You are on page 1of 8

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 12 Nomor 1, Februari 2023

Evaluation Medicine Depository at Pharmacy Installation of GMIM Kalooran Hospital in


Amurang Southern Minahasa District

Evaluasi Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran
Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

Karlah F. Kantu1)*, Gayatri Citraningtyas1), Imam Jayanto1)


1)
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi,
Manado 95115
*karlahfrylinakantu@gmail.com

ABSTRACT
Depository is a significant stage in medicine administration. A great depository guarantees safety and
maintains medicine quality. Hence, it can minimize hospital’s losses caused by spoiled medications. This study
aimed to evaluate the medicine depository at GMIM Kalooran Hospital in Amurang. This study employed
descriptive observational methods, and data gathering techniques used direct observation to existing systems
and interviews. Study findings indicated that medicine depository at Pharmacy Installation of GMIM Kalooran
Hospital in Amurang not was in accordance with the standard of Hospitals pharmaceutical treatment based
on Health Regulation number 72 (2016), Director General of Pharmaceutical (2010). However, facilities and
infrastructures still required improvements such as insufficient shelves and pallets due to inadequate sizes of
warehouses and no installed security systems. It is highly recommended to notice matters which are not in
accordance with the standardized indicators of medicine depository as well as the defective and incompetent
facilities.

Keywords: Evaluation, Medicine Depository, GMIM Kalooran Amurang General Hospital.

ABSTRAK
Penyimpanan merupakan tahapan yang sangat penting dalam kegiatan pengelolaan obat. Penyimpanan
yang baik menjamin keamanan dan kualitas obat tetap terjaga, sehingga bisa mengurangi kerugian dari Rumah
Sakit yang diakibatkan obat-obatan yang rusak. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penyimpanan obat
di Rumah Sakit GMIM Kalooran Amurang. Penelitian ini menggunakan metode observasional yang bersifat
deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada sistem yang sedang berjalan
dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan obat di gudang Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum GMIM Kalooran Amurang belum sesuai standar pelayanan farmasi Rumah Sakit berdasarkan
Permenkes nomor 72 Tahun (2016), sesuai dengan Dirjen Bina Kefarmasian Tahun (2010). Untuk sarana dan
prasarana masih perlu untuk dilengkapi, seperti rak dan pallet yang masih kurang karena ukuran gudang yang
kurang besar dan penggunaan alarm yang belum diadakan. Harus lebih memperhatikan hal-hal yang belum
sesuai dengan indikator standar penyimpanan obat dan fasilitas penyimpanan yang rusak serta fasilitas yang
belum memadai.

Kata kunci: Evaluasi, Penyimpanan Obat, RSU GMIM Kalooran Amurang

27
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 12 Nomor 1, Februari 2023

PENDAHULUAN dalam penyimpanan obat mempengaruhi kadar


Menghindari terjadinya permasalahan atau potensi obat dan juga merugikan fasilitas
berkaitan dengan ketersediaan obat-obatan maka pelayanan karena menyebabkan perputaran obat
unit pelayanan kesehatan dituntut membuat tidak berjalan maksimal, maka dari itu perlu
manajemen yang sistemis. Instalasi Farmasi dievaluasi tentang cara pengelolaan obat di RS
Rumah Sakit harus dilengkapi dengan fasilitas Kalooran Amurang khususnya pada tahapan
yang cukup dan sistem penyimpanan yang baik penyimpanan untuk upaya perbaikan guna menjaga
sebelum didistribusikan agar kualitas obat tetap mutu layanan yang diberikan.
terjaga serta mudah dalam pengontrolan.
Pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah METODOLOGI PENELITIAN
Sakit harus efektif dan efisien karena obat harus Tempat dan Waktu Penelitian
ada saat dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
mutu terjamin dan harga yang terjangkau. Desember 2021 sampai bulan Juni 2022 di Instalasi
(Permenkes, 2014). Proses pengelolaan obat pada Farmasi RSU GMIM Kalooran Amurang.
penyimpanan sangat berpengaruh karena menjadi
salah satu jaminan keutuhan atau kelayakan obat Jenis Penelitian
yang diterima oleh rumah sakit sebelum disalurkan Jenis penelitian yang dilakukan adalah
ke pasien, karena keselamatan pasien adalah faktor non-eksperimental dengan metode dekriptif
utama dalam pelayanan kesehatan. dengan pengambilan data melalui pengamatan
Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim, dkk. langsung pada system yang sedang berjalan
(2016) tentang penyimpanan obat di gudang disertai wawancara dengan informan yang terlibat
farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, sudah dalam pelaksanaan penyimpanan.
sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi Rumah
Sakit berdasarkan Permenkes nomor 58 tahun 2014 Alat
tetapi harus dilengkapi lagi sarana dan prasarana Alat yang digunakan dalam penelitian ini
serta meningkatkan kualitas pelayanan antara lain: alat tulis menulis, lembar data dan
kefarmasian. Penelitian lain yang dilakukan oleh kamera dokumentasi.
Kurniawan, dkk. (2017) tentang penyimpanan di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado, Bahan
sebagian besar sudah sesuai standar pelayanan Bahan yang digunakan berupa data primer
farmasi rumah sakit berdasarkan Permenkes nomor dan data sekunder. Data primer ialah data atau
72 tahun 2016, tetapi sarana dan prasarana perlu informasi yang telah diperoleh peneliti secara
dilengkapi seperti perlengkapan dispensing untuk langsung melalui observasi dan hasil wawancara.
sediaan steril dan non steril yang belum tersedia. Sedangkan data sekunder merupakan data atau
Rumah Sakit Umum GMIM Kalooran informasi yang telah diperoleh dan dikumpulkan
Amurang merupakan Rumah Sakit Swasta tipe C dari sumber yang sudah ada yaitu data kesesuaian
dengan status kepemilikan Yayasan Medika penyimpanan berdasarkan Permenkes No. 72 tahun
GMIM, merupakan salah satu rumah sakit rujukan 2016, berdasarkan Bina Kefarmasian tahun 2010,
pasien BPJS di daerah Amurang. Selain pasien dan indikator penyimpanan.
BPJS, RSU GMIM Kalooran juga melayani pasien
umum untuk memberikan pelayanan medis dan Pengumpulan Data
penunjang medis, serta diharapkan dapat Data primer dilakukan dengan wawancara
mengelola perbekalan obatnya agar dapat terhadap:
memberikan pelayanan yang baik bagi pasiennya. 1. Kepala instalasi farmasi
Rumah sakit memiliki begitu banyak jenis obat 2. PJ gudang farmasi
yang digunakan dalam pelayanannya.
Berdasarkan wawancara singkat dengan Analisis Data
Apoteker pendamping di instalasi farmasi RSU Hasil penelitian meliputi observasi
GMIM Kalooran Amurang, diperoleh informasi langsung, hasil wawancara, dan pengumpulan data
bahwa evaluasi pengelolaan obat di RSU GMIM kemudian akan dievaluasi kesesuaian proses
Kalooran Amurang belum pernah dilaksanakan. penyimpanan obat sesuai dengan standar dan
Hasil survei menunjukkan bahwa, salah satu indikator penyimpanan di rumah sakit.
permasalahan yang terjadi di IFRS adalah
kapasitas yang kurang memadai. Permasalahan
28
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 12 Nomor 1, Februari 2023

Adapun rumus perhitungan indikator pembuanga


standar : n limbah,
1. Turn Over Ratio (TOR) : dan tempat
2. Persentase dan nilai obat yang pembuanga
kadaluwarsa dan atau rusak : × 100% n sampah
4. Cahaya Instalasi
3. Persentase stok kosong : × 100% RSU
4. Persentase stok mati : × 100% GMIM
Kalooran
HASIL DAN PEMBAHASAN Amurang
memiliki
Kondisi penyimpanan obat di Instalasi Farmasi
kaca atau
RSU GMIM Kaalooran Amurang dengan standar
Permenkes No. 72 tahun 2016 dapat dilihat pada tirai
tabel di bawah ini. 5. Kelembaban Alat
pengukur
Tabel 1. Kesesuaian persyaratan penyimpanan di dalam
Instalasi Farmasi RSU GMIM Kalooran keadaan
Amurang dengan standar PERMENKES rusak
RI No. 72 Tahun 2016 6. Ventilasi Ruang
No Standar Kesesuaian Keteranga
memiliki
Persyaratan Dengan n
pendingin
Penyimpanan Standar
suhu
Ada Tidak
berupa AC
1. Stabilitas Instalasi
farmasi Untuk penyimpanan suhu antara 2-80C,
RSU terdapat macam-macam sediaan farmasi
GMIM diantaranya berbagai macam insulin, diantaranya
Kalooran levemir, novorapid, novomix, dan oxytocin,
Amurang methylergometrine, rofiden, bunascan spinal,
tidak tetagam, cygest, pamol 125mg, pamol 250mg, dan
memiliki dulcolax. Tempat tidak memungkinkan untuk
suhu dipisahkan, maka untuk penyimpanan suhu sejuk
penyimpan yaitu antara 8-150C dan suhu ruangan yaitu antara
anan untuk 15-300C, digunakan suhu 250C. Persyaratan
penyimpanan terkait keamanan memiliki beberapa
suhu beku
keamanan seperti pintu dengan kunci dan
(freezer) penggunaan CCTV. Sanitasi yang ada terdapat
yaitu antara toilet dan tempat cuci tangan di dalam ruangan
-20 sampai Instalasi Farmasi, dan tempat pembuangan
100C sampah. Untuk mencegah masuknya cahaya sinar
2. Keamanan Memiliki matahari secara langsung menambahkan kaca dan
pintu teralis pada jendela, diberikan teralis besi sehingga
membantu meningkatkan system keamanan. Untuk
dengan jenis dan jumlah teralis disesuaikan dengan bentuk
kunci dan bangunan termasuk pintu, jendela dan plafon
CCTV dengan spesifikasi terbuat dari bahan besi dengan
3. Sanitasi Terdapat ketebalan 12mm. Dan penerangan menggunakan
toilet, lambu sebanyak 10 buah. Hasil observasi yang
tempat cuci dilakukan di rumah sakit berdasarkan keterangan
tangan, dari Kepala Instalasi kelembaban udara sudah
sesuai dengan standar, akan tetapi alat pengukur
tempat
29
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 12 Nomor 1, Februari 2023

kelembaban sedang mengalami kerusakan. Telah 10. Tempat Terdapat


terpasang beberapa ventilasi yang juga dilengkapi penyimpanan loker
dengan AC. Penggunaan AC ini selain sebagai obat tidak khusus
pengganti ventilasi juga digunakan untuk
dijadikan menyimpan
mengatur suhu ruangan, sudah sesuai dengan
standar persyaratan penyimpanan dengan ventilasi. tempat barang
menyimpan untuk
barang-barang karyawan
lain yang
Tabel 2. Kesesuaian komponen penyimpanan di dapat
Instalasi Farmasi RSU GMIM menimbulkan
Kalooran Amurang dengan standar kontaminasi
PERMENKES RI No. 72 Tahun 2016 (mis :
N Standar Kesesuaian Keteranga limbah)
O Komponen Dengan n
Penyimpanan Standar
Salah satu high alert yang ada di rumah
Ada Tidak sakit ialah elektrolit konsentrasi tinggi yang
7. Elektrolit Hanya memiliki ketentuan khusus dalam penyimpanan
dengan tersimpan yang diberi label. Selain elektrolit konsentrasi
konsentrasi di Farmasi tinggi, penyimpanan obat juga dilakukan
RSU pelabelan. Penyimpanan elektrolit konsentrasi
tinggi tidak
Instalasi tinggi dilakukan di gudang farmasi yang diletakkan
diperbolehkan Kalooran di lemari khusus dan diberikan penandaan, contoh
disimpan di Amurang yang tersedia NaCl 0,9%, Aqua pro injeksi, Ringer
tempat GMIM lactat 500ml, Levofloxcin infus, KCl injeksi,
perawatan D40%, MgSO 20%, MgSO 40%, NS 10ml, NS
8. Elektrolit (sudah 100ml, NS 3%, KA-EN 3B, KAEN 4A, KA-EN
konsentrasi sesuai) 3A. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
(B3) dilakukan di gudang farmasi yang diletakkan
tinggi harus
di lemari khusus dan diberikan penandaan. Tempat
mendapat penyimpanan obat-obatan di gudang Instalasi
pengamanan Farmasi RSU GMIM Kalooran Amurang tidak
dengan dijadikan tempat penyimpanan barang lain.
terdapat label Terdapat loker khusus untuk penyimpanan barang
dan disimpan pribadi milik karyawan yang bekerja
pada tempat
Tabel 3. Kesesuaian metode penyimpanan di
yang dibatasi
Instalasi Farmasi RSU GMIM Kalooran
ketat untuk Amurang dengan standar PERMENKES
melindungi RI No. 72 Tahun 2016
penatalaksanaa N Standar Kesesuaian Keteranga
n yang kurang O Metode Dengan n
tepat Penyimpanan Standar
9. Tempat Memiliki Ada Tidak
penyimpanan lemari B3 11. Obat disusun (sudah
khusus dan secara sesuai)
teridentifikasi alfabetis A-Z
12. Metode FEFO (sudah
(tanggal sesuai)
expired)

30
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 12 Nomor 1, Februari 2023

13. Penampilan (sudah N Standar Kesesuaian Keteranga


dan penamaan sesuai) O Ruangan dan Dengan n
yang mirip Fasilitas Standar
tidak Penyimpanan
ditempatkan Ada Tidak
berdekatan 1. Gudang (sudah
penyimpanan sesuai)
(LASA)
obat
terpisah dari
Dalam metode penyimpanan obat yang
ruang
dilakukan di RSU Kalooran Amurang berdasarkan
bentuk sediaan juga dilakukan secara alfabetis. pelayanan
Metode penyimpanan obat yang diterapkan adalah 2. Gudang cukup (sudah
metode FEFO (First Expire First Out). Contoh besar untuk sesuai)
obat yang tersedia dengan menerapkan metode penyimpanan
FEFO yaitu Citicoline, Amlodipine. Penyimpanan semua
obat-obatan LASA/NORUM sudah dilakukan persediaan
pemisahan dan diberi tanda khusus. Contoh obat-
obat LASA/NORUM yang tersedia Irbesartan obat dan aman
150mg, Irbesartan 300mg, Bisoprolol 2,5mg, untuk
Bisoprolol 5mg, Propranolol 10mg, Propranolol pergerakan
40mg, Captopril 25mg, Captopril 50mg. petugas
3. Tempat ruang (sudah
Tabel 4. Tabel kesesuaian peralatan penyimpanan penyimpanan sesuai)
di Instalasi Farmasi RSU GMIM
obat yang
Kalooran Amurang dengan standar
PERMENKES RI No. 72 Tahun 2016 terpisah
N Standar Kesesuaian Keteranga demgan
O Kondisi Dengan n alat kesehatan
Ruangan dan Standar 4. Atap gudang (sudah
Fasilitas Ada Tidak dalam keadaan sesuai)
Penyimpanan baik dan tidak
14. Lemari khusus Terdapat 2 bocor
narkotika dan lemari 5. Lantai terbuat (sudah
psikotropika. khusus dari sesuai)
narkotika tegel/semen
dan 6. Dinding (sudah
psikotropik gudang dibuat sesuai)
a licin
15. Sarana air (sudah 7. Tersedia kartu (sudah
sesuai) stock obat sesuai)
untuk
Kondisi penyimpanan obat di Instalasi Farmasi memberi
RSU GMIM Kalooran Amurang dengan standar keterangan di
Binfar tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah
rak/lemari
ini.
penyimpanan
Tabel 5. Tabel kesesuaian standar penyimpanan 8. Kemudahan Gudang
di Instalasi Farmasi RSU GMIM bergerak tidak farmasi
Kalooran Amurang dengan standar banyak RSU
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat GMIM
menggunakan
Kesehatan Tahun 2010
31
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 12 Nomor 1, Februari 2023

sekat dan Kalooran Total jenis obat pada tahun 1.211


penataan Amurang 2021
sesuai arus menggunak
garis lurus, an arus Tabel 8. Tabel data persentase stok kosong di
arus U atau garis lurus RSU GMIM Kalooran Amurang
arus L. berdasarkan data tahun 2021
Keterangan Jumlah obat Persentase
9. Rak dan pallet (sudah
sesuai) Jumlah obat kosong 16 1,3%
Total jenis obat pada 1.211
Hasil observasi gudang terdiri dari tahun 2021
beberapa ruangan dengan luas sebesar 5x6 m 2.
Gudang cukup besar untuk menyimpan semua Tabel 9. Tabel data persentase stok mati di RSU
persediaan obat dan aman untuk pergerakan GMIM Kalooran Amurang berdasarkan
petugas. Luas gudang penyimpanan obat sudah data tahun 2021
mencukupi kebutuhan untuk penyimpanan obat Keterangan Jumlah Persentase
yaitu minimal berukuran 3x4 m2. Di dapatkan
obat
pengaturan tata ruang menggunakan arus lurus
untuk kemudahan bergerak tidak menggunakan Jumlah obat yang 3 0,2%
sekat. Kemudahan bergerak pembatasan jarak tidak keluar selama
masih cukup sempit. Gerakan personal pada lorong 3 bulan
ruang gudang menggunakan arus garis lurus.
Total jenis obat 1.211
Indikator penyimpanan obat di Instalasi tahun 2019
Farmasi RSU GMIM Kalooran Amurang dengan
standar Binfar tahun dapat dilihat pada tabel di KESIMPULAN
bawah ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Tabel 6. Tabel data perhitungan Turn Over Ratio dilakukan tentang evaluasi kesesuaian
(TOR) tahun 2021 di Gudang Farmasi penyimpanan obat di Instalasi Farmasi RSU
RSU GMIM Kalooran Amurang GMIM Kalooran Amurang dapat disimpulkan
Keterangan Jumlah untuk kesesuaian penyimpanan berdasarkan
Permenkes No. 72 tahun 2016 menunjukkan belum
Stok opname per 31 1.407.669.226 sesuai standar yaitu pada stabilitas dan
desember 2020 (persediaan kelembaban. Kesesuaian ruangan dan fasilitas
awal tahun 2021) penyimpanan berdasarkan Bina Kefarmasian
(BINFAR) telah sesuai, dan berdasarkan indikator
Total pembeliaan tahun 1.832.567.987 penyimpanan menunjukkan belum sesuai standar.
2021
Stok opname per 31 1.295.175.724 SARAN
desember 2021 (persediaan a. Penggunaan alarm sebaiknya diadakan
akhir tahun 2021) sebagai pelengkap peralatan
penyimpanan selain sebagai pendeteksi
Rata-rata persediaan 1.351.422.475
kebakaran juga sebagai pendeteksi jika
terjadi penyimpangan suhu. Penggunaan
Tabel 7. Tabel data persentase obat di Gudang alat pengukur suhu dan kelembaban
Farmasi RSU GMIM Kalooran sebaiknya diadakan. Diharapkan RSU
Amurang GMIM Kalooran Amurang untuk dapat
Keterangan Jumlah Persentase melakukan pengecekan terhadap fasilitas
obat dan sarana penyimpanan obat apakah
Jumlah jenis obat 57 4,7% sudah memadai, dan segera mengganti
kadaluwarsa atau rusak fasilitas penyimpanan obat yang
tahun 2021 mengalami kerusakan.

32
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 12 Nomor 1, Februari 2023

b. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat Manajemen dan Pelayanan Farmasi. 01:
melakukan penelitian sejenis atau yang 94-102.
berhubungan dengan pengelolaan obat Ibrahim, A. Astuty, W. Citrningtyas, G. 2016.
pada tahap perencanaan, pengadaan, Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi
distribusi dan penggunaan obat di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado.
Instalasi Farmasi RSU GMIM Kalooran Fakultas Matematika dan Ilmu
Amurang. Pengetahuan Alam Universitas Sam
Ratulangi. Manado. Vol.5 No.2 Mei
DAFTAR PUSTAKA 2016.
Imam, B. 2017. Evaluasi Pengelolaan Obat Tahap
Aditama. T.Y. 2007. Manajemen Administrasi Penyimpanan di Instalasi Farmasi Rumah
Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta: Universitas Sakit Bhayangkara Polda Daerah
Indonesia Iqbal, M. 2017. Evaluasi Penyimpanan sediaan
Arifah, ika. 2015. Pengaruh Kondisi Penyimpanan Farmasi di Gudang Farmasi Rumah Sakit
Terhadap Stabilitas Kadar Tablet Umum Daerah X Tahun 2016. Skripsi.
Nefedipin di Puskesmas Purwokerto. Yogyakarta.
Skripsi. Farmasi UMP. Julianti. Citraningtyas. Sudewi, S. 2017. Evaluasi
Cartenseen. J. T. 1990. Drug Stability Principles Penyimpanan dan Pendistribusian Obat
and Practice. Marcel Dekker. di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Siloam
Depkes RI, 2010. Pedoman Penyimpanan. Dirjen Manado. Jurnal Pharmacon. Vol. 6 No.
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 4.
Depkes RI, 2010.
Depkes RI, 2010. Pedoman Penyimpanan. Dirjen Kristalia, L. 2008. Evaluasi Cara Penentuan
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Beyond Use Date (Masa Edar) Sediaan
Depkes RI, 2010. Pedoman Penyimpanan. Dirjen Racikan Pulveres Campuran Ketotifen
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Fumarat dan siproheptadin HCL dari Rumah sakit
Kementerian Kesehatan Republik X. Skripsi. Fakultas Farmasi.
Indonesia, Jakarta. Yogyakarta.
Depkes RI. 2010. Materi Pelatihan Manajemen
Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kurniawan, A. Citraningtyas, G. Astuty, W. 2017.
Kabupaten/Kota. Kemenkes RI. Jakarta. Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi
Depkes RI., 2009, Undang-Undang no.44 tentang Rumah Sakit Advent Manado. Fakultas
Rumah Sakit, Direktorat Jedral Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Departemen Kesehatan Republik Vol.6 No.4 November 2017.\
Indonesia, Jakarta. Kurniawati. I dan Maziyyah. N. 2017. Evaluasi
Depkes. 2009. Undang-undang RI No.44 tahun Penyimpanan Sediaan Farmasi di
2009 tentang Rumah Sakit. MenKes Gudang Farmasi Puskesmas Sribhowono
RI, Jakarta. Kabupaten Lampung Timur. Naskah
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI. Publikasi Karya Tulis Ilmiah.
2010. Materi Pelatihan Manajemen Yogyakarta.
Kefarmasian di Instalasi Farmasi
Kabupaten atau Kota. Jakarta. Madinatul. 2020. Evaluasi Kesesuaian
Kementerian Kesehatan RI. Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Rumah Sakit Umum Dr. H. Koesnadi
RI. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Bondowoso Tahun 2019-2020. Skripsi.
Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Program Studi Farmasi, UIN Maulana
Kementerian Kesehatan RI; 2010. Malik Ibrahim. Malang.
Fakhriadi, A., Marchaban, Dwi P. 2011. Analisis
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Pengelolaan Umum di Instalasi
Permenkes Nomor :
Farmasi Rumah Sakit PKU
129/Menkes/SK/II/2008 Standar
Muhammadiyah Temanggung Tahun
Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 2008 p.
2006, 2007, dan 2008. Jurnal

33
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 12 Nomor 1, Februari 2023

Nyoman. Ni, M.P. 2018. Kajian Pengetahuan Contemporary Pharmacy Practice.


Apoteker Terkait Farmakoterapi dan Philadelphia: Lippincot Williams &
Keterampilan Pemberian Informasi Wilkins– Wolters Kluwer; 2009.
Penggunaan Insulin Dibeberapa Apotek
Diwilayah Surabaya. Jurnal Ilmiah Winasari, A. 2015. Gambaran Penyebab
Ubaya. Vol. 7 No. 1. Kekosongan stok Obat Paten dan Upaya
Pengendaliannya di Gudang Medis
Palupiningtyas, R. 2014. Analisis Sistem Instalasi Farmasi RSUD Kota Bekasi
Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi pada Triwulan 1 Tahun 2015. Skripsi.
Rumah sakit Mulya Tangerang Tahun Program Studi Kesehatan Masyarakat,
2014. Skripsi. Jakarta. Fakultas UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
2016. Peraturan Mentri Kesehatan No
75 Pasal I Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
2017. Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek. Jakarta.
Permenkes RI. 2011. Tentang Pedoman
Penyehatan Udara Dalam Ruang
Rumah.
Permenkes RI. 2015. Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan dan
Pelaporan Narkotika Psikotropika dan
Prekursor Farmasi. Jakarta.
Pitoyo, Z. hariyanto, T. Yuliansyah, N.
Mauludiyah, I. 2016. Kebijakan Sistem
Penyimpanan Obat LASA, Alur
Layanan, dan Formulasi Untuk
Mencegah Dispensing Error. Jurnal
Kedokteran Brawijaya. Vol. 29, No. 3.
Pudjianingsih, D. 1996. Pengembangan Indikator
Efisiensi Pengelolaan Obat di Rumah
Sakit, Tesis. Yogyakarta Program
Pascasarjana Fakultas Kedokteran,
Universitas Gajah Mada.
Riyanto. 1997. Dasar-dasar Pembelajaran
Perusahaan. Yogyakarta. BPFE
Thompson JE. A Practical Guide to

34

You might also like