You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan dalam dunia usaha dapat di tandai dengan semakin banyaknya

perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri,perdagangan maupun jasa. Pada

dasarnya perusahaan didirikan memiliki tujuan. Pada sebuah perusahaan instansi besar

maupun kecil selalu ada persediaan terutama persediaan barang untuk memproduksi, dengan

sistem informasi persediaan barang yang baik berpengaruh sekali bagi perkembangan dan

kemajuan suatu perusahaan atau instansi terutama yang bergerak dalam bidang persediaan.

Sistem informasi persediaan barang yang kurang baik akan berpengaruh terhadap

aspek lain, seperti kurangnya kepercayaan konsumen atau pelanggan terhadap perusahaan.

Melihat pentingnya peranan teknologi informasi dan manajemen yang dapat menunjang

kinerja suatu perusahaan. Dengan adanya suatu teknologi informasi perusahaan yang

menggunakan sistem komputerisasi dapat meningkatkan kecepatan sehingga hasil yang

dicapai efisiensi dalam segi tenaga dan efektifitas dalam segi waktu.

Manajemen dapat membantu perusahaan dalam memberikan laporan operasional

sehari-hari sehingga dapat memberikan informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan

lebih baik. “Persediaan adalah pos-pos aktivitas yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual

dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam

membuat barang yang akan dijual”,dalam Hendrix Sagit Martinus (2010).


Perusahaan dagang yang aktivitasnya menjual dan membeli barang jadi, memiliki

persediaan dalam bentuk barang jadi atau barang dagang. Barang dagang yang ada di Gudang

perusahaan tetapi bukan milik perusahaan tidak dapat dikelompokan kedalam persediaan

(Rudianto,2012).

Persediaan adalah barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau

periode yang akan dating, persediaan terdiri dari bahan baku, persediaan bahan setengah jadi

dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum

digunakan dan atau dimasukan kedalam proses sendiri, sementara barang jadi atau barang

dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan.

Maka pada penelitian ini penulis akan mengambil objek pada Toko Bangunan Muda

Karya, yang berada di Jl. Srigunting No.7, Air Tawar Barat, Kec. Padang Utara, Kota Padang,

Sumatera Barat. Toko bangunan muda karya adalah sebuah usaha dagang yang mempunyai

aktivitas utama yakni penjualan berbagai bahan atau material bangunan, toko bangunan muda

karya sudah berdiri sejak 10 tahun yang lalu.

Sebagai usaha dagang toko bangunan muda karya mengalami beberapa masalah

berkaitan dengan persediaan dagang. Dalam kegiatan usaha sering terjadi perbedaan

pencatatan stok yang ada di Gudang dan yang ada di toko, masalah lainya yaitu sering terjadi

keterlambatan pengantaran barang yang sudah dibeli kepada konsumen, misalnya konsumen

membeli produk ke toko lalu semua pesanannya dicatat dan si konsumen minta diantar

kerumah, tetapi saat mau diantar kerumah barang atau stok yang ada digudang mengalami

kekosongan dan akan menyebabkan keterlambatan pengantaran ke rumah konsumen.


Sebagai contoh dampak yang ditimbulkan terhadap masalah diatas adalah penurunan

pendapatan dan konsumen yang beralih ke toko bangunan yang stok digudangnya lebih

lengkap, barang yang sering mengalami kekosongan yaitu, besi, kayu, keramik, dll.

Pengelolaan Gudang yang baik akan membuat toko lebih terkoordiniasi dengan baik

juga, ada beberapa Langkah yang bisa dilakukan toko untuk mengelola Gudang dengan baik

dan benar, yaitu memisahkan stok yang lama dan yang baru, membuat jadwal persediaan

barang dan membut forecast persediaan stok barang dll. Jika pengelolaan Gudang dilakukan

dengan baik maka persediaan Gudang akan lebih terkoordinir dengan baik juga.

Berdasarkan uraian tersebut maka, penulis melakukan peninjauan untuk menyusun

laporan Tugas Akhir dan dengan judul “PERANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN

BARANG DAGANG PADA TOKO BANGUNAN MUDA KARYA”

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membahas

akuntansi dan membahas yang ada pada usaha dagang ini dengan judul : “PERANCANGAN

SISTEM PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BANGUNAN MUDA

KARYA”

3. Tujuan Penilitian

Untuk mengetahui bagaimana perancangan sistem persediaan barang dagang pada toko

bangunan Muda Karya


4. Manfaat Penilitian
Dilihat dari tujuan penelitian, manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan tugas akhir

antara lain:

a. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan teori dan pengetahuan

sistem informasi akuntansi persediaan pada perusahaan, membandingkan antara teori yang

sudah dipelajari selama berlangsungnya perkuliahan dengan praktik langsung dilapangan

sebagai salah satu syarat Tugas Akhir perkuliahan Program Studi D3Akuntansi di

Universitas Negeri Padang.

b. Bagi Akademik

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan bisa menambah referensi dan

memberikan masukan tentang sistem informasi akuntansi persediaan bagi penelitiaan

selanjutnya dengan pembahasan yang sama.

c. Bagi Perusahaan

Penelitian ini membantu Toko Bangunan Muda Karya di dalam pengolahan data

informasi persediaan barang secara komputerisasi dan Microsoft excel sehingga menjadi

lebih cepat, tepat, dan akurat dibandingkan dengan sistem yang selama ini dipakai. Serta

mencegah timbulnya kecurangan dalam pengolahan barang-barang gudang.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Ratna Budi Priatna,dkk (2010 : 4), sistem akuntansi adalah lapangan

khusus yang berhubungan dengan prosedur akuntansi, menentukan peralatan dan

Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengumpulkan data dan melaporkan

mengenai data keuangan. Seluruh prosedur yang dirancang bertujuan untuk

mengamankan harta perusahaan serta berusaha menciptakan arus laporan yang efesien

dan berguna bagi perusahaan.

Menurut Rudianto (2009:9), sistem akuntasi adalah bidang yang berfokus pada

aktivitas mendesain dan mengimplementasikan prosedur dan pengamanan data

keuangan perusahaan. Tujuan utama dari setiap aktivitas bidang ini adalah untuk

mengamankan harta perusahaan.

Menurut James M.Reeve (2009:223), sistem akuntansi adalah metode dan

prosedur untuk mengumpulkan, mengelompokan, merangkum, serta melaporkan

informasi keuangan dan operasi perusahaan.

Menurut Budi Rahatdjo (2007:406) sistem akuntansi adalah rangkaian metode

dan prosedur (kertas,buku/catatan,laporan) yang digunakan untuk membuku/mencatat,

mengklasifikasikan, dan meringkas informasi keuangan menjadi laporan untuk

didistribusikan kepada para pemakai.


Menurut Ida Bagus Teddy (2010:8) sistem akuntansi adalah formulir-formulir,

catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengelola data

mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan

balik dalam bentuk laporan laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk

mengawasi usahanya, dan bagi pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang

saham, kreditur dan Lembaga -lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.

Mulyadi (2008:3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan

laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa unsur sistem akuntansi pokok

adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, dan buku pembantu serta

laporan.

a. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk meredam terjadinya

transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini

peristiwa yang ada dalam organisasi direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas

median untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisai ke dalam catatan

b. Jurnal

Catatan akuntasi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan

dan meringkas data keuangan dan data lainya. Dalam jurnal ini data keuangan

diklasifikasikan menurut penggolongannya yang sesuai dengan informasi yang


disajikan dalam laporan keuangan. Contoh jurnal adalah jurnal penerimaan kas, jurnal

pembelian, jurnal penjualan dan jurnal umum.

c. Buku Besar

Buku besar (general ledge) terdiri dari rekening-rekening yang bersangkutan

untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

d. Buku pembantu

Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rincian

yang lebih lanut, maka dapat dibuat buku pembaantu (subsidiary ledger). Buku

pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan

yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.

e. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa

neraca, laporan laba rugi dan lain lain. Laporan berisi informasi yang merupakan

keluaran sistem akuntansi.

B. Tujuan Sistem Akuntansi

Menurut Arfan Ikhsan (2009:25), tujuan sistem akuntansi adalah menyediakan

informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.


setiap sistem akuntansi dari suatu perusahaan dirancang untuk memenuhi

kebutuhan informasi perusahaan dalam Batasan-batasan biaya yang disediakan dalam

anggaran perusahaan.

Sistem akuntansi memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, diantara lain:

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan usaha baru. Kebutuhan

sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan.

2. Usaha untuk meningkatkan informasi yang dihasilkan. Informasi

akuntansi dianggap memiliki kualitas tinggi apabila informasi itu

bersifat relevan, tepat waktu, mempunyai daya saing, teruji

kebenarannya, mudah dipahami dan lengkap.

3. Untuk meningkatkan pengendalian akuntansi dan pengecekan intern.

Pengembangan akuntansi dapat ditujukan untuk memperbaiki

pengecekan intern agar informasi yang dihasilkan sistem tersebut dapat

dipercaya.

Bentuk sistem akuntansi dalam suatu organisasi sangat ditentukan dari

jenis perusahaan, besar kecilnya perusahaan dan tujuan manajemen. Sistem-

sistem dirancang bukan hanya utnuk menghasilkan saldo-saldo buku besar dalam

upaya menghasilkan laporan keuangan. Tetapi juga menghasilkan pengendalian

manajemen dan informasi operasional yang tidak berkaitan dengan akuntansi. Jadi

sistem akuntansi dan pengendalian operasional berkaitan erat dalam organisasi.


C. Prinsip Sistem Akuntansi

Menurut Hendri Simamora (2003:25) prinsip akuntansi (Accounting

Principles) adalah peraturan dan konvensi akuntansi. Kata prinsip disini untuk

memaknai “suatu peraturan umum yang sebagai pedoman untuk bertindak“. Hal

ini berarti bahwa prinsip akuntansi tidaklah menetapkan secara persis bagaimana

setiap peristiwa ekonomi berhubungan langsung didalam perusahaan akan dicatat.

Dalam akuntansi prinsip yang berlaku umum, Akuntansi mempunyai

keleluasan untuk menyatakan gagasan mengenai cara terbaik untuk mencatat dan

melaporkan suatu kejadian tertentu

Prinsip akuntansi umumnya menetapkan standar atau metode untuk

menyajikan informasi laporan keuangan. Format penyajian yang terstandarisasi

memampukan para pemakai untuk membandingkan informasi keuangan

perusahaan-perusahaan yang berbeda secara lebih mudah.

Prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi, yaitu

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)

Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam

mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle).

Aliran masuk harta-harta yang timbul dari penyerahan barang atau

jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode

tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya

pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima

dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.


3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)

Mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul

dikarenakan biaya tersebut. Prinsip ini digunakan untuk

mengetahui besarnya penghasilan bersih setiap periode,

4. Prinsip Konsistensi (Concistency Principle)

Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya, maka prosedur-prosedur yang digunakan dalam

proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke

tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam

dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan

selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.

5. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)

Menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.

Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari

transaksi-transaksi dari satu periode dan juga saldo-saldo dari

rekening tertentu.

D. PENGERTIAN PERSEDIAAN

Persediaan dalam setiap jenis usaha berbeda, ini karena aktivitas yang sehari-

hari berbeda, secara umum persediaan adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk

dijual Kembali atau dimanfaatkan oleh perusahaan itu sendiri.

Menurut Soemarso S.R (2009:384), persediaan pada umumnya meliputi jenis

barang yang cukup banyak dan merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh
aktiva perusahaan. Disamping itu, transaksi yang berhubungan dengan persediaan

merupakan aktivitas yang sering terjadi.

Menurut Rahardjo Budi (2007:400), persediaan (Inventory) adalah produk

yang dimiliki perusahaan yang siap untuk dijual. Dalam perusahaan dagang dikenal

sebagai persediaan barang dagang (Marchandise Inventory) sedang dalam perusahaan

pabrikasi ada persediaan bahan mentah/baku (Raw Materials), barang setengah jadi

(Work in Process), dan barang jadi (Finished Goods) yang mencerminkan tahap-

tahap penyelesaian produk.

Menurut Munir (2004:128) untuk perusahaan dagang yang dimaksud

persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal

neraca masih di Gudang atau belum laku dijual, untuk perusahaan manufaktur (yang

memproduksi barang) maka persediaan yang dimiliki meliputi persediaan barang

mentah, dalam proses persediaan barang jadi.

Menurut Arfan Ikhsan (2009:25) persediaan merupakan barang-barang yang

dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan oleh perusahaan itu sendiri.

Dalam jenis perusahaan dagang, persediaan yang dikenal selama ini adalah

persediaan barang dagang.

Menurut Elvy Maria Manurung (2011:53), Persediaan (inventory)

dikategorikan sebagai barang dagang yang dimiliki dan dismpan untuk dijual kepada

para pelanggan (customers), akun persediaan dilaporkan dalam neraca (balance

sheets) sebagai bagian dari kelompok asset lancar (Current Assets) sedangkan barang

dagang yang sudah laku terjual akan dilaporkan pada laporan laba rugi (income
statement) sebagai harga pokok penjualan (cost of goods sold) yang akan mengurangi

pendapatan penjualan (revenue cost).

Menurut Ikatan Akuntansi Keuangan PSAK No.14 paragraf 05, pengertian

persediaan adalah:

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

b. Dalam proses produksi untuk penjualan

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunkan dalam proses

produksi atau pemberian jasa.

Dari teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persediaan adalah

barang yang untuk dijual kembali atau diolah oleh perusahaan itu sendiri, dan

persediaan merupakan aktiva lancar terbesar dalam perusahaan dagang atau

manufaktur.

E. JENIS PERSEDIAAN

Persediaan pada seriap perusahaan berbeda dengan kegiatan bisnisnya.

Dengan demikian persediaan yang dimiliki perusahaan tergantung aktivitas

operasi sehari hari perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan maupun

industry jasa.

Menurut Freddy Rangkuti (2004:14), persediaan dapat digolongkan dalam

persediaan secara fisik yaitu:


1. Persediaan bahan mentah yaitu persediaan barang berwujud,

seperti besi, kayu serta komponen komponen lain yang digunakan

dalam proses produksi.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan yaitu, persediaan barang

yang terdiri dari komponen yang diperoleh dari perusahaan lain

yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong yaitu, persediaan

barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan

merupakan bagian dari komponen barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses yaitu, persediaan barang-barang

yang merupakan keluaran dari tiap bagian proses produksi atau

yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi perlu diproses lebih

lanjut untuk menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi yaitu, persediaan barang yang telah selesai

diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim

kepada pelanggan

Menurut Soemarso S.R (2004:134), persediaan dapat dikategorikan

sebagai berikut:

a. Persediaan barang dagang (merchandise inventory)

b. Persedeiaan manufaktur (manufacturing inventory)

c. Persediaan rupa-rupa

Berikut penjelasan klasifikasi yang dikemukakan diatas:


a. Persediaan barang dagang (merchandise inventory)

Barang barang digudang atau disebut juga dengan good on hands

dibeli oleh pengecer atau perusahaan dagang seperti eksportir dan importir

untuk dijual kembali. Biasanya barang yang dibeli untuk dijual kembali

tidak berubah dari segi fisiknya, batang tersebut tetap dalam bentuk yang

telah jadi ketika meninggalkan pabrik pembuatannya.

b. Persediaan manufaktur (manufacturing inventory)

Persediaan dari entitas manufaktur terdiri dari:

1. Persediaan bahan baku, bahan utama yang dibutuhkan

perusahaan manufaktur dalam proses produksi menjadi barang

konsumsi yang siap dijual.

2. Persediaan bahan setengah jadi, sebelum ada barang jadi,

barang mentah harus diolah terlebih dahulu menjadi barang

setengah jadi. Barang setengah jadi berarti barang yang ada

dalam proses produksi dan telah diolah satu atau beberapa kali.

3. Persediaan barang jadi, barang yang telah melalui proses

produksi dan siap dijual ke pasaran.


c. Persediaan rupa-rupa

Barang barang seperti perlengkapan kantor, alat kebersihan dan

penerimaan persediaan. Jenis persediaan ini biasanya dicatat sebagai

beban penjualan atau umum (selling of general expense) ketika dibeli.

F. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN

Menurut Mulyadi (2005:290) ada dua macam metode pencatatan biaya

bahan baku yang dipakai dalam produksi: metode mutasi persediaan (perpetual

inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory method).

Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu

stok persediaan.

NAMA BARANG :
Tangga No. Ket Persediaan masuk Persediaan keluar Saldo
l Bukti Uni Harga Jumla Unit Harga Jumla Unit Harga Jumlah
t (Rp) h (Rp) (Rp) h (Rp) (Rp) (Rp)

TOTAL

Table 1.1 contoh kartu stok persediaan.

Kartu stok barang adalah sekumpulan catatan pembukuan yang berisi

rincian lengkap aktivitas transaksi yang telah terjadi, termasuk diantaranya

transaksi pembelian, penjualan, pemesanan, pengembalian, hingga perbaikan.


Jumlah antara persediaan fisik dengan jumlah yang ada di kartu persediaan

harus sama, karena jika tidak maka bagian audit internal akan menyelidiki dan

mengecek masalah tersebut dengan pihak manajemen.

Kartu stok dapat mempermudah pengelompokan barang dan juga

mengetahui nilai dari sebuah barang yang harus di re-stock.

Menurut Soemarso (2002:407) kartu stok digunakan untuk mencatat

penambahan, pengurangan dan saldo akhir dari setiap jenis persediaan.

Ada tiga hal yang dicatat pada kartu stok yaitu penambahan dan

pengurangan dan saldo yang ada setelah transaksi terjadi. Kartu stok menyediakan

tiga kolom yang berisi jumlah unit (kuantitas), harga pokok barang per unit, dan

jumlah (kuantitas dikalikan harga pokok barang per unit). Setiap transaksi dicatat

untuk kuantitas barang, harga pokok barang per unit dan nilai total.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. BENTUK PENELITIAN

Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif, kuantitatif yaitu bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi,

berbagai situasi, atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi

objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi (Abdullah, M., 2015).

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

waktu penelitian pada bulan oktober 2022 dan tempat penelitian dilakukan

pada toko Bangunan Muda Karya Jl. Srigunting No.7, Air Tawar Barat, Kec.

Padang Utara, Kota Padang.

C. JENIS DAN SUMBER DATA

1) Jenis data

Jenis data kegiatan penelitian agar terlaksana dengan baik dan

sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan adanya data yang

bersifat objektif dan dapat dipercaya kebenarannya yang meliputi:

a) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari

sumbernya dengan mengadakan observasi secara langsung


dilapangan agar memperoleh data intern kemudian akan

diolah oleh peneliti.

b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber lain,

dikumpulkan untuk maksud tertentu. Data yang diperoleh

menggunakan literatur dan juga yang berhubungan dengan

penelitian tugas akhir ini. Data ini diperoleh dengan

menggunakan studi Pustaka dan studi lapangan.

2) Sumber data

Sumber data yang didapat dari data primer dan sekunder pada

Toko Bangunan Muda Karya adalah :

a) Responden, data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung

dengan pihak toko mengenai data yang dibutuhkan.

b) Dokumen, data yang diperlukan bersifat umum maupun khusus

dalam penelitian ini diambil langsung dari objek penelitian, yaitu

berasal dari informs yang diberikan pihak toko serta publikasi

artikel akuntansi seperti, jurnal akuntansi dan buku penunjang

penelitian.

D. TEKNIK PENGUMPUILAN DATA

Dalam melakukan penyusunan laporan ini, penulis berencana

menggunakan beberapa Teknik pengumpulan data (Jogiyanto, 2010) antara lain:

1. Survey awal metode ini dilakukan oleh peneliti dengan cara

mengunjungi objek penelitian dan meminta ijin untuk melakukan

penelitian.
2. Metode penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari

dan membandingkan sumber-sumber melalui literatur-literatur lain

yang berkaitan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik

mengenai konsep dan landasan teori yang akan dipergunakan

untuk menganalisis permasalahan yang akan dibahas.

3. Metode studi lapangan

a. Wawancara, metode ini dilaksanakan dengan komunikasi dua

arah untuk mendapatkan data dari responden. Wawancara

dapat berupa personal, intern dan wawancara telpon.

b. Observasi, dalam metode ini peneliti melakukan teknik atau

pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara

mengamati langsung objek datanya.

E. METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Data yang telah didapat dari penelitian akan diolah menjadi kartu stok

Gudang dengan menggunakan metode FIFO (first in first out). Metode FIFO

adalah metode pengelolaan barang yang dimana barang yang pertama kali masuk

akan menjadi barang pertama yang keluar, hal ini dilakukan untuk mencegah

kerusakan pada barang yang sudah terlalu lama dalam penyimpanan.

Dalam menganalisis data, analisis data yang digunakan yaitu analisis data

kuantitatif, analisis data kuantitatif merupakan proses analisis data dengan bentuk

data atau angka atau data kuantitatif ( data yang countable).

Untuk melengkapi analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh dari hasil pengumpulan di


lapangan kemudian dianalisis berdasarkan landasan teoritis dari kepustakaan dan

dokumentasi.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah Toko Bangunan Muda Karya

You might also like