You are on page 1of 13

MAKALAH

PAJAK PUNGUTAN DAN DISKRIMINASI HARGA

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

EKONOMI PUBLIK ISLAM

DOSEN PENGEMPU :

Di Susun Oleh :

o SINTIA AGUSTIN

o MUHAMMAD TAJIDUDDIN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BISNIS SYARIAH

NAHDLATUL ULAMA GARUT

TAHUN AKADEMIK

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “
pajak pungutan dan diskriminasi harga"

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ekonomi publik islam Dalam
makalah ini membahas tentang pajak pungutan dan diskriminasi harga

Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis dan khususnya untuk
pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan
dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Garut, 22 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

PENDAHULUAN

A.latar belakang..............................................................................................................................iii

B. Rumusan masalah........................................................................................................................1

C. Tujuan.........................................................................................................................................1

PEMBAHASAN

Pemungutan pajak.............

1. Pengertian pajak.......................................................................................................................iii

2. Peranan pajak............................................................................................................................iii

3. Syarat – Syarat pemungutan pajak............................................................................................iii

4. Manfaat pajak..............................................................................................................................1

5. Tata cara pemungutan pajak........................................................................................................2

Deskriminasi harga

1. Pengertian Diskriminasi Harga...................................................................................................3

2. Syarat syarat Diskriminasi Harga................................................................................................3

3. Jenis-jenis Diskriminasi Harga...................................................................................................4

4. Penyebab Diskriminasi Harga....................................................................................................5

. Diskriminasi harga dumpling..........................................................................................................6

1. Pengertian Dumpling...............................................................................................................7

2 .jenis jenis dumpling.................................................................................................................8

BAB III

penutup
Daftar Pustaka

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bab ini akan mengemukakan asas-asas ataupun teori-teori pemungutan pajak dan alasan-
alasan yang menjadi dasar bagi fiskus suatu negara sehingga menyebabkan fiskus/negara yang
bersangkutan merasa punya wewenang untuk memungut pajak dari penduduk wilayahnya.
Dengan kata lain apakah yang menjadi dasar fiskus suatu negara sehingga fiskus tersebut berani
mengambil harta atau penghasilan penduduknya, atau secara mudah dirumuskan apakah yang
menjadi pembenaran dari pemungutan pajak? Juga akan disajikan prinsip-prinsip pemungutan
pajak secara umum yang dikemukakan beberapa pakar

Untuk mendapatkan pembenaran pemungutan pajak, maka dalam hukum pajak telah
timbul beberapa teori yang termasuk dalam pemungutan pajak menurut falsafah hokum

B. Rumusan Masalah

Untuk mengidentifikasi masalah berdasarkan uraian di atas dapat diungkapkan dalam rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Teori apa saja yang terdapat di pemungutan pajak?

2. Asas apa saja yang berperan dalam teori pemungutan pajak?

3. Prinsip apa saja yang disajikan dalam teori pemungutan pajak?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa yang dapat diperoleh dari makalah ini dapat ditangkapkan dalam tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui teori teori yang termuat dalam pemungutan pajak.

2. Untuk mengetahui bagaimana peran asas-asas pemungutan pajak.

3. Untuk mengetahui prinsip yang digunakan dalam teori pemungutan pajak.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori-teori Pemungutan Pajak

1. Teori Asuransi

Negara dalam melaksanakan tugasnya, mencakup pula tugas melindungi jiwa raga dan harta
benda perseorangan. Oleh sebab itu negara disamakan dengan perusahaan asuransi.untuk
mendapat perlindungan warga negara membayar pajak sebagai premi. Teori ini sudah lama
ditinggalkan dan sekarang praktis tidak ada pembelanya lagi, sebab selain perbandingan ini tidak
cocok dengan kenyataan, yakni jika orang misalnya meninggal kecelakaan atau kehilangan,
negara tidak akan mengganti kerugian seperti halnya dalam asuransi. Disamping itu tidak ada
hubungan langsung antara pembayaran pajak dengan nilai perlindungannya terhadap
pembayaran pajak.

2. Teori Kepentingan

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan masing-masing orang.
Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.
Teori ini juga mengandung kelemahan, oleh karena sangat menyimpang dari keadilan. Orang
miskin mempunyai kepentingan yang lebih besar terhadap negara, misalnya dalam hal
perlindungan dan pelayanan masyarakat. Tetapi,kemampuan mereka untuk membayar pajak
tentu lebih rendah. Jadi,kalau pembayaran pajak didasarkan atas kepentingan,maka unsur
keadilan akan terabaikan. Di samping itu,ukuran untuk kepentingan susah dirumuskan, sehingga
susah pula dalam perhitungan pembebanan pajaknya

3. Teori Daya Pikul

Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya,artinya pajak harus dibayar sesuai
dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2
pendekatkan yaitu:

 Unsur obyektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh
seseorang.
 Unsur subyektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materil yang harus
dipenuhi.

4. Teori Bakti (kewajiban pajak mutlak)

Teori ini hanya mengatakan bahwa pajak merupakan hak dari negara. Orang-orang tidak
dapat berdiri sendiri-sendiri. Mereka harus membentuk persekutuan (organisasi) yang kemudian
menjelma menjadi negara. Sebagai persekutuan ia mempunyai hak terhadap warganya. Salah
satunya adalah hak memungut pajak. Di lain pihak.pajak merupakan tanda bakti warga kepada
negara.

Dasar hukum dari pajak menurut teori ini adalah hubungan rakyat dengan negaranya.
Dalam persekutuan tersebut ada aturan yang mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Salah satu hak dari negara adalah memungut pajak. Hal ini tentu erat hubungannya dengan
kewajiban yang harus dipenuhi negara. Sebab untuk memenuhi kewajiban kenegaraann yang
diambil dari rakyat berupa pajak

5. Teori Dasar Gaya Bell

Dalam teori ini dikemukakan bahwa pajak dipungut atas dasar kepentingan masyarakat
secara keseluruhan. Menurut teori ini pajak hakikatnya adalah memungut daya beli dari
masyarakat selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali kemasyarakat dalam bentuk
pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Tujuannya adalah mengatur kehidupan masyarakat dan
membawanya kearah tertentu. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih
diutamakan.

6. Teori Pembenaran Pajak menurut Pancasila

Pancasila mengandung sifat kekeluargaan dan gotong royong. Gotong royong lain daripada
tolong menolong. Gotong royong adalah usaha yang dilakukan secara bersama,tanpa diberi
imbalan, yang ditujukan untuk kepentingan umum atau kepentingan bersama seperti membuat
jalan umum.menjaga keamanan daerah, dan sebagainya. Tolong menolong yang juga merupakan
kepribadian bangsa Indonesia, ialah secara sukarela dan ikhlas melakukan usaha pekerjaan untuk
orang lain yang sifatnya individual tanpa mengharapkan suatu imbalan dari orang lain yang
dibantu.

Pajak adalah salah satu bentuk gotong royong yang tidak perlu diisyaratkan, melainkan
sudah hidup dalam masyarakat Indonesia yang hanya perlu dikembangkan lebih lanjut.
Kekeluargaan yang juga merupakan sifat pancasila, mengandung arti bahwa setiap anggota
keluarga berdasarkan hakikat kekeluargaan mempunyai kewajiban untuk ikut membantu,
mempertahankan, melangsungkan hidup keluarga, dan menjaga nama baik keluarga tanpa
mendapatkan suatu imbalan, melainkan hanya melakukan pengorbanan saja,

7. Teori Pembangunan

Untuk Indonesia pembenaran pemungutan pajak adalah untuk pembangunan. Dalam kata
pembangunan terkandung pengertian tentang masyarakat yang adil, makmur, sejahtera lahir
batin, yang jika dirinci lebih lanjut akan meliputi semua bidang dan aspek kehidupan seperti
ekonomi, hukum.pendidikan sosial budaya dan seterusnya.
B. Dasar- dasar pemungutan pajak Ada tiga dasar pemungutan pajak

a) Asas domilsili (Asas Tempat Tinggal)

Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan
wajib pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam
maupun luar negeri. Setiap wajib pajak yang berdomisili atau bertempat tinggal di wilayah
indonesia (Wajib Pajak Dalam Negeri) dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang
diperolehnya baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia.

b) Dasar Sumber

Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber diwilayahnya tanpa memerhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. Setiap orang yang
memperoleh penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak atas penghasilan yang diperolehnya
tadi.

c) Yayasan Nasional

Asas menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan atas setiap orang asing yang bukan
berkebangsaan indonesia tetapi bertempat tinggal di Indonesia.

d) Asas Yuridis

Asas ini mengemukakan supaya pemungutan pajak harus didasarkan pada undang-undang.
Untuk Indonesia hal ini sesuai dengan delapan kata yang tercantum dalam pasal 23 ayat 2 UUD
1945 yang berbunyi "segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang".

e) Dasar Ekonomi

Asas ini menekankan supaya pemungutan pajak jangan sampai menghalang-halangi


produksi dan perekonomian rakyat.(contoh)

f) Asas Finansial

Asas ini menekankan supaya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memungut pajak haruslah
jauh lebih rendah daripada jumlah pajak yang terpungut.

C. PRINSIP-PRINSIP PEMUNGUTAN PAJAK


Menurut Adam Smith

a) equality (Kesetaraan)

Pembebanan pajak diantara subjek pajak hendaknya seimbang dengan kemampuannya,


yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah.
Dalam hal equity ini tidak diperbolehkan suatu negara mengadakan diskriminasi diantara sesama
wajib pajak. Dalam keadaan yang sama wajib pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan
berbeda wajib pajak harus diperlakuan berbeda

b) certainty ( Kepastian)

Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi. Dalam asa
ini kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak,
dan ketentuan mengenai pembayarannya.

c) Convenience of payment ( Kemudahan pembayaran)

Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak yaitu saat sedekat-
dekatnya dengan saat diterimanya penghasilan keuntungan yang dikenakan pajak.

d) Economic of collections (Ekonomi koleksi)

Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemut mungkin jangan sampai biaya


pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu sendiri.karena tidak ada artinya
pemungutan pajak kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang akan
diperoleh.

B. Diskriminasi Harga

1. Pengertian Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara menjual barang yang sama dengan
harga berbeda untuk konsumen yang berbeda atas dasar alasan yang tidak berkaitan dengan
biaya. Diskriminasi harga terjadi saat produsen memberlakukan harga yang sama karena alasan
yang tidak ada kaitannya dengan perbedaan biaya, tetapi tidak semua perbedaan harga
mencerminkan diskriminasi harga.

Pengertian Menurut Para Ahli

Adapun pengertian diskriminasi harga menurut para ahli di antaranya adalah sebagai
berikut.

 LM Froeb, M. Shor, dan M.R Ward (2014) dalam Suardi (2019) mendefinisikan
diskriminasi harga sebagai strategi penetapan harga jual barang yang sama tetapi dengan
harga yang berbeda dengan tujuan di antaranya meningkatkan hasil penjualan (total
revenue) sekaligus laba. Diskriminasi harga diterapkan karena perusahaan melihat adanya
perbedaan karakteristik permintaan yang dihadapinya.
 N. Gregory Mankiw (2018) mendefinisikan diskriminasi harga sebagai praktek bisnis
yang dilakukan perusahaan yakni menjual harang yang sama dengan harga yang berbeda
kepada pelanggan yang berbeda.
 Pengertian diskriminasi harga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penawaran
suatu tipe barang dalam jumlah yang sama dengan harga yang berbeda kepada pembeli
yang berbeda pula.

2. Syarat-syarat Diskriminasi Harga

Syarat-syarat terjadinya diskriminasi harga adalah sebagai berikut:

 Jika monopolis mampu memisah-misahkan pasar Apabila monopolis dapat memisah-


misahkan pasar, maka para konsumen akan membeli di pasar yang memiliki harga
rendah, yang lama kelamaan akan menaikkan harga dan menjualnya di pasar yang
memiliki harga tinggi. yang selanjutnya akan menurunkan harga. Sehingga harga dalam
kedua pasar tersebut menjadi sama.
 Elastisitas permintaan pada setiap tingkat harga harus berbeda di antara kedua pasar
supaya diskriminasi harga tersebut menguntungkan.
 Biaya tidak boleh melebihi tambahan keuntungan yang diperoleh.
 Produsen dapat mengeskploiter sikap tidak rasional konsumen.

3. Jenis-jenis Diskriminasi Harga

1. Diskriminasi Harga Derajat Pertama

Diskriminasi harga derajat 1 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda
untuk setiap konsumen berdasarkan reservation price (Willingness To Pay) masing-masing
konsumen dibedakan pada kemampuan daya beli masing-masing konsumen. Contoh: seorang
dokter memberlakukan tarif konsultasi yang berbeda-beda pada setiap pasiennya.

2. Diskriminasi Harga Derajat Kedua

Diskriminasi harga derajat 2 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda pada
jumlah batch atau produk yang dijual

.Diskriminasi harga ini dilakukan karena perusahaan tidak memiliki informasi mengenai
reservation price konsumen. Contoh: perbedaan harga per unit pada pembelian grosir dan
pembelian eceran. pembeli yang membeli mie instan 1 bungkus dan I kardus akan berbeda
harganya.

3. Diskriminasi Harga derajat Ketiga


Diskriminasi harga derajat 3 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda untuk
setiap kelompok konsumen berdasarkan reservation price masing-masing kelompok konsumen.
Diskriminasi harga derajat 3 dilakukan karena perusahaan tidak mengetahui reservation price
masing-masing konsumen, tapi mengetahui reservation price kelompok konsumen. Kelompok
konsumen dapat dibedakan atas lokasi, geografis, maupun karakteristik konsumen seperti umur,
jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain. Contoh: barang yang dijuala di pedesaan dan di perkotaan
akan berbda harganya.

4. Penyebab Diskrimiinasi Harga

Diskriminasi harga adalah strategi yang diterapkan oleh banyak

perusahaan domestik untuk dan di pasar internasional. Diskriminasi harga terjadi karena
beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut.

i. Adanya perbedaan karakteristik permintaan konsumen

ii. Produk yang sama dijual kepada konsumen yang berbeda dengan harga yang berbeda

5.Contoh Diskriminasi Harga

Contoh diskriminasi harga dalam perdagangan adalah sebagai berikut. Perusahaan


telekomunikasi - Telkomsel - membagi segmen GSM pra bayar ke dalam beberapa layanan yaitu
Simpati dan Kartu As karena kedua pelanggan memiliki karakteristik yang berbeda.

TujuanTelkomsel menerapkan diskriminasi harga adalah kedua memaksimalkan pendapatan


sekaligus keuntungan dengan menguasai segmen tersebut.

C. Diskriminasi Harga Internasional (Dumping)

1. Pengertian Dumping

Dumping adalah sebuah tindakan ekspor barang ke Negara lain dengan harga yang jauh
lebih rendah dari harga normal di Negara pengimpor. Nah. untuk mengantisipasi terjadinya
praktik dumping yaitu adanya suatu tindakan balasan yaitu berupa pengenaan hea masuk, yang
diberikan oleh Negara pengimpor barang dari Negara pengekspor. Yang sekarang disebut dengan
istilah Anti-Dumping.

2. Jenis-jenis Dumping

Beberapa jenis praktik politik dumping dalam perdagangan internasional antara lain:
presistant dumping, predatory dumping, dan sporadic dumping. Berikut pembahasannya:
i. Presistant Dumping

Presistant dumping merupakan kecenderungan suatu Negara dalam melaksanakan tindakan


monopoli yang berkelanjutan (continuous) dari suatu perusahaan pasar domestik, tujuannya
untuk mendapatkan profit banyak dengan cara menetapkan harga lebih tinggi dalam negeri
daripada diluar

ii. Predatory Dumping

Predatory dumping ialah tindakan perusahaan dalam menjual barang hasil produksinya
dengan harga yang lebih murah untuk jangka waktu tertentu (temporary). Tujuannya adalah
untuk menekan perusahaan lain dalam menurunkan harga barangnya menjadi lebih rendah
hingga batas perusahaan itu tidak mampu lagi dan perusahaan tidak akan mampu menyaingi
bisnisnya. Setelah memonopoli dan menguasai pasar yang dinju, lalu harganya akan dia naikkan
kembali seperti awal hingga yakin tidak ada kompetitor lain yang memaksimalkan profit.

iii. Sporadic Dumping

Sporadic dumping adalah suatu kebijakan perusahaan dalam menjual produknya ke luar
negeri menggunakan harga jauh lebih rendah secara poradic dibanding dengan harga dalam
negeri, dikarenakan adanya kelebihan produksi dalam negeri
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan yang kami jelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa macam teori teori pemungutan pajak antara lain adalah teori asuransi, teori
kepentingan , teori gaya pikul, teori kewajiban pajak mutlak atau teori bakti, teori asas gaya
belidan teori pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA

http://oggypratama.blogspot.co.id/2012/05/dasar-teori-pemungutan-pajak.html

http://aryanimanist89.blogspot.co.id/2009/06/teori-teri-pemungutan pajak.html
http://makalahqsyamlah blogspot.co.id/2012/06/teori-pemungutan

You might also like