You are on page 1of 6

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

OVERVIEW OF THE STORAGE OF PHARMACEUTICAL SUPPLIES IN THE PHARMACY


WAREHOUSE AT BHAYANGKARA HOSPITAL

GAMBARAN PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI DI GUDANG FARMASI


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MANADO

Jeckson Ayhuan1)*, Gayatri Citraningtyas 2), Imam Jayanto 3)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
*jecksonayhuan@gmail.com

ABSTRACT
The storage of pharmaceutical supplies must ensure the quality and safety of pharmaceutical preparations,
medical devices and consumable medical materials in accordance with pharmaceutical needs. This study
aims to obtain an overview of the storage of pharmaceutical supplies in the Bhayangkara Hospital Manado
warehouse based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 72 of
2016. In the research results found indicators of strengths, weaknesses, opportunities and threats. Indicators
of strength are a well-organized system for arranging goods in a warehouse, supporting facilities in a well-
functioning warehouse, a strategic location and a person in charge of pharmaceutical personnel.
Weaknesses are the number of human resources that are still lacking and there are frequent power outages.
The opportunity identified was the development of an up-to-date management information system. Threats
include regulations from distributors of non-returnable goods and demand for goods during the night shift
that cannot be fulfilled because warehouse operating hours end at 17.00.

Keywords: Storage, Medicine, Hospital Pharmacy Installation

ABSTRAK
Penyimpanan perbekalan farmasi harus menjamin mutu dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai yang sesuai dengan kebutuhan kefarmasian.Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang penyimpanan perbekalan farmasi di gudang RS Bhayangkara Manado
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016. Dalam hasil penelitian
ditemukan indikator kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Indikator kekuatan yaitu sistem penataan
barang di gudang yang tertata dengan baik, fasilitas penunjang di gudang yang berfungsi dengan baik, lokasi
yang strategis dan penanggung jawab tenaga kefarmasian. Kelemahan yaitu jumlah sumber daya manusia
yang masih kurangan dan sering terjadi pemadaman listrik. Peluang yang ditemukan adalah pengembangan
sistem informasi manajemen yang selalu diperbaharui. Ancaman antara lain regulasi dari distributor barang
yang tidak dapat dikembalikan dan permintaan barang pada saat shift malam tidak dapat dipenuhi karena jam
operasional gudang berakhir pada pukul 5 sore..

Kata kunci: Penyimpanan, Obat, Instalasi Farmasi Rumah S.

700
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

PENDAHULUAN primer dan data sekunder penyimpanan di gudang


Penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan Rumah Sakit Bhayangkara. Data primer didapat
yang baik bertujuan untuk memelihara mutu obat, melalui observasi dan hasil wawancara. Data
menghindari penggunaan yang tidak bertanggung sekunder didapat dari dokumen yang berada di
jawab, menjaga kelangsungan persediaan dan gudang.
memudahkan pencarian dan pengawasan
( Kemenkes, 2012). Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan oleh Lukmana Teknik pengumpulan data yang digunakan
(2006) mengenai Penyimpanan Obat-Obatan di yaitu menggunakan metode nonprobability
Rumah Sakit Daerah Jabodetabek menunjukkan sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
bahwa sistem penyimpanan barang-barang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
logistik farmasi terutama obat masih ada yang setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
belum sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh menjadi sampel, dan melakukan observasi dan
Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, seperti wawancara kepada kepala gudang.
misalnya cara penyimpanan First In First Out
(FIFO)/First Expired First Out (FEFO) yang Analisis Data
tidak diterapkan, pengaturan suhu dan Penentuan indikator kekuatan, kelemahan,
kelembaban udara di gudang penyimpanan yang peluang dan ancaman didapatkan dengan
tidak diperhatikan pemisahan jenis obat dan menganalisis situasi tahap penyimpanan dan
peralatan yang perlu disediakan di gudang melakukan wawancara kepada Koordinator
penyimpanan juga masih diabaikan. Ini terlihat Gudang. Analisis yang dilakukan yaitu:
dari banyaknya obat-obat kadaluarsa yang belum 1. Kecocokan antara barang dengan kartu stok
dipisah penempatannya dengan obat-obat yang dan komputer.
masih baru, obat yang memerlukan penyimpanan Data diambil secara prospektif dengan cara
di suhu dingin tidak disimpan di dalam tempat mengambil sampel kartu stok di gudang
yang semestinya serta sarana dan prasarana farmasi dan mengamati jumlah item pada kartu
penyimpanan yang belum memadai. stok dan komputer (X) kemudian mencocokan
Pengelolaan obat sangatlah penting bagi dengan jumlah barang yang ada (Y),
seluruh rumah sakit atau instalasi kesehatan. selanjutnya dilihat apakah X=Y atau X≠Y.
Rumah sakit bhayangkara manado dengan tipe C Nilai pembanding: 100%.
Perlu dilakukan penataan atau pengaturan pada 𝑋
Perhitungan: : 𝑥 100%
penyimpanan digudang sehingga tidak terjadi 𝑌
kerusakan pada obat bahkan alat kesehatan 2. Persentase barang kadaluarsa dan rusak.
digudang,berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik Data yang dikumpulkan yaitu jumlah obat
untuk melakukan penelitian tentang Gambaran rusak dan kadaluarsa dalam 1 tahun (X) dan
Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Gudang jumlah seluruh jenis obat dalam 1 tahun (Y)
Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Manado. pada periode tahun 2019. Nilai
pembanding:100%.
METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisis data
Tempat dan Waktu Penelitian Analisis data yang digunakan adalah analisis
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit univariat dimana setelah semua data diolah
Bhayangkara Manado pada bulan September kemudian data disajikan dalam bentuk
2020 – Oktober 2020. persentase dalam tabel distribusi frekuensi
untuk menyimpan data (Notoadmojo, 2012).
Jenis Penelitian Dengan rumus :
Penelitian ini merupakan penelitian
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝐶ℎ𝑒𝑐𝑘𝑙𝑖𝑠 𝑌𝑎 (𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖)
deskriptif analitis yang dilakukan dengan metode 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 % =
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑐ℎ𝑒𝑐𝑘𝑙𝑖𝑠𝑡
kualitatif. × 100%

Alat dan Bahan 4. Indikator Faktor Internal dan Faktor Eksternal


Alat yang digunakan dalam penelitian ini Penyimpanan Di gudang.
ialah alat tulis menulis untuk mencatat hasil Faktor eksternal dan faktor internal (peluang
observasi dan wawancara dan kamera sebagai dan ancaman untuk faktor eksternal serta
dokumentasi. Bahan yang digunakan berupa data
701
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

kekuatan dan kelemahan untuk faktor internal), 90


Perhitungan: : 𝑥 100% = 100%
menggambarkan secara jelas bagaimana 90
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi Hasil dari perhitungan yaitu X=Y dengan
rumah sakit yang disesuaikan dengan kekuatan kecocokan antara kartu stok dan komputer
dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti, sudah sesuai.
2009). 2. Presentase Barang Kadaluarsa Dan Rusak.
Hasil data yang diperoleh dari wawancara
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan kepala gudang rumah sakit
1. Kecocokan Antara Barang Dengan Kartu Stok Bhayangkara Manado, yaitu pada tahun 2019,
Dan Komputer. tidak di temukan adanya barang yang
Sampel yang diambil yaitu pada obat kadaluarsa atau rusak, sampai dengan saat ini,
misoprostol, mengambil data dari kartu stok di sehingga obat rusak dan kadaluarsa dalam 1
gudang dan mengamati jumlah item pada kartu tahun tidak ada.
stok dan komputer (X), kemudian mencocokan 3. Analisis Data
dengan jumlah barang yang ada (Y),dari hasil Analisis data dilakukan dengan menggunakan
pengamatan di gudang, data obat misoprostol tabel berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
pada kartu stok yaitu 90 dan pada data yang RI Nomor 72 tahun 2016 tentang standar
ada di komputer 90, selanjutnya di pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Kondisi
perbandingkan dengan nilai pembanding: ruangan gudang rumah sakit Bhayangkara
100%. Manado dapat dlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kondisi Ruangan dan Fasilitas Penyimpanan obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit
BhayangkaraManado berdasarkan Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016
Keadaan di Rs
Standar Penyimpanan Obat di Bhayangkara
Manado Keterangan
RS
Ya Tidak
Lokasi penyimpanan harus
menyatu dengan sistem √
pelayanan Rumah Sakit
Dipisahkan antara fasilitas
penyelenggaraan manajemen,

pelayanan langsung pada pasien,
peracikan dan produksi
Adanya pengaturan suhu √
Adanya ventilasi udara yang

baik
Terdapat sistem pembuangan

limbah yang baik
Adanya perlengkapan
dispensing baik untuk sediaan

steril, non steril maupun cair
untuk obat luar atau dalam.
Lemari/rak penyimpanan yang
rapi dan harus terlindung dari

debu, juga kelembaban dan
cahaya berlebihan

702
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

Gudang penyimpanan

dilengkapi dengan palet

Terdapat Lemari pendingin dan


pendingin ruangan untuk Obat √
yang termolabil
Fasilitas penyimpanan dingin

dievaluasi secara berkala
Peralatan untuk penyimpanan
obat, penanganan dan
pembuangan limbah sitotoksik √
dan obat berbahaya dibuat
secara khusus
Terdapat lemari penyimpanan
khusus untuk narkotika dan √
psikotropika
Bahan yang mudah terbakar,
disimpan dalam ruang tahan api

dan diberi tanda khusus bahan
berbahaya.
Gas medis disimpan dengan

posisi tepat

Analisis data yang telah dilakukan yaitu tidak terjadi kesalahan atau kehilangan,
berdasarkan permenkes RI Nomor 72 tahun semua obat atau bahan obat yang mudah
2016 tentang standar pelayanan kefarmasian terbakar disimpan di ruangan yang tahan api
di rumah sakit. Gudang menyatu dengan dan diberi tanda khusus berbahaya agar
rumah sakit dan memiliki pencahayaan dan terhindar dari kerusakan, gas medis diletakan
pengatur suhu yang berkerja dengan baik. dengan posisi yang tepat.
Gudang tidak mengalami kebocoran di atap Prosedur penyimpanan pada gudang
atau di tembok, gudang memiliki ventilasi rumah sakit Bhayangkara Manado dapat
udara yang baik dan bersih. dilihat pada tabel 2.
Lemari dan rak di gudang bersih dan
tidak lembab sehingga tidak mempengaruhi Tabel 2. Prosedur Penyimpanan Obat di
kualitas dan kadar obat, adanya palet untuk Instalasi Farmasi Rumash Sakit Bhayangkara
barang. Suatu gudang yang tidak memiliki Manado Berdasarkan Standar Pelayanan
papan alas untuk barang, dapat Kefarmasian Rumah Sakit Permenkes 72
mengakibatkan resiko kerusakan pada obat, Tahun 2016
karena kontak langsung antara kardus dengan Variabel
lantai, penggunaan papan alas bertujuan untuk Metode Ya Tidak Keterangan
meningkatkan efisiensi penanganan stok, peyimpanan
memberikan perlindungan terhadap banjir dan Menerapkan √
memberikan sirkulasi udara dari bawah. Prinsip FIFO
Lemari pendingin yang suhunya selalu Menerapkan √
dievaluasi secara berkala untuk obat yang Prinsip FEFO
bersifat termolabil. Sediaan √
Lemari khusus untuk obat narkotika dan Farmasi yang
pisikotropika yang terletak terpisah sehingga
703
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

penampilan yang strategis dan menyatu dengan rumah


dan penamaan sakit, memiliki penanggung jawab, kepala
mirip (LASA) gudang yang berasal dari tenaga kefarmasian,
tidak sistem digudang memiliki penataan yang
ditempatkan baik, yaitu penataan secara alfabetis dan juga
bersamaan menggunakan metode FIFO dan FEFO,
Elektrolit √ sehinga penataan didalam gudang menjadi
konsentrasi baik dan tidak terjadi kehilangan atau
tinggi tidak kesalahan dalam pengambilan perbekalan
disimpan di farmasi digudang. Menurut Dirjen (2016),
unit perawatan metode penyimpanan obat yaitu penyimpanan
Sediaan √ dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk
Farmasi, Alat sediaan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan
Kesehatan, dan dan bahan medis habis pakai disusun secara
Bahan Medis alfabetis dengan menggunakan prinsip FIFO
Habis Pakai dan FEFO. Penyimpanan obat harus disimpan
disimpan dalam gudang ruangan khusus yang tidak
secara khusus. digabung dengan peralatan lain dengan tujuan
Tempat √ agar dapat mempermudah petugas gudang
penyimpanan mengatur dan mengambil obat juga dapat
obat tidak mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan.
dipergunakan Fasilitas yang berada di dalam gudang
untuk yang menunjang terjaganya sediaan dan mutu
penyimpanan berbekalan yang ada di gudang yang
barang lainnya berfungsi sangat baik dan selalu dilakukan
yang pemeliharaan terhadap fasilitas yang ada di
menyebabkan dalam gudang, sehingga tidak terjadi
kontaminasi. kerusakan baik sediaan farmasi atau fasilitas
yang ada. Kendala yang sering terjadi di
Gudang rumah sakit telah menerapkan rumah sakit yaitu pemadaman listrik dan
penataan di gudang yaitu secara alfabetis dan sumber daya manusia yang masih kurang
menggunakan metode FIFO dan FEFO, yang bertugas di gudang.
Tujuan dari penyimpanan obat sesuai dengan Sistem manajemen yang selalu
FIFO dan FEFO serta diatur penyimpanannya berkembang merupakan salah satu peluang
sesuai penggolongan obat berdasarkan bentuk untuk mengembangkan sistem penyimpanan
sediaan, golongan narkotika, golongan yang ada digudang yang sudah ada menjadi
psikotropika, farmakologi dan diurutkan lebih baik. Ancaman yang dapat terjadi yaitu
secara alfabetis, yaitu: antara lain terjadinya pencurian atau
a. Mempermudah dalam proses kehilangan, karena letak gudang yang
pengambilan obat. strategis dan mudah diakses, dan adanya
b. Menghindari kesalahan dalam kendala pada permintaan barang dari gudang
pengambilan obat. pada shift malam karena gudang tutup pada
c. Meminimalisir waktu dan tenaga yang jam 5 sore. obat LASA atau Look Alike Sound
digunakan (Seto et al, 2012). Alike tidak di tempatkan bersamaan agar tidak
4. Indikator Faktor Internal dan Faktor terjadi kesalahan atau penyalagunaan. Tempat
Eksternal Penyimpanan di Gudang penyimpanan obat tidak untuk menyimpan
Sedangkan Gudang penyimpanan barang yang dapat menyebabkan kontaminasi,
perbekalan farmasi Rumah Sakit agar terhindar dari kontaminasi dan kerusakan
Bhayangkara Manado, yang memiliki letak obat, dengan wawancara serta pengamatan

704
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 1 Februari 2021

langsung yang telah dilakukan mendapatkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,


hasil yaitu sesuai dengan Peraturan Menteri 2014.Standar Pelayanan Kefarmasian
Kesehatan RI Nomor 72 tahun 2016. di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
disimpulkan sebagai berikut. 2018. Data Rumah Sakit Online.
1. Rumah Sakit Bhayangkara Manado memiliki Direktorat Jenderal Pelayanan
gambaran penyimpanan dan sistem penataan Kesehatan, Jakarta.
gudang yang sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 72 tahun 2016.
2. Indikator faktor internal dan eksternal yaitu Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
yang ditemukan di rumah sakit, dapat
menjadi masukan sebagai evaluasi bagi Peraturan Menteri Kesehatan Republik
rumah sakit agar menjadi lebih baik. Indonesia. 2016. Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
SARAN Departemen Kesehatan Republik
Disarankan bagi rumah sakit untuk Indonesia, Jakarta.
meningkatkan jumlah sumber daya manusia yang
berkerja di gudang penyimpanan. Bagi peneliti
Seto, S., N. Yunita, T. Lily. 2012. Manajemen
lain yang melakukan penelitian khususnya di
Farmasi Edisi 3. Universitas Airlangga,
gudang penyimpanan, diharapkan untuk dapat
menggunakan hasil penelitian ini dan mengkaji Surabaya.
lebih dalam mengenai pengelolaan dan
penyimpanan di gudang rumah sakit. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Afabeta.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia. 2012.
Penerapan Pedoman Cara Pembuatan
Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat
dan Makanan, Jakarta.

Fakhriadi, A., Marchaban, Dwi P. 2011.


Analisis Pengelolaan Umum di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Temanggung Tahun
2006, 2007, dan 2008. Jurnal
Manajemen dan Pelayanan Farmasi.
01: 94-102.

Kementerian Kesehatan RI, 2012. Pedoman


penyimpanan Persediaan di
Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

705

You might also like