You are on page 1of 42

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN I ( MAGANG BIDANG )

HAMA PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

DI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

PROVINSI SULAWESI SELATAN

OLEH :

NAMA : RANDI PRATAMA

NIM : 05.01.20.2044

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

JURUSAN PERTANIANPOLITEKNIK PEMBANGUNAN

PERTANIAN GOWAKEMENTTERIAN PERTANIAN

2022

1
LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN I ( MAGANG BIDANG )

HAMA PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

DI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

PROVINSI SULAWESI SELATAN

OLEH :

NAMA : RANDI PRATAMA

NIM : 05.01.20.2044

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

JURUSAN PERTANIANPOLITEKNIK PEMBANGUNAN

PERTANIAN GOWAKEMENTTERIAN PERTANIAN

2022

2
HALAMAN PESETUJUAN

Judul : PKL 1 (Magang Bidang) Hama Penggerek batang pada


tanaman padi

Nama : Randi Pratama

NIM : 05.01.20.2044

Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Jurusan : Pertanian

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Vandalisna, SP,M.Si Muhammad Azhar, S.Pt,.M.Si


NIP.19690824 200112 2 001 NIP. 199900303 201902 1 002

Mengetahui :
Ketua Jurusan Pertanian /
Ketua Program Studi penyuluhan pertanian

Ummu Aimanah, S.TP., M.Si


NIP. 19780623 200212 2 001

3
KATA PENGANTAR

Alhamdullillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
Dzat Yang Maha Indah dengan segala keindahannya Dzat Yang Maha Pengasih
dengan segala kasih sayangnya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua
makhluknya. Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I dan Pendampingan
mahasiswa ini. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Allah yang terakhir dan
penyempurna seluruh risalah-Nya.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Vandalisna,SP.,M.Si dan


Bapak Muhammad Azhar, S.Pt., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan serta nasehat yang sangat brtguna bagi penulis.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Syaifudin, M.P. selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian


(Polbangtan) Gowa.
2. Ummu Aimanah,S.ST.,M.Si selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.
3. Panitia Pelaksana Kegiatan PKL I.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk proses perbaikan. Harapannya laporan ini
boleh berguna umumnya bagi pihak yang membutuhkan, dan secara khusus bagi
penulis sendiri.

Gowa, September 2022

Randi Pratama

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATAN PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii

I. PENDAHULUAN 9
A. Latar Belakang 9
B. Tujuan 10
C. Manfaat 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 12


A. Padi ( Oriza Sativa ) 12
B. Pemeliharaan Tanaman 13
C. Hama dan Penyakit 13
D. Penggerek batang ( sundep /beluk ) 14

III. METODE PELAKSANAAN 16


A. Waktu dan Tempat 16
B. Materi Kegiatan 16
C. Prosedur pelaksanaan 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19


A. Hasil 19
B. Pembahasan 23

V. PENUTUP 28
A. Kesimpulan 28
B. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 30
JURNAL HARIAN 32

5
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
1 Materi kegiatan/tugas mahasiswa selama 16
melaksanakan PKL 1 ( magang bidang ) D-IV
2 Alokasi tahap kegiatan PKL 1 ( magang bidang ) D-IV 17
3 Luas penggunaan lahan Kelurahan Bajeng 20
4 Jumlah penduduk kelurahan Bajeng menurut jenis 21
kelamin
5 Jumlah penduduk kelurahan Bajeng menurut mata 22
pencaharian

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman


1 Gambar peta Kelurahan Bajeng Kecamatan 19
Pattalassang

7
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1 Format lembar konsultasi 31
2 Jurnal harian kegiatan PKL 1 32

8
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2045, maka perlu
dilakukan berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas komoditi
unggulan. Upaya yang perlu dilakukan antara lain peningkatan sumberdaya
manusia yang bergerak di bidang pertanian terutama generasi muda, pemuda
tani dan kelompok tani/gapoktan. Upaya lainnya adalah dengan melakukan
optimalisasi alat dan mesin pertanian baik pada saat pengolahan lahan, proses
produksi, pemanenan, bahkan sampai pada pengolahan hasil produksi.
Peningkatan produksi dan produktivitas komoditi strategis terus
dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia, tidak ketinggalan wilayah
perbatasan letak wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan dan berada pada
posisi terluar menyebabkan wilayah perbatasan mengalami kesenjangan
informasi tentang pemerintah dan pembangunan sehingga berimbas pada
kesenjangan ekonomi. Berdasarkan realita tersebut, Badan Penyuluhan dan
SDM Pertanian melalui Pusat Pendidikan Pertanian bekerjasama dengan
Kedeputian Potensi Kawasan Perbatasan Darat, Badan Nasional Pengelola
Perbatasan (BNPP) untuk membangun SDM Pertanian di wilayah perbatasan
melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I (Magang Penyuluhan) yang
dilaksanakan oleh mahasiswa semester IV Politeknik Pembangunan Pertanian
(Polbangtan) Gowa. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa bersama masyarakat
merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan dalam pengembangan
usaha agribisnis di pedesaan. Kegiatan PKL I tidak hanya dilaksanakan di
wilayah perbatasan, namun juga dilaksanakan di beberapa kabupaten di wilayah
Sulawesi Selatan yang merupakan wilayah kerja Politeknik Pembangunan
Pertanian (Polbangtan) Gowa.

Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk berkomunikasi


informasi secara sadar dengan tujuan membantu masyarakat dengan
memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar.
Kegiatan penyuluhan harus mencari teknologi yang dapat memecahkan

9
masalah petani sebelum petani menunjukkan perhatian untuk mempelajari
teknologi tersebut. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan untuk
menyelenggarakan alih pengetahuan dan keterampilan dari petugas kepada
anggota kelompok tani serta untuk mengubah sikap mereka dalam berusaha
tani. Sistem kerja yang diterapkan di dalam pelaksanaan penyuluh adalah sistem
kerja latihan dan kunjungan, yang mendasarkan pada kegiatan latihan bagi
penyuluh lapang dengan maksud untuk dapat meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan mereka, dan selanjutnya pengetahuan dan keterampilan ini
dialihkan kepada kelompok tani berdasarkan program kerja yang telah
disepakati Bersama.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melaksanakan
program sampai ke Gapoktan, Poktan atau Rumah Tangga, dll. Untuk
mengoptimalkan keberadaan program tersebut, maka perlu pengawalan dan
pendampingan oleh berbagai pihak termasuk melibatkan mahasiswa Politeknik
Pembangunan Pertanian (Polbangtan Gowa).

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengenal pola serangan Hama Ulat Penggerek Batang
Padi sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengendaliannya
2. Menjadikan Mahasiswa terampil dalam mengendalikan pola serangan
Hama Ulat penggerek Batang Padi
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui solusi terbaik dalam mencegah dan
mengendalikan Hama Ulat Penggerek Batang padi
C. Manfaat
Kegiatan PKL I diharapkan memberikan manfaat berupa :
1. Manfaat PKL I bagi mahasiswa :
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam mengenali dampak
serangan hama penggerek batang pada tanaman padi
b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam pengendalian hama
ulat penggerek batang.

10
c. Meningkatkan pengetahuan dan sikap mahasiswa dalam pencegahan
serangan hama ulat penggerek batang.
d. Mewujudkan jiwa penyuluh profesional.
2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah, petani dan
stakeholder adalah membantu menyelesaikan tugas / pekerjaan yang
dilakukan instansi, pelaku utama dan usaha.

11
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PADI ( Oriza Sativa )


Padi (Oryza sativa L) adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang
utama di Indonesia. Beras masih dipandang sebagai produk kunci bagi
kestabilan perekonomian dan politik (Purnamaningsih, 2006). Tanaman ini
berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Sejarah
membuktikan bahwa tanaman padi sudah ada sejak 3000 tahun SM di Zhejiang
(Cina). Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India
sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, ada beberapa negara asal padi yaitu
Bangladesh, Burma, Vietnam, dan Thailand.
Tanaman padi termasuk golongan graminae, yaitu sejenis rumput yang
berumpun. Dalam 1 bibit dapat tumbuh anakan hingga 20 lebih anakan.
Sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan tanaman padi menjadi
sumber makanan pokok. Tanaman padi merupakan tanaman yang berumur
pendek. Pada umumnya setelah dipanen padi tidak akan tumbuh lagi tetapi
akan mati. Iklim yang cocok bagi tanaman padi yaitu tumbuh dicuaca yang
panas dan mengandung uap air. Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang
ideal yaitu rata-rata 200 mm/bulan. Keragaman jumlah produksi tanaman padi
salah satunya dipengaruhi oleh keragaman curah hujan (Rouw, 2008).
Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu diatas 230 celsius. Tinggi
tempat penanaman yang baik yaitu 0–1500 mdpl. Tanaman padi membutuhkan
penyinaran oleh sinar matahari minimal selama 6 jam tiap harinya. Sinar
matahari diperlukan dalam proses fotosintesis tanaman padi.

Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L

12
Petani pada umumnya membudidayakan tanamannya secara turun
temurun dari orangtua atau pendahulunya. Hal tersebut apabila dilakukan
tanpa adanya bimbingan serta pelatihan yang intensif akan membuat petani
terjebak pada pola 7 budidaya konvensional sehingga produksi padi tergolong
minim bahkan dapat menurun (Utama, 2015). Budidaya padi terdiri dari
persiapan lahan, pemilihan benih, penyemaian, penanaman, pemupukan,
pemeliharaan tanaman, hingga panen dan pascapanen (Purwono dan
Purnamawati, 2007).

B. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan merupakan upaya yang dilakukan oleh petani untuk merawat
tanaman padi mulai dari perlindungan tanaman dari gulma dan hama hingga
pemupukan (Hidayatulloh et al., 2012). Air yang diberikan pada saat
pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan mengatur ketinggian
genangan berkisar antara 2 – 5 cm jika genangan air melebihi ketinggian
tersebut maka akan mengurangi pembentukan anakan. Prinsip dalam
pemberian air antara lain memberikan air pada saat yang tepat, jumlah cukup,
dan kualitas air yang baik. Pengairan dapat diatur sesuai dengan fase
pertumbuhan tanaman. Upaya pemeliharaan tanaman lainnya seperti
penyiangan disesuaikan dengan waktu pemupukan karena sebaiknya pada
saat pemupukan petakan bersih dari gulma (Purwono dan Purnamawati,
2007).
C. Hama dan Penyakit
Tanaman padi memiliki banyak hama dan penyakit yang menyerang selama
masa tanam. Pengendalian hama dan penyakit padi sangat penting dilakukan
untuk mencegah menurunnya kualitas dan kuantitas hasil panen. Hama yang
menyerang tanaman padi antara lain adalah keong mas, tikus, burung, wereng,
orong-orong, ulat, walang sangit. Dan penggerek batang ( sundep/beluk ).
Penyakit yang menyerang tanaman padi yaitu bercak daun coklat, blast,
penyakit garis daun coklat, busuk pelepah daun, layu fusarium, penyakit hawar
daun, penyakit kerdil dan penyakit tungro. Dalam budidaya tanaman padi

13
sebaiknya pemberantasan hama dan penyakit tidak menggunakan pestisida
kimia. Pestisida kimia yang digunakan akan membentuk ketidakseimbangan
dalam ekosistem sawah. Pestisida kimia juga tidak baik bagi petani yang
melakukan penyemprotan, apabila hal itu dilakukan secara terus menerus dalam
jangka waktu yang lama akan berbahaya bagi kesehatan petani itu sendiri. Di
jalur Pantai Utara Jawa termasuk Kabupaten Pati sering terjadi ledakan populasi
hama yang tinggi, hal ini menunjukkan ketidakberdayaan musuh alaminya
(Herlinda et al., 2004).
Hama keong sawah memakan tanaman muda padi yang baru tumbuh.
Tanaman padi yang ditanam muda kemungkinan tanaman padi tersebut
diserang keong sawah akan lebih besar. Penanggulangan hama keong sawah
dapat menggunakan pestisida nabati dan mengambil keong sawah secara
manual. Keong sawah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pupuk cair
sehingga mengurangi biaya produksi dan sebagai bahan pakan ternak unggas
maupun dijadikan berbagai olahan pangan sehingga menambah pendapatan
petani. Wereng merupakan sejenis hama yang menyerang tanaman padi dengan
menghisap cairan sel tanaman sehingga tanaman menjadi kering (Baehaki,
2011). Serangan wereng ini menyebar secara cepat dan luas. Pengendalian
hama wereng ini dapat dilakukan dengan lampu perangkap (light traps),
pengamatan dan pengendalian berdasarkan musuh alami, penggunaan pestisida
ramah lingkungan maupun pestisida kimia yang direkomendasikan sesuai
ambang batas.
D. Penggerek Batang Padi ( sundep/beluk )
Penggerek batang mempunyai beberapa jenis, ada penggerek batang padi
kuning, putih, bergaris dan merah jambu. Petani pada umumnya mengenal
serangan penggerek batang padi dengan istilah sundep (anakan kerdil) atau
beluk (gabah hampa). Ciri padi terserang sundep bisa dilihat dari gejala anakan
yang kerdil atau bahkan mati, kemudian malai padi yang terbentuk berwarna
coklat, kering atau gabah hampa, saat batang dicabut mudah terlepas.
Penggerek batang menyerang sejak fase bibit hingga pembentukan malai.
Ngengat dewasa aktif pada malam hari dan siklus hidup sekitar 40-70 hari,

14
tergantung jenisnya. Telur biasanya diletakkan dibawah permukaan daun atau
dekat ujung daun dengan ciri seperti gundukan kecil yang diselimuti bulu-bulu
halus mengkilap yang berasal dari bulu belakang ngengat induk betina.
Pergerakan larva setelah menetas adalah kearah bawah menuju pangkal dan
mulai menggerek atau merusak pada anakan utama, hingga setelah mulai
dewasa beralih ke anakan lainnya. Larva awalnya menyerang akar hingga
menyerang batang padi bagian dalam. Saat larva menyerang akar gejala yang
ditimbulkan berupa anakan kerdil atau mati. Sedangkan ketika larva sudah
masuk ke dalam batang, maka larva akan merusak pembuluh bagian dalam
batang.

15
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Praktik Kerja Lapangan I (Magang Bidang ) D-IV mahasiswa Semester IV
Politeknik Pertanian (Polbangtan) Gowa dilaksanakan selama 42 hari dimulai
pada tanggal 20 Juli 2022 s.d 30 Agustus 2022 yang berlokasi di Kabupaten
Takalar.
B. Materi Kegiatan
Mahasiswa semester IV selaku peserta Praktik Kerja Lapang (PKL) I,
memiliki materi kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan Analisis Potensi Wilayah
2. Pengumpulan data produktivitas komoditi pertanian / peternakan unggulan
yang berada pada lokasi PKL I

Tabel 1. Materi Kegiatan/Tugas Mahasiswa selama melaksanakan PKL I Tahun


2022.

No. Materi Rincian Kegiatan Output

1. Melaksanakan Menganalisis potensi Hasil kajian desa secara


kegiatan Analisis wilayah desa dengan partisipatif dengan
Potensi Wilayah menggunakan menggunakan
pendekatan secara instrument PRA atau
partisipatif (PRA atau lainnya, untuk mengisi
teknik lainnya) data keadaan pada
penyusunan programa
penyuluhan tingkat desa
2. Pengumpulan Mengukur beberapa Data produktivitas
data produktivitas parameter terkait komoditi pertanian /
komoditi produktivitas komoditi peternakan unggulan di
pertanian / pertanian / peternakan lokasi PKL I
peternakan unggulan yang berada
unggulan yang pada lokasi PKL I dan

16
No. Materi Rincian Kegiatan Output
berada pada mencatat di kolom isian
lokasi PKL I yang telah ditentukan
Sumber : Panduan PKL 1 Polbangtan Gowa 2022

C. Prosedur Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut :
Table 1. Alokasi Tahap Kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV, Tahun 2022
No WAKTU
TAHAP KEGIATAN
(HARI)
1 Persiapan :
a. Survei calon lokasi 3
b. Pembekalan 1
c. Penyusunan proposal 7
2 Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV dan pembuatan 21
laporan PKL I (Magang Bidang) D-IV
3 Pengakhiran :
a. Konsultasi dan perbaikan laporan 7
b. Ujian PKL I (Magang Bidang) D-IV di lokasi 1
TOTAL 40
Sumber : Panduan PKL 1 Polbangtan Gowa 2022

Kegiatan PKL I ( Magang Bidang ) D-IV dilaksanakan dengan metode sebagai


berikut:
1. Pembekalan bagi mahasiswa dilaksanakan di Kampus Polbangtan Gowa.
Pembekalan dimaksudkan untuk menginformasikan kepada mahasiswa
tentang gambaran lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV yang telah
ditetapkan, pemberian materi PKL I (Magang Bidang) DIV, dan
menyamakan persepsi pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV.

17
Pembekalan diberikan oleh Dosen yang kompetensinyarelevan dengan
materi. Materi pembekalan meliputi: bisnis inti dari unit usaha.
a) Teknik pengenalan organisasi/unit agribisnis dan bisnis inti dari unit
usaha
b) Analisis masalah unit usaha
c) Teknik pemecahan masalah usaha
d) Penumbuhan jiwa wirausaha yang kreatif, inovatif, rasa percaya diri,
tangguh, dinamis, disiplin, dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Survei calon lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV dilakukan oleh Tim
Polbangtan pada calon lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV yang
memenuhi persyaratan.
3. Penyusunan proposal kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV oleh
mahasiswa berdasarkan hasil survei calon lokasi.
4. Pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV di unit agribisnis sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan perencanaan di proposal.
5. Mahasiswa dalam melaksanakan PKL I (Magang Bidang) D-IV dibimbing
oleh pembimbing internal (2 orang) dan eksternal (1 orang).
6. Pengakhiran pelaksanaan PKL I (Magang Bidang) D-IV yaitu penyusunan
laporan dan ujian PKL I (Magang Bidang) D-IV. Penyusunan laporan dibuat
rangkap 5. Sedangkan untuk bahan ujian, mahasiswa mempersiapkan
portofolio kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-IV dan laporan PKL I
(Magang Bidang) DIV yang telah disetujui oleh pembimbing internal. Ujian
diawali dengan penyajian portofolio kegiatan PKL I (Magang Bidang) D-
IV dan mempresentasikan hasil PKL I (Magang Bidang) D-IV, selanjutnya
dilakukan ujian secara lisan.

18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1.Gambaran umum wilayah

a. Letak Geografis dan topografi

Kelurahan bajeng kecamatan pattalassang Dengan luas wilayah


224,17 Ha persegi dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sombala bella
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Salaka
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kalabbirang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pallantikang
5. Gambar 1, Peta Kelurahan Bajeng Kecamatan Pattalassang

Sumber data google.com 2022

19
b. Iklim

1. Waktu dan curah hujan


Berdasarkan data curah hujan selama 3 tahun terakhir Kecamatan
Pattalassang menunjukkan bahwa peta klasifikasi iklim menurut aldermen
mempunyai iklim bulan basah yaitu November – Maret dan bulan kering
April – Oktober.
2. Suhu Udara
Suhu Udara di berkisar antara 300 c – 350 c, suhu tertinggi terjadi pada siang
hari dimusim kemarau yakni pada bulan Agustus dan bulan September.
3. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Kelurahan Bajeng Kecamatan Pattalassang
sebagian besar Aluvial, yang asal pembentukannya terdiri dari endapan
tanah liat dan pasir yang berwarna coklat keabu-abuan.
Penggunaan LahanNegara Indonesia terkenal dengan Negara
agraris, hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan
untuk pertanian, demikian halnya dengan Kelurahan Bajeng, dari seluruh
lahan yang ada digunakan untuk lahan sawah, lahan kering, dan lahan
tambak, Luas pengguanaan lahan dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 3. Luas penggunaan lahan di Kelurahan Bajeng

No Penggunaan lahan Luas Lahan ( Ha )

Lahan Sawah :

a. Teknis
1
b. Irigasi ½ teknis

c. Tadah hujan 116,40

Lahan Kering :

2 a. Ladang/kebun 45,00

b. Pekarangan 32,77

3 Lahan Perikanan

20
No Penggunaan lahan Luas Lahan ( Ha )

a. Kolam air tawar 30,00

b. Teknis

c. Sederhana

Sumber : Data monografi Kelurahan Bajeng 2021

2. Keadaan Penduduk
1. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Bajeng adalah sebesar 2.349 jiwa, terdiri
dari 1.128 jiwa laki-laki dan 1.221 jiwa perempuan, Komposisi penduduk
di Kelurahan Bajeng dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4. Jumlah penduduk Kelurahan Bajeng menurut jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah ( orang )
1 Laki-laki 1.128
2 Perempuan 1.221
Jumlah 2.349
Sumber :Data monografi Kelurahan Bajeng 2021
2. Keadaan Penduduk menurut mata pencaharian
Keadaan mata pencaharian utama di Kelurahan Bajeng terbagi kedalam
beberapa bagian yaitu dapat dilihat pada table berikut :

21
Tabel 5. Jumlah penduduk Kelurahan Bajeng menurut mata pencaharian

No Pekerjaan Jumlah ( Orang )

1 Petani 280
2 Buruh tani 56

3 Pemilik penggarap 93

4 Penggarap 102
5 Peternakan -

6 TNI/POLRI -
7 PNS 23
8 Nelayan 239
9 Tukang Batu 17

10 Tukang Kayu 16

11 Anyaman 19
12 Tidak bekerja 1.501

Jumlah 2.349
Sumber :Data monografi Kelurahan Bajeng 2021
Berdasarkan data pada table diatas menunjukkan bahwa mayoritas mata
pencaharian penduduk Kelurahan Bajeng adalah pertanian, hal ini merupakan
indikasi bahwa sebagian penduduk Kelurahan Bajeng bermata pencaharian di
pertanian.

22
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Hama

Hama merupakan organisme penginfeksi tanaman yang menimbulkan


kerusakan sehingga berdampak pada penurunan hasil pertanian. Penurunan
hasil pertanian yang ditimbulkan oleh hama memiliki kisaran yang
bervariasi, mulai dari penurunan hasil panen yang tidak terlalu singifikan
sampai tahap paling parah, yaitu gagal panen. Salah satu jenis hama yang
sering menyebabkan kerugian parah terhadap hasil pertanian adalah
penggerek batang padi.
2. Siklus hidup Hama Penggerek Batang padi

Gambar 2 : Siklus hidup hama ulat penggerek batang padi

Sumber : google.com 2022

Penggerek batang padi adalah salah satu hama yang paling sering
menyerang tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%. Hama
ini menyerang tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari
fase vegetative ( Sundep ) sampai generative ( Beluk ).
c. Serangan pada Fase Vegetatif ( Sundep )
Serangan dimulai dengan larva ngengat merusak tanaman padi
sebelum memasuki fase vegetatif (masa pembungaan) dan gejalanya mulai
terlihat ketika tanaman padi berumur 21 hari setelah pindah tanam.
Selanjutnya setelah 1 minggu, larva ngengat akan bertelur dan

23
meletakkannya pada batang tanaman padi, dan selang 4-5 hari telur akan
menetas sekaligus merusak sistem pembuluh tanaman yang terdapat pada
batang padi. Dampak visualnya yaitu pucuk batang padi menjadi kering
kekuningan serta mudah dicabut.
Pencegahan yang dilakukan oleh pelaku utama/petani desa popo
dalam mengendalikan serangan hama ulat penggerek batang tanaman padi
pada fase fegetatif adalah dengan penyemprotan pestisida NARA REL 550
EC + NARAHYPO 505 SL dengan perbandingan 2 tutup NARA REL 550
EC : 1 tutup NARAHYPO 505 SL : 1 tangki / 16 l air, dan diaplikasikan
pada saat umur tanaman 15 – 20 HST
d. Serangan Pada fase generative (Beluk)
Serangannya terjadi pada fase generatif (masa pembentukkan
malai). Dampak serangan yang ditimbulkan menyebabkan bulir padi
menjadi hampa akibat proses pengisian bijinya tidak berjalan sempurna
karena kerusakan pada pembuluh batang padi. Kerugian hasil yang
disebabkan oleh gejala beluk berkisar 1-3% dengan rata-rata 1,2%. Maka
dari itu, upaya pengendalian OPT perlu dilakukan untuk mencegah
kerugian akibat serangan penggerek batang.
Pengendalian yang dilakukan oleh pelaku utama/petani desa popo
dalam mengendalikan serangan hama ulat penggerek batang tanaman padi
pada fase generatif adalah dengan penyemprotan pestisida REGENT 50 SC
dengan perbandingan 2-3 tutup REGENT 50 SC : 1 tangki / 16 l air dan
diaplikasikan pada saat mulai terlihat dampak serangan pada tanaman padi
yang ditimbulkan oleh hama ulat penggerek batang.
3. Cara pengendalian
a. Pengaturan Pola Tanam
- Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek
batang padi.
- Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus
hidup hama.

24
- Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau
populasi larva di tunggul padi. Tanam jangan bertepatan dengan puncak
penerbangan ngengat. Tanam bisa dilakukan pada 15 hari sesudah
puncak penerbangan ngengat generasi pertama dan atau 15 hari sesudah
puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya apabila generasi
penggerek batang padi di lapangan overlap.

b. Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik

- Telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman.

- Secara mekanik dilakukan dengan cara mengumpulkan kelompok telur


penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman,
sertaMenangkap ngengat dengan light trap (untuk luas 50 ha cukup 1
light trap). Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan
kelompok.

- Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai


permukaan tanah pada saat panen (disingkal). Usaha itu dapat pula
diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami
cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati.

c. Pengendalian Hayati

- Pemanfaatan musuh alami parasitoid dengan melepas parasitoid telur


seperti Trichogramma japonicum dengan dosis 20 pias/ha (1 pias =
2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman.

d. Pengendalian Secara Kimiawi

- Penggunaan insektisida dapat dilakukan bila sudah ditemukan 1 ekor


ngengat pada light trap atau pertanaman, dan aplikasi insektisida

25
sebaiknya dilakukan pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat
pada light trap atau pertanaman tersebut.

- Penggunaan insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar


pertanaman ada lahan yang sedang atau menjelang panen pada satu hari
sebelum tanam.

- Pada pertanaman, insektisida butiran diberikan terutama pada stadium


vegetatif dengan dosis 20 kg insektisida granule/ha. Pada stadium
generatif aplikasi dengan insektisida yang disemprotkan (cair).

- Insektisida butiran yang direkomendasikan adalah insektisida yang


mengandung bahan aktif karbofuran.

- Insektisida semprot (cair) yang direkomendasikan adalah insektisida yang


mengandung bahan aktif spinetoram, klorantraniliprol, dan dimehipo.

- Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aplikasi insektisida adalah:


keringkan pertanaman sebelum aplikasi, aplikasi saat air embun tidak
ada yaitu sekitar jam 8 -11 atau dilanjutkan pada sore hari ketika angin
sudah tidak kencang, tepat dosis, tepat jenis, dan tepat air pelarut (sekitar
350-500 liter air/ha).

e. Pengendalian Preventif
Sebagai tindakan preventif dalam pengendalian penggerek batang
padi, memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi perlu dilakukan
secara rutin. Untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi
yang berasal dari migrasi dapat menggunakan light trap.
Daerah Serangan Sporadik Cara pengendalian selain menggunakan
insektisida yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan setempat.
Penyemprotan dengan insektisidabila sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada
light trap atau pertanaman, dan aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan

26
pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau
pertanaman tersebut.

27
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil PKL 1 yang kami laksanakan di Kelurahan Bajeng


Kecamatan Pattalassang dalam mencegah dan mengendalikan Hama Ulat
Penggerek Batang, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Serangan hama dimulai dengan larva ngengat yang merusak tanaman padi
sebelum memasuki fase vegetatif (masa pembungaan), gejalanya mulai
terlihat ketika tanaman padi berumur 21 hari setelah pindah tanam.
2. Setelah 1 minggu, larva ngengat akan bertelur dan meletakkannya pada
batang tanaman padi, selang 4-5 hari telur akan menetas sekaligus merusak
sistem pembuluh tanaman yang terdapat pada batang padi.
3. Dampak yang dapat ditimbulkan yaitu pucuk batang padi menjadi kering
kekuningan serta mudah dicabut.
4. Pencegahan yang dilakukan oleh petani di Desa Popo dalam mengendalikan
serangan hama ulat penggerek batang tanaman padi adalah dengan
menyemprotkan pestisida.

B. Saran

Sesuai dengan apa yang saya temui di lapangan dalam pengamatan saya
dan melakukan wawancara non formal dengan petani maka dapat saya
menyampaikan rekomendasi untuk petani dalam melakukan pencegahan dan
pengendalian hama Ulat penggerek Batang tanaman padi di Kelurahan Bajeng.
Untuk pencegahan serangan hama penggerek batang padi disarankan jangan
dulu menggunakan pestisida, karena penggunaan pestisida dianjurkan apabila
sudah terjadi serangan yang sudah diambang batas ekonomi, dan dampak yang
ditimbulakn akibat penggunaan pestisida pada rusaknya tanah dan semakin
resitennya hama untuk pencegahan serangan hama ulat penggerek batang
dianjurkan untuk melakukan pengaturan pola tanam :

- Lakukan penanaman serempak pada seluruh areal/hamparan persawahan

28
- Gilir pertanaman padi dengan palawiji untuk memutus siklus hidup Hama
penggerek Batang Padi
- Lakukan pertanaman setelah lewat populasi jumlah ngengat yang terlihat di
tunggul padi, untuk langkah ini perlu dilakukan pengamatan.

- Pengumpulan kelompok telur Penggerek Batang Padi pada saat masih di


areal persemaian padi

- Menangkap ngengat Penggerek dengan lampu perangkap


- Saat panen, usahakan memotong batang padi hingga pangkal batang dan
kemudian dilakukan perendaman areal sawah setelahnya dengan ketinggian
10 cm.
Pengendalian hama ulat penggerek batang padi yang menyerang padi pada
fase generative sangat sulit dilakukan, karena tanaman yang sudah terserang sudah
tidak bisa pulih kembali, Saran yang harus dilakukan adalah melakukan
pencabutan/pemusnahan tanaman yang menunjukkan gejala beluk, diharapkan
dapat menekan intensitas serangan dan populasi larva yang akan menjadi ngengat .

29
DAFTAR PUSTAKA
Baehaki SE, 2011, Strategi fundamental pengendalian hama wereng batang padi
coklak dalam pengaman produksi padi nasional. Journal Inovasi
pertanian

Herlinda S, Rauf A, Sosromarsono S, Kartosuwondo U, Siswandi dan Hidayat P.


2004. Atropoda predator Penghunu ekosistem Perwawahan didaerah
Cianjur, Jawa Barat. J. Entomol Indonesia

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/95287/Hama-Penggerek-Batang-Padi/
http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2135/file/HAMA-
PENGGEREK-BATANG-PADI
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/gejala-penggerek-batang-
padi-dan-cara-pengendaliannya-38
https://distanpangan.magelangkab.go.id/home/detail/pengendalian-penggerek-
batang/295
http://www.popo.desa.id/2013/07/peta-desa-popo.html

Purnamaningsih. 2006. Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas


Padi Melalui Kultur In Vitro. J. Agrobiogen. 2(2): 74–80.

Purwono, L. dan Purnamawati. 2007. Budidaya Tanaman Pangan. Penerbit

Agromedia. Jakarta.

Rouw, A. 2008. Analisis dampak keragaman curah hujan terhadap kinerja

produksi padi sawah (studi kasus di kabupaten Merauke Papua). J.

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 11(2) : 146-155.

30
31
JURNAL HARIAN KEGIATAN PKL I (Magang Bidang)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA

TAHUN 2022

NAMA : RANDI PRATAMA

NIM : 05.01.20.2044

Lokasi PKL I (Magang Bidang) D-IV : Kecamatan Pattallassang Kelurahan Bajeng

32
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

1. Rabu / 20 Juli 2022 Pemberangkatan PKL I dari Kampus

ke Dinas Pertanian Kabupaten Takalar

1. Kunjungan kantor Kelurahan

Bajeng laporan kedatangan

kami sebagai Mahasiswa PKL

2. Kunjungan BPP Kecamatan

2. Kamis/ 21 Juli 2022 Pattallassang sebagai

sambutan pertama

kedatangan kami

3. Kunjungan lahan petani

sekitar posko

NONNNN

33
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

1. Senam pagi di kantor dinas

pertanian
3. Jum’at / 22 Juli 2022
2. Kerja bakti sekitar kantor

dinas

Libur
4. Sabtu / 23 Juli 2022

5. Minggu /24 Juli 2022 Ke kandang ayam petelur

1. Rapat rutin mingguan Di BPP


6. Senin /25 Juli 2022
Kecamatan Pattalassang

2. Ke kandang ayam petelur

34
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

Pemungutan telur di kandang

dan bincang-bincang dengan

pemiliknya

1. Ke lahan petani magang


7. Selasa /26 Juli 2022
2. Ke kandang ayam petelur

1. Ke lahan petani magang

2. Ke lahan petani jagung


8. Rabu /27 Juli 2022
kuning

35
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

3. Ke kandang ayam petelur

NONNNN

1. Ke lahan petani magang

2. Membantu petani memetik


9. Kamis /28 Juli 2022
cabai

3. Ke kandang ayam petelur

1. Kerja bakti bersama di kantor

10. Jum’at / 29 Juli 2022 BPP

2. Ke kandang ayam petelur .

11. Sabtu /30 Juli 2022 Ke kandang ayam petelur

36
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

12. Minggu /31 Juli 2022 Libur

1. Rapat rutin mingguan di


13. Senin /1 Agustus 2002
kantor BPP

2. Ke lahan petani padi

1. Ke tempat pengolahan

pascapanen tanaman padi

2. Bincang-bincang dengan
14. Selasa /2 Agustus 2022
petani padi

3. Ke kandang ayam brolller

4. Ke kandang ayam petelur

NONNNN

37
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

15. Rabu /3 Agustus 2022 Penyemprotan anti kutu dan

desinvektan pada ayam petelur

1. Ketemu petani padi yang


16. Kamis /4 Agustus 2022
lain

2. Kekandang ayam petelur

1. Kerja bakti bersama dengan

KKN dari kampus lain dengan


17. Jum’at /5 Agustus 2022
arahan dari kelurahan

2. Ke kandang ayam petelur

18. Sabtu /6 Agustus 2022 Libur

38
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

19. Minggu/7 Agustus 2022 Libur

1. Rapat rutin BPP

20. Senin/ 8 Agustus 2022 2. Ke petani magang

NONNNN

21. Selasa/ 9 Agustus 2022 Ke lahan petani magang

22. Rabu/ 10 Agustus 2022 Ke lahan petani magang

23. Kamis/ 11 Agustus 2022 Ke lahan petani magang

39
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

24. Jum’at/ 12 Agustus 2022 Ke lahan petani magang

25. Sabtu/ 13 Agustus 2022 Libur

26. Minggu/ 14 Agustus 2022 Libur

27. Senin/ 15 Agustus 2022 Rapat rurtin BPP

28. Selasa/ 16 Agustus 2022 Pertemuan dengan pembimbing

internal di posko

40
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

29. Rabu/ 17 Agustus 2022 Pengambilan data-data di lahan

petani magang

30. Kamis/ 18 Agustus 2022 Pertemuan ke 2 pembimbing internal

di posko

31. Jum’at/ 19 Agustus 2022 Penanaman bayam di BPP

32. Sabtu/ 20 Agustus 2022 Libur

NON

33. Minggu/ 21 Agustus 2022 Libur

41
NONNNN PARAF

PEMIMBING
NO HARI / TANGGAL KEGIATAN
EXTERNAL

34. Senin/ 22 Agustus 2022 Pertemuan rutin BPP .

35. Selasa/ 23 Agustus 2022 Kunjungan rumah petani magang

36. Rabu/ 24 Agustus 2022 Penarikan resmi dinas pertanian

37. Kamis/ 25 Agustus 2022 Persiapan pulang ke rumah masing-

masing

42

You might also like