Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Coconut milk is one food that contains 35% - 69% vegetable fat. One of
processed coconut milk product such as kuah ketupat Kandanganis used as an
alternative menu breakfast, luch and dinner for residents Kandangan. Fat
consumption >30% of total energy requirements will cause atherogenic. This
research aims to know the levels of crude fat in kuah ketupat Kandangan that are
sold in the Banyu Barau Market. This research is a descriptive survey. Sample
taken from the seller in purposive sampling with criteria stalls that crowded,
economically priced and best-selling merchandise so that the retrieved 5
samples. The data collection is done by observation, consumer data collection,
interviews and make the determination of crude fat levels in kuah ketupat with
Gravimetry method. The crude fat levels obtained from the result of the weighing
before and after the process of extraction and distillation until a constant. The
result obtained on the fifth samples was 1,01% for KI, 1,51% for K2, 2,07% for
K3, 1,67% for K4 dan 1,96 for K5. The result of the determination of which tend to
be low due to the quantity of shredded coconut, coconut age, varieties of
coconut, a dilution rate of coconut milk and process heating. The result of
determination of five samples ranged from 1% - 2% with the use of shredded
coconut 0,5kg-1kg per kg fish and the consumption level of women is higher than
men with predominantly aged 21-30 years old. Therefore the use of different
methods is needed for advanced research as well as keeping kuah ketupat
consumption intake to avoid excessive consumption for the community.
ABSTRAK
49% Laki-laki
51% Perempuan
Tabel 4.5 Tabel Silang Jumlah Kandangan perlu dilakukan
Penggunaan Kelapa Parut agar kuah ketupat tidak basi
Dengan Kadar Lemak Kasar dan dapat disajikan dalam
Pada Kuah Ketupat Kandangan keadaan hangat sehingga
No. Kode Jumlah Ka lebih menggugah selera. Hal
Samp Kelapa dar tersebut kemungkinan
el per kg Lema disebabkan oleh kandungan
Ikan k yang terdapat dalam santan.
(kg) Kasar Menurut Ramdhoni, dkk
(%) (2009) santan mengandung
1 K1 0,5 1,0 senyawa nonylmethylketon
1 sehingga dengan suhu yang
2 K2 0,5 1,5 tinggi akan bersifat volatil
1 dan menimbulkan bau yang
3 K3 1 2,0 enak.
7 Pemanasan perlu
4 K4 0,5 1,6 dilakukan agar
7 memperpanjang masa
5 K5 0,5 1,9 simpan suatu makanan.
6 Masa simpan suatu makanan
sering dikaitkan dengan
Berdasarkan hasil kadar air yang terkandung
organoleptik pada Tabel 4.1 dalam makanan tersebut. Air
ditemukan adanya yang terdapat dalam bentuk
perbedaan pada warna bebas dapat menyebabkan
sampel kuah ketupat kerusakan makanan karena
Kandangan diantaranya adanya proses mikrobiologis,
kesamaan warna pada air digunakan oleh
sampel K1, K2 dan K4 yaitu mikroorganisme untuk
kuning serta sampel K3 dan bertahan hidup dan dikenal
K5 yang berwarna kuning dengan istilah aktivitas air
keputihan. Warna keputihan (Aw). Semakin lama proses
yang muncul pada sampel pemanasan maka semakin
K3 dan K5 diduga besar air yang teruapkan
disebabkan pecahnya santan sehingga Aw akan semakin
pada saat proses menurun dan dapat menekan
pemasakan/pemanasan. Hal pertumbuhan
ini sesuai dengan pernyataan mikroorganisme (Ramdhoni,
Ramdhoni, dkk (2009) yaitu dkk, 2009; Zulidar, 2011;
pecahnya santan dapat Cahyono dan Sudarminto,
dilihat dari terbentuknya 2015).
gumpalan-gumpalan putih di Untuk gambaran
permukaan akibat adanya tingkat konsumsi kuah
pemanasan dan kurangnya ketupat Kandangan yang
pengadukan selama proses digolongkan berdasarkan
pemasakan. usia dan jenis kelamin pada
Penjual Gambar 4.1 dan Gambar 4.2
mengutarakan bahwa menunjukkan dari 150 orang
pemanasan yang berulang konsumen 34% (51 orang)
pada kuah ketupat berusia 21-30 tahun, sedang
51% (77 orang) konsumen 1,51%, sampel ketiga (K3)
berjenis kelamin perempuan. 2,07%, sampel keempat (K4)
Menurut Undang - Undang 1,67% dan sampel kelima
No.13 Tahun 2003 tentang (K5) 1,96%. Selain itu,
ketenagakerjaan, usia >18 hubungan antara jumlah
tahun merupakan usia kelapa parut dengan kadar
produktif sehingga energi lemak kasar kuah ketupat
yang dibutuhkan untuk yang tercantum pada Tabel.
melakukan aktivitas sehari- 4.5 menunjukkan adanya
hari cenderung tinggi beberapa perbedaan
sehingga mendominasi kuantitas pengolahan dimana
konsumsi makanan berlemak besar kuantitas ikan yang
seperti kuah ketupat dimasak menjadi acuan
Kandangan. Lemak seberapa besar kelapa parut
merupakan salah satu yang akan digunakan.
sumber energi sehingga Penjual mengemukakan
asupannya pun dibutuhkan bahwa untuk 1 kg ikan
oleh tubuh. Rerata konsumsi digunakan 0,5kg – 1kg
energi per kapita per hari kelapa parut sesuai
penduduk Kalimantan kebutuhan tergantung tingkat
Selatan adalah 1532,2 kkal. keenceran santan yang
Untuk membantu menjaga dikehendaki. Semakin
kecukupan energi dan banyak kelapa yang
asupan gizi, konsumsi lemak digunakan maka semakin
yang dianjurkan adalah 20%- tinggi kadar lemak kasar
35% dari total kebutuhan yang didapatkan. Selain itu,
energi. Konsumsi lemak yang penambahan air pada proses
berlebihan akan berdampak pembuatan santan akan
negatif seperti mempengaruhi tingkat
hiperkolesterolemia konsistensinya dimana
(peninggian kadar kolesterol semakin banyak air yang
dalam darah). Pada pria digunakan maka semakin
resiko terjadinya kecil kadar lemaknya
hiperkolesterolemia lebih (Cahyono dan Sudarminto,
tinggi dibandingkan pada 2015).
perempuan, hal ini Menurut Cahya, dkk
dikarenakan tingkat (2014) santan kelapa
kolesterol HDL pada wanita mempunyai kadar lemak
lebih tinggi daripada pria sebesar 10,22% jika
(Hastuti dan Zulaekah, 2009; dibandingkan dengan hasil
Bintanah dan Muryati, 2010; penetapan yang didapat
Riskesdas, 2013). cenderung lebih rendah
Berdasarkan hasil dikarenakan hasil yang
penetapan kadar lemak diperoleh kurang dari 3% (<
kasar pada Tabel 4.4 3%). Perbedaan pada hasil
didapatkan kadar lemak ini diduga disebabkan
dengan kisaran 1% - 2%. adanya perbedaan kuantitas
Pada sampel pertama (K1) kelapa parut yang digunakan,
didapatkan hasil sebesar tingkat keenceran santan dan
1,01%, sampel kedua (K2) proses selama
pemasakan/pemanasan. lima warung makan yang ada
Faktor lainnya seperti umur di Pasar Banyu Barau
dan varietas kelapa yang Kandangan yang telah
tidak diketahui juga menjadi dilakukan pada tanggal 20
hal yang dapat Mei 2016 sampai dengan 20
mempengaruhi hasil Juni 2016, maka dapat
penetapan kadar lemak disimpulkan :
kasar. 1. Kadar lemak kasar yang
Pada umumnya didapat pada kelima
setelah proses pengolahan sampel (K1-K2) berkisar
bahan pangan akan 1% - 2% (< 3%).
mengakibatkan kerusakan 2. Jumlah kelapa parut
lemak yang terkandung di yang digunakan kelima
dalamnya. Suhu dan penjual adalah 0,5kg–
lamanya proses pengolahan 1kg per kg ikan.
merupakan faktor yang 3. Tingkat konsumsi kuah
mempengaruhi tingkat ketupat Kandangan pada
kerusakan lemak. Semakin perempuan lebih tinggi
tinggi suhu yang digunakan dibandingkan dengan
maka semakin intens pria yaitu 77 orang (51%)
kerusakan lemak. Proses dan 73 orang (49%) dari
pemanasan yang dilakukan 150 konsumen dengan
pada pembuatan kuah didominasi kelompok
ketupat adalah dengan cara usia 21 tahun sampai
perebusan. dengan 30 tahun
Terjadinya penurunan sebanyak 51 orang
kadar lemak setelah (34%).
perebusan disebabkan sifat Saran
lemak yang dapat rusak 1. Bagi Pemerintah
karena pemanasan sehingga Kuah ketupat
selama proses pemasakan Kandangan yang memiliki
lemak dapat rusak dan kadar lemak kasar yang
membentuk senyawa lain rendah dengan tingkat
yang akan mempengaruhi konsumsi yang cukup tinggi
bau (flavor) bahan pangan hendaknya perlu diperhatikan
(masakan), hal ini berbeda untuk mengantisipasi dan
jika bahan pangan melalui menekan efek konsumsi
proses penggorengan karena lemak yang berlebihan
minyak yang digunakan akan seperti hipertensi, PJK dan
terserap ke bahan pangan stroke.
sehingga menyebabkan
peningkatan kadar lemak 2. Bagi Masyarakat
dalam bahan pangan Kadar lemak kasar
(Sundari, dkk. 2015). pada kuah ketupat
Kandangan yang tergolong
Kesimpulan rendah dapat tetap
Berdasarkan laporan dikonsumsi dengan menjaga
hasil penetapan kadar lemak asupannya agar tidak
kasar terhadap kuah ketupat berlebihan.
Kandangan yang diambil dari 3. Bagi Mahasiswa
Perlu adanya
penelitian lebih lanjut terkait Fernando, W.M.A.D.B., Ian J.M.,
penetapan kadar lemak kasar K.G. Goozee., Charles S.B.,
pada kuah ketupat V. Jayasena., and R. N.
Kandangan dengan Martins. 2015. “The Role of
menggunakan metode yang
Dietary Coconut for the
berbeda serta pengaruh
konsumsi kuah ketupat Prevention and Treatment of
Kandangan tersebut Alzheimer’s disease:
terhadap kadar lemak dalam Potencial Mechanism of
darah. Action”. British Journal of
Nutrition. 114 : 1-14
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Kemenkes RI. 2007. Karouw, Steivie. 2014.
Laporan Hasil Riset “Pemanfaatan Stearin Sawit
Kesehatan Dasar; dan Minyak Kelapa Untuk
RISKESDAS Provinsi Formulasi Asam Lemak
Kalimantan Selatan. Jakarta Mirip ASI”. Perspektif. Vol.
: Balitbang Kemenkes RI 13 No. 2: 63-74
Lusiana, N., Rika A., Miratu M.
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset 2015. Buku Ajar Metodologi
Kesehatan Dasar; Penelitian Kebidanan.
RISKESDAS Gambaran Yogyakarta : Deepublish
Konsumsi Pangan, Ramdhoni, A. Nawansih, O. Nuraini,
Permasalahan Gizi dan F. 2009. “Pengaruh
Penyakit Tidak Menular Pasteurisasi dan Lama
Penduduk Indonesia. Simpan Terhadap Sifat
Jakarta : Balitbang Fisik, Kimia, Mikrobiologis
Kemenkes RI dan Organoleptik Santan
Cahya, Feby dan Wahono H.S. 2014. Kental”. KTI. Lampung :
“Pengaruh Pohon Pasca Fakultas Pertanian,
Sadap dan Kematangan Universitas Lampung
Buah Kelapa terhadap Sifat
Fisik, Kimia, Organoleptik Sartika, Ratu A.D. 2008. “Pengaruh
Pasta Pandan”. Jurnal Asam Lemak Jenuh, Tidak
Pangan dan Agroindustri. Jenuh dan Asam Lemak
Vol. 2 No. 4 : 249-258 Trans terhadap Kesehatan”.
Jurnal Kesehatan
Cahyono,M.A. dan Sudarminto S.Y. Masyarakat Nasional. Vol.
2015. “Pengaruh Proporsi 2 No.4
Santan dan Lama Wongso, William W. 2009.
Pemanasan Terhadap Sifat Ceritarasa Willliam
Fisio Kimia dan Wongso. Jakarta : Gramedia
Organoleptik Bumbu Gado- Pustaka Utama
Gado Instan”. Jurnal
Pangan dan Agroindustri.
Vol. 3 No. 3 : 1095-1106