Seismic Reflection Data: Acquisition

• Source
• Receivers

reflection patterns are

described by Snell's Law

- Kansas Geological Survey

grid of receivers for 3D survey:

inlines

Spacing

cross lines
12.5 m for Wytch Farm Oil Field
16.7 m for Elk Hills Oil Field
SEISMIC PROCESSING

DATA PROCESSING
STREAM

FIELD RECORD
(MARINE)
SUBSURFACE ‘IMAGE’
PULSES TYPES
TWO OPTIONS FOR DEFINING THE PULSE:
A. USE SOFTWARE THAT ESTIMATES THE
PULSE BASED ON A ‘WINDOW’ OF THE
REAL SEISMIC DATA AT THE WELL
(RECOMMENDED)
RC
B. USE A STANDARD PULSE SHAPE
SPECIFYING POLARITY, PEAK
FREQUENCY, AND PHASE:
• MINIMUM PHASE POSITIVE
• ZERO PHASE REFLECTION
COEFFICIENT
• QUADRATURE
TRACE ANALYSIS
• Positive reflection – overlying layer is softer
than underlying layer
• Negative – upper layer is harder
• Polarity – peak or trough for positive
reflection
THE MODELING PROCESS
Reflection
Lithology Velocity Density Impedance Wavelet Synthetic
Coefficients

Shale

  
Sand

Shale
x = *
Sand

Shale

• We ‘block’ the velocity (sonic) and density logs and compute an impedance ‘log’
• We calculate the reflection coefficients at the step-changes in impedance
• We convolve our pulse with the RC series to get individual wavelets
• Each RC generates a wavelet whose amplitude is proportional to the RC
• We sum the individual wavelets to get the synthetic seismic trace
INTERPRETASI GEOLOGI
(STRUKTURAL)
GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
CEKUNGAN MINYAK DAN GAS BUMI
 CEKUNGAN MINYAK DAN GAS BUMI ATAU PETROLEUM BASIN ADALAH CEKUNGAN
SEDIMENTER DIMANA TELAH TERBENTUK DAN TERAKUMULASI MINYAK DAN GAS
BUMI. TIDAK SEMUA CEKUNGAN SEDIMEN DAPAT MEGHASILKAN MINYAK DAN GAS
BUMI

PENGERTIAN CEKUNGAN DIBEDAKAN ATAS :

 CEKUNGAN FISIOGRAFIS (MORFOLOGI), ADALAH KEADAAN PERMUKAAN BUMI YANG
CEKUNG, SUATU DEPRESI ATAU RENDAHAN ,ATAU DATARAN YANG DIKELILINGI
SUATU TINGGIAN BERUPA PEGUNUNGAN, DAN BIASANYA MERUPAKAN DAERAH
ALRAN SUNGAI. CEKUNGAN FISIOGRAFIS DAPAT BERMULADARI SUATU DEFRESI
STRUKTUR GEOLOGI YANG SELANJUTNYA DAPAT BERKEMBANG MENJADI
CEKUNGAN SEDIMEN.
 CEKUNGAN STRUKTUR GEOLOGI, ADALAH SUATU BENTUK STRUKTUR GEOLOGI
DIMANA TUBUH BATUAN PADA BAGIAN TENGAHNYA MENURUN TERHADAP
SEKITARNYA, SEPERTI BENTUK GRABEN ATAU SINKLINORIUM. SUATU CEKUNGAN
TEKTONIK PADA PERMUKAANNYA DAPAT BERBENTUK SUTAU CEKUNGAN
GEOMORFOLOGIS, TETAPI JUGA DAPAT BERBENTUK PEGUNUNGAN
 CEKUNGAN SEDIMEN, ADALAH BAGIAN DARI KERAK BUMI DIMANA TERJADI
AKUMULASI LAPISAN-LAPISAN SEDIMEN YANG RELATIF TEBALTERHADAP DAERAH
SEKITARNYA
CIRI-CIRI CEKUNGAN SEDIMEN :
 TIDAK PERLU BERBENTUK CEKUNGAN SECARA GEOMORFOLOGIS, DAPAT BERUPA
LERENG, TETAPI SECARA KHAS DITANDAI ADANYA PENURAN TEKTONIK RELATIF
TERHADAP DAERAH SEKITARNYA
 PADA TEPI CEKUNGAN SEDIMEN TERDAPAT LAPISAN-LAPISAN SEDIMEN YANG
MENBAJI TERHADAPNYA
 PADA UMUMNYA CEKUNGAN SEDIMEN MERUPAKAN GEJALA TEKTONIK
 GEJALA YANG PENTING DALAM CEKUNGAN SEDIMEN ADALAH MUKA PENGENDAPAN
(DEPOSITIONAL INTERFACE)

MEKANISME PENYEBAB TERJADINYA CEKUNGAN,

 RETAKAN (RIFTING)
 LENTURAN (FLEXURING)
 NENDATAN (SAG)
 BENTURAN (IMPACT)
PERSYARATAN DIKETEMUKANNYA MINYAK DAN GAS BUMI.
 BATUAN INDUK : SERING JUGA DISEBUT BATUAN SUMBER, ADALAH BATUAN DIMANA
MINYAK DAN GAS BUMI TERBENTUK, BATUAN INI UMUMNYA BATUAN SHALE ATAU
CLAY YANG TEBAL DAN MENGANDUNG MATERIAL ORGANIK, BATUAN SHALE
MAUPUN CLAY TERDAPAT SEKITAR 80 % DARI JUMLAH SELURUHAN BATUAN
SEDIMEN DI BUMI, NAMUN DEMIKIAN JUMLAH MATERIAL ORGANIK HANYA SEKITAR 1
– 2 % DARI TOTAL BATUAN TERSEBUT. TIDAK SEMUA ZAT ORGANIK BERUBAH
MENJADI HIDROKARBON, DAN DIPERKIRAKAN HANYA SEPERTIGANYA. DALAM
KONDISI TERTENTU ZAT ORGANIK TERSEBUT DAPAT MENJADI HIDROKARBON PADA
SUHU 60 SAMPAI 315 0 C.
 BATUAN WADUK ( RESERVOIR ROCK), BATUAN WADUK ADALAH BATUAN DIMANA
MINYAK DAN ATAU MINYAKBUMI TERBETUK DAPAT MENGALIR KE ATAU
DIDALAMMNYA KARENA SIFAT BATUANNYA YANG POROUS DAN PERMEABLE. SEPRTI
BATUAN PASIR DAN KARBONAL.
 JEBAKAN (TRAP), PENGERTIAN JEBAKAN ADALAH TEMPAT DIMANA MINYAK DAN GAS
BUMI TERPERANGKAP, SETELAH BERPINDAH/BERGERAK DARI ASALNYA (SORCE
ROCK), PERANGKAP INI DAPAT BERUPA STRUKTURAL TRAP SEPERTI TUTUPAN
(CLOSURE) DARI SUTAU BENTUK ANTIKLIN, KUBAH (DOME) SESAR DAN BENTUK-
BENTUK STRATIGRAFI (STRATIGRAFI TRAP), SEPERTI SAND CHANEL, SAN BAR,
UNCONFORMITY, PINCH OUT REEF DAN LAIN-LAIN.
 MIGRASI, ADALAH BERPINDAHNYA MINYAK DAN ATAU GAS BUMI DARI SUMBERNYA
(SORCE ROCK)
 BATUAN PENUTUP (CAP ROCK)
OUR EXAMPLE Well A
ARTI GEOLOGI REKAMAN SEISMIK
REFLEKSI

PARAMETER REFLEKSI INDIVIDUAL

 REFLEKSI INDIVUAL MENGANDUNG BEBERAPA SIFAT DESKRIPTIF DAN TERUKUR

YANG DAPAT MEMBERIKAN ARTI GEOLOGI
 PARAMETER YANG PALING DEKAT HUBUNGANNYA DENGAN LITOLOGI ADALAH :
AMPLITUDO, POLARITAS, KONTINUITAS, SPACING ATAU FREKUENSI REFLEKSI
 AMPLITUDO ADLAH KETINGIAN PUNCAK (PEAK) ATAU PALUNG (TROUGH) REFLEKSI
YANG BESARNYA TERGANTUNG PADA KOEFISIEN REFLEKSI
 PERUBAHAN VERTIKAL AMPLITUDO DAPAT DIGUNAKAN UNTUKMEMBANTU
IDENTIFIKASI KETIDAKSELARASAN,
 SEDANGKAN PERUBAHAN LATERAL DAPAT DIGUNAKAN UNTU IDENTIFIKASI
PERUBAHAN FASIES SEISMIK.
 POLARITAS REFLEKSI SERING DAPAT ITENTUKAN DARI HUBUNGAN PADAREKAMAN
BERFASE MINIMUM ATAU DARI AMPLITUDO MAKSIMUM BERFASE NOL. KOMBINASI
POLARITAS DAN AMPLITUDO DAPAT MENJADI PETUNJUK JENIS LITOLOGI YANG
MENYEBABKAN TIMBULNYA REFLEKSI.
 SEBAGAI CONTOH, PADA SEKUEN MUDA DANGKAL, BATUPASIR POROSITAS TINGI
YANG DITUTUPI LEMPENG DAPAT MENGHASILKAN AMPITUDO SEDANG-TINGGI
DENGAN KOEFISIEN REFLEKSI NEGATIF, SEDANGKAN LEMPUNG YANG MENUTUPI
BATU GAMPING MASIF AKAN MENGHASILKAN AMPLITUDO TINGGI DENGAN
KOEFISIEN REFLEKSI POSITIF.
 KONTINUITAS REFLEKSI MENCERMINKAN KONSISTENSI KEMENERUSAN LATERAL
REFLEKSI. REFLEKSI YANG DISKONTINYU ADALAH APABILA TERDAPAT KELURUSAN
YANG MENERUS
 KONTINUITA REFLEKSI MENCERMINKAN KONDISI PERUBAHAN LATERALIMPEDANSI
AKUISTIK DAN OLEH KARENANYA JUGA LITHOLOGI
 REFLEKSI YANG KONTINU MERUPAKAN KARAKTER DIMANA KONDISI PENGENDAPAN
LATERAL YANG SERAGAM TERJADI SECARA EKSTENSIF. MISALNYAPADA
LINGKUNGAN LAUT DALAM.
 DLL
PENGENALAN LITOLOGI

 LEMPUNG DAN LANAU, LEMPUNG DAN LANAU TERENDAPKAN OLEH MEKANISME

SUSPENSI, APAPUN LINGKUNGAN PENGENDAPANNYA, SEDIMEN SEPERTI INI
CENDERUNG UNTUK BERLAPIS TIPIS DENGAN SPASI REFLEKTOR YANG RAPAT
DIBANDINGKAN DENGAN REFEKTOR LAINNYA PADA REKAMAN SEISMIK. BILA
DAERAH PENGENDAPANNYA EKSTENSIF, REFLEKSINYA BIASANYA BERKONTINUITAS
SEDANG SAMPAI BAIK. AMPLITUDO CENDERUNG SEDANG SAMPAI BURUK.
 BATUAN KARBONAT, PADA BATUAN KARBONAT, REFLEKSI BATAS ATASNYA UMUMNYA
MENGHASILKAN KOEFISIEN REFLEKSI POSITIF YANG BESAR, KARENA KARBONAT
MEMPUNYAI KECEPATAN DAN DENSITAS YANG TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN
BATUAN SEDIMEN LAINNYA.
 BATUAN DASAR :BATUAN BEKU ATAU BATUAN METAMORF KRISTALIN DAN BATUAN
DASAR EKONOMIK , DITUNJUKKAN DENGAN REFELCTION FREE
REFLEKSI AKIBAT HIDROKARBON DAN
EFEK DIAGENESA
 GAS, KEHADIRAN GAS DALAM RESERVOIR AKAN MENGAKIBATKAN PERUBAHAN
IMPEDANSI AKUISTIK, KECEPATAN, FREKUENSI, DLL.
 PERILAKU BAGAIMANA RESERVOIR MERESPON KEHADIRAN GAS TERGANTUNG
PADA IMPEDANSI AKUISTIK BAGIAN RESERCOIR YANG TERISI GAS TERSEBUT,
BATUAN PENUTUP (CAP ROCK) DAN KETEBALAN KOLOM GAS.
 BILA KOLOM GAS CUKUP TEBAL DAN TERDAPAT KONTRAS IMPENDASI AKUISTIK
ANTARA RESERVOIR YANG TERISI GAS/MINYAK ATAU GAS/AIR, MAKA AKAN TERJADI
FLAT SPOT, SEBAGAI ACUAN UMUM, FLAT SPOT UMUNNYA DITEMUI PADA BATUPASIR
ATAU KARBONAT DENGAN KEDALAMAN KURANG DARI 2,5 KM.
 FLAT SPOT INI SELALU MEMPUNYAI KOEFISIEN POSITIF.
 MESKIPUN KONTAK GAS INI SELALU BERBENTUKDATAR PADA PENAMPANG
KEDALAMAN, TAPI PADA PENAMPANG WAKTU BISA MENUNJUKKAN EFEK PUSH-
DOWN AKIBAT KECEPATAN RENDAH.
 EFEK KEHADIRAN GAS TERHADAP IMPEDANSI AKUISTIK RESERVOIR JUGA AKAN
MENGHASILKAN TERJADINYA ANOMALI AMPLITUDO :
 ANOMALI AMPLITUDO SANGAT TINGGI ATAU DISEBUT SEBAGAI DAERAH REFLEKSI
TERANG (BRIGHT SPOTS)
 ANOMALI AMPLITUDO SANGAT RENDAH ATAU DISEBUT SEBAGAI DAERAH REFLEKSI
GELAP (DIM SPOTS)