You are on page 1of 10

ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SILA PERSATUAN

INDONESIA PADA MATA PELAJARAN PPKn SISWA KELAS X IPA


SMA SANTUN UNTAN PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
DAYU YUNIKA
NIM. F1221141010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2019
ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SILA PERSATUAN INDONESIA PADA
MATA PELAJARAN PPKn SISWA KELAS X IPA SMA SANTUN UNTAN
PONTIANAK

Dayu Yunika, Mashudi, Bambang Budi Utomo


Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP UNTAN Pontianak
Email: dayuyunika@gmail.com

Abstract
This thesis is entitled Analysis of the Implementation of the Values of the Unity of Indonesian Unity in
PPKn Subjects in Class X SMA Negeri 4 Pontianak. The problems in this study are 1) How is the
understanding of grade X students of SMA SANTUN UNTAN Pontianak about the values of the
Indonesian Unity precepts 2) How is the implementation of the values of the Indonesian Union precepts
of class X students of SMA SANTUN UNTAN Pontianak 3) What are the attitudes of grade X high school
students SANTUN UNTAN Pontianak against the values of the Indonesian Unity precepts. The purpose of
this study is 1) To find out the extent of students' understanding of the values of the unity of Indonesian
unity2) To find out how the implementation of the values of Indonesian Unity Sila grade X students of
SMA SANTUN UNTAN Pontianak and 3) To find out how the attitude of students of class X SMA
SANTUN UNTAN Pontianak against the values of Sila Persatuan Indonesia. The method of this research
is descriptive qualitative with an observation guide tool and an interview guide with the author's own
research instrument. The first data collection procedure in this study is to simplify the data based on
written results in the field. After the data is arranged, the data is presented in the form of text and is
narrative then the truth is checked again and after that the conclusion is drawn. Based on the results of
this study the conclusion

Keywords: Implementation of Indonesian Unity Sila Values

PENDAHULUAN
Dewasa ini, pengetahuan tentang pentingnya dengan siapa saja tanpa membedakan suku dan
persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia dirasa agama serta bertoleransi antar sesama teman
sangat penting untuk diajarkan kepada peserta dalam bingkai persatuan karena menurut Prof.
didik mengingat rasa persatuan di dalam diri Drs. C.S.T. Kansil (2000 : 12)
bangsa sangat rentan terpecah belah Untuk menjadi warga Negara Kesatuan
dikarenakan sedikitnya pengetahuan tentang Republik Indonesia diharapkan dalam berilmu
rasa persatuan tersebut. Pentingnya pengetahuan menguasai teknologi dan/atau
menumbuhkan rasa persatuan kepada peserta kesenian hendaklah pula mereka beriman dan
didik akan dapat berpengaruh baik agar saling bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
menghormati dan menghargai antar suku, ras, berbudi pekerti luhur, sehat jasamani dan
dan antar golongan agama. Selain itu, para rohani, berkepribadian yang mantap, mandiri
penerus bangsa akan menentukan nasib dan serta memiliki rasa tanggungjawab
kemajuan Indonesia di masa yang akan datang. kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan demikian, pendidikan memegang Sementara itu, Cogan (dalam Suparlan Al
peranan yang sangat penting sebagai jalur Hakim, 2000:40)Mengidentifikasi karakteristik
utama agar anak bangsa dapat memiliki rasa yang perlu dimiliki oleh seorang warga negara,
persatuan yang tinggi dan di lingkungan yakni: 1) kemampuan untuk memahami dan
sekolah pulalah siswa dapat belajar menerima perbedaan budaya; 2) kemampuan
mengimplementasikan rasa persatuan tersebut untuk berfikir kritis dan sistematis; 3)
dengan menghargai pendapat teman, bergaul kemampuan menyelesaikan konflik tanpa

1
kekerasan; 4) kemampuan bekerja sama dengan menunjukkan penurunan dibuktikan saat proses
orang lain dan memikul tanggungjawab atas pembelajaran berlangsung siswa masih kurang
peran dan kewajibannya dalam masyarakat; 5) menghargai temannya seperti saat diskusi siswa
memiliki kepekaan terhadap hak-hak asasi kurang mendengarkan pendapat teman yang
manusia dan 6) kemampuan untuk berbeda, sering mengejek teman yang memiliki
berpartisipasi dalam politik di tingkat nasional kekurangan fisik dan pengetahuan serta tidak
dan internasional. menghargai teman yang berbeda suku dan
Dengan memiliki rasa persatuan yang tinggi agama. Selain itu, ketika penulis melakukan
diharapkan dapat memacu semangat peserta kegiatan PPL di kelas X, salah satu siswa yang
didik untuk belajar. Selain itu, dengan beretnis Cina di ejek oleh teman sekelasnya.
menanamkan rasa persatuan pada peserta didik, Mereka berbicara keras menggunakan bahasa
maka pikiran mereka tidak lagi berorientasi cina dengan maksud mengejek siswa tersebut.
bahwa persaingan prestasi adalah untuk Nilai persatuan dalam lingkungan sekolah
menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan juga mengalami penurunan. Seperti insiden
lawan, namun lebih kepada cinta tanah air yaitu yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 2017
bersaing menjadi yang terbaik untuk satu tujuan tepatnya selesai upacara bendera, siswa SMA
bersama. SANTUN UNTAN Pontianak diserang /
Dalam proses pembelajaran atau di terlibat tawuran dengan siswa STM di
lingkungan kelas, siswa terbagi dalam beberapa Pontianak. Akibat kejadian tersebut, keadaan
latar belakang yang berbeda di antaranya sekolah mengalami kerusakan dan trauma bagi
adalah: perbedaan agama, suku, ras, budaya siswa dan guru. Kasus tersebut disebabkan
bahkan perbedaan kemampuan dalam belajar. kemungkinan adanya budaya luar yang masuk
Dalam perbedaan tersebut, siswa harus di tuntut ke dalam negara dan melebur rasa persatuan
untuk memiliki rasa saling menghormati dalam bangsa kita. Hal itu juga merupakan ancaman
rumpun satu kesatuan. Setiap siswa harus tersendiri bagi suatu bangsa untuk menghadapi
menyadari bahwa perbedaan bukanlah tembok suatu konflik perpecahan di dalam negara
yang memisahkan untuk mewujudkan tersebut. Oleh sebab itu, kita sebagai bangsa
kerukunan antar sesama. Indonesia wajib menjaga persatuan dan
SMA SANTUN UNTAN Pontianak adalah kesatuan bangsa di tengah perbedaan.
salah satu Sekolah Menengah Atas di Dengan demikian, perlunya memulihkan
Pontianak. Di sekolah tersebut terdiri dari siswa kembali kesadaran persatuan Indonesia bagi
kelas X sebanyak tiga kelas, kelas XI dan kelas masyarakat Indonesia khususnya bagi penerus
XII sebanyak dua kelas. Kelas yang peneliti bangsa demi menjaga NKRI.
teliti adalah kelas X IPA yang memiliki siswa Dalam mewujudkan keutuhan bangsa dan
dengan latar belakang yang berbeda, yakni ada negara, peran serta penerus bangsa sangatlah
yang beragama Islam, Khatolik, Protestan. Ada penting. Selain harus memiliki pemahaman
pula siswa yang berasal dari suku Melayu, yang baik, kita juga harus mewujudkannya
Dayak, Madura, Bugis, dan lain-lain. Bahkan melalui sikap yang nyata. Penerapan sikap atau
ada pula siswa yang memiliki perbedaan implementasi tersebut diharapkan tidak hanya
kemampuan dalam belajar yakni ada salah satu diterapkan dalam lingkungan sekolah saja
siswa yang tingkat kemampuan dalam tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
belajarnya sangat kurang jika dibandingkan karena itu, selain perlunya proses pembelajaran
dengan teman-temannya yang lain. Oleh karena juga perlunya bimbingan guru agar siswa
itu dalam perbedaan tersebut, siswa harus di mampu untuk mengimplementasikan persatuan
tuntut untuk memiliki rasa saling menghormati dalam proses belajar karena guru merupakan
dalam rumpun satu kesatuan. Setiap siswa sosok yang sangat diperlukan dalam lingkup
harus menyadari bahwa perbedaan bukanlah pendidikan.
tembok yang memisahkan untuk mewujudkan Mata pelajaran PPKn juga sangat berperan
kerukunan antar sesama. penting untuk menumbuhkan sikap
Berdasarkan observasi yang penulis Kewarganegaraan generasi penerus bangsa dan
lakukan di kelas X, sikap persatuan siswa sangat mendukung untuk membentuk rasa

2
persatuan siswa yang berlandaskan Pancasila ?2)Bagaimanakah nilai sila persatuan Indonesia
dan UUD 1945. Selain itu, pentingnya siswa kelas X pada Mata Pelajaran PPKn di
mempelajari Pancasila juga diharapkan mampu SMA SANTUN UNTAN Pontianak ? 3)
meningkatkan rasa Persatuan siswa seperti Bagaimanakah sikap siswa kelas X SMA
yang dikutip oleh Dr. Kaelan (2004:15)Tujuan SANTUN UNTAN Pontianak terhadap nilai-
Pendidikan Pancasila yakni untuk nilai Sila Persatuan Indonesia ?Adapun tujuan
menghasilkan peserta didik yang beriman dan dari penelitian ini adalah1) Untuk mengetahui
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sejauh mana pemahaman siswa tentang nilai-
dengan sikap dan perilaku (1) memiliki nilai sila persatuan Indonesia2)Untuk
kemampuan untuk mengambil sikap yang mengetahui bagaimana wujud implementasi
bertanggung jawab sesuai dengan hati nilai-nilai Sila Persatuan Indonesia siswa kelas
nuraninya, (2) memiliki kemampuan untuk X SMA SANTUN UNTAN Pontianak 3)
mengenali masalah hidup dan kesejahteraan Untuk mengetahui bagaimanakah sikap siswa
serta cara-cara pemecahannya, (3) mengenali kelas X SMA SANTUN UNTAN Pontianak
perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu terhadap nilai-nilai Sila Persatuan Indonesia.
pengetahuan, teknologi dan seni, serta (4)
memiliki kemampuan untuk memaknai Suatu penelitian yang baik dapat dipastikan
peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa akan bermanfaat bagi pengembangan keilmuan
untuk menggalang persatuan Indonesia”. dan bagi pembangunan. Demikian juga
Melalui Pendidikan Pancasila tersebut, warga penelitian ini diharapkan dapat mempunyai
negara Republik Indonesia diharapkan mampu manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
memahami, menganalisis, dan menjawab Secara teoritis manfaat penelitian ini
masalah-masalah yang dihadapi oleh diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
masyarakat bangsanya secara perkembangan ilmu pengetahuan dan
berkesinambungan dan konsisten berdasarkan memberikan pemikiran dalam rangka
cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. penanaman sikap persatuan siswa.Secara
Dapat disimpulkan bahwa mengamalkan praktis,penelitian ini dapat memberikan
Sila Persatuan Indonesia sebagai pandangan manfaat bagi:Sekolah:Diharapkan hasil
hidup bangsa melaksanakan pancasila dalam penelitian ini dapat bermanfaat khususnya
kehidupan sehari-hari, menggunakan Pancasila dalam meningkatkan rasa persatuan baik dalam
sebagai petunjuk hidup sehari-hari agar hidup diri siswa maupun guru. Siswa: Diharapkan
dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. hasil penelitian ini dapat meningkatkan rasa
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari- persatuan siswa dalam proses belajar dan
hari ini sangat penting karena dengan demikian lingkungan sekolah maupun masyarakat.
diharapkan adanya tata kehidupan yang Peneliti: Menambah wawasan berfikir secara
harmonis. Selain itu, pengamalan Sila sistematis, praktis dan ilmiah, sehingga akan
Persatuan Indonesia dapat menjadi syarat memberikan pengalaman akademis yang
penting bagi tewujudnya cita-cita kehidupan bersifat keilmuan serta menambah pengalaman
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, dalam menyusun karya ilmiah dalam
berdasakan masalah di atas, maka penulis metodologis, terikat dengan suatu norma tata
tertarik untuk melakukan penelitian tentang tulis tertentu.Fokus penelitian merupakan garis
Menganalisis Implementasi Nilai-nilai besar dari pengamatan yang dilakukan peneliti,
Persatuan Indonesia Pada Mata Pelajaran PPKn sehingga observasi peneliti lebih terarah.
Siswa Kelas X SMA SANTUN UNTAN Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini
Pontianak. adalah “Implementasi Nilai-nilai Sila Persatuan
Indonesia pada mata pelajaran PPKn kelas X
Berdasarkan pemaparanlatar belakang SMA SANTUN UNTAN Pontianak”. Dengan
diatas, maka masalah umum dalam penelitian indikator sebagai berikut: a) Bagaimanakah
ini adalah1) Bagaimanakah pemahaman siswa pemahaman siswa kelas X SMA SANTUN
kelas X SMA SANTUN UNTAN Pontianak UNTAN Pontianak tentang Nilai-nilai Sila
tentang nilai-nilai sila persatuan Indonesia Persatuan Indonesia? b) Bagaimanakah wujud

3
implementasi dari Nilai-nilai Sila Persatuan Salah satu cara untuk memperoleh data dengan
Indonesia siswa kelas X pada Mata Pelajaran kegunaan dan tujuan tertentu dapat dilakukan
PPKn di SMA SANTUN UNTAN Pontianak? dengan menggunakan metode penelitian. Metode
c) Bagaimanakah sikap siswa kelas X SMA penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
SANTUN UNTAN Pontianak terhadap nilai- adalah metode penelitian kualitatif deskriptif.
nilai Sila Persatuan Indonesia ?Definisi Menurut Sugiyono (2015: 9) Penelitian Kualitatif
operasional bertujuan untuk memperjelas adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
batasan-batasan penelitian dan memperjelas filsafat postpositivisme, digunakan untuk
materi yang menjadi fokus penelitian, agar meneliti pada kondisi objek yang alamiah
tidak terjadi perbedaan penafsiran antara (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana
penulis dan pembaca akan apa yang dimaksud peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
dalam penelitian ini, maka penulis memandang pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
perlu adanya definisi operasional untuk (gabungan), analisis data bersifat
menjelaskan beberapa istilah yang digunakan induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif
penulis antara lain:implementasi yang lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
dimaksud dalam penelitian ini adalah Selain itu, Sugiyono (2015: 22) menyebutkan
penerapan yang siswa kelas X SMA SANTUN bahwa “Metode penelitian kualitatif itu
UNTAN Pontianak terhadap nilai-nilai dari Sila dilakukan secara intensif, peneliti ikut
Persatuan Indonesia baik dilingkungan sekolah berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara
maupun dalam proses belajar mengajar. hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis
Implementasi:Menurut Kamus Besar Bahasa reflektif terhadap berbagai dokumen yang
Indonesia pengertian dari Implementasi adalah ditemukan di lapangan dan membuat laporan
pelaksanaan atau penerapan. Sedangkan penelitian secara mendetail”.Lokasi penelitian
pengertian secara umum dapat diartikan adalah tempat penelitian yang dilakukan. Yang
sebagai suatu tindakan atau pelaksana rencana dimaksud tempat penelitian adalah tempat di
yang telah disusun secara cermat dan rinci. mana proses kegiatan penelitian yang dilakukan.
Nilai:menurut Hamid Darmadi (2007:48) Nilai Untuk bidang pendidikan, penelitian tersebut
atau “Value” (Bahasa Inggris) termasuk kajian dapat berupa ruang kelas, sekolah, lembaga
filsafat. Adapun di dalam Dictionary of pendidikan dalam suatu kawasan. Sesuai
Sociology and Related Sciences dikemukakan pernyataan di atas, lokasi penelitian yang dipilih
bahwa nilai adalah kemampuan yang peneliti adalah SMA SANTUN UNTAN
dipercayai yang ada pada suatu benda untuk Pontianak.Sumber data dalam penelitian ini
memuaskan manusia atau kelompok. Jadi, nilai terdiri dari sumber data primer dan sumber data
itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas sekunder sebagai berikut:Sumber Data
yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu Primer:Adapun sumber data dalam skripsi
sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai, artinya meliputi sumber data yang dicatat melalui
ada sifat kualitas yang melekat pada sesuatu itu. catatan tertulis yang dilakukan melalui
Persatuan: Kata Persatuan berasal dari “satu” wawancara yang diperoleh peneliti dari
yang berarti “utuh” atau tidak terpecah belah. responden yang diminta memberikan keterangan
Persatuan mengandung arti “bersatunya tentang suatu fakta atau pendapat. Dalam
bermacam-macam corak yang beraneka ragam penelitian ini yang menjadi responden adalah
menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi”. siswa kelas X SMA SANTUN UNTAN
Dalam kehidupan bermasyarakat, persatuan Pontianak sedangkan yang menjadi informan
memegang peranan yang sangat penting. dalam penelitian ini adalah pihak guru dari SMA
Dengan adanya persatuan kita dapat SANTUN UNTAN Pontianak. sumber data
mengerjakan segala sesuatu secara bersama- sekunder: data sekunder juga digunakan meliputi
sama tanpa membeda-bedakan orang yang satu data tambahan seperti dokumen dan lain-lain
dengan yang lainnya. yang merupakan sumber data. Data tambahan
dalam desain ini adalah struktur sekolah dari
METODE SMA SANTUN UNTAN Pontianak. Dalam
penelitian ini, teknik untuk pengumpulan data

4
adalah sebagai berikut:Observasi Langsung, menggunakan alat pengumpulan data berupa
Komunikasi Langsung, Studi Dokumentasi. panduan wawancara terhadap guru dan siswa
Teknik observasi langsung adalah kelas X SMA SANTUN UNTAN
pengamatan yang digunakan dalam rangka Pontianak.Wawancara tersebut dilakukan dengan
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, menggunakan telepon atau terlibat atau terlibat
merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan dalam focus group interview yang terdiri dari
penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu enam sampai delapan partisipan. Wawancara ini
rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu bertujuan mengumpulkan keterangan tentang
studi yang sengaja dan sistematis tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta
keadaan atau fenomena dengan jalan mengambil pendirian-pendirian itu merupakan suatu
dan mencatat keadaan yang ditemui secara pembantu utama dari metode observasi
langsung yakni dalam penelitian ini adalah (pengamatan).
jalannya proses belajar mengajar di SMA Dalam melakukan penelitian ini, peniliti
SANTUN UNTAN Pontianak. Teknik merekam serta mendokumentasikan terkait
komunikasi langsung adalah teknik berupa dengan penerapan nilai-nilai sila Persatuan
pengumpulan data dengan mengadakan Indonesia dan wawancara dengan pihak-pihak
hubungan langsung dengan sumber data yang terkait baik itu narasumber maupun informan
dalam penelitian ini penulis melakukan dengan alat pendukung menggunakan perekam
komunikasi langsung dengan bentuk interview dan kamera digital sebagai alat dokumentasi
dengan guru dan siswa SMA SANTUN UNTAN untuk mendukung keaslian data.
Pontianak.Teknik studi dokumenter adalah Untuk menguatkan kebenaran dan dalam
teknik pengumpulan data melalui peninggalan penelitian dengan pendekatan kualitatif, data
tertulis terutama arsip atau dokumen yang yang diambil perlu dicek kebenarannya malalui
berhubungan dengan masalah penelitian. proses pengujian keabsahan data. Menurut
Menurut Nasution (dalam Sugiyono, Sugiyono (2015: 365) “Dalam penelitian
2015: 310) menyatakan bahwa “Observasi adalah kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan
dasar semua ilmu pengetahuan”. Sedangkan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
Marshall (dalam Sugiyono, 2015: 310) dilaporkan peneliti dengan apa yang
menyatakan bahwa “Melalui observasi, peneliti sesungguhnya terjadi pada obyek yang
belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku diteliti”.Berdasarkan pendapat di atas peneliti
tersebut”. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan validitas data internal dan
melakukan observasi secara partisipatif yakni eksternal dengan teknik pemeriksaan data yang
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari digunakan adalah triangulasi. Menurut Wiliam
orang yang sedang diamati. Dengan demikian, Wiersma dalam Sugiyono (2015: 372)
yang digunakan sebagai sumber data dalam mengatakan Triangulation is qualitative cross-
penelitian ini yakni siswa kelas X SMA validation. It assesses the sufficiency of the data
SANTUN UNTAN Pontianak. Sambil according to the convergence of multiple data
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan sources or multiple data collection procedures.
apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini
merasakan suka dukanya. Dengan observasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
partisipan ini maka data yang diperoleh akan sumber dengan berbagai cara dan berbagai
lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui waktu.
pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
tampak. HASIL DAN PEMBAHASAN
Panduan observasi yang digunakan Hasil Penelitian
dalam penelitian ini adalah menggunakan daftar Hasil Penelitian ini sebagai berikut: hasil
ceklist (lembar observasi) sebagai alat observasi a) guru bidang studi PPKn di SMA
pengumpulan data. Lembaran observasi yang SANTUN UNTAN Pontianak tampak
digunakan tersebut ditujukan kepada siswa kelas memberikan contoh dan pemahaman bagaimana
X SMA SANTUN UNTAN Pontianak.Dalam siswa seharusnya dapat menerapkan nilai-nilai
teknik komunikasi langsung ini, penulis sila Persatuan Indonesia yakni dengan

5
menghormati dan menghargai antar agama UNTAN Pontianak memiliki pemahaman
dengan tidak membeda-bedakan siswa dari latar yang baik tentang nilai-nilai sila Persatuan
belakang keyakinannya. b) sebagai sosok yang Indonesia. Terbukti siswa kelas X yang
menjadi teladan siswa guru berperan dalam menjadi informan wawancara peneliti dapat
menumbuhkan daya pikir siswa dengan berbagai menjawab pertanyaan tentang memahami arti
motivasi agar siswa secara langsung dapat
dari sila Persatuan Indonesia, informan juga
menerapkan hal tersebut. Hal ini juga penting
dilakukanbagi seorang guru untuk memberikan memahami apa yang dimaksud dengan
pemahaman kepada siswa tentang kondisi bangsa semboyan Bhinneka Tunggal Ika, kemudian
kita yang bersifat majemuk. c) Sebagai peserta informan juga mengetahui perbedaan-
didik yang memiliki latar belakang yang perbedaan yang secara umum mereka
berbeda-beda, pada saat proses pembelajaran temukan yakni perbedaan apa saja yang
berlangsung didapati ada beberapa siswa yang dimiliki oleh masyarakat Kalbar seperti
menghargai saat salah satu temannya perbedaan agama, suku, adat, budaya, bahasa
menyampaikan pendapat tentang materi yang dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain
diajarkan. Sebagai seorang guru yang mengajar itu, informan mengetahui bahkan ada pula
saat itu secara tegas menengur siswa tersebut dan yang pernah mengalami konflik antar suku
menasehati agar antar sesama teman kita harus
dan agama yang pernah terjadi di Kalbar.
saling menghargai dan menghormati sesama. d)
Pada saat mengajar maupun saat berada di luar Informan juga setuju bahwa untuk mencegah
kelas, guru PPKn memperlakukan semua siswa hal tersebut terjadi lagi, diperlukannya rasa
dengan perlakuan yang sama. Artinya, sebagai toleransi dan saling menghormati dan
seorang guru tidak memperlakukan siswa menghargai antar sesama masyarakat yang
berdasarkan agama, suku, adat, bahasa dan latar ada di Kalbar.dalam memilih teman bergaul,
belakang lain melainkan semua siswa informan tidak menentukan dari latar
diperlakukan sama demi terciptanya keselarasan belakang tertentu. Siswa kelas X SMA
baik antara guru dan siswa dan juga antar sesama SANTUN UNTAN Pontianak bergaul dan
siswa. hasil wawancara: tersebut didapati hasil di berteman dengan siapa saja tanpa
antaranya berdasarkan hasil wawancara, siswa membanding-bandingkan agama, suku, adat,
kelas X SMA SANTUN UNTAN sudah
budaya dan lainnya yang dalam hal ini siswa
memiliki pemahaman yang baik tentang sila
Persatuan Indonesia dan Bhinneka Tunggal yang beragama muslim tetap beteman
Ika.Selain itu juga, pengetahuan tentang dengan teman yang beagama katholik
keanekaragaman budaya bangsa akan semakin maupun sebaliknya. Siswa yang berasal dai
bertambah. Meskipun dalam praktiknya sebagian suku melayu juga tetap berteman dengan
siswa mengaku kesulitan dalam hal teman yang besuku dayak, jawa, madura dan
berkomunikasi, tetapi mereka mengaku antusias begitu juga sebaliknya. Siswa kelas X SMA
dalam mengenal budaya lain yang berbeda SANTUN UNTAN Pontianak juga
dengan mereka.Kesadaran akan pentingnya mengimplementasikan nilai-nilai sila
memiliki sikap persatuan dan kesatuan juga telah Persatuan Indonesia dengan cara sebelum
dimiliki oleh siswa kelas X SMA SANTUN proses belajar mengajar dimulai, mereka
UNTAN. Siswa mengatakan bahwa rasa
berdoa dengan dipimpin oleh satu orang
persatuan dan kesatuan harus dimiliki oleh kita
sebagai penerus bangsa dan rasa persatuan siswa sedang yang lain berdoa mengikuti
diperlukan untuk menjauhkan Indonesia dari keyakinan masing-masing.Siswa kelas X
perpecahan dan kesalahpahaman yang SMA SANTUN UNTAN Pontianak
diakibatkan oleh konflik. menunjukkan sikap menghormati dan
menghargai teman yang berbeda agama,
Pembahasan suku, adat dan budaya. Mereka juga tidak
Berdasarkan hasil penelitian: Bahwa membeda-bedakan teman dalam bergaul dan
telah didapati siswa kelas X SMA SANTUN
6
tidak menjelek-jelekan teman yang dari nilai-nilai sila Persatuan Indonesia siswa
mempunyai kekeurangan kemampuan dalam kelas X SMA SANTUN UNTAN Pontianak
belajar. Siswa kelas X SMA SANTUN dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X
UNTAN Pontianak juga mempunyai cara SMA SANTUN UNTAN Pontianak dapat
dalam memupuk rasa persatuan melalui menunjukkan dan mengimplementasikan
sikap tidak memposisikan diri sebagai warga nilai-nilai sila Persatuan Indonesia baik di
negara yang dapat menyebar kebencian antar dalam kelas dan di lingkungan
sesama masyarakat yang saat ini bisa dengan sekolah.Berdasarkan sub masalah ketiga
mudah ditemukan di media sosial. Beberapa yakni bagaimanakah sikap siswa kelas X
informan mengatakan bahwa mereka SMA SANTUN UNTAN Pontianak terhadap
membiasakan mengecek sumber berita nilai-nilai sila Persatuan Indonesia dapat
terlebih dahulu sebelum membaca. Adapun disimpulkan bahwa siswa kelas X SMA
informan lain mengatakan tidak hanya SANTUN UNTAN Pontianak telah memiliki
membaca berita media sosial di satu sumber dan menunjukkan sikap berdasarkan nilai-
berita saja melainkan beberapa sumber nilai sila Persatuan Indonesia.
kemudian ditarik kesimpulan kebenaran isi
berita tersebut. Hal ini menunjukkan sikap Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian,
siswa kelas X SMA SANTUN UNTAN
maka peneliti memberikan beberapa saran yakni:
Pontianak dalam mengimplementasikan a) Untuk meningkatkan implementasi terhadap
nilai-nilai sila Persatuan Indonesia. Selain itu nilai-nilai sila persatuan Indonesia harus dimulai
juga, siswa kelas X SMA SANTUN UNTAN dengan meningkatkan rasa toleransi kepada
Pontianak tidak hanya mengenal dan semua kalangan. Hal ini jiga
mencintai budaya mereka sendiri melainkan
mencintai budaya teman mereka yang lain. dapat dimulai dengan cara mengenalkan
Informan mengatakan bahwa mereka senang kepada siswa mengenai budaya-budaya, bahasa,
mendapat teman yang berasal dari daerah adat isitiadat yang ada di Indonesia tercinta ini.
b) Penelitian ini belum mencangkup secara
lain karena dengan begitu mereka dapat
keseluruhan tentang bagaimana keterlibatan
mengenal budaya, adat dan bahkan tidak semua pihak misalnya guru, lembaga sekolah,
jarang dari mereka ingin mengetahui bahasa- orang tua dan masyarakat dalam memberikan
bahasa daerah dari teman-teman mereka pemahaman kepada peserta didik untuk
yang berasal dari luar Pontianak. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai sila Persatuan
demikian, hal ini menunjukkan bahwa kelas Indonesia. Maka untuk keperluan penelitian
X SMA SANTUN UNTAN Pontianak telah berikutnya sekiranya dapat meneliti aspek-aspek
mengimplementasikan nilai-nilai sila tersebut.
Persatuan Indonesia.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan sub masalah pertama
yakni bagaimana pemahaman siswa kelas X
SMA SANTUN UNTAN Pontianak tentang
nilai-nilai sila Persatuan Indonesia dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas X SMA
SANTUN UNTAN Pontianak memiliki
pemahaman yang baik tentang sila Persatuan
Indonesia.Berdasarkan sub masalah kedua
yakni bagaimanakah wujud implementasi

7
DAFTARRUJUKAN
Amin Muhammad. (2014). Darmodiharjo Darji. (1991).
Moral Pancasila Jatidiri Bangsa.Jakarta: Santiaji Pancasila.Surabaya: Usaha Nasional
Gorga Media Hakim Al Suparlan. (2016).
Arikunto, S. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Konteks Indonesia. Malang: Madani
Praktik.Jakarta:Rineka Cipta Kaelan, (2002).
Bungin Burhan. (2001). Filsafat Pancasila. Yogjakarta: Paradigma
Metodologi Penelitian Kualitatif.Jakarta: Kaelan, (2004).
Rajawali Pers Pendidikan Pancasila. Yogjakarta: Paradigma
Bungin Burhan. (2003). Kansil, (2000).
Data Penelitian Kualitatif.Jakarta: Rajawali Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Pers Jakarta: PT Pradnya Paramita
Busrizalti. M. (2013). Moerdiono, (1991).
Pendidikan Kewarganegaraan, Negara Pancasila Sebagai Ideologi.
Kesatuan, HAM & Demokrasi dan Ketahanan Nawawi, H. (2012).
Nasional.Yogyakarta: Total Media Metode Penelitian Bidang Sosial.
Creswell, W. John. (2010). Yogyakarta: Mada University Press
Research Design, Pendekatan Kualitatif, Undang-undang Republik Indonesia No. 20
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
Pelajar Bandung: Umbara
Darmadi, H. (2007). Wahidin, (2015).
Dasar Konsep Pendidikan Moral Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. IN Media
Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta Winarno, (2012).
Darmadi, H. (2010). Pendidikan Pancasila di Perguruan
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Tinggi.Surakarta:
Bandung:
YumaAlfabeta
Pustaka
Darmadi, H. (2011). Wreksosuhardjo Sunarjo, (2005).
Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Ilmu Pancasila Yuridis Kenegaraan dan Ilmu
Alfabeta Filsafat Pancasila.Yogyakarta: C.V Andi
Darmadi, H. (2012).
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandung: Alfabeta

You might also like