No.Revisi :- SOP Tanggal Terbit : 22 Agustus 2022 Halaman : 1/2 UPTD Puskesmas dr. Antoni Paduan Rajawali NIP. 19860726 201410 1 001 1. Pengertian Exanthematous Drug Eruption adalah salah satu bentuk reaksi alergi ringan pada kulit yang terjadi akibat pemberian obat yang sifatnya sistemik No. ICPC II : S07 Rash generalized No. ICD X : L27.0 Generalized skin eruption due to drugs and medicaments 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan penyakit Exanthematous Drug Eruption di lingkungan Puskesmas Paduan Rajawali 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Paduan Rajawali Nomor 440/ /PKM-PR/SK/XII/2019 4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. 5. Alat dan Bahan 1. ATK 2. Sfigmomanometer 3. Stetoskop 4. Termometer 5. Timbangan berat badan 6. Pengukur tinggi badan (stature meter) 6. Langkah - 1. Dokter melakukan anamnesis Langkah Gatal ringan sampai berat yang disertai kemerahan dan bintil pada kulit. Kelainan muncul 10-14 hari setelah mulai pengobatan. Biasanya disebabkan karena penggunaan antibiotik (ampisilin, sulfonamid, dan tetrasiklin) atau analgetik-antipiretik non steroid. Kelainan umumnya timbul pada tungkai, lipat paha, dan lipat ketiak, kemudian meluas dalam 1-2 hari. Gejala diikuti demam subfebril, malaise, dan nyeri sendi yang muncul 1-2 minggu setelah mulai mengkonsumsi obat, jamu, atau bahan-bahan yang dipakai untuk diagnostik (contoh: bahan kontras radiologi).
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik meliputi :
- Pemeriksaan Fisik Patognomonis a. Erupsi makulopapular atau morbiliformis b. Kelainan dapat simetris c. Tempat predileksi : Tungkai, lipat paha, dan lipat ketiak 3. Dokter menegakkan diagnosa Penegakan diagnosa berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
4. Dokter memberikan penatalaksanaan secara komprehensif meliputi :
- Penatalaksanaan Prinsip tatalaksana adalah menghentikan obat terduga. Pada dasar nya erupsi obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui dan segera disingkirkan. - Farmakoterapi yang diberikan, yaitu: a. Kortikosteroidsistemik: Prednison tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kali pemberian per hari selama 1 minggu. b. Antihistaminsistemik: Cetirizin 2x10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan;atau c. Loratadin 10 mg/hariselama 7 hari bila diperlukan d. Topikal : Bedaksalisilat 2%
5. Dokter memberikan rujukan eksternal, jika ada kriteria sebagai berikut:
a. Lesi luas, hampir di seluruh tubuh, termasuk mukosa dan dikhawatirkan akan berkembang menjadi Sindroma Steven Johnson. Bila diperlukan untuk membuktikan jenis obat yang diduga sebagai penyebab. b. Bila tidak ada perbaikan setelah mendapatkan pengobatan standar dan menghindari obat selama 7 hari Lesi meluas. 7. Bagan Alir -
8. Hal – Hal 1. Mengevaluasi perbaikan klinis pasien sebelum dan sesudah pengobatan. Yang Perlu 2. Menjaga kebersihan diri pasien. Diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Poli umum
2. Apotek 10. Dokumen 1. Rekam medis Terkait 2. Formulir rujukan eksternal 3. Resep obat 11. Rekaman historis No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan