You are on page 1of 8

GAMBARAN PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DI GUDANG OBAT

PUSKESMAS PLUMBON GAMBANG KABUPATEN


JOMBANG TAHUN 2022

DESCRIPTION OF STORAGE OF PHARMACEUTICAL STOCK AT THE DRUG


WAREHOUSE OF PLUMBON PUSKESMAS GAMBANG,
JOMBANG REGENCY IN 2022

Tinung Farida, Dyah Aryantini


D3 Farmasi-Fakultas Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri

Info Artikel ABSTRAK


Latar Belakang : Penyimpanan obat yang tepat sesuai standar
Sejarah Artikel merupakan salah satu faktor yang mendukung penjaminan mutu
Diterima: obat. Faktor yang mempengaruhi mutu obat selama
Disetujui: penyimpanan adalah persyaratan gudang, kondisi penyimpanan
sediaan farmasi, penyusunan stok sediaan farmasi, pencatatan
kartu stok serta obat kadaluarsa. Tujuan : mengetahui gambaran
Kata Kunci penyimpanan sediaan farmasi di gudang obat Puskesmas
Mutu sediaan farmasi, Plumbon Gambang Kabupaten Jombang Tahun 2022 yang
Penyimpanan sediaan meliputi persyaratan gudang, penyusunan stok sediaan farmasi,
farmasi, Puskesmas dan pencatatan kartu stok. Metode : observasi (checklist) yang
mengacu pada Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Keyword : Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif-
Quality of pharmaceutical kualitatif dengan persentase. Hasil: Skor penilaian keadaan fisik
preparations, Storage of gudang obat Puskesmas Plumbon Gambang Kabupaten Jombang
pharmaceutical 73% sehingga masuk dalam kategori baik dari indikator keadaan
preparations, Puskesmas fisik gudang yang belum memenuhi syarat (27%). Tata cara
penyusunan stock sediaan farmasi diperoleh hasil yang baik
yaitu 80% akan tetapi ada yang belum sesuai dengan indikator
penilaian tata cara penyimpanan sedian farmsi di gudang obat
(20%) yaitu sediaan farmasi tidak di susun secara alfabetis, dan
tumpukan dos yang tidak sesuai dengan petunjuk. Pencatatan
kartu stok di Gudang obat Puskesmas Plumbon Gambang sesuai
dengan persyaratan 100% sehingga masuk dalam kategori sangat
baik. Simpulan dan saran : gambaran penyimpanan sediaan
farmasi di gudang obat Puskesmas Plumbon Gambang
Kabupaten Jombang Tahun 2022 sebesar 80% berdasarkan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas (Depkes RI,
2016) yang meliputi aspek persyaratan gudang sediaan farmasi
kesesuaian sebesar 60%, aspek tata cara penyusunan stok
sediaan farmasi sebesar 80%, dan aspek pencatatan kartu stok
sebesar 100%. Permasalahan pada sarana dan prasarana yang
belum memenuhi persyaratan penyimpanan sediaan farmasi
harus di tindak lanjuti, maka untuk menambah sarana dan
prasarana yang belum tercukupi hendaknya dilakukan kerjasama
dengan Dinas Kesehatan terkait.

ABSTRACT
Background: Proper storage of drugs according to standards is
one of the factors that support drug quality assurance. Factors
that affect drug quality during storage are warehouse
requirements, storage conditions for pharmaceutical

[1]
preparations, preparation of stock of pharmaceutical
preparations, recording of stock cards and expired drugs.
Purpose: to determine the description of the storage of
pharmaceutical preparations in the drug warehouse of the
Plumbon Gambang Health Center, Jombang Regency in 2022
which includes warehouse requirements, preparation of
pharmaceutical stocks, and recording of stock cards. Method:
observation method (checklist) which refers to the
Pharmaceutical Service Standards at the Health Center. The data
analysis used is descriptive quantitative-qualitative with
percentages. Result: The score for assessing the physical
condition of the drug warehouse at the Plumbon Gambang
Health Center, Jombang Regency, was 73%, so it was included
in the good category from the indicators of the physical
condition of the warehouse that did not meet the requirements
(27%). The procedure for compiling the stock of pharmaceutical
preparations obtained good results, namely 80%, but some were
not in accordance with the indicators for the assessment of the
procedures for storing pharmaceutical preparations in the drug
warehouse (20%), namely pharmaceutical preparations were not
arranged alphabetically, and stacks of doses were not in
accordance with instruction. The recording of stock cards at the
Plumbon Gambang Health Center drug warehouse complies
with the 100% requirements so that it is included in the very
good category.
Conclusion and suggestions: the description of the storage of
pharmaceutical preparations in the drug warehouse of the
Plumbon Gambang Health Center, Jombang Regency in 2022 is
80% based on the Pharmaceutical Service Standards at the
Public Health Center (Depkes RI, 2016) which includes aspects
of the requirements for the warehouse for pharmaceutical
preparations of conformity of 60%, aspects of procedures
preparation of stock of pharmaceutical preparations by 80%, and
aspects of recording card stock by 100%. Problems with
facilities and infrastructure that do not meet the requirements for
storing pharmaceutical preparations must be followed up, so to
add facilities and infrastructure that are not sufficient,
cooperation with the relevant Health Office should be carried
out.

[2]
PENDAHULUAN memenuhi kebutuhan program pelayanan dasar
Pusat Kesehatan masyarakat yang maka pengelolaan sediaan farmasi harus selalu
selanjutnya disebut Puskesmas adalah unit ditingkatkan. Penyimpanan merupakan salah
pelaksana teknis dinas Kesehatan satu faktor pendukung dari tujuan pengelolaan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab obat.
menyelenggarakan pembangunan kesehatan Penyimpanan Sediaan Farmasi dan
disuatu wilayah kerja. Standar pelayanan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu
kefarmasian adalah tolok ukur yang digunakan kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian yang diterima agar aman (tidak hilang),
dalam menyelenggarakan pelayanan terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia
kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
suatu pelayanan langsung dan bertanggung persyaratan yang ditetapkan.Tujuannya adalah
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan agar mutu sediaan farmasi yang tersedia di
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan persyaratan yang ditetapkan. Luas bangunan
pasien. Standar pelayanan kefarmasian di juga perlu diperhatikan untuk mempermudah
puskesmas meliputi pengelolaan sediaan penataan Sediaan Farmasi sesuai dengan abjad,
farmasi dan bahan medis habis pakai dan ruang gerak yang luas memudahkan dalam
pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan proses penataan, metode FIFO/FEFO dan akses
farmasi dan bahan medis habis pakai meliputi keluar masuk Sediaan Farmasi pada saat
perencanaan kebutuhan, permintaan, pendistribusiaan.
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, Puskesmas Plumbon Gambang
pengendalian, pencatatan, pelaporan, merupakan Puskesmas rawat jalan yang berada
pengarsipan, pemantauan dan evaluasi di wilayah Kabupaten Jombang. Puskesmas
(Permenkes RI No 74 Tahun 2016). Plumbon Gambang sebagai unit pelaksana
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Habis Pakai merupakan salah satu kegiatan yang bertanggung jawab terhadap
pelayanan kefarmasian yang tujuannya adalah pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya,
untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan yang beralamat di Desa Plumbon Gambang
keterjangkauan Obat dan Bahan Medis Habis Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang.
Pakai yang efisien, efektif, dan rasional, Puskesmas Plumbon Gambang mempunyai 1
meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga Puskesmas Pembantu, 2 Poskesdes, 7 Polindes,
kefarmasian, mewujudkan sistem informasi dan beberapa Poli yang berada di Puskesmas
manajemen, dan melaksanakan pengendalian antara lain UGD, Poli Umum, KIA, KB,
mutu pelayanan (Permenkes RI No 30 Tahun MTBS, Poli Gigi, Poli TBC, Poli Lansia,
2014). Ketersediaan sediaan farmasi merupakan Laboratorium, Kosultasi Gizi, dan Kamar obat.
salah satu faktor yang sangat penting dalam Pengelola Obat di Kamar Obat Puskesmas
pelayanan kesehatan di puskesmas. Untuk dapat Plumbon Gambang adalah seorang Apoteker

[3]
yang dibantu oleh seorang Asisten Tenaga penyimpanan obat yang baik.
Teknis Kefarmasian.
Pengamatan penyimpanan gudang obat di HASIL PENELITIAN
Puskesmas Plumbon Gambang Kec. Gudo Kab. Tabel 1 Persentase (%) Persyaratan Gudang
Jombang berdasarakan Permenkes No 74 Tahun Obat
Skor Skor
2016 tentang persyaratan gudang obat, Persentase
No Aspek yang diobsevasi Empirik Ideal
(%) (DP)
(n) (N)
penyusunan stok sediaan obat, dan pencatatan 1 Luas minimal 3x4 m² 0 1 0
kartu stok. Penyimpanan obat yang tidak sesuai 2 Tersedia rak/lemari 0 1 0
khusus untuk obat rusak
dapat menyebabkan obat cepat rusak dan tidak dan kadaluarsa
3 Tersedia 1 1 100
mudah ditemukan saat obat dicari, dapat terjadi thermohigrometer
ruangan
kehilangan obat dan tidak mudah dalam 4 Cahaya yang cukup 1 1 100
5 Lantai dan keramik 1 1 100
pengawasan. Berdasarkan informasi yang di (tegel)
dapatkan maka peneliti berkeinginan untuk 6 Dinding dibuat licin 1 1 100
7 Kunci Gudang dikuasai 0 1 0
melakukan penelitian tentang Gambaran oleh Apoteker dan
pegawai lain yang
penyimpanan sediaan farmasi di gudang Obat dikuasakan
8 Tersedia pendingin 1 1 100
Puskesmas Plumbon Gambang Kabupaten ruangan/AC
9 Tersedia lemari 1 1 100
Jombang tahun 2022. pendingin/kulkas
10 Pintu gudang dilengkapi 0 1 100
dengan kunci ganda
METODE PENELITIAN 11 Tersedia lemari/rak atau 1 1 100
pallet untuk penyimpanan
Penelitian ini merupakan penelitian obat
12 Bebas dari serangga dan 1 1 100
deskriptif Metode pendekatan cross sectional. tikus
13 Bangunan gudang dalam 1 1 100
Pengambilan data dilakukan dengan keadaan baik
14 Atap gudang dalam 1 1 100
menggunakan check list di Puskesmas Plumbon keadaan baik dan tidak
bocor
Gambang Kabupaten Jombang penelitian ini
15 Tersedia APAR ditempat 1 1 100
meliputi penyimpanan sediaan Farmasi pada yang mudah dijangkau
Total 4 15 60
bulan Mei sampai selesai. Sampel penelitian
adalah persyaratan gudang obat, tata cara Berdasarkan hasil penelitian ini
penyusunan stok sediaan farmasi, dan menunjukkan bahwa skor penilaian keadaan
pencatatan kartu stok dengan teknik Total fisik gudang obat Puskesmas Plumbon
Sampling. Hasil penelitian akan disusun dan Gambang Kabupaten Jombang 73% sehingga
ditampilkan dalam tabel hasil observasi mulai masuk dalam kategori baik dari indikator
dari persyaratan gudang, penyusunan stok keadaan fisik gudang yang belum memenuhi
sediaan farmasi, serta pencatatan kartu stok. syarat (27%) hal ini dikarenakan gudang obat
Gambaran penyimpanan sediaan farmasi di Puskesmas Plumbon Gambang Kabupaten
gudang obat Puskesmas Plumbon Gambang Jombang belum memiliki luas ruangan yang
Kabupaten Jombang diolah dengan tahapan sempit berukuran 3 x 4 m² yang digunakan
Editing dan Entry dat. Data dianalisa secara untuk tempat pelayanan sekaligus penyimpanan
deskriptif, persentase implementasi sistem obat, tidak mempunyai lemari khusus untuk

[4]
penyimpanan obat rusak dan kadaluarsa, kunci tidak di susun secara alfabetis, dan tumpukan
gudang/ruang pelayanan tidak dikuasai oleh dos yang tidak sesuai dengan petunjuk.
Apoteker, pintu gudang/ ruangan tidak Tabel 3 Persentase (%) Pencatatan Kartu Stok
Skor Skor
dilengkapi dengan kunci ganda. No Aspek yang diobsevasi Empirik Ideal
Persentase
(%) (DP)
(n) (N)
Tabel 2 Persentase (%) Tata Cara Penyusunan 1 Kartu stok digunakan 1 1 100
Stock Sediaan Farmasi untuk mencatat mutasi
Skor Skor obat (penerimaan,
Persentase
No Aspek yang diobsevasi Empirik Ideal pengeluaran, hilang,
(%) (DP)
(n) (N) rusak, atau kadaluarsa)
1 Sediaan Farmasi 0 1 0 2 Semua informasi yang 1 1 100
disusun secara alfabetis terdapat di kartu stok
2 Tablet, kapsul dan obat 1 1 100 merupakan informasi
kering lainnya disimpan yang terbaru dan benar
dalam wadah kedap 3 Kartu stok diletakkan 1 1 100
udara di rak atas berdekatan atau
3 Obat-obat yang 1 1 100 disamping obat
memerlukan suhu 4 Tiap baris hanya 1 1 100
dingin disimpan dalam digunakan untuk
lemari pendingin mencatat satu jenis
(serum dan mutasi
suppositoria) 5 Tiap terjadi mutasi 1 1 100
4 Obat Narkotika dan 1 1 100 sediaan farmasi
Psikotropika di simpan langsung dicatat dalam
dalam lemari khusus kartu stok
yang terkunci dan 6 Perhitungan fisik barang 1 1 100
terjamin keamanannya dilakukan secara
5 Obat dengan masa 1 1 100 periodik misal satu
kadaluwarsa lebih bulan sekali
pendek disimpan lebih 7 Data pada kartu stok 1 1 100
depan dibandingkan digunakan untuk
dengan obat yang menyusun laporan,
mempunyai masa perencanaan,
kadaluarsa lebih pengadaan,dan
Panjang (FEFO) pendistribusian
6 Obat dalam bok 1 1 100 8 Memiliki kartu stok 1 1 100
disimpan pada untuk tiap item sediaan
lemari/rak farmasi di Gudang Obat
7 Sediaan farmasi yang 1 1 100 9 Bagian judul kartu stok 1 1 100
disimpan di lantai harus di isi dengan nama obat,
diletakkan diatas palet kemasan, isi kemasan,
8 Tumpukan dos harus 0 1 0 satuan
sesuai dengan aturan 10 Jumlah fisik obat sama 1 1 100
9 Untuk sediaan farmasi 1 1 100 dengan yang tertera
yang mempunyai masa pada kartu stok
kadaluarsa disimpan Total 10 10 100
berdasarkan
kedatangannya, yang
lebih dahulu datang Cara pencatatan kartu stok yaitu mencatat
disimpan didepan
dibanding dengan yang mutasi obat selama penyimpanan sehingga obat
datang belakang (FIFO)
10 Tidak ada sediaan 1 1 100 mudah dikontrol dan diketahui dengan pasti
farmasi yang rusak
disimpan dalam rak jumlah persediaannya. Hasil penelitian terhadap
Total 8 10 80
pencatatan kartu stok di Gudang obat
Puskesmas Plumbon Gambang sesuai dengan
Dilihat dari perhitungan persentasi
persyaratan 100% sehingga masuk dalam
diperoleh hasil yang baik yaitu 80% akan tetapi
kategori sangat baik.
ada yang belum sesuai dengan indikator
penilaian tata cara penyimpanan sedian farmsi
di gudang obat (20%) yaitu sediaan farmasi

[5]
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan dua indikator yang tidak memenuhi persyaratan
penyimpanan sediaan farmasi di Gudang Obat yaitu sediaan farmasi tidak disusun secara
Puskesmas Plumbon Gambang Kabupaten alfabetis dan tumpukan dos tidak sesuai dengan
Jombang pada bulan Mei sampai Juni Tahun aturan penggunaan pallet. Sedangkan delapan
2022. Penelitian ini dilakukan dengan cara indikator lain telah memenuhi persyaratan yaitu
observasi dan wawancara langsung tentang obat kering disimpan dalam wadah kedap udara
penyimpanan sediaan farmasi yang ada di di rak atas, obat yang memerlukan suhu dingin
Gudang Obat Puskesmas Plumbon Gambang disimpan di kulkas, narkotik dan psikotropik
Kabupaten Jombang. Penyimpanan obat adalah disimpan dalam lemari khusus, penyimpanan
suatu kegiatan menyimpan dan memelihara berdasarkan sistem FEFO, obat dalam bok
dengan cara menempatkan obat yang diterima disimpan di lemari/rak, sediaan farmasi yang
pada tempat yang dinilai aman dari pencurian disimpan di lantai diletakkan diatas pallet,
serta dapat menjaga mutu obat. Sistem penyimpanan berdasarkan sistem FIFO, dan
penyimpanan yang tepat dan baik akan menjadi tidak ada sediaan farmasi yang rusak disimpan
salah satu faktor penentu mutu obat yang dalam lemari/rak.
terdistribusikan (IAI, 2015)
Pada Tabel V.III dapat diketahui bahwa
Hasil observasi tentang persyaratan pencatatan kartu stok di Gudang Obat
gudang obat menunjukkan bahwa berdasarkan Puskesmas Plumbon Gambang telah 100%
Permenkes No 74 Tahun 2016, dari lima belas memenuhi persyaratan. Terdapat kartu stok
indikator terdapat sebelas indikator yang telah yang diletakkan di samping atau di atas semua
memenuhi persyaratan gudang obat yang baik. sediaan farmasi. Semua mutasi obat tercatat
Sebelas indikator tersebut yaitu tersedianya dalam kartu stok, mulai dari penerimaan,
thermohigrometer, AC (air conditioner), lemari pengeluaran, sisa stok, sumber dana dan tanggal
pendingin, lemari/rak atau pallet, APAR (alat kadaluarsa sediaan. Pencatatan dilakukan rutin
pemadam kebakaran), pencahayaan yang baik, sesuai dengan mutasi dengan cara menulis
lantai dari keramik, dinding dibuat licin, bebas tanggal, bulan, tahun dan mutasi yang terjadi
dari serangga dan tikus, bangunan dalam pada saat itu, satu baris kartu stok untuk satu
keadaan baik, dan atap gudang dalam keadaan kali mutasi. Stok opname dilakukan rutin setiap
baik (tidak bocor). Sedangkan empat indikator akhir bulan untuk dilaporan ke Dinas Kesehatan
yang tidak memenuhi persyaratan yaitu ruang juga sebagai bahan acuan perencanaan,
gudang kurang luas, tidak tersedia rak/lemari pengadaan dan pendistribusian. Jumlah fisik
untuk obat kadaluarsa, kunci gudang tidak semua sediaan farmasi sesuai dengan jumlah
dikuasai oleh Apoteker, dan pintu gudang tidak yang tertera pada kartu stok, ketika ditemukan
dilengkapi dengan kunci ganda. selisih dan dilakukan penelusuran, selisih
tersebut disebabkan oleh kesalahan petugas
Dari hasil penelitian terhadap tata cara
dalam melakukan perhitungan dan/atau
penyusunan stok sediaan farmasi di gudang
kelalaian petugas yang lupa mencacat
obat Puskesmas Plumbon Gambang didapatkan
pengeluaran pada kartu stok saat terjadi mutasi.

[6]
Berdasarkan hasil wawancara dengan Persyaratan gudang obat yang baik antara
Apoteker Puskesmas Plumbon Gambang, lain mempunyai luas minimal 3x4 m² atau
diketahui bahwa luas gudang obat Puskesmas disesuaikan dengan jumlah obat yang disimpan
Plumbon Gambang tidak sesuai dengan sehingga memudahkan penyusunan dan ruang
persyaratan gudang yang baik, dimana pada gerak petugas dalam proses penerimaan,
satu ruangan berukuran 3x4m² digunakan penyimpanan dan pendistribusian; mempunyai
sebagai gudang obat sekaligus tempat lemari/rak khusus untuk penyimpanan obat
pelayanan kefarmasian. Sediaan farmasi tidak kadaluarsa untuk menghindari terjadinya
disusun secara alfabetis dan ruang gerak kesalahan pemberian obat kadaluarsa; pintu
petugas juga terbatas karena ruangan yang gudang dilengkapi dengan kunci ganda dan
terlalu sempit. Sediaan farmasi disimpan di dikuasai oleh Apoteker sehingga keamanan
dalam lemari/rak obat yang terkunci untuk gudang lebih terjamin. Sedangkan tata cara
menghindari kehilangan obat dan kunci penyimpanan sediaan farmasi yang baik yaitu
dikuasai oleh Apoteker. Obat kadaluarsa sediaan farmasi disusun secara alfabetis
disimpan di atas lemari/rak yang paling tinggi sehingga mempermudah proses penyimpanan
dengan penandaan yang jelas. Pada saat dan pendistribusian. Tumpukan dos untuk
pandemi covid-19 puskesmas menerima sediaan farmasi yang disimpan di atas pallet
beberapa alat kesehatan dari Dinas Kesehatan sebaiknya disusun sesuai aturan yaitu tidak
Kabupaten dalam jumlah yang besar sehingga lebih dari 2,5 m.
menyulitkan petugas dalam melakukan
Untuk memperlancar proses pelayanan
penyimpanan. Oleh karena itu, banyak alat
kefarmasian di Puskesmas, sebaiknya
kesehatan yang disimpan di atas lantai dengan
Puskesmas Plumbon Gambang segera
tinggi tumpukan dos lebih dari 2,5 m contohnya
merenovasi ruang gudang obat agar lebih luas
hazmat, sepatu boot, masker, handscoen, gown
atau membuat bangunan baru khusus untuk
dan lain-lain. Petugas kefarmasian selalu
gudang obat. Obat kadaluarsa sebaiknya
melakukan stok opname di akhir bulan yang
disimpan di dalam lemari khusus terpisah
digunakan sebagai dasar pelaporan, permintaan
dengan obat yang belum kadaluarsa meskipun
dan pendistribusian, sehingga sangat kecil
sudah diberi penandaan yang jelas. Pintu
kemungkinan terjadi selisih antara jumlah fisik
gudang obat sebaiknya diberi kunci ganda dan
obat dengan jumlah pencatatan di kartu stok.
dikuasai oleh Apoteker sehingga keamanan
Pada gudang obat tidak terdapat kunci ganda,
sediaan farmasi dapat lebih terjamin.
karena selain berfungsi sebagai gudang obat,
ruangan tersebut juga berfungsi sebagai ruang SIMPULAN
pelayanan kefarmasian, sehingga kunci ruangan
Berdasarakan hasil dan pembahasan
tersebut dikuasai oleh petugas keamanan agar
tentang Gambaran Penyimpanan sediaan
dapat dibuka pada pagi sebelum jam pelayanan
farmasi di Gudang Obat Puskesmas Plumbon
untuk dibersihkan.
Gambang Kabupaten Jombang dengan
menggunakan lembar checklist didapatkan hasil

[7]
84% dengan kategori sangat baik terdiri dari 6. Husnawati,dkk. 2016. Sistem Implementasi
persyaratan Gudang 73%, penyusunan stok Sistem Penyimpanan Obat di Puskesmas
sediaan farmasi sebesar 80%, pencatatan kartu Rawat Inap Sidomulyo Kotamadya
stok sebesar 100%. Pekanbaru. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau : Sekolah Tinggi Ilmu
SARAN
Farmasi
1. Permasalahan pada sarana dan prasarana 7. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
yang belum memenuhi persyaratan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
penyimpanan sediaan farmasi harus di tindak Bandung : Alfabeta
lanjuti, maka untuk menambah sarana dan 8. IAI, 2015. Informasi Spesialit Obat
prasarana yang belum tercukupi hendaknya Indonesia. Jakarta : PT ISFI
dilakukan kerjasama dengan Dinas 9. Hidayati, A.N, 2020. Efisiensi
Kesehatan terkait. Penyimpanan Obat Di Puskesmas Mlati II
Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
Islam Indonesia. Yogyakarta.
meningkatkan kualitas obat dilihat dari
10. Octavia, D.R, 2019. Evaluasi Penyimpanan
sistem penyimpanan.
Obat Di Instalasi Farmasi RSI Nashrul
3. Ketepatan sistem penyimpanan obat dengan Ummah Lamongan Berdasarkan Standart
standar yang ditetapkan agar lebih Nasional Akreditasi RS, Vol. 11, No 01
disesuaikan. April 2019. Jurnal Universitas
Muhammadiyah. Lamongan.
REFERENSI
11. Wahyuni, A, 2019. Evaluasi Penyimpanan
1. Depkes RI, 2016. Standar Pelayanan
Sediaan Farmasi Di Gudang Puskesmas Se
Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta :
Kota Banjarmasin. Vol 2 No 2 Desember
Departemen Kesehatan RI
2019. Jurnal Akademi Farmasi Insan
2. Depkes RI, 2014. Standar pelayanan
Farmasi Indonesia. Banjarmasin
Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta :
12. Satibi, 2016. Manajemen obat di Rumah
Departemaen Kesehatan RI
Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada
3. BPOM, 2012. Peraturan Badan Pengawas
University Press.
Obat dan Makanan Republik Indonesia
13. Febriawati, H, 2013. Manajemen Logistik
Nomor HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012
Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta:
Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi
Gosyen Publishing.
Obat Yang Baik
4. Notoatmojo, 2012. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta
5. Sugiyono, 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung : Alfabeta

[8]

You might also like