You are on page 1of 9

JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 107

EVALUASI PENYIMPANAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSU


WISMARINI PRINGSEWU

Annisa Primadiamanti1, Nur Alfi Mufida Hasni1, Ade Maria Ulfa1


E-mail korespondensi : annisa@malahayati.ac.id

ABSTRACT
Drug storage aimed to maintain the quality of drugs from damage due to
improper storage, to facilitate easier search and for drugs control. This
research was a non-experimental descriptive study using data taken
retrospectively by conducting in-depth interviews, observations and checklists
data. Quantitative data was obtained based on Permenkes RI No. 72/2016
and indicators of drug storage was used as a supporting factor. The results of
this study indicated the storage of drug preparations at the Pharmacy
Department of RSU Wismarini Pringsewu that consisted of storage
requirements, storage components, storage arrangements and storage
methods were in accordance with the standards of Permenkes RI No.72/2016.
Emergency drug management points were in accordance with the standards
of Permenkes RI No. 72/2016. However, the TOR value, the percentage of
expired drugs and dead stock were not in accordance with the standard,
which were the TOR value of 7 times / year, meanwhile the standard was 10-
23 times / year and the percentage of expired drugs was 1.09%, meanwhile
the standard was <0, 2%, dead stock of 13.4%, meanwhile the standard was
0%.

Keywords: drug storage, pharmacy department, RSU Wismarini Pringsewu.

ABSTRAK
Penyimpanan obat bertujuan untuk mempertahankan mutu obat dari
kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik, memudahkan pencarian dan
pengawasan obat-obatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non
eksperimental menggunakan data yang diambil secara retrospektif dengan
melakukan wawancara mendalam, observasi dan daftar tilik. Data kuantitatif
diperoleh berdasarkan acuan Permenkes nomor 72 tahun 2016 dan
menggunakan indikator penyimpanan obat sebagai faktor pendukungnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan penyimpanan sediaan obat di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Wismarini Pringsewu pada poin persyaratan
penyimpanan, komponen penyimpanan, pengaturan penyimpanan dan
metode penyimpanan sudah sesuai dengan standar Permenkes RI No.72
tahun 2016. Poin pengelolaan obat emergency sudah sesuai dengan standar
Permenkes RI No.72 tahun 2016. Namun pada indikator nilai TOR, persentase
obat kadaluarsa dan stok mati belum sesuai dengan standar yaitu nilai TOR
sebesar 7 kali/tahun dengan standar sebesar 10-23kali/tahun dan persentase
obat kadaluarsa 1,09% dengan standar < 0,2 %, stok mati sebesar 13,4%
dengan standar 0%.

Kata kunci : Penyimpanan obat, instalasi farmasi, RSU Wismarini Pringsewu.

PENDAHULUAN adalah institusi pelayanan


Menurut Permenkes RI
kesehatan yang menyelenggarakan
Nomor 72 tahun 2016 Rumah Sakit
pelayanan kesehatan perorangan

1. Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


108 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

secara paripurna yang utama penyimpanan obat adalah


menyediakan pelayanan rawat mempertahankan mutu obat dari
inap, rawat jalan, dan gawat kerusakan akibat penyimpanan
(2)
darurat . yang tidak baik serta untuk
Pelayanan di rumah sakit memudahkan pencarian dan
(4)
adalah kegiatan yang berupa pengawasan obat-obatan .
pelayanan rawat jalan, pelayanan Rumah Sakit Wismarini
rawat inap, dan pelayanan gawat Pringsewu melayani pasien rawat
darurat yang mencakup pelayanan jalan, rawat inap, dan pasien
medik dan penunjang medik, pulang. Berdasarkan hasil evaluasi
dimana salah satu unit pelayanan kinerja dari inventory perbekalan
yang mempunyai peranan sangat farmasi di IFRS Wismarini
penting adalah unit farmasi. Pringsewu tahun 2019, didapatkan
Pelayanan kefarmasian persentase ketidakcocokan kartu
adalah suatu pelayanan langsung stok dengan komputer sebesar 0%,
dan bertanggungjawab kepada nilai TOR sebesar 7 kali pertahun,
pasien yang berkaitan dengan sistem penataan gudang 100%
sediaan farmasi dengan maksud sesuai, obat ED didapat 1,09%,
mencapai hasil yang pasti untuk dan stok mati didapatkan nilai
meningkatkan mutu kehidupan 13,4%. Berdasarkan pengamatan
pasien. Standar pelayanan tersebut maka perlu dilakukan
kefarmasian di rumah sakit penelitian tentang Evaluasi
meliputi standar pengelolaan Penyimpanan Obat di Instalasi
sediaan farmasi, alat kesehatan, Farmasi RSU Wismarini Pringsewu.
bahan habis pakai, dan pelayanan
farmasi klinik. Pengelolaan sediaan METODE PENELITIAN
farmasi alat kesehatan dan bahan Desain penelitian ini
habis pakai meliputi pemilihan, termasuk deskriptif non
perencanaan, pengadaan, eksperimental. Data penelitian
penerimaan, penyimpanan, diambil secara retrospektif dengan
pendistribusian, pemusnahan, dan melakukan wawancara mendalam,
(2)
administrasi . observasi dan daftar tilik. Adapun
Penyimpanan obat metode pengumpulan data pada
merupakan proses mulai dari penelitian ini adalah primer dan
penerimaan obat, penyimpanan skunder. Metode pengumpulan
obat dan mengirimkan obat ke unit data primer dengan wawancara
pelayanan di rumah sakit. Tujuan dan observasi. Metode
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 109

pengumpulan data sekunder dan studi literatur.


dengan menggunakan dokumentasi HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Persyaratan Penyimpanan Obat di IFRS Wismarini Pringsewu

Standar Persyaratan Kesesuaian Keterangan Persentase


Penyimpanan Berdasarkan dengan Standar
Permenkes RI No.72 Tahun Ya Tidak
2016
Cahaya √ Sesuai
Kelembaban √ Sesuai 100%
Ventilasi √ Sesuai Sesuai

Cahaya matahari yang Sirkulasi udara yang tidak lancar


masuk bisa mengakibatkan menyebabkan persediaan obat
rusaknya sediaan, maka dari itu di tidak bisa disimpan dalam waktu
RSU Wismarini ini dalam yang lama. Untuk menghindari
mengontrol masuknya cahaya yang udara lembab harus terdapat
masuk adalah dengan ventilasi serta pengatur udara
dipasangkannya tirai di semua (AC). Ruang instalasi farmasi RSU
jendela ruang instalasi farmasi Wismarini terdapat AC dan ventilasi
agar cahaya tetap bisa masuk sebagai pengatur sirkulasi udara.
namun dalam intensitas terkontrol.

Tabel 2.Komponen Penyimpanan Obat di IFRS Wismarini Pringsewu


Kesesuaian Keterangan Persent
Standar Komponen Penyimpanan dengan ase
Berdasarkan Permenkes RI NO.72 Standar
Tahun 2016
Ya Tidak
Obat dan bahan kimia yang √ Sesuai
digunakan untuk mempersiapkan obat
diberi label yang secara jelas terbaca
memuat nama, tanggal pertama
kemasan dibuka, tanggal kadaluarsa
dan peringatan khusus.
Elektrolit pekat tidak disimpan di unit √ Sesuai
perawatan kecuali untuk kebutuhan
klinis yang penting.
Elektrolit pekat yang disimpan pada √ Sesuai
unit perawatan pasien dilengkapi
dengan pengaman, harus diberi label 100 %
yang jelas dan disimpan pada area Sesuai
yang dibatasi ketat untuk mencegah
penatalaksanaan yang kurang hati-
hati.
Sediaan Farmasi, Alat kesehatan, dan √ Sesuai
Bahan Medis Habis Pakai yang dibawa
oleh pasien harus disimpan secara
110 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

khusus dan dapat diidentifikasi.


Tempat penyimpanan obat tidak √ Sesuai
dipergunakan untuk menyimpan
barang lainnya yang menyebabkan
kontaminasi.

Dalam mempersiapkan kejadian obat kadaluarsa ini


obat, bahan-bahan yang akan disebabkan karena mati stok dan
dipilih sudah diberi label yang juga obat slow moving. Besarnya
secara jelas terbaca memuat persentase obat kadaluarsa dapat
nama, tanggal pertama kemasan berpengaruh pada kerugian Rumah
dibuka, tanggal kadaluarsa, dan Sakit.
peringatan khusus sehingga mudah Obat-obatan high alert
terbaca, mempermudah adalah obat-obatan yang memiliki
pengambilan, meminimalisir resiko tinggi membahayakan
adanya obat kadaluarsa atau keselamatan jika tidak digunakan
rusak. Pengelolaan obat yang baik secara tepat. Elektrolit-elektrolit
tentu saja akan memperhatikan konsentrasi pekat yang ada di RSU
salah satu aspek penting yaitu Wismarini tidak disimpan di unit
kadaluarsa obat. Nilai obat rusak perawatan, namun tetap disimpan
atau kadaluarsa mencerminkan di bagian penyimpanan instalasi
baiknya sistem distribusi dan farmasi dan diletakkan di lemari
baiknya perencanaan. Rutinnya tersendiri yang terkunci dan diberi
melakukan pengamatan mutu label khusus. Semua bahan dan
dalam penyimpanan obat juga alat kesehatan habis pakai milik
merupakan salah satu faktor pasien disimpan oleh perawat di
sehingga nilai persentase obat tempat tersendiri, dan dibeli tanda.
rusak atau kedaluarsa masuk Lalu untuk penyimpanan obatnya,
dalam standar. Dari data yang memang hanya untuk menyimpan
diperoleh nilai obat kadaluarsa obat saja, tanpa ada barang atau
sebesar Rp 3.903.756; nilai stok benda lain disana. Hal ini
opnam sebesar Rp 356.257.900; diterapkan sesuai dengan Standar
maka kerugian karena obat Prodesur Operasional tentang
kadaluarsa sebesar 1,09 %. Angka Penyimpanan Elektrolit Konsentrat.
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 111

Tabel 3. Pengaturan Penyimpanan di IFRS Wismarini Pringsewu

Kesesuaian Keterangan Persentase


Standar Pengaturan Penyimpanan dengan
Berdasarkan Permenkes RI No.72 Standar
Tahun 2016 Ya Tidak
Bahan yang mudah terbakar, √ Sesuai
disimpan dalam ruangan tahan api
dan diberi tanda khusus bahan
berbahaya
Gas medis disimpan dengan posisi √ Sesuai
berdiri, terikat, dan diberi 100 %
penandaan untuk menghindari Sesuai
kesalahan pengambilan jenis gas
Penyimpanan tabung gas medis √ Sesuai
kosong terpisah dari tabung gas
medis yang ada isinya.
Penyimpanan tabung gas medis √ Sesuai
diruangan harus menggunakan
tutup demi keselamatan.

Gas-gas medis milik RSU masih terisi dan yang sudah kosong
Wismarini sudah memiliki tempat tetap dalam satu ruangan yang
khusus gas medis, yang disana sama hanya dibedakan ruangan
hanya ada gas medis saja. kanan untuk yang masih terisi dan
Meskipun tempatnya di luar yang kiri untuk yang kosong.
gedung, namun dipilihnya Penjaga penyimpanan gas medis
penempatan gas medis di luar melakukan pemeriksaan berkala
adalah karena untuk memudahkan karena untuk mengantisipasi
mobilitas. Semua gas medis yang adanya gas medis yang rusak atau
kosong maupun terisi diposisikan tidak diposisikan dengan baik
berdiri, namun untuk sehingga bisa menjaga keamanan
penempatannya gas medis yang dari penyimpanan gas medis.

Tabel 4. Metode Penyimpanan di IFRS Wismarini Pringsewu


Standar Metode Penyimpanan Kesesuaian Keterangan Persentase
Berdasarkan Permenkes RI No.72 dengan
Tahun 2016 Standar
Ya Tidak
Berdasarkan kelas terapi √ Sesuai
Berdasarkan sediaan dan jenis
sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai.
100%
Metode FIFO √ Sesuai
sesuai
Metode FEFO √ Sesuai
Berdasarkan abjad/ alfabetis √ Sesuai
Penyimpanan LASA tidak √ Sesuai
berdekatan dan harus diberi
112 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

penandaan khusus untuk


mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan obat.
Metode penyimpanan obat di Mirip / NORUM atau Look Alike
instalasi farmasi RSU Wismarini Sound Alike / LASA) ( Permenkes
diurutkan berdasarkan abjad, RI No 72 Tahun 2016).
disusun berdasarkan kelas terapi Peletakkannya pun tidak boleh
dan diberlakukan metode FIFO dan berdekatan, karena jika
FEFO. FIFO adalah dimana barang berdekatan, persentase terjadinya
yang datang terlebih dahulu akan salah ambil atau salah baca akan
dikeluarkan terlebih dulu, semakin besar. Penandaan dan
sedangkan FEFO adalah dimana penempatan yang jelas untuk
barang yang memiliki Expired Date meningkatkan kewaspadaan obat-
(ED) lebih cepat maka akan obat LASA. Semua metode
dikeluarkan terlebih dahulu. Dari penyimpanan digabungkan agar
hasil wawancara dengan penyimpanan lebih efisien,
penanggung jawab ruangan, menggunakan metode FIFO dan
metode yang digunakan adalah FEFO, dan juga penataan obat
FIFO dan FEFO. Obat yang terlihat berdasarkan kelas terapi dan
mirip dan kedengarannya mirip abjad.
(Nama Obat Rupa dan Ucapan

Tabel 5.Pengelolaan Obat Emergency di IFRS Wismarini Pringsewu


Standar Pengelolaan Obat Kesesuaian Keterangan Persentase
Emergency Berdasarkan dengan
Permenkes RI No.72 Tahun Standar
2016 Ya Tidak
Jumlah dan jenis obat sesuai √ Sesuai
dengan daftar obat emergency
yang telah ditetapkan
Tidak boleh bercampur dengan √ Sesuai
persediaan obat untuk 100 %
kebutuhan lain Sesuai
Bila dipakai untuk keperluan √ Sesuai
emergency harus segera diganti
Dicek secara berkala apakah ada √ Sesuai
yang kadaluarsa
Dilarang untuk dipinjam untuk √ Sesuai
kebutuhan lain

Obat emergency adalah obat no 72 tahun 2016, Rumah Sakit


yang digunakan untuk harus dapat menyediakan lokasi
kegawatdaruratan atau mengancam penyimpanan obat emergency
nyawa pasien. Menurut Permenkes untuk kondisi kegawatdaruratan.
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 113

Tempat penyimpanan harus ataupun masuk. Apabila tidak


mudah diakses dan terhindar dari dilakukan secara bersamaan maka
(2)
penyalahgunaan dan pencurian . ketidakcocokan akan meningkat.
Jumlah dan jenis obat emergency di Obat-obat emergency yang telah
Instalasi farmasi RSU Wismarini dipakai keperluan tertentu harus
Pringsewu sudah sesuai dengan segera diganti. Pengecekan juga
yang telah menjadi ketetapan pihak harus dilakukan untuk tetap
RS itu sendiri. Dari data yang menjaga obat-obatan emergency
diperoleh dengan pengambilan tersebut terhindar dari kadaluarsa.
pengecekan seluruh kartu stok lalu Obat-obatan emergency ini tidak
dicocokkan diperoleh hasil 100% boleh dipinjamkan untuk kebutuhan
cocok dengan barang yang ada. lainnya hanya boleh untuk
Persentase kecocokan jumlah kegawatdaruratan. Penyimpanan
barang dengan kartu stok harus obat emergency disimpan dalam
dilakukan dalam waktu yang sama lemari khusus yang memiliki dua
untuk menghindari kekeliruan pintu. Lemari penyimpanan selalu
karena adanya barang yang keluar terkunci.

Tabel 6. Data Indikator Penyimpanan Obat di IFRS Wismarini Pringsewu


Nilai
No Indikator Pembanding Hasil Kesimpulan

1. Ketepatan data
jumlah obat pada 100% 100% Sesuai
kartu stok
2. Nilai TOR 10-23kali/tahun 7kali/tahun
Tidak Sesuai

3. Persentase obat
kadaluarsa dan atau < 0,2 % 1,09 %
Tidak Sesuai
rusak

4. Sistem penataan
obat 100% FIFO/ 100 % Sesuai
FEFO
5. Persentase stok mati
0% 13,4 % Tidak Sesuai

Dilihat dari hasil evaluasi sistem penataan obat sudah


pada indikator penyimpanan untuk sesuai dengan standar yang telah
ketepatan jumlah kartu stok dan ditetapkan. Namun pada indikator
114 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

nilai TOR, persentase obat dan berpengaruh terhadap


kadaluarsa dan persentase stok keuntungan.
mati belum sesuai dengan Dikatakan stok mati ketika
standar. Nilai TOR didapat hasil obat dalam 3 bulan berturut-turut
7kali/tahun dengan standar 10- tidak mengalami transaksi atau
23kali/tahun, persentase obat tidak ada yang masuk dan keluar.
kadaluarsa 1,09% dengan standar Menurut Pudjaningsih stok mati
< 0,2 %, dan persentase stok sebaiknya 0%. Menganalisa stok
mati 13,4% dengan standar 0% mati bertujuan untuk mengetahui
(3)
. Turn Over Ratio (TOR) adalah sediaan yang tidak mengalami
tingkat perputaran barang dalam pergerakan. Dari jumlah obat yang
periode tertentu. Dari data yang ada di RS sebanyak 424 item obat,
diperoleh omzet satu tahun Rp. obat tersebut diatas mengalami
2.599.545.925. Sedangkan hasil stok mati selama jangka waktu 3
stock opname sebesar Rp. bulan atau lebih, Bila dihitung
356.257.900; maka diperoleh TOR dalam persen menjadi 13,4 %.
Rp.7.296.809.207. Artinya nilai Stok mati tersebut dapat
TOR pada tahun 2019 sebesar disebabkan oleh beberapa hal,
7x/tahun. Ini dapat dikatakan diantaranya peresepan yang tidak
rendah jika dibandingkan dengan mengacu pada formularium, pola
standar yang telah ditetapkan peresepan dokter yang berubah
yaitu 10-23 kali/tahun. Ada atau prevalensi penyakit yang
beberapa penyebab mengapa nilai berubah sehingga terdapat obat
TOR jauh dari standar, antara lain yang tidak diresepkan oleh dokter
karena pada tahun 2019 obat sampai 3 bulan berturut-turut.
yang diadakan sedikit keluar,
keluarnya obat ini juga ada KESIMPULAN
beberapa faktor yang berpengaruh Berdasarkan hasil penelitian
seperti perubahan pola penyakit tentang evaluasi penyimpanan obat
dan penurunan tingkat kunjungan di Instalasi Farmasi RSU Wismarini
(1)
pasien ke RS . Semakin tinggi Pringsewu, dapat ditarik
TOR semakin efisien persediaan kesimpulan sebagai berikut:
obat. Apabila TOR rendah, berarti 1. Penyimpanan sediaan obat di
masih banyak stok obat yang Instalasi Farmasi Rumah
belum terjual sehingga Umum Wismarini Pringsewu
mengakibatkan obat menumpuk pada poin persyaratan
penyimpanan, komponen
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 115

penyimpanan, pengaturan Universitas Gadjah Mada,


Yogyakarta.
penyimpanan dan metode
penyimpanan sudah sesuai Sheina, B., Umam, Solikhah, 2010,
Penyimpanan Obat di Gudang
dengan standar Permenkes RI
Instalasi Farmasi Rumah
No.72 tahun 2016. Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit I, Universitas
2. Poin pengelolaan obat
Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
emergency sudah sesuai
dengan standar Permenkes RI
No.72 tahun 2016. Namun
pada indikator nilai TOR,
persentase obat kadaluarsa
dan stok mati belum sesuai
dengan standar yaitu nilai TOR
sebesar 7kali/tahun dengan
standar sebesar 10-
23kali/tahun, persentase obat
kadaluarsa 1,09% dengan
standar < 0,2 % dan stok
mati sebesar 13,4% dengan
standar 0%.

DAFTAR PUSTAKA
Akbary, B, 2017, Evaluasi
Pengelolaan Obat Tahap
Penyimpanan di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit
Bhayangkara Polda Daerah
Istimewa Yogyakarta, UMY,
Yogyakarta.

Depkes, 2016, Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit,
Jakarta.

Pudjaningsih, D., 1996,


Pengembangan Indikator
Efisiensi Pengelolaan Obat di
Farmasi RS, Tesis, 40,
Pogram Pasca Sarjana,
Fakultas Kedokteran,

You might also like