You are on page 1of 12

Volume I , Edisi I, Juni 2022

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/sahaja

Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Film Liam Dan Laila Karya
Arief Malinmudo Pendekatan Psikologi Sastra
Anisa Prihastiwi, Liza Murniviyanti, dan Hetilaniar
anisaprihastiwi21@gmail.com
murniviyantiliza@gmail.com
hetilaniar@univpgri-palembang.ac.id
Universitas PGRI Palembang

ABSTRACT: Analysis of the Main Character's Inner Conflict in the Film Liam Dan Laila by
Arief Malinmudo Approach to Literary Psychology. This study aims to describe the inner conflict of
the main character in the film Liam and Laila by Arief Malinmudo. By using Kurt Lewin's approach and
literary psychology developed by Sigmund Freud, namely: Id, Ego, Superego. This research is a
qualitative descriptive study. This research method uses a type of documentation research where the
research carried out by collecting data from various literatures studied is not only books, but also in the
form of documentation materials, magazines, journals, websites, films. This strategy overcomes one
case, namely the conflict by the main character in Arief Malinmudo's film Liam and Laila. Data collection
techniques in this study were carried out using library and note-taking techniques. Based on the results
of Kurt Lewin's analysis, the inner conflict experienced by the main character (Laila) in the film Liam and
Laila by Arief Malinmudo, namely conflict, conflict, doubt, disappointment through norms the norms that
exist at Liam's proposal where the main character tends not to be able to make his own life choices, but
must be fulfilled - the norms of customary regulations that must be met. While the psychological aspect
of Sigmund-Freud there are three personality elements in the main character, namely Id, Ego, and Super
Ego. The results of the study indicate that the larger ego component is in the main character.

Keywords: Inner Conflict, Film Liam and Laila

ABSTRAK: Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Film Liam Dan Laila Karya Arief
Malinmudo Pendekatan Psikologi Sastra.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik
batin tokoh utama dalam film Liam dan Laila karya Arief Malinmudo. Dengan menggunakan
pendekatan Kurt Lewin dan tinjauan psikologi sastra yang dikembangkan oleh Sigmund Freud yaitu:
Id, Ego, Superego. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian ini
adalah dengan menggunakan jenis penelitian dokumentasi dimana penelitian yang dilaksanakan
dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur-literatur yang diteliti tidak hanya buku-buku,
tetapi juga berupa bahan-bahan dokumentasi, majalah, jurnal, website, film. Strategi ini difokuskan
pada satu kasus yaitu konflik batin oleh tokoh utama dalam film Liam dan Laila karya Arief
Malinmudo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pustaka dan
catat. Teknik pustaka yaitu mempergunakan sumber-sumber tertulis yang digunakan, diperoleh
sesui dengan masalah dan tujuan pengajian sastraBerdasarkan hasil analisis teori Kurt Lewin,
konflik batin yang dialami tokoh utama (Laila) dalam film Liam dan Laila Karya Arief Malinmudo,
yaitu konflik, kesedihan, kebimbangan, kekecewaan atas pertentangan akan pinangan Liam dimana
tokoh utama cenderung tidak dapat menentukan pilihan hidup sendiri, namun harus melalui norma-
norma peraturan adat-istiadat yang harus dipenuhi. Sedangkan pada aspek psikologi Sigmund-Freud
ada tiga unsur kepribadian dalam diri tokoh utama yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Pada hasil
penelitian menunjukkan bahwa komponen Ego lebih besar ada dalam diri tokoh utama.

Kata Kunci : Konflik Batin , Film Liam dan Laila

1 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Film Liam Dan Laila Karya Arief
Malinmudo Pendekatan Psikologi Sastra
Anisa Prihastiwi , Liza Murniviyanti, Hetilaniar
Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada
percepatan penyebaran dan akses informasi. Sehingga memberikan peluang bagi
para pengarang sastra untu mengeksplorasi kemampuannya, pikirannya dalam
bidang sastra dan untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang akan disampaikan
kepada pembaca, sehingga karya tersebut dapat dikonsumsi publik dengan mudah
dan diharapkan dapat memeberikan konstribusi dalam hal pengetahuan yang
positif, inspirsatif dan rekreatif pada publik.
Sastra merupakan cerminan budaya dan pandangan suatu masyarakat.
Hetilaniar dan Wardiah (2021) mengatakan “karya sastra adalah bentuk dari karya
seni yang mencoba menggambarkan peristiwa kehidupan manusia yang memiliki
nilai keindahan dan kebermanfaatan yang mencerminkan suatu peristiwa
kehidupan masyarakat tertentu. Karya sastra juga bukan diciptakan dari
pemikiran yang kosong tetapi diciptakan oleh kreativitas dan imajniasi pengarang.
Karya sastra itu sendiri merupakan sebuah karya buatan manusia yang
menggunakan media, baik lisan maupun tulisan yang dibuat oleh pengarang.
Karya sastra mempunyai nilai estetik (keindahan bahasa) yang dominan, tertata
dengan baik dan dibuat dengan semenarik mungkin agar berkesan dihati
pembaca. Nurgiyantoro (2007:2) menyebutkan bahwa “karya sastra merupakan
hasil cipta atau karya manusia yang bersifat imajinatif”. Artinya karya sastra
berfungsi sebagai bahan bacaan yang menyenangkan dan menghibur didalamnya
sarat dengan nilai budaya dan berguna menambah kekayaan batin bagi berbagai
permasalahan manusia.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, seorang pengarang tidak hanya
dapat menyampaikan pikirannya lewat bahasa lisan, langsung maupun tulis.
Seseorang dapat menyampaikan pikiran, ide, gagasan maupun sebuah karya
melalui media visual (film). Disisi lain pengertian film menurut Sobur (2013:127)
“film merupakan potret atau realita yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat dan kemudian memproyeksikannya kelayar”. Dalam proses
pembuatan film sutradara memakai script yang sama seperti sebuah sastra naratif.
Penggunaan bahasa dalam film membuat film dikategorikan sebagai karya
sastradan dengan media film, sebuah karya sastra dapat dinikmati secara lebih
hidup. Seperti halnya karya sastra (novel, cerpen, drama, teater) didalam film juga
terdapat cerita, adegan dialog, kejadian, konfilk, tokoh, penokohan dan setting.
Film merupakan sebuah karya sastra yang dikemas secara modern, mampu
mengibur masyarakat dan dapat menembus batas-batas kelas sosial. Kemampuan
film menjangkau berbagai segmen kelas sosial membuat film memiliki potensi
untuk mempengaruhi khalayak penikmatnya. Nilai strategis film tidak hanya
berperan sebgaia hiburan, film berpotensi jadi media edukasi yang dapat
mengkomunikasikan secara efektif, bahkan mampu mempengaruhi perilaku
seseorang.
Film Liam dan Laila dipilih dalam penelitian ini, karena menarik untuk dikaji
didalamnya terdapat cerita yang menarik dan konflik-konflik yang dialami oleh
tokoh utama. Film Liam dan Laila merupakan film produksi Mahakarya Pictures
film Liam dan Laila merupakan film bergenre drama komedi yang tayang diseluruh
bioskop Indonesia pada 4 Oktober 2018 dan digarap oleh Arief Malinmudo. Film
Ini merupakan karya sastra film yang diangkat dari kisah nyata, bercerita tentang

2 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


kisah percintaan dan perjuangan antara Liam dari Prancis dan Laila dari
Sumatra Barat yang ingin menikah namun terbentur oleh norma-norma agama
dan adat tradisi Minangkabau.
Dalam film tersebut menceritakan Laila adalah tokoh utama dalam film
tersebut merupakan seorang gadis berpendidikan tinggi yang tidak terlihat
terganggu dengan kesediriannya diusia ke 31 tahun. Keluarga Laila sangat
menjunjung tinggi adat istiadat Minangkabau. Keseharian Laila disibukkan
dengan berdagang atau berjualan online shop sehigga membuatnya terhubung
dengan banyak orang diberbagai negara didepan laptopnya. Perkenalannya dengan
pemuda bernama Liam berkebangsaan Prancis diawali dari diskusi online sehingga
mereka secara intens berkomunikasi secara online. Keluarga Laila merupakan
masyarakat Minangkabau yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai baik adat
istiadat maupun budaya. Termasuk dalam urusan pernikahan akan ada banyak
pertimbangan yang akan ditentukan oleh ketua adat dan keluarga. Disisi lain Liam
sangat serius menjalin hubungan dengan Laila, sehingga membuatnya datang
jauh-jauh ke Indonesia dan berniat untuk meminang Laila. Bahkan Liam juga mau
memeluk dan mendalami Agama Islam. Sayangnya kesungguhan Liam tersebut
tidak mendapat restu dari keluarga besar Laila. Mereka yang sedari awal
menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya, menilai bahwa Liam tidaklah
pantas untuk Laila karena kebudayaan yang sangat jauh berbeda. Sehingga
perbedaan itulah yang menyebakan konflik batin dalam diri tokoh utama.
Berdasarkan hasil wawancara liputan6.com menurut Indriyo Sukmono,
senior lecture, Yale Council on Southeast Asian Studies (2020) “Film dan bahasa
merupakan budaya yang mencerminkan nilai, norma, gagasan, pandangan, pesan,
perilaku, sikap, adat dan masyarakat. Tujuan pemutaran film Liam dan Laila ini
untuk memberikan visualisasi yang dapat membangkitkan keingin tahuan
mahasiswa Amerika dengan mempelajari dan mendalami keanekaragaman yang
ada Indonesia”. Berdasarkan hasil perhitungan pusat pengembangan perfilman
Indonesia dari website resmi kementerian kebudayaan Indonesia, jumlah penonton
film Liam dan Laila sepanjang tahun 2018 cukup banyak dengan total penonton
52.466 penonton dan masuk rating film ke 85. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk menganalisis konflik batin yang dialami tokoh utama yang ada dalam film
Liam dan Laila dengan teori psikologi sastra dimana dalam penelitia ini sastra
berkaitan dengan kepribadian dan aspek-aspek kejiawaan pengarang.
Sejalan dengan hasil penelitian Kiki Yulandari dan Liza (2021) yang berjudul
“Humanistik Tokoh Dalam Film Jembatan Pensil Karya Sutradara Hasto Broto”.
Yang mana pada jurnal tersebut berdasarkan hasil penelitian dengan
mendeskripsikan tokoh dalam film berdasarkan teori psikologi sastra.
Melalui hasil analisis ini sebuah karya sastra yang berbasis digital melalui
sebuah film. Pembaca akan mendapatkan pengajaran nilai untuk menghadapi
berbagai konflik batin yang dihadapinya. Pembelajaran bahasa Indonesia
digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan
menalar. Karakteristik pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat
membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,
mengembangkan cipta dan rasa, menunjang pembentukkan watak.

3 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Film Liam Dan Laila Karya Arief
Malinmudo Pendekatan Psikologi Sastra
Anisa Prihastiwi , Liza Murniviyanti, Hetilaniar
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono
(2014:51) “Pendekatan ini memungkinkan seorang peneliti untuk menjelaskan,
menjabarkan suatu kejadian yang secara secara utuh (holistic) dengan penggunaan
kata-kata, tanpa mesti terkait pada sebuah angka-angka (numeric) atau
perhitungan”. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian
dokumentasi dimana penelitian yang dilaksanakan dengan mengumpulkan data
dari berbagai literatur-literatur yang diteliti tidak hanya buku-buku, tetapi juga
berupa bahan-bahan dokumentasi, majalah, jurnal, website, film. strategi ini
difokuskan pada satu kasus yaitu konflik batin oleh tokoh utama dalam film Liam
dan Laila karya Arief Malinmudo.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
pustaka dan catat. Teknik pustaka yaitu mempergunakan sumber-sumber tertulis
yang digunakan, diperoleh sesui dengan masalah dan tujuan pengajian sastra,
dalam hal ini tinjauan-tinjauan psikologi sastra.
1) Menentukan sumber data yang diteliti yaitu film Liam dan Laila
2) Menentukan fokus permasalahan sesuai dengan judul penelitian dan
mengumpulkan data-data yang disesuaikan dengan penelitian yang akan
dibahas.
3) Melakukan kajian pustaka terhadap penelitian sebelumnya. Hal ini dilakukan
agar segala bentuk plagiat atau persamaan dalam penelitian dapat dihindari
4) Memilih dan mencatat data-data dengan judul dan fokous permasalahan yang
akan diteliti pengumpulan data dilakukan dengan cara menonton film Liam
dan Laila di youtube secara menyeluruh dan berulang-ulang dan melakukan
teknik catat.

Pembahasan
1. Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Film Liam dan Laila Karya Arief
Malinmudo Dengan Menggunakan Pendekatan Psikologi Sastra
Dalam penelitian ini diperoleh, diolah dan dianalisis dengan menggunakan
teori tipe konflik Kurt Lewin yaitu; konflik mendekat-mendekat (approach-approach
conflict), konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict), konflik
mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict).
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan dalam film Liam dan Laila
karya Arief Malinmudo dengan menggunakan teori dari Kurt Lewin tokoh utama
banyak mengalami konflik batin adapun hasil dari tipe konflik batin Kurt Lewin
yaitu:

(a) KonflikMendekat-Mendekat (approach-approach conflict). Double approach


conflict adalah adanya pertentangan yang melibatkan dua hal atau lebih yang
sama-sama di inginkan. Solusi dari konflik ini adalah yang terpenting individu
bersedia memilih salah satu dari dua hal atau lebih yang menyenangkan, atau
membuang salah satu atau lebih hal yang sebenarnya sama-sama
menyenangkan. Jenis konflik ini lebih menyulitkan individu. Pada orang-orang
tertentu. terkadang mereka memilih untuk mempertahankan keduanya. Hal
ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Data 4 :

4 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


Laila: “Maafkan saya prosesnya tak semudah yang kamu kira”. Sambil tersenyum
dan malu-malu. Liam: “tak apa-apa. Saya senang ini sudah berakhir. Saya
menghargai prosesnya. Disini, ternyata tak semua hal bersifat liberal. Segala
sesuatunya tertata rapi dan punya batasan yang jelas. Saat usia 18 tahun, kami
bisa menentukan hidup sendiri. Tapi sering kali, keluarga hancur karena keputusan
diambil di usia dini”. Laila: Pelan-pelan. Bagaimana keadaanmu? Liam: Saya taka
apa-apa .Laila : ya, saya senang kamu berfikir seperti itu. Liam: “meskipun saya
penasaran juga. Kenapa tuan jamil yang mengurus semuanya?. Apa orang tuamu
tak merestui pernikahan kita?”. Laila: “Bukan itu, tidak seperti itu pernikahan di
Minang itu menyatukan dua keluarga besar jadi, salah satu anggota keluarga, sang
paman biasanya mengurus dan menyiapkan pernikahan keponakannya. Tapi tentu
saja, kedua orang tua harus merestuinya”. Liam: begitu. Laila:“Jadi selanjutnya
apa? ” sambil menunduk malu-malu dan tersenyum.
Data 4 mendeskripsikan kegembiraan dan kebahagiaan Laila yang
menimbulkan konflikmendekat-mendekat. Kebahagiaanya yang tercapai atas
segala proses persyaratan pernikahan yang telah dilewati dan dipenuhi oleh Liam.
Sehingga keduanya sama-sama merasakan kebahagiaan karena akan segera
mendaftarkan pernikahan ke KUA yang mana sebentar lagi mereka akan segera
menikah. Perasaan bahagia yang dialami oleh tokoh utama karena akan segera
menikah meskipun banyak rintangan yang harus dilewati Liam untuk meminang
Laila walapun Laila dihadapkan pada dua pilihan untuk menentukan pilihan
hidup dimana harus memilih Liam atau Haris, keduanya sama-sama baik untuk
Laila namun Laila memilih Liam dan sangat bahagia atas segala perjuangan Liam
untuk meminang Laila.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
manusia selalu diperhadapkan pada dua atau beberapa pilihan hidup namun
karena dorongan ego sehingga manusia kadang sulit menentukan pilihan
hidupnya sendiri. Laila dihadapkan pada dua piihan yang kesemuanya
menguntungkan bagi dirinya sehingga mengakibatkan konflik batin.

(b) Konflik Menjauh-Menjauh (avoidance avoidance conflict)


Konflik ini merupakan sebuah konflik pertentangan antara dua hal yang sama-
sama tidak disukai. Dalam kondisi ini, individu harus tetap memilih, karena
jika tidak, berarti dia menyerah, dan bisa jadi ada resiko yang harus diterima
atas pilihannya tersebut.

Data 10
Uni 1 : “Benar, suamimu pergi begitu saja Laila?”. Laila: “Iya Uni tadi pagi.
Kebetulan hari ini batas visa suami saya. Besok saya menyusul ke Malaysia”. Uni 2
: “ Eh, kasihan ya Laila. Anaknya baik tapi dapat suami entah siapa orangnya tidak
jelas. Baru kemarin menikah sudah ditinggal pergi. Mau menyusul ke Malaysia.
Tidak terbayangkan sebesar itu negara orang. Entah bisa bertemu bisa tidak ada-
ada saja.”. Laila : “ini uangnya Uni.” (Laila nampak ingin segera pergi dan
meninggalkan tempat itu.
Data 10 menggambarkan bentuk konflik menjauh-menjauh. Tokoh utama
merasa tidak nyaman berada diantara lawan bicara. Namun tokoh utama juga
merasakan kekhawatiran tetang pendapat warga tersebut. Sehingga tokoh utama

5 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Film Liam Dan Laila Karya Arief
Malinmudo Pendekatan Psikologi Sastra
Anisa Prihastiwi , Liza Murniviyanti, Hetilaniar
lebih memilih untuk pergi dari tempat tersebut walaupun tokoh utama juga
merasakan kekhawatiran karena ditinggal Liam lebih dulu karena masa visa nya
habis dan harus menyusul sendirian.

(c) Konflik mendekat-menjauh(approach-avoidance conflict).


Konflik ini merupakan konflik yang berisi tentang kecenderungan individu
dalam mendekati atau menjauhi sesuatu yang ingin dicapai, dimana di
dalamnya terdapat nilai positif dan nilai negatif. Konflik ini berhubungan
dengan seseorang hanya perlu menerima, karena adanya kebimbangan nilai
positif dan negatif tidak bisa dihilangkan salah satunya.
Data 1
Liam :“saya punya dua agenda yang pertama saya ingin menjadi muslim
disini kedua kami ingin segera menikah”.
Mendengar perkataan Liam, Laila tampak terkejut dan menorah kearah kedua
orang tuanya (seperti belum mengetahui tujuan Liam bertemu kedua orang tua
Laila) tampak wajah layla bingung namun masih bisa menorah dan tersenyum
kepada Liam walaupun pertemuan pertama kedua orang tua Laila cukup sinis dan
tertutup.
Data 1 menunjukkan konflik mendekat-menjauh. Tokoh utama tidak
menyangka kedatangan Liam bertujuan untuk menjadi muslim dan akan
meminangnya. Tokoh utama merasakan kebimbangan dikarenakan itu kali
pertama mereka berjumpa secara langsung dan Liam langsung mengajukan niat
dan tujuannya ke Indonesia saat itu juga. Perbedaan adat istiadat, budaya dan
agama yang sangat berbeda sehingga tokoh utama takut orang tuanya tidak
menyetujui, hal itu juga ditunjukkan dengan sikap orang tuanya yang dingin
terhadap Liam. Namun tokoh utama juga tidak menolak jika memang ada laki-laki
yang serius dengannya terlihat saat Laila hendak pergi bersama keluarganya
meninggalkan Liam. Laila menoleh kebelakang dan tersenyum kepada Liam.

Pendekatan psikoanalisis Sigmund-Freud konflik batin yang dialami oleh


tokoh utama dalam film Liam dan Laila Karya Arief Malinmudo.

1. Ego
Data 1
Liam :“saya punya dua agenda yang pertama saya ingin menjadi muslim
disini kedua kami ingin segera menikah”. Mendengar perkataan Liam, Laila tampak
terkejut dan menorah kearah kedua orang tuanya (seperti belum mengetahui
tujuan Liam bertemu kedua orang tua Laila) tampak wajah layla bingung namun
masih bisa menorah dan tersenyum kepada Liam walaupun pertemuan pertama
kedua orang tua Laila cukup sinis dan tertutup.
Data 1 menunjukkan Aspek psikologis Ego dari kepribadian yang
terperangkap di antara dua kekuatan yang mana harus patuh pada realitas
dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi oleh realitas. Pada
data tersebut Laila ingin dinikahi oleh Liam namun terhalang oleh realitas yang
ada dimana Liam berbeda budaya, suku dan adat istiadat yang menyebabkan Laila
berada dalam kebimbangan.

6 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


2. Super Ego
Data 4 :
Laila: “Maafkan saya prosesnya tak semudah yang kamu kira”. Sambil tersenyum
dan malu-malu. Liam: “tak apa-apa. Saya senang ini sudah berakhir. Saya
menghargai prosesnya. Disini, ternyata tak semua hal bersifat liberal. Segala
sesuatunya tertata rapi dan punya batasan yang jelas. Saat usia 18 tahun, kami
bisa menentukan hidup sendiri. Tapi sering kali, keluarga hancur karena keputusan
diambil di usia dini”. Laila: Pelan-pelan. Bagaimana keadaanmu?Liam: Saya taka
apa-apa/ Laila : ya, saya senang kamu berfikir seperti itu. Liam: “meskipun saya
penasaran juga. Kenapa tuan jamil yang mengurus semuanya?. Apa orang tuamu
tak merestui pernikahan kita?” Laila: “Bukan itu , tidak seperti itu pernikahan di
Minang itu menyatukan dua keluarga besar jadi, salah satu anggota keluarga, sang
paman biasanya mengurus dan menyiapkan pernikahan keponakannya. Tapi tentu
saja, kedua orang tua harus merestuinya”. Liam: begitu. Laila: “Jadi selanjutnya
apa? ” sambil menunduk malu-malu dan tersenyum.
Data 3 menunjukkan Aspek psikologis Super Ego adalah pikiran tentang
apa yang benar dan apa yang salah. Super Ego yang mewakili idealistis dalam
psikologi kepribadian dimana mengutamakan nilai, batasan sosial dan norma.
Dalam data 3 jelas bahwa Laila tidak ingin memiliki hubungan diluar pernikahan
dan harus dilakukan dengan ketentuan hukum yang ada yaitu melalui KUA.
3. Id
Data 9
Malam hari ketika mereka sudah resmi menikah Laila dan Liam Liam : Hi istri
saling berhadapan dan saling menatap sambil tersenyum Laila: “Sholat subuh
dulu ya .. kesurauya”.(sambil memberikan kopi kepada Liam dan liam meminum
kopi tersebut mereka tertawa bersama) Liam : see you
Data 9 menunjukkan aspek psikologis Id dorogan dari dalam id mempunyai
peran semacam insting atau nafsu yang paling dasar yang sepenuhnya ada di
dalam alam bawah sadar manusia. Id merupakan dunia batin atau subjektif
manusia. Berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir. Dalam data 9 menunjukkan
pada akhirnya Laila dan Liam menikah. Sehingga psikologi mempengaruhi batin
tokoh utama yaitu kebahagiaan.

2) Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Batin Tokoh Utama dalam


Film Liam dan Laila Karya Arief Malinmudo
(a) Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kepribadian dari perorangan tergantung pula dari pola-pola
kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan
keperibadian seseorang dalam kebudayaan tersebut.
Data 1
Liam :“saya punya dua agenda yang pertama saya ingin menjadi muslim
disini kedua kami ingin segera menikah”. Mendengar perkataan Liam, Laila tampak
terkejut dan menorah kearah kedua orang tuanya (seperti belum mengetahui
tujuan Liam bertemu kedua orang tua Laila) tampak wajah layla bingung namun
masih bisa menorah dan tersenyum kepada Liam walaupun pertemuan pertama
kedua orang tua Laila cukup sinis dan tertutup.

7 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Film Liam Dan Laila Karya Arief
Malinmudo Pendekatan Psikologi Sastra
Anisa Prihastiwi , Liza Murniviyanti, Hetilaniar
Data 1 menunjukkan faktor konflik kebudayaan menjadi permasalahan
dimana Liam datang untuk meminang Laila akan tetapi Laila takut keluarganya
dan keluarga rumah gadang tidak mengizinkan karena Liam merupakan warga
Negara asing yang bersuku dan agama yang berbeda dengan Laila yang mana
keluarganya memegang teguh adat istiadat dan agama sehingga membuatnya
tidak menyangka Liam akan masuk Islam dan meminangnya. Perbedaan mereka
memunculkan konflik batin dalam fikiran Laila karena disatu sisi ia memiliki
keterbukaan akan dunia luar melalui jejaring sosial yang ia gunakan untuk
berjualan online sekaligus mencari teman sehingga membuatnya terbiasa dengan
bahasa asing. Namun di sisi lain Laila menyadari akan perbedaan yang sangat
jauh diantara mereka baik lingkungan keluarga, adat istiadat, agama dan budaya.
(b) Perbedaan Antar Individu
Perbedaan pendirian dan perasaan yang memungkinkan akan melahirkan
bentrokan antara mereka, teritama pada pendirian dan perasaan diantara
mereka.
Data 4 :
Laila: “Maafkan saya prosesnya tak semudah yang kamu kira”. Sambil tersenyum
dan malu-malu.
Liam: “tak apa-apa. Saya senang ini sudah berakhir. Saya menghargai prosesnya.
Disini, ternyata tak semua hal bersifat liberal. Segala sesuatunya tertata rapi dan
punya batasan yang jelas. Saat usia 18 tahun, kami bisa menentukan hidup
sendiri. Tapi sering kali, keluarga hancur karena keputusan diambil di usia dini”.
Laila: Pelan-pelan. Bagaimana keadaanmu? Liam: Saya taka apa-apa
Laila : ya, saya senang kamu berfikir seperti itu. Liam: “meskipun saya penasaran
juga. Kenapa tuan jamil yang mengurus semuanya?. Apa orang tuamu tak merestui
pernikahan kita?”. Laila: “Bukan itu , tidak seperti itu pernikahan di Minang itu
menyatukan dua keluarga besar jadi, salah satu anggota keluarga, sang paman
biasanya mengurus dan menyiapkan pernikahan keponakannya. Tapi tentu saja,
kedua orang tua harus merestuinya”. Liam: begitu. Laila: “Jadi selanjutnya apa?”
sambil menunduk malu-malu dan tersenyum.
Peristiwa yang menjadi penyebab konflik kesalah pahaman diamana pada
percakapan antara Liam dan Laila, Liam merasa bingung kenapa yang mengurus
pernikahan mereka adalah paman Laila. Sedangkan di Negaranya saat seseorang
berusia 18 tahun sudah bisa menentukan hidupnya sendiri tanpa harus adanya
aturan-aturan. Liam merasa rencana pernikahan mereka tidak direstui oleh
orang tua Laila. Sedangkan menurut Laila pernikahan di Minang memang
memiliki banyak aturan dan harus sesuai keputusan bersama dari keluarga
rumah gadang.

(c) Perbedaan Kepentingan


Perbedaan kepentingan antara individu maupun kelompok merupakan
sumber lain dari pertentangan baik kepentingan ekonomi, politik dan
sebagainya.
Data 2
Laila:“assalammualaikum. Angku : “iya ada apa?”. Laila: “apa ada dikampung kita
ini yang pernah menikai orang luar negeri?” . Angku: “ada, sudah lama sekali. Ibu
Nurhaida namanya menikah dengan dosennya dari Mesir. Laila: Jadi boleh ya

8 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


Angku?. Angku: boleh si boleh, tapi tentu harus jelas dulu siapa yang akan
mengawini. Apa agamanya yang lebih penting, apakah dia bisa menyesuaikan diri
dengan adat istiadat dan berpayung ke suku nantinya. Sedangkan sapi saja mau
kawin dipilih dulu pejantannya apalagi manusia”.
Angku nampak sedikit kesal dan tidak setuju dengan berita yang telah
tersebar mengenai pinangan orang luar negeri kepada Laila .Mendengar jawaban
dari Angku laila terdiam dan tertunduk lesu dengan raut muka sedih. Peristiwa
yang menjadi faktor konflik batin pada teks tersebut bentrokan kepentingan
antara Laila yang ingin menikah dengan warga Negara asing namun Angku tidak
setuju karena tidak sesuai dengan adat-istiadat maupun Agama di masyarakat
Minang. Karena hal tersebut jarang terjadi walaupun niat Laila baik ingin menikah
namun Angku memandang bahwa pernikahan yang di inginkan Laila tidak sesuai
dengan adat isitiadat yang selama ini dipegang teguh masyarakat Minang.
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan dalam film Liam dan Laila
karya Arief Malinmudo dengan menggunakan teori dari Kurt Lewin tokoh utama
banyak mengalami konflik batin adapun hasil dari tipe konflik batin Kurt Lewin
yang peneliti simpulkan ;
(a) Double approach conflict (konflik mendekat-mendekat) pada jenis tipe konflik
mendekat-mendekat terdapat 2 data yang mendeskripsikan kegembiraan dan
kebahagiaan Laila yang menimbulkan konflik mendekat-mendekat. Pertama
pada data 4 : Kebahagiaan Laila yang tercapai atas segala proses persyaratan
pernikahan yang telah dilewati dan dipenuhi oleh Liam. Sehingga keduanya
sama-sama merasakan kebahagiaan karena akan segera mendaftarkan
pernikahan ke KUA. Kedua data ke 9 : dimana kebahagiaan terlihat saat Liam
dan Laila resmi menikah dan mereka saling bertatapan dan tertawa bahagia.
(b) Double aviodance conflict (konflik menjauh-menjauh) berdasarkan hasil
analisis data ditemukan jenis tipe konflik menjauh-menjauh pada data ke 10
, dimana Tokoh utama merasa tidak nyaman berada diantara lawan bicara
sehingga memilih memilih pergi meninggalkan lawan bicara.
(c) Approach aviodance conflict (konflik mendekat-menjauh) dengan
ditemukannya delapan data jenis konflik tesebut. Konflik yang berisi tentang
kecenderungan individu dalam mendekati atau menjauhi sesuatu yang ingin
dicapai, dimana di dalamnya terdapat adanya kebimbangan didalam diri
tokoh utama. Tokoh utama (Laila) merasa tidak mampu memilih diantara dua
pilihan yaitu melanjutkan pernikahan dengan Liam atau menikah dengan
Haris. Kebimbangan tersebut tidak terlepas dari bentrokan batin yang
dialami tokoh utama.
Pendekatan psikoanalisis Sigmund-Freud konflik batin yang dialami oleh
tokoh utama dalam film Liam dan Laila Karya Arief Malinmudo
(a) Ego : Aspek psikologis dari kepribadian yang terperangkap di antara dua
kekuatan yang mana harus patuh pada realitas dengan mencoba memenuhi
kesenangan individu yang dibatasi oleh realitas. Dimana pada data yang telah
dianalisis tokoh utama memiliki keinginan menikah dengan Liam namun
terhalang oleh realitas dimana keduanya memiliki kebudayaan, adat istiadat
dan agama yang berbeda.
(b) Super Ego: Super Ego yang mewakili idealistis dalam psikologi kepribadian
dimana mengutamakan nilai, batasan sosial dan norma. Dimana pada Film

9 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Film Liam Dan Laila Karya Arief
Malinmudo Pendekatan Psikologi Sastra
Anisa Prihastiwi , Liza Murniviyanti, Hetilaniar
Liam dan Laila berdasarkan hasil data yang dianalisis tokoh utama
mengutamakan nilai dan norma yang ada sehingga dalam memilih pasangan
hidup harus melalui peraturan-peraturan yang telah diajarkan oleh adat-
istiadat dan norma yang berlaku.
(c) Id : adalah dorogan dari dalam id mempunyai peran semacam insting atau
nafsu yang paling dasar yang sepenuhnya ada di dalam alam bawah sadar
manusia. Id merupakan dunia batin atau subjektif manusia. Berisikan hal-hal
yang dibawa sejak lahir. Id berada di alam bawah sadar, cara kerja Id akan
senang dengan hal-hal yang berhubungan dengan prinsip kesenangan.
Dimana pada analisis yang dilakukan jelas bahwa Laila pada akhinya memilih
Liam karena sudah banyak berjuang untuk meminangnya dan cinta
kepadanya.
Artinya melalui analisis psikologi kepribadian tokoh utama Laila tersebut
terdapat tiga komponen kepribadian yaitu Id, Ego dan Super Ego. Dimana
kepribadian tokoh utama pada film Liam dan Laila Karya Arief Malinmudo diatas
cenderung lebih besar kepada Ego. Dimana keinginan dari dalam diri tokoh utama
untuk memilih siapa yang akan dia pilih untuk menjadi pasangan hidup,
terhalang oleh realitas yang ada yaitu adat istiadat, aturan-aturan dan norma-
norma yang ada yang dipengang teguh oleh masyarakat Minang. Sehingga
menimbulkan konflik batin dalam diri tokoh utama. Yaitu kesedihan, kekecewaan,
dan kebimbangan yang cukup besar.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi konflik batin tokoh utama dalam film Liam dan Laila Karya Arief
Malinmudo tersebut yaitu faktor yang paling mendominasi yaitu kebudayaan yang
berebeda dimana adat istiadat yang mengharuskannya mengikuti aturan
masyarakat di dalam pernikahan masyarakat Minang, faktor perbedaan
kepentingan, dan faktor perbedaan antar individu yang digambarkan melalui
percakapan-percakapan yang terdapat dalam film Liam dan Laila karya Arief
Malinmudo.
Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ajeng Purnomo
(2010) dengan judul “ Konfilik Batin Tokoh Dini Dalam Novel Sebuah Lorong Di
Kotaku Karya Dini Sebuah Tinjauan Psikologi Sastra”. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut ditemukan ideologi konflik batin yang dialami tokoh utama
berasal dari konvensi adat yang mengharuskannya mengikuti aturan masyarakat,
artinya dalam penelitian tersebut adanya kesamaan dengan hasil yang peneliti
lakukan dimana tokoh utama Laila adanya faktor konflik batin yang berasal dari
faktor kebudayaan yang mengharuskan Laila mengikuti aturan adat istiadat
pernikahan rumah gadang.
Dengan demikian film Liam dan Laila karya Arief Malinmudo ini memuat
nilai-nilai budaya, adat istiadat yang dipegang teguh oleh masyarakat Minang.
Dengan mengembangkan aspek kepribadian tokoh utama maka aspek psikologis
dapat memberikan nilai pemahaman pada pendidikan karakter/watak manusia
sebagaimana sastra yang merupakan refleksi dalam kehidupan yang
mencerminkan berbagai konflik dan proses pembentukan karakter dimana dengan
memahami pertentangan/konflik batin dalam diri seseorang maka dapat dijadikan
Pembelajaran digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dan
keterampilan menalar. Karakteristik pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

10 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


dapat membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya,
mengembangkan cipta dan rasa, menunjang pembentukkan watak.

Simpulan
Setelah dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah
ditemukan maka selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut;
a) Berdasarkan hasil analisis teori Kurt Lewin, konflik batin yang dialami
tokoh utama (Laila) dalam film Liam dan Laila Karya Arief Malinmudo, yaitu
konflik, kesedihan, kebimbangan, kekecewaan atas pertentangan akan
pinangan Liam dimana tokoh utama cenderung tidak dapat menentukan
pilihan hidup sendiri, namun harus melalui norma-norma peraturan adat-
istiadat yang harus dipenuhi. Sedangkan pada aspek psikologi Sigmund-
Freud ada tiga unsur kepribadian dalam diri tokoh utama yaitu Id, Ego, dan
Super Ego. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen Ego lebih
besar ada dalam diri tokoh utama.
b) Faktor penyebab konflik dalam film Liam dan Laila Karya Arief Malinmudo
adalah 1) Perbedaan antar individu, antara lain perbedaan pendapat
dengan Makwo Zainar dimana menurut Makwo Zainar Liam bukanlah laki-
laki yang pantas untuk Laila karena perbedaan yang sangat jauh.
Kemudian perbedaan pendapat dengan warga sekitar. 2) perbedaan
kebudayaan dimana budaya Minang sangat berpegang teguh pada adat
isiadat, budaya dan agama sedangkan Liam merupakan warga asing yang
tidak memeluk agama Islam dan budaya serta adatnya juga berbeda. 3)
faktor kepentingan, dimana Laila menginginkan pernikahan dengan laki-
laki yang ia pilih serta Laila juga tidak bisa sepenuhnya memilih harus
disetujui Makwo Zainar selaku tetua rumah gadang sedangkan dalam
pernikahan diminang tidak boleh bertentangan harus sesuai adat istiadat,
ajaran agama Islam dan tidak bisa memilih sendiri tanpa persetujuan dari
keluarga rumah gadang.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, selanjutnya akan


dikemukakan mengenai saran yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut;
1) Bagi Akademis
Dengan adanya penelitian pada film Liam dan Laila Karya Arief Malinmudo
dapat dijadikan sebagai sarana dalam proses pembelajaran sastra Indonesia
untuk memahami berbagai konflik batin pada film tersebut. Juga dapat
memberikan pengetahuan mengenai adat isitiadat masyarakat Minang.
2) Bagi Peneliti Selanjutnya. Peneliti mengharapkan agar penelitian ini
memberikan perkembangan kajian secara ilmiah dan memberikan tambahan
rekomendasi, referensi penelitian sesuai bidang psikologi sastra.

Daftar Pustaka
Alex, Sobur.(2013). Semiotika Komunikasi.
Hetilaniar & Wardiah (2021). Stuktur Sastra Lisan Tembang Naseb
Anak Mude dan Tige Serangkai di Desa Ujan Mas Kabupaten
Muara Enim. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah

11 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022


Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Film Liam Dan Laila Karya Arief
Malinmudo Pendekatan Psikologi Sastra
Anisa Prihastiwi , Liza Murniviyanti, Hetilaniar
dan Asing 4 (1), 47-59. Diperoleh Februari 2021
dari.https://scholar.google.com/sch olar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=heti
laniar&oq=#d=gs_qabs&u=%23p% 3DqRuERfpRT2kJ
Kiki & Liza Murniviyanti (2021). Humanistik Tokoh dalam Film Jembatan Pensil
Karya Sutradara Hasto Broto. Jurnal Pembahsi 11 (1), 53- 64.
Diperoleh Januari 2021darihttps://scholar.google.com
/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q= liza+murniviyanti+analisis+film&b
tnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3Dtp9 dC0e89 iEJ
Nurgiyantoro, Burhan. (2007). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
Gadjah Mada University Pers
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sukmono, Indriyono. (2020). Film Liam dan Laila Tayang di Kampus Amerika
dan Canada. Retrieved 10September2021,fromLiputan6
.com:https://www.liputan6.com/ showbiz/read/4259512/film-
liam-dan-laila-tayang-di- kampus-amerika-dan-canada.

12 | DIBSA: Volume I, Edisi I, Juni 2022

You might also like