Professional Documents
Culture Documents
1
Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis yang seluruh proses, baik proses
penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan karakteristik (value), tidak boleh ada
hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip prinsip muamalah yang Islami. dalam syariah
marketing, bisnis haruslah disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah
SWT, maka seluruh bentuk transaksinya menjadi ibadah di hadapan Allah. Jadi dengan
syariah marketing, seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
Islami. Selama proses bisnis ini dapat dijamin atau tidak ada penyimpangan terhadap prinsip
syariah, maka setiap transaksi apapun dalam pemasaran dapat diperbolehkan.
menciptakan relationship antara nasabah dan bank syariah yaitu hubungan kemitraan antara
bank dengan nasabah dijalin secara terus menerus dalam usaha meningkatkan kepercayaan pada
bank syariah. Hal ini dapat memelihara kesetiaan nasabah yang pada akhirnya akan
meningkatkan market share bank syariah. Kepuasan nasabah merupakan orientasi pasar yang
semakin penting untuk terus dikaji. Pengkajian kepuasan nasabah dilakukan agar nasabah
menjadi nasabah yang loyal tehadap bank sehingga dapat mempengaruhi calon nasabah-nasabah
lain dengan cara mengkomunikasikannya dari mulut ke mulut. Dengan cara itu diharapkan
nantinya dapat terjadi peningkatan pada jumlah nasabah pada bank tersebut. Dalam pelayanan
nasabah yang bermutu menutut adanya upaya dari keseluruhan karyawan bank syariah. Perlu
adanya kerjasama yang baik antar para karyawan bank untuk menciptakan kualitas pelayanan
yang memuaskan bagi nasabah-nasabahnya. Nasabah akan merasa puas terhadap pelayanan yang
diberikan dan juga dapat menarik calon – calon nasabah potensial sehingga terjadi peningkatan
jumlah nasabah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perusahaan
Pada awalnya dikenal sebagai PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu), yaitu bank umum
yang didirikan pada 14 Juli 1990 kemudian diakuisisi oleh PT Mega Corpora(d/h Para
Group) melalui PT Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan
Investama pada 2001. Akuisisi ini diikuti dengan perubahan kegiatan usaha pada tanggal
27 Juli 2004 yang semula bank umum konvensional menjadi bank umum syariah dengan
nama PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) serta dilakukan perubahan logo untuk
meningkatkan citranya di masyarakat sebagai lembaga keuangan syariah yang terpercaya.
Pada tanggal 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun kemudian,
pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan untuk melakukan perubahan logo
BSMI sehingga lebih menunjukkan identitas sebagai bagian dari grup Mega Corpora.
Sejak 2 November 2010 hingga saat ini, bank dikenal sebagai PT Bank Mega Syariah.
Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah memperoleh izin untuk beroperasi
sebagai bank devisa. Dengan status tersebut, bank dapat melakukan transaksi devisa dan
terlibat dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu juga telah memperluas
jangkauan bisnis bank, sehingga tidak hanya menjangkau ranah domestik, tetapi juga
ranah internasional. Strategi perluasan pasar dan status bank devisa itu akhirnya semakin
memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank umum syariah terdepan
di Indonesia.
Pada tanggal 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh izin dari Kementerian
Agama RI sebagai bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS
BPIH). Dengan demikian, bank ini merupakan bank umum kedelapan yang tercatat
sebagai BPS BPIH yang tersambung secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama RI. Izin itu menjadi landasan baru bagi Bank
Mega Syariah untuk semakin melengkapi kebutuhan perbankan syariah bagi umat di
Indonesia.
Selain itu, sejak tahun 2018 Bank Mega Syariah telah ditunjuk sebagai Bank
Penerimaan, Bank Penempatan dan Bank Mitra Investasi oleh Badan Pengelola
Keuangan Haji (BPKH). Dan selanjutnya di tahun 2019, BPKH mempercayakan Bank
Mega Syariah untuk menjadi salah satu Bank Likuiditas yang menjadi partner BPKH
selaku penanggung jawab pengelolaan dana haji di Indonesia.
3
Untuk mewujudkan visi "Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa", PT Mega Corpora
sebagai pemegang saham mayoritas memiliki komitmen dan tanggung jawab penuh
untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai bank umum syariah terbaik di industry
perbankan syariah nasional. Komitmen tersebut dibuktikan dengan terus memperkuat
modal bank. Dengan demikian, Bank Mega Syariah akan mampu memberikan pelayanan
terbaik dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kompetitif di industri
perbankan nasional. Misalnya, pada tahun 2010, sejalan dengan perkembangan bisnis,
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pemegang saham meningkatkan modal
dasar dari Rp400 miliar menjadi Rp1,2 triliun dan modal disetor bertambah dari
Rp150.060 miliar menjadi Rp318.864 miliar. Saat ini, jumlah modal disetor telah
mencapai Rp847.114 miliar. Pada tahun 2013, untuk semakin memperkokoh posisi Bank
Mega Syariah sebagai salah satu bank syariah terdepan di Indonesia, maka bank
melakukan relokasi kantor pusat dari Menara Bank Mega ke Menara Mega Syariah.
Misi
1. Bertekad mengembangkan perekonomian syariah melalui sinergi dengan semua
pemangku kepentingan
2. Menebarkan nilai-nilai kebaikan yang islami dan manfaat bersama sebagai wujud
komitmen dalam berkarya dan beramal
3. Senantiasa meningkatkan kecakapan diri dan berinovasi mengembangkan produk serta
layanan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Masyarakat
4
Nilai Perusahaan
Budaya perusahaan tercermin pada nilai-nilai budaya Integrity, synergy, dan excellent
Integrity bermakna bertindak dengan benar karena yakin selalu berada dalam
pengawasan-Nya.
Synergy bermakna menyatukan kekuatan untuk mencapai hasil yang lebih baik
Excellence bermakna selalu berkarya sepenuh hati untuk memberikan yang terbaik
BMS merupakan salah satu bank umum yang menjadi mitra pemerintah dalam
pengelolaan rekening milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga,
sehingga dapat menerima pembuatan rekening pengeluaran, rekening penerimaan dan
rekening lainnya milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga
MS sebagai salah satu Bank BUKU II memahami bahwa dengan semakin luasnya inklusi
keuangan dan pasar keuangan yang terkoneksi, nasabah membutuhkan sebuah bank
5
syariah yang mampu melayani transaksi valuta asing. Dengan izin sebagai Bank Devisa,
BMS mampu memperluas jaringan bisnisnya sehingga tidak hanya menjangkau ranah
domestik tetapi juga ranah internasional.
1. Visioner
Berfikir dan melihat jauh ke depan, serta mampu menginspirasi dan membangun
peran serta orang lain untuk mencapai hasil yang terbaik.
2. Intrapreneur
Kemampuan mengelola sumber daya dan resiko secara optimal dan inovatif dengan
berorientasi pada keuntungan dan nilai tambah bagi perusahaan, serta tercapainya
kepuasan nasabah.
3. Consistent
Berpegang teguh pada prinsip kebenaran dan menjalankan apa yang dikatakan secara
bertanggung jawab.
4. Teamwork
Membangun sinergi yang bernilai tambah untuk mencapai tujuan bersama, dengan
penghargaan terhadap kemajemukan sebagai suatu kekuatan.
5. Profesional
Memiliki kompetensi untuk menyelesaikan tugas sesuai standar.
1. Dewan Komisaris
Dewan komisaris bank mega syariah berjumlah 3 orang termasuk diantaranya 1 orang
komisaris utama. Seluruh dewan komisaris merupakan pihak independen yang tidak
mempunyai hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham maupun hubungan
keluarga dengan anggota dewan komisaris lainnya. Direksi dan pemegang saham sebagai
pengendali hubungan anta bank. Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris ialah
sebagai berikut :
a) Dewan komisaris telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip
dalam setiap kegiatan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
b) Dewan komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu serta memberikan nasehat
kepada direksi.
c) Dalam Rangka Tugas Pengawasan, komisaris telah mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank.
d) Dewan komisaris tidak terlibat dengan pengambilan keputusan kegiatan operasional
bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait dan hal-hal yang
diterapkan dalam anggaran bank atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
e) Dewan komisaris telah memastikan bahwa direksi telah menindak lanjuti temuan audit
dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern ( SKAI ) bank, auditor eksternal, hasil
pengawasan bank indonesia dan hasil pengawasan otoritas lainnya.
f) Dewan komisaris memberitahukan kepada pihak bank indonesia paling lambat 7 hari
kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang keuangan
dan perbankan dan keadaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha.
g) Dewan komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen
h) Dewan komisaris telah membentuk komite audit, komite pemantau resiko, serta
komite remunerasi dan nominasi.
2. Dewan Direksi
Sebagaimana telah tercantum dalam anggaran dasar bank mega syariah secara umum
tugas dan tanggung jawab direksi adalah melakukan pengelolaan bank mega syariah
untuk
7
kepentingan perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Direksi berhak
mewakili bank mega syariah didalam dan diluar. Terkait dengan pelaksanaan GOOD
CORPORATE GOVERNANCE BANK MEGA SYARIAH, direksi telah melakukan hal-
hal sebagai berikut :
a) Direksi sudah mengelola bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana
telah diatur dalam anggaran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Direksi sudah melaksanakan prinsip prinsip dalam setiap kegiatan usaha bank pada
tiap jenjang atau organisasi.
c) Direksi telah menindak lanjuti temuan audit dan rekomendasi auditor eksternal dan
hasil pengawasan bank indonesia atau hasil pengawasan otoritas lainnya.
d) Direksi sudah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang
saham melalui RUPS
e) Direksi sudah mengungkapkan kebijakan-kebijakan bank yang bersifat strategis
dibidang kepegawaian.
f) Direksi telah menyediakan data dan informasi yang lengkap akurat, kini, dan tepat
waktu kepada komisaris.
g) Direksi telah mempunyai pedoman dan tata tertib kerja yang mencantumkan
pengaturan etika kerja, waktu kerja dan rapat.
Dewan komisaris dan direksi bank mega syariah juga tidak saling mempunyai hubungan
keuangan dan kekeluargaan sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota
komisaris lainnya.Dengan demikian independensi pengambilan keputusan dapat
senantiasa terjaga.
Dewan komisaris dan direksi sudah menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai pedoman
dan tata tertib kerja yang sudah ditetapkan hal ini merupakan wujud dari penerapan
Dalam menjalankan seluruh organ tersebut akan bekerjasama sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing guna melaksanakan atau mewujudkan visi dan misi tersebut.
Namun demikian tidak tertutup kemungkinan terdapat perbedaan pendapat dalam
menindak lanjuti suatu kondisi atau situasi yang terkait secara langsung maupun tidak
langsung dengan usaha.Maka musyawarah selalu menjadi jalan utama yang ditempuh
untuk menyelesaikan perbedaan itu. Dengan demikian pola hubungan antara dewan
komisaris dan direksi merupakan hubungan partnership dalam rangka mewujudkan visi
dan misi perusahaan.
Tugas dan Wewenang PT Bank Mega Syariah kc Iskandar muda Secara kelembagaan,
karyawan PT. Bank Mega Syariah kc Iskandar muda mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut:
1. Pemimpin Cabang Pembantu (Pincampem) Merencanakan, mengkoordinir seluruh
kegiatan kantor cabang yang meliputi kegiatan pemasaran dan operasional untuk
menjamin tercapainya target yang di tetapkan secara efektif dan efesien untuk Bank.
8
2. Branch Operation Supervisor Mengkoordinir pelaksanaan operasional Bank untuk
mendukung pertumbuhan bisnis dengan cara memberikan service dan layanan yang
terbaik sehingga transaksi dari nasabah di kantor cabang dapat di selesaikan dengan
baik.
3. Account Officer (AO) AO adalah posisi jabatan digarda terdepan dalam melakukan
pemasaran yang terkait produk pembiayaan (dan produk dana/jas lainnya) yang
dimiliki oleh BRI Syariah. Menjadi Account Officer membutuhkan ketrampilan yang
sangat kompleks mengingat mereka harus menguasai kemampuan pemasaran dan
analisis pembiayaan, termasuk dalam melakukan perhitungan tingkat risiko dan
pengembalian pinjaman yang diberikan kepada nasabah.
4. Unit Head (UH)
a. Melakukan pelayanan dan pembinaan kepada peminjam.
b. Menyusun rencana pembiayaan
c. Melakukan administrasi pembiayaan 26
d. Menerima berkas pengajuan pembiayaan.
e. Membuat akad pembiayaan.
f. Membuat laporan perkembangan pembiayaan
g. Melakukan pembinaan anggota pembiayaan agar tidak macet
h. Mengajukan berkas pembiayaan hasil analisis kepada komisi pembiayaan.
5. Account Officer Mikro (AOM)
a. Menawarkan dan menjual produk kepada nasabah yang ada dengan sebaik
baiknya.
b. Bertanggung Jawab secara langsung kepada UH terhadap hasil kinerja dan
pencapaian target simpanan.
c. Melakukan kegiatan pemasaran untuk Dana Pihak Ketiga.
d. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan cross selling kepada nasabah untuk
mencapai tingkat kepuasan nasabah.
e. Membuat rencana kunjungan kepada nasabah dalam rangka mencapai dana
simpanan
f. Menjaga hubungan baik kepada nasabah agar dana simpananya tidak keluar.
6. Custemer Service (CS)
a. Memberikan pelayanan kepada nasabah dalam memberikan informasi produk.
b. Membantu nasabah dalam melakukan proses pembukaan rekening tabungan
dan deposito.
c. Membantu nasabah dalam melakukan proses penutupan rekening tabungan dan
deposito.
d. Memberikan informasi saldo simpanan nasabah.
e. Menerima berkas pengajuan pembiayaan dari calon debitur.
f. Menyediakan materai untuk akad pembiayaan maupun bilyet deposito dan
bertanggung jawab atas pengelolaannya.
g. Membantu surat keluar dan memo internal
9
h. Menyimpan berkas tabungan dan deposito.
i. Memberikan pelayanan informasi perbankan lainnya kepada nasabah, terutama
dalam menangani permasalahan transaksi nasabah.
7. Teller
a. Menerima setoran nasabah baik tunai ataupun non tunai, kemudian memposting
di sistem komputer bank.
b. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah yang bertransaksi tunai di konter
bank dan melakukan posting di sistem computer Bank
c. Bertanggung jawab terhadap kesesuaian jumlah kas yang ada di sistem dengan
kas yang ada di terminalnya.
10
H. Produk Pembiayaan
Produk Pembiayaan
1. KPR Utama iB Mega Syariah
KPR Utama iB Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan
rumah dengan menggunakan konsep syariah murabahah dengan angsuran sesuai
kemampuan nasabah yang telahdisepakati sejak awal sampai akhir masa
pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran
(angsuran) bagi nasabah.
2. KPM Utama iB Mega Syariah
KPM Utama iB Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan
mobil dengan menggunakan konsep syariah murabahah dengan angsuran sesuai
kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa
pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran
(angsuran) bagi nasabah.
3. Multi Guna iB Mega Syariah
Adalah fasilitas pembiayaan dengan konsep syariah murabahah. Besarnya
angsuran menyesuaikan kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal
sampai akhir masa pembiayaan. Jenis pembiayaan berupa pembelian
barangbarang multi guna yang halal selain pembelian rumah dan mobil. Jangka
waktu pembiayaan 1 sampai dengan 5 tahun.
4. Multi Jasa iB Mega Syariah
Adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah ijarah dengan
angsuran sewa sesuai kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal
sampai akhir masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian
jumlah pembayaran (angsuran) sewa bagi nasabah. Tujuan pembiayaan
untuk umroh dan pendidikan.
5. Gadai Syariah iB Mega Syariah
Adalah produk pembiayaan fasilitas pinjaman dana dengan menggadaikan barang
berharga termasuk fasilitas penyimpanannya tanpa adanya tambahan pada saat
pengembalian pinjaman dengan menggunakan konsep syariah qardh yaitu
pinjaman tanpa tambahan dan konsep syariah ijarah yaitu perjanjian sewa tempat
penyimpanan barang berharga:
a. Pembiayaan Multi Jasa iB Mega Syariah
Adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah
ijarah. Besarnya angsuran sewa menyesuaikan kemampuan nasabah
yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan.
b. Pembiayaan Bisnis Investasi iB Mega Syariah
Adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah
murabahah.Besarnya angsuran sewa menyesuaikan kemampuan nasabah
yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan.
11
c. Pelayanan Bisnis Modal Kerja iB Mega Syariah
Adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah
mudharabah dan musyarakah dengan nisbah bagi hasil yang
telahdisepakati antara bank dan nasabah.
Tujuan :
a. Garansi Penawaran (Tender Guarantee / Bid Bond).
b. Garansi Pelaksanaan (Performance Guarantee).
c. Garansi Uang Muka (Advance Payment Bond).
6. Layanan ( service)
a. Mega Syariah Card
Mega Syariah Card adalah fasilitas kartu ATM serbaguna bagi
nasabah.Rekening tabungan Bank Mega Syariah dapat
digunakan untuk penarikan tunai pada seluruh ATM berlogo prima atau
ATM bersama. Serta dapat digunakan sebagai debit card.
b. Safe Deposit Box
Safe Deposit Box adalah fasilitas penyimpanan barang berharga dengan
berbagai ukuran dan harga hemat.
Adapaun syarat – syarat pembukaan rekening tabungan Haji di Bank Mega Syariah :
1. Mengunjungi cabang terdekat bank mega syariah
2. Mengisi formulir pembukaan rekening
3. Diperuntukkan untuk perorangan
4. Melengkapi kartu identitas seperti KTP, SIM, KARTU MAHASISWA, atau
identitas yang sah.dan masih berlaku NPWP bagi institut atau akte pendirian.
5. Usia Minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun pada waktu mendaftar
pembukaan rekening
6. Melakukan akad atau kontrak pembukaan rekening
7. Menyetor dana untuk pembukaan rekening
12
b. Bagi pendapatan (Revenue Sharing) adalah bagi hasil yang dihitung dari total
pendapatan pengelolaan dana. Dalam sistem syariah pola ini dapat digunakan untuk
keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah.
Aplikasi perbankan syariah menggunakan sistem profit sharing maupun revenue sharing
tergantung kepada kebijakan masing-masing bank untuk memilih salah satu dari sistem
yang ada. Suatu bank menggunakan sistem profit sharing di mana bagi hasil dihitung dari
pendapatan netto setelah dikurangi biaya bank, maka kemungkinan yang akan terjadi
adalah bagi hasil yang akan diterima oleh para shahibul maal (pemilik dana) akan
semakin kecil, tentunya akan mempunyai dampak yang cukup signifikan apabila ternyata
secara umum tingkat suku bunga pasar lebih tinggi.
13
menetap maupun bepergian (diperjalanan) karena mudharib telah mendapatkan bagian
keuntungan maka ia tidak berhak mendapatkan sesuatu (nafkah) dari harta itu yang pada
akhirnya ia akan mendapat yang lebih besar dari bagian shahibul maal. Sedangkan profit
sharing diterapkan berdasarkan pendapat Abu Hanifah, Malik, Zaidiyah yang mengatakan
bahwa mudharib dapat membelanjakan harta mudharabah bila perdagangan diperjalanan
baik berupa biaya makan, minum, pakaian dan sebagainya.
14
yang diperoleh bank syariah adalah pendapatan atas kegiatan usaha bank syariah
dalam memberikan layanan jasa keuangan dan kegiatan lain yang berbasis
imbalan seperti pendapatan fee inkaso, fee transfer, dan fee kegiatan yang
berbasis imbalan lainnya.
4) Pembagian hasil usaha dengan prinsip bagi hasil (revenue sharing)
semua beban yang dikeluarkan oleh bank syariah sebagai mudharib,
baik beban untuk kepentingan bank syariah sendiri maupun untuk kepentingan
pengelolaan dana mudharabah, seperti beban tenaga kerja, beban umum dan
administrasi, beban operasi lainnya ditanggung oleh bank syariah sebagai
mudharib.
b. Penerapan distribusi hasil usaha dengan prinsip bagi untung (profit sharing) bukanlah
hal yang mudah, karena pihak deposan harus siap menerima bagian kerugian apabila
dalam pengelolaan dana mudharabah mengalami kerugian yang bukan akibat dari
kelalaian mudharib sehingga uang yang diinvestasikan pada bank syariah menjadi
berkurang. Bank syariah juga harus secara transparan menyampaikan biaya
pengelolaan dana mudharabah, seperti membuat dan menentukan dengan tegas dan
jelas beban yang akan dibebankan dalam pengelolaan dana mudharabah baik beban
langsung maupun beban tidak langsung.
Apabila bank syariah menerapkan pembagian hasil usaha berdasarkan prinsip bagi
untung (profit sharing), bank syariah harus membuat dua laporan laba rugi yang
terpisah, yaitu laporan laba rugi bank sebagai institusi keuangan syariah dan laporan
pengelolaan dana mudharabah dimana bank sebagai mudharib.
15
KUISIONER
16
KESIMPUlAN
Kritik
Saran
17
STUDY KASUS
Pembiayaan Bermasalah pada PT. bank Mega Syariah KC Iskandar Muda Tahun 2013-
2018
Debet) Restrukturisasi
Dari data di atas pada tahun 2013 PT. Bank MEGA Syariah KC iskandar muda
mengalami pembiayaan bermasalah dengan jumlah 160 orang, petugas mampu merestrukturisasi
jumlah pembiayaan bermasalah sebanyak 135 orang yang memfokuskan pada pembiayaan
mudharabah.
Setelah itu pada tahun 2014, jumlah pembiayaan bermasalah mengalami peningkatan
berjumlah 179 orang, petugas mampu merestrukturisasi jumlah pembiayaan bermasalah 140
orang yang memfokuskan pada pembiayaan qordh. Pada tahun 2015, jumlah pembiayaan
bermaslah mengalami peningkatan yang cukup drastis berjumlah 294 orang, petugas
merestrukturisasi jumlah pembiayaan sebanyak 178 orang yang memfokuskan pada pembiayaan
murabahah.
Pada tahun 2016, pembiayaan bermasalah mengalami penurunan berjumlah 179 orang,
petugas merestrukturisasi jumlah pembiayaan bermasalah 145 orang yang memfokuskan pada
pembiayaan musyarakah. Pada tahun 2017 jumlah pembiayaan bermasalah mengalami
peningkatan lagi berjumlah 186 orang, petugas mampu merestrukturisasi jumlah pembiayaan
bermasalah 132 orang yang memfokuskan pada pembiayaan murabahah.
18
Dan pada tahun 2018 pembiayaan bermasalah mengalami penurunan berjumlah 165
orang, petugas merestrukturisasi sebanyak 128 orang yang memfokuskan pada pembiayaan
musyarakah. Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa PT. Bank MEGA Syariah kc
iskandar muda mampu menangani pembiayaan bermasalah setiap tahun nya dengan
menggunakan strategi yang baik sehingga pembiayaan bermasalah yang direstrukturisasikan
menurun walaupun Bank ada mengalami sedikit kendala dalam menanganinya. Penyebab utama
pembiayaan bermasalah adalah faktor kebijakan-kebijakan bisa membuat pembiayaan
bermaslah, dikarenakan bisa jadi tidak punya kebijakan yang kurang jelas, dan bisa juga ada
kebijakan tapi bisa dilonggarkan.
Pembiayaan bermasalah rentan terjadi ketika pembiayaan direalisasikan, hal ini bisa terjadi
disebabkan kurangnya pengawasan dari petugas. Salah satu upaya petugas pembiayaan terhadap
nasabah pembiayaan. Kerena pembiayaan bermasalah timbul bukan tiba-tiba tetapi umumnya
melalui suatu periode dimana secara bertahap terjadi penurunan berbagai aspek yang dimiliki
nasabah dan berakhir dengan ketidakmampuan nasabah untuk membayar pembiayaan tersebut. 5
Dalam pengelolaannya pembiayaan merupakan produk yang memiliki tingkat resiko yang cukup
tinggi akibat nasabah pembiayaan yang gagal.
Gejala adanya pembiayaan bermasalah dapat terdeteksi ketika terjadi penyimpangan dari
berbagai ketentuan dalam perjanjian kredit, penurunan kondisi keuangan perusahaan,
menurunnya sifat kooperatif debitur dan penurunan nilai jaminan yang disediakan serta problem
keuangan.
Bank harus dapat mengendalikan risiko kredit yang diberikan. Untuk itu, bank mengembangkan
suatu proses seleksi untuk menyaring setiap proposal kredit yang masuk. Dalam setiap proposal
kredit yang masuk akan dianalisis dengan teliti. Bila memenuhi syarat, baru diadakan
dokumentasi (pengikatan kredit dan jaminan). Dalam analisis kredit, apabila proposal
dinyatakan layak tetapi terdapat masalah yang dapat membahayakan bank, maka kredit tersebut
harus dihentikan. Setelah dokumentasi lengkap bank mengadakan pencairan dana
(disbursement) sesuai perjanjian kredit. Dalam pencairan dana maka bank harus pula berhati-hati
dimana debitur harus melengkapi syarat tertentu sebelum pencairan dana tersebut. Setelah kredit
dicairkan bank harus terus-menerus melakukan pemantauan atas kredit yan diberikan dan
mengikuti pekembangan bisnis nasabah dan berbagai aspek yang mungkin memengaruhi
kualitas dari kredit tersebutmacet maka bank menempuh langkah-langkah dan upaya
penanganan kredit bermasalah.
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada awalnya dikenal sebagai PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu), yaitu bank umum yang
didirikan pada 14 Juli 1990 kemudian diakuisisi oleh PT Mega Corpora(d/h Para Group) melalui
PT Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT Para Rekan Investama pada 2001.
Akuisisi ini diikuti dengan perubahan kegiatan usaha pada tanggal 27 Juli 2004 yang semula
bank umum konvensional menjadi bank umum syariah dengan nama PT Bank Syariah Mega
Indonesia (BSMI) serta dilakukan perubahan logo untuk meningkatkan citranya di masyarakat
sebagai lembaga keuangan syariah yang terpercaya.
Untuk mewujudkan visi "Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa", PT Mega Corpora
sebagai pemegang saham mayoritas memiliki komitmen dan tanggung jawab penuh untuk
menjadikan Bank Mega Syariah sebagai bank umum syariah terbaik di industry perbankan
syariah nasional.Pada tahun 2013, untuk semakin memperkokoh posisi Bank Mega Syariah
sebagai salah satu bank syariah terdepan di Indonesia, maka bank melakukan relokasi kantor
pusat dari Menara Bank Mega ke Menara Mega Syariah.
Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Lisa Pemasaran dan pembiayaan PT. Bank MEGA Syariah kc iskandar muda, FaktorFaktor
Penyebab Pembiayaan Bermasalah. Wawancara Pribadi, Medan 19 Feb 2018.
Mussanah, Nur. 2012. Perhitungan Bagi Hasil Sahabat (Simpanan Sukarela Anggota ) di BMT
Hudatama Semarang.
Natalia, Evi. 2014. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga
Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito mudharabah (studi pada PT.
Bank Mandiri Syariah periode 2009-2012) www.megasyariah.co.id
https://www.megasyariah.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan/sejarah-perusahaan