Professional Documents
Culture Documents
available at http://ejournal.unp.ac.id/index.php/psikologi/
ELECTRONIC ISSN 2622-6626
Abstract: The gap between the beauty standards that apply in society and their body shape
makes many individuals experience body dissatisfaction. This study is a quantitative
correlational study that aims to determine the relationship between self-compassion and
body dissatisfaction in early adult Instagram users. The population in this study were
male/female students aged 18-24 years and actively using Instagram social media with a
sample of 67. There were 2 measuring tools used in this study, namely the Body Shape
Questionnaire (BSQ-34) with a reliability of 0.966. and the Self Compassion Scale (SCS)
with a reliability of 0.872, each of which has been adapted into Indonesian. Hypothesis
testing in this study uses non-parametric statistics, namely Spearman Rank with a
correlation coefficient of -0.553 and a significance of 0.000 (p <0.05). That is, there is a
significant negative relationship between self-compassion and body dissatisfaction in
early adult Instagram users. The results of this study can be used to develop self-
compassion for early adult individuals in order to reduce the occurrence of body
dissatisfaction.
Keywords Self Compassion, Body Dissatisfaction, Early Adulthood.
menggunakan statistika non parametrik yaitu Spearman Rank dengan koefisien korelasi
sebesar -0,553 dan signifikansi 0,000 (p<0,05). Artinya, terdapat hubungan negatif yang
signifikan antara self compassion dengan body dissatisfaction pada dewasa awal pengguna
Instagram. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan self compassion
bagi individu dewasa awal agar dapat mengurangi terjadinya body dissatisfaction.
Kata Kunci: Self Compassion, Body Dissatisfaction, Dewasa Awal
PENDAHULUAN
Masa dewasa awal adalah suatu masa universitas di Indonesia sebesar 76.56% dan
yang penuh dengan masalah, ketegangan 82.87% (Meiliana dkk., 2018). Kebanyakan
emosional, masa ketergantungan, periode individu khususnya perempuan memiliki
isolasi sosial, periode komitmen, perubahan perhatian yang besar terhadap penampilan
nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri fisik mereka. Ketika memasuki masa dewasa
pada pola hidup yang baru (Hurlock, 1980). awal banyak perubahan terjadi pada tubuh
Menurut Havighurst (1972), tugas perempuan diantaranya jaringan lemak tubuh
perkembangan pada masa dewasa awal yang akan terus bertambah hingga akhir usia
berkaitan langsung dengan bentuk fisik. 20 tahun, serta kekuatan dan kesehatan otot
Individu memperhatikan penampilan karena yang mulai menunjukkan tanda penurunan
perubahan fisik yang terjadi pada masa sekitar umur 30 tahun (Santrock, 2003).
remaja hingga dewasa awal (Santrock, 2011). Body dissatisfaction (ketidakpuasan
Banyak media yang menampilkan pada tubuh) terjadi ketika pandangan
perempuan bertubuh ideal dapat membuat individu terhadap tubuhnya menjadi negatif
para perempuan ingin mempunyai bentuk dan ada kesenjangan antara penilaian
tubuh yang ideal. Kesenjangan antara standar individu terhadap tubuh yang sebenarnya
kecantikan yang berlaku di masyarakat dengan citra tubuh idealnya (Grogan, 2008).
dengan bentuk tubuh yang dimiliki membuat Cooper, Taylor, Cooper, dan Fairbum (1987)
banyak perempuan yang tidak puas dengan mendefinisikan body dissatisfaction sebagai
bentuk tubuhnya. penilaian individu terhadap tubuhnya yang
Body dissatisfaction tidak hanya berkaitan dengan membandingkan persepsi
dialami oleh perempuan, tetapi kaum laki- citra tubuhnya dengan orang lain, pandangan
laki juga mengalaminya. Berdasarkan hasil yang berlebihan terhadap citra tubuhnya,
studi, persentase body dissatisfaction pada pemahaman diri sendiri terhadap tubuh dan
laki-laki dan perempuan di salah satu adanya perubahan yang drastis terhadap
tubuh. Cooper dkk. (1987) mengungkapkan Universitas Kristen Satya Wacana. Peneliti
ada 4 (empat) aspek body dissatisfaction, menemukan bahwa sebagian besar
yaitu persepsi diri sendiri terhadap bentuk mahasiswi tersebut merasa tidak puas dengan
tubuh (self perception of body shape), tubuhnya, terutama berat badannya yang
membandingkan persepsi mengenai citra tidak ideal sehingga ia tidak percaya diri
tubuh dengan orang lain (comparative dengan bentuk tubuhnya. Hal ini bermula
perception of body image), sikap yang fokus karena penggunaan media sosial seperti
terhadap citra tubuh (attitude concerning Instagram yang menampilkan perempuan
body image alteration), dan perubahan yang bertubuh ideal. Sebuah temuan oleh Pelegrini
drastis terhadap persepsi mengenai tubuh dan Petroski menyatakan bahwa 72,6%
(severe alteration in body perception). remaja laki-laki juga merasa tidak puas
Sebuah penelitian oleh Kartika (2013) dengan citra tubuh mereka. Hal ini dapat
melaporkan bahwa body dissatisfaction akan dikaitkan dengan pengaruh yang diberikan
mempengaruhi kesehatan seseorang baik oleh media, promosi otot dan tubuh atletis
secara fisik maupun mental. Body pada remaja laki-laki (Pelegrini dkk., 2014).
dissatisfaction yang tinggi akan berpengaruh Cho dan Lee (2013) menemukan bahwa pria
pada kepercayaan diri dan berkurangnya dengan ketidakpuasan tubuh yang tinggi
kepuasan hidup. Individu juga rentan terlibat dalam perhatian yang lebih lama
mengalami depresi, harga diri yang rendah, lebih sering terhadap tubuh berotot (ideal).
dan menarik diri dari lingkungan sosial Pemakaian media sosial dalam waktu
(Asih, 2017). Body dissatisfaction dapat yang lama dapat berakibat pada tingkat body
mengarahkan individu pada perilaku diet dan dissatisfaction yang lebih besar pada diri
dapat mengalami gangguan perilaku makan. individu (Arshuha & Amalia, 2019). Sekitar
Hal ini sejalan dengan penelitian yang 90% dewasa awal mengakses media sosial
dilakukan oleh Griffiths dkk. (2016) yang setiap hari (Perrin, 2015). Pengguna
mengatakan bahwa body dissatisfaction Instagram usia 18-24 tahun mencapai total
diasosiasikan dengan efek negatif, seperti presentase 37,3% atau sekitar 23 juta
gangguan makan dan menurunkan kualitas pengguna, dimana dominasi pengguna
hidup. Instagram perempuan usia tersebut mencapai
Survei awal yang dilakukan oleh 19,5%. Banyak orang memilih Instagram
peneliti berupa wawancara non-formal daripada media sosial yang lain. Foto yang
kepada 10 mahasiswa perempuan di diunggah di Instagram biasanya disunting
terlebih dahulu dengan aplikasi lain sebelum menghakimi terkait dengan citra tubuh.
diunggah agar mendapatkan lebih banyak Selain itu, self compassion dapat membantu
likes dari pengguna Instagram lain. mengurangi frekuensi individu dalam
Banyaknya likes merupakan indikator bahwa membandingkan penampilan mereka dengan
foto atau video, atau pesan yang diunggah orang lain (Rodgers dkk., 2017).
merupakan hal yang menarik perhatian orang Self compassion merupakan
lain (Tyler, 2016). pemahaman diri sendiri terhadap
Adanya pengaruh media sosial seperti penderitaan, kegagalan, ataupun kesalahan
perbandingan sosial dan suasana hati yang dengan tidak menghakimi dan menghindar
terjadi setelah individu melakukan berbagai dari kekurangan, kegagalan dan
aktivitas di sosial media dapat menyebabkan ketidaksempurnaan (Neff, 2003). Adapun
body dissatisfaction. Individu akan banyak aspek-aspek self compassion yang
menggunakan waktu untuk memilih foto dan dikemukakan oleh Neff (2003). Pertama,
manipulasi foto yang akan diunggah ke kebaikan diri sendiri (self kindness) vs self-
media sosial. Selain itu, tanggapan rekan- judgment. Self kindness merupakan
rekan di media sosial terhadap foto tersebut pemahaman terhadap diri sendiri ketika
juga akan mengembangkan body mengalami penderitaan, kegagalan, atau
dissatisfaction (Lonergan dkk., 2019). Secara merasa memiliki kekurangan dalam diri
universal di kalangan mahasiswa, body sendiri, dengan tidak mengkritik secara
dissatisfaction yang tinggi kemudian berlebihan dan menganggap bahwa hal
mendorong individu untuk mencapai tubuh tersebut merupakan hal yang wajar. Kedua,
yang kurus/ideal dengan melakukan diet sifat manusiawi (common humanity) vs
tidak sehat dan pola makan yang tidak teratur isolation. Common humanity adalah individu
(Aparicio-Martinez dkk., 2019). Namun memandang bahwa kesulitan hidup dan
demikian, adanya self compassion pada kegagalan merupakan sesuatu hal yang akan
masing-masing individu dapat menjadi faktor dialami semua orang. Ketiga, kesadaran
protektif dalam menurunkan body penuh atas situasi saat ini (mindfulness) vs
dissatisfaction (Andini, 2020). Dalam sebuah over-identifying. Mindfulness adalah
penelitian ditemukan self compassion juga kesadaran individu akan pikiran dan perasaan
berpengaruh terhadap body dissatisfaction yang menyakitkan, namun tidak menjadikan
(Andini, 2020). Self compassion membantu hal tersebut sebagai over-identifying atau
individu mengatur pikiran dan perasaan tidak melebih-lebihkan sesuatu yang
mereka untuk menerima dan tidak dirasakan.
ELECTRONIC ISSN 2622-6626 UNP JOURNALS
[Hati & Soetjiningsih, Hubungan Self Compassion...] 103
Hasil penelitian oleh Marizka dkk. ini konsisten dengan temuan sebelumnya
(2019) menunjukkan bahwa interaksi antara bahwa perempuan cenderung lebih kritis
intensitas penggunaan media sosial dan self terhadap diri mereka sendiri dan cenderung
compassion meningkatkan tingkat body merenungkan perasaan negatif mereka lebih
dissatisfaction pada dewasa awal. Artinya, dari laki-laki (Leadbeater dkk., 1999; Nolen-
semakin sering individu menggunakan media Hoeksema dkk., 1999).
tubuh individu. Namun di penelitian ini, akan menghasilkan body dissatisfaction yang
tinggi, begitupun sebaliknya. Individu dalam
interaksi antara intensitas penggunaan media
studi ini adalah wanita, yang memiliki self
sosial dan self compassion justru menaikkan
compassion yang baik cenderung mampu untuk
tingkat body dissatisfaction individu.
mengapresiasi tubuhnya dengan baik pula dan
Pengguna media sosial seperti Instagram
memiliki kecenderungan yang rendah untuk
didominasi oleh perempuan dibanding laki- membandingkan penampilan tubuhnya dengan
laki. Sebuah studi menemukan bahwa standar sosial (Rahardjo dkk., 2021). Namun,
perempuan memiliki rasa sayang diri yang pada penelitian sebelumnya oleh Marizka dkk.
jauh lebih sedikit daripada laki-laki (Neff, (2019) self compassion justru meningkatkan body
2003). Sehingga self compassion pada dissatisfaction individu pada masa dewasa awal.
perempuan cenderung kurang karena Adapun hipotesis yang diajukan
perempuan lebih terlibat dalam penilaian diri, peneliti dari penelitian ini, yaitu terdapat
merasa terisolasi ketika dihadapkan dengan hubungan negatif yang signifikan antara self
situasi yang menyakitkan, kurang compassion dengan body dissatisfaction pada
memperhatikan emosi negatif mereka. Hasil dewasa awal pengguna Instagram, dimana
menjadi Skala Welas Diri (SWD) dan terdiri normal. Nilai signifikansi yang diperoleh dari
dari 26 item. Hasil reliabilitas yang variabel body dissatisfaction sebesar 0,011
didapatkan dari variabel self compassion (p<0,05), sedangkan nilai signifikansi yang
yaitu 0,829. Berdasarkan hasil uji coba alat diperoleh dari variabel self compassion
ukur, terdapat 14 item yang tidak valid. Hasil sebesar 0,200 (p>0,05). Data dianalisis
tersebut didapatkan dari seleksi item dengan dengan menggunakan bantuan SPSS for
kriteria pengujian koefisien korelasi aitem windows versi 21.0.
total ≥ 0.3. Setelah seleksi aitem dilakukan
dengan mengeliminasi 14 aitem yang tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
valid, hasil akhir dari uji reliabilitas alat ukur Hasil
meningkat menjadi 0,925. Penelitian dilakukan dengan pengisian
Pengujian hipotesis dalam penelitian kuesioner melalui Google Form yang disebar
ini menggunakan statistika non-parametrik, lewat Direct Message Instagram. Dari total
yaitu Spearman Rank. Peneliti menggunakan 67 partisipan yang didapatkan, dalam
Spearman Rank untuk mengetahui ada atau penelitian ini didominasi oleh partisipan
tidaknya hubungan negatif antara body perempuan yang berjumlah 41 orang
dissatisfaction dan self compassion. mahasiswa, sedangkan jumlah partisipan
Meskipun kedua variabel memiliki hubungan laki-laki hanya berjumlah 26 orang
yang linear dengan signifikansi 0,000 mahasiswa orang mahasiswa. Kategorisasi
(p<0,05), namun salah satu variabel tidak pengukuran body dissatisfaction dan self
berdistribusi normal. Variabel body compassion dibuat berdasarkan norma
dissatisfaction tidak berdistribusi normal dan kategorisasi Azwar (2012) sebagaimana
variabel self compassion berdistribusi tercantum pada tabel 1 berikut ini.
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas sedangkan nilai signifikansi yang diperoleh
menunjukkan bahwa variabel body dari variabel self compassion sebesar 0,200
dissatisfaction tidak berdistribusi normal dan (p>0,05). Dengan demikian dapat
self compassion berdistribusi normal. Nilai disimpulkan bahwa hanya ada satu variabel
signifikansi yang diperoleh dari variabel yang memenuhi persyaratan uji normalitas.
body dissatisfaction sebesar 0,011 (p<0,05),
Berdasarkan hasil uji linearitas di atas adanya hubungan yang linear antara body
menunjukkan signifikansi linearity sebesar dissatisfaction dan self compassion.
0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan
Tabel 4. Uji Korelasi Spearman
Body Self
Dissatisfaction Compassion
Body Correlation Coefficient 1,000 -,553**
Spearman's rho
Dissatisfaction Sig. (1-tailed) . ,000
Berdasarkan uji normalitas, hanya ada sebesar -0,553 dengan signifikansi 0,000
satu variabel yang memenuhi persyaratan uji (p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa ada
normalitas. Oleh karena itu, uji korelasi hubungan negatif yang signifikan antara self
menggunakan uji Spearman. Dapat dilihat compassion dengan body dissatisfaction pada
dari hasil uji korelasi di atas menunjukkan dewasa awal pengguna Instagram, sehingga
nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) yang berarti semakin tinggi self compassion maka
bahwa kedua variabel memiliki hubungan semakin rendah body dissatisfaction pada
yang signifikan. Kemudian diperoleh dewasa awal pengguna Instagram.
koefisien korelasi sebesar -0,553 yang Sebaliknya, semakin rendah self compassion
menunjukkan bahwa adanya hubungan maka akan semakin tinggi body
negatif yang signifikan antara antara self dissatisfaction pada dewasa awal pengguna
compassion dengan body dissatisfaction pada Instagram.
dewasa awal pengguna Instagram, sehingga Self compassion dapat membangun
semakin tinggi self compassion maka perilaku yang lebih positif setelah mendapat
semakin rendah body dissatisfaction. ancaman citra tubuh seperti membandingkan
Sebaliknya, semakin rendah self compassion bentuk tubuh dan penampilan dengan orang
maka akan semakin tinggi body lain ketika melakukan aktivitas sosial media
dissatisfaction. Artinya dapat disimpulkan di Instagram (Marizka dkk., 2019). Self
bahwa hipotesis dalam penelitian diterima. compassion mendorong individu untuk
semakin mengembangkan penerimaan diri
Pembahasan dan kebaikan diri sehingga mampu
Berdasarkan hasil penelitian yang telah menghasilkan perasaan positif ketika
dilakukan menunjukkan koefisien korelasi kepercayaan diri dan konsep dirinya
self compassion dengan body dissatisfaction terancam (Neff dkk., 2007). Penelitian
© Universitas Negeri Padang
108 Jurnal RAP UNP, Vol. 13, No. 2, November 2022, hal. 99-114
sebelumnya telah menunjukkan bahwa self identification akan cenderung fokus pada
compassion dapat menimbulkan respons keterbatasan diri sehingga pada akhirnya
yang lebih positif dan seimbang secara menimbulkan kecemasan dan depresi.
emosional terhadap kegagalan dan stresor Pada penelitian ini didapatkan hasil
harian (Leary dkk., 2007). bahwa self compassion pada dewasa awal
Individu dengan self compassion pengguna Instagram dominan berada pada
yang tinggi pasti memiliki derajat yang tinggi kategori sedang sebanyak 70,1%. Hal ini
dalam ketiga komponen yaitu self kindness, menunjukkan bahwa rata-rata individu
common humanity, dan mindfulness. Self dewasa awal memiliki self compassion yang
kindness yang ada dalam diri individu cukup baik. Individu mampu mengelola
merupakan kemampuan untuk memahami perasaan dan memiliki penerimaan diri yang
bahwa dirinya memiliki kekurangan ataupun positif. Meskipun demikian, masih ada
merasakan penderitaan dalam hidupnya. individu dewasa awal yang belum menerima
Komponen ini menerangkan seberapa jauh diri dan belum memiliki self compassion
individu dapat memahami dan memaknai yang baik. Hal tersebut dapat diketahui
kekurangan pada bentuk tubuhnya dan tidak dengan melihat hasil bahwa masih ada 14,9%
menghakimi diri sendiri (self-judgement). individu dewasa awal pada kategori rendah.
Selanjutnya komponen common humanity Berdasarkan penelitian ini didapatkan
atau sifat manusiawi adalah individu mampu hasil bahwa body dissatisfaction pada
melihat bahwa penderitaan yang dialaminya dewasa awal pengguna Instagram dominan
adalah hal yang wajar dan dialami oleh setiap berada pada kategori sedang sebanyak
manusia sehingga tidak perlu menyalahkan 70,1%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
diri sendiri. Dalam hal ini dikaitkan dengan individu dewasa awal masih memiliki citra
ketidakpuasan pada tubuh yang dialami tubuh yang buruk dan tidak puas dengan
akibat aktivitas media sosial Instagram yang penampilan tubuhnya. Namun, masih ada
menyebabkan individu merasa menderita body dissatisfaction pada individu dewasa
karena bentuk tubuhnya yang tidak ideal. awal yang tergolong tinggi sebanyak 17,9%.
Komponen terakhir self compassion yaitu Di sisi lain, terdapat 11,9% individu dewasa
mindfulness (Neff, 2003). Individu mampu awal yang memiliki body dissatisfaction
mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
oleh dirinya sendiri terkait penampilan hanya ada sebagian kecil dari individu
tubuhnya tanpa dilebih-lebihkan ataupun dewasa awal yang telah menerima
dikurang-kurangkan. Individu yang over
ELECTRONIC ISSN 2622-6626 UNP JOURNALS
[Hati & Soetjiningsih, Hubungan Self Compassion...] 109
DAFTAR RUJUKAN
Albertson, E. R., Neff, K. D., & Dill- Psychology, 5(2), 114-128. doi:
Shackleford, K. E. (2014). Self 10.22146/gamajop.50624
compassion and body dissatisfaction in Arshuha, F., & Amalia, I. (2019). Pengaruh
women: A randomized controlled trial perbandingan sosial dan
of a brief meditation intervention. perfeksionisme terhadap body
Mindfulness, 6(3), 444–454. doi: dissatisfaction mahasiswi pengguna
10.1007/s12671-014-0277-3 instagram. Jurnal Ilmiah Penelitian
Andini, S. F. (2020). Aktivitas dan pengaruh Psikologi: Kajian Empiris dan Non-
sosial media terhadap body Empiris, 5(2), 75-92.
dissatisfaction pada dewasa awal. Asih, N. (2017). Hubungan body
Analitika: Jurnal Magister Psikologi dissatisfaction dengan perilaku diet
UMA, 12(1), 34-43. doi: pada wanita dewasa. Undergraduate
10.31289/analitika.v12i1.3762 (S1). Thesis, University of
Aparicio-Martinez, P., Perea-Moreno, A. J., Muhammadiyah Malang.
Martinez-Jimenez, M. P., Redel- Brehm, B. A. (1999). Body dissatisfaction.
Macías, M. D., Pagliari, C., & USA: Consequences.
Vaquero-Abellan, M. (2019). Social Cooper, P. J., Taylor, M. J., Cooper, Z., &
media, thin-ideal, body dissatisfaction Fairbum, C. G. (1987). The
and disordered eating attitudes: An development and validation of the body
exploratory analysis. International shape questionnaire. International
Journal of Environmental Research Journal of Eating Disorders, 6(4),
and Public Health, 16(21), 1–16. doi: 485–494.
10.3390/ijerph16214177 Cho, A., & Lee, J. H. (2013). Body
Aristantya, E. K., & Helmi, A. F. (2019). dissatisfaction levels and gender
Citra tubuh pada remaja pengguna differences in attentional biases toward
Instagram. Gadjah Mada Journal Of idealized bodies. Body Image, 10, 95–
Utara, 34.
Sitepu, F. H., Effendy, E., & Amin, M. M.
(2020). Validity and Reliability of
Instruments Body Shape
Questionnaire-34 (BSQ-34) Based on
Indonesia Version. Journal Of
Archaeology Of Egypt/Egyptology,
17(6), 1545–1555.
Sugianto, D., Suwartono, C., & Sutanto, S. H.
(2020). Reliabilitas dan validitas Self-
Compassion Scale versi Bahasa
Indonesia. Jurnal Psikologi Ulayat,
7(2), 177–191.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, S. (2011). Metodologi penelitian.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suseno, A. O., & Dewi, K. S. (2014).
Perempuan dewasa awal relationship
between body dissatisfaction dith
intentions of body treatments in early
adult. Empati, 3(3), 20–31.
Tyler, S. (2016). Instagram: what makes you
post. Pepperdine Journal of
Communication Research, 4(1), 30-39.
Vannucci, A., & Ohannessian, C. M. (2018).
Body image dissatisfaction and anxiety
trajectories during adolescence.
Journal of Clinical Child & Adolescent
Psychology. 47(5), 785-795.