SEISMIK-STRATIGRAFI

CONTENTS:
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP DASAR SEISMIK REFLEKSI
3. AKUSISI & PROSESSING DATA SEISMIK PANTUL
4. INTERPRETASI SEISMIK PANTUL
5. KONSEP PEMBENTUKAN CEKUNGAN
6. KONSEP POLA PERLAPISAN
7. PROSES SEDIMENTASI
8. SIKUEN PENGENDAPAN
9. ANALISA FASIES SEISMIK
10. DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI
11. ANALISIS SEISMIK STRATIGRAFI
12. MODEL & ANALISIS PETA FASIES SEISMIK
13. SEKILAS TENTANG SEISMIK PANTUL 3-D & ATRIBUT
14. REVIEW
 I. PENDAHULUAN
 Kompetensi Mata Kuliah Seismik Stratigrafi

 Sejarah Perkembangan Seismik Stratigrafi

 Pengertian Seismik Stratigrafi

 Satuan Stratigrafi
 Geophysical Methods

PHYSICAL PROPERTY
METHOD MEASURED PARAMETER
MEASURED OR DERIVED
SEISMIC TRAVEL TIME & AMPLITUDE OR ELASTIC MODULI,
REFLECTED/ REFRACTED PROPAGATION VELOCITY
SEISMIC WAVES
GRAVITY SPATIAL VARIATIONS IN THE DENSITY
STRENGTH OF THE EARTH’S
GRAVITATIONAL FIELD
MAGNETIC SPATIAL VARIATIONS IN THE MAGNETIC SUSCEPTIBILITY
STRENGTH OF THE
GEOMAGNETIC FIELD
ELECTRICAL EARTH RESISTANCE ELECTRICAL CONDUCTIVITY
RESISTIVITY
SELF- ELECTRICAL POTENTIAL ELECTRICAL CONDUCTIVITY
POTENTIAL
ELECTRO- RESPONSE TO ELECTRICAL CONDUCTIVITY
MAGNETIC ELECTROMAGNETIC RADIATION AND INDUCTANCE
 Gravity Survey
EXAMPLE USES…
─ Salt Dome Exploration
─ New Basin Reconnaissance
─ Military Applications

Magnetometer
Survey

Electromagnetic Surveys
EXAMPLE USES…
EXAMPLE USES… • Estimating Basin
─ Finding Mineral Thickness
Prospects • Determining Fault Type
─ Locating Contaminant • Locating Mining
Plumes Prospects
─ Finding Buried • Finding Buried Drums
Ordinance
─ Locating Utilities &
Shallow Stratigraphy
Pipelines Using Resistivity
 Ilustrasi Penampang Seismik
OFFSET
Air/hidro-gun OFFSET
geophones

1s

TIME
2s
Photo enregistrement
marine ou terrestre

3s
Sejarah Perkembangan Seismik Stratigrafi
 1888, metoda geofisika torsion balance untuk eksplorasi migas oleh Baron
Ronald von Eotvosuntuk.
 1912, Reginad A. Fessenden, mengeluarkan patent tentang metoda untuk
menentukan lokasi ore bodies
 1920s: USA & Mexico melakukan survey anomaly gravity di Spindletop Salt
dome, Teksas. Ludger Mintrop di Meissendrof dome Jerman
 1960s, ditemukan sampling dg metoda Common-Depth Point atau Common-
Midpoint.
 1960 - 1970an, atribut (amplitudo) seismik digunakan dlm ekplorasi & eksploita-
si migas. Kesuksesan amplitudo sbg indikator langsung hidrokarbon (DHI) me-
motivasi pencarian atribut seismik lainnya.
 Weimer (1972, 1975) ttg lap sedimen yg berakumulasi scr vertikal & berakumu-
lasi lateral scr akresi, pd pinggiran paparan, shg akumulasi vertikal dimodifika-
si dng akumulasi lateral, & vertikal hanya mrpkn komponen saja.
 Pd th ‘77 munculah seismic stratigraphy yg dikembangkan oleh pusat studi
Exxon, dipelopori oleh Vail dkk. Konsep2 & prinsip2 yg tlh dikemukakan di atas
ini kmdn menjadi dasar dr ilmu stratigrafi baru. disebut sbg sequence
stratigraphy.
 Pengertian
 Seismik-Stratigrafi: pengetahuan yg mempelajari pendekat-
an geologi atas penafsiran stratigrafi berdsrkan data seis-
mik pantul (refleksi) (Vail & Mitchum, 1977).
 Stratigrafi: ilmu pemerian lapisan2, yg membahas ttg: atur-
an, hub & kejadian macam 2 bat di alam dlm ruang & waktu.
(SSI’96)
 Line Seismic Section (penampang seismik) refleksi: mrpkn
rekaman krono-stratigrafi (time stratigrahic) dr pola struk
tur & pengendapan
 Data seismik (refleksi): data hasil perjalanan waktu pantul
(arrival time) yg menggambarkan bid2 pantulan gel seismik
di bawah permukaan

 Unsur data seismik refleksi: unsur kecepatan (velocity) &

unsur densitas, yg diekspresikan sbg pola diskontinuitas
(seismic event).
 Stratigrafi Sikuen:
• Suatu pendekatan multi-disiplin thdp gejala pola susunan pengendapan/
sedimen (gejala stratigrafi),
• Untuk merekonstruksi fasies pengendapan, yg berhub scr genetik, yg
terletak diantara bid2 kronostratigrafi.
• Sat dsr stratigrafi sikuen adlh sikuen pengendapan (Vail & Mitchum, 1977)

Packages Sequences
SEDIMENT

Boat
Sea Surface
SUPPLY

Cable with hydrophones

Source

EUSTATIC SEA
LEVEL CHANGES

BASEMENT
SUBSIDENCE
 Lithostratigraphy & Chronostratigraphy
Hypothetical Cross Section n+0
n+1
T0 n+2
T1
T2 n+3
T3
T4
T5 n+4
T5
n+5
Basement

Alluvial Plain Coastal Plain Foreshore/ Upper Shoreface Shoreface/ Shelf

Lithostratigraphy Chronostratigraphy

“A” Sand Nonmarine Member “X” Unconformity & correlative conformity

Downlap surface & correlative conformity
“B” Sand Shale “Z”
Unit 1 Unit 2 Unit 3
 Kegunaan Data Seismik Refleksi
 Mengetahui Gejala Deformasi Struktur Pasca Pengendapan

 Korelasi Waktu Geologi

 Genesa Satuan Pengendapan

 Ketebalan & Lingkungan Satuan Pengendapan

 Paleobatimetri

 Burial History

 Relief & Topografi Bidang Ketidak Selarasan

 Paleogeografi & Sejarah Geologi.

 SEISMIK-STRATIGRAFI
CONTENTS:
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP DASAR SEISMIK REFLEKSI
3. AKUSISI & PROSESSING DATA SEISMIK PANTUL
4. INTERPRETASI SEISMIK PANTUL
5. KONSEP PEMBENTUKAN CEKUNGAN
6. KONSEP POLA PERLAPISAN
7. PROSES SEDIMENTASI
8. SIKUEN PENGENDAPAN
9. ANALISA FASIES SEISMIK
10. DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI
11. ANALISIS SEISMIK STRATIGRAFI
12. MODEL & ANALISIS PETA FASIES SEISMIK
13. SEKILAS TENTANG SEISMIK PANTUL 3-D & ATRIBUT
14. REVIEW
 Reflection & Refraction
Snell’s Law of Reflection & Refraction Seismic Wave Reflection
Source Receiver

IA = ρ V
IA1= r1 x 1
q1 q1 = Rc
IA2= r2 x 2
V1
AI
Boundary
q2 Reflector
V2
V1 <V2 Reflector
1

 Snell’s Law Refleksi : Measure: 2

Sdt datang = Sdt pantul
 Snell’s Law Refraksi :
Sinq1/V1 = Sinq2/V2
 V1 : kecepatan rambat di lap 1
V2 : kecepatan rambat di lap 2
. Waktu Tempuh (Travel time)
Jarak = V x ½ waktu pantul
• Amplitude
Infer: Velocity

•Velocity & Density adlh acoustic parameter yg menentukan respons seismic refleksi.
•Impedance Acoudtic (IA) adlh produk dr density & velocity.
•Reflection Coeffisien adlh % dr energy yg direfleksikan oleh bid bts antar lap
 II. KONSEP DASAR SEISMIK REFLEKSI (1)
• Gel seismik mrpkn gel akustik, & pulsa seismik yg merambat melewati bat dlm
bentuk gel elastis yg mentransfer energi, menjadi pergerakan partikel batuan.
• Snell’s Law: mrpkn penyederhanaan dr kelakuan energy seismik pd bid batas
antara 2 lap yg berbeda kecepatannya.(Willebrord Snell)
• Energy seismic yg datang tsb dlm penjalarannya akan terpecah menjadi 2 bg,
satu dipantulkan (reflection) (sdt pantul = sdt datang), sdg yg lain dibiaskan
(refraction) menembus lap ke dua dng sdt tertentu (tergantung ∆ kecepatan
rambat gel seismik antara 2 lap tsb).
• Salah satu sifat akustik bat adlh Impedasi Akustik (IA) yg mrpkn hasil perkalian
antara densitas (ρ) & kecepatan (V), dimana faktor kecepatan (velocity) lebih
mempengaruh nilai IA dr pd faktor densitas, cth: IA granit > IA batulempung
• Harga kontras IA dpt diperkirakan dr amplitudo refleksinya, smkn besar ampli-
tudonya smkn besar refleksi & kontras IA-nya
• Metoda gel seismic untuk pencitraan lap bawah permukaan bumi, yi: melalui
pendeteksian response dr bumi apabila diberi gangguan energi
• Koefisien refleksi (RC) adlh prosentase dr energy yg direfleksikan oleh bid
batas antar lapisan. Rc = (IA2 – IA1)/(IA2 + IA1)
 Konsep Dasar Seismik Refleksi (2)
• Pd bid batas refleksi dimana IA2 < IA1 akan berupa peak (P), Pd bid batas re-
fleksi dimana IA2 > IA1 akan berupa trough (T)
• Dg bertambahnya kedalaman, dimana kecepatan bertambah tinggi & frekuensi
bertambah kecil, mk tuning thickness & detectable limit akan bertambah besar.
• Resolusi horizontal akan berkurang dg ber tambahnya kedalaman, kecepatan &
berkurangnya frekuensi
• Bertambahnya kedalaman, mk resolusi vertikal & horizonatal akan berkurang,
sdgkan efek interferensi akan smkn besar, akibat meningkatnya panjang pulsa
sehubungan dg berkurangnya frekuensi
• Amplitudo adlh ketinggian P atau T refleksi, yg besarnya tergantung pd RC.
• Polaritas refleksi sering dpt ditentukan dr hub onlap pd rekaman berfasa mini-
mum atau dr amplitudo maksimum rekaman berfasa nol
• Kontinyuitas refleksi mencerminkan konsistensi kemenerusan lateral refleksi,
juga mencerminkan kondisi perubahan lateral AI (litologi)
• Frekuensi refleksi adlh jmlh refleksi per unit waktu & dipengaruhi oleh kombina-
si efek interferensi & frekuensi sinyal seismik (karakter frekuensi refleksi) dpt
untuk memandu korelasi.
• Perubahan vertikal frekuensi refleksi dpt digunakan untuk mendeteksi batas
antar sekuen pengendapan, sdngkan perubahan lateral dpt digunakan untuk
menduga perubahan fasies.
 Anatomi Gelombang
 Amplitude (A) : Magnitude gel
 Panjang gel (l): Jarak satu gel l=VxT l=VxF
 Frequency (F): Jmlh gel dlm satu detik F = 1/T
 Perioda (T) : Waktu yg ditempuh untuk satu panjang gel
Wave Observed at Fixed Time Wave Observed at Fixed Location
1 1

Amplitudo (A) Amplitudo (A)

Wave Height
Wave Height

0.5 0.5

0 0

-0.5 Wave length (l) -0.5 Periode (T)

-1 -1 4 6 10
2 4 6 8 10 12 2 8 12
Distance Time

Seismic Images Geology

• TRAVEL TIME maps STRUCTURE
• AMPLITUDE provides LITHOLOGY
• FREQUENCY defines RESOLUTION
 Kondisi Geologi & Rekaman Seismik
• Seismik hanya mampu mendeteksi batas suatu unit litologi bila terdpt
perubahan IA sepanjang batas tsb
• Apabila batas tsb cukup rapat, interferensi akan mempengaruhi respon
seismik shg mengganggu interpretasi
• Distorsi kecepatan V & L akan menghasilkan rekaman seismik yg
berbeda dgn kondisi geologi sebenamya
• Vertical scale bukan depth (kedalaman), melainkan waktu tempuh
(travel Time),
• Horizontal scale adlh CDP/ SP (Dlm hal ini, tugas interpreterlah untuk
mengisi gap antara rekaman seismik & kondisi geologi sebenarnya)
• Parameter yg paling dekat hubnya dgn litologi adlh: amplitudo, polari-
tas, kontinyuitas, spacing atau frekuensi refleksi
• Perubahan vertikal amplitudo dpt digunakan untuk identifikasi unc, sdg-
kan perubahan lateral dpt digunakan untuk identifikasi perubahan fasies
seismik
• Informasi dpt menunjukan struktur bawah permukaan (subsurface),
stratigrafi atau ke-dua2 nya. (Hati2 dng artifact/ pitfall)
Hypothesis: The seismic trace is the result of a convolution
between a wavelet & earth reflectivities
 Seismic Trace
Hypothesis The seismic trace is the result of a convolution between a
wavelet & earth reflectivities

Amplitude
Wavelength

Do
Seismic Trace
The basic unit of seismic data
Source
Midpoint
- Amplitude
0
Geophone
Trough
+
T Surface
wn
Z

n
zerr

tio
Peak
go

e
Time/ sec

o
in g

ef l
R
Ra

Travel Time
y

Acoustic Impedance
R Boundary/ reflector
ef
A B ra
Waveform ct
io C reflector
attributes n
Seismic Samples Seismic Trace

Seismic Traces & Amplitudes: The numerical

value of the amplitude determines how much
space the sample takes up. For example, the
number 50 takes up less space than the number
50,000,000
 Parameter Refleksi Individual (1)
• Refleksi individual mengandung sifat deskriptif & terukur yg dpt memberi-
kan arti geologi dg parameternya: amplitudo, polaritas, kontinuitas, spacing/
frekuensi refleksi
• Amplitudo adlh ketinggian peak atau trough refleksi yg besarnya tergantung
pd RC.
− Perubahan V untuk identifikasi ketidakselarasan
− Perubahan L untuk identifikasi beda fasies seismik (Attn! pitfall dpt berasal dr
pola interferensi tuning, multipel, dll).

• Polaritas: rekaman dr sinyal seismik yg positif yg terekam sbg trough pd

penampang. Berdsrkn konvensi SEG akan didptkan, pd bid batas refleksi
dirnana IA2 > IAI akan berupa trough & IA2 < IAI akan berupa peak.
• Kombinasi polaritas & amplitudo dpt menjadi petunjuk jenis litologi yg
menyebabkan timbulnya refleksi. Contoh,
- Pd sekuen muda & dangkal, batupasir porositas tinggi yg ditutupi batulempung dpt
menghasilkan amplitudo sedang-tinggi dgn koefisien refleksi negatif,
- Sedangkan lempung yg menutupi batugamping masif akan menghasilkan ampli-
tude tinggi dgn koefisten refleksi positif dsbnya
 Parameter Refleksi Individual (2)
• Kontinyuitas refleksi mencerminkan konsistensi kemenerusan
lateral refleksi.
- Refleksi kontinyu adlh bila terdpt kelurusan karakter yg menerus,
- Kontinyuitas refleksi juga mencerminkan kondisi perubahan lateral
IA (litologi)
- Refleksi yg diskontinyu mencerminkan lingkungan pengendapan
dimana terjadi perubahan fasies scr lateral (sistem fluvial)..
- Refleksi yg kontinyu mrpkan karakter dimana kondisi pengendapan
lateral yg seragam terjadi scr ekstensif,(ling laut dlm).
• Frekuensi refleksi adlh jumlah refleksi per unit waktu, ini dipe-
ngaruhi oleh kombinasi efek interferensi & frekuensi sinyal
seismik
- Perubahan V-frekuensi refleksi dpt digunakan untuk mendeteksi
batas antar Sekuen Pengendapan,
- Perubahan L-frekuensi refleksi dpt digunakan untuk mendeteksi
perubahan fasies.
 FILOSOFI PROSESING
What do we want from
seismic data?? • High resolution
IMAGE THE GEOLOGY • High signal to
noise ratio (S/N)
So we need:
Poor signal to noise Better signal-to-noise Excellent signal-to-noise
ratio, poor ratio, improved ratio, very good
resolution
resolution resolution

Noise reduction and improved resolution

 Bbrp Faktor yg Mempengaruhi Cepat
Rambat Gel Seismik (Travel Time) :
• Perbedaan litologi,
• Tingkat kedalaman perlapisan bat (smkn dlm smkn cepat
gel elastisitasnya),
• Porositas bat (smkn porus suatu bat mk gel elastisitasnya
semakin lambat),
• Umur bat (smkn tua suatu perlapisan bat mk gel elastisi-
tasnya semakin cepat),
• Densitas (smkn besar densitas suatu bat mk akan smkn
cepat gel elastisitasnya).
 Efek Perubahan Litologi Thdp Refleksi Seismik
• Refleksi seismik cenderung dihasilkan dr batas atas & bawah
unit lap & cenderung mengikuti suatu kombinasi dr grs & rum-
pang waktu. Bila terdpt struktur internal yg berskala signifikan
(mis: klinoform skala besar), refleksi & bid atas maupun dasar
akan mengikuti ketidakselarasan.
• Refleksi mengikuti batas litologi tapi bukan batas fasies. Peru-
bahan lateral fasies umumnya akan dicerminkan oleh perubah
an amplitudo, bentuk gel, frekuensi & kontinyuitas.
• Bila suatu unit klastik yg tebal membentuk kipas bwh laut dlm
ling air dlm, refleksi dr bid permukaan atas & struktur internal
akan mengikuti rumpang waktu, sedangkan refleksi & batas ba-
wah interval turbidit klastik akan mengikuti grs waktu.
• Pd ling klastik dangkal, kebanyakan unit individual sgt tipis shg
terletak antara ketebalan tuning & detectable limit. Oleh krnnya
perubahan ketebalan hanya akan mempengaruhi amplitudo
refleksi.
• Pd sekuen argilit, refleksi dihasilkan terutama dr interferensi &
akan paralel dng grs waktu
Velocity Vs
Densitas bbrp
jenis bat
(Sheriff,1980)
Faktor Pengaruh Kecepatan Gel Seismik
(Hiltermann, ‘77)
 Survei Seismik
• Suatu survai geofisika yg paling handal untuk tu-
juan pencarian jebakan mi-gas di bawah permu-
kaan bumi

• Prinsip dasarnya adlh dgn memanfaatkan penja-

laran gel bunyi buatan, dimana pantulan2 dr gel
tsb dpt mencerminkan variasi lapisan tanah di
bawah permukaan bumi.

• Stlh data seismik diolah, dianalisa & ditafsirkan

scr geofisik & geologi, mk bisa digunakan untuk
menentukan lokasi prospek, estimasi besar nya
prospek, lokasi titik pemboran dll.
 Basic Seismic Principles/
Data Acquisition
1. Seismic wave propagation,
2. Snell’s law,
3. Reflection, Refraction & Critical angle,
4. Acoustic Impedance,
5. Reflection Coeficient,
6. Seismic Polarity & Phase,
7. Wavelet & Convolution,
8. Synthetic Seismogram
 Atribut Refleksi & Interpretasi Geologi
 Reflection Configuration  Bedding Patterns
 Depositonal Processes
 Erosion Paleotophography
 Fluid Contact

 Bedding Continuity
 Reflection Continuity  Depositional Processes

 Velocity Dencitas Contrast

 Reflection Amplitude  Fluid Content
 Reflection Frequency  Bedding Thickness
 Fluid Content
 Estimation of Lithology
 Interval Velocity  Estimation of Porosity
 Fluid Content

 External Form & Areal Assosiation  Gross Depositional Environment

 Sedimen Source
of Seismic Facies Unit  Geologic Setting
 SEISMIK-STRATIGRAFI
CONTENTS:
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP DASAR SEISMIK REFLEKSI
3. AKUSISI & PROSESSING DATA SEISMIK PANTUL
4. INTERPRETASI SEISMIK PANTUL
5. KONSEP PEMBENTUKAN CEKUNGAN
6. KONSEP POLA PERLAPISAN
7. PROSES SEDIMENTASI
8. SIKUEN PENGENDAPAN
9. ANALISA FASIES SEISMIK
10. DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI
11. ANALISIS SEISMIK STRATIGRAFI
12. MODEL & ANALISIS PETA FASIES SEISMIK
13. SEKILAS TENTANG SEISMIK PANTUL 3-D & ATRIBUT
14. REVIEW
 Survei Seismik
• Suatu survei geofisika yg handal untuk tujuan pen
carian jebakan mi-gas di bawah permukaan bumi

• Prinsip dasarnya adlh dgn memanfaatkan penja-

laran gel bunyi buatan, dimana pantulan2 dr gel
tsb dpt mencerminkan variasi lapisan batuan di
bawah permukaan bumi.

• Stlh data seismik diolah, dianalisa & diinterpretasi-

kan scr geofisik & geologi, mk bisa digunakan
untuk menentukan lokasi prospek, estimasi besar-
nya prospek, lokasi titik pemboran dll.
 Kegunaan Data Seismik Refleksi
1. Mengetahui Gejala Deformasi Struktur Pasca
Pengendapan
2. Korelasi Waktu Geologi
3. Genesa Satuan Pengendapan
4. Ketebalan & Lingkungan Satuan Pengendapan
5. Paleobatimetri
6. Burial History
7. Relief & Topografi Bidang Ketidak Selarasan
8. Paleogeografi & Sejarah Geologi.
 Akusisi Data
• 3 faktor yg menentukan Akusisi Data (pengumpulan) yi: (1) quality control,
(2) geopysicist, (3) perangkat lunak & kerasnya
• Metoda lapangan untuk akusisi data survey seismik pantul sangat beragam
tergantung dr al: (1) Kondisi lapangan (apakah survey di laut, atau darat),
(2) Tingkat kesulitan & kemudahan untuk memperoleh data, (3) Biaya
operasional.
• Ada 3 tahapan survey dlm akusisi data yi (1) Pre-survey, (2) Survey, & (3)
Post-Survey
1) Pre-survey, tahap ini dibahas ttg: pengorganisasian pekerja (seismik
party), rencana/ program survey (laying out the line), perhitungan
parameter lapangan, tujuan, cara & kesampaian daerah, perlengkapan
survey (instrumen rekaman, geophone, sumber energi, mesin bor, kabel
rekaman, magnetik tape, alat komunikasi), dll
2) Survey lintasan (transit & chain survey) dibutuhkan informasi ttg posisi
& elevasi Shot-Point & Geophone (untuk itu survey dilengkapi: peta da-
sar, flagging, elektromagnetic/ GPS, yg tercatat dlm lembar isian (obse
ver log) (al: informasi waktu, lokasi, no tape-reel, no SP, spesifikasi
source, & konfigurasi penyebaran, cttn ttg deviasi, set perekamannya,
ukuran ledakan, kedalaman dinamit/, dll). Tahap ini, sebelumnya dilaku-
kan test lapangan untuk mendptkan parameter2 lapangan yg tepat.
 Sistim Rekaman di Lapangan
Dlm akusisi perlu diperhatikan: pola sebaran geophone, pola sebaran ttk tembak,
pola lintasan, & sistim penembakannya.
• Ada bbrp pola sebaran geophone al: (1) Pola Reguler yi; dimana 1 grup
td dr bbrp geophone dg jarak yg sama. (2) Pola Tapered yi; 1 grup geo-
phone tdr bbrp geophone yg berbeda jarak masing2 geophone
• Ada bbrp pola titik tembak (SP) al: (1) Single Hole yi; 1 ttk tembak tdr 1
lubang (dalam 15-20 m, ukuran peledak 5–10 kg), (2) Multiple Hole yi; 1
ttk tembak tdr bbrp lubang
• Bbrp pola lintasan al: (1) Konvensional yi; titik tembak & geophone re-
latif segaris, (2)Advance (Wide Line Profiling, Zig-zag, Box, slalom line)

24 24 1 1
24 Split dip sphread 1
24 1
Split-dip spreads
Split-dipspreads
spreads
24 24
Split-dip
Split-dip spreads 1
24
24 . . .. .. .. . 12
1
1
.
13 Gapped
. . .
13 Gapped .
spilt
. . 12
1
13
13 Gapped
Gapped
spilt
spilt 12
13 12 spilt
24 12
1
24 24 12
131312 1 1
24 13 12 1
End-on spread
24 End-onspread
End-on
End-on spread
spread 1
24
24 24 1
1 1 . . .
13 12 .
In-line . ..
. . . . .offset
 13 End-on
12 End-on
spread spread

.. ..
4
24 1
. . . 1
13 12
24 Broadside-T
. . .

. . . . .
In-line offset 1
13 12
Broadside-L 13 12 In-line offset

.....

.. ...
13 12 Broadside-T

. . . . .
24
Broadside-L
1
13 12
24 1
24 13 12

.....
24 Broadside-T
Broadside-L 1
24 1
24 13 12
13 12
12 24
1
1

. . . . .
12
12 Cross spread 1 Broadside-L 1

24
Cross spread Cross spread
13 12
13
Illustrasi Akusisi Seismik Pantul Di Laut
13 24 1
eberapa
ambar jenis/
II.3
Stipe
Beberapa
pantul.
u m pola
b e r sebaran survey
jenis/ tipe pola
Simbol adalah
seismik
sebaran
posis
s urv ey seismik
i sumber bunyi,
13
antul. Simboldanadalah
E n e rg i posisi
B u m sumber
adalah Gambar
geophonei II.3 e cbunyi,
R Beberapa
o r d e r jenis/ tipe pola sebaran survey
R e co rd e r H a s il
seismik
an adalah geophone
S tre a m e r
pantul. Simbol adalah posisi sumber bunyi,
R a n g k a ia n R a n g kdan
a i a n re c adalah
orde r (S geophone
tr e a m e r ) Pe n ga pu ng
TWT
A irg u n
12 B e n ta n g a n g e o p h o n e1X . 1 - X . 2 5
2 4 6 8 1 0 1 2 1 4 1 6 1 8 2 0 2 2 2 4
mmSec O 1 1 3 5 7 9 11 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5
0

Cross spread
1

Bid r e f le kt o r I
2
A A re a y a n g te rc o v e r o le h 13
S u m b e r l e d a k a n 1 (O . 1 ) d n g s e b a r a n
B

Gambar II.3 Beberapa jenis/ tipe pola sebaran survey seismik

G e o ph on e (x ) 1-2 5

3 pantul. Simbol adalah posisi sumberBbunyi,

i d r e fl e k t o r 2

dan adalah geophone

 Seismic Acquisition Geometries

c. Ray-paths from CDP’s on d. Reflections from a single CDP make up

a. Seismic ray- One reflectore layer a CDP gather
paths from
several reflector

b. Wiggle trace from one

hydrophone group

9 sec
Common Depth Point (CDP) Consept

Offset distance increasing

Energy Sources Receivers
880’ 2,640’ 4,400 6,160 7,920 9,680
9,680 7,920 6,160 4,400 2,640’ 880’
12 10 8 6 4 2 2 4 6 8 10 12

Reflector
Common Reflecting Point
 Processing Seismic Work Flow
FIELD TAPE
Shoot Point

PRE PROCESSING
Display
DEMULTIPLEXING

GAIN RECOVERY
EDIT
DECONVOLUTION NMO GATHER DISPLAY

FIELD STATIC VELOCITY ANALYSIS

CORRECTION
NMO & RESIDUAL STATIC AUTOMATIC RESIDUAL STATIC
CORRECTION
MIGRATION PROCESSING

VELOCITY ANALYSIS
STACK

POSTACK PROCESSING
STATIC
AUTOMATIC RESIDUAL STATIC
MEANSTATIC
GAP DECONVOLOTION
APPLIED
AUTOMATIC RESIDUAL STATIC
MIGRATION FILTER or CDP CONSISTANT
RESIDUAL STATIC
DENOISING EQUALIZATION

STATIC MEAN STATIC APPLIED

FILTER
EQUALIZATION ANALOG DISPLAY STATIC

ANALOG DISPLAY
MIGRATION
 Analisa Kecepatan
• Adlh pemilihan kecepatan yg tepat untuk digunakan pd proses2 selan-
jutnya (spt Stack, Migrasi), ini bertujuan: a) Koreksi NMO untuk CDP
Stack, b) Mengkonversikan waktu Vs kedalaman (TD Curve), c) Migrasi,
d) Penelitian litologi
• Bbrp kriteria dasar: kecepatan bertambah besar dgn bertambahnya 1)
waktu vertical pd section, 2) kedalaman, 3) kekompakan batuan
• Kriteria dasar tsb berlaku untuk kecepatan normal, & tdk berlaku bagi ke
cepatan inversi, yg bisa terjadi akibat kerapatan suatu lap < dibandingkan
kerapatan lap di atasnya. Untuk itu diperlukan analisa kecepatan
• Analisa kecepatan digunakan untuk menentukan kecepatan staking.
(Umumnya analisa ini dilakukan pd interval 1-3 km)
• Bbrp metoda analisa kecepatan al:
• Analisa kecepatan digunakan untuk menentukan kecepatan
1. Metoda Grafik, yi dgn menggunakan grafik T2-X2 dr persamaan TX2 = (To2+x2) / VNMO2
dgn memasukan harga TX & To didapat VNMO.
2. Metoda Constan Velocity Gather, yi mencari harga koreksi NMO yg terbaik dr
rekaman CDP gather di display. Harga koreksi NMO yg terbaik adlh yg paling datar, &
mempunyai harga frekuensi yg tinggi
3. Constant Velocity Stack yi,
4. Velocity Spectrum, yi, kenampakan di display dimana harga2 amplitudo dpt di
tampilkan, berupa spectrum amplitudo. Kecepatan yg dipilih adlh harga kece-patan pd
amplitudo maksimum
 Stacking
• Stacking adlh proses penggabungan tras CMP menjadi tras tunggal &
untuk menghilangkan multipel & bising lainnya
• Stack adlh penjumlahan trace2. Krn sifat signal (yg koheren) akan saling
memperkuat sedangkan noise (yg random) akan saling menghilangkan,
mk stack bertujuan menaikkan ratio: signal/noise (S/N). Proses stack ju-
ga dpt mengurangi noise yg koheren (spt, multiple)
• Stack dilakukan berdasarkan CDP, Common SP, maupun Common off-
set, tergantung tujuan yg akan dicapai.
• Stack dilakukan setelah CDP Gather, Amplitudo Recovery, Editing, De-
convolution, Static correction, Mute, & koreksi NMO dng kecepatan ber-
dsrkan analisa kecepatan
• Proses stack dimulai dgn menggabungkan trace2 yg diatur dlm input
buffer, jmlh trace yg di stack, yg dikontrol oleh y bit yg diatur dlm loop.
• Trace2 yg tlh di stack kmdn di weigted (dibagi dg suatu bilangan untuk
mengontrol harga amplitudo hasil stack) sbg fungsi dr stack fold dgn
maksud mengontrol harga amplitudo hasil stack.
 Filtering
• Filtering adlh pemisahan suatu elemen yg tdk diinginkan. Elemen yg tdk
diinginkan itu dimusnahkan atau dikurangi, untuk melindungi signal pri-
mernya. Filtering dpt dilakukan pra & post stack. Analisa filter juga digu
nakan untuk penelitian frekuensi wavelet pd multi layer.
• Jenis Filter berdsrkan tujuannya: 1) Pemisahan noise – signal, 2) Pemi-
sahan signal dgn signal lain
• Jenis Filter berdsrkan mekanismenya: 1)Alam, 2) instrumen, & 3) mate-
matis
• Jenis Filter berdasarkan parameternya: Filter frekuensi, kecepatan (f-k
filter), polarisasi, & amplitudo.
• Dlm pengolahan data seismik, filter frekuensi & kecepatan, mrpkan
pengaruh yg dominan
• Filter time-variant: prosedur kosmetik untuk memperendah bising. (Fre-
kuensi primer sinyal seismik yg direfleksikan akan berkurang sejalan
dgn waktu, akibat absorbsi lebih besar dr frekuensi tinggi. Dlm filter ini
passband-nya berkurang frekuensinya sejalan dng waktu perekaman)
 Tahapan Kualitas Prosesing
 Pre-Stack  Pre-Stack CDP Gather

 Poststack  1) Brute Stack, 2) Final Stack, 3) Migrated Section

 Trend Baru: 1) Prestack Time Migration, 2) Prestack Depth Migration

Tahapan Pre-Stack Prosesing
 Transformasi
 Convolution
 Correlation
 Phasing/ Dephasing
 Deconvolution & Frequency Filtering
 Koreksi Statik
 Velocity Analysis
 Stacking (gathers, DMO, muting, etc.)
INCREASING BANDWIDTH
 Stack Comparison
Bright Spots from the Gulf of Mexico
 Atribut Refleksi & Interpretasi Geologi
1. Reflection Configuration  Bedding Patterns
 Depositonal Processes
 Erosion Paleotophography
 Fluid Contact

 Bedding Continuity
2. Reflection Continuity  Depositional Processes

 Velocity Dencitas Contrast

3. Reflection Amplitude  Fluid Content
4. Reflection Frequency  Bedding Thickness
 Fluid Content
 Estimation of Lithology
5. Interval Velocity  Estimation of Porosity
 Fluid Content

External Form & Areal Assosiation  Gross Depositional Environment

6.
 Sedimen Source
of Seismic Facies Unit  Geologic Setting
 Reflection Amplitudo
high
low

Reflection Frequency/Spacing
high
low
 Reflection Continuity
Discontinu
Continu
 Parameter Refleksi & Arti Geologinya
(Micthum Dkk, 1977)
REFLECTION REFLECTION EXTERNAL FORMS
TERMINATIONS CONFIGURATION (Ot Sequence & Seismic
(at Sequence B) (With Sequence) Facies Unit)

• LAPOUT • PRICIPAL STRATAL − Sheet

− Baselap (onlap, CONFIGURATION − Sheet Drape
Downlap) − Pararel
− Wedge
− Toplap − Subpararel
− Bank
• TRUNCATION − Divergent
− Lens
− Erosional − Prograding Clinoforms
− Mound
− Structural Sigmoid, Oblique,
complex sigmoid- − Fill
• CONCORDANCE oblique, Shingled,
− No termination hummocky clinoform
− Chotic
− Reflection Free
• MODIFYING TERMS
Even, Wavy, Reguler,
Uniform, Variabl
Hummocky,,Lentivular,
Contorted, Distrupted
 Reflection Terminations
(at Sequence B)
• LAPOUT . A. UPPER BOUNDARY
− Baselap (onlap,
Downlap)
− Toplap
• TRUNCATION
− Erosional B. LOWER BOUNDARY
− Structural
• CONCORDANCE
− No termination

EROSIONAL TRUNCATION OVERLYING TOP-LAP

UNCONFORMITY MARINE-ONLAP

UNDERLYING COASTAL
UNCONFORMITY ON-LAP
INTERNAL
CONVERGENCE
• PRICIPAL STRATAL Reflection Configuration
CONFIGURATION
− Pararel
(With Sequence) (1)
− Subpararel
− Divergent
− Prograding Clinoforms
Sigmoid, Oblique,
complex sigmoid- Parallel Even Parallel Wavy
oblique, Shingled,
hummocky clinoform
− Chotic
− Reflection Free
• MODIFYING TERMS
Even, Wavy, Reguler,
Uniform, Variabl
Hummocky,,Lentivular,
Contorted, Distrupted
 Reflection Configuration
(With Sequence) (2)

Gambar 4.22. Chaotic & reflection free (a,b, & c)

 SEISMIK-STRATIGRAFI
CONTENTS:
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP DASAR SEISMIK REFLEKSI
3. AKUSISI & PROSESSING DATA SEISMIK PANTUL
4. INTERPRETASI SEISMIK PANTUL
5. KONSEP PEMBENTUKAN CEKUNGAN
6. KONSEP POLA PERLAPISAN
7. PROSES SEDIMENTASI
8. SIKUEN PENGENDAPAN
9. ANALISA FASIES SEISMIK
10. DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI
11. ANALISIS SEISMIK STRATIGRAFI
12. MODEL & ANALISIS PETA FASIES SEISMIK
13. SEKILAS TENTANG SEISMIK PANTUL 3-D & ATRIBUT
14. REVIEW
 Survei Seismik
• Suatu survei geofisika yg handal untuk tujuan pen
carian jebakan mi-gas di bawah permukaan bumi

• Prinsip dasarnya adlh dgn memanfaatkan penja-

laran gel bunyi buatan, dimana pantulan2 dr gel
tsb dpt mencerminkan variasi lapisan batuan di
bawah permukaan bumi.

• Stlh data seismik diolah, dianalisa & diinterpretasi-

kan scr geofisik & geologi, mk bisa digunakan
untuk menentukan lokasi prospek, estimasi besar-
nya prospek, lokasi titik pemboran dll.
 Kegunaan Data Seismik Refleksi
1. Mengetahui Gejala Deformasi Struktur Pasca
Pengendapan
2. Korelasi Waktu Geologi
3. Genesa Satuan Pengendapan
4. Ketebalan & Lingkungan Satuan Pengendapan
5. Paleobatimetri
6. Burial History
7. Relief & Topografi Bidang Ketidak Selarasan
8. Paleogeografi & Sejarah Geologi.
 4. INTERPRETASI DATA & PEMBUATAN PETA
1. Penyiapan Data
a. Peta Dasar
b. Penampang Seismik
c. Data Kecepatan (untuk koreksi NMO & migrasi, membantu identifikasi
jenis litologi & mengkonversi TWT(second) menjadi feet/depth.
d. Data Sumur & Seismogram Sintetik
Untuk mengikat seismic section dng kondisi geologi sebenarnya (well-
seismic tie). Data sumur, digunakan untuk menganalisa kwalitas inter-
pretasi dng membandingkan kedalaman sebenarnya/horison target dr
data sumur & kedalaman hasil prediksi seismik
2. Interpretasi
a. Polaritas & Pengikatan Data Sumur
b. Interpretasi (karakter refleksi & Geologi)
c. Loop Tying
d. Masalah Umum Dalam Interpretasi
3. Pengonturan & Pemetaan
 Atribut Refleksi & Interpretasi Geologi
1. Reflection Configuration  Bedding Patterns
 Depositonal Processes
 Erosion Paleotophography
 Fluid Contact

 Bedding Continuity
2. Reflection Continuity  Depositional Processes

 Velocity Dencitas Contrast

3. Reflection Amplitude  Fluid Content
4. Reflection Frequency  Bedding Thickness
 Fluid Content
 Estimation of Lithology
5. Interval Velocity  Estimation of Porosity
 Fluid Content

External Form & Areal Assosiation  Gross Depositional Environment

6.
 Sedimen Source
of Seismic Facies Unit  Geologic Setting
 Parameter Refleksi & Arti Geologinya
(Micthum Dkk, 1977)
REFLECTION REFLECTION EXTERNAL FORMS
TERMINATIONS CONFIGURATION (Ot Sequence & Seismic
(at Sequence B) (With Sequence) Facies Unit)

• LAPOUT • PRICIPAL STRATAL − Sheet

− Baselap (onlap, CONFIGURATION − Sheet Drape
Downlap) − Pararel
− Wedge
− Toplap − Subpararel
− Bank
• TRUNCATION − Divergent
− Lens
− Erosional − Prograding Clinoforms
− Mound
− Structural Sigmoid, Oblique,
complex sigmoid- − Fill
• CONCORDANCE oblique, Shingled,
− No termination hummocky clinoform
− Chotic
− Reflection Free
• MODIFYING TERMS
Even, Wavy, Reguler,
Uniform, Variabl
Hummocky,,Lentivular,
Contorted, Distrupted
Pola Perlapisan/ Stratal Stacking Patterns
Dikenal Dr (Bally, 78):
• Dinterpretasikan sbg permukaan discontinuitas pd suatu
penampang seismik refleksi (data geofisik)
• Dikenali sbg diskontinuitas pd korelasi pola/ susunan
lapisan penunjuk suatu log sumur (data geologi)
• Berdsrkan kesamaan kenampakan aspek fisik dr bat ((spt:
kmpss min, tekstur, struktur)

Klasifikasi Pola/ Susunan Lapisan

1. Kelompok perlapisan tidak menerus (stratal
discontinuitas group)
2. Kelompok perlapisan bagian dalam suatu bidang
perlapisan (internal geometries group)
 Parallel
Mound

UNCONFORMITIES
Foot Hanging
Contoh Stratal Discontinuitas -UNC
Onlap
Divergent

Rock Rock
Downlap
Parallel
Mound
Truncated deformed • Basal unconformities, (UNC dgn FR bat
STRATAL DISCONTINUITAS

Toplap
Apperent truncation
Fault truncated parallel dasar kristalin ≈ non-conformities
Crystalline basement
Divergent • Angular unc (ketidakselarasan dng FR
Offlap
tersusun oleh lap2 yg mengalami deformasi
Foot Rock with erosion

Parallel
scr struktural yg sdh terkikis/ tertoreh
SYNSEDIMENTARY STRATAL DISCONTINUITAS

Parallel Parallel
Mound Toplap • Disconformities, (ketidakselarasan dg FR
Toplap Onlap
Parallel Toplap mengalami erosi, ttp lap2 tsb belum me-
Slump ngalami deformasi scr struktural
STRATAL PATTERNS

Parallel
Toplap Downlap • Non-depositional Unconformities,
Foot Rock with non-erosion

Parallel
Onlap (ketidakselarasan tanpa adanya erosi pd
Apperent truncated
Onlap FR, termasuk di dalamnya hardgrounds,
Mound
Parallel
Tp-offlap
carbonate platform slope, dll)
Downlap
Toplap
Downlap
Apperent truncated
PLATFORM Sigmoidal offlap
BROKE
PLANES

PLANE Oblique offlap

INTERNAL GEOMETRY

Aggradational offlap
DOWN Horizontal downlap
PLANE Climbing downlap
Retrograding downlap
PATTERNS
INTERNAL

Klasifikasi Stratal Stacking Patterns

 Reflection Terminations
(at Sequence B)
• LAPOUT . A. UPPER BOUNDARY
− Baselap (onlap,
Downlap)
− Toplap
• TRUNCATION
− Erosional B. LOWER BOUNDARY
− Structural
• CONCORDANCE
− No termination

EROSIONAL TRUNCATION OVERLYING TOP-LAP

UNCONFORMITY MARINE-ONLAP

UNDERLYING COASTAL
UNCONFORMITY ON-LAP
INTERNAL
CONVERGENCE
 Pengertian Pola/ Susunan Lapisan
• Lapout: adlh pengendapan lateral terakhir (terminasi) suatu lap pd batas
pengendapan.
• Truncation: adlh pengendapan lateral terakhir dr suatu lap sbg hasil
akhir pemotongan bts pengendpn. Mtrpkn terminasi lateral lap akibat
terpotong dr batas pengendapan aslinya
• Baselap adlh lap dasar/ penyangga pd bts bg bwh urutan pengendapan
• Downlap adlh baselap dimana lap dasarnya turun, shg berlawanan dng
yg awalnya horisontal, dimana sekarang permukaannya menyudut. D-
lap: baselap dimana lap yg awalnya miring terminated downdip pd bid
yg awalnya horisontal atau miring. Ini mrpkn terminasi strata lebih mu-
da yg kedudukan mula miring ke bwh kemiringan di atas strata yg le-bih
tua. D-lap terjadi pd alas suatu depositional sequence di dlm cek & di
atas MFS, & krn itu masing2 menunjukan adanya suatu SB atau MFS.
• Toplap adlh lapout pd batas atas urutan pengendapan (mrpkn terminasi
strata lebih tua yg kedudukan mula miring keatas kemiringannya di
atas strata lebih muda yg menutupinya, yg biasanya terjadi akibat by
passing (pengangkutan sedimen yg mll daerah non deposisi) sedimen.
Ini biasanya terjadi pd top suatu depositional sequence & menunjukan
adanya suatu batas sikuen (SB)
• Onlap adlh baselap yg awalnya horisontal menjadi dasar yg membentuk
sudut. Onlap: terminasi strata yg lebih muda ke atas kemiringan pd stra
ta lebih tua yg kedudukan mulanya miring. Onlap biasanya terlihat pd
base dr depositional sequence & menunjukan adanya suatu SB
• Lapout :adlh terminasi lateral lap pd batas pengendapan aslinya.
• Baselap : istilah hub base dgn lap di atasnya dlm bentuk menyudut
(diskordan) yg umum digunakan apabila onlap tdk dpt dibedakan dg
downlap, terutama disebabkan oleh deformasi setelah pengedapan.
• Marine onlap: terminasi progresif strata marine pd strata miring lebih tua
dgn arah ke daratan atau kesuatu tinggian topografi di dlm cek
• Coastal onlap: terminasi progresif endpn pantai (litoral/ non marine) ke
arah darat.
• Proximal onlap adlh onlap pd arah sumber sedimen & distal downlap
adlh down lap pd arah yg berlawanan dr sumber sedimen, umumnya
mrpkn indikasi permu laan & akhir lateral pengendapan lap sedimen.
• Erosional truncation adalah top terminasi strata diskordan (menyudut)
yang lebih tua pada strata lebih muda akibat erosi. Biasanya dijumpai
pada top depositional sequences dan menunjukan adanya suatu batas
sikuen (SB)
• Offlap adalah suatu hubungan top - diskordan dimana lapisan yang
lebih tua menujukan terminasi terhadap lapisan yang lebih muda. Toplap
dan erosional truncation adalah dua contoh bentuk offlap. Dengan kata
lain offlap merupakan kebalikan dari onlap
Reflection Terminations and Discontinuities
• PRICIPAL STRATAL Reflection Configuration
CONFIGURATION
− Pararel
(With Sequence) (1)
− Subpararel
− Divergent
− Prograding Clinoforms
Sigmoid, Oblique,
complex sigmoid- Parallel Even Parallel Wavy
oblique, Shingled,
hummocky clinoform
− Chotic
− Reflection Free
• MODIFYING TERMS
Even, Wavy, Reguler,
Uniform, Variabl
Hummocky,,Lentivular,
Contorted, Distrupted
 Reflection Amplitudo
high
low

Reflection Frequency/Spacing
high
low
 Reflection Continuity
Discontinu
Continu
 Reflection
free (a,b, & c)
Configuration (With Sequence) (2)

Gambar 4.22. Chaotic & reflection free (a,b, & c)

Gambar 4.22. Chaotic & reflection free (a,b, & c)

Principle Of
Reflection Configuration
Sigmoid

Tangential
A

obliqe

Parallel
obliqe

Complex
sigmoid
obliqe

D
 S
HC
HC S
S
HC
S
S
Shingled (S), HC
Hummocky
Clinoform (HC) S
HC

Gambar 4.21. Shingled (S) & Hummocky clinoform (HC) (Mitchum dkk, 1977)
A & B Chaotic, C. reflection free

B A

Gambar 4.23. A&B chaotic, c reflection free (Mitchum dkk, 1977)

 CARBONATE Mound
CARBONATE Mound

Bank
Bank edge
edge with
with velocity
velocity sag
sag
Homogeneous
Homogeneous with
with difractions
difractions
Pinnacle
Pinnacle with
with velocity
velocity pull-up
pull-up
Bank edge with velocity sag
Contoh2 Pinnacle
Homogeneous with difractions bentuk with mounded
velocity pull-up
Gambar
Gambar 4.26.
4.26. Contoh
Contoh bentuk
bentuk mounded
mounded (Mitchum
(Mitchum dkk,
dkk, 1977)
1977)

Homogeneous Example of
of migrating-wave
Gambar 4.26. Contohseismic
bentukreflection
mounded configuration
(Mitchum dkk, 1977)
Homogeneous with
with drape
drape Example migrating-wave seismic reflection configuration

Homogeneous with drape

Contoh2 konfigurasi seismik migrasi
Example of migrating-wave seismic reflection configuration
 FAN

THROUGH
FILL

CHANNEL
FILL

BASIN
FILL

SLOPE
FRONT
FILL
MOUND
GENERALIZED Bentuk eksternal
fasies seismik
Konfigurasi Basin Fill
 Prosedur Interpretasi Seismik. (1)
1. Pemahaman geologi daerah telitian, (spt: masalah evolusi cek
& proses sedimentasi)
2. Pemahaman mengenai karakter data seisrnik yg digunakan
(mis polaritas, fasa, resolusi, bising dll)
3. Karakterisasi horison target, baik dari segi geologi (jenis litologi,
tebal, pelamparan lateral/ vertikal) maupun segi geofisika
(kecepatan, densitas, perilaku kurva GR/ SP, dll)
4. Pengikatan data seismik & data bor (well seismic tie), serta bila
mungkin dg data singkapan.
5. Identifikasi horison target pd rekaman seismik dg mengguna-
kan konsep stratigrafl sekuen & seismik stratigrafi.
6. Pemetaan horison target dg konsep stratigrafi sekuen.
7. Pembuatan peta kontur waktu/ kedalaman serta analisa
kwalitas interpretasi.
8. Analisa li-peng, fasies & system tract berdasarkan data seismik
9. Analisa atribut & pemodelan data seismik bila diperlukan.
10. Sintesa sejarah geologi & penentuan konsep play
 Prosedur Interpretasi (2)
1. Membangun asumsi2 dasar geofisika & geologi

2. Mengkoleksi dan menguji keberadaan data

3. Mengidentifikasi bidang reflesi (picking reflection)

4. Membuat peta horison bidang refleksi

5. Membuat deduksi sejarah geologinya

6. Menginterpretasikan hasil intergrasikan data

7. Workstations

8. dll
 Kalibrasi Seismik – Sumur (Well-Seismic Tie)
• FILOSOFI : Untuk meletakkan horison seismik (skala waktu)
pd posisi kedalaman sebenarnya & agar data seismik dpt
dikorela sikan dg data geologi (Seismik : Time Domain &
Sumur: Depth Domain)

• Seismogram Sintetik: wavelet yg digunakan mempunyai

frekuensi & band width yg sama dg penampang seismik

• Check-Shot Survey: untuk mendptkan Time-Depth Curve (yg

akan dipakai untuk pengikatan data seismik & koreksi data
sonik pd pembuatan seismogram sintetik

• Vertical Seismie profile (VSP)

Check Shot / VSP Kalibrasi - Adjustment

KB

Sea level
Source
Ocean Floor
Depth

Reciver
Seismogram Sintetis
Seismogram Sintetis Dalam Syntool
Well-Seismic Tie
 Workflow Interpretasi Seismik

Synthetic Generation
(SynTool)
SEG-Y, Time-
Depth pairs
Time-Depth matching
(Seiswork)

2D /3D
Input/Loading Data
Data QC Interpretation
to OpenWork
(Seiswork)
Well Correlation
(StratWork)
Well Location,
Well Curve
Tops from Final
Logs
 Workflow (cont)

Velocity Model in
(DepthTeam Express Depth Map
and TDQ) (Zmap)

2D/3D Time Map

Interpretation (Zmap)
(Seiswork)

Isochron Map
(Zmap)
 SEISMIK-STRATIGRAFI
CONTENTS:
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP DASAR SEISMIK REFLEKSI
3. AKUSISI & PROSESSING DATA SEISMIK PANTUL
4. INTERPRETASI SEISMIK PANTUL

5. KONSEP PEMBENTUKAN CEKUNGAN

6. KONSEP POLA PERLAPISAN
7. PROSES SEDIMENTASI
8. SIKUEN PENGENDAPAN
9. ANALISA FASIES SEISMIK
10. DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI
11. ANALISIS SEISMIK STRATIGRAFI
12. MODEL & ANALISIS PETA FASIES SEISMIK
13. SEKILAS TENTANG SEISMIK PANTUL 3-D & ATRIBUT
14. REVIEW
 Sea surface Accommodation
ocean

Accumulated
sediment
(sediment thickness)

Sea Level
Eustacy
CENTER OF EARTH

SPREADING TECTONIC
RATES

GLACIAL GEOIDAL TECTONIC SOURCE/

EUSTACY EUSTACY EUSTACY BASIN RELIEF CLIMATE

EUSTACY SUBSIDENCE SEDIMENT

SEA LEVEL CHANGE RATE SUPPLY

SEQUENCE
DEVELOPMENT
 Basin Setting
Internal Heat

1. Continental Rifting
a. Post-rift
b. Syn-rift
2. Island Arc Related
Divergent Boundary
a. Fore Arc
b. Back Arc
c. Intra Arc

3. Passive Margin Related

a. Rift sequences Transform Boundary
b. Passive margin sequences

4. Collision Zone
a. Rift sequences
b. Passive margin sequences
c. Collision sequence
 Plate Tectonic Approach
1. Plate Movement:
a. Convergence
b. Divergence
c. Strike-Slipe
2. Crustal Types:
a. Continental Crust
b. Oceanic Crust
c. Transitional Crust
3. Global Tectonic Position:
a. Active Continental Margin
b. Passive Continental Margin
Identification Parameter
1. Continental or oceanic crust
(basement) underlyng basin
2. Type of past plate movement
involved in basin formation
(divergent of convergent)
3. Basin/cycle position on plate &
primary structural movement
involved in basin origin
Basin Formation
1. Extensional System Basin Configuration
2. Compresional System Sedimentary Filling
3. Strike-Slip System
Thermal Regime
Maturity

Subsidence
1. Tectonic Subsidence
2. Thermal Subsidence
3. Loading Subsidence Basin Configuration
Sediment Thickness
Maturity
 BASIN ANALYSIS
1. Plate Tectonic Approach

2. Basin Setting

3. Basin Formation

4. Subsidence

5. Basin Fill

6. Basin Deformation
Plate Tectonic, Directions of Motion
Internal Heat Divergent Boundary

Transform Boundary Convergent Boundary: Collision

Convergent Boundary: Subduction

 SIKUEN-STRATIGRAFI
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP DASAR SIKUEN STRATIGRAFI
3. AKOMODASI DALAM SIKUEN STRATIGRAFI
4. TATA TINGKATAN SIKUEN STRATIGRAFI
5. SIKUEN PENGENDAPAN & BIDANG BATAS
6. GEOMETRI PERLAPISAN
7. APPLICATION TO OUTCROPS
8. CARBONATE SEQUENCE STRATIGRAPHY
 I. PENDAHULUAN
 Sejarah Perkembangan Sikuen Stratigrafi

 Pengertian Sikuen Stratigrafi

 Pandangan Dasar Sikuen Stratigrapi

 Satuan Stratigrafi
 Satuan Stratigrafi (Lanjutan)
 Sikuenstratigrafi: suatu tubuh lap bat yg terbentuk dlm satuan waktu
pd satu daur perubahan muka-laut relatif (Megasikuen, Supersikuen,
Sikuen)

 Kronostratigrafi: penggolongan lap bat scr bersistem menjadi satuan2

bernama yg berdsrkn interval waktu/ peristiwa geologi (Eonotem,
Eratem, Sistem, Seri, Jenjang). IW geologi (≈Satuan Geokronologi)
ini dpt ditentukan berdsrkn geokronologi atau metoda lain yg
menunjukan kesamaan waktu. Hub Koronostratigrafi & Geokronologi;
setiap Satuan Kronostratigrafi terdpt sat Geokronologi bandingannya
(Eonotem ≈ Kurun, Eratem ≈ Masa, Sistem ≈ Zaman, Seri ≈ Kala,
Jenjang ≈ Umur)
 III. AKOMODASI
 Pengontrol Utama Pola Sikuen-stratigrafi
 Ruang Akomodasi
 Eustasi
 Suplai Sedimen
 Tektonik & Penurunan Cekungan
 Pengontrol Utama Pola Stratigrafi
SED SUPPLY  Eustasi (Eustativ sea level
change), adlh perubahan
m.a.l global untuk perubah-

INPUT
DOMINATED
an m.a.l relatif terhdp pusat
bumi (Suess, 1906).
Abrupt genetic facies  Perubahan eustasi berkait-
an dng perubahan glasial,
Juxta position

average depositional perubahan Steric (thermo-

Abrupt genetic in

haline) dlm vol cek, defor-

rate capiler or

masi kulit bumi akibat pe-

mineralogy

mekaran lempeng, subduk-

si, kolisi, sedimentasi, fak-
tor astronomi (teori Milan-
kovitch).

SUBSIDENCE E-SEA LEVEL

HISTORY CHANGE
 Controls on Stratigraphic Architecture
SEDIMENT SUPPLY EUSTATIC SEA
LEVEL CHANGES

BASEMENT
SUBSIDENCE

RELATIVE SEA LEVEL ∆ Relative

EUSTASY TECTONIC (Accomodation Space) ∆ Eustacy Sea Level
Rise Fall Uplift Subsi A-S
dence
GEOLOGIC TIME

A-S

20m 0m -20m 300m 0m 300m 100m 0m 10 0 -10 20 10 0

 The Accommodation Space Equation
Eustacy Sea
Surface
 Akomodasi: definisikan
Space Available
Accomodation

Space Available
sbg ruangan yg tersedia

Accomodation
antara permukaan dasar
laut dng equilibrium
surface (batas keseim-
bangan) dimana tdk ter-
jadi suatu deposisi
ataupun pengikisan
Subsidence-Uplift

 Konsep2 yg berhub dng ruang akomodasi sedimen adlh: peru-

bahan ruang akomodasi sedimen lingkungan laut yg disebabkan
oleh perubahan m.a.l relatif.
 Perubahan m.a.l relatif disebabkan adanya interaksi tektonik.
 Aktivitas tektonik & eustacy mrpkn faktor pengontrol utama pola
stratigrafi (development sequence)
 Sea surface Accommodation
ocean

Accumulated
sediment
(sediment thickness)

Sea Level
Eustacy
CENTER OF EARTH

SPREADING TECTONIC
RATES

GLACIAL GEOIDAL TECTONIC SOURCE/

EUSTACY EUSTACY EUSTACY BASIN RELIEF CLIMATE

EUSTACY SUBSIDENCE SEDIMENT

SEA LEVEL CHANGE RATE SUPPLY

SEQUENCE
DEVELOPMENT
 Eustasi
 Glacio eustatic, yi perubahan m.a.l bertingkat dunia yg disebabkan
oleh pembentukan & pencairan es di kutub.
 Global sea-level curve, yi menggambarkan perubahan eustasi
versus waktu.
 Relatif sea - level curve, yi menggambarkan perubahan posisi m.a.l
dibandingkan kedalaman water bottom. Ini dipengaruhi oleh penu-
runan cekungan & pasokan sedimen.
 Sea-level curve, yi gambaran perubahan m.a.l versus waktu, baik
berupa kurva global yg menunjukan perubahan yg berhubungan
dng pusat bumi atau berupa kurva yg menunjukan perubahan
relatif suatu daerah lokal.
 Milankovitch theory, yi mrpkan teori astronomi ttg glasiasi. Dima-
na perubahan iklim terjadi akibat fluktuasi pd musim & geografis
berkaitan dng variasi orbit bumi.
 Sea-level cycle, yi gambaran perubahan m.a.l yg komplit. Daur2 ini
terjadi dng periode & gaya2 yg berlainan
 Tektonik & Penurunan Cekungan
 Tektonik sbg faktor pembentukan ruang akomoasi (accomodation
space), tempat lapisan sedimen terakumulasi,yi: berkaitan dng na-
ik turunnya cekungan (subsidence & uplift). Proses2 tektonik dike-
lompokkan menjadi 3 orde, yi orde I yg berkaitan dng pembentuk-
an cek sedimentasi (regional rifting, sea floor spreading, basin evo-
lution) dng rentang waktu pembentukan ratusan juta tahun, orde
II yg mengontrol tahap dinamika cek dng rentang waktu 5 - 50
juta th & orde III adlh tektonik yg memperlihatkan kejadian lokal.

 Penurunan cekungan tektonik yg dikombinasikan dng eustasi akan

menghasikan perubahan m.a.l relatif.

 Penurunan cekungan (basin subsidence) adlh jumlah dimana suatu

cek menurun, sbg akibat adanya gaya yg disebabkan oleh tektonik,
muatan sedimen, kompaksi, & perubahan2 kedalaman air.
 Suplai Sedimen & Pengisian Cekungan
 Kecepatan akumulasi sedimentasi dlm suatu cek mrpk fungsi dr: 1)
ukuran cek, 2) iklim, 3) curah hujan, 4) relief, 5) drainase & 6) tektonik
subsiden. Dng demikian kecepatan akumulasi sedimen akan seban-
ding dng tektonik subsiden pd cek tsb. Variasi pasokan sedimen dpt
terjadi dlm 0,5-3 juta th ( ≈ perubahan m.a.l orde 3) (Vail, et al., 1991).

 Pengisian cekungan terjadi krn adanya pasokan sedimen yg dikontrol

oleh pengaruh gabungan dr cekungan, fisiografi, provenance, & iklim.

 Iklim, mrpkan kontrol yg menentukan jmlh & tipe btn sedimen & me-
megang peranan dlm pola stratigrafi. Pengaruh iklim dpt dilihat pd
tipe2 endp sed, terutama tipe endpn karbonat & evaporit, iklim juga
berpengaruh dlm variasi pasokan sedimen silisiklastik ke dalam
cekungan pengendapan

 Stratigrafi & pola tumpukan perlapisan dlm bat sed akan merekam
interaksi antara gejala2 tektonik, perubahan m.a.l, & iklim
STRATIGRAPHIC ANALYSIS FOR PETROLEUM
OBSERVATIONS
Cores - Logs - Seismic

INTERPRETATIONS
Basin - Depositional - Sedimentary
Setting Processes Facies
EXPLORATION
MODELS
Reservoir, Source, Trap, Charge
Seal Predictions

• Recognition & Interpretation of Reservoir Types

• Prediction of Reservoir Geometry & Continuity
• Understanding of Controls on Reservoir Quality
• Reservoir Quality Prediction
• Minimize Reservoir Risk
 SUMMARY
 Sequences are controlled by a complex interaction
of tectonism, eustasy, sediment supply & climate

 Several approaches exist, differing mainly in terms

of principal bounding surfaces; one or another may
be best for a particular basin or setting

 Sequence stratigraphy: an integrated framework

– for petroleum systems analysis and
– predictive models for propect generation