Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
NIM : 05.01.20.2044
2022
1
LAPORAN
OLEH :
NIM : 05.01.20.2044
2022
2
HALAMAN PESETUJUAN
NIM : 05.01.20.2044
Jurusan : Pertanian
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Jurusan Pertanian /
Ketua Program Studi penyuluhan pertanian
3
KATA PENGANTAR
Alhamdullillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
Dzat Yang Maha Indah dengan segala keindahannya Dzat Yang Maha Pengasih
dengan segala kasih sayangnya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua
makhluknya. Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I dan Pendampingan
mahasiswa ini. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Allah yang terakhir dan
penyempurna seluruh risalah-Nya.
Randi Pratama
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATAN PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
I. PENDAHULUAN 9
A. Latar Belakang 9
B. Tujuan 10
C. Manfaat 10
V. PENUTUP 28
A. Kesimpulan 28
B. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 30
JURNAL HARIAN 32
5
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
1 Materi kegiatan/tugas mahasiswa selama 16
melaksanakan PKL 1 ( magang bidang ) D-IV
2 Alokasi tahap kegiatan PKL 1 ( magang bidang ) D-IV 17
3 Luas penggunaan lahan Kelurahan Bajeng 20
4 Jumlah penduduk kelurahan Bajeng menurut jenis 21
kelamin
5 Jumlah penduduk kelurahan Bajeng menurut mata 22
pencaharian
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1 Format lembar konsultasi 31
2 Jurnal harian kegiatan PKL 1 32
8
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2045, maka perlu
dilakukan berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas komoditi
unggulan. Upaya yang perlu dilakukan antara lain peningkatan sumberdaya
manusia yang bergerak di bidang pertanian terutama generasi muda, pemuda
tani dan kelompok tani/gapoktan. Upaya lainnya adalah dengan melakukan
optimalisasi alat dan mesin pertanian baik pada saat pengolahan lahan, proses
produksi, pemanenan, bahkan sampai pada pengolahan hasil produksi.
Peningkatan produksi dan produktivitas komoditi strategis terus
dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia, tidak ketinggalan wilayah
perbatasan letak wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan dan berada pada
posisi terluar menyebabkan wilayah perbatasan mengalami kesenjangan
informasi tentang pemerintah dan pembangunan sehingga berimbas pada
kesenjangan ekonomi. Berdasarkan realita tersebut, Badan Penyuluhan dan
SDM Pertanian melalui Pusat Pendidikan Pertanian bekerjasama dengan
Kedeputian Potensi Kawasan Perbatasan Darat, Badan Nasional Pengelola
Perbatasan (BNPP) untuk membangun SDM Pertanian di wilayah perbatasan
melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I (Magang Penyuluhan) yang
dilaksanakan oleh mahasiswa semester IV Politeknik Pembangunan Pertanian
(Polbangtan) Gowa. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa bersama masyarakat
merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan dalam pengembangan
usaha agribisnis di pedesaan. Kegiatan PKL I tidak hanya dilaksanakan di
wilayah perbatasan, namun juga dilaksanakan di beberapa kabupaten di wilayah
Sulawesi Selatan yang merupakan wilayah kerja Politeknik Pembangunan
Pertanian (Polbangtan) Gowa.
9
masalah petani sebelum petani menunjukkan perhatian untuk mempelajari
teknologi tersebut. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan untuk
menyelenggarakan alih pengetahuan dan keterampilan dari petugas kepada
anggota kelompok tani serta untuk mengubah sikap mereka dalam berusaha
tani. Sistem kerja yang diterapkan di dalam pelaksanaan penyuluh adalah sistem
kerja latihan dan kunjungan, yang mendasarkan pada kegiatan latihan bagi
penyuluh lapang dengan maksud untuk dapat meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan mereka, dan selanjutnya pengetahuan dan keterampilan ini
dialihkan kepada kelompok tani berdasarkan program kerja yang telah
disepakati Bersama.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melaksanakan
program sampai ke Gapoktan, Poktan atau Rumah Tangga, dll. Untuk
mengoptimalkan keberadaan program tersebut, maka perlu pengawalan dan
pendampingan oleh berbagai pihak termasuk melibatkan mahasiswa Politeknik
Pembangunan Pertanian (Polbangtan Gowa).
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengenal pola serangan Hama Ulat Penggerek Batang
Padi sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengendaliannya
2. Menjadikan Mahasiswa terampil dalam mengendalikan pola serangan
Hama Ulat penggerek Batang Padi
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui solusi terbaik dalam mencegah dan
mengendalikan Hama Ulat Penggerek Batang padi
C. Manfaat
Kegiatan PKL I diharapkan memberikan manfaat berupa :
1. Manfaat PKL I bagi mahasiswa :
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam mengenali dampak
serangan hama penggerek batang pada tanaman padi
b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam pengendalian hama
ulat penggerek batang.
10
c. Meningkatkan pengetahuan dan sikap mahasiswa dalam pencegahan
serangan hama ulat penggerek batang.
d. Mewujudkan jiwa penyuluh profesional.
2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah, petani dan
stakeholder adalah membantu menyelesaikan tugas / pekerjaan yang
dilakukan instansi, pelaku utama dan usaha.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L
12
Petani pada umumnya membudidayakan tanamannya secara turun
temurun dari orangtua atau pendahulunya. Hal tersebut apabila dilakukan
tanpa adanya bimbingan serta pelatihan yang intensif akan membuat petani
terjebak pada pola 7 budidaya konvensional sehingga produksi padi tergolong
minim bahkan dapat menurun (Utama, 2015). Budidaya padi terdiri dari
persiapan lahan, pemilihan benih, penyemaian, penanaman, pemupukan,
pemeliharaan tanaman, hingga panen dan pascapanen (Purwono dan
Purnamawati, 2007).
B. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan merupakan upaya yang dilakukan oleh petani untuk merawat
tanaman padi mulai dari perlindungan tanaman dari gulma dan hama hingga
pemupukan (Hidayatulloh et al., 2012). Air yang diberikan pada saat
pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan mengatur ketinggian
genangan berkisar antara 2 – 5 cm jika genangan air melebihi ketinggian
tersebut maka akan mengurangi pembentukan anakan. Prinsip dalam
pemberian air antara lain memberikan air pada saat yang tepat, jumlah cukup,
dan kualitas air yang baik. Pengairan dapat diatur sesuai dengan fase
pertumbuhan tanaman. Upaya pemeliharaan tanaman lainnya seperti
penyiangan disesuaikan dengan waktu pemupukan karena sebaiknya pada
saat pemupukan petakan bersih dari gulma (Purwono dan Purnamawati,
2007).
C. Hama dan Penyakit
Tanaman padi memiliki banyak hama dan penyakit yang menyerang selama
masa tanam. Pengendalian hama dan penyakit padi sangat penting dilakukan
untuk mencegah menurunnya kualitas dan kuantitas hasil panen. Hama yang
menyerang tanaman padi antara lain adalah keong mas, tikus, burung, wereng,
orong-orong, ulat, walang sangit. Dan penggerek batang ( sundep/beluk ).
Penyakit yang menyerang tanaman padi yaitu bercak daun coklat, blast,
penyakit garis daun coklat, busuk pelepah daun, layu fusarium, penyakit hawar
daun, penyakit kerdil dan penyakit tungro. Dalam budidaya tanaman padi
13
sebaiknya pemberantasan hama dan penyakit tidak menggunakan pestisida
kimia. Pestisida kimia yang digunakan akan membentuk ketidakseimbangan
dalam ekosistem sawah. Pestisida kimia juga tidak baik bagi petani yang
melakukan penyemprotan, apabila hal itu dilakukan secara terus menerus dalam
jangka waktu yang lama akan berbahaya bagi kesehatan petani itu sendiri. Di
jalur Pantai Utara Jawa termasuk Kabupaten Pati sering terjadi ledakan populasi
hama yang tinggi, hal ini menunjukkan ketidakberdayaan musuh alaminya
(Herlinda et al., 2004).
Hama keong sawah memakan tanaman muda padi yang baru tumbuh.
Tanaman padi yang ditanam muda kemungkinan tanaman padi tersebut
diserang keong sawah akan lebih besar. Penanggulangan hama keong sawah
dapat menggunakan pestisida nabati dan mengambil keong sawah secara
manual. Keong sawah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pupuk cair
sehingga mengurangi biaya produksi dan sebagai bahan pakan ternak unggas
maupun dijadikan berbagai olahan pangan sehingga menambah pendapatan
petani. Wereng merupakan sejenis hama yang menyerang tanaman padi dengan
menghisap cairan sel tanaman sehingga tanaman menjadi kering (Baehaki,
2011). Serangan wereng ini menyebar secara cepat dan luas. Pengendalian
hama wereng ini dapat dilakukan dengan lampu perangkap (light traps),
pengamatan dan pengendalian berdasarkan musuh alami, penggunaan pestisida
ramah lingkungan maupun pestisida kimia yang direkomendasikan sesuai
ambang batas.
D. Penggerek Batang Padi ( sundep/beluk )
Penggerek batang mempunyai beberapa jenis, ada penggerek batang padi
kuning, putih, bergaris dan merah jambu. Petani pada umumnya mengenal
serangan penggerek batang padi dengan istilah sundep (anakan kerdil) atau
beluk (gabah hampa). Ciri padi terserang sundep bisa dilihat dari gejala anakan
yang kerdil atau bahkan mati, kemudian malai padi yang terbentuk berwarna
coklat, kering atau gabah hampa, saat batang dicabut mudah terlepas.
Penggerek batang menyerang sejak fase bibit hingga pembentukan malai.
Ngengat dewasa aktif pada malam hari dan siklus hidup sekitar 40-70 hari,
14
tergantung jenisnya. Telur biasanya diletakkan dibawah permukaan daun atau
dekat ujung daun dengan ciri seperti gundukan kecil yang diselimuti bulu-bulu
halus mengkilap yang berasal dari bulu belakang ngengat induk betina.
Pergerakan larva setelah menetas adalah kearah bawah menuju pangkal dan
mulai menggerek atau merusak pada anakan utama, hingga setelah mulai
dewasa beralih ke anakan lainnya. Larva awalnya menyerang akar hingga
menyerang batang padi bagian dalam. Saat larva menyerang akar gejala yang
ditimbulkan berupa anakan kerdil atau mati. Sedangkan ketika larva sudah
masuk ke dalam batang, maka larva akan merusak pembuluh bagian dalam
batang.
15
III. METODE PELAKSANAAN
16
No. Materi Rincian Kegiatan Output
berada pada mencatat di kolom isian
lokasi PKL I yang telah ditentukan
Sumber : Panduan PKL 1 Polbangtan Gowa 2022
C. Prosedur Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut :
Table 1. Alokasi Tahap Kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV, Tahun 2022
No WAKTU
TAHAP KEGIATAN
(HARI)
1 Persiapan :
a. Survei calon lokasi 3
b. Pembekalan 1
c. Penyusunan proposal 7
2 Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV dan pembuatan 21
laporan PKL I (Magang Bidang) D-IV
3 Pengakhiran :
a. Konsultasi dan perbaikan laporan 7
b. Ujian PKL I (Magang Bidang) D-IV di lokasi 1
TOTAL 40
Sumber : Panduan PKL 1 Polbangtan Gowa 2022
17
Pembekalan diberikan oleh Dosen yang kompetensinyarelevan dengan
materi. Materi pembekalan meliputi: bisnis inti dari unit usaha.
a) Teknik pengenalan organisasi/unit agribisnis dan bisnis inti dari unit
usaha
b) Analisis masalah unit usaha
c) Teknik pemecahan masalah usaha
d) Penumbuhan jiwa wirausaha yang kreatif, inovatif, rasa percaya diri,
tangguh, dinamis, disiplin, dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Survei calon lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV dilakukan oleh Tim
Polbangtan pada calon lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV yang
memenuhi persyaratan.
3. Penyusunan proposal kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV oleh
mahasiswa berdasarkan hasil survei calon lokasi.
4. Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV di unit agribisnis sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan perencanaan di proposal.
5. Mahasiswa dalam melaksanakan PKL I (Magang Bidang) D-IV dibimbing
oleh pembimbing internal (2 orang) dan eksternal (1 orang).
6. Pengakhiran pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV yaitu penyusunan
laporan dan ujian PKL I (Magang Bidang) D-IV. Penyusunan laporan dibuat
rangkap 5. Sedangkan untuk bahan ujian, mahasiswa mempersiapkan
portofolio kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV dan laporan PKL I
(Magang Bidang) DIV yang telah disetujui oleh pembimbing internal. Ujian
diawali dengan penyajian portofolio kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-
IV dan mempresentasikan hasil PKL I (Magang Bidang) D-IV, selanjutnya
dilakukan ujian secara lisan.
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
19
b. Iklim
Lahan Sawah :
a. Teknis
1
b. Irigasi ½ teknis
Lahan Kering :
2 a. Ladang/kebun 45,00
b. Pekarangan 32,77
3 Lahan Perikanan
20
No Penggunaan lahan Luas Lahan ( Ha )
b. Teknis
c. Sederhana
2. Keadaan Penduduk
1. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Bajeng adalah sebesar 2.349 jiwa, terdiri
dari 1.128 jiwa laki-laki dan 1.221 jiwa perempuan, Komposisi penduduk
di Kelurahan Bajeng dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4. Jumlah penduduk Kelurahan Bajeng menurut jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah ( orang )
1 Laki-laki 1.128
2 Perempuan 1.221
Jumlah 2.349
Sumber :Data monografi Kelurahan Bajeng 2021
2. Keadaan Penduduk menurut mata pencaharian
Keadaan mata pencaharian utama di Kelurahan Bajeng terbagi kedalam
beberapa bagian yaitu dapat dilihat pada table berikut :
21
Tabel 5. Jumlah penduduk Kelurahan Bajeng menurut mata pencaharian
1 Petani 280
2 Buruh tani 56
3 Pemilik penggarap 93
4 Penggarap 102
5 Peternakan -
6 TNI/POLRI -
7 PNS 23
8 Nelayan 239
9 Tukang Batu 17
10 Tukang Kayu 16
11 Anyaman 19
12 Tidak bekerja 1.501
Jumlah 2.349
Sumber :Data monografi Kelurahan Bajeng 2021
Berdasarkan data pada table diatas menunjukkan bahwa mayoritas mata
pencaharian penduduk Kelurahan Bajeng adalah pertanian, hal ini merupakan
indikasi bahwa sebagian penduduk Kelurahan Bajeng bermata pencaharian di
pertanian.
22
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Hama
Penggerek batang padi adalah salah satu hama yang paling sering
menyerang tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%. Hama
ini menyerang tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari
fase vegetative ( Sundep ) sampai generative ( Beluk ).
c. Serangan pada Fase Vegetatif ( Sundep )
Serangan dimulai dengan larva ngengat merusak tanaman padi
sebelum memasuki fase vegetatif (masa pembungaan) dan gejalanya mulai
terlihat ketika tanaman padi berumur 21 hari setelah pindah tanam.
Selanjutnya setelah 1 minggu, larva ngengat akan bertelur dan
23
meletakkannya pada batang tanaman padi, dan selang 4-5 hari telur akan
menetas sekaligus merusak sistem pembuluh tanaman yang terdapat pada
batang padi. Dampak visualnya yaitu pucuk batang padi menjadi kering
kekuningan serta mudah dicabut.
Pencegahan yang dilakukan oleh pelaku utama/petani desa popo
dalam mengendalikan serangan hama ulat penggerek batang tanaman padi
pada fase fegetatif adalah dengan penyemprotan pestisida NARA REL 550
EC + NARAHYPO 505 SL dengan perbandingan 2 tutup NARA REL 550
EC : 1 tutup NARAHYPO 505 SL : 1 tangki / 16 l air, dan diaplikasikan
pada saat umur tanaman 15 – 20 HST
d. Serangan Pada fase generative (Beluk)
Serangannya terjadi pada fase generatif (masa pembentukkan
malai). Dampak serangan yang ditimbulkan menyebabkan bulir padi
menjadi hampa akibat proses pengisian bijinya tidak berjalan sempurna
karena kerusakan pada pembuluh batang padi. Kerugian hasil yang
disebabkan oleh gejala beluk berkisar 1-3% dengan rata-rata 1,2%. Maka
dari itu, upaya pengendalian OPT perlu dilakukan untuk mencegah
kerugian akibat serangan penggerek batang.
Pengendalian yang dilakukan oleh pelaku utama/petani desa popo
dalam mengendalikan serangan hama ulat penggerek batang tanaman padi
pada fase generatif adalah dengan penyemprotan pestisida REGENT 50 SC
dengan perbandingan 2-3 tutup REGENT 50 SC : 1 tangki / 16 l air dan
diaplikasikan pada saat mulai terlihat dampak serangan pada tanaman padi
yang ditimbulkan oleh hama ulat penggerek batang.
3. Cara pengendalian
a. Pengaturan Pola Tanam
- Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek
batang padi.
- Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus
hidup hama.
24
- Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau
populasi larva di tunggul padi. Tanam jangan bertepatan dengan puncak
penerbangan ngengat. Tanam bisa dilakukan pada 15 hari sesudah
puncak penerbangan ngengat generasi pertama dan atau 15 hari sesudah
puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya apabila generasi
penggerek batang padi di lapangan overlap.
c. Pengendalian Hayati
25
sebaiknya dilakukan pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat
pada light trap atau pertanaman tersebut.
e. Pengendalian Preventif
Sebagai tindakan preventif dalam pengendalian penggerek batang
padi, memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi perlu dilakukan
secara rutin. Untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi
yang berasal dari migrasi dapat menggunakan light trap.
Daerah Serangan Sporadik Cara pengendalian selain menggunakan
insektisida yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan setempat.
Penyemprotan dengan insektisidabila sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada
light trap atau pertanaman, dan aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan
26
pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau
pertanaman tersebut.
27
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Serangan hama dimulai dengan larva ngengat yang merusak tanaman padi
sebelum memasuki fase vegetatif (masa pembungaan), gejalanya mulai
terlihat ketika tanaman padi berumur 21 hari setelah pindah tanam.
2. Setelah 1 minggu, larva ngengat akan bertelur dan meletakkannya pada
batang tanaman padi, selang 4-5 hari telur akan menetas sekaligus merusak
sistem pembuluh tanaman yang terdapat pada batang padi.
3. Dampak yang dapat ditimbulkan yaitu pucuk batang padi menjadi kering
kekuningan serta mudah dicabut.
4. Pencegahan yang dilakukan oleh petani di Desa Popo dalam mengendalikan
serangan hama ulat penggerek batang tanaman padi adalah dengan
menyemprotkan pestisida.
B. Saran
Sesuai dengan apa yang saya temui di lapangan dalam pengamatan saya
dan melakukan wawancara non formal dengan petani maka dapat saya
menyampaikan rekomendasi untuk petani dalam melakukan pencegahan dan
pengendalian hama Ulat penggerek Batang tanaman padi di Kelurahan Bajeng.
Untuk pencegahan serangan hama penggerek batang padi disarankan jangan
dulu menggunakan pestisida, karena penggunaan pestisida dianjurkan apabila
sudah terjadi serangan yang sudah diambang batas ekonomi, dan dampak yang
ditimbulakn akibat penggunaan pestisida pada rusaknya tanah dan semakin
resitennya hama untuk pencegahan serangan hama ulat penggerek batang
dianjurkan untuk melakukan pengaturan pola tanam :
28
- Gilir pertanaman padi dengan palawiji untuk memutus siklus hidup Hama
penggerek Batang Padi
- Lakukan pertanaman setelah lewat populasi jumlah ngengat yang terlihat di
tunggul padi, untuk langkah ini perlu dilakukan pengamatan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Baehaki SE, 2011, Strategi fundamental pengendalian hama wereng batang padi
coklak dalam pengaman produksi padi nasional. Journal Inovasi
pertanian
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/95287/Hama-Penggerek-Batang-Padi/
http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2135/file/HAMA-
PENGGEREK-BATANG-PADI
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/gejala-penggerek-batang-
padi-dan-cara-pengendaliannya-38
https://distanpangan.magelangkab.go.id/home/detail/pengendalian-penggerek-
batang/295
http://www.popo.desa.id/2013/07/peta-desa-popo.html
Agromedia. Jakarta.
30
31
JURNAL HARIAN KEGIATAN PKL I (Magang Bidang)
JURUSAN PERTANIAN
TAHUN 2022
NIM : 05.01.20.2044
32
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
sambutan pertama
kedatangan kami
sekitar posko
NONNNN
33
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
pertanian
3. Jum’at / 22 Juli 2022
2. Kerja bakti sekitar kantor
dinas
Libur
4. Sabtu / 23 Juli 2022
34
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
pemiliknya
35
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
NONNNN
36
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
1. Ke tempat pengolahan
2. Bincang-bincang dengan
14. Selasa /2 Agustus 2022
petani padi
NONNNN
37
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
38
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
NONNNN
39
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
internal di posko
40
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
petani magang
di posko
NON
41
NONNNN PARAF
PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL
masing
42