You are on page 1of 14

JES-MAT, Vol. 8 No.

1 Maret 2022

ANALISIS OPEN-ENDED PROBLEM SEBAGAI PENILAIAN MATEMATIKA


SELAMA PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMIC COVID-19

Iman Solahudin
STKIP Yasika, Jalan Kasokandel Timur No 64, Majalengka, Jawa Barat
imansolahudin97@gmail

Abstract
The COVID-19 pandemic has had an impact on Indonesia's education process, which was originally
done offline, turned into online, as a result, teachers have difficulty assessing learning outcomes.
Open-ended questions are expected to be an alternative in conducting assessments and help analyze
students' creativity, reasoning, and mathematical thinking processes. This study aims to analyze
Open-Ended in conducting assessments during the Covid-19 Pandemic using a descriptive approach
through a case study in a school in Cirebon Regency. The subjects in this study were 2 respondents.
Data was collected through a test giving questions about the Open-Ended Problem. Based on the
application of two open-ended questions, it was found that all students gave answers correctly, in
different ways based on their mathematical knowledge and abilities. Through problem solving by
students, creativity, reasoning, and thought processes can be seen from the answers they take. The
results of the analysis of all students were able to meet the Open-Ended Problem indicator, although
one of the students had a slight deficiency in solving the problem, he did not show his full
knowledge, it was seen from the way the explanation of the answer was still not clear. So,
presenting open problems is very effective in online learning, students find it difficult to solve
problems that have various solutions.
Keywords: Learning in the Pandemic Era; Mathematics Assessment; Open-Ended Problem,

Abstrak
Pandemi COVID-19 berdampak pada proses pendidikan Indonesia yang semula dilakukan secara
offline berubah menjadi online, akibatnya guru mengalami kesulitan dalam menilai hasil
pembelajaran. Pemberian soal Open-ended diharapkan menjadi alternatif dalam melakukan penilaian
dan membantu menganalisis kreativitas, penalaran, dan proses berpikir matematis siswanya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis soal Open-Ended dalam melakukan penilaian di masa
Pandemi Covid-19 dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi kasus di salah
satu sekolah di Kabupaten Cirebon. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 2 responden. Pengumpulan
data dilakukan melalui tes yaitu pemberian soal Open-Ended Problem. Berdasarkan penerapan dua
soal open-ended ditemukan bahwa semua siswa dapat memberikan jawaban secara benar, dengan
cara yang berbeda-beda berdasarkan pengetahuan dan kemampuan matematis yang dimilikinya.
Melalui pemecahan masalah yang dilakukan siswa, kreativitas, penalaran, dan proses berpikir dapat
dilihat dari solusi jawaban yang mereka ambil. Hasil analisis diperoleh semua siswa mampu
memenuhi indikator Open-Ended Problem, meskipun salah satu siswa memiliki sedikit kekurangan
dalam menyelesaikan masalah belum menunjukan pengetahuannya secara utuh, hal tersebut terlihat
dari cara merinci jawaban yang masih belum jelas. Jadi, pemberian masalah terbuka sangat efektif
dalam pembelajaran online, siswa dituntut untuk berpikir dalam memecahkan masalah yang memiliki
ragam solusi.

Kata Kunci : Open-Ended Problem; Pembelajaran di Era Pandemi; Penilaian Matematika

Cara Menulis Sitasi: Solahudin, I. (2022). Analisis Open-Ended Problem Sebagai Penilaian
Matematika Selama Pembelajaran Di Era Pandemi Covid-19. Jurnal Edukasi dan Sains
Matematika (JES-MAT),8 (1),33-46.

33
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

PENDAHULUAN sehingga kemungkinan siswa untuk


bekerja sama dengan siswa lain akan lebih
Saat ini, seluruh dunia sedang leluasa. Sementara itu, masalah
dihadapkan dengan krisis kesehatan yang matematika terbuka sendiri hampir tidak
berbahaya yaitu pandemi Coronavirus pernah diterapkan dalam proses
Diseases 2019 (COVID-19). Wabah pembelajaran matematika (H & Ilma R,
COVID-19 yang melanda hampir dua 2018)
tahun terakhir, telah berdampak pada
pendidikan di dunia, tidak terkecuali Terdapat dua tipe masalah menurut
Indonesia (Sumarni, Novita, & Riyadi, (Fatah A & Sabandar J, 2016) berdasarkan
2022) . Situasi ini, telah memicu beberapa cara atau langkah dalam memecahkan
berdampak secara fundamental terutama suatu masalah, Pertama, tipe masalah yang
pada sektor ekonomi dan pendidikan. Pada memiliki jawaban tunggal (close problem).
Sektor Pendidikan salah satunya dampak Kedua, tipe masalah yang memiliki
yang muncul adalah kesulitan guru dalam jawaban tidak tunggal (open problem).
melakukan penilaian hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil temuan (Yuniarti et al,
(Wiryanto, 2020) dalam penelitiannya 2017; Novikasari I, 2009; Hidayat AA,
menjelaskan bahwa pembelajaran Trimurtini, 2020) soal open-ended
matematika selama COVID-19 memiliki pengaruh positif terhadap
menyebabkan penilaian yang dilakukan kreatifitas dan penalaran siswa. Penyajian
hanya melalui penilaian hasil. Sementara open-ended problem diharapkan mampu
itu, (Loviana S, Baskara WN, 2020) memberikan gambaran kepada guru
menjelaskan bahwa dampak negatif tentang cara memaksimalkan kemampuan
COVID-19 terhadap kegiatan berpikir kreatif dan daya nalar siswa.
pembelajaran matematika Online adalah Selain itu, (Yusliardi & Somakim, 2015)
guru tidak dapat melakukan penilaian menjelaskan, pemberian soal open-ended
secara komprehensif terhadap setiap dapat membantu guru untuk memperkaya
siswanya. Berdasarkan temuan tersebut, variasi pemberian soal matematika dalam
kebutuhan untuk dapat menciptakan proses pembelajaran.
perangkat penilaian pembelajaran yang
baik di tengah pandemi COVID-19 Keunggulan dari open-ended
menjadi penting untuk dikembangkan. problem sebagaimana dijelaskan (Emilya
D & R, 2010) peserta didik memiliki
Berdasarkan pengalaman saat kesempatan lebih banyak dalam
melaksanakan pengajaran di beberapa memanfaatkan pengetahuan dan
sekolah, proses pembelajaran di tengah keterampilan matematisnya secara
pandemi COVID-19, lebih menekankan komprehensif, sehingga peserta didik
pada menghafal konsep dan menemukan dengan kemampuan matematis rendah
jawaban yang benar dari pertanyaan yang dapat merespons masalah dengan caranya
diberikan kepada siswa, mungkin sendiri. Sedangkan menurut (Suastika, K,
pengalaman ini dapat juga terjadi serupa di 2017; Shimada S, Becker JP, 1997)
beberapa tempat yang lain. Soal-soal yang pemberian open-ended problem dalam
diberikan biasanya menggunakan aplikasi pembelajaran matematika dapat
Google Form atau Google Classroom, merangsang kemampuan berpikir dan

34
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

kreativitas siswa. Pemberian soal terbuka bagaimana peserta didik dapat


seperti open-ended problem, dapat mengembangkan soal baru berdasarkan
memberi rangsangan kepada siswa untuk soal awal yang diberikan. (Becker
meningkatkan cara berpikirnya melalui JP&Epstein J, 2006) menjelaskan bahwa
kebebasan untuk mengekspresikan hasil open-ended problem pada matematika
eksplorasi daya nalar dan analisanya dapat dikelompokkan menjadi dua tipe; (1)
(Nohda N, 2001; Heddens JW, Speer WR, problem dimana satu jawaban dengan
1995). Berdasarkan hal tersebut, banyak cara penyelesaian, dan (2) problem
diharapkan penilaian menggunakan open- banyak cara penyelesaian dan juga banyak
ended problem dapat memberikan jawaban. Berdasarkan penjelasan tersebut,
gambaran yang jelas bagi guru dalam dapat disimpulkan bahwa open-ended
memahami kemampuan matematis problem adalah suatu masalah dalam
siswanya. matematika yang menuntut peserta didik
memberikan banyak cara penyelesaian,
Berdasarkan permasalahan di atas, baik dengan satu jawaban maupun banyak
penelitian ini dikembangkan untuk jawaban.
menganalisis kemampuan siswa dalam
menyelesaikan open-ended problem yang Indikator open-ended problem yang
disusun berdasarkan indikator (Swada T, dikembangkan oleh (Swada T, 1997) yaitu:
1997) melalui masalah yang memiliki (1) menemukan hubungan, artinya masalah
banyak cara penyelesaian dan banyak disajikan agar peserta didik mampu
jawaban agar memungkinkan siswa menemukan beberapa aturan atau
mengembangkan kreativitas dan daya hubungan secara matematis, (2)
pikirnya. Mengklasifikasi dimana suatu masalah
yang disajikan dapat mendorong siswa
LANDASAN/KAJIAN TEORI agar mampu mengklasifikasikan masalah
berdasarkan karakteristik suatu objek
Open-Ended Problem
tertentu untuk memformulasikan beberapa
Open-ended problem merupakan konsep tertentu, dan (3) Pengukuran,
suatu permasalahan yang diformulasikan artinya masalah yang disajikan agar
untuk memberikan berbagai alternatif peserta didik mampu menentukan ukuran-
jawaban dan strategi yang benar (Suastika ukuran numerik dari kejadian tertentu.
K, 2017). Begitu juga pendapat
Shimada dan Becker dalam (Lestari
(Mustikasari, 2010) suatu masalah dapat
et al, 2016) pendekatan open-ended
dikatakan terbuka; Pertama, permasalahan
bermula dari pandangan bagaimana cara
dapat diselesaikan secara terbuka, dimana
melakukan sebuah penilaian siswa
dalam mencari solusi atau jawaban dari
berkaitan dengan kemampuan secara
suatu permasalahan dapat digunakan
objektif yaitu kemampuan berfikir
berbagai strategi berbeda. Kedua, memiliki
matematik tingkat tinggi, rangkaian
hasil akhir terbuka, dimana suatu masalah
pengetahuan, keterampilan, prinsip-prinsip
memiliki jawaban akhir yang bervariatf.
dan aturan yang biasanya diberikan kepada
Ketiga, cara untuk mengembangkan yang
siswa secara sistematis. Rangkaian
berbeda, artinya soal menekankan pada
dimaksud tidak berarti dalam sebuah

35
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

pengajaran diberikan secara masing- mendapatkan cara berpikir yang disukai


masing, tetapi sebuah rangkaian yang mereka. Ketiga, dari hasil penelitian
terintegrasi dengan sikap dan kemampuan ditemukan bahwa terdapat kesukaran
siswa, sehingga dapat membentuk suatu dalam mendesain pembelajaran seperti
keteraturan intelektual secara maksimal. demikian. Tetapi, simpulan yang diperoleh
Adapun strategi untuk mengetahui tingkat dari hasil penelitian, pendekatan Open-
kemampuan siswa dalam matematika, Ended dapat menciptakan kemampuan
dapat dikukur dari cara siswa berpikir tingkat tinggi siswa.
mengimplementasikan pengetahuan yang
dimilikinya dalam mengatasi suatu Pendekatan Open-Ended merupakan
masalah. Hal tersebut berarti bahwa bentuk pengembangan dari teori
kreativitas serta pola pikir matematik konstruktivisme, dimana lebih
siswa akan muncul secara bersamaan. mengutamakan proses dibanding hasil.
Tetapi, Ketika penerapan tes tertulis sehingga pada proses pembelajaran siswa
dengan menggunakan close-problems senantiasa dihadapkan dengan masalah,
(masalah tertutup), hal tersebut tidak akan agar siswa terbiasa mencari sebuah
muncul. dikarenakan pola pikir matematik jawaban yang benar melalui
siswa lebih kecil digunakan dan pengembangan metode atau strategi
menyebabkan muncul suatu pertanyaan, pemecahan masalah yang berbeda-beda
apakah tes tertulis yang secara rutin (Lestari & Ridwan, 2017). Pendekatan
dilakukan memiliki tingkat probabilitas Open-Ended pertama kalinya berkembang
tinggi serta dapat mengukur kemampuan di Jepang sekitar tahun 1970-an, melalui
tingkat tinggi siswa secara objektif. sebuah proyek pengembangan yang
dilakukan oleh para peneliti Jepang,
Selanjutnya Shimada & Becker dengan fokus utamanya ialah
menjelaskan dalam menjawab pertanyaan mengevaluasi keterampilan berpikir
di atas adalah; Pertama, harus menyusun tingkat tinggi pada pembelajaran
situasi masalah yang dapat matematika dengan series Open-Ended
mematematikakan aktivitas siswa, pada tema tertentu (Andriani & Hariyani,
maksudnya dari pengetahuan tentang 2018)
kriteria yang tidak objektif dari pola
perilaku siswa yang ditunjukkan melalui Menurut (Erman Suherman et al,
tes rutin yang telah dilakukan, atau dalam 2003) pendekatan Open-Ended
melakukan analisis masalah. kedua, guru mengandung beberapa masalah yang
menyiapkan berbagai permasalahan yang diformulasikan untuk memperoleh
kompleks agar dapat mendorong berbagai ragam jawaban yang benar.
kemampuan matematika siswa, inilah yang Adapun kriteria Pembelajaran matematik
diadopsi dari open-ended problems dimana dikatakan terbuka adalah. Pertama, proses
dengan analisis yang dilakukan siswa pada pembelajaran harus memberikan
suatu masalah tidak menghasilkan solusi kebebasan siswa dalam belajar. Kedua,
tunggal. Terdapat beberapa kemungkinan proses pembelajaran matematika menuntut
yang terjadi; (1) situasi dimana siswa telah siswa untuk memiliki daya pemikir
mempelajarinya, (2) minim harapan untuk beragam. Ketiga, guru dapat mendorong

36
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

dan memotivasi pemahaman siswa sesuai pendekatan ini juga dapat memunculkan
dengan kemampuan siswa. masalah baru (from problem to problem).

Sedangkan (Istarani & Ridwan, Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-


2014) mendefinisikan Open-Ended sebagai 19
pembelajaran yang menyajikan
permasalahan dengan berbagai ragam Covid-19 memiliki tingkat penyebaran
penyelesaian (flexibility), dan memiliki yang luar biasa, dalam waktu singkat, virus
keluwesan dalam melakukan penyelesaian ini telah merenggut ribuan nyawa bukan
(fluency). Huda (2014) juga menjelaskan hanya di Cina sebagai sumber mulculnya
bahwa Open-Ended Lerning merupakan virus, juga di berbagai belahan dunia
pembelajaran yang memiliki tujuan agar seperti Italia, Iran, Korea Selatan, Inggris,
siswa termotivasi dan memperoleh Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan
pencapaian secara terbuka. Open Ended negara lainnya termasuk Indonesia (Wong
Learning berfokus pada strategi dkk., 2020). Dampak virus Covid-19
ketercapaian tujuan pembelajaran itu mengharuskan seluhuh negara termasuk
sendiri. Sementara Wijaya (2012) Indonesia mengeluarkan sebuah Kebijakan
menjelaskan pendekatan Open-Ended dimana semua aktifitas publik diharuskan
bertujuan untuk mengembangkan membatasi akses fisik, begitu halnya dunia
kemampuan berpikir kreatif dan berpikir Pendidikan hampir semua negara yang
matematis siswa secara bersamaan terdampak COVID-19 menghadapi
(simultan). tantangan terbesar di mana pembelajaran
yang dilakukan secara offline berubah
Prinsip dalam Pendekatan Open-Ended drastis menjadi online. Hal ini tidak mudah
untuk dilakukan, pengelola pendidikan
Prinsip pada pendekatan open-ended harus mampu menyeimbangkan antara
terletak pada jenis masalah yang bukan keberlangsungan Pendidikan, kesehatan
rutin yang bersifat terbuka. Terdapat tiga siswa, guru dan beberapa unsur lain yang
tipe yang menjadi dasar keterbukaan; (1) ada di lingkungan sekolah, mulai dari
process is open, end product are open and perawatan lingkungan dan penyesuaian
ways to develop are open. maksudnya, kebijakan baik secara lokal maupun
jenis soal yang diberikan harus memiliki nasional (Iyer, Aziz, & Ojcius, 2020).
banyak cara penyelesaian yang benar,
sedangkan hasil akhir terbuka Catatan UNESCO hingga 20
dimaksudkan sebagai jawaban yang Desember 2020, dalam rangka mencegah
memiliki kebenaran yang bervariatif. penyebaran Covid-19, sebanyak 40 negara
Adapun cara pengembang masalah secara telah menutup sementara kegiatan
terbuka merupakan sebuah upaya yang pembelajaran di Sekolah. UNESCO
dilakukan siswa dalam pegembangan dan menjelaskan bahwa penutupan
merubah kondisi baru dari permasalah pembelajaran sementara ini, akan sangat
yang utama. Dengan demikian, terasa dampaknya pada berkurangnya
pendekatan ini tidak hanya mampu waktu mengajar dan juga pada penurunan
menyelesaikan masalah akan tetapi prestasi siswa. Hal lain yang mungkin
terjadi yaitu muncul kerugian dalam

37
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

bentuk lain. Kerugian dimaksud adalah Kebijakan social distancing sekaligus


menurunnya produktivitas ekonomi dan physical distancing dianggap dapat
kenyamanan keluarga, karena secara tidak mereduksi penyebaran COVID-19.
langsung orang tua harus mengasuh anak Penutupan sekolah menjadi salah satu
selama bekerja. Oleh karenanya, secara langkah migrasi paling efektif dalam
nasional pemerinta mengeluarkan pencegahan penyebaran virus pada sector
kebijakan untuk memberhentikan semua pendidikan. Solusi atas migrasi proses
lembaga pendidikan yaitu sebagai Langkah pembelajaran diantaranya dengan
dan upaya pemerintah dalam mencegah memberlakukan proses pembelajaran di
penyebaran dan penularan COVID-19. dalam rumah, dengan memanfaatkan
Sebagaimana yang dikemukakan oleh berbagai macam fasilitas pendukung yang
(Wargadinata, Maimunah, Dewi, & Rofiq, mendukung proses pembelajaran
2020) luaran dari Kebijakan pemerintah (Herliandry, Nurhasanah, Suban, &
adalah mengharuskan semua institusi Kuswanto, 2020).
pendidikan tidak melakukan aktivitas Kegiatan pembelajaran secara
kegiatan belajar mengajar seperti secara virtual yang dilakukan guru maupun siswa
luring, agar dapat mengurangi efek baik pada tingkat sekolah dasar, menengah
penyebaran dan penularan virus COVID- maupun perguruan tinggi adalah dengan
19. Pemerintah Indonesia juga memanfaatkan perangkat teknologi
mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait modern seperti komputer, laptop, maupun
pandemi COVID19 yaitu larangan orang telepon genggam yang mendukung
untuk berkumpul atau berkerumun di luar penggunaan aplikasi pembelajaran jarak
rumah, dan anjuran untuk tetap tinggal di jauh baik yang disediakan pemerintah
dalam rumah. Anjuran lain juga berlaku secara gratis maupun yang disediakan
untuk kegiatan beribadah yang pihak swasta dengan berbayar. Kegiatan
mengharuskan dilakukan di rumah, bekerja pembelajaran seperti ini tentu tidak hanya
dari rumah, belajar dari rumah. Hal ini terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di
dikarenakan virus berbahaya ini dapat berbagai belahan dunia. Situasi dan
ditularkan kepada orang lain melalui kondisi ini tentu ada sisi positif dan
berbagai macam kontak fisik, mulai dari negative. Sisi positif kegiatan belajar dapat
sentuhan dan droplet melalui udara dilakukan kapan pun dan di mana saja.
sehingga salah satu konsekuensinya maka Jadi tidak ada lagi batasan waktu dan
individu harus tetap berusaha menjaga lokasi geografis (Andina Amalia, Nurus
jarak sosial (social distancing) satu dengan Sa’adah, 2020) Dampak Covid-19 yang
yang lain (physical distancing) (Nasruddin terjadi pada dunia Pendidikan menjadi
& Haq, 2020). perhatian Khusus UNESCO untuk
Dampak dari kebijakan tersebut memberikan dukungan penuh kepada
menjadikan kegiatan pembelajaran secara negara-negara di seluruh dunia, agar
luring harus dilakukan secara daring, melakukan proses pembelajaran jarak jauh
meskipun tetap berada dalam pengawasan yang sifatnya inklusif (Huang, Yang, Tlili,
guru dengan memaksimalkan penggunaan & Chang, 2020).
fasilitas pembelajaran jarak jauh. (Baber, Penilaian Matematika
2020; Sadikin & Hamidah, 2020).

38
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Adams (998) dalam (Maria dan psikomotor pun juga menjadi penting
Ana&Theodosia Ndole, 2021) menjelakan untuk dilakukan.
penilaian merupakan peran utama dalam
pembelajaran dimana guru mengetahui METODE PENELITIAN
sejauh mana proses pembelajaran yang
Penelitian ini menggunakan metode
telah di ajarkan dapat di pahami oleh
deskriptif kualitatif dengan desain
siswa, yaitu pemahaman yang berkaitan
penelitian studi kasus. Subjek penelitian
dengan informasi, kelemahan siswa, serta
ini adalah sebanyak 2 siswa di salah satu
kekuatan matematika yang ada pada siswa.
sekolah di Kabupaten Cirebon. Teknik
Arikunto & Jabar (2004) dalam pengumpulan data dari penelitian ini
(Maria Ana&Theodosia Ndole, 2021) berupa tes masalah terbuka. Bentuk
menjelaskan Penilaian merupakan sesuatu masalah terbuka yang dikembangkan
hal yang wajib dilaksanakan dalam dalam penelitian ini didasarkan pada tiga
pembelajaran, melalui penilaian guru dapat jenis masalah, yaitu (1) menemukan
mengetahui kekurangan dan kelebihan saat hubungan, (2) mengklasifikasi, dan (3)
melaksanakan pembelajaran. Dalam mengukur. Soal-soal open-ended
melakukan penilaian pembelajaran dikonstruksikan dalam google form dan
matematika maka guru harus memiliki berbentuk tes jawaban dimana peserta
strategi yang tepat dalam dapat dengan bebas menuliskan
melaksanakannya supaya bisa memberikan jawabannya.
gambaran sebenarnya dari siswa.
Dalam penelitian ini dibuat dua
masalah open-ended yang diadaptasi dari
Sebagaimana dijelaskan dalam
Pelfrey R, (2000) dan divalidasi oleh
Permendikbud nomor 23 tahun 2016 beberapa ahli untuk melihat kesesuaiannya
tentang penilaian hasil belajar yang dengan kurikulum, tahapan berpikir siswa,
memuat tiga aspek pertama berkaitan dan indikator masalah open-ended. Soal
dengan aspek sikap (attitude), pengetahuan pertama diberikan untuk melihat
(knowledge), dan keterampilan (skill). kemampuan siswa dalam melakukan
Begitu juga dalam melakukan penilain operasi bilangan dan merupakan jenis soal
yang mengembangkan kemampuan dasar
matematika, guru tidak hanya menilai pada
aljabar.
aspek kognitif, tetapi pada aspek afektif
Soal Open-Ended Problem

Letakkan angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5 dalam lingkaran-lingkaran


ini sehingga jumlah yang melintang dan vertikal adalah sama.
Tentukan bilangan yang tepat untuk nilai x.

39
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Gambar 1. Open-Ended Problem 1

Temukan semua solusi bilangan bulat positif dari pertanyaan.

Gambar 2. Open-ended Problem 2


Bentuk penilaian yang digunakan penjelasan masing-masing poin sebagai
yaitu untuk melihat kemampuan siswa berikut: (1) Skor 3 Poin, jika tanggapan
dalam konsep bilangan, karena siswa menunjukkan pemahaman lengkap
pemahaman tentang bilangan merupakan tentang konsep-konsep matematika
struktur utama dalam memahami penting masalah ini, (2) skor 2 poin jika
matematika tingkat lanjut. Setelah soal- tanggapan siswa menunjukkan
soal dilaksanakan, diperoleh hasil pemahaman yang lengkap dari masalah,
kemampuan siswa berdasarkan ketiga (3) skor 1 poin jika tanggapan siswa
aspek tersebut. Hasil jawaban siswa menunjukkan pemahaman yang terbatas
dianalisis dan dijadikan bahan perbaikan dari konsep-konsep matematika penting
perangkat tes. Adapun Rubrik yang masalah ini, dan (4) skor 0 poin jika
digunakan dalam menilai tanggapan siswa tanggapan siswa menunjukkan kurang
pada pemberian masalah terbuka adalah memahami masalah yang penting dalam
dengan skala 4 (0-3 poin) sebagaimana konsep matematika.
yang diterapkan oleh New Jersey
Assessment of Skill and Knowleadge HASIL PENELITIAN DAN
(NJASK, 2008) dalam menilai open-ended PEMBAHASAN
questions (Irianto Aras, 2018). Adapun

Solusi 1 Solusi 2 Solusi 3

Gambar 3. Solusi dari Open-ended Problem 1


Terdapat tiga solusi dalam kedua dan ketiga juga hampir sama dengan
memecahkan masalah pada soal nomor 1, solusi sebelumnya, yaitu dengan
Solusi pertama adalah x = 3, solusi ini menempatkan bilangan ganjil lainnya
paling mudah ditemukan karena dengan sebagai angka tengah. Ketika masalah
menempatkan posisi 3 di tengah, hasil diimplementasikan, hasil berikut
jumlah angka yang terputus-putus akan diperoleh.
sama. Solusi kedua adalah x = 1 dan solusi
ketiga adalah x = 5. Kunci dari solusi

40
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Gambar 4. Jawaban siswa nomor 1

Gambar 5. Jawaban siswa nomor 2

Tabel 1. Indikator ketercapaian Open-Ended Problem

Indikator
Siswa Menemukan Mengklasifikasi Mengukur Skor
Hubungan
1    3
2    2

siswa telah memenuhi seluruh indikator


Berdasarkan jawaban siswa nomor Open-Ended Problem. Sedangkan siswa
1 terlihat bahwa siswa tersebut mampu nomor 2 juga mampu memberikan
menyelesaikan permasalahan pada soal jawaban yang benar, namun berdasarkan
nomor 1 dengan baik dan benar serta jawaban masih terdapat kekurangan di
menunjukkan argumentasi dan mana penjelasan merinci bagaimana
pemahaman yang lengkap dan jawaban Masalah ini diselesaikan masih belum

41
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

jelas, hal itu terlihat dengan tidak adanya lebih meningkatkan siswa dalam
kesimpulan dari jawaban tersebut. Inilah bernalarnya karena dalam penyelesaiannya
kelebihan dari masalah open-ended siswa mengemukakan argumentasinya
sebagaimana yang di jelaskan (Emilya D et terhadap suatu masalah dalam
all, 2010) siswa memiliki lebih banyak pembelajaran matematika.
kesempatan untuk memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan matematika Pada soal nomor 2, masalah yang
disajikan adalah untuk menentukan
mereka secara komprehensif, sehingga
kemungkinan nilai x dan y yang
siswa dapat merespons masalah dengan memenuhi persamaan. Adapun Solusi
caranya sendiri. Hal tersebut terbukti dari yang diperoleh dapat menggunakan
2 responden yang menjawab pertanyaan substitusi langsung, tetapi metode ini
dengan benar memiliki beberapa cara dianggap kurang matematis. Solusi lain
untuk menemukan solusi yang mereka adalah mengubah bentuk
pilih. ( ) ( ). Bentuk ini
menjelaskan bahwa bilangan dan
Pemberian soal open-ended ini ( ) adalah dua bilangan berurutan
merangsang kreativitas dan daya nalar serta dan ( ), sehingga hasil kali
kedua bilangan tersebut adalah bilangan
siswa agar tidak begitu saja menjawab
genap. Bilangan genap yang dihasilkan
tanpa proses berpikir. Hal ini sejalan dari perkalian dua bilangan bulat positif
dengan (Nohda N, 2001; Heddens JW, berurutan adalah 2, 6, 12, 20, dan 30.
Speer WR, 1995,(Fitriyanah, Sumarni, & Terdapat dua kemungkinan penyelesaian,
Riyadi, 2021)) yang menyatakan bahwa yaitu 2 + 30 = 32 dan 12 + 20 = 32.
dengan penggunaan soal open ended akan

( ) 5(5 ) ( ) 4(4 )
Jadi, 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 5 Jadi, 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 4

Solusi 1 Solusi 2

Gambar 6. Solusi Open-Ended Problem 2

menyelesaikan soal ini adalah pemahaman


Pada gambar 7, solusi 1 merupakan siswa tentang pola perkalian bilangan.
solusi yang kemungkinan besar akan Siswa tidak dapat melihat bahwa masalah
mudah ditemukan oleh siswa karena ini berkaitan dengan perkalian bilangan
mengambil nilai x = 1 dan siswa dapat berurutan. Solusi 2 kemungkinan besar
menemukan nilai y dengan mudah. Solusi dapat diakses oleh siswa menggunakan
1 mudah diperoleh bila menggunakan analisis aljabar non-sederhana. Berikut
metode substitusi langsung. Prediksi adalah hasil kerja siswa dalam
kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal di atas.

42
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Gambar 7. Hasil jawaban siswa nomor 1

Gambar 8. Hasil jawaban siswa nomor 2

Tabel 2. Indikator ketercapaian Open-Ended Problem

Indikator Skor
Siswa Menemukan Mengklasifikasi Mengukur
Hubungan
1    3
2    2
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa pertanyaan tersebut dan belum memberikan
siswa mampu menyelesaikan soal dengan penejelasan rinci cara menyelesaikan
baik dengan cara dan pengetahuan yang masalah belum jelas. Hal ini menyimpulkan
berbeda-beda. Siswa nomor 1 menjawab bahwa pemberian soal open-ended memang
dengan argumentasi dan pemahaman yang sangat efektif dalam menjelaskan
lengkap dan jawaban siswa telah memenuhi bagaimana penalaran dan kreativitas siswa
seluruh indikator Open-Ended Problem. melalui solusi yang diambil siswa dalam
Sedangkan siswa nomor 2 juga mampu menyelesaikan suatu masalah. Hal ini
memberikan jawaban yang benar namun sejalan dengan temuan (Yuniarti, et al;
masih terdapat sedikit kekurangan yaitu Novikasari I, 2009; Hidayat
tidak menuliskan solusi lain dari AA&Trimurtini, 2020) (Yanti, Sumarni, &

43
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Adiastuty, 2019) bahwa pertanyaan terbuka Open-Ended Problem sangat efektif dalam
memiliki potensi efek positif terhadap memaksimalkan daya nalar dan kreativitas
kreativitas dan penalaran siswa sehingga matematis.
masalah terbuka mampu memberikan
gambaran kepada guru tentang kreativitas DAFTAR PUSTAKA
dan kemampuan berpikir siswa.
Andina Amalia, Nurus Sa’adah, (2020).
SIMPULAN DAN SARAN Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
Simpulan Kegiatan Belajar Mengajar Di
Berdasarkan hasil penelitian yang Indonesia. Jurnal Psikologi Volume
ditemukan, dapat disimpulkan bahwa 13(2), hal 216
pemberian soal Open-Ended Problem dapat Ariyadi Wijaya. (2012). Pendidikan
Matematika Realistik. Yogyakarta:
merangsang berpikir kreatif serta nalar
Graha Ilmu.
matematis siswa. Hal itu terlihat dari cara Becker JP, Epstein J. (2006). The Open
siswa menjawab permasalahan, siswa dapat Approach to Teaching School
menerapkan pengetahuannya dengan cara Mathematics. Journal of the Korea
yang berbeda-beda. Pemberian soal terbuka Society of Mathematical Education:
memberikan dampak positif dalam Research in Mathematical Education.
meningkatkan kreativitas dan daya nalar Vol. 10(3): 151-157.
Emilya D, Darmawijoyo, Ilma, R. (2010).
siswa, sehingga siswa dengan latar
Pengembangan Soal-soal Open-ended
belakang seperti apa pun dapat terdorong Materi Lingkaran untuk
dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi Meningkatkan Penalaran Matematika
dalam memecahkan masalah yang Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah
disajikan. Selain itu, pemberian soal open- Pertama Negeri 10 Palembang.
ended dapat membantu guru dalam Jurnal Pendidikan Matematika. Vol.
menganalisis kemampuan nalar siswa 4(1): 45-53.
Erman Suherman, dkk. (2003). Strategi
dalam mengembangkan kemampuan
Pembelajaran Matematika
berpikirnya. Solusi yang disajikan dalam Kontemporer. Bandung: Universitas
masalah open-ended menggambarkan Pendidikan Indonesia.
bagaimana siswa kemampuan nalar dan Fatah A, Suryadi D, Sabandar J, Turmudi.
berpikir matematis. Tanpa guru mengetahui (2016). Open-Ended Approach: An
proses siswa dalam menentukan jawaban, Effort in Cultivating Students’
melalui solusi yang diambil Mathematical Creative Thinking
Ability and Self-Esteem in
menggambarkan bagaimana kemampuan Mathematics. Journal on
nalar dan berpikir siswa tersebut. Mathematics Education. Vol. 7(1): 9–
Saran 18.
Bagi peneliti berikutnya agar lebih Heddens JW, Speer WR. (1995). Concepts
memperluas Kembali Soal Open-Ended and Classroom Methods, Today’s
problem dalam menilai pada ranah afektif Mathematics (eight ed). New York:
Macmillan Publishing Company.
maupun psikomotor siswa, adapun bagi
Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban,
guru sebagai informasi dalam melakukan M. E., & Kuswanto, H. (2020).
penilaian untuk melihat kemampuan Pembelajaran pada masa pandemi
penalaran dan kreativitas siswa, bagi siswa COVID-19. Jurnal Teknologi
Pendidikan, 22(1), hal 65-70

44
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Hidayat AA, Trimurtini. (2020). Maria Ana&Theodosia Ndole, (2021).


Keefektifan Model PJBL Berbantuan Efektivitas Penilaian Pembelajaran
Soal Open-ended terhadap Hasil Matematika Selama Masa Pandemi
Belajar Matematika. Kreatif: Jurnal Covid-19 Sdk Ndona 2 Kecamatan
Kependidikan Dasar. Vol. 10(2): Ndona Kabupaten Ende. Jupika:
117–125. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.
Huang, R., Yang, J., Tlili, A., & Chang, T. 4(1): hal 82-91
W. (2020). Handbook on facilitating Melly Andriani & Mimi Hariyani. (2018).
flexible learning during educational Pembelajaran Matematika.
disruption: The Chinese experience in Pekanbaru: Benteng Media.
maintaining undisrupted learning in Miftahul Huda. (2014). Model-model
COVID-19 outbreak. Beijing: Smart Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-
Learning Institute of Beijing Normal isu Metodis Pradigmatis.
University Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Irianto Aras. (2018). Pendekatan Open- Mustikasari. (2010). Pengembangan Soal-
Ended Dalam Pembelajaran soal Open-ended Pokok Bahasan
Matematika Open-Ended Approach in Bilangan Pecahan di Sekolah
Mathematics Learning. Jurnal Menengah Pertama. Jurnal
Edukasia, 5(2), hal 56-65 Pendidikan Matematika. Vol. 4(1):
Istarani & Muhammad Ridwan. (2014). 50 45-53.
Tipe Pembelajaran Kooperatif. Nasruddin, R., & Haq, I. (2020).
Medan: Media Persada. Pembatasan sosial berskala besar
Iyer, P., Aziz, K., & Ojcius, D. M. (2020). (PSBB) dan masyarakat
Impact of COVID-19 on dental berpenghasilan rendah. Salam: Jurnal
education in the United States. The Sosial & Budaya Syari, 1(7), hal 639-
Voice of Dental Education, 1-5. doi: 648
10.1002/jdd.12163 Fitriyanah, N. N., Sumarni, S., & Riyadi,
Lestari, K., E., & Yudhanegara, M., R.. M. (2022). Analisis Kemampuan
(2017). Penelitian Pendidikan Penalaran Matematis dalam
Matematika. Bandung: PT Refika Menyelesaikan Soal Open Ended
Aditama. Materi Sistem Persamaan Linear Dua.
Kurniawan H, Ilma R, Hartono Y. (2018). In Seminar Nasional Pendidikan
Developing Open-Ended Questions Sultan Agung (Vol. 3, No. 1).
for Surface Area and Volume of Nohda N. (2001). A Study of “open-ended
Beam. Journal on Mathematics approach” method in school
Education Vol. 9(1): 157–168. mathematics theacing-focusing on
Lestari, Neli,. Hartono, Yusuf,. dan mathematical solving problem
Purwoko. (2016) Pengaruh activities in 9th International Congress
Pendekatan Open-Ended Terhadap on Mathematics Education.
Penalaran Matematika Siswa Sekolah Novikasari I. (2009). Pengembangan
Menengah Pertama Palembang. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. melalui Pembelajaran Matematika
10(1): 83-85. Open-ended di Sekolah Dasar. Jurnal
Loviana S, Baskara WN. (2020). Dampak Pemikiran alternatif Kependidikan
Pandemi COVID-19 pada Kesiapan INSANIA. Vol. 14(2): 45–52.
pembelajaran Tadris Matematika Pelfrey, R. (2000). Open-Ended Questions
IAIN Metro Lampung. EPSILON for Mathematics. Lexington: Arsi
(Jurnal Pendidikan Matematika Gold.
STKIP- PGRI Bandar Lampung Vol. Permendikbud. (2016). Peraturan Menteri
2(1): 61–70. Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

45
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Kajian Pendidikan dan Hasil


Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Penelitian, Vol. 6(2): 12–20.
Pada Kurikulum 2013 Pada Wong, G. L. H., Wong, V. W. S.,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Thompson, A., Jia, J., Hou, J.,
Menengah. Lesmana, C. R. A., Susilo, A.,
Sawada, T. (1997). Developing Lesson Tanaka, Y., Chan, W. K., Gane, E.,
Plans, artikel dalam Shimada, S., Ong-Go, A. K., Lim, S. G., Ahn, S.
Becker, J.P. The Open-ended H., Yu, M. L., Piratvisuth, T., &
Approach: A New proposal for Chan, H. L. Y. (2020). Management
Teaching Mathematics. Virginia: of patients with liver derangement
NCTM. during the COVID-19 pandemic: An
Shimada S, Becker JP. (1997). The Open- AsiaPacific position statement. The
ended Approach: A New proposal for Lancet Gastroenterology and
Teaching Mathematics. Virginia: Hepatology, 5(8), 776–787.
NCTM https://doi.org/10.1016/S2468-
Suastika, K. (2017). Mathematics Learning 1253(20)30190-4
Model of Open Problen Solving to Yanti, Y., Sumarni, S., & Adiastuty, N.
Develop Students’ Creativity. (2019). Pengembangan perangkat
International Electronic Journal of pembelajaran pada materi segiempat
Mathematics Education. Vol. 12(6): melalui pendekatan open-ended untuk
569-577. meningkatkan kemampuan berpikir
Sumarni, S., Novita, N., & Riyadi, M. kreatif. Jurnal Edukasi Dan Sains
(2022). Student Concept Matematika (JES-MAT), 5(2), 145-
Understanding Analysis In Number 159.
Pattern Material During Distance Yuniarti, Y, Kusumah YS, Suryadi D,
Learning (Dl). Mathline: Jurnal Kartasasmita BG. (2017). The
Matematika dan Pendidikan Effectiveness of Open-Ended
Matematika, 7(1), 19-39. DOI: Problems Based Analytic-Syntetic
https://doi.org/10.31943/mathline.v7i Learning on the Mathematical
1.241 Craetive Thinking Ability of Pre-
Wargadinata, W., Maimunah, I., Dewi, E. Service Elementary School Teachers.
& Rofiq, Z (2020). Student’s International Electronic Journal of
responses on learning in the early Mathematics Education. Vol. 12(3):
COVID-19 Pandemic. Jurnal 655–666.
Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 5 (1), Yusliardi, Darmawijoyo, Somakim. (2015).
141-153 Pengembangan Soal Open-ended
Wiryanto. (2020). Proses Pembelajaran Pokok Bahasan Barisan dan Deret
Matematika Di Sekolah Dasar Di Bilangan untuk Siswa SMP. Jurnal
Tengah Pandemi COVID-19 Jurnal Elemen. Vol. 1(2): 106–118.
Review Pendidikan Dasar: Jurnal

46

You might also like