You are on page 1of 4

Minuman Ringan Berkarbonasi Dapat Meningkatkan

Keasaman Rongga Mulut


Ni Putu Widani Astuti1, Tri Purnami2, Cok Gede Agung Kusuma Putra3
1
Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Denpasar
2
Bagian Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Denpasar
3
Mahasiswa Tingkat Sarjana, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati, Denpasar
e-mail: putu_widani@yahoo.co.id

ABSTRACT
Soft drinks are beverages that do not contain alcohol (non alcoholic). Soft drinks have a low pH (<5.5). Consuming
carbonated soft drinks can cause increased acidity in the oral cavity. The acidity of the oral cavity occurs due to disruption
of the saliva buffer system whose function is to resist the decrease in pH or increase the acidity of the oral cavity. The
purpose of this study was to determine the effect of carbonated soft drinks on the acidity of the mouth. Type of research used
in this study was quasi-experimental with a pre-test post-test design group approach. This study used a sample of 50 people
by using random sampling techniques. All samples consisting of 50 people were asked to accommodate the saliva first and
then measured with a pH meter. After that, all samples were instructed to drink soft drinks according to the specified dose
(250ml). Five minutes later all samples were asked to collect the saliva again and then measure it. The results obtained
from this study are based on a T-test where the level of significance produced is smaller than 0.05 which states that
carbonated soft drinks have a significant effect on the acidity of the oral cavity. The conclusion is carbonated soft drinks
can increase the acidity of the oral cavity.

Keywords: acidity of the oral cavity, carbonated soft drinks.

PENDAHULUAN menjadi barier anatomi dan fisiologi seperti, epitel, aliran


Dewasa ini masyarakat hidup dalam lingkungan air liur atau anatomi gigi; pertahanan seluler, misalnya
modern yang memiliki gaya hidup serba instan, hal ini fagositosis oleh leukosit dan makrofag; dan imunitas
terlihat dari meningkatnya kebiasaan dalam humoral melalui antibodi di dalam air liur dan cairan
mengkonsumsi minuman ringan. Minuman ringan yang celah gusi.5,6
beredar di tengah masyarakat sekarang umumnya bersifat Saliva atau disebut dengan air liur sangat berperan
asam, salah satu diantaranya yaitu mengandung asam dalam membersihkan rongga mulut dari
bikarbonat.1 Minuman ringan berkarbonasi adalah mikroorganisme.7 Saliva yang merupakan cairan dalam
minuman ringan yang dibuat dengan mengabsorpsi mulut, salah satu fungsinya adalah sebagai buffer yang
karbondioksida ke dalam air minum, mengandung gas dapat menjaga kestabilan pH rongga mulut. Kondisi ini
CO2 yang larut dalam air berfungsi sebagai antibakteri tergantung dari keadaan saliva sendiri apakah viskositas
untuk mengawetkan minuman secara alami.2 Minuman atau volume nya cukup untuk menjaga kestabilan
ringan berkarbonat memiliki pH yang sangat rendah atau sehingga email, sementum, atau dentin gigi tidak
dibawah pH kritis yaitu 5,5 sehingga sesudah dikonsumsi mengalami kelarutan.1,7
dan menyebabkan terjadinya penurunan pH saliva.3 Saliva mempunyai peranan sebagai buffer dimana
Dalam keadaan normal, rongga mulut selalu dibasahi naik turunnya pH dapat ditahan, sehingga proses
oleh saliva, saliva di dalam rongga mulut mempunyai pH dekalsifikasi dapat dihambat.7 Air liur akan tetap
yang dapat berubah setiap saat. Penurunan pH yang mengalir walaupun tanpa dirangsang, rata-rata sekitar 19
berulang ulang dalam waktu tertentu akan ml per jam atau sekitar 500 ml per hari. Rata-rata
mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi dan pH sekeresi meningkat pada saat makan atau karena
saliva yang rendah dan mencapai suatu angka kritis dapat rangsangan psikis dan menurun pada waktu tidur. Bila
menyebabkan terjadinya karies gigi.4 jumlah aliran air liur menurun, dapat meningkatkan
frekuensi karies gigi, dan keradangan kelenjar parotis.
A. Keasaman rongga mulut Pada pH air liur yang rendah, mikroorganisme dapat
Rongga mulut merupakan pintu masuk utama berkembang dengan baik. Sebaliknya, pada pH tinggi
mikroorganisme, di dalam rongga mulut terdapat dapat mencegah terjadinya karies gigi.5,8
beberapa faktor yang terlibat dalam organisasi Senyawa organik yang terkandung di dalam saliva
pertahanan terhadap kuman pathogen dikategorikan yang mempengaruhi pH terutama gugus bikarbonat,

9
fosfat, asam karbonat, ammonia, dan urea. Kapasitas mulut dibawh titik kristis (pH < 5,5), makan akan terjadi
buffer terutama ditentukan oleh kandungan bikarbonat, subsaturasi ion Ca+2 dan PO4-3 yang menyebabkan
sedangkan fosfat, protein, ammonia dan urea merupakan kelarutan mineral email gigi kelingkungan dalam mulut
tambahan sekunder pada kapasitas buffer.9,10 Ion yang disebut demineralisasi. Demineralisasi email terjadi
bikarbonat yang ada di dalam saliva berperan penting melalui proses difusi yaitu terjadinya perpindahan
untuk proses buffer di dalam saliva. Ion fluoride yang ada molekul atau ion yang larut dalam air atau dari dalam
di dalam saliva cukup dipengaruhi oleh makanan dan email ke saliva karena adanya perbedaan konsentrasi dari
minuman yang dikonsumsi. Kemampuan buffer saliva asam di permukaan dengan di dalam email gigi.1
ditentukan oleh 85% konsentrasi bikarbonat, 14%
ditentukan oleh konsentrasi fosfat dan 1% protein saliva. E. Minuman ringan
Kadar bikarbonat dalam saliva sebesar 206,97 ppm.7,14 Minuman ringan merupakan minuman yg tidak
mengandung alkohol/non alkohol. Minuman ringan
B. pH saliva dengan pH rendah memiliki potensi merusak struktur
Derajat keasaman suatu larutan dinyatakan gigi. Erosi gigi terjadi ketika seseorang mengkonsumsi
dengan pH, pH saliva yang normal berkisar antara 6,8 minuman yang mengandung zat asam, khususnya asam
hingga 7,4 (Forleo, 2008). Menurut Linder (1991) derajat sitrat dan asam fosfor. Beberapa jenis asam hidroksi
keasaman saliva dalam keadaan normal antara 5,6 – 7,0 organik seperti asam sitrat, asam malat, asam tartarat,
dengan rata-rata pH 6,7. Dalam rongga mulut, pH yang asam laktat terdapat hampir disetiap minuman yang
rendah dapat memicu mikroorganisme berkembang memiliki pH 2,0-3,8. Asam sitrat dan malat terkandung
dengan baik, jika pada pH yang tinggi, dapat mencegah dalam buah-buahan dan makanan yang mengandung
terjadinya karies 5,8. buah, sedangakan asam tartarat dijumpai pada buah
anggur dan minuman yang mengandung anggur.16,17
C. Faktor protektif dalam saliva
Faktor protektif yang terkandung dalam saliva F. Minuman ringan berkarbonasi
adalah ion Ca dan HPO4, bikarbonat yang berfungsi Minuman ringan berkabonasi adalah minuman
sebagai buffer, aliran saliva, dan kandungn ion flourida. yang mempunyai efek extra sparkle dengan ciri khas
Adanya ion Ca dan HPO4 menyebabkan saliva menjadi sentuhan soda di mulut (mouthfeel) dan perasaan yang
bersifat supersaturasi yang dalam hal ini dapat mengigit (bite) pada saat minuman tersebut diminum.16,17
menggantikan ion-ion yang hilang dari permukaan gigi Menurut Ashurt (1998) minuman ringan berkarbonasi
akibat peristiwa demineralisasi yang disebabkan oleh adalah minuman yang dibuat dengan mengabsorpsi
asam. Ion HPO4 khususnya mempunyai kapasitas buffer karbondioksida ke dalam air minum, mengandung gas
yang signifikan pada awal terjadinya kerusakan CO2 yang larut dalam air berfungsi sebagai anti bakteri
permukaan gigi oleh asam.9,11 untuk mengawetkan minuman secara alami. Absorpsi gas
Derajat keasaman saliva tergantung dari CO2 dapat menggunakan alat karbonator.2 Asam sitrat
perbandingan antara asam dengan kapasitas buffer dan natrium bikarbonat merupakan senyawa kimia yang
terutama disebabkan oleh susunan bikarbonat yang naik utama dalam pembuatan minuman berkarbonasi.
dengan kecepatan sekresi. Hal ini berarti pH dan Pencampuran asam sitrat dan natrium bikarbonat dapat
kapasitas buffer saliva juga naik dengan naiknya menimbulkan CO2. Jika asam sitrat dan natrium
kecepatan sekresi. Kapasitas cairan buffer dapat bikarbonat bereaksi, maka akan terbentuk asam karbonat.
didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk menahan Asam karbonat (H2CO3) tersebutlah yang berperan
perubahan pH. Hal ini di perlukan karena bila terhadap timbulnya efek extra sparkle dengan ciri
mengkomsumsi makanan atau minuman ringan yang sentuhan khas soda di mulut (mouthfeel) dan perasaan
asam dapat menurunkan pH saliva.10,15 Konsentrasi yang mengigit (bite) pada saat minuman berkarbonasi
bikarbonat pada saliva menentukan pH saliva. Jadi pH diminum.12,16
akan bervariasi bergantung konsentrasi bikarbonat yang
ada. G. Minuman ringan berkarbonasi dan keasaman mulut
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pH dan Minuman ringan yang berbahaya bagi
kemampuan buffer dari saliva, yaitu usia, diet, irama enamel adalah minuman yang mengandung karbohidrat
siang dan malam perangsangan kecepatan ekskresi, jenis yang mudah difermentasi, sangat asam dan mempunyai
kelamin, status psikologis, penyakit sistemik, medikasi adesi termodinamik yang sangat tinggi, sehingga
tertentu, perubahan hormonal, dan radioterapi.8,13,14 minuman ini tidak mudah dihilangkan oleh saliva. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
D. Peningkatan keasaman dalam rongga mulut proses demineralisasi yaitu jenis dan konsentrasi asam
Peningkatan keasaman mulut dipengaruhi oleh minuman yang tidak berdisosiasi, kandungan karbohidrat
aksi buffer dari saliva apabila pH dalam mulut diatas 5,5 dalam minuman, pH dan kapasitas dapar minuman serta
melalui aksi buffer dari saliva maka akan terjadi proses kandungan fosfat dan fluor yang ada dalam minuman.8,17
supersaturasi ion Ca+2 dan PO4-3. Pada situasi ini jaringan Salah satu bagian tubuh yang mampu melindungi enamel
keras gigi dapat menarik ion atau elemen-elemen yang gigi dari zat asam adalah saliva. Saliva akan membasahi
dikenal sebagai proses remineralisasi. Sebaliknya jika pH gigi dengan larutan jenuh yang kaya kalsium dan fosfor,

10
sehingga enamel gigi tetap konstan saat demineralisasi Table 2 Paired Samples Test
struktur gigi terjadi. Selain itu, saliva akan bertindak
sebagai buffer untuk mencegah agar rongga mulut tidak
terlalu asam. Pada waktu zat asam yang terkandung
dalam minuman ringan masuk ke dalam rongga mulut,
maka aliran saliva akan meningkat disertai meningkatnya
pH, sehingga dalam beberapa saat keasaman dapat
dinetralisir dan pH menjadi normal kembali.7

BAHAN DAN METODE


Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah eksperimental semu dengan pendekatan design
group pre-test post-test. Penelitian ini menggunakan
Teori dari Seow WK menyebutkan bahwa
sampel sebanyak 50 orang. Saliva dari setiap sampel
kapasitas cairan buffer dapat didefinisikan sebagai suatu
ditampung lalu di ukur dengan pH meter, selanjutnya
kemampuan untuk penahan perubahan pH. Hal tersebut
setiap sampel diberi 250ml minuman ringan
juga didukung oleh teori dari Barron RP yang
berkarbonasi denga rasa orange. Setelah 5 menit, saliva
mengatakan bahwa susunan kuantitatif dan kualitatif
setiap sampel ditampung lagi, kemudian diukur dengan
elektrolit di dalam saliva menentukan pH dan kapasitas
pH meter. Hasil pengukuran pH saliva sampel sebelum
buffer. Derajat keasaman saliva tergantung dari
dan sesudah minum minuman ringan berkarbonasi
perbandingan antara asam dengan kapasitas buffer
dicatat.
terutama disebabkan oleh susunan bikarbonat yang naik
bersama dengan kecepatan sekresi. Ini berarti pH dan
HASIL DAN DISKUSI
kapasitas buffer saliva juga naik dengan naiknya
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data,
kecepatan sekresi.
maka pada tabel 1 dapat dilihat adanya perbedaan rata-
Pengaruh buffer menyebabkan saliva dapat
rata pH saliva sebelum dan sesudah mengkonsumsi
menahan perubahan asam di dalam rongga mulut. Hal
minuman ringan berkarbonasi. Rata-rata pH saliva
tersebut menunjukkan peranan saliva sebagai faktor
setelah mengkonsumsi minuman ringan berkarbonasi
proteksi dalam rongga mulut dapat berfungsi dengan
memiliki rata-rata yang lebih rendah (6,558) dari
baik. Pernyataan tersebut didukung oleh Armasastra yang
sebelum mengkonsumsi minuman ringan berkarbonasi
menyebutkan bahwa saliva mempunyai peranan yang
(6,970), dengan demikian dapat diketahui adanya
besar dalam proteksi jaringan gigi dari kerusakan karena
penurunan pH setelah mengkonsumsi minuman ringan
faktor suasana asam. Faktor protektif yang terkandung
berkarbonasi.
dalam saliva adalah ion Ca2+ dan HPO42-, bikarbonat
yang berfungsi sebagai buffer, aliran saliva, dan
Tabel 1 Paired Samples Statistics
kandungan ion fluoride. Adanya ion Ca2+ dan HPO42-
menyebabkan saliva memiliki kemampuan untuk
Std. Std. Error mempertahankan kondisi basa yang dalam hal ini dapat
Mean N
Deviation Mean menggantikan ion-ion yang hilang pada permukaan gigi
pH Awal 6.970 50 .1374 .0194 akibat peristiwa demineralisasi yang disebabkan oleh
asam.
pH Setelah Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
Pair 1 Mengkonsumsi terlihat adanya pengaruh yang signifikan antara pH saliva
Minuman 6.558 50 .1386 .0196 sebelum dan setelah mengkonsumsi minuman ringan
Ringan berkarbonasi. Hal tersebut kemungkinan karena kapasitas
berkarbonasi cairan buffer saliva tidak mampu untuk menahan
turunnya pH. Jadi bila mengkonsumsi makanan atau
Hasil pengolahan data menggunakan Paired minuman ringan yang asam dapat menurunkan pH saliva
sample t-test, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atau dengan kata lain dapat meningkatkan keasaman
yang signifikan antara pH saliva sampel seblum dan rongga mulut. Penurunan pH saliva setelah
sesudah minum minuman ringan berkarbonasi (α<0.05). mengkonsumsi minuman ringan juga disebabkan karena
Hal tersebut menunjukkan bahwa pH minuman ringan minuman ringan berkarbonat memiliki pH yang sangat
berkarbonasi secara signifikan memiliki pengaruh rendah atau dibawah pH kritis sehingga sesudah
terhadap keasaman rongga mulut, yaitu menurunkan pH dikonsumsi menyebabkan terjadinya peningkatan
saliva. keasaman pada rongga mulut.
Mengkonsumsi minuman ringan yang bersifat
asam secara berlebihan akan mengakibatkan terjadinya
demineralisasi pada email gigi. Ireland AJ menyebutkan
bahwa minuman ringan yang berbahaya bagi enamel

11
adalah minuman yang mengandung karbohidrat yang 2. Ashurst PR. The Chemistry and Technology of Soft
mudah difermentasi, sangat asam dan mempunyai adesi Drinks and Fruit Juices. England: Sheffeld
termodinamik yang sangat tinggi, sehingga minuman ini Academic Press Ltd.; 1998.
tidak mudah dihilangkan oleh saliva. Amerogen juga 3. Agnes SJ, Widijanto. Peranan berbagai sifat
mengemukakan bahwa minuman ringan berkarbonat kandungan minuman ringan terhadap potensinya
bersifat asam sangat potensial menyebabkan dalam mendemineralisasi gigi. Ceramah Singkat
demineralisasi email gigi. Hal tersebut karena asam pada Rimbawanla; 1996. h. 613-9
minuman ringan bertindak sebagai selator yang mengikat 4. Tarigan R. Karies Gigi. Cetakan IV. Jakarta:
mineral apatit seperti kalsium. Jumlah garam kalsium Hipokrates; 1995. h. 17-18.
yang larut dalam saliva akan sebanding dengan kalsium 5. Roeslan BO. Imunologi Oral. Cetakan II. Jakarta:
yang keluar dari saliva dan disimpan dalam email gigi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI; 2002.
Pada pH fisiologis, saliva dan plak bersupersaturasi 6. Faweett, Don W. Buku Ajar Histologi, Tamboyang J
dengan baik pada hidroksiapatit email. Setelah (penterjemah), Jakarta: Penerbit EGC; 2002.
dikonsumsi, sukrosa akan berdifusi kedalam plak untuk 7. Amerongen, Van A, Nieuw. Ludah dan Kelenjar
dimetabolisme oleh bakteri didalamnya sehingga Ludah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press;
menghasilkan asam organik. Produksi ini menyebabkan 1991.
turunnya pH dengan cepat (2-5 menit) sehingga 8. AI-Saif KM. Clinical Managemenr of Salivary
mencapai nilai dibawah 5 atau 4,5. Ketika pH mengalami Deficiency. A Review Article The Saudi Dental
penurunan, konsentrasi ion yang dibutuhkan untuk Journal 1991; 3(2):77-80.
saturasi meningkat, dan dalam rentang pH sekitar 5,6 9. Armasastra B. Paradigma Baru Pencegahan Karies
jaringan akan mulai larut untuk menjaga saturasi ini. Gigi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Suasana asam ini akan bertahan cukup lama didalam Universitas Indonesia; 2011.
rongga mulut sebelum akhirnya pH meningkat secara 10. Baron RP, Marcon MA, Sandor KB. Dental erosion
perlahan kembali ke nilai normalnya (pH 6-7). Menurut gastroesophageal reflux disease. J Can Dent Assoc
Caranza, Brady dan Holum, mekanisme peningkatan pH 2003; 64(2):4-90.
saliva oleh kemampuan buffer bikarbonat adalah sebagai 11. Linder MC. Nutritional Biochemistry and
berikut: pada kondisi saliva asam, konsentrasi ion H + Metabolism. 2nd ed. Connectitut: Appleton and
saliva akan berlebih, untuk menetralkan kondisi ini maka Lange; 1991. p. 35-40.
akan terjadi penambahan konsentrasi bikarbonat. Reaksi 12. Suddick RP, Hyde RJ, Feller RP. Salivary Water and
antar ion H+ dan bikarbonat menghasilkan asam karbonat Electrolytes and Oral Health. In: Menaker L (editor).
(H2CO3). The Biologic Basis of Dental Caries - An Oral
Biology Textbook. Maryland; 1980.
SIMPULAN 13. Kidd EAM, Joyston-Bechal S. Dasar-dasar Karies
Adanya perbedaan yang signifikan antara pH Gigi Penyakit dan Penanggulangannya, Sumawinata
saliva sebelum dan setelah mengkonsumsi minuman N (penterjemah), Jakarta: Penerbit EGC; 1991.
ringan berkarbonasi adalah akibat kapasitas cairan buffer 14. Inoue H, et al. Gender Difference in Unstimulated
saliva tidak mampu untuk menahan turunnya pH, Whole Saliva Flow Rate and Salivary Gland.
sehingga dapat disimpulkan bahwa minuman ringan Archives of Oral Biology; 2006.
berkarbonasi dapat meningkatkan keasaman rongga 15. Imanuel M, Sulisyawati, Ansori M. Food Science
mulut. and Culinary Education Journal 2012; 1(1):7
16. Titosuharto. Minuman Ringan Berkarbonasi.
DAFTAR PUSTAKA Available from: http://titosuharto.wordpress. com
1. Ilyas M, Yusri M. Perbedan kadar kalsium dalam /2008/02/25/minuman-berkarbonasi/2008.
saliva sebelum dan sesudah mengkonsumsi 17. Ireland AJ, Guinness NM, Sherriff M. An
minuman ringan yang mengandung asam bikarbonat. investigation into the ability of soft drink to adhere
Dentofasial 2007;6(2):111-115 to enamel. Caries Res 1995;29:470-6.

12

You might also like