You are on page 1of 31

Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

II. KOMPONEN MATERIAL ISKANDAR ZULKARNAIN, S.T., M.T.

2.1 Umum

erkiraan pembiayaan suatu proyek merupakan hal utama yang harus disiapkan sebelum proyek
akan dilaksanakan. Berdasarkan perkiraan ini akan dapat diketahui berapa nilai investasi yang
harus disiapkan untuk proses pembangunannya. Untuk itu, maka diperlukan seorang staf
Perencana Teknik yang bertugas melakukan estimasi keperluan biaya dalam bentuk penyusunan
Rencana Biaya Anggaran (RAB)

Penyusunan RAB ini juga mempunyai fungsi dengan dengan manfaat yang lebih luas, yaitu dalam
rangka merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja, pelayanan
maupun waktu guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan pembangunan yang
dilakukan.

Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibuat berdasarkan uraian pekerjaan yang disusun menurut jenis
pekerjaan yang ada dalam pelaksanaan konstruksi. Penyususnan RAB ini tentu saja harus
berdasarkan gambar kerja dan RKS ( Rencana Kerja dan Syarat ) dengan memperhitungkan
segala biaya pengadaan bahan, peralatan maupun pekerja.

Salah satu faktor penting sekali membuat rencana Anggaran Biaya (RAB), adalah apa yang
dinamakan “ Analisa Harga Satuan Pekerjaan “. Analisa ini mencakup mengenai suatu uraian
perhitungan yang teliti dimana dicantumkan harga bahan, upah dan alat ditambah faktor – faktor
lain ( Overhead, laba, pajak dll ), untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga didapat sejumlah biaya
untuk suatu pekerjaan.

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 1


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

2.2 Kuantitas Material

Menurut Bachtiar Ibrahim dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost, 1993, yang
dimaksud Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

Menurut Sugeng Djojowirono, 1984, Rencana Anggaran Biaya merupakan perkiraan biaya yang
diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya
total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.

Menurut John W. Niron dalam bukunya Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan Rencana
Anggaran Biaya Bangunan, 1992, Rencana Anggaran Biaya mempunyai pengertian sebagai
berikut :
Rencana : Himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan pembuatan sebuah
bangunan.
Angaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek (gambar rencana) pada suatu
bangunan.
Biaya : Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan borongan yang tercantum
dalam persyaratan yang ada.

Menurut J. A. Mukomoko, dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan (proyek) yang
telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar upah, daftar harga
bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.

Menurut Ir. A. Soedradjat Sastraatmadja (1984), dalam bukunya ”Analisa Anggaran Pelaksanaan“,
bahwa rencana anggaran biaya dibagi menjadi dua, yaitu rencana anggaran terperinci dan
rencana anggaran biaya kasar.

1) Rencana Anggaran Biaya Kasar


Merupakan rencana anggaran biaya sementara dimana pekerjaan dihitung tiap ukuran
luas. Pengalaman kerja sangat mempengaruhi penafsiran biaya secara kasar, hasil dari
penafsiaran ini apabila dibandingkan dengan rencana anggaran yang dihitung secara teliti
didapat sedikit selisih. Secara sistematisnya, dapat dilihat pada gambar 1.1. Bagan
perhitungan anggaran biaya kasar.

2) Rencana Anggaran Biaya Terperinci


Dilaksanakan dengan menghitung volume dan harga dari seluruh pekerjaan yang
dilaksanakan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara memuaskan. Cara perhitungan

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 2


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

pertama adalah dengan harga satuan, dimana semua harga satuan dan volume tiap jenis
pekerjaan dihitung. Yang kedua adalah dengan harga seluruhnya, kemudian dikalikan
dengan harga serta dijumlahkan seluruhnya. Secara sistematisnya, dapat dilihat pada
Gambar 1.2. dalam menghitung anggaran biaya suatu pekerjaan atau proyek.

DAFTAR UPAH DAFTAR UPAH

DAFTAR TENAGA
DAFTAR BAHAN

DAFTAR HARGA
SATUAN PEKERJAAN

ANGGARAN TIAP ANGGARAN TIAP ANGGARAN TABEL


PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN

GAMBAR

DAFTAR VOLUME
PEKERJAAN

SPESIFIKASI
TEKNIS

Gambar 1.1. Skema Perhitungan Anggaran Biaya Kasar


(Sumber : Ir. A. Soedrajat Sastraatmadja, 1984)

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 3


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Gambar 1.2. Skema Perhitungan Anggaran Biaya Terperinci


(Sumber : Ir. A. Soedrajat Sastraatmadja, 1984)
2.3 Kembang Susut Material

1. Penyusunan Usulan Anggaran Biaya Proyek ke Instansi terkait sebagai bahan


untuk usulan memperoleh Biaya ( alihan dana ).
2. Anggaran Biaya untuk patokan tender suatu proyek ( OE & EE ).
3. Anggaran Biaya bagi penawaran kontraktor untuk menawar suatu proyek pada
Instansi terkait.
4. Penawaran penting dalam membuat studi kelayakan ( feasilibity Study ) apakah
proyek tersebut layak dilaksanakan atau tidak, serta mempunyai nilai ekonomik.

1.4 Berat Jenis Bahan

Secara umum Rencana Anggaran Biaya (RAB) dapat dapat dirumuskan sebagai total penjumlahan
dari hasil perkalian antara volume suatu pekerjaan dengan harga satuannya, yang diformulasikan
sebagai :

RAB = ∑ [(volume) x Harga Satuan Pekerjaan]

Berdasarkan hal tersebut, maka secara prinsif RAB merupakan suatu nilai estimasi yang berisi
sejumlah angka investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan masing-masing komponen yang
menyusunnya.

Secara umum komponen penyusun dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek, meliputi :

a. Komponen biaya langsung


Biaya langsung atau direct cost adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi
komponen permanen hasil akhir bangunan konstruksi. Biaya langsung terdiri dari :

a.1. Biaya bahan/material


Harga bahan atau material yang dipakai biasanya harga bahan di tempat pekerjaan
yang sudah termasuk biaya angkutan, biaya menaikkan dan menurunkan,
pengepakkan, penyimpanan sementara di gudang, pemeriksaan kualitas dan
asuransi

a.2. Biaya Upah Tenaga Verja

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 4


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Biaya tenaga kerja adalah upah kerja yang harus dibayarkan kepada tenaga kerja
yang untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan berdasarkan keadaan lokasi
pekerjaan, keterampilan dan keahlian tenaga kerja yang bersangkutan.

a.3. Biaya Peralatan


Suatu peralatan yang diperlukan untuk suatu jenis konstruksi haruslah termasuk di
dalamnya bangunan-bangunan sementara, mesin-mesin, alat-alat tangan (tools).
Biaya peralatan termasuk juga biaya sewa, pengangkutan, pemasangan alat,
memindahkan, membongkar dan biaya operasi, juga dapat dimasukkan upah dari
operator mesin dan pembantunya.

b. Komponen biaya tidak langsung


Biaya tidak langsung atau indirect cost adalah pengeluaran untuk manajemen, supervisi
serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi bangunan permanen
tetapi diperlukan dalam rangka proses pembangunan proyek. Biaya tidak langsung terdiri
dari :

b.1. Overhead umum


Overhead umum biasanya tidak dapat segera dimasukkan ke suatu jenis pekerjaan dalam
proyek itu, misalnya sewa kantor, peralatan kantor dan alat tulismenulis, air, listrik,
telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-biaya notaris, biaya perjalanan dan pembelian
berbagai macam barang-barang kecil.

b.2. Overhead proyek


Overhead proyek ialah biaya yang dapat dibebankan kepada proyek tetapi tidak dapat
dibebankan kepada biaya bahan-bahan, upah tenaga kerja atau biaya alat-alat seperti
misalnya; asuransi, telepon yang dipasang di proyek, pembelian tambahan dokumen
kontrak pekerjaan, pengukuran (survey), surat-surat ijin dan lain sebagainya. Jumlah
overhead dapat berkisar antara 12 sampai 30 %.

b.3. Profit
Biasanya keuntungan dinyatakan dengan prosentase dan jumlah biaya berjumlah sekitar 8
sampai 15 % tergantung dari keinginan pemborong untuk mendapatkan proyek itu.
Prosentase ini juga tergantung dari besarnya resiko pekerjaan, kesukaran-kesukaran yang
akan timbul yang tidak tampak dan cara pembayaran dari pemberi pekerjaan.

b.4. Pajak
Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh dan lainnya atas hasil operasi perusahaan.

Analisa biaya konstruksi adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi, yang
dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 5


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

bangunan dan standar pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan per-satuan pekerjaan


konstruksi.

Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiran biaya terbatas
pada tabulasi biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan tertentu proyek ataupun
proyek keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan terinci
perkiraan biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek yang dikaitkan
dengan waktu (time-phased). Definisi perkiraan biaya menurut National
Estimating Society – USA adalah seni memperkirakan (the art of approximating)
kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan
atas informasi yang tersedia pada waktu itu.
Perkiraan biaya di atas erat hubungannya dengan analisis biaya, yaitu
pekerjaan yang menyangkut pengkajian biaya kegiatan-kegiatan terdahulu yang
akan dipakai sebagai bahan untuk untuk menyusun perkiraan biaya. Dengan kata
lain, menyusun perkiraan biaya berarti melihat masa depan, memperhitungkan dan
mengadakan prakiraan atas hal-hal yang akan dan mungkin terjadi. Sedangkan
analisis biaya menitik beratkan pada pengkajian dan pembahasan biaya kegiatan
masa lalu yang akan dipakai sebagai masukan.

Dalam usaha mencari pengertian lebih lanjut perihal perkiraan biaya, maka
penting untuk diperhatikan hubungannya dengan disiplin cost engineering.

Definisi cost engineering menurut AACE (The American Association of Cost


Engineer) adalah area dari kegiatan engineering di mana pengalaman dan
pertimbangan engineering dipakai pada aplikasi prinsip-prinsip teknik dan ilmu
pengetahuan di dalam masalah perkiraan biaya dan pengendalian biaya (Iman
Soeharto, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, 1995).
Estimasi analisis ini merupakan metode yang secara tradisional dipakai
oleh estimator untuk menentukan setiap tarif komponen pekerjaan. Setiap
komponen pekerjaan dianalisa kedalam komponen-komponen utama tenaga kerja,
material, peralatan, dan lain-lain. Penekanan utamanya diberikan faktor-faktor

proyek seperti jenis, ukuran, lokasi, bentuk dan tinggi yang merupakan faktor
penting yang mempengaruhi biaya konstruksi (Allan Ashworth, Perencanaan
Biaya Bangunan, 1994)

Menurut Bachtiar Ibrahim, dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost, 1993, peyusunan
anggaran biaya yang dihitung dengan teliti, didasarkan atau didukung oleh gambar bestek.
Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar Pra Rencana, dan gambar detail dasar
dengan skala (PU = Perbandingan Ukuran) yang lebih besar. Gambar bestek merupakan lampiran
dari uraian dan syarat-syarat (bestek) pekarjaan.

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 6


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

gedung dan bangunan di bidang konstruksi, diperlukan suatu sarana dasar perhitungan harga
satuan yaitu Analisa Biaya Konstruksi disingkat ABK

Analisa biaya konstruksi adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi, yang
dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan
bangunan dan standar pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan per-satuan pekerjaan
konstruksi. Analisa biaya konstruksi yang selama ini dikenal yaitu analisa BOW. Analisa BOW
(Burgerlijke Openbare Werken) ialah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan Dir.
BOW tanggal 28 Pebruari 1921 Nomor 5372 A pada zaman Pemerintahan Belanda.

Namun bila ditinjau dari perkembangan industri konstruksi saat ini, analisa BOW belum memuat
pekerjaan beberapa jenis bahan bangunan yang ditemukan di pasaran bahan bangunan dan
konstruksi dewasa ini. Disamping itu analisa tersebut hanya dapat dipergunakan untuk pekerjaan
padat karya yang memakai peralatan konvensional. Sedangkan bagi pekerjaan yang
mempergunakan peralatan modern/alat berat, analisa BOW tidak dapat dipergunakan sama sekali
Dalam sebuah proyek konstruksi terdapat berbagai tahapan yang berkaitan dengan manajemen
konstruksi. Dalam tahapan manajemen konstruksi tersebut, terdapat berbagai permasalahan
mengenai pengelolaan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan, sehingga perlu direncanakan
suatu rancangan atau
estimasi anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan.

1.5 Variabel RAB


Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan (proyek) yang
telah memperhitungkan harga upah, bahan, alat, lokasi, keuntungan pelaksana, pajak, dan biaya
lain yang terdapat dalam proses pelaksanaan pekerjaan.

 Variabel RAB :
1) Gambar rencana

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 7


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

2) Volume pekerjaan
3) Metode pelaksanaan
4) Harga satuan upah, bahan, dan alat
5) Harga satuan pekerjaan
6) Perkiraan biaya konstruksi

 Korelasi variabel dalam penyusunan RAB :


1) Gambar rencana menjelaskan volume pekerjaan
2) Volume pekerjaan menentukan metode pelaksanaan
3) Metode pelaksanaan menjelaskan kebutuhan pekerja, bahan, dan alat
4) Harga satuan upah, bahan, dan alat yang dipengaruhi koefesien menentukan harga
satuan pekerjaan
5) Harga satuan pekerjaan dan volume pekerjaan menentukan perkiraan biaya pelaksanaan
konstruksi

1.6 Komponen RAB

Dalam Modul 2 mengenai (perhitungan Komponen Konstruksi), telah banyak menjelaskan


mengenai karakteristik komponen-komponen yang terkait dalam perhitungan yang akan menuju
kepada harga satuan Pekerjaan / Standar Harga.
Harga satuan Pekerjaan ini adalah pengggabungan unsur-unsur biaya antara komponen
konstruksi ( Upah, bahan, alat ) yang kita sebut :

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 8


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

BAB 2
KAPASITAS PRODUKTIFITAS ALAT

1. KAPASITAS PRODUKSI EXCAVATOR :

RUMUS
Excavator
60 x B x Fb x Fd x E x Ft x L
Q =
Ws

Notasi :

Q : Produksi Peralatan yang dicari (M3/jam)


B : Kapasitas Bucket (M3/jam)
Fb : Blade Bucket Wheel/Crawel (Lihat Tabel)
Fd : Faktor Kedalaman Galian
Ws : Waktu Siklus

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 9


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

E : Total Effisiensi Faktor (Lihat Tabel)


Ft : Effisiensi Waktu (Lihat Tabel)
L : Faktor Pengisian

Tabel Kapasitas Bucket Berbagai Jenis Excavator


No Jenis/merk ALAT Engine Isi Bucket [B ] T.Alat
HP m3 m
1 PC 60-1 50 0.3 3.75
2 PC 80-1 60 0.32 4.19
3 PC 100-2 81 0.5 4.6
4 PC 120-2 90 0.55 5
5 PC 200-2 105 0.9 5.06

Tabel Faktor Bucket (Fb) Untuk Excavator

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 10


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

KONDISI FAKTOR
JENIS MATERIAL
PEKERJAAN BUCKET
Penggalian dan Menggali dan memuat dari stockpile atau material yang 1,00 ÷ 0,80
pemuatan ringan telah dikeruk oleh excavator lain dengan tidak
memerlukan lagi daya gali dan bahan dapat dimuat
munjung ke dalam bucket.
Contoh :
Pasir kering, tanah berpasir, tanah colloidal dengan kadar
air sedang.
Penggalian dan Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang 0,80 ÷ 0,60
pemuatan sedang lebih sulit untuk digali dan dikeruk tetapi dapat dimuat
hampir munjung ( penuh ).
Contoh :
Pasir kering, tanah berpasir, tanah campur tanah liat,
tanah liat, gravel yang belum disaring, pasir padat dan
sebagainya atau alat menggali dan memuat gravel lunak
langsung dari bukit-gravel-asli.
Penggalian dan Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat yang 0,60 ÷ 0,59
pemuatan yang keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir, tanah
agak sulit colloidal yang liat, tanah liat dengan kadar air yang
tinggi, yang telah di-stockpile oleh excavator lain, sulit
untuk mengisi bucket dengan material-material tersebut.
Penggalian dan Batu bongkah besar-besar dengan bentuk yang tidak 0,50 ÷ 0,40
pemuatan yang beraturan dengan banyak ruangan diantara tumpukannya,
sulit batu hasil ledakan, batu-batu bundar yang besar-besar,
pasir campur batu-batu bundar tersebut, tanah berpasir,
tanah campur lempung, tanah liat yang sulit untuk
dikeruk dengan bucket.

Sumber : Kapasitas & Produksi alat – alat berat


( Komatsu, Specification And Application Handbook )

Tabel Faktor Bucket (Fb) Untuk Excavator Berdasarkan Jenis Material


JENIS MATRIAL Faktor Ambil
Tanah Liat 1-1.1 1
Psr/Bt.Pecah 0.95-1 0.9
Tnh Cadas/keras 0.85-0.95 0.8
Bt hasil Ledakan 0.6-0.75 0.7
Idem Ukur Besar 0.4-0.5 0.5

Faktor Kedalaman Galian (Fd)

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 11


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Kedalaman Galian (m) Faktor gali


0.5-2.5 1
2.5-3.8 0.96
3.8-4.5 0.87
4.5-5.5 0.8
<6 0.78

Tabel Efisiensi (E)


Kondisi Pemeliharaan Alat
Operasi Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.50
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32

Tabel Faktor Pengisian (L)


Cara Pengisian Faktor
Langsung buang 1
Mengisi Truck 0.8

Tabel Faktor Effisiensi Waktu (Ft)

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 12


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Efficiency Waktu Faktor


IDEAL 1
BAIK 0.85
SEDANG 0.75
KURANG 0.65

Tabel Faktor Effisiensi Waktu (Ft) Berdasarkan Kemampuan Operator


Kemampuan Baik

- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran tinggi


KELAS I (0,85)

- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas tinggi


- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
pendek
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir
- Melaksanakan pada pekerjaan berat
- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran sedang
ng
Kemampuan Cukup Kemampuan Sedda

- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas sedang


KELAS II (0,75)

- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)


sedang
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutakhir

- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran cukup


KELASIII (0,65)

- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas cukup


- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir

Kebutuhan Waktu Gali Berdasarkan Kedalaman (T1 dalam detik)

Kondisi gali/
Ringan Sedang Agak sulit Sulit
kedalaman gali
0–2m 6 9 15 26
2m – 4m 7 11 17 28
4m – lebih 8 13 19 30

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 13


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Kebutuhan Waktu Pengakutan dan Swing (T2 dalam detik)


Sudut putar Waktu putar

450 -- 900 4-7


900 -- 1800 5-8

Kebutuhan Waktu Buang (T3 dalam detik)


Waktu Buang Ke Waktu (detik)
Dalam Truck 5-8
Tempat Buang 3-6

CONTOH PERHITUNGAN EXCAVATOR :

Diketahui :Specifikasi alat

- Excavator 81 HP,
- Kapasitas Bucket : 0.5 m3 kondisi baik
- Tinggi gross alat : 4,60 m.
- Swing putar dari 45o s/d 90o.
Dipergunakan Pekerjaan : Pengambilan material diangkut Dump Truck

Ditanyakan :

Berapa Kapasitas Produksi dari Alat tersebut dengan Rencana galian 3.8 m ?

Penyelesaian :

RUMUS
60 x B x Ft x E x Fb x Fd x L
Q=
Ws

 Kapasitas Bucket (B) = 0,5 m3


 Kedalaman Galian (Fd) = 3,8
 Bucket Faktor ( Fb ) = 0,96 (Penggalian Dan Pemuatan Ringan)
 Job Efisiensi (E) = 0,69 (Alat Sedang Pemeliharaan Baik)
 Efisiensi Waktu (Ft) = 0,85 (Operator Kelas I)
 Faktor Pengisian = 0,8 (Mengisi Dumptruck)

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 14


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Kapasitas Produksi 60 x 0,5 x 0,85 x 0,69 x 0,96 x 0,87 x 0,8 = 11,756


Ws Ws

Mencari Waktu Siklus (WS)

 Gali = 11 detik (Kondisi Sedang)


 Pengangkutan beban & swing = 5 detik (swing 45o – 90o)
 Dumping /buang = 5 detik (buang ke Truck)
 Swing kembali = 5 detik (swing 45o – 90o)
Waktu tetap [jumlah] = 26 detik
= 0,43 menit

Jadi Koefisien Kuantitas Excavator untuk 1 m 3 adalah :

2. KAPASITAS PRODUKSI BULLDOZER:

RUMUS

60 x L x H 2 x E x Ft x Fb
Q=
Ws

J J
Ws = + + Z
F R

60 x L x H 2 x E x Ft
Q =
J J
+ + Z
F R

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 15


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Notasi :
Q : Produksi Peralatan yang dicari (M3/jam)
B : Kapasitas Blade / Pisau (M3/jam)
L : Panjang Pisau (M)
H : Tinggi Pisau (M)
Ws : Waktu Ciklus / Cycle Time (Menit)
J : Jarak Gusur (M)
F : Kecepatan Maju (M/Menit)
R : Kecepatan Mundur (M/Menit)
Z : Waktu Pindah Perseneling (Fix Time)
Fb : Blade Faktor (Lihat Tabel)
E : Total Effisiensi Faktor (Lihat Tabel)
Ft : Effisiensi Waktu (Lihat Tabel)

Tabel Jenis Bulldozer (Panjang dan Tinggi Blade)


Engine Panjang Blade Tinggi Blade
No Jenis/merk ALAT HP JENIS (m) (m)
1 D 60 A-6 140 Angle 3.97 1.05
2 D 60 E-6 155 Straight 3.97 1.05
3 D 65 A-6 140 Angle 3.97 1.05
4 D 65 E-6 155 Straight 3.97 1.05
5 D 80 A-18 220 Angle 3.725 1.315

Tabel Jenis Bulldozer (Kecepatan Mau dan Mundur)


No Jenis/merk ALAT HP [V maju] F [ V mundur] R
Engine Km/jam M/menit Km/jam M/menit
[1] [2]= [1]x1000/60 [3] [4]=[3]x1000/60
1 D 60 A-6 140 2.7 45 3.5 58.33
2 D 60 E-6 155 2.8 46.67 3.5 58.33
3 D 65 A-6 140 3.9 65 5 83.33
4 D 65 E-6 155 3.9 65 5 83.33
5 D 80 A-18 220 2.5 41.67 3 50

Tabel Waktu Tetap Ganti Perseneling (z)

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 16


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

HP Direct Power
No Jenis/merk ALAT Engine Drive/ Mnt Shift / Menit
1 D 60 A-6 140 0.17 0.06
2 D 60 E-6 155 0.17 0.06
3 D 65 A-6 140 0.18 0.01
4 D 65 E-6 155 0.18 0.01
5 D 80 A-18 220 0.2 0.05

Tabel Faktor Blade (Fb)


KONDISI BLADE
JENIS MATERIAL
PENGGUSURAN FAKTOR
Penggusuran Penggusuran dapat dilaksankan dengan sudu penuh 1,10 - 0,90
ringan Contoh :
Tanah lepas kadar air rendah, tanah berpasir tak
dipadatkan, tanah biasa, bahan/material untuk
timbunan persediaan ( stocpile )
Penggusuran Tanah lepas tetapi tidak mungkin menggusur dengan 0,90 - 0,70
sedang sudu/pisau penuh
Contoh :
Tanah bercampurkerikil atau split, pasir, batu pecah
Penggusuran yang Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, 0,70 - 0.60
agak sulit tanah liat yang sangat kering dan tanah asli
Penggusuran yang Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar- 0,60 - 0,40
sulit besar

Tabel Faktor Effisiensi Waktu


Akibat Operator dan Cuaca (Ft)
Efficiency Waktu Faktor
IDEAL 1
BAIK 0.85
SEDANG 0.75
KURANG 0.65

Tabel Faktor Effisiensi Waktu (Ft) Berdasarkan Kemampuan Operator

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 17


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Kemampuan Baik
- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran tinggi

KELAS I (0,85)
- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas tinggi
- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
pendek
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir
- Melaksanakan pada pekerjaan berat
- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran sedang
ng
Kemampuan Cukup Kemampuan Sedda - Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas sedang
KELAS II (0,75)

- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)


sedang
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutakhir

- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran cukup


KELASIII (0,65)

- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas cukup


- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir

Tabel Efisiensi Alat (E)


Kondisi Pemeliharaan Alat
Operasi Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.50
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32

CONTOH PERHITUNGAN BULLDOZER:

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 18


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Diketahui :Specifikasi alat

- Buldozer D 80 – A 18 kondisi alat baik dengan pemeliharaan baik


- Operator Kelas I dengan Kondisi Cuaca Baik
- Dipergunakan Untuk Pekerjaan : Clearing
- Kondisi Medan Kerja : Campuaran antara tanah,krikil,batu keras

Ditanyakan :

Berapa Kapasitas Produksi dari Alat tersebut apabila jarak gusur sejauh = 40 m.

Penyelesaian

RUMUS

60 x L x H 2 x E x Ft x Fb
Q=
Ws

J J
Ws = + + Z
F R

60 x L x H 2 x E x Ft
Q =
J J
+ + Z
F R

Berdasarkan Soal Dapat Di


- Panjang Blade Untuk Bulldozer D80-A18 (L) : 3, 725 m
- Tinggi Blade Untuk Bulldozer D80-A18 (H) : 1,315 m
- Faktor Efisiensi Alat (E) : 0,75 m
- Faktor Waktu (Ft) : 0,85
- Faktor Blade untuk pengusuran sedang (Fb) : 0,9
- Jarak Gusur (J) : 40 m
- Kecepatan Maju (F) : 2,5 Km/jam
- Kecepatan Mundur (R) : 3 Km/jam
- Waktu Tetap (Z)
- direct drive : 0,2 menit
- power shift : 0,05 menit

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 19


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

= = 110,3246 m3

Jadi Koefisien Kuantitas Bulldoer untuk 1 m 3 adalah :

3. KAPASITAS PRODUKSI WHEEL LOADER:

Notasi :
Q : Produksi Peralatan yang dicari (M3/jam)
B : Kapasitas Blade / Pisau (M3/jam)
Ws : Waktu Ciklus / Cycle Time (Menit)
Fb : Blade Faktor (Lihat Tabel)
E : Total Effisiensi Faktor (Lihat Tabel)
Ft : Effisiensi Waktu (Lihat Tabel)

Siklus [Ws] untuk Wheel Loader

Waktu Muat dapat berbentuk :

1.System Cross Loading..


J J
- Pemuatan melintang,Ws = + + Z
F R

2.System V – LOADING
J J
Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. F R 20
Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

- Pemuatan bentuk V, Ws = x2 + x2+ Z

3..System angkut Load & Carry J


- Muat Angkut, Ws = x2 + Z
F

Dimana WS = Waktu siklus ( menit )


J = Jarak angkut ( m, yd )
F = Kecepatan maju ( m/mmenit,
R = Kecepatan mundur ( m/menit, yd/menit )
Z = Waktu tetap ( menit)

Tabel Type Wheel Loader


No Jenis/merk ALAT HP Isi [m3] F [ Vmaju] R [V mundur]
Engine Bucket Km/jam Km/jam
1 W4-40 72 1.2 7.5 10
2 W-60 102 1.4 7.5 7.5
3 W-70 107 1.7 7.1 7.1
4 W-90 152 2.3 7.5 8

Tabel Faktor Bucket Wheel Loader (Fb)


Jenis Pek UNTUK Bucket
No Pengisian Keadaan lokasi Faktor
a MUDAH Stock Pile,gembur,Berpasir 1 -0,8
b SEDANG S.pileTnh,Bt Pecah,tnh asli 0.8-0.6
c AGAK- SULIT Pasir/Bt pecah,Sirtu,/S.pile 0.6-0.5
d SULIT Bt kali,Bt pecah,cadas.gali, 0.5-0.4
bahan yang digali langsung

Tabel Efisiensi Alat (E)


Kondisi Pemeliharaan Alat
Operasi Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.50
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 21


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Tabel Faktor Effisiensi Waktu


Akibat Operator dan Cuaca (Ft)
Efficiency Waktu Faktor
IDEAL 1
BAIK 0.85
SEDANG 0.75
KURANG 0.65

Tabel Faktor Effisiensi Waktu (Ft) Berdasarkan Kemampuan Operator


Kemampuan Baik

- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran tinggi


KELAS I (0,85)

- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas tinggi


- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
pendek
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir
- Melaksanakan pada pekerjaan berat
- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran sedang
ng
Kemampuan Cukup Kemampuan Sedda

- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas sedang


KELAS II (0,75)

- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)


sedang
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutakhir

- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran cukup


KELASIII (0,65)

- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas cukup


- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir

Tabel Waktu Tetap Z

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 22


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Nama Gali,angkat Tumpah Turun Bucket Jumlah JUMLAH


Alat Bucket full isi bucket' Siap gali Detik Z
detik detik detik detik menit
[1] [2] [3] [4] [5] [6]=[5]x60
W4-40 5.6 1.9 4 11.5 0.192
W-60 5.7 1.9 3.5 11.1 0.185
W-70 5.8 1.9 3.5 11.2 0.187
W-90 6 1.2 3.5 10.7 0.178

CONTOH PERHITUNGAN WHEEL LOADER:

Diketahui :Specifikasi alat


 Whell Loader Type W-90 Kondisi Baik dengan Tingkat Perawatan Baik
 Dipergunakan untuk pekerjaan pengambilan matrial di-Stock pile diangkut Dump
Truck
 Operator kelas Kelas I dengan Kondisi Cuaca Baik.

Ditanyakan :

Berapa Kapasitas Produksi dari Alat tersebut dengan cara Cross Loading dengan jarak
( J ) = 40 m.

Penyelesaian :

Dengan :
- Kapasitas Bucket Wheel Loader Type W-90 = 2,3 m3
- Faktor Bucket Untuk Tanah Asli di Stock Pile (Fb) = 0,6
- Faktor Efisiensi Alat Baik dan Perawatan Baik (E) = 0,75
- Faktor Efisiensi Waktu (Operator Kelas I/Cuaca Baik) = 0,85
- Jarak Pengisian (J) = 40 m
- Kecepatan Maju (F) = 7,5 km/jam
- Kecepatan Mundur (R) = 8 km/jam
- Waktu Tetap (Z) W-90 = 0,178 menit

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 23


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

= = 66. 14599 m3

Jadi Koefisien Kuantitas Wheel Loader untuk 1 m 3 adalah :

4. KAPASITAS PRODUKSI COMPACTOR ROLLER:

RUMUS : UMUM CAMPACTOR

Q = LxV x H x 1000 x E x FT
N

Notasi :
Q : Produksi Peralatan yang dicari (M3/jam)
V : Kecepatan Kerja [Km/jam]
L : Lebar Drum [semua roda baja]
H : Tebal lapisa yang dipadatkan
N : Banyaknya lintasan
E : Total Effisiensi Faktor (Lihat Tabel)
Ft : Effisiensi Waktu (Lihat Tabel)

Tabel Alat COMPACTOR


Berat Frekwensi Lebar Drum
No Jenis/merk ALAT MATI-ALAT Getaran per Roda
COMPACTOR kg Hz
[2] [3]
1 VIBROMAX -W 801 8000 30-40 1.83
2 INGORSOLL RAND SP-56 8913 30.4 2.15
3 REX SP-848 7574 18,3-30 2.13
4 DYNAPAC CA-25 9000 28.3 2.13
5 DYNAPAC CA-15 5900 24-29 1.67
6 SAKAI-SV 90 9500 21.6-40 2.1
7 VIBROMEX W-1101 11250 30-36.7 2.15

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 24


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Tabel Kecepatan Kerja dan Jumlah Lintasan Alat COMPACTOR


KECEPATAN [V] LINTASAN [ N ]
NO JENIS ALAT Km/jam
V Kali N
[1] [2] [3] [4]
1 ROAD ROLLER 2 2 3 -- 5 5
2 TIRE ROLLER 2.5 2.5 4 -- 8 8
3 SOIL COMPACTOR 4 s/d10 6 8 -- 10 10
4 VIBRATION ROLLER 1.5 1.5 4 -- 8 8

Tabel Efisiensi Alat (E)


Kondisi Pemeliharaan Alat
Operasi Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.50
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32

Tabel Faktor Effisiensi Waktu


Akibat Operator dan Cuaca (Ft)
Efficiency Waktu Faktor
IDEAL 1
BAIK 0.85
SEDANG 0.75
KURANG 0.65

Tabel Faktor Effisiensi Waktu (Ft) Berdasarkan Kemampuan Operator

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 25


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Kemampuan Baik
- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran tinggi

KELAS I (0,85)
- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas tinggi
- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
pendek
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir
- Melaksanakan pada pekerjaan berat
- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran sedang
ng
Kemampuan Cukup Kemampuan Sedda - Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas sedang
KELAS II (0,75)

- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)


sedang
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutakhir

- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran cukup


KELASIII (0,65)

- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas cukup


- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir

CONTOH PERHITUNGAN COMPACTOR:

Diketahui :Specifikasi alat Vibro Compactor Type SAKAI SV-90 .dipergunakan pekerjaan
pemadatan dengan kondisi baik dan perawatan baik. Operator yang melakukan pekerjaan
kelas I dan kondisi cuaca baik

Ditanyakan :
Berapa Kapasitas Produksi dari Alat tersebut dalam pemadatan tanah dengan tebal
lapisan per layer 30 cm

Penyelesaian :

Q = LxV x H x 1000 x E x FT
N

Dari soal dapat ditententukan :


V : Kecepatan Kerja [Km/jam] : 1,5 Km/jam

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 26


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

L : Lebar Drum Vibro Compactor SAKAI SV-90 : 2,1 m


H : Tebal lapisan yang dipadatkan : 0,3 m
N : Banyaknya lintasan Compactor SAKAI SV-90 : 8 kali
E : Faktor Effisiensi Alat (E) : 0,75
Ft : Effisiensi Waktu (Ft) : 0,85

= = 75,305 m3/jam

Jadi Koefisien Kuantitas SAKAI SV-90 (Vibro Compactor adalah) untuk 1 m 3 adalah :

4. KAPASITAS PRODUKSI DUMPTRUCK:

B x 60 x E x FT
Q =
Ws

J J
Ws = n x Cld + + t1 + + t2
V1 V2

B x 60 x E x FT
Q =
J J
n x Cld + + t1 + + t2
V1 V2
Notasi :
Q : Produksi Peralatan yang dicari (M3/jam)
B : Muatan maximum (kg/ volume)
n : jumlah bucket Wheel Loader/Excavator /rit
Ws : Waktu Ciklus / Cycle Time (Menit)
Cld : Waktu pengisian.

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 27


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

J : Jumlah Jarak
V1 : Kecepatan bermuatan
V2 : Kecepatan Kosong
t1 : Waktu Buang
t2 : Waktu atur pisisi pengisian
E : Total Effisiensi Faktor (Lihat Tabel)
Ft : Effisiensi Waktu (Lihat Tabel)

Waktu siklus terdiri DUMP TRUCK :


· Waktu yang diperlukan untuk loader mengisi dumptruck – waktu muat
· Waktu untuk mengangkut material – waktu angkut
· Waktu yang dibutuhkan untuk membongkar muatan material – waktu buang
· Waktu yang diperlukan untuk kembali – waktu kembali
· Waktu yang diperlukan untuk posisi pengisian dan untuk loader mulai mengisi, waktu
tunggu dan tunda

Tabel Jenis Dumptruck


Berat Muatan
No Jenis/merk ALAT Kendaraan Maximal
DUMP TRUCK kosong
1 HINO -KR-300 4,490 4.5
2 HINO -FF-172 KA 4,720 3.76
3 NISSAN CK-10 5,450 3
4 ISUZU TXD-40 4,225 3.53
5 TOYOTA DA-110 4,845 6

Tabel Kecepatan Dumptruck

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 28


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Tabel Efisiensi Alat (E)


Kondisi Pemeliharaan Alat
Operasi Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.50
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32

Tabel Faktor Effisiensi Waktu


Akibat Operator dan Cuaca (Ft)
Efficiency Waktu Faktor
IDEAL 1
BAIK 0.85
SEDANG 0.75
KURANG 0.65

Tabel Faktor Effisiensi Waktu (Ft) Berdasarkan Kemampuan Operator

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 29


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

Kemampuan Baik
- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran tinggi

KELAS I (0,85)
- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas tinggi
- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
pendek
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir
- Melaksanakan pada pekerjaan berat
- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran sedang
ng
Kemampuan Cukup Kemampuan Sedda - Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas sedang
KELAS II (0,75)

- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)


sedang
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutakhir

- Melaksanakan pada pekerjaan kesukaran cukup


KELASIII (0,65)

- Melaksanakan pada pekerjaan presisi berkualitas cukup


- Melaksanakan pada produktivitas optimum, waktu-putar (cycle-time)
cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan cukup
- Melaksanakan pada pekerjaan dengan peralatan kapasitas berat dan
kendali (kontrol) mutahir

CONTOH PERHITUNGAN DUMP TRUCK:

Diketahui :

Dump Truck membawa muatan batu pecah ( BD=1.554 kg/m3)


Berat kendaraan + Muatan :12.000 kg /kendaraan kondisi baik
Berat kendaraan kosong : 4.225 kg.
Muatan Maximal =7.775 kg = 5 m3
Diisi Oleh EXCAVATOR dg kapasitas 0,5 m3.

Ditanyakan :
Berapa Kapasitas Produksi dari Alat tersebut dengan jarak tempuh: 5.00 km kondisi
perjalanan dari areal galian ke buangan datar.

Penyelesaian :

Jumlah Rit Pengisian dengan Excavator = = 10 rit

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 30


Rencana Anggara Biaya (RAB) Proyek

= =

Waktu siklus Dump Truck ( Ws)

Waktu siklus terdiri dari :


- Waktu yang diperlukan untuk mengisi dump = 10 bucket = 10 x 0,43 menit = 4,3 menit
- Waktu untuk mengangkut tanah = 5000 m/40.000 m =7,5 menit
- Waktu untuk membongkar muatan = 0,7 menit (Standar)
- Waktu untuk kembali 5000 m / 50.000 m = 6 menit
- Waktu yang diperlukan untuk posisi pengisian = 0,2 menit (Standar)

J J
Ws = n x Cld + + t1 + + t2
V1 V2

5000 5000
Ws = 10 x 0,43 + + 0,7 + + 0,2
40.000 50.000

WS = 18,7 menit

Kapasitas Produksi = = = 10,227 m3/jam

Jadi Koefisien Kuantitas Truck yang dimuat batu oleh excavator dan dibuang sejauh 5 Km
untuk 1 m3 adalah :

Iskandar Zulkarnain, S.T., M.T. 31

You might also like