Professional Documents
Culture Documents
LP Penyakit Dyspnea Amel
LP Penyakit Dyspnea Amel
1.1 Pengertian
Dyspnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi
ketika melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa
penyakit dan dapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga dengan
istilah “Shortness Of Breath”.
Dyspnea atau sesak nafas adalah gejala pertama yang dirasakan oleh
pasien akibat terganggunya pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam
alveoli yang berisi cairan. Dyspnea akan semakin parah apabila melakukan
aktivitas yang berat seperti naik tangga dan mengangkat beban berat (bradero
et al, 2008).
Sesak nafas terjadi bila pertukaran gas oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan
pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan
tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (hipoksemia) dan peningkatan
tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia) (Brunner &
Suddarth, 2001).
1.2 Etiologi
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika
ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada
pertukaran gas antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi
makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati
ini hanya berjumlah sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam
keadaan patologis pada saluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat.
Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas
juga akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea.
Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan
terhadap compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance
paru maka makinbesar gradien tekanan transmural yang harusdibentuk selama
inspirasi untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal. Penyebab
menurunnya compliance paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya
jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan
yang sama.
1.3 Klasifikasi
Dyspnea atau sesak nafas di bedakan menjadi 2 yaitu :
1. Dyspnea akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum
kunjungan ke ruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya
penyakit pernapasan (paru-paru dan pernapasan), penyakit jantung atau
trauma dada.
2. Dyspnea kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor,
kelainan pita suara.
1.4 Patofisiologi
1.5 Pathway
1.6 Manifestasi Klinis
1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan memantau analisa gas darah
arteri dan pemeriksaan diagnostik foto thorak, EKG.
1.8 Diagnosa Banding
1.9 Penatalaksanaan
1.10Komplikasi
Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskuler, emboli paru,
penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit
obstruksi paru (emifisema, brokitis, asma), kecemasan. Sesak nafas dapat
disebabkan oleh beberapa penyakit seperti asma, penggumpalan darah pada
paru-paru sampai pneumonia. Sesak nafas juga dapat disebabkan karena
kehamilan (Price dan Wilson, 2006). Dalam bentuk kronisnya sasak nafas
atau dispnea merupakan suatu gejala penyakit-penyakit soerti asma,
emfisema, berupa penyakit paru-paru lain.
1.11 Proses Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan
1) Identitas Klien
Meliputi nama lengkat, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku
bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua
2) Riwayat Penyakit :
Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian)
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat Penyakit Sebelumnya
3) Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Sistem persepsi dan sensori
Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
Sistem pernafasan
Sistem kardiovaskuler
Sistem Gastrointestinal
Sistem Perkemihan
Pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pola aktifitas dan latihan
Pola nutrisi dan metabolisme
Pola tidur dan istirahat
Pola kognitif dan perceptual
Pola toleransi dan koping stress
Pola hubungan dan peran.
Pola nilai dan keyakinan
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien adalah berikut ini :
Keterangan : Terapeutik
3 : sedang
Terapi oksigen (I.01026)
4 : cukup menurun
Tindakan
5 : menurun
Observasi
Indikator SA ST 1. Monitor kecepatan aliran oksigen
2. Monitor efektifitas terapi oksigen
Takikardi 1 5
3. Monitor tanda- tanda hipoventilasi
Pola nafas 1 5
Terapeutik
Keterangan :
1. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
1 : memburuk
dengan tingkat mobilitas pasien
2 : cukup memburuk
3 : sedang Kolaborasi
4 : cukup membaik 1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
5 : membaik
2. Bersihan jalan napas tidak efektif Bersihan Jalan Napas (L.01001) Latihan Batuk Efektif (I.01006)
berhubungan dengan obstruksi jalan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
Tindakan
napas 1x30 menit bersihan jalan napas meningkat
Observasi
Kode Diagnosa Keperawatan dengan kategori:
Brunner and Suddarth (2001) Keperawatan medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Ed.8. Malang: EGC.
PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018) Standar Intervemsi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.