You are on page 1of 5

‫ هللا أكبر وهلل الحمد‬، ‫ ال إله إال هللا وهللا أكبر‬,‫هللا أكبر هللا أكبر‬.

Hidup itu bukanlah sekadar untuk bekerja, cari penghidupan, lalu sempatkan diri
shalat. Namun, hidup itu untuk shalat, kerja itu sambilannya. Artinya adalah mari kita
‫ ال إله إال هللا وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده‬. ‫هللا أكبر كبيرا والحمد هلل كثيرا وسبحان هللا بكرة وأصيال‬ jadikan ibadah kepada Allah sebagai prioritas pekerjaan. Sertakan Allah dalam setiap
‫ وهزم األحزاب وحده‬. pekerjaan. Agar hidup bernilai di sisi-Nya.

‫ هللا‬.‫ال إله إال هللا وال نعبد إال إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون ولو كره الكافرون ولو كره المنافقون‬ Wasiat taqwa menjadi ajakan seluruh khatib, karena derajat kemuliaan kita manusia di
‫ هللا أكبر وهلل الحمد‬. ‫أكبر‬ sisi Tuhan-Nya, adalah karena taqwanya semata. Bukan kekayaan harta yang
dikumpulkannya, bukan pula penampilan fisik atau baju baru yang dipakainya, juga
‫ من يهده هللا فال‬، ‫إن الحمد هلل نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا‬ tidak karena tingginya pangkat jabatan yang didudukinya. Akan tetapi semata-mata
‫ أشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬، ‫مضل له ومن يضلله فال هادي له‬. karena taqwanya, keistiqamahannya menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi
semua larangan-Nya.
‫ اللهم صل على محمد وعلى آله وأصحابه ومن ومن تبعهم إلى يوم الدين‬.
Termasuk dalam ibadah menyembelih binatang qurban, pun tiada lain yang Allah
‫أما بعد أيها المسلمون أوصيكم ونفسي بتقوى هللا‬. terima bukan semata daging, rambut, dan darah qurban, akan tetapi semata karena
taqwanya, seperti dalam ayat :
.‫اعوذب هللا من الشيطان الرجيم َياَأُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ون‬
‫ِإَّنَم ا َيَتَقَّبُل ٱُهَّلل ِم َن ٱۡل ُم َّتِقيَن‬
‫ َيا َأُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َم ا َقَّد َم ْت ِلغٍد َّو اَّتُقوا َهللا ِإَّن َهللا‬, ‫وقال َو َقاَل ُهللا ِفْي َاَيٍة ُاَخ ُر‬ Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa”.
‫ ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم‬, ‫ َياَأُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬, ‫َخ ِبْيٌر ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬ (QS Al-Maidah [5]: 27).
‫ُذ ُنوَبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع َهَّللا َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا‬ Penerus kepemimpinan Islam, Umar bin Abdil Aziz pun selalu memberikan wasiat
takwa ini kepada staf dan makmumnya.
‫ وهلل الحمد‬,‫ هللا أكبر‬,‫هللا اكبر‬
Pesannya, “Hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah di tempat mana saja Engkau
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah berada. Sesungguhnya taqwa kepada Allah adalah persiapan yang paling baik,
Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah, Dzat Yang Maha Mulia, Maha Kuasa, program yang paling sempurna, dan kekuatan yang paling dahsyat. Janganlah kalian
lagi Maha Bijaksana. Dialah Al-Khaliq, Dzat yang telah menciptakan dan mengatur katakan bahwa musuh-musuh kita lebih jelek keadaannya daripada kita dan mereka
alam dan segala isinya ini dengan seluruh aturan-Nya yang utuh lagi sempurna. takkan pernah menang atas kita. Berapa banyak kaum yang dihinakan dengan sesuatu
yang lebih jelek dari musuh-musuhnya, karena perbuatan dosa-dosanya. Mintalah
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan teladan kita, kalian pertolongan kepada Allah atas diri-diri kalian, sebagaimana kalian minta
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, segenap keluarganya, para pertolongan pada-Nya atas musuh-musuh kalian.”
shahabatnya, serta para pengikutnya yang tetap istiqamah berjihad di jalan-Nya, hingga
akhir masa. ‫هللا أكبر هللا أكبر ال إله إال هللا هللا أكبر وهلل الحمد‬
Saudaraku kaum muslimin dan muslimah yang berhagia
Hadirin Jama’ah Shalat ‘Ied Rahimakumullah Hari ini adalah hari raya kedua kaum muslimin, yaitu `Iedul Adhha. Hari raya haji dan
Selanjutnya, Marilah kita pelihara kualitas taqwa dalam suka maupun duka, bahagia penyembelihan hewan qurban sebagai wujud dari ketaqwaan seorang muslim. Hari
maupun sengsara, miskin atau kaya, sendiri atau bersama-sama, sejak muda hingga tua, raya berkumandangnya takbir mengagungkan dan membesarkan Allah, Rabb dan Ilah
tetap dalam taqwallah. satu-satunya yang berhak disembah.
Hari raya sejarah kemanusiaan yang berhasil mengorbankan apapun yang besar demi Kedua, Peradaban Islam memiliki ciri Universalitas, yaitu mampu mempersatukan
mewujudkan pengabdiannya kepada Allah. Sejarah Nabiyullah Ibrahim, isterinya manusia dari seluruh asal muasal, warna kulit, ras, suku dan bahasa. Semua di sisi
Hajar, dan puteranya Ismail Alihimassalam, yang penuh dengan nilai-nilai Allah sama derajatnya, kecuali takwa yang membedakannya di sisi Allah.
kemanusiaan yang tinggi dan pengabdian yang suci. Ini seperti Allah sebutkan di dalam Al-Quran:

‌ۚ
Sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah mengajarkan peradaban yang diisi dengan ‫َيٰٓـَأُّيَہا ٱلَّناُس ِإَّنا َخ َلۡق َنٰـ ُك م ِّم ن َذ َك ٍ۬ر َو ُأنَثٰى َو َج َعۡل َنٰـ ُك ۡم ُش ُعوً۬ب ا َو َقَبٓإِٮَل ِلَتَعاَر ُفٓو ْا ِإَّن َأۡڪ َر َم ُك ۡم ِع نَد ٱِهَّلل‬
manhaj Rabbani dan hukum-hukumnya. Karena di dalam manhaj Rabbani dan hukum- ۬ ‫َأۡت َقٰٮُك ۡمۚ‌ ِإَّن ٱَهَّلل َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬
hukumnya terkandung semua kebaikan, aqidah, ruhiyah, akhlak, dan ilmu. Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
Oleh sebab itulah, peradaban Islam melahirkan pada umat manusia peradaban Rabbani suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
yang penuh dengan keimanan serta selalu maju untuk kemaslahatan sosial antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
kemanusiaan. Peradaban yang berusaha membangun manusia-manusia yang mumpuni Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat [49]:
berdasarkan akal, akhlak, pemikiran yang benar dan persepsi yang lurus sebelum 13).
pembangunan infrastruktur, tata keindahan kota serta produksi barang lainnya. Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara terjadwal mengirim
utusannya untuk membawa nilai-nilai tauhid dan universalitas itu kepada masyarakat
Begitulah, kehadiran Islam dan umatnya dapat melahirkan peradaban dunia yang penuh dunia.
dengan kedamaian, kemajuan, ilmu pengetahuan dan kesejahteraan.
Karena itulah, prinsip dakwah adalah menyampaikan Al-Haq kepada seluruh manusia
Seiring dengan firman Allah: di dunia ini, melalui pengiriman para da’i ke penjuru dunia lewat dunia kuliah maupun
kerja, melalui media online dalam berbagai bahasa internasional yang menjangkau
‫ً۬ة‬
‫َو َم ٓا َأۡر َس ۡل َنٰـ َك ِإاَّل َر ۡح َم ِّلۡل َعٰـ َلِم يَن‬ manusia seluas mungkin dana melalui mu’tamar jamaah haji seluruh dunia pada bulan
Artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Nabi Muhammad), melainkan untuk Dzulhijjah maupun pada waktu-waktu Umrah sepanjang tahunnnya.
(menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya [21]: 107).
Ketiga, Peradaban Islam memiliki ciri Keadilan. Inilah karakteristik unggul
Kaum muslimin dan muslimah yang berhagia peradaban Islam yang dapat menempatkan antara dua sudut yang saling berhadap-
Dalam hal peradaban dunia ini, di sinilah Islam memiliki peran penting. bahwa Islam hadapan atau bertentangan.
memiliki empat pilar peradaban yng dapat menata dunia. Yaitu: karakter Tauhidullah, Islam mengajarkan kita untuk berlaku berimbang, sehingga terhindar dari berbuat
nilai universalitas, keseimbangan dan sentuhan akhlak. dzalim. Tidak boleh cenderung kepada salah satu di antara keduanya dengan suatu
pengaruh dan menusuk pihak yang berlawanan. Juga agar kita tidak mengambil salah
Pertama, Peradaban Islam memiliki ciri Tauhidullah, yaitu bahwa ia tegak atas satu dari dua belah pihak lebih dari haknya. Bakan terhadap orang yang tidak disukai
dasar konstruksi hubungan manusia dengan Tuhannya. Tuhan semesta alam yang tidak sekalipun, tetap wajib berlaku adil.
ada Tuhan selain Allah. Tidak ada yang sebanding dengan kekuasaan-Nya, Dialah yang
meninggikan dan menghinakan, Dialah yang menganugerahi dan mencabut kembali Allah menegaskan di dalam firman-Nya:
karunia-Nya. Dia Allah pulalah yang mensyariatkan aturan bagi seluruh hamba-hamba-
Nya. ‫َيٰٓـَأُّيَہا ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ُك وُنوْا َقَّو ٲِم يَن ِهَّلِل ُش َہَدٓاَء ِبٱۡل ِقۡس ِطۖ‌ َو اَل َيۡج ِرَم َّنُڪۡم َش َنَٔـاُن َقۡو ٍم َع َلٰٓى َأاَّل َتۡع ِد ُلوۚ‌ْا‬
Karenaya, manusia-manusia peradaban generasi Rabbani, adalah hamba-hamba Allah ‌ۚ ‫ٱۡع ِد ُلوْا ُهَو َأۡق َرُب ِللَّتۡق َو ٰىۖ‌ َو ٱَّتُقوْا ٱ‬
‫َهَّلل ِإَّن ٱَهَّلل َخ ِبيُۢر ِبَم ا َتۡع َم ُلوَن‬
yang tunduk pada hukum-hukum Allah. Segala temuan, penelitian, ilmu pengetahuan
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang
dan budaya, senantiasa dipertautkan dengan petunjuk Allah. Semua bertumpu dan
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
tertuju pada kalimat, “Laa ilaaha illallaah”.
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan ‫ َفَتَقَّطُعوا َأْم َر ُهْم َبْيَنُهْم ُز ُبًر ا ُك ُّل ِح ْز ٍب ِبَم ا َلَدْيِهْم‬.‫َوِإَّن َهِذِه ُأَّم ُتُك ْم ُأَّم ًة َو اِح َد ًة َو َأَنا َر ُّبُك ْم َفاَّتُقوِني‬
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
‫ َفَذ ْر ُهْم ِفي َغ ْم َرِتِهْم َح َّتى ِح يٍن‬. ‫َفِرُح وَن‬
kerjakan.” (QS Al-Maidah [5]: 8). Artinya : “Dan sesungguhnya (agama) tauhid ini, adalah agama kamu semua, agama
yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku. Kemudian mereka
Begitupun peradaban islam hadir menghimpun antara keperluan ruh dan jasad, duniawi (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka menjadi terpecahbelah
dan ukhrawi, antara ilmu syariat dan lmu hayat, dan menyeimbangkan antara hak dan menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada
kewajiban. pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya
sampai suatu waktu.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 52-54).
Keempat, Peradaban Islam memiliki ciri Sentuhan Akhlak. Akhlak, inilah yang Persatuan dan kesatuan umat Islam adalah kekuatan, sementara bertikai dan berpecah
membedakan umat Islam dengan manusia lainnya. Nilai-nilai akhlak ini pun masuk belah justru melemahkan perjuangan. Seperti pada ayat lain Allah mengingatkan:
dalam setiap kehidupan manusia.
Nilai-nilai akhlak ini masuk ke dalam dunia ilmu pengetahuan, ekonomi, ‫َو َأِط يُعوْا َهّللا َو َرُس وَلُه َو َال َتَناَز ُع وْا َفَتْفَش ُلوْا َو َتْذ َهَب ِريُح ُك ْم َو اْص ِبُر وْا ِإَّن َهّللا َم َع الَّص اِبِريَن‬
kemasyarakatan, bahkan dalam perdamaian dan peperangan sekalipun. Dan yang lebih Artinya : “Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian berbantah-
pokok adalah bahwa sumber akhlak peradaban Islam adalah wahyu Allah. Sehingga bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, dan
akhlak itu merupakan nila-nilai yang tinggi dan dapat memperbaiki setiap manusia di bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Anfal
setiap zaman dan waktu. [8]: 46).
Adapun permusuhan dan kebencian sesama kaum Muslimin, merupakan bisikan dan
Hal yang lebih mulia lagi adalah bahwa pondasi pokok akhlak itu adalah hadirnya ajakan syaitan. Seperti Allah peringatkan di dalam kalam suci-Nya :
perasaan manusia terhadap pengawasan Allah. Sehingga sentuhan akhlak ini
menyebabkan terwujudnya rasa aman yang menjamin kesinambungan peradaban yang
abadi.
‫…ِإَّنمَا ُيِريُد الَّش ْيَطاُن َأن ُيوِقَع َبْيَنُك ُم اْلَعَداَو َة َو اْلَبْغ َض اء‬
Artinya : “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kalian …” (Q.S. Al-Maidah [5]: 46).
Inilah kelebihan manusia berakhlak di atas lainnya. Seperti Allah sebutkan di dalam
‫ هللا اكبر وهلل الحمد‬,‫ الاله االهللا اكبر‬,‫ هللا اكبر‬,‫هللا اكبر‬
ayat:
Jama’ah shalat ‘Idul Adha Rahimakumullah.
‫َف ۡل َنٰـ ۡم َع َلٰى َڪ يٍ۬ر ۡن َخ َلۡق َنا َتۡف يً۬ال‬ Maka momentum Idul Adha ini juga diharapkan sanggup melipatgandakan ruhul jihad
‫ِض‬ ‫ِث ِّمَّم‬ ‫َو َلَقۡد َك َّر ۡم َنا َبِنٓى َء اَد َم َو َح َم ۡل َنٰـ ُهۡم ِفى ٱۡل َبِّر َو ٱۡل َبۡح ِر َو َر َز ۡق َنٰـُهم ِّم َن ٱلَّطِّيَبٰـِت َو َّض ُه‬ fi sabilillah dalam menegakkan kehormatan Islam dan muslimin, untuk menata kembali
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut peradaban dunia, sebagai tanggung jawab diciptakannya manusia sebagai khalifah di
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan muka bumi.
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.” (QS Al-Isra [17]: 70).
Akhir dari khutbah ini, secara kepada kaum muslimin muslimat, saya mengajak kita
‫هللا أكبر هللا أكبر ال إله إال هللا هللا أكبر وهلل الحمد‬
semua untuk pandai-pandailah bersyukur kepada Allah, berbakti kepada orang tua,
Hadirin rahimakumullah
meningkatkan infaq dan amal sholih, serta tidak ketinggalan menopang perjuangan
Peradaban dunia tersebut dapat dilakukan oleh kaum Muslimin jika umat Islam bersatu
jihad fi sabilillah. Seperti dukungan Siti Hajar pada Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam.
dalam satu kepemimpinan yang bersifat unversal, rahmatan lil ‘alamin.
Dengan bersatunya kaum Muslimin di bawah Pimpinan seorang Imaam atau Khalifah
maka segala potensi kaum Muslimin akan tertata dalam memelihara peradaban dunia
berdasarkan syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Inilah agama tauhid yang mepersaudarakan kaum Muslimin, seperti Allah sebutkan di
dalam firman-Nya :
‫)×‬

‫ُهللا َاْك َبْر كبيرا َو ْالَح ْم ُد ِهلل َك ِثْيًرا َو ُسْبَح اَن هللا ُبْك َر ًة َو َأْص ْيًال َال ِاَلَه ِاَّال ُهللا َو ُهللا َاْك َبْر ُهللا َاْك َبْر َو ِهلل‬
‫ْالَحْم ُد‬
‫َاْلَحْم ُد ِهلل َعلَى ِاْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْمِتَناِنِه‪َ .‬و َاْش َهُد َاْن َال ِاَلَه ِاَّال ُهللا َو ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك‬
‫َلُه َو َاْش َهُد َاَّن َس ِّيَدَنا ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ى ِالَى ِرْض َو اِنِه‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد ِو َع َلى‬
‫َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًرا‬
‫َاَّم ا َبْعُد َفيَا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقواَهللا ِفْيَم ا َاَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْع َلُم ْو ا َاَّن ّهللا َاَم َر ُك ْم ِبَاْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِس ِه‬
‫َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِس ِه َو َقاَل َتعَاَلى ِاَّن َهللا َو َم آل ِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا‬
‫‪َ.‬ع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬

‫اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس ِّلْم َو َع َلى آِل َس ِّيِد نَا ُم َحَّمٍد َو َع َلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك‬
‫َو َم آلِئَك ِة ْالُم َقَّر ِبْيَن‬
‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت َاَالْح يآُء ِم ْنُهْم‬
‫‪          ‬‬
‫‪‬‬
‫‪              ‬‬
‫‪               ‬‬
‫‪          ‬‬
‫‪‬‬
‫‪          ‬‬
‫‪                ‬‬
‫‪َ‬ر َّبَنا آِتنَا ِفى الـُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفى ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا َع َذ اَب الَّن اِر ‪ِ .‬عَباَد ِهللا ! ِاَّن َهللا َيْأُم ُر َن ا‬
‫ِبْالَع ْد ِل َو ْاِال ْح َس اِن َو ِإْيتــآِء ِذ ى ْالُق ْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شــآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َت َذَّك ُرْو َن‬
‫َو اْذ ُك ُرواَهللا ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َبْر‬

‫‪ .‬الَح ْم ُد هلل َر ِّب الَعَلِم ْيَن َو الَّص اَل ُة َو الَّس َالُم َع َلى َاْش َرِف اَألْنِبَياِء َو المْر َسِلْينَ َو َع َلى اِلِه َو َأْص َح اِبِه َاْج َم ِع ْيَن‬
‫َألَّلُهَّم ُم ْنِزَل اْلِكَتاِب َو ُم ْج ِر َي الَّسَح اِب َو َهاِزَم ْاَألْح َز اِب َالَّلُهَّم ْه ِزْم ُهْم َو اْنُصْر َنا َع َلْيِهْم ‪َ .‬ألَّلُهَّم ُم ْنِزَل اْلِكَتاِب َس ِر ْيَع‬
‫‪ْ.‬الِح َس اِب ِاْه ِزِم ْاَألْح َز اِب َألَّلُهَّم اْه ِزْم ُهْم َو َز ْلِز ْلُهْم‬
‫َألَّلُهَّم اْح ِي ْالُم ْسِلِم ْيَن َو ِاَم اَم ُهْم ِبَج َم اَع ِة ْالُم ْسِلِم ْيَن َح َياًة َك اِم َلًة َطِّيَبًة َو اْر ُز ْقُهْم ُقَّو ًة َغ اِلَبًة َع َلى ُك ِّل َباِطٍل َو َظاِلٍم َو ُسْو ٍء‬
‫‪َ.‬و َفاِح ٍش َو ُم ْنَك ٍر‬
‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َح ْم َنا َلَنُك وَنَّن ِم َن اْلَخ اِس ِر يَن ‪َ.‬رَّبَنا َء اَم َّنا ِبَم ا َأْنَز ْلَت َو اَّتَبْع َنا الَّرُس وَل َفاْكُتْبَنا َم َع‬
‫‪.‬الَّشاِهِد يَن ‪َ .‬رَّبَنا اَل ُتِز ْغ ُقُلوَبَنا َبْعَد ِإْذ َهَدْيَتَنا َو َهْب َلَنا ِم ْن َلُد ْنَك َر ْح َم ًة ِإَّنَك َأْنَت اْلَو َّهاُب‬
‫الَّلُهَّم اْنِج اْلُم ْسِلِم ْيَن الَّلُهَّم اْنِج اْلُم ْؤ ِمِنْيَن فِى ِبَالِد اْلِع َر اِق َو َأْفَغاِنْس َتاِن َو ُس وِر َية َو َر اِه ْنيَا َو َفَلْسِط ْيَن َخ اَّص ًة‪َ ,‬و فِى‬
‫ُبْلَداِن ْالُم ْؤ ِمِنْيَن َعاَّم ًة‪ .‬الَّلُهَّم اْشُدْد َو ْطَأَتَك َع َلى ُك َّفاِر َأِمْيِر َك َو َيُهْو ِد ِإْسَر اِئْيَل َو ُش َر َك اِئِهْم ‪ .‬الَّلُهَّم َو َش َّطْط َش ْم َلُهْم َو ِّر ْق‬
‫َف‬
‫‪َ.‬ج ْم َعُهْم الَّلُهَّم اْه ِزْم ُهْم َو َز ْلِزْلُهْم‬
‫ٌز‬ ‫َأل‬ ‫ْا‬ ‫َّن‬ ‫ْل‬ ‫َن‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َّن‬ ‫َذ‬ ‫َن‬ ‫َن‬ ‫َأل‬
‫َر َّبَنا َاِتَنا ِفْى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفىْ ا ِخ َرِة َح َس َو ِق ا َع اَب ال اِر ‪َ .‬و ْد ِخ ا ا َج َم َع ْبَر اِر َيا َع ِز ْي َيا اٌر َيا َر َّب‬
‫َغَّف‬ ‫َة‬ ‫ًة‬
‫اْلَعاَلِم ْيَن ‪ُ .‬سْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب اْلِع َّز ِة َع َّم ا َيِص ُفْو َن َو َس َالٌم َع َلى اْلُم ْر َسِلْيَن َو اْلَح ْم ُد ِهلل َر ِّب ْالَعاَلِم ْيَن ‪َ .‬تَقَّبَل ُهللا ِم َّناَو ِم ْنُك ْم ‪,‬‬
‫‪َ.‬تَقَّبْل َياَك ِر ْيم‬

You might also like