You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664

EISSN: 2654 –3249

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BIJI KEBIUL (CAESALPINIA BONDUS (L.)
ROXB) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

ANTI MICROBIAL ACTIVITY TEST OF ETHANOL EXTRACT OF KEBIUL’S SEEDS (CAESALPINIA


BONDUS (L.) ROXB) ON THE GROWTH OF BACTERIA STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Oleh:
Heti Rais Khasanah1, Diah Eka Nugraheni2
1 Prodi Farmasi, Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2 Prodi Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Bengkulu

e mail : heti_rais@yahoo.com

ABSTRACT

Background: Staphylococcus aureus is a bacterium in the form of a cocci with a diameter of 1 µm


which is Gram-positive when viewed under a microscope, shaped like grapes. Whale seeds contain
saponins, flavonoids and steroids that can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria.
Purpose: This study aims to determine the antimicrobial activity contained in the white bean extract
(Caesalpinia bondus (L.) Roxb) against the growth of Staphylococcus aureus bacteria in various
concentrations, using Quasy Laboratory Experiments. The data were tested using the univariate data
analysis test, namely to see the average diameter of the inhibition zone from the treatment of each
concentration on the white bean. Method: Extraction was carried out using maceration method with
ethanol solvent and antibacterial activity test using agar diffusion technique. Conclusion: The ethanol
extract of Caesalpinia bondus (L.) Roxb) seeds at various concentrations had an inhibitory power
against the growth of staphylococus aureus bacteria. Conclusion: The ethanol extract of Caesalpinia
bondus (L.) Roxb) seeds at various concentrations had an inhibitory power against the growth of
staphylococus aureus bacteria.
Keywords: Caesalpinia bondus (L.) Roxb, Staphylococcus aureus.
ABSTRAK

Latar Belakang : Staphylococcus aureus adalah bakteri berbentuk kokus berdiameter 1 µm yang pada
pewarnaan bersifat Gram positif, jika dilihat dibawah mikroskop berbentuk seperti anggur. Biji kebiul
mengandung saponin, flavonoid dan steroid yang dapat menghambat pertumbuhan pada bakteri
Staphylococcus aureus. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui aktivitas antimikroba
yang terdapat di dalam ekstrak biji kebiul (Caesalpinia bondus (L.) Roxb) terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dalam berbagai konsentrasi, dengan menggunakan Quasy Eksperimen
Laboratorium. Data di uji dengan menggunakan uji analisis data univariat yaitu untuk melihat gambaran
rata-rata diameter zona hambat dari perlakuan setiap konsentrasi pada biji kebiul tersebut. Metode:
Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol dan uji aktivitas antibakteri
menggunakan tehnik difusi agar. Kesimpulan: Extrak ethanol biji kebiul Caesalpinia bondus (L.) Roxb)
pada berbagai konsentrasi memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus.

Kata Kunci :Uji aktivitas antibakteri, Caesalpinia bondus (L.) Roxb, Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN.
Pengobatan terhadap penyakit infeksi membunuh mikroba yang menginfeksi.
yaitu dengan cara pemberian antibiotika, Antibiotika telah banyak ditemukan sekarang ini
antibiotika berfungsi sebagai penghambat atau tetapi beberapa diantaranya menjadi tidak

8 Vol. 16. No. 1 April 2021 : 8 - 15|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 –3249
efektif digunakan karena banyaknya mikroba sekunder yaitu steroid, terpenoid, turunan fenol,
yang resisten terhadap antibiotic (Akram.F, flavonoid dan alkaloid (Raja et al, 2015).
Sidra, 2016). Untuk mencegah terjadinya Biji kebiul mengandung senyawa
resistensi bakteri terhadap antibiotik perlu flavonoid, alkaloid, saponin, triterpenoid.
dikembangkan penelitian dalam penemuan obat (Nazeerullah, Kumar. S Sigh. R, 2012).
baru yang berasal dari alam. (Brook MS, Philips Berdasarkan uji pendahuluan uji fitokimia di
BE, Wilkinson DJ, 2014). Laboratorium MIPA Biologi Universitas
Tanaman obat berkhasiat ditelaah dan Bengkulu, pada biji kebiul terdapat 3 jenis
dipelajari secara ilmiah. Hasil penelitian senyawa aktif yaitu senyawa flavonoid, saponin
mendukung bahwa tanaman obat memang dan streoid.
memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang Salah satu senyawa biji kebiul yaitu
secara klinis terbukti bermanfaat bagi flavonoid memiliki aktivitas mekanisme kerja
kesehatan. Kondisi geografis dan keadaan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan
wilayah Provinsi Bengkulu yang masih banyak cara inaktivitasi protein (enzim) pada membran
hutan dimungkinkan banyak ditemukan berbagai sel sehingga mengakibatkan struktur protein
jenis tanaman yang digunakan oleh masyarakat menjadi rusak. Ketidakstabilan pada dinding sel
sebagai obat tradisional, salah satu jenis dan membran sitoplasma bakteri menyebabkan
tanaman yang digunakan sebagai obat oleh fungsi permeabilitas selektif, fungsi
masyarakat adalah biji kebiul (bahasa daerah). pengangkutan aktif, pengendalian susunan
(Putra, 2013). protein dari sel bakteri menjadi terganggu, yang
Daerah Bengkulu Selatan banyak akan berakibat pada hilangnya makromolekul
ditemukan tumbuhan kebiul. Tumbuhan ini dan ion dari sel, sehingga sel bakteri menjadi
tumbuh secara liar didaerah perkebunan kehilangan bentuk dan terjadi lisis (Rinawati,
masyarakat, memiliki ciri ciri tumbuhan berbiji 2010).
tunggal, batangnya merambat dan seluruh Biji muda kebiul berbentuk bulat, biji
permukaannya batang dipenuhi dengan duri berwarna hijau dengan kulit biji yang lunak. Biji
yang tajam. Masyarakat suku Serawai di tua berwarna abu-abu dengan kulit biji yang
Kabupaten Bengkulu Selatan telah lama sangat keras. Biji terbungkus dalam kelopak
menggunakan biji kebiul untuk mengobati yang dipenuhi dengan duri. biji kebiul yang
berbagai penyakit. Proses penggunaan biji sudah tua dapat di simpan hingga puluhan
kebiul sebagai obat yaitu dengan disangrai lebih tahun tampa terjadi kerusakan, biji kebiul
dulu sampai mutung (bahasa Serawai) atau memiliki berbagai macam bentuk tergantung
gosong (bahasa Jawa) untuk mengambil daging tempat tumbuhnya, ada yang berbentuk lonjong,
bijinya kemudian dikonsumsi secara langsung bulat dan ada yang berbentuk tidak beraturan
oleh masyarakat sebagai obat tradisional (Putra, 2013).
(Kusrahman, 2012). Biji kebiul ini secara
tradisional digunakan oleh masyarakat sebagai
obat untuk malaria, kencing manis (diabetes
melitus), darah tinggi, dan batu ginjal. Menurut
pengalaman masyarakat pengobatan
menggunakan biji kebiul ini mempunyai efek
penyembuhan yang baik (Kusrahman, 2012).

Khasiat suatu tanaman obat sangat erat


kaitannya dengan senyawa metabolit sekunder
yang tergantung dalam tanaman tersebut.
Biji Kebiul.
Kemampuan metabolit sekunder dalam
Sumber: (Putra, 2013)
tanaman berbeda beda dapat sebagai
antimalaria, antidiabetes, antiulcer, antiinflamasi
Metode maserasi digunakan untuk
dan antimikroba. Beberapa golongan metabolit
mengekstrak sampel yang realatif tidak tahan
| Uji Aktivitas Antimikroba ….. (Heti Rais Khasanah, Diah Eka Nugraheni) 9
Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 –3249

terhadap pemanasan. Metode ini dilakukan yang mampu mengendalikan bakteri, dengan
dengan cara merendam sampel dalam suatu memanfaatakan senyawa bioaktif yang terdapat
pelarut dalam jangka waktu tertentu, biasnya dalam tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk
selama 24 jam tanpa menggunakan mengetahui adanya aktivitas antibakteri Ektrak
pemanasan. Kelebihan metode ini diantaranya etanol Biji Kebiul (Caesalpinia bondus (L.) Roxb)
adalah tidak memerlukan peralatan yang rumit, terhadap pertumbuhan bakteri Staphylicoccus
relatif murah, dapat menghindari penguapan aureus.
komponen senyawa karena tidak menggunakan
panas, sedangkan kelemahanya adalah METODE PENELITIAN
memerlukan waktu yang lama dan pelarut yang
banyak sehingga tidak efisien (Kiswandono, Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
2011). Quasy Eksperimen Laboratorium. Penelitian ini
menguji aktivitas antimikroba ekstrak etanol biji
Metode pengujian aktivitas antibakteri dapat kebiul (Caesalpinia bondus (L.) Roxb) terhadap
dilakukan dengan menggunakan cara difusi dan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
dilusi. Metode disk diffusion atau ayang disebut
Alat dan bahan.
dengan tes Kirby dan Bauer, distch plate
technique, cup plate technique. Metode dilusi Neraca analitik, kertas perkamen, sendok
cair dan dilusi padat merupakan bagain dari tanduk, batang pengaduk, alat gelas
metode dilusi (Aziz, 2010). Terdifusinya laboratorium, blender, oven, cawan petri, jarum
senyawa antibakteri ke dalam media padat ose, water bath, cawan penguap, bunsen,
dimana mikroba uji telah diinokulasikan dalam autoklaf, spatel, kertas cakram, pinset, gelas
media padat merupakan prinsip kerja dari beker, erlenmeyer bulat, cling wrap, dan
metode difusi. Daerah bening yang terbentuk aluminium foil. Bakteri yang digunakan
disekitar cakram menunjukan zona hambat Staphylococcus aureus, Media MHA, aquadest,
pada pertumbuhan bakteri (Balaouri et al, 2016). tetrasiklin, etanol 96%, ekstrak etanol biji kebiul.
Bakteri staphylococcus merupakan Alat alat yang akan digunakan pada saat
bakteri gram positif yang pada saat pewarnaan penelitian dilakukan sterilisasi dengan sterilisasi
dengan zat warna kristal violet yodium tetap udara panas dan kering yaitu seluruh peralatan
dipertahankan meskipun diberi larutan pemucat yang akan digunakan selama penelitian harus
sehingga menghasilkan warna ungu. Pada dibersihkan dengan cara dicuci kemudian
prosedur pewarnaan gram terdapat haisl yang dikeringkan lalu dibungkus dengan kertas
berbeda pada bakteri gram positif dan gram alumunium foil atau kertas koran. Kemudian
negatif karaenan struktur luar dinding sel dilakukan sterilisasi di oven selama 2 jam pada
bakteri.Peptodoglikan tebal tanpa lapisan suu 180C. Sterilisasi basah dilakukan pada
lipoprotein atau lipolisakarida terdapat pada erlemeyer dan cawan petri di dalam autoclave
dinding sel terluar bakteri gram positif. Pada dengan suhu 121 C dengan tekanan sebesar
bakteri gram negatif pada dinding selnya terdiri 15 dyne/cm3 (1 atm) selama 15 menit (Mulyadi,
dari peptidoglikan tipis yang dibungkus oleh Wuyanti and Ria, 2013).
lapisan lipoprotein atau lipoposakarida (Ijong,
2015). Staphylococcus aureus dapat Populasi dari penelitian ini merupakan
menyebabkan penyakit infeksi pada folikel tanaman kebiul Caesalpinia bondus (L.) Roxb
rambut dan kelenjar keringat, bisul, serta infeksi yang diambil dari daerah Bengkulu Selatan.
pada luka. Bakteri ini mempunyai kemampuan Sampel dalam penelitian ini diambil dari biji
invansi rendah, terlibat dalam banyak infeksi tanaman kebiul, yang kemudian melalui proses
kulit (Miller et al., 2012). pengeringan. Variasi konsentrasi yang diujikan
20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Data hasil
Terjadinya peningkatan resistensi penelitian dianalisa dengan menggunakan uji
antibiotik mendorong untuk mencari senyawa univariant. Dengan melihat hasil Zona Hambat

10 Vol. 16. No. 1 April 2021 : 8 - 15|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 –3249
Pertumbuhan Bakteri dari masing masing dicampurkan menjadi satu. Setelah ekstrak
konsentrasi ekstrak etanol biji kebiul. Zona etanol biji kebiul disaring dipekatkan dengan
hambat ditandai dengan daerah yang bening menggunakan rotary evaporatory dengan suhu
disekitar kertas uji. 50C sampai diperoleh ekstrak kental biji kebiul
yang selanjutnya akan dilakukan pengeceran
Ektraksi Biji Kebiul (Padmasari, Astuti and Warditiani, 2012).
Pada penelitian ini, biji kebiul (Caesalpinia
bondus (L) dikeringkan kemudian dilepaskan Pelarut ekstraksi menggunakan etanol.
dari kulit luar. Biji kebiul yang dikeringkan Etanol merupakan pelarut yang tidak berancun,
seberat 2 kg, proses selanjutnya biji yang telah dan bersifat universal yang cocok untuk disaring
kering disangrai dengan tujuan untuk membantu kembali untuk memisahkan garam dari ekstrak
proses pemisahan biji dari kulit tanduk yang dengan tujuan agar dalam pengujian antibakteri
keras. Biji kebiul yang sudah terpisah dari kulit garam tidak mengganggu penghambatan
tanduk di haluskan dengan menggunakan bakteri. Pelarut etanol mempunyai titik didih
blender, hal ini membantu memperluas yang rendah dan cenderung aman.Pelarut
permukaan yang berinteraksi dengan pelarut etanol memiliki titik keporan yang tinggi
sehingga lebih banyak senyawa yang dapat sehingga akan mudah untuk melarutkan
terekstrak. Sampel yang telah dihaluskan senyawa yng mengnaudng resin, lemak,
diekstraksi. Proses ekstraksi dalam penelitian ini minyak, asam lemak, karbohodrat dan senyawa
menggunakan metode maserasi. organik lainnya (Munawarah & handayani 2010).

Maserasi merupakan cara ekstraksi yang Hasil ekstraksi selanjutnya diuapkan dengan
paling sederhana. Bahan simplisia yang menggunakan rotary evaporator untuk
dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope memisahkan pelarut dengan ekstrak. Ekstrak
(umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kental yang didapat berwarna coklat seperti
kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. pasta dengan bau seperti kopi.
Selanjutnya rendaman tersebut disimpan HASIL PENELITIAN
terlindung dari cahaya langsung (mencegah
reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan Uji Aktivitas Antibakteri
warna) dan dikocok kembali. Waktu lamanya
maserasi berbeda-beda antara 4-10 hari. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji
Secara teoritis pada suatu maserasi tidak kebiul, dilakukan dengan metode difusi agar.
memungkinkan terjadinya ekstraksi absolute. Menurut Pratiwi, 2010 metode disc diffusion
Semakin besar perbandingan cairan untuk menentukan aktivitas agen antimikroba
pengekstraksi terhadap simplisia, akan semakin dengan menggunakan paper disc. Pengertian
banyak hasil yang diperoleh (Kusrahman, 2012). dari disc diffusion merupakan piringan yang
Tahapan maserasi yang dilakukan adalah berisi agen antimikroba yang diletakkan pada
dengan menghaluskan biji kebiul, setelah biji media agar yang telah ditanami mikroorganisme
kebiul halus dimasukkan ke dalam botol coklat yang akan berdisfusi pada media agar tersebut.
besar untuk dilakukan proses maserasi selama Area jernih disekitar paper disc mengindikasikan
5 hari. Bji kebiul diredam dengan menggunakan adanya hambatan pertumbuhan
pelarut ethanol 96% sampai biji kebiul terendam mikroorganisme oleh agen antimikroba pada
seutuhnya. Simpan rendaman biji kebiul permukaan media agar.
tersebut ditempat yang terlindung dari cahaya
Prinsip dari metode difusi agar yang
matahari langsung dan dikocok berulang kira-
digunakan dalam penelitian ini, aktivitas
kira sebanyak 3 kali sehari dalam 5 hari. Setelah
antimikroba dilihat dengan cara melakukan
5 hari, larutan biji kebiul disaring dan disimpan
pengukuran daya hambat aktivitas bakteri
diwadah lain, kemudian ampasnya dimaseri lagi
dengan melihat zona bening yang terbentuk
selama 2 hari dengan perlakuan yang sama.
disekitar paper disc. Zona bening merupakan
Hasil maserasi dari biji kebiul disaring dan

| Uji Aktivitas Antimikroba ….. (Heti Rais Khasanah, Diah Eka Nugraheni) 11
Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 –3249

area dimana tidak terjadi pertumbuhan bakteri, 60% 8.25 Sedang 42.30 %
jika daerah zona hambat ada satu koloni saja 80% 8.75 Sedang 44.87 %
koloni pertumbuhan bakteri maka dianggap 100% 9.75 Sedang 50 %
tidak ada zona hambat. Paper disc yang ditetesi Kontrol (+) 19.50 Kuat 100 %
dengan ekstrak etanol biji kebiul dengan Kontrol (-) 0 0 0%
konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%
dimasukkan dalam media MHA yang sudah
diinokulasi dengan bakteri uji. Davis dan Stout, menyatakan bahwa apabila
zona daya hambat yang terbentuk pada uji difusi
Bakteri yang digunakan dalam pengujian agar berukuran kurang dari 5 mm, maka
adalah bakteri Staphylococus aureus. aktivitas penghambatannya dikategorikan
Merupakan bakteri gram positif, yang memiliki lemah. Apabila zona daya hambat berukuran 5-
ciri ciri berbentuk bulat bulat berdimaeter 0.7-1,2 10 mm dikategorikan sedang, 10-19 mm
µm, tersusun dalam kelompok kelompok yang dikategorikan kuat dan 20 mm atau lebih
tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif dikategorikan sangat kuat. Pegujian aktivitas
anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak antibakteri dilakukan dengan tiga kali
bergerak. Berdasarkan bakteri yang tidak pengulangan untuk masing masing konsentrasi.
membentuk spora, maka S.aureus termasuk Diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol biji kebiul
jenis bakteri yang paling kuat daya tahannya. (Caesalpinia bondus (L) mampu menghambat
Penyimpanan pada agar miring dalam lemari es bakteri stahphylococus aureus dalam kategori
ataupun suhu ruangan dapat tetap hidup sampai sedang, pada konsentrasi yang paling tinggi
berbulan bulan. Dapat bertahan hidup selama 6 yaitu 100% luas daya hambat mendekati kuat.
-14 minggu pada benang, kertas, kain dan Dilihat dari tabel hasil semakin tinggi
dalam nanah pada kondisi kering konsentrasi ekstrak etanol biji kebiul yang
(Syahrurahman et al, 2010). diberikan semakin meningkat luas zona hambat
terhadap bakteri Staphylococus aureus. Bakteri
Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji
Gram positif cenderung lebih sensitif terhadap
kebiul dilakukan untuk memastikkan bahwa
antibakteri karena struktur dinding sel bakteri
kandungan senyawa aktif dalam ekstrak
gram positif lebih sederhana dibandingkan
memiliki kemampuan menghambat
struktur dinding sel bakteri Gram negatif
pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus.
sehingga memudahkan senyawa antibakteri
Hasil diperoleh melalui pengamatan selama 1 x
untuk masuk ke dalam sel bakteri Gram positif
24 jam masa inkubasi dengan 3 kali
(Yunita, 2012)
pengulangan. Hasil uji aktivitas antibakteri dan
hasil pengukuran diameter zona hambat ekstrak Kontrol positif yang digunakan tetrasiklin
etanol biji kebiul (Caesalpinia bondus (L ) yang memiliki aktivitas antibakteri paling kuat
terhadap bakteri Staphylococus aureus dapat yaitu 19.50 mm. Tetrasiklin termasuk antibiotik
dilihat pada tabel 1. yang terutama bersifat bakteriostatik dan
bekerja dengan jalan menghambat sintesisi
Tabel 1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
protein kuman. Tetrasiklin diserap oleh bakteri
Etanol Biji Kebiul (Caesalpinia bondus (L)
yang peka dan menghambat pembentukan
Terhadap pertumbuhan bakteri staphylococus
protein dengan menghambat pengikatan
aureus.
aminoasil tRNA pada unit 30S pada ribosom
Diameter Zona Hambat (mm) bakteri.
Konsentrasi Pengulangan Kekuata Efektivitas Efek antibakteri ini berasal dari senyawa-
3 kali n (%) senyawa yang terdapat pada biji kebiul yaitu
Rata Rata flavonoid, steroid dan saponin. Persenyawaan
(mm) Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa
20% 6.75 Sedang 34.61 % fenol dengan terbesar dan memiliki mekanisme
40% 7.75 Sedang 39.74 % kerja dalam menghambat pertumbuhan bakteri
12 Vol. 16. No. 1 April 2021 : 8 - 15|
Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 –3249
dan cara inaktivitasi protein (enzim) pada kontrol negatif menunjukan tidak adanya zona
membran sel sehingga mengakibatkan struktur hambat terhadap bakteri gram negatif
protein menjadi rusak. Ketidakstabilan pada Staphylococus aureus. Hal ini mengindikasikan
dinding sel dan membran sitoplasma bakteri bahwa kontrol yang digunakan tidak
menyebabkan fungsi permeabilitas selektif, berpengaruh pada uji aktivitas antibakteri,
fungsi pengangkutan aktif, pengendalian sehingga daya hambat yang terbentuk tidak
susunan protein dari sel bakteri menjadi dipengaruhi oleh pelarut melainkan karena
terganggu, yang akan berakibat pada hilangnya aktivitas senyawa yang ada pada ekstrak etanol
makromolukel dan ion dari sel, sehingga sel biji kebiul. Kontrol positif menunjukkan
bakteri menjadi kehilangan bentuk dan terjadi perbedaan yang nyata, karena menghasilkan
lisis (Rinawati, 2010). Flavonoid yaitu dengan aktivitas antibakteri yang paling besar terhadap
menyebabkan kerusakan permeabilitas dinding bakteri uji dibanding kontrol negatif dan ekstrak
sel bakteri dan menghambat motilitas bakteri etanol biji kebiul. Kontrol positif yang digunakan
(Darsana, 2012). dalam pengujian ini adalah tetrasiklin. Tetrasklin
Menurut Taroreh 2016, steroid merupakan merupakan antibiotika yang memperlihatkan
senyawa triterpenoid yang diduga mekanisme spektrum luas pada bakteri garm positif dan
kerja penghambatan bakteri dengan cara negatif, aerob dan anaerob, selain itu juga aktif
merusak membran sel sehingga terjadi terhadap spiroket, mikroplasma, rickettsia,
kebocoran sel. Steroid sebagai antibakteri klamidia, legionella, dan protozoa.
berhubungan dengan membran lipid dan
sensitivitas terhadap komponen steroid yang KESIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan kebocoran pada liposom
KESIMPULAN
menyebabkan integritas membran menurun
serta morfologi membran sel berubah yang Ekstrak etanol biji kebiul (Caesalpinia bondus
menyebabkan sel rapuh dan lisis (Ji Ys, 2012). (L) efektif dalam menghambat pertumbuhan
Selain itu saponin yang terkandung dalam bakteri Stahphylococus aureus dengan kategori
biji kebiul bersifat surfaktan yang berbentuk sedang berdasarkan kriteria Davis dan Stoud.
polar sehingga akan memecah lapisan lemak Rata rata diameter zona hambat ekstrak etanol
pada membran sel yang ada pada akhirnya biji kebiul pada Stahphylococus aureus dengan
menyebabkan gangguan permeabilitas konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%
membran sel, hal tersebut mengakibatkan yaitu 6,75 mm; 7,75 mm; 8,25 mm; 8,75 mm;
proses difusi bahan atau zat-zat yang diperlukan 9,75 mm. Dari hasil pengukuran diabeter zona
oleh jamur dapat terganggu, akhirnya hambat yang diperoleh, ektrak etanol biji kebiul
membengkak dan pecah (Sugianitri, 2011). berbeda dengan kontrol positif Tetrasiklin. Hal
Saponin menurunkan tegangan permukaan ini menunjukan bahwa Ekstrak etanol biji kebiul
karena memiliki sifat seperti sabun. Diabsorbsi memiliki aktivitas antibakteri tetapi tidak lebih
pada permukaan sel akan mengakibatkan besar dari Tetrasiklin.
kerusakan membran sel dengan naiknya
permeabilitas membran atau kebocoran sel SARAN
sehingga menyebabkan kematian sel karena
hilangnya bahan bahan esensial sel (Natala et Berdasarkan hasil serta pembahasannya maka
al, 2014). Saponin memiliki molekul yang dapat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
menarik air atau hidrofilik dan molekul yang menggunakan pelarut lain dan menggunakan
dapat melarutkan lemak atau lipofilik sehingga bakteri uji yang lain.
dapat menurunkan tegangan permukaan sel
yang akhirnya menyebabkan hancurnya bakteri
(Ji Ys, 2012).
Kontrol negatif yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu aquadest, dari pengujian

| Uji Aktivitas Antimikroba ….. (Heti Rais Khasanah, Diah Eka Nugraheni) 13
Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 –3249

DAFTAR PUSTAKA Kadar Sampel Alang-Alang (Imperata


cylindrica) Dalam Etanol Melalui Metode
Akram, F. E. et al. (2016) ‘A combination of Difusi Cakram’, Universitas Diponegoro,
silver nanoparticles and visible blue light 1(1), pp. 35–42.
enhances the antibacterial efficacy of
ineffective antibiotics against methicillin- Munawarah, S. & Handayani, P.A., 2010.
resistant Staphylococcus aureus Ekstraksi minyak daun jeruk purut
(MRSA)’, Annals of Clinical Microbiology (cytrus hydtrik D.C) N-Heksan, Jurnal
and Antimicrobials. BioMed Central, Kompetensi Teknik
15(1), p. 48. doi: 10.1186/s12941-016-
0164-y. Nazeerullah, K. et al. (2012) ‘A pharmacognostic
and pharmacological overview on
Balouiri, M., Sadiki, M., & Ibnsouda, S.K. (2016) Caesalpinia bonducella’, Research
.Methods for in vitro Evaluating Journal of Pharmaceutical, Biological and
Antimicrobial activity: A review. Journal of Chemical Sciences, 3(1), pp. 440–496.
Pharmaceutical Analysis, 6(2): 71-79
Netala, V.R.,Ghosh, S.B.,Bobbu.P., Anitha, D.,
Darsana, I.G.O., Besung, I.N.K., Mahatmi, H. dan Terte, V.,2014, Triterpenoid saponin:
(2012). Potensi binahong (Anredera a review on biosynthesis, applications
cordifolia (Tenore) Steenis) dalam and mechanism of their action.
menghambat pertumbuhan bakteri International Journal of Pharmacy and
Escheria coli secara in vitro. Indonesia Pharmaceutical Sciences, 7 (1).
Medicus Vaterinus, 1(3), 337-351
Padmasari, Astuti and Warditiani (2012)
Ijong, FG, 2015. Mikrobiologi Perikanan dan ‘Skrining fitokimia ekstrak etanol 70%
Kelautan. Jakarta (ID) : Rineka Cipta rimpang bangle (Zingiber purpureum
Roxb.)’, Universitas Udayana, 366, pp. 1–
Ji YS., Lestari, N.D., Rinanda, T. (2012). Uji 7.
Aktivitas antibakteri ekstrak etanol 30%
dan 96% kelopak bunga rosella ( Hibiscus Putra, A. R. I. O. (2013) Elektroforesis dan Uji
sabdariffa) terhadap bakteri Hemaglutinasi Lektin Biji Kebiul pada
Streptococcus pyogenes secara in vitro. Darah Golongan ABO dan Sebagai Model
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 12(1), 31- Pembelajaran Audio-Visual untuk
36 Meningkatkan Hasil Belajar Kimia.
Universitas Bengkulu.
Kiswandono, A.A, 2011. Skrining Senyawa
Kimia dan Pengaruh Metode Maserasi Raja R, Sreenivasulu M. (2015). Medical plant
Dan Refluks Pada Biji Kelor (Moringa ecodary metabolits used in
oleifera, Lamk) Terhadap Redeman pharmaceutical impotance on overview.
Ekstrak yang dihasilkan. Jurnal Sains Word Journal of Pharmacy and
Natural Universitas Nusa Bangsa.Vol1, Pharmaceutical Science
No 2.
Rinawati, N. D. (2010) ‘Daya Antibakteri
Kusrahman, A. (2012) Isolasi, Karakterisasi Tumbuhan Majapahit ( Crescentia cujete
Senyawa Aktif dan Uji Farmaka Ekstrak L .) Terhadap Bakteri Vibrio alginolyticus’,
Biji Kebiul pada Mencit (Mus musculus) Surabaya, pp. 1–13.
Serta Penerapannya dalam Pembelajran
Kimia di SMAN 1 Bengkulu Selatan. Sugianitri, N. (2011) ‘Ekstrak biji buah pinang
Universitas Bengkulu. (Areca catechu L.) dapat menghambat
pertumbuhan koloni Candida albicans
Mulyadi, M., Wuyanti and Ria, P. (2013) secara in vitro pada resin akrilik heat
‘Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) cured’, Denpasar, p. 68.

14 Vol. 16. No. 1 April 2021 : 8 - 15|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 – 0664
EISSN: 2654 –3249
Taroreh, T. N. C., Rumampuk, J. F. And
Siagian, K. V. (2016) ‘Uji Daya Hambat
Ekstrak Daun Melinjo ( Gnetum Gnemon
L . ) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Streptococcus Mutans’, Pharmacon, 5(3),
Pp. 160–166.
Yunita, D.W. (2012. Aktivitas antibakteri ekstrak
etanol kayu secang (Caesalpinia sappan
L.) terhadap Staphylococcus aureus atcc
25923, Shigella sonnei atcc 9290, dan
Escherichia coli atcc 25922. Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta

| Uji Aktivitas Antimikroba ….. (Heti Rais Khasanah, Diah Eka Nugraheni) 15

You might also like