You are on page 1of 8

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETERAMPILAN

MENGGOSOK GIGI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLBN


UNGARAN

Dwi Setiawati

Program Studi S1 Keperawatan


Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
E-mail : dwisetiaw97@gmail.com

ABSTRACT

Background : Mental retardation skills in tooth brushing are different from children
their age. The delay in a mental retardation child affects his ability in health care. To
reduce dependency on hygiene and health care, requiring more family roles and more
frequent training.
Research Objective : To determine the correlation between families role and tooth
brushing skills in mental retardation children at SLBN Ungaran.
Methods : This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach.
Sampling technique used total sampling. The population in this research were mental
retardation children aged 8-12 years at SLBN Ungaran as many as 47 people. The role
of parent was measured by using questionnaire and tooth brushing skills measured by
using check list. Data analysis used stastistical tests chi square with significance level
(0,05).
Results : No significant correlation between families role and tooth brushing skills in
mental retardation children at SLBN Ungaran. p value 0,291 (>0,05)
Suggestion : For SLBN Ungaran contributed consistenly and gave support in education
which is increasing services and to defend the learning process of self maintance that
have been existed.

Keywords : Mental retardation, Families role, Tooth brushing skill.

Hubungan Peran Keluarga Dengan Keterampilan Menggosok Gigi Anak Retardasi


Mental di SLBN Ungaran 1
ABSTRAK

Latar Belakang : Keterampilan menggosok gigi pada anak retardasi mental berbeda
dengan anak seusianya. Adanya keterlambatan pada anak retardasi mental
mempengaruhi dirinya dalam kemampuan memelihara kesehatan. Untuk mengurangi
ketergantungan dalam pemeliharaan kebersihan dan kesehatan, membutuhkan peran
keluarga yang lebih banyak dan latihan yang lebih sering.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan peran keluarga dengan keterampilan
menggosok gigi anak retardasi mental di SLBN Ungaran.
Metode : Desain penelitian deskripsi korelasional, dengan pendekatan cross sectional.
Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Populasi dalam penelitian ini
yaitu anak retardasi mental umur 8-12 tahun di SLBN Ungaran sebanyak 47 orang. Alat
ukur penelitian yaitu kuesioner peran orangtua dan keterampilan menggosok gigi diukur
menggunakan check list. Analisis data menggunakan uji statistik chi square dengan
taraf signifikan (0,05).
Hasil : Tidak ada hubungan antara peran keluarga dengan keterampilan menggosok gigi
anak retardasi mental di SLBN Ungaran. Didapatkan nilai p value 0,291 (>0,05)
Saran : Bagi SLBN Ungaran tetap berkontribusi memberikan dorongan berupa
pendidikan dengan meningkatkan pelayanan pendidikan serta mempertahankan
pembelajaran bina diri yang sudah ada.

Kata kunci : Retardasi mental, Keterampilan menggosok gigi, Peran keluarga.

PENDAHULUAN sekolah, jumlah penduduk di Indonesia


Retardasi mental merupakan yang menyandang keterbelakangan
kelemahan atau ketidakmampuan mental adalah 62.011 orang. Dengan
kognitif yang dikarakteristikkan dengan perbandingan 60% diderita anak laki-
keterbatasan signifikan baik dalam laki dan 40% diderita anak perempuan
fungsi intelektual dan perilaku (Pratiwi et al, 2017). Data Dinas Sosial
penyesuaian diri yang diekspresikan Jawa Tengah pada tahun 2012,
dalam konseptual diri, sosial, dan penyandang retardasi mental sekitar
kemampuan beradaptasi. Penderita 18.516 anak, sedangkan di kota
retardasi mental mulai terlihat pada usia Semarang jumlah anak penyandang
sebelum 18 tahun, dengan karakteristik retardasi mental sekitar 363 anak
retardasi mental yaitu fungsi intelektual (TKPK Provinsi Jawa Tengah, 2013).
dibawah rata-rata (IQ 70-75 atau Perkembangan dan kemandirian
kurang) dan mengalami kesulitan dalam pada anak dapat dipengaruhi oleh orang
berkomunikasi, mengurus diri sendiri, tua. Orang tua yang memiliki anak
rekreasi, pekerjaan, kesehatan dan retardasi mental berperan dalam
keamanan (Ramayumi, 2014). mendidik dan melatih anak dalam
Prevalensi penderita retardasi proses perkembangan. Apabila orang
mental diseluruh dunia diperkirakan 2,3 tua berperan maka anak akan mengerti
% dari seluruh populasi (Kumar et al, dan mengamati kemudian anak dapat
2016). Secara nasional di Indonesia meniru apa yang dilakukan atau
diperkirakan telah mencapai 1-3% dari diajarkan oleh orang tua mereka
jumlah penduduk dunia (Ramayumi, (Istikanah, 2012). Orang tua harus
2014). Berdasarkan kelompok usia mengetahui dan mengajari anaknya cara

Hubungan Peran Keluarga Dengan Keterampilan Menggosok Gigi Anak Retardasi


Mental di SLBN Ungaran 2
merawat gigi yang baik. Contohnya cara memegang bagian ujung dengan
orang tua selalu mengajarkan anak bulu sikat menghadap ke atas, berkumur
tentang waktu yang tepat dan cara yang menggunakan air bersih dan
baik untuk menggosok gigi serta selalu membuangnya dan 4 siswa belum
mengingatkan agar setelah mampu melakukan langkah-langkah
mengkonsumsi makanan manis menggosok gigi secara terampil seperti,
sebaiknya segera berkumur dengan air menggosok gigi bagian sisi kanan dan
(Worang et al, 2014). kiri bagian dalam, menggosok bagian
Anak Retardasi Mental dalam depan gigi samping kanan dan kiri
menggosok gigi dikategorikan menjadi masih membutuhkan bantuan secara
dua yaitu yang pertama kurang dan verbal dan non verbal, dan air kumur
yang kedua cukup. Anak retardasi kadang ditelan.
mental yang dikategorikan kurang
(6,4%) dalam kemampuan personal BAHAN DAN METODE
hygiene menggosok gigi yaitu belum Penelitian ini menggunakan
mampu menggosok gigi bagian dalam desain deskriptif korelasional.
dengan benar. Anak retardasi mental Pendekatan yang digunakan dalam
yang dikategorikan cukup (75,5%) penelitian ini adalah cross sectional.
dalam kemampuan personal hygiene Populasi dalam penelitian ini adalah
menggosok gigi yaitu cukup mampu siswa retardasi mental di SLBN
menggosok gigi bagian samping kanan Ungaran dengan jumlah 57 siswa.
dan kiri dengan cara maju mundur Sampel yang diteliti adalah anak
(Ghofur, 2012). retardasi mental di SLBN Ungaran usia
Anak retardasi mental memiliki 8-12 tahun dengan jumlah 47 siswa.
kebersihan mulut yang buruk dan Berdasarkan jumlah populasi dan
prevalensi penyakit periodontal maupun sampel yang telah ditetapkan maka
karies gigi yang tinggi. Kelainan pada teknik sampling yang digunakan pada
gigi anak retardasi mental yang sering penelitian ini adalah total sampling
terjadi yaitu karies gigi dan kelainan Pengumpulan data pada penelitian ini
pada gusi atau periodontitis (Siswanto, menggunakan alat ukur penelitian yaitu
2010). Kebersihan mulut yang buruk kuesioner peran orangtua dan untuk
dan masalah pada jaringan periodontal mengukur keterampilan menggosok
juga disebabkan oleh ketidakmampuan gigi yaitu check list (pedoman dari
anak retardasi mental dalam Ghofur 2012). Alat dan bahan
menggunakan sikat gigi dengan tepat penelitian yang digunakan yaitu sikat
dan tidak mampu memenuhi prosedur gigi, pasta gigi, gelas kumur atau
pembersihan rongga mulut (Bhambal et gayung, lembar kuesioner dan alat tulis.
al, 2011). Analisis data menggunakan korelasi
Berdasarkan hasil studi Pearson Chi-Square dengan nilai
pendahuluan terkait dengan signifikansi (0,05).
keterampilan menggosok gigi pada anak
retardasi mental dengan mengambil HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel sebanyak 6 siswa, diperoleh 2 Hasil penelitian ini didapatkan
siswa mampu melakukan langkah- karakteristik orangtua subyek penelitian
langkah menggosok gigi secara mandiri yaitu 59,6% usia pada rentang 30-39
seperti, mempersiapkan peralatan tahun, latar belakang pendidikan 53,2 %
menggosok gigi (sikat gigi, pasta gigi, orangtua lulusan SMA. Responden
dan gelas), memegang sikat gigi dengan

Hubungan Peran Keluarga Dengan Keterampilan Menggosok Gigi Anak Retardasi


Mental di SLBN Ungaran 3
sebagian besar berjenis kelamin laki- perilaku yang baik, sehingga dijadikan
laki 55,3%. contoh atau panutan bagi anaknya.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Peran Keluarga Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
dengan Keterampilan Berdasarkan Keterampilan
Menggosok Gigi Anak Menggosok Gigi Anak
Retardasi Mental di SLBN Retardasi Mental di SLBN
Ungaran (n=47) Ungaran (n=47)
Peran Frekuensi Persentase
Keluarga (%) Keterampilan Frekuensi Persentase
Baik 37 78,7 Menggosok (%)
Kurang 10 21,3 Gigi
Total 47 100 Baik 16 34,0
Kurang 31 66,0
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari hasil Total 47 100
penelitian peran keluarga anak retardasi
mental di SLBN Ungaran sebagian Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
besar pada kategori baik sebanyak 37 besar responden penelitian mempunyai
responden (78,7%) dan peran keluarga keterampilan menggosok gigi kategori
dalam kategori kurang masih terdapat kurang sebanyak 31 responden (66,0%),
10 responden (21,3%). dari 47 jumlah total responden.
Data tersebut menunjukkan bahwa Keterampilan menggosok gigi yang
orangtua anak di SLBN Ungaran masih kurang ini terjadi karena individu
terdapat 10 responden peran orangtua dengan keterlambatan perkembangan
yang kurang dalam meningkatkan motorik sehingga individu kesulitan
kemampuan keterampilan menyikat gigi dalam melakukan pergerakan sesuai
pada anak retardasi mental.Anak yang di ajarkan dalam melakukan gosok
retardasi mental yang sekolah di gigi dengan langkah-langkah yang
Sekolah Luar Biasa termasuk kelompok benar.
anak mampu latih.Berbeda halnya Hal ini sejalan dengan pendapat
dengan orangtua yang peduli untuk Delphie dalam Yusuf (2015) bahwa
melatih tetapi cenderung memanjakan anak retardasi mental mengalami
anaknya.Menurut Wiryadi (2011) kelemahan dalam hal keterampilan
bahwa orangtua anak berkebutuhan gerak, fisik yang kurang sehat,
khusus yang terlalu memanjakan kurangnya perasaan percaya terhadap
mengakibatkan anak tidak mandiri. situasi dan keadaan sekelilingnya,
Zahroh dan Unasiansari (2011), keterampilan kasar dan halus motorik
mengatakan bahwa peran orangtua yang kurang. Hardiyanti (2016)
merupakan pola interaksi antara kemampuan motorik pada tangan anak
orangtua dan anak.Lebih jelasnya, yaitu kurang kuat, terlihat saat menuangkan
bagaimana sikap atau perilaku orangtua pasta gigi ke permukaan sikat gigi, anak
saat berinteraksi dengan anak. kurang kuat saat menekan pasta gigi
Termasuk caranya menerapkan aturan, sehingga pasta gigi yang dikeluarkan
mengajarkan nilai atau norma, masih sedikit, dan ketika menyikat anak
memberikan perhatian dan kasih menggerakkan sikat gigi agak pelan.
sayang, serta menunjukkan sikap dan Dalam penelitian ini dilakukan secara
observasi.Selanjutnya peneliti meminta
anak untuk melakukan menggosok gigi
Hubungan Peran Keluarga Dengan Keterampilan Menggosok Gigi Anak Retardasi
Mental di SLBN Ungaran 4
serta dalam bimbingan peneliti. Hasil keterampilan, terkadang menampakkan
data yang didapatkan dari pengamatan kelainan fisik berupa gejala bawaan,
(66,0%) terlihat anak tidak mampu lambat dalam pengembangan
menggosok gigi dengan langkah yang pemahaman penggunaan bahasa dan
benar, anak tampak asal-asalan dalam ada yang agresif dan sikap bermusuh
melakukan kegiatan menggosok gigi. terhadap yang belum kenal, sehingga
Keterampilan menggosok gigi mereka lebih membutuhkan perawatan
anak retardasi mental yang kurang dan bimbingan keluarga yang optimal
kemungkinan disebabkan oleh dibandingkan dengan anak retardasi
karakteristik responden. Dalam mental ringan dan mereka juga lebih
penelitian ini mayoritas responden anak bergantung pada orang lain untuk
dalam kategori retardasi mental sedang. memenuhi kebutuhannya.
Retardasi mental sedang gejalanya
mampu latih untuk melakukan
Tabel 3 Hubungan Peran Keluarga dengan Keterampilan Menggosok Gigi Anak
Retardasi Mental di SLBN Ungaran

Peran Keterampilan Menggosok Gigi


Keluarga Total p
Baik Kurang value
F % F % F %
Baik 14 37,8 23 62,2 37 100,0 0,291
Kurang 2 20,0 8 80,0 10 100,0
Total 16 34,0 31 66,0 47 100,0
Berdasarkan hasil uji statistik untuk memiliki tingkat keterampilan yang
mengetahui hubungan peran keluarga tinggi, begitu pula sebaliknya.
dengan keterampilan menggosok gigi Hal ini bertolak belakang dengan
anak retardasi mental di SLBN Ungaran hasil penelitian Moh Saifudin (2013)
digunakan uji chi square, didapatkan p yang mengatakan bahwa terdapat
value 0,291 >α 0,05 maka tidak ada hubungan antara peran keluarga dengan
hubungan yang signifikan. Dari kemampuan merawat diri anak retardasi
perhitungan tersebut dapat diambil mental sedang di SDLB Lamongan
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan dengan nilai p = 0,049.
yang signifikan antara peran keluarga Namun, hasil tersebut sejalan
dengan keterampilan menggosok gigi dengan penelitian yang dilakukan oleh
anak retardasi mental di SLBN Sandy (2017), bahwa hasil analisa
Ungaran. statistik menunjukkan tidak ada
Peran orangtua tidak mempunyai hubungan yang signifikan antara peran
hubungan yang signifikan dengan orangtua terhadap keterampilan
keterampilan anak retardasi mental, menyikat gigi dan mulut anak
artinya seperti apa peran orangtua yang disabilitas intelektual dengan nilai p :
diperoleh tidak akan mempengaruhi 0,185 (>0,05).
tingkat keterampilan anak retardasi Berdasarkan penelitian yang sudah
mental kelas dasar di SLBN Ungaran. dilakukan, masih terdapat peran
Anak retardasi mental yang memiliki orangtua yang kurang dan keterampilan
peran orangtua yang baik belum tentu menggosok gigi anak retardasi mental
sebagian besar dalam kategori kurang.

Hubungan Peran Keluarga Dengan Keterampilan Menggosok Gigi Anak Retardasi


Mental di SLBN Ungaran 5
Untuk meningkatkan peran orangtua kepercayaan diri dan penghargaan
dan keterampilan anak orangtua dapat atas apa yang telah dikerjakan.
berperan dalam pendidikan anak 3. Bagi Instansi Pendidikan
sebagai pembimbing. Bimbingan Sebaiknya pihak Universitas
belajar dari orangtua merupakan bagian Ngudi Waluyo meningkatkan
yang memiliki peran dalam membawa referensi yang berkaitan dengan
anak dalam mencapai tujuan yang akan kebersihan gigi serta kemampuan
diraih. menggosok gigi pada anak retardasi
mental, dan diharapkan menjadi
KESIMPULAN informasi bagi fakultas keperawatan
Tidak ada hubungan yang untuk mengembangkan ilmu
signifikan antara peran keluarga dengan pengetahuan di bidang pendidikan
keterampilan menggosok gigi anak dan kesehatan.
retardasi mental di SLBN Ungaran, 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
dengan p value 0,291 >α 0,05. Peneliti ini diharapkan dapat
digunakan bagi peneliti lain untuk
SARAN bahan referensi dan dilakukan
1. Bagi Petugas Kesehatan penelitian serupa yang lebih
Bagi petugas kesehatan mendalam serta menggunakan
diharapkan meningkatkan frekuensi metode yang berbeda.
penyuluhan dengan metode yang
sesuai untuk anak retardasi mental DAFTAR PUSTAKA
tentang kesehatan gigi terutama Bhambal, A., et al. (2011). Oral
perilaku menggosok gigi, serta Preventive Protocol For
meningkatkan peranan kegiatan Mentally Disabled Subject. A
UKGS (Unit Kesehatan Gigi Review, J. Adv. Dental
Sekolah) dalam pembentukan Research, III (1): 21-26.
perilaku kesehatan gigi siswa. Serta Ghofur, A. (2012). Buku Pintar
memfasilitasi kebutuhan dalam Kesehatan Gigi dan Mulut.
kegiatan UKGS antara lain pelatihan Penerbit Mitra Buku.
bagi guru atau tenaga-tenaga Yogyakarta.
pelaksana UKGS. Hardiyanti, Fachruniza Privita. (2016).
2. Bagi Keluarga Peningkatan Kemampuan
Diharapkan orangtua agar tetap Menggosok Gigi Melalui
memfasilitasi kebutuhan anak dan Media Boneka Gigi pada Anak
lebih memahami bagaimana cara Tunagrahita Kategori Sedang
menggosok gigi dan merawat Kelas IV di SLB-C Rindang
kebersihan gigi pada anak retardasi Kasih Secang. [SKRIPSI].
mental yang baik dan benar sesuai Universitas Negeri
kondisi anak. Dan diharapkan Yogyakarta.
orangtua lebih membimbing anak Istikanah. (2012). Peran Orang Tua
untuk mencapai tujuan yang akan dengan Kemandirian Personal
diraih serta memberikan arahan Hygiene pada Anak Pra
kepada anak dalam melakukan Sekolah Usia 3-6 tahun.
kegiatan sehari-hari. Orangtua juga [SKRIPSI]. Stikes Nahdatul
harus memberikan motivasi dan Ulama Tuban.
pujian atas apa yang telah dilakukan Moh Saifudin. (2013). Peran Keluarga
si anak untuk menumbuhkan dalam Kemampuan Merawat

Hubungan Peran Keluarga Dengan Keterampilan Menggosok Gigi Anak Retardasi


Mental di SLBN Ungaran 6
Diri Anak Retardasi Mental
(RM) Sedang.
Pratiwi, I. C., Woro, O., Handayani, K.,
& Raharjo, B. B. (2017).
Kemampuan Kognitif Anak
Retardasi Mental Berdasarkan
Status Gizi Abstrak, 2(1), 19–
25.
Ramayumi, Raysa &Adnil Edwin
Nurdin, S. N. (2014).
Karakteristik Penderita
Retardasi Mental Di SLB Kota
Bukittinggi,37, 181-186.
Sandy, L. P. A. (2018). Peran Orang
Tua Terhadap Keterampilan
Menyikat Gigi Dan Mulut
Pada Anak Disabilitas
Intelektual. Jurnal Teknosains,
7(1), 53.
https://doi.org/10.22146/teknos
ains.32343.
Siswanto, H. (2010). Pendidikan
Kesehatan Anak Usia Dini.
Yogyakarta:Pustaka.
Worang, T.Y, et al. (2014). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Orang
Tua dengan Kebersihan Gigi
dan Mulut Anak di TK Tunas
Bhakti Manado. Jurnal e-GiGi
2(2).

Hubungan Peran Keluarga Dengan Keterampilan Menggosok Gigi Anak Retardasi


Mental di SLBN Ungaran 7
Hubungan Peran Keluarga Dengan Keterampilan Menggosok Gigi Anak Retardasi
Mental di SLBN Ungaran 8

You might also like