tanaman Jagung Strurt)
Pulut di Provinsi Sulawesi Tengah dan [14] Najla Lubis, Refnizuida, Heru Ilham Fauzi
Indonesia Tahun 2018. Statistik Pertanian, R, 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk
Indonesia. Organik Daun Kelor dan Pupuk Kotoran
[4] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tolitoli, Puyuh Terhadap Pertumbuhan Tanaman
2019. Data Produksi dan Luas Panen Kacang Panjang (Vigna Cylindrica L.).
Tanaman Jagung di Kabupaten Tolitoli Jurnal Volume 2 Issue 1 – 2018
Tahun 2018. Tolitoli, Badan Pusat TALENTA.
Statistik. [15] Pandia, A., Bangun, M.K., dan Hasyim, H.,
[5] Crisnadi D., 2015. Ekstrak Daun Kelor 2013. Respon Pertumbuhan Dan Produksi
Tingkatkan Hasil Panen. Beberapa Varietas Tanaman Jagung
http://kelorina.com/daun-kelor- Terhadap Pemberian Pupuk N dan K.
tingkatkan-hasil-panen/. Diakses Tanggal Jurnal Online Agroteknologi. 1 (3) : 348 –
20 Januari 2021. 361.
[6] Effendi, S. 1986. Bercocok Tanam Jagung. [16] Purwa Sasmita M., Kurnia K., 2009.
Penerbit Yasaguna. Jakarta . Mikroorganisme Lokal Sebagai Pemicu
[7] Effendi, R., A. M Takdir dan M. Azrai. Siklus Kehidupan dalam Bioreaktor
2017. Daya Gabung Inbrida Jagung Tanaman. Seminar Nasional Teknik Kimia
Toleran Cekaman Kekeringan dan Indonesia. Bandung 19-20 Oktober 2009.
Nitrogen Rendah Pada Pembentukan [17] Riley Et Al, 2008. Soil Structure, Organic
varietas Hibrida .J. Penelitian Pertanian Matter and Earthworn Activity in a
Tanaman Pangan 1(2):83-96. Comparison of Cropping Systems with
[8] Fati Rahma, Elfrida, Ekariana S Pandia. Contrasting Tillage, Rotations, Fertilizer
Pengaruh Ekstrak Daun Kelor (Moringa Levels and Manure Uses. Agriculture
Oleifera) Terhadap Pertumbuhan Cabai Ecosystem Enfironment. 124(3-4) : 275-
Rawit (Capsicum Frutescens L). 284.
[9] Fuglie LJ., 2000. New Uses of Moringa [18] Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan
Studied in Nicaragua: ECHO’s Technical Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka
Network Site-Networking Global Hunger Buana Bandung.
Solutions. ECHO , Nicaragua. [19] Setyamidjaya, 1986. Pupuk dan
[10] Foidle Et Al., 2001. The Potential of Pemupukan. Pusat Pendidikan dan Latihan
Moringa Oleifera for Agriculture and Pertanian, Bogor.
Industrial Uses. Mesir. [20] Simanungkalit, 2006. Pupuk Organik dan
[11] Hadisuwito S., 2012. Membuat Pupuk Pupuk Hayati. Bogor. Badan Penelitian
Organik Cair. Jakarta : PT. Agro Media dan Pengambangan Pertanian.
Pustaka. [21] Soetoro, 1988. Budidaya Tanaman Jagung.
[12] Maruapey, A. dan Faesal, 2010. Pemberian Balai Penerbit Tanaman Pangan. Bogor.
Pupuk KC1 Terhadap Perumbuhan dan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online) 5077
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
[22] Suarni, 2013. Pengembangan Pangan
Tradisional Berbasis Jagung Mendukung
Diverifikasi Pangan. Jurnal Iptek Tanaman
Pangan. 8(1) : 39 - 47
[23] Sutejo, M. M dan Rinsema, 1922 dalam
Jumini 2011. Kombinasi Pupuk N, P, K
dan Cara Pemupukan Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung
Manis. Fakultas Pertanian. Universitas
Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.
J.Floratek 6: 165 – 170.
[24] Tengah, J., S. Tumbelaka, M.M Toding.
2016. Pertumbuhan Dan Produksi Jagung
Pulut Lokal (Zea Mays Ceratina Kulesh)
Pada Beberapa dosis Pupuk NPK. Jurnal.
Dipublikasikan Jurusan Budidaya Fakultas
Pertanian Universitas Sam Ratulangi,
Manado.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.15 No.9 April 2021
Open Journal Systems
5078 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Vol.15 No.9 April 2021 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems

You might also like