You are on page 1of 24

ACARA 1

PENGENALAN STASIUN METEOROLOGI DAN PERALATANNYA

Disusun oleh:

Nama : Ray Restu Fauzi

NIM : 252u

Kelas : Malam

Nama Koasisten : Sir V aka luthfi ha2

LABORATORIUM KLIMATOLOGI

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN YOGYAKARTA

2021
ACARA 1

PENGENALAN STASIUN METEOROLOGI DAN PERALATANNYA

A. TUJUAN
1. Mengenal stasiun meteorologi pertanian dan alat - alat pengukur yang biasa digunakan
dalam bidang meteorologi pertanian.
2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat serta macam-macam data dan
kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat pengukur analisis cuaca.
3. Mengenal Automatic Weather Station dan bagian – bagian dari AWS beserta
fungsinya

B. PENDAHULUAN
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim. Iklim adalah gabungan dari
keadaan cuaca sehari-hari. Ilmu ini melukiskan dan menerangkan hakikat iklim,
distribusinya terhadap ruang serta variasinya terhadap waktu. Hubungannya dengan
berbagai unsur lain dan aktivitas manusia. Iklim ini terjadi dalam waktu yang lama dan
tempat yang luas. Keadaan fisis atmosfer ini dinyatakan dengan hasil pengukuran berbagai
unsur iklim seperti suhu, curah hujan, tekanan, kelembaban. Laju serta arah angin,
perawanan, penyinaran matahari.

Klimatologi erat hubungannya dengan pertanian karena produksi pertanian sangat


bergantung pada tanah, iklim, tanaman, dan sumber daya manusia. Manusia harus
memahami bagaimana karakteristik iklim untuk kemudian disesuaikan ke bidang pertanian
sehingga terwujud produksi pertanian yang maksimal Dalam mempelajari karakteristik
iklim digunakan peralatan pada stasiun klimatologi. Unsur-unsur yang diamati yaitu
keadaan cuaca, angin, jumlah maca tinggi dasar awan, suhu udara, curah hujan, penyinaran
matahari dan suhu tanah. lembaban udara, tekanan

Tujuan dari praktikum Klimatologi adalah untuk mengetahui segala hal tentang ilmu
klimatologi seperti, cara kerja dan penggunaan peralatan di stasiun klimatologi,
pengklasifikasian iklim dll. Manfaat dari praktikum klimatologi adalah dapat menerapkan
klimatologi dalam bidang pertanian sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil
pertanian.

Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan pengamatan secara
terus-menerus dalam mengamati keadaan lingkungan sckitar (atmosfer). Suatu stasiun
Meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut,
sehingga akan didapatkan gambaran umum mengenai rata-rata keadaan iklim suatu tempat
(Budairi, 2010).
Agar diperoleh hasil pengamatan yang akurat, maka membutuhkan
persyaratanpersyartan seperti dibawah ini, antara lain
1. Penempatan lokasi suatu stasiun Meteorologi harus mewakili keadaan lahan yang
luas.
2. Masing - masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter cuaca yang
absah (tepat dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak, mudah dalam
pengunaan alat dan perawatan alat.
3. Pengamat harus dapat dipercaya, terlatih dan terampil.
Suatu stasiun Meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif
(mewakili) suatu lahan yang luas. Secara umum, luas daerah terbuka bagi suatu
stasiun Meteorologi pertanian dengan peralatan dalam menganalisis cuaca yang
lengkap sekitar 2 - 2,5 ha.
C. METODE
a. Alat
1. Alat pengukur curah hujan
Ombrometer tipe Observatorium dan Ombograf.
2. Alat pengukur kelembaban nisbi udara
Psikrometer Sangkar, Sling Psikrometer, Psikrometer Assman, Higrometer dan
Higrograf.
3. Alat pengukur suhu udara
Termometer Biasa (terpasang scbagai termometer bola kering pada Psikrometer),
Termometer Maksimum, Termometer, Minimum dan Termometer Maksimum
Minimum Six Bellani.
4. Alat pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara Termohigrometer dan
Termohigrograf.
5. Alat pengukur suhu tanah
Termometer Permukaan Tanah, Termometer Tanah Selubung Kayu (jeluk 10 cm),
Termometer Tanah Tipe Bengkok (jeluk 20 cm), Termometer Tanah Tipe simons
(jeluk
50 cm), Stick Termometer (jeluk 100 cm) dan Termometer Maksimum-Minimum
Tanah.
6. Alat Pengukur suhu air
Termometer Maksimum - Minimum Permukaan Air.
7. Alat pengukur panjang penyinaran
Solarimeter Tipe Jordan dan Solarimeter Tipe Compbell Stokes.
8. Alat pengukur intensitas penyinaran Aktinograf Dwi Logam
9. Alat pengukur kecepatan angin
Cup Anemometer, Hand Anemometer dan Biram Anemometer
10. Alat pengukur evaporasi
Piche Evaporimeter dan Panci Evaporasi Kelas A
b. Cara kerja
1. Praktikan mengamati alat - alat pengukur anasir cuaca atau iklim. Kemudian mencatat
nama dan kegunaan alat, bagian – bagian penting dari alat, satuan dan ketelitian
pengamatan, keterangan singkat dari prinsip dan cara kerja kelebihan dan kekurangan
masing - masing alat, cara pemasangan serta cara pengamatan.
2. Dari hasil pengamatan kemudian dibuat uraian singkat mengenai perbandingan
kelebihan dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan
maupun kepraktisan penggunaan alat.
3. Praktikan diperkenalkan stasiun Meteorologi khusus untuk bidang pertanian serta
dijelaskan tentang hal - hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan.

1. Alat Pengukur Curah Hujan


a. Ombrometer Tipe Observatorium
Prinsip Kerja: Penampungan curah hujan.
Cara Pemasangan
1) Alat ditempatkan di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau
bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau
bangunantersebut.
2) Permukaan mulut corong harus benar - benar horizontal dan dipasang pada
ketinggian 120 cm dari permukaantanah.
Cara Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap pukul 07.00 pagi
1) Data curah hujan harian didapat dengan jalan kran di buka dan airnya
ditampung dalam gelas penakar yang bersatuan mm tinggi air.
2) Ketelitian pengamatan sampai 0,2 mm.
3) Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada meskipun tetap dicatat.
4) Jika gelas penakar penuh, pengukur dapat dilakukan dengan mengukur volume
air yang tertampung dengan gelas ukur biasa. Karena luas penampung
pengukuran curah hujan 100 cm² sehingga setiap volume 10 cm² berarti sama
dengan l mm tinggi muka air.
a. Ombrograf
Prinsip Kerja : Berdasarkan sistem pelampung.
Cara Pemasangan
a. Syarat penempatan alat seperti Ombrometer,
b. alat dipasang diatas permukaan tanah dengan tinggi permukaan mulut corong
40 cm dari permukaan tanah.
Cara Pengamatan
1) Kertas grafik dipasang pada silinder yang diputar teratur secara otomatis.
2) Penggantian kertas grafik dilakukukan satu minggu sekali.
3) Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif, dengan kapasitas maksimum
penampungan 60 mm (satuan pencatatan dalam mm).
4) Banyaknya curah hujan (waktu dan intensitas) dapat dibaca dari kertas grafik.

2. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara


a. Psikrometer Sangkar
Prinsip Kerja : Berdasarkan sistem termodinamika.
Cara Pemasangan
1) Psikrometer dipasang dalam sangkar meteorologi.

2) Kain kasa pada termometer bola basah harus dijaga agar tetap bersih dan selalu
terbasahi secara kapilaritas.

b. Sling Psikrometer
Prinsip Kerja : Berdasarkan sistem termodinamika.
Cara Pemasangan : Portable.
Cara Pengamatan
1) Sebelum digunakan, kain kassa pada TBB ditetesi dengan air.
2) Selanjutnya Sling Psikometer diputar : 33 kali dengan kecepatan 4 putaran/detik
atau lebih kurang sama dengan kecepatan angin 2,5 m/detik.
c. Psikrometer Tipe Assman
Prinsip Kerja : Berdasarkan sistem termodinamika.
Cara Pemasangan : Portable.
Cara Pengamatan
1) Sebelum dipakai, kain kassa pada TBB ditetesi dengan air.
2) Pegas kipas diputar, schingga kipas akan mengalirkan udara dengan kecepatan
+ 5 m/detik pada bagian reservoir termometernya
3) Setelah suhu termometer konstan dilakukan pembacaan seperti pada
Psikrometer Sangkar.

d. Higrograf
Prinsip Kerja : Sifat kembang kerut pada benda higroskopis.
Cara Pemasangan : Dipasang pada sangkar meteorologi.
Cara Pengamatan
1) Dipasang kertas grafik pada silinder yang dapat berputar secara otomatis.
2) Penggantian kertas grafik dilakukan sekali dalam seminggu.
3) Kelembaban nisbi udara dalam satuan persen (%) dapat dibaca pada kertas
grafik.
4) Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui ayunan kelembaban nisbi udara
selama satu minggu.

3. Alat Pengukur Suhu Udara


a. Termometer Biasa Prinsip Kerja : Muai ruang zat cair.
Cara Pemasangan : Dipasang sekaligus sebagai termometer bola kering pada
Psikrometer sangkar.

Cara Pengamatan
1) Suhu udara dapat dibaca pada skala termometer dengan ketelitian pembacaan
0,1C.
2) mata pengamat harus tegak lurus terhadap kolom air raksa
3) Pengamatan dilakukan tiga kali sehari pada pukul 07.00, 13.00 dan 18.00
b. Termometer Maksimum
Prinsip Kerja : Muai ruang zat cair yang dimotipasikan dengan celah sempit.
Cara pemasangan : alat dipasang pada sangkar meteo dan dipasang miring ±2°
terhadap sumbu horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah.
Cara Pengamatan
1) Suhu maksimum dapat dibaca tepat pada permukaan kolom air raksa.
2) Setelah pengamatan, alat dipasang pada posisi bagian reservoir disebelah luar
dan dikibaskan sampai tidak terdapat pemutusan kolom air raksa pada celah
sempit dan dipasang untuk pengamatan hasil selanjutnya.
3) Pengamatan dapat dilakukan sore hari pada pukul 16.00.

c. Termometer Minimum
Prinsip Kerja : Muai ruang alkohol yang dimodifikasi dengan indeks.
Cara Pemasangan: Alat dipasang pada sangkar meteo pada kedudukan yang harus
benar - benar datar.
Cara Pengamatan
1) Suhu udara minimum dapat diketahui dengan membaca tepat pada skala yang
ditunjuk oleh ujung indeks yang berdekatan dengan ujung kolom alkohol.
2) Ujung kolom alkohol menunjukan kepada suhu udara sesaat.
3) Pengamatan dilakukan sore hari pada pukul 16.00
4) Setelah pengamatan, indeks harus dikembalikan tepat pada ujung kolom
alkohol, untuk pengamatan hari selanjutnya.

d. Termometer Maksimum Minimum Six Bellani


Prinsip Kerja : muai ruangan zat cair (air raksa dan Alkohol).
Cara Pemasangan: Alat dipasang pada sangkar dengan posisi tegak.
Cara Pengamatan
1) Suhu maksimum dan minuman dibaca pada ujung indeks.
2) Indeks bagian kanan menunjukan suhu maksimum indeks bagian kiri
menunjukan suhu minimum.
3) Pengamatan dilakukan pada sore hari pukul 16.00
4) Setelah pengamatan, untuk pengamatan hari selar tombol kemudian ditekan
sedemikian schingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan kolom
air raksa.

4. Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban Nisbi Udara

a. Termohigrometer Prinsip Kerja

1) Termometer : Muai dwi logam.

2) Higrometer: Higroskopis rambut.

Cara Pemasangan: Portable ataupun dipasang pada sangkar meteo.

Cara Pengamatan
1) Saat pengamatan alat harus terlindungi dari pengaruh sinar matahari secara
langsung dan tetesan air hujan.
2) Suhu Udara (°C) dan kelembapan (%) dibaca langsung pada alat.

b. Termohigrograf Prinsip Kerja


1) Termometer : Muai dwi logam.
2) Higrometer : Higroskopis rambut.
Cara Pemasangan : Alat bersifat portable, alat diletakkan pada sangkar meteo.
Cara pengamatan
1) Dipasang kertas grafik pada slinder yang dapat berputar secara otomatis.
2) Kertas grafik diganti setiap minggu.
3) Kelembaban nisbi (%) dan temperatur ("C) suatu serta ayunannya dapat dibaca
pada kertas grafik.

5. Alat Pengukur Suhu Tanah


a. Termometer Permukaan Tanah (Jeluk 0 cm) Prinsip
Kerja : Muai ruang zat cair.
Cara Pemasangan: Alat bersifat portable, alat diletakkan diatas permukaan tanah.
Cara Pengamatan:
Setelah stabil dibaca langsung pada ditunjukkan. Saat pencatatan suhu tanah harian
juga seperti cara pencatatan pada suhu udara harian.
b. Termometer Tanah Selubung Kayu (Jeluk 0 - 10 cm)
Prinsip Kerja : Muai ruang zat cair.
Cara Pemasangan : Alat bersifat portable, bagian ujung ditancapkan ke dalam
tanah sesuai dengan jeluk yang diamati.
Cara Pengamatan: Setelah stabil, suhu tanah diamati dengan membaca skala yang
ditunjuk. skala yangc.

c. Termometer Tanah Tipe Bengkok (Jeluk 20 cm)


Prinsip Kerja : Muai ruang zat cair (Air raksa).
Cara Pemasangan
1) Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
2) Bagian reservoir termometer dimasukan lubang kemudian ditimbun kembali
dengan tanah bekas galian.
Cara Pengamatan: Setelah stabil dibaca langsung pada skala yang ditunjukkan.
Saat pencatatan suhu tanah harian juga seperti cara pencatatan pada suhu udara
harian.

d. Termometer Tanah Tipe Simons (Jeluk 50 cm)


Prinsip Kerja : Muai ruang zat cair (Air raksa).

Cara Pemasangan
1) Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
2) Bagian reservoir termometer dimasukan lubang kemudian ditimbun kembali
dengan tanah bekas galian.
Cara Pengamatan
1) Termometer diangkat dari selubung bagian perlindung, suhu tanah dapat dibaca
langsung pada skala yang ditunjuk.
2) Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.

e. Stick Termometer (Jeluk 100 cm)


Prinsip Kerja : Muai kawat dengan lilitan kumparan pada tabung bejana.
Cara Pemasangan : Alat dimasukan dalam tanah menurut jeluk yang diinginkan
dengan cara memutar pegangannya.
Cara Pengamatan : Setelah jarum menunjuk suhu konstan,suhu dapat dibaca skala
yang ditunjuk.

f. Termometer Maksimum Minimum Tanah


Prinsip Kerja : Muai ruang zat cair pada tabung bourdan.
Cara Pemasangan: Alat portable, bagian sensor dibenamkan dalam tanah sampai
kedalaman 20 cm dan dibiarkan selama priode pengamatan.
Cara Pengamatan
1) Sebelumnya ketiga jarum penunjuk dibuat saling berhimpit dengan memutar
sekrup.
2) Pada saat pembacaan
i. Jarum merah akan menunjukkan suhu maksimum. ii.
Jarum hijau akan menunjukkan suhu maksimum. iii.
Jarum hitam akan menunjukkan suhu sesaat.

6. Alat Pengukur Suhu Air


a. Termometer Maksimum Minimum Permukaan Air
Prinsip Kerja : Muai zat cair.
Cara Pemasangan : Alat diletakkan terapung pada permukaan air (biasanya dalam
Panci evaporasi kelas A) dengan kedudukan horizontal.

Cara Pengamatan
1) Suhu maksimum dan minuman dibaca pada ujung bawah indeks.

2) Indeks bagian kanan menunjukan suhu maksimum, indeks bagian kiri


menunjukan suhu minimum.
3) Pengamatan dilakukan pada sore hari pukul 16.00
4) Setelah pengamatan, untuk pengamatan hari selanjutnya tombol kemudian
ditekan sedemikian sehingga ujung bawah indeks berhimpit dengan permukaan
kolom air raksa, untuk pengamtan berikutnya.
7. Alat Pengukur Panjang Penyinaran
b. Solarimeter Tipe Jordan
Prinsip Kerja: Reaksi fotokhemis.
Cara Pemasangan:
1) Alat dipasang pada tempat terbuka, alat diletakan pada beton yang agak tinggi
sedemikian rupa sehingga dalam Keadaan normal, sensor dapat menangkap
sinar pada ketinggian diatas horizontal.
2) Solarimenter dipasang sedekian rupa sehingga:
a. Arah U-S dari alat sesuai dengan U-S dari tempat pemasang
b. Tutup kotak menghadap khatulistiwa.
c. Alat dipasang dengan kemiringan arah khatulistiwa terhadap sumbu
horizontal sebesar derajat lintang tempat pemasangan (Yogyakarta 土 7
LS).

Cara Pengamatan:
1) Persiapan kertas pias
a. Kertas pias dicelupkan /dilapisi dengan larutan Kalium atau Ferromonium
Sitrat dengan kepekatan baku, disesuaikan dengan kepekatan keras pias
terhadap intensitas sinar matahari.
b. Sebelum digunakan kertas pias harus disimpan rapat tidak bolch bercaksi
dengan sinar.
2) Dua buah kertas pias dipasang pada masing – masing tabung dan diganti
setiap sore hari pukul 18.00
3) Noda yang terjadi pada kertas pias (dicelupkan dahulu dalam aquadest segera
setelah digunakan), diukur panjangnya dalam satu jam, ini merupakan nilai
Panjang Penyinaran (PP) aktual. Rumus menghitung panjang penyinaran
Panjang Penyinaran = Panjang Penyinaran Aktual x 100%
Panjang penyinaran potensial
Panjang Penyinaran potensial merupakan panjang penyinaran yang seharusnya
dapat terjadi jika udara cerah selama satu periode hari.
a. Solarimeter Tipe Compbell Stokes
Prinsip Kerja : Pemfokuskan sinar matahari.
 Cara Pemasangan:
1) Alat dipasang pada tempat terbuka, alat diletakan pada beton yang agak
tinggi sedemikian rupa sehingga dalam keadaan normal, sensor dapat
menangkap sinar matahari pada ketinggian 3° diatas horizontal.
2) Pemasangan alat sedemikian rupa schingga :
a) Mangkuk tempat pemasangan kertas pias harus menunjukkan arah timur
dan barat.
b) Bagian bawah alat dasar (diatur dengan dengan leveling).
c) Lensa bola bersama dengan tempat kertas pias dimiringkan scsuai
dengan letak lintang tempat pengamatan
Cara Pengamatan:
1) kertas pias dipasang dan diganti tiap sore hari pada pukul 18.00
2) Kertas pias yang digunakan ada 3 macam, yaitu bentuk lurus, bengkok panjang
dan bengkok pendek.
3) Jadwal penggunaan masing - masing bentuk kertas gantung letak pengamatan
dan kedudukan matahari terhadap tempat tersebut.

4) Pengukuran panjang penyinaran aktual dilakukan pelitian 0,1 jam dengan


ketentuan sebagai berikut
a) Noda langsung bundar dihitung setengah panjang tengah noda.
b) Noda berbentuk titik, setiap dua atau tiga titik dihiung 0,1 jam.
c) Noda berbentuk garis berlubang, dihitung dikuran jam setiap pemusatan.
d) Noda berbentuk garis tidak berlangsung, tidak dikoreksi.
8. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran
a. Aktinograf Dwi Logam
Prinsip Kerja : Muai logam hitam - putih.
Cara Pemasangan: Alat dipasang diatas tempat terbuka diatas tiang beton yang
kuat yang dipasang dan bagian atas dibuat sedemikian rupa sehingga selain surya
berada 15 derajat diatas permukaan horizon bumi, sinar harusbebas mencari sensor.
Cara Pemasangan:
1) Kertas grafik dipasang dan diganti setiap sore hari pukul 18.00
2) Dari grafik yang tergambar diukur luasan dibawah grafik tersebut dengan alat
plainimeter. Dari luasan terukur disetarakan terhadap satuan kalori/cm-/hari.

9. Alat Pengukur Kecepatan Angin


a. Cup Anemometer Prinsip Kerja : Sistem mekanik gear.
Cara Pemasangan
1) Alat dipasang pada tiang atau menara dengan ketingian 0,5 m, 2 m atau 10 m
sesuai dengan masing – masing penggunaan.
2) Pemasangan harus pada tempat yang terbuka, jarak benda terdekat paling
sedikit 10 kali tinggi benda tersebut.
Cara pengamatan
1) tiap pagi hari pukul 07.00 dibaca angka pada
2) Rata- rata kecepatan angin dapat dihitung dari besaran selisih pembacaan hari II
dengan pembacaan I (jarak tempuh angin) dibagi dengan waktu antara
perbedaan pengamatan tersebut (periode 1 hari : 24 jam).

b. Hand Anemometer
Prinsip Kerja : Sistem GGL induksi (seperti sistem dinamo).
Cara Pemasangan: Portable.
Cara Pengamatan
1) Kecepatan angin sesaat dapat diketahui dengan membaca langsung pada
pencatat.
2) Satuan alat dalam meter/detik atau skala Beaufort.

c. Biram Anemometer
Prinsip Kerja : Sistem Mekanik.
Cara Pemasangan: Portable.
Cara Pengamatan
1) Umumnya alat digunakan untuk pengukuran rata – rata kecepatan angin pada
periode pendek, satuan dalamm/detik.

2) Rata-rata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih pembacaan II


dengan pembacaan I jarak tempuh angin) dibagi dengan waktu antara perbedaan
pengamatan tersebut (periode 1 menit : 60 detik).

10. Alat Pengukur Evaporasi


a. Piche Evaporimeter Prinsip Kerja : Pengukuran selisih
tinggi permukaan air
Cara Pemasangan : Tabung diisi air dan digantung didalam ruang atau sangkar
meteo.
Cara Pengamatan : Pengamatan dilakukan sehari l kali, mula - mula tinggi
permukaan air (TA1), pengamatan ke 2 dilakukan esok hari (TA2), besar
penguapan TA1 – Ta2

b. Panci Evaporasi Kelas A


Prinsip Kerja : Pengukuran selisih tinggi permukaan air.
Cara Pemasangan
1) Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar diatas permukaan tanah.
2) Air besi dimasukkan setinggi 20 cm, permukaan air dijaga jangan kurang dari
2,5 cm dari batas tersebut, jika tinggi air kurang dari 10 cm dari dasar dapat
berakibat kesalahan hingga 15%.

Cara Pengamatan
1) Mula - mula ujung kayu (hook) diatur dengan pemutar tepat menyentuh
permukaan air, ke tinggi air dapat dibaca pada penera (sampai ketel 0,02 mm).
2) Pada sore hari berikutnya,jung kayu diatur kembali sampai menyentuh
permukaan air.
3) Selisih pembacaan pertama (P I) dengan pembacaab kedua (P II) merupakan
besarnya penguapan air.
4) Jika terdapat hujan,maka rumus perhitungan evaporasi adalah P I + CH - P I
(mm). Kapasitas maksimum jika terjadi hujan sebesar 50 mm pada periode
pengamatannya.
5) Penguapan yang terukur adalah pada permukaan air terbuka.
D. PEMBAHASAN DAN HASIL
a. Perbedaan pengukuran konvensional dan AWS

Cuaca dan iklim terdiri atas beberapa unsur, yaitu radiasi matahari, suhu udara, curah
hujan, kelembaban udara evapotranspirasi, kecepatan dan arah angin, tekanan udara,
dan keawanan. Diantara unsur-unsur tersebut, radiasi matahari yang tersusun atas dua
variabel; irradiasi (irradiasi) dan lama penyinaran, merupakan unsur cuaca dan iklim
yang penting dalam perkebunan setelah curah hujan (Uexkull and Fairhust, 1991).
Radiasi matahari merupakan sember energi utama alam (Bakirci, 2009) dan faktor
utama dalam proses fotosintesis. Lama penyinaran dan irradiasi sangat bermanfaat
bagi perkebunan. Informasi dan data mengenai lama penyinaran dan irradiasi dapat
digunakan sebagai dasar untuk antisipasi dampak negatif akibat penerimaan radiasi
surya yang kurang optimal maupun dasar untuk mengoptimalkan produktivitas
tanaman. Cara untuk memperoleh informasi lama penyinaran dan irradiasi dapat
dilakukan melalui perhitungan dengan alat manual maupun otomatis. Perhitungan
irradiasi dan lama penyinaran secara manual dapat dilakukan menggunakan
solarimeter dan Campbell Stokes. Sementara itu, perhitungan secara otomatis dapat
dilakukan menggunakan sensor radiasi matahari yang terintegrasi dalam AWS
(Automatic Weather Station). AWS (Automatic Weather Station) sudah mulai banyak
digunakan dalam pengamatan iklim dan cuaca di perkebunan kelapa sawit. AWS
memiliki 3 beberapa keunggulan dibandingkan stasiun pengamatan iklim dan cuaca
yang konvensional, salah satunya adalah kemampuan perekaman data secara otomatis
dan kontinu. Namun demikian, salah satu kekurangan pada beberapa jenis AWS yang
digunakan adalah tidak tersedianya informasi lama penyinaran (jam/hari). Sebenarnya
lama penyinaran dapat dihitung menggunakan beberapa persamaan, antara lain
berdasarkan irradiasi. Selain metode-metode tersebut, lama penyinaran dapat dihitung
dari nilai irradiasi global, irradiasi ekstraterestial, serta letak astronomis wilayah
kajian berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Food and Agricultural
Organization (FAO) (Donreboos and Pruitt, 1992). Metode lain yang dapat digunakan
adalah Metode Observasi yang didasarkan banyaknya irradiasi saat kertas pias pada
Campbell Stokes terbakar. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan metode/model
terbaik guna menghitung lama penyinaran berdasarkan data irradiasi yang telah
direkam oleh AWS. Metode yang diuji adalah metode yang dikembangkan FAO dan
metode observasi langsung di lapangan.

b. Alat ukur konvensional


Merupakan alat bantu yang digunakan untuk memudahkan pengukuran atau
penelitian yang ada di acara ke-1 ini, berikut merupakan alat yang digunakan beserta
fungsinya :
1. Alat pengukur curah hujan
Ombrometer tipe Observatorium dan Ombograf.
2. Alat pengukur kelembaban nisbi udara
Psikrometer Sangkar, Sling Psikrometer, Psikrometer Assman, Higrometer dan
Higrograf.
3. Alat pengukur suhu udara
Termometer Biasa (terpasang scbagai termometer bola kering pada Psikrometer),
Termometer Maksimum, Termometer, Minimum dan Termometer Maksimum
Minimum Six Bellani.
4. Alat pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara Termohigrometer dan
Termohigrograf.
5. Alat pengukur suhu tanah
Termometer Permukaan Tanah, Termometer Tanah Selubung Kayu (jeluk 10 cm),
Termometer Tanah Tipe Bengkok (jeluk 20 cm), Termometer Tanah Tipe simons
(jeluk 50 cm), Stick Termometer (jeluk 100 cm) dan Termometer Maksimum-
Minimum Tanah.
6. Alat Pengukur suhu air
Termometer Maksimum - Minimum Permukaan Air.
7. Alat pengukur panjang penyinaran
Solarimeter Tipe Jordan dan Solarimeter Tipe Compbell Stokes.
8. Alat pengukur intensitas penyinaran Aktinograf Dwi Logam
9. Alat pengukur kecepatan angin
Cup Anemometer, Hand Anemometer dan Biram Anemometer
10. Alat pengukur evaporasi
Piche Evaporimeter dan Panci Evaporasi Kelas A
c. Curah hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama periode waktu tertentu yang
pengukurannya menggunakan satuan tinggi di atas permukaan tanah horizontal yang
diasumsikan tidak terjadi infiltrasi, run off, maupun evaporasi.

Definisi curah hujan atau yang sering disebut presipitasi dapat diartikan jumlah air
hujan yang turun di daerah tertentu dalam satuan waktu tertentu. Jumlah curah hujan
merupakan volume air yang terkumpul di permukaan bidang datar dalam suatu
periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).
Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas permukaan
horizontal. Hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul
dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir (Suroso
2006). Pengertian curah hujan dapat juga dikatakan sebagai air hujan yang memiliki
ketinggian tertentu yang terkumpul dalam suatu penakar hujan, tidak meresap, tidak
mengalir, dan tidak menyerap (tidak terjadi kebocoran). Tinggi air yang jatuh ini
biasanya dinyatakan dengan satuan milimeter. Curah hujan dalam 1 (satu) millimeter
artinya dalam luasan satu meter persegi, tempat yang datar dapat menampung air
hujan setinggi satu mm atau sebanyak satu liter.

d. Perbedaan antara ombrometer dan ombrograf


1. Ombrograf
Ombrograf adalah alat yang berfungsi untuk mengukur curah hujan dalam
periode mingguan dengan dilengkapi pena beserta silinder kertas grafik yang
digunakan untuk mencatat curah hujan. Umumnya, ombrograf ditempatkan di
atas permukaaan tanah dengan prinsip kerja berdasarkan sistem pelampung.
Kelebihan dari ombrograf adalah pengamatannya lebih efisien karena grafik akan
terbentuk secara otomatis dengan perubahan volume air di dalam tabung
penampung. Dengan data yang berbentuk pada grafik dapat diperoleh informasi
mengenai curah hujan secara bersinambungan dalam periode tertentu.
Berdasarkan Hartono (2007) Dalam mengukur intensitas curah hujan terdapat
beberapa instrumen yang sering digunakan yaitu ombrometer atau ombrograf.
Alat penakar hujan tersebut mengukur hujan yang jatuh di suatu daerah selama
kurun waktu tertentu, sehingga dapat diperoleh beberapa data mengenai macam-
macam curah hujan yaitu : curah hujan harian, merupakan hasil pengukuran
hujan selama 24 jam, curah hujan bulanan, merupakan curah hujan selama satu
bulan, curah hujan tahunan, merupakan curah hujan selama 12 bulan.

2. Ombrometer
adalah alat pengukur curah hujan yang pada umumnya merupakan penakar hujan.
Alat ini dipasang di tempat terbuka, sehingga air hujan akan diterima langsung
oleh alat ini. Satuan yang digunakan adalah milimeter (mm) dan ketelitian
membacanya sampai dengan 0,1 mm. Pembacaan dilakukan sekali sehari pada
pukul 07.00 pagi hari. Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam
corong penakar. Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di
dalam tabung penampung. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung
diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang
tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran
dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua
sampai benar-benar kering.
e . AWS ( Automatic Weather Station)
AWS merupakan stasiun cuaca yang dapat mengukur dan mencatat data cuaca
secara otomatis dan real time. AWS bekerja selama 24 jam dan waktu pencatatan bisa
diatur sesuai kebutuhan pengguna (misal pengukuran setiap 30 menit sekali). Data
dari AWS dapat didownload menggunakan kabel data atau diakses secara online
menggunakan website. AWS banyak digunakan oleh kebun-kebun untuk mencatat
data cuaca di lokasi kebun sebagai dasar untuk membuat perencanaan kerja atau
monitoring dan evaluasi kondisi kebun.

• Komponen – komponen dari AWS


1. Davis Cup Anemometer
Wind speed: untuk menghitung kecepatan angin (m/s)
Wind direction: untuk menghitung arah angin (°)
2. Rain Gauge
Untuk menghitung curah hujan (mm)
3. V-3 Hummidity, Temperature & Barometric Pressure
Relative Hummidity : untuk mengukur kelembaban relative (%) Air
Temperature : untuk mengukur temperatur udara (°C)
Barometric Pressure : untuk mengukur tekanan udara (kPa)
4. 5 TE Soil Moisture, Temperature, and Electrical Conductivity Sensor
(sensor ditanam di dalam tanah)
Soil Temperature : untuk mengukur temperatur tanah (°C)
Soil Moisture : untuk mengukur kelembaban tanah
5. Pyranometer Solar Radiation
Untuk mengukur intensitas penyinaran radiasi matahari (Solar W/m²)
6. Solar Cell
Untuk sumber energi, mengubah dari tenaga surya menjadi listrik
7. Telemetri
Untuk mengamati keadaan sekitar AWS menggunakan kamera dan mengirim
data ke server secara online
8. Data Logger
Untuk menyimpan data dari sensor-sensor yang ada di AWS dan mendownload
data secara manual menggunakan kabel data.
E. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum klimatologi dengan judul

“PENGENALAN STASIUN METEOROLOGI DAN PERALATANNYA”

dapat disimpulkan bahwa:

1. Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan pengamatan secara
terus-menerus dalam mengamati keadaan lingkungan sekitar.

2. Terdapat banyak sekali alat ukur yang digunakan dalam kegiatan klimatologi, alat yang
digunakan yaitu mulai dari alat ukur curah hujan, alat ukur suhu dan kelembaban udara
serta alat ukur intensitas sinar matahari dan angin.

3. AWS merupakan stasiun cuaca yang dapat mengukur dan mencatat data cuaca secara
otomatis, realtime dan dapat digunakan hingga 24 jam sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Sehingga AWS lebih efektif dalam mengukur keadaan cuaca dari alat
pengukur lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sasongko, Agung. (2 Desember 2012). PERANCANGAN APLIKASI REKAM DATA


CUACA HASIL PENGAMATAN OBSERVER STASIUN METEOROLOGI BMKG
BERBASIS WEBSITE. 4 Maret 2022. https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/

Iskandar, Rachmat. (6 September 2019). ANALISIS SISTEM INFORMASI METEORO


LOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. 4 Maret 2022.
https://ejournal.poltektedc.ac.id/index.php/tedc/

Fauziah, Asti. (2021). LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI. 4 Maret 2022.


https://id.scribd.com/document/503003449/Laporan-Praktikum-Klimatologi-1

You might also like