Professional Documents
Culture Documents
PENGENDALIAN
PROGRAM
DBD
PUSKESMAS SILUNGKANG
0
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
DBD
TAHUN 2023
I. PENDAHULUAN
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau biasa dikenal dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus
flavivirus, family Flaviviridae. DBD tersebut ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti, atau
Aedes albopictus.
Penyakit DBD biasanya muncul sepanjang tahun dan menyerang
seluruh manusia di semua kalangan umur, terutama pada anak. Penyakit
ini berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dan juga perilaku kehidupan
(Kemenkes RI, 2016).
Pada tahun 2021, World Health Organization (WHO) memperkirakan
setiap tahunnya terdapat sekitar 100-400 juta infeksi DBD secara global.
Asia menjadi urutan pertama dalam jumlah penderita DBD sebanyak 70%
setiap tahunnya. Diketahui bahwa DBD merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas Asia Tenggara dengan 57% dari total kasus DBD
di Asia Tenggara terjadi di Indonesia (WHO, 2021).
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020), kasus
DBD di Indonesia hingga tahun 2020 terdapat ada 95.893 kasus, dengan
661 orang meninggal. Total kasus DBD sendiri tersebar di 472
kabupaten/kota di 34 provinsi, dengan kematian akibat DBD dilaporkan
dari 219 kabupaten/kota. Hingga pada 30 November 2020, terdapat
tambahan 51 kasus DBD dan 1 tambahan laporan kematian akibat
penyakit DBD. Selain itu, sebanyak 73,35% atau 377 kabupaten/kota
mencapai Incident Rate dari 49 per 100 ribu penduduk.
Dari golongan usia anak-anak, proposi DBD paling banyak terjadi
Universitas Kristen Indonesia 2 pada anak berusia 5-14 tahun yakni
mencapai 33,97%, dan angka kematian juga paling sering terjadi pada
anak-anak yakni sebanyak 34,45%. Sedangkan menurut jenis kelamin,
kasus DBD di Indonesia lebih banyak menyerang lakilaki dengan angka
53,11%, sementara perempuan sebanyak 46,89%.
1
II. LATAR BELAKANG
Target pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) tertuang dalam
dokumen Rencana pembangunan Jangka menengah Nasional (RPJMN) dan
Rencana strategi Kementrian Kesehatan tahun 2010-2014 dan
KEPMENKES 1457 tahun 2003 tentang Standar pelayanan Minimal yang
menguatkan pentingnya upaya pengendalian penyakit DBD di Indonesia
hingga ke semua desa.
Melalui pelaksanaan program pengendalian DBD diharapkan
berkontribusi menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
DBD, dimana di kecamatan Silungkang mengalami perubahan kasus DBD
setiap tahunya.
III. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan penduduk khususnya yang di
daerah endemis agar dapat mencegah dan melindungi diri dari
penularan DBD.
1. Senyum
Dalam memberikan pelayanan kepada seluruh pasien maupun
masyarakat seluruh staf maupun pimpinan UPTD Puskesmas
Silungkang diwajibkan untuk senyum kepada sasaran.
2. Unggul
Puskesmas Silungkang unggul dalam pencapaian program maupun
pelayanan baik dalam mutu maupun capaian kegiatan program.
3. Prima
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat seluruh staf wajib
memberikan pelayanan prima, tepat dan cepat.
2
4. Empati
Pelayanan yang diberikan kepada pasien maupun masyarakat harus
didasarkan rasa empati sehingga tidak ada lagi staf yang sombong dan
tidak peduli dengan masyarakat.
5. Ramah
Prinsip utama pelayanan adalah ramah kepada seluruh pasien maupun
masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan maupun pelayanan
Puskesmas, dalam maupun luar gedung.
V. PROGRAM KERJA
A. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Penemuan dan Penatalaksanaan kasus
Penyediaan sarana dan prasarana untuk melakukan pemeriksaan dan
penanganan penderita di Puskesmas dan Rumah sakit.
2. Suveilans Epidemiologi
Meliputi kegiatan surveilans kasus scara aktif dan fasif, surveilans
vector dan surveilans terhadap faktor resiko seperti pengaruh cuaca,
iklim suhu dan kelembaban
3. Pengendalian Vektor
Dilakukan untuk memutus mata rantai penularan
4. Peningkatan peran serta masyarakat
Sasaran peran serta masyarakat terdiri dari melalui peran serta PKK,
LSM,Sekolah dan institusi lainya,
5. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan penanggulangan KLB
Upaya SKD KLB ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya KLB
dan apabila telah terjadi KLB segera ditanggulangi dengan cepat dan
tepat yaitu dengan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan
penanggulangan seperlunya.
6. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan selain memberikan informasi juga dapat
merubah prilaku masyarakat dalam pemberantasan DBD.
7. Kemitraan dan jejaringnya
Perlu adanya peran lintas program dan lintas sector terkait. Wadah
kemitraan telah terbentuk melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia 581/1992 dan Surat Keputusan Mentri Dalam
Negeri 441/1994 dengan nama kelompok kerja operasional
(POKJANAL) yang merupakan wadah koordinasi dan jejaring kemitraan
dalam pengendaliaan DBD.
8. Monitoring dan evaluasi
Dilakukan scara berjenjang dari tingkat desa/kelurahan sampai ke
pusat.
3
B. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Penemuan, pertolongan dan pelaporan penderita penyakit DBD oleh
petugas Puskesmas dan masyarakat, kepala keluarga melaporkan
kasus DBD ke Desa, kemudian Desa dan Puskesmas saling
berkoordinasi.
2. Pengamatan penyakit dan Penyelidikan Eidemiologi
a. Pengamatan penyakit dilaksanakan oleh Puskesmas yang menemukan
dan menerima laporan penderita untuk memantau situasi penyakit
DBD secara teratur sehingga Kejadian Luar Biasa dapat diketahui
sedini mungkin dan menentukan desa rawan DBD.
b. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu
masyarakat untuk mengetahui luasnya penyebaran penyakit dan
langkah-langkah untuk membatasi penyebaran penyakit tersebut.
3. Penganggulangan
Pelaksanaan kegiatan penanggulangan dengan cara :
a. Bila ditemukan penderita/tersangka DBD lainya atau ditemukan 3
atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan ditemukan
jentikdilakukan penyemprotan insektisida disertai penyuluhan dirumah
penderita dan sikitar radius 100m2 dan sekolah yang bersangkutan jika
penderita anak sekolah.
b. Bila terjadi KLB atau wabah dilakukan penyemprotan dan penyuluhan
diseluruh wilayah yang terjangkit.
c. Bila tidak ditemukan penderita demam dilakukan penyuluhan
Kegiatan ini melibatkan:
- Dokter umum yang melakukan pemeriksaan langsung terhadap
penderita
- Penanggung jawab program kesehatan lingkungan untuk
penyehatan lingkungan sekitar rumah penderita
- Penaggung jawab program Promosi kesehatan dalam pemberian
penyuluhan
- Lintas sektor yaitu kepala desa dan kepala dusun dalam advokasi
dan mendukung kegiatan pemberantasan DBD, PE dan kegiatan
fogging
4
C. SASARAN
BULAN
No KEGIATAN KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penemuan dan
penatalaksanaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kasus
2 Surveilans Bila ada
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
epidemiologi kasus
3 Pengendalian Bila ada
Vektor √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ kasus
6 Penyuluhan
√ √
5
VII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
6
VIII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini kami buat. Atas perhatiannya terima kasih.
Mengetahui Koordinator
Kepala UPTD Puskesmas Silungkang Pelayanan Program P2M
Penyusun,
Armenila, Amk