You are on page 1of 10

Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)

ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com


Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

Literature Review Gambaran Karakteristik Pasien HIV/AIDS


di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Muhammad Arif Sutrasno1, Noor Yulia2, Nanda Aula Rumana3,Puteri
Fannya4
1
Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul
*email : Muhammadarif10pg@gmail.com

ABSTRACT
Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that attacks the human immune
system, so humans infected with this virus cannot fight various types of diseases that attack
their bodies. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a collection of symptoms of
reduced self-defense ability caused by the entry of HIV in a person's body. In Indonesia, in
2019, the number of new HIV cases reached 50,282 with a total of 614 AIDS-related deaths.
This study aims to describe the characteristics of HIV/AIDS patients in health care facilities
in Indonesia. This study uses a literature review study method. Based on a literature review
analysis that has been carried out on 15 journals, the results show that the description of the
characteristics of HIV/AIDS patients based on age is the most productive age, namely 25-49
years, the sex is mostly male, with the most education being high school, the most occupations
of private employees with marital status are married. The biggest risk factor is heterosexual,
with a CD4 cell count of 200 cells/mm3, and candidiasis is the most opportunistic infection.
It is recommended that people know more about the characteristics of HIV/AIDS and take
precautions against the causes of HIV/AIDS infection to avoid HIV/AIDS infection.
Keyword: characteristics of HIV/AIDS, incidence of HIV/AIDS

ABSTRAK
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia, sehingga manusia yang terinfeksi virus ini tidak dapat melawan
berbagai jenis penyakit yang menyerang tubuhnya. Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) adalah suatu kumpulan gejala berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang
disebabkan oleh masuknya HIV dalam tubuh seseorang. Di Indonesia, pada tahun 2019,
jumlah kasus baru HIV mencapai 50.282 dengan total kematian akibat AIDS sebanyak 614
jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien HIV/AIDS di
fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kajian
literature review. Berdasarkan analisis literature review yang telah dilakukan terhadap 15
jurnal, Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran karakteristik pasien HIV/AIDS
berdasarkan umur yang paling banyak adalah umur produktif yaitu 25 – 49 tahun, jenis
kelamin paling banyak adalah laki – laki, dengan pendidikan terbanyak adalah SMA,
pekerjaan terbanyak pegawai swasta dengan status pernikahan ialah menikah, faktor risiko
terbesar adalah heteroseksual, dengan jumlah sel CD4≤ 200 sel/mm3 , dan infeksi
oportunistik terbanyak adalah kandidiasis. Disarankan agar masyarakat lebih mengetahui
karakteristik HIV/AIDS dan melakukan pencegahan terhadap penyebab infeksi HIV/AIDS
untuk terhindar dari infeksi HIV/AIDS.
Kata kunci: karakteristik HIV/AIDS, kejadian HIV/AIDS

50
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

PENDAHULUAN Indonesia mencapai 50.282 orang dengan


Acquired Immune Deficiency 32.443 diantaranya adalah laki-laki dan
Syndrome (AIDS) merupakan suatu 17.839 adalah perempuan. Jumlah kasus
kumpulan gejala yang disebabkan oleh kumulatif AIDS di Indonesia adalah
Human Immunodeficiency Virus (HIV) 121.101 kasus, 7.036 kasus diantaranya
sehingga berkurangnya kemampuan merupakan kasus baru di 2019. Total
pertahanan diri dalam tubuh seseorang kematian akibat AIDS pada tahun 2019 di
(PERMENKES RI, 2013). Virus HIV Indonesia sebanyak 614 jiwa
masuk ke dalam tubuh manusia melalui (KEMENKES RI, 2020a).
tiga cara, yaitu melalui hubungan seksual Rekam Medis adalah berkas yang
(heteroseksual maupun homoseksual), berisi catatan dan dokumen antara lain
secara horizontal yaitu kontak antar darah identitas pasien, hasil pemeriksaan,
seperti transfusi darah, dan secara vertikal pengobatan yang telah diberikan, serta
dari ibu yang terinfeksi ke bayi secara tindakan dan pelayanan lain yang telah
intrapartum, perinatal, dan menyusui / diberikan kepada (Menteri Kesehatan RI,
melalui ASI (Fauci, Folkers and Lane, 2008). Fungsi rekam medis secara umum
2018). HIV merupakan virus yang adalah sebagai patient care management,
menyerang sel sistem imun manusia quality review, financial reimbursement,
seperti limfosit CD4. legal affairs, education, research, public
Pada keadaan dimana jumlah CD4 health, planning dan marketing (Widjaja,
di dalam tubuh manusia kurang dari 200 2015).
sel/mm3 menunjukan bahwa sistem imun Berdasarkan penelitian oleh Yelfi
manusia sudah sangat lemah, dan kondisi Anwar dan Sucahyo Adi Nughroho pada
ini sudah sampai dalam fase AIDS (Merati tahun 2018 di RSPI Prof. dr. Sulianti
and Djauzi, 2014). Ketika sistem imun Saroso Jakarta menunjukkan pasien
sudah sangat lemah, tubuh tidak lagi dapat HIV/AIDS didominasi oleh laki-laki usia
melawan organisme penyebab penyakit. 30-39 tahun dengan jumlah CD4
Organisme ini sangat umum di tubuh terbanyak di bawah 200 sel/mm3 dengan
manusia, dan biasanya tidak stadium I disertai infeksi oportunistik
menyebabkan penyakit, karena yaitu infeksi kandidiasis dan faktor risiko
dikendalikan oleh sistem kekebalan tubuh penularan infeksi HIV terbanyak adalah
yang sehat. Karena organisme tersebut hubungan heteroseksual (Yelfi Anwar,
memanfaatkan kesempatan (opportunity) Sucahyo Adi Nugroho, 2018).
yang diberikan oleh sistem imun yang
melemah, penyakit yang disebabkannya METODE PENELITIAN
disebut infeksi oportunistik (Murni et al., Jenis Penelitian ini menggunakan
2016) UNAIDS tahun 2020 melaporkan metode literature review, alasan peneliti
pada tahun 2019, Terdapat 1,7 juta kasus menggunakan metode literature review
baru infeksi HIV di dunia. Pada tahun adalah untuk meneruskan apa yang
2019 total kematian akibat AIDS di dunia peneliti sebelumnya telah capai.
sebanyak 690 ribu jiwa dengan sekitar 600 Penelitian ini menggunakan metode
ribu jiwa diantaranya adalah orang kajian literature review untuk
dewasa dan 95 ribu jiwa adalah anak-anak mengumpulkan, mengetahui, dan
yang berumur dibawah 15 tahun. menganalisis karakteristik penderita
Indonesia merupakan negara dengan HIV/AIDS. Dalam mencari jurnal untuk
jumlah kasus baru HIV terbanyak ke-3 di di review, pencarian literatur tersebut
Asia Pasifik setelah India dan China. menggunakan database google scholar.
Kementerian Kesehatan Republik Keyword yang digunakan dalam
Indonesia tahun 2020 melaporkan pada penelitian ini yaitu” Gambaran
tahun 2019, jumlah kasus baru HIV di Karakteristik AND Pasien HIV/AIDS OR

51
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

Penderita HIV/AIDS AND Rumah Sakit Berdasarkan tabel 2 diperoleh


OR Puskesmas” lalu menggunakan Menunjukan bahwa semua jurnal (15
kriteria inklusi dan eksklusi untuk jurnal) membahas distribusi pasien
menyeleksi jurnal yang akan di review. HIV/AIDS berdasarkan umur. Terdapat
Rumusan masalah ini disusun 14 jurnal yang menyatakan bahwa umur
menggunakan framework PICO: penderita HIV/AIDS terbanyak terjadi
pada usia produktif, dan 1 jurnal
Tabel 1. Framework PICO menunjukan pasien HIV/AIDS
Problem Kasus HIV/AIDS didominasi oleh lansia.
Intervention Gambaran
Comparison - Jenis Kelamin
Outcomes Karakteristik Tabel 3. Distribusi Jenis Kelamin pada
penderita Pasien HIV/AIDS
HIV/AIDS No Hasil
Jenis Kelamin
Jurnal Penelitian (%)
HASIL 1 Laki – laki 74,19
Dari Terdapat 15 jurnal setelah Perempuan 25,81
2 Laki – laki 66,00
pencarian jurnal dilakukan, diseleksi
Perempuan 34,00
melalui inklusi dan eksklusi. Setelah itu 3 Laki – laki 64,90
maka peneliti melakukan ekstraksi data Perempuan 35,10
dan sintesis. Ekstraksi data adalah 4 Laki – laki 70,87
kegiatan meringkas informasi penting Perempuan 29,13
yang ditemukan pada setiap artikel 5 Laki – laki 53,34
penelitian yang ditinjau. Sintesis adalah Perempuan 46,67
menggabungkan beberapa hasil penelitian 6 Laki – laki 68,00
dan menarik kesimpulan. Adapun hasil Perempuan 32,00
ekstraksi dan sintesis terhadap 15 jurnal 7 Laki – laki 67,10
Perempuan 32,90
adalah.
8 Laki – laki 67,60
Umur Perempuan 32,40
9 Laki – laki 62,07
Tabel 2`. Distribusi Pasien HIV/AIDS Perempuan 37,93
berdasarkan Umur 10 Laki – laki 58,60
Umur Pasien Hasil Perempuan 41,40
No
HIV/AIDS Penelitian 11 Laki - laki 57,90
Jurnal
terbanyak (tahun) (%) Perempuan 42,10
1 30 – 39 40,32 12 Laki – laki 60,10
2 25 – 49 70,70 Perempuan 39,90
3 25 – 34 51,40 13 Laki – laki 68,70
4 20 – 29 47,70 Perempuan 31,30
5 26 – 35 43,34 14 Laki – laki 71,00
6 30 – 39 35,92 Perempuan 29,00
7 25 – 49 88,00 15 Laki – laki 73,70
8 30 – 39 39,70 Perempuan 26,30
9 25 – 49 82,76
10 25 – 49 74,00 Berdasarkan tabel 3, menunjukan
11 30 – 39 57,90 hasil penelitian bahwa jenis kelamin
12 30 – 39 34,90 penderita HIV/AIDS didominasi oleh
13 41 – 65 88,10
14 31 – 40 54,80
laki-laki. Dari 15 jurnal hasil penelitian
15 < 35 52,60 semua menunjukan bahwa penderita
HIV/AIDS lebih banyak berjenis kelamin
laki-laki daripada perempuan.

52
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

hubungan seksual yaitu heteroseksual dan


Pendidikan 1 jurnal menunjukan faktor risiko
Berdasarkan tabel 4 menunjukan penderita HIV/AIDS didominasi oleh
bahwa terdapat 7 jurnal yang membahas penggunaan NAPZA suntik
distribusi pasien HIV/AIDS berdasarkan
pendidikan. Dari 7 jurnal diperoleh 6
jurnal menunjukan bahwa pendidikan Tabel 5. Distribusi Pasien HIV/AIDS
penderita HIV/AIDS terbanyak adalah berdasarkan Pekerjaan
SMA, sedangkan 1 jurnal menunjukan No Pekerjaan Pasien Hasil
pendidikan sedang. Jurnal HIV/AIDS Penelitian
(%)
Tabel 4. Distribusi Pasien HIV/AIDS 1 Tidak Bekerja 35,00
berdasarkan Pendidikan Bekerja 65,00
2 Tidak Bekerja 38,70
No Pendidikan Pasien Hasil
Bekerja 61,30
Jurnal HIV/AIDS Penelitian
3 Petani 48,60
terbanyak (%)
Wiraswasta 27,90
1 SMA 50,81
5 Pegawai Swasta 40,00
2 SMA 45,00
Ibu Rumah 36,67
3 SMA 48,60
Tangga
4 SMA 52,30
6 Pegawai Swasta 37,86
6 SMA 40,78
Ibu Rumah 5,83
7 SMA 52,50
Tangga 3,83
9 Pendidikan 37,93
Buruh
Sedang
7 Tidak Bekerja 32,90
Bekerja 67,10
Pekerjaan 8 Pegawai Swasta 43,00
Berdasarkan tabel 5 menunjukan Wiraswasta 12,80
bahwa terdapat 10 jurnal yang membahas 9 Karyawan Swasta 31,03
distribusi pasien HIV/AIDS berdasarkan Pekerjaan Lain 27,59
pekerjaan. Dari 10 jurnal diperoleh 6 Ibu Rumah 24,13
jurnal menunjukan bahwa pekerjaan Tangga
penderita HIV/AIDS terbanyak adalah 12 Karyawan Swasta 22,40
Wiraswasta 16,55
karyawan swasta / pegawai swasta.
14 Karyawan Swasta 54,80
Wiraswasta 29,00
Status Perkawinan
Berdasarkan tabel 6 menunjukan Tabel 6. Distribusi Pasien HIV/AIDS
bahwa terdapat 8 jurnal yang membahas berdasarkan Status Perkawinan
distribusi pasien HIV/AIDS berdasarkan No Status Perkawinan Hasil
status pernikahan. Dari 8 jurnal diperoleh Jurnal Pasien HIV/AIDS Penelitian
6 jurnal menunjukan bahwa status (%)
pernikahan penderita HIV/AIDS 1 Belum Menikah 19,00
terbanyak adalah menikah sedangkan 2 Menikah 76,00
jurnal menunjukan belum menikah. Cerai 5,00
2 Belum Menikah 53,40
Faktor Resiko Menikah 46,60
Berdasarkan tabel 7 menunjukan 3 Belum Menikah 34,20
Menikah 62,20
bahwa terdapat 11 jurnal yang membahas
Cerai 3,60
distribusi pasien HIV/AIDS berdasarkan 4 Belum Menikah 47,10
faktor risiko. Dari 11 jurnal diperoleh 10 Menikah 39,60
jurnal menunjukan bahwa faktor risiko 7 Belum Menikah 29,70
penderita HIV/AIDS didominasi oleh Menikah 59,50

53
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

8 Belum Menikah 22,90 201-350 3,20


Menikah 73,70 15 < 100 73,70
9 Belum Menikah 31,03
Menikah 53,62 Infeksi Oportunistik
Cerai 10,35 Berdasarkan tabel 9 menunjukan
10 Belum Menikah 32,90 bahwa terdapat 10 jurnal yang membahas
Menikah 67,10
pasien HV/AIDS berdasarkan infeksi
oportunistik yang diderita. Dari 10 jurnal
diperoleh 8 jurnal menunjukan bahwa
Tabel 7. Distribusi Pasien HIV/AIDS
infeksi oportunistik yang diderita oleh
berdasarkan Faktor Resiko
pasien HIV/AIDS paling banyak adalah
No Faktor Resiko Hasil
Jurnal Pasien HIV/AIDS Penelitian
kandidiasis 1 jurnal menunjukan paling
Terbanyak (%) banyak adalah tuberkulosis dan 1 jurnal
1 Heteroseksual 86,29 lagi menunjukan infeksi oportunistik yang
2 Heteroseksual 46,00 diderita oleh pasien HIV/AIDS paling
3 Hubungan Seksual 93,70 banyak adalah diare.
4 Homoseksual 39,00
5 Hubungan seksual 50,00 Tabel 9. Distribusi Pasien HIV/AIDS
dengan laki-laki berdasarkan Infeksi Oportunistik
6 Heteroseksual 52,43 No Infeksi Hasil
7 Heteroseksual 60,10 Jurnal Oportunistik Penelitian
9 Heteroseksual 96,55 Pasien HIV/AIDS (%)
10 Heteroseksual 33,20 Terbanyak
11 NAPZA Suntik 36,80 1 Kandidiasis 17,74
12 Heteroseksual 93,70 Toksoplasmosis 8,87
. Kombinasi 5,65
Jumlah Sel CD4 2 Kandidiasis 44,00
Berdasarkan tabel 8 menunjukan Tuberkulosis 34,00
bahwa terdapat 6 jurnal yang membahas Toksoplasmosis 11,00
jumlah sel CD4 pada penderita 3 Tuberkulosis 22,50
HIV/AIDS. Dari 6 jurnal tersebut, semua Kandidiasis 20,70
menunjukan bahwa penderita HIV/AIDS Diare 16,20
6 Kandiasis 100,00
mengalami imunodefisiensi berat atau Orofaring
jumlah sel CD4 pada tubuh adalah ≤ 200 8 Kandidiasis 28,30
sel/mm3. Wasting 24,20
Syndrome 15,00
Tabel 8. Distribusi Pasien HIV/AIDS HAP/CAP
berdasarkan Jumlah Sel CD4 9 Kandidiasis 55,10
No Jumlah Sel CD4 Hasil 11 Kandidiasis Oral 68,40
Jurnal Pasien HIV/AIDS Penelitian 12 Kandidiasis 55,60
(sel/mm3) (%) Diare Kronis 11,50
1 ≤ 200 59,29 TBC 8,60
200-499 34,51 13 Diare 47,80
≥ 500 6,19 TB 31,40
2 < 49 41,40 Toksoplasmosis 11,90
50 – 149 23,60 15 Kandidiasis oral 60,50
150–249 8,90
9 < 200 68,97 PEMBAHASAN
13 <200 58,20 Umur
200-499 31,30 Berdasarkan hasil penelitian,
>500 10,40 menunjukan bahwa distribusi pasien
14 1-50 77,40
HIV/AIDS berdasarkan umur pasien
51-200 19,40

54
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

HIV/AIDS didominasi oleh usia produktif Infeksi HIV pada laki-laki lebih
(25 – 49 tahun). Hal ini sejalan dengan besar bisa disebabkan karena laki-laki
laporan Kementerian Kesehatan 2020 dengan usia 20-34 tahun, pecandu
yang menyatakan bahwa infeksi HIV narkoba, dan homoseksual merupakan
paling banyak terjadi pada kelompok kelompok dengan risiko tinggi. Perilaku
umur 25 – 49 tahun. Hal ini dapat terjadi risiko tinggi adalah perilaku yang
karena di usia 25 – 49 tahun seseorang menyebabkan seseorang mempunyai
cenderung kurang memahami adanya risiko besar terserang penyakit
risiko penularan penyakit HIV/AIDS dari (Widasmara, 2017). Hasil penelitian ini
perilaku gaya hidup bebas sehingga sejalan dengan penelitian Putri dan Andi
mudah terjerumus seks tidak aman dan yang menyatakan bahwa proporsi laki-
narkoba dengan jarum suntik tidak steril. laki yang menderita HIV/AIDS lebih
Hal ini sejalan dengan penelitian (Andi banyak dibanding perempuan karena
Juhaefah, 2020) yang menyatakan Infeksi banyaknya laki-laki yang melakukan
HIV lebih banyak terjadi pada umur muda hubungan seksual berisiko dan
karena pada umur muda lebih menggunakan NAPZA suntik
dimungkinkan banyak melakukan dibandingkan perempuan yang lebih
perilaku seks tidak aman yang berisiko sering mendapatkannya dari pasangan
terhadap penularan HIV. seksual mereka (Andi Juhaefah,
Distribusi pasien HIV/AIDS 2020)(Saktina and Satriyasa, 2017).
berdasarkan umur pasien HIV/AIDS
didominasi oleh usia produktif (25 – 49 Pendidikan
tahun) dikarenakan pada usia tersebut Berdasarkan hasil penelitian
seseorang aktif secara seksual dan pada menunjukan bahwa terdapat 7 jurnal yang
umur produktif seseorang rentan membahas distribusi pasien HIV/AIDS
melakukan prilaku seksual tidak aman dan berdasarkan pendidikan. Dari 7 jurnal
perilaku yang berisiko untuk memenuhi diperoleh 6 jurnal menunjukan bahwa
kebutuhan seksual nya seperti melakukan pendidikan penderita HIV/AIDS
hubungan seksual tanpa menggunakan terbanyak adalah SMA. Tingkat
alat kontrasepsi, melakukan hubungan pendidikan seseorang berpengaruh
seksual dengan berganti-ganti pasangan, terhadap kemampuan menyerap dan
menggunakan narkoba suntik secara menerima informasi kesehatan. Selain itu
bergantian dengan menggunakan jarum pendidikan juga berpengaruh terhadap
suntik yang tidak steril. perilaku yang lebih baik, pengetahuan dan
pemahaman tentang HIV/AIDS juga
Jenis Kelamin dapat mencegah penularan HIV/AIDS
Berdasarkan hasil penelitian, (Nyoko, Hara and Abselian, 2016).
menunjukan bahwa jenis kelamin Tingkat pendidikan akan berpengaruh
penderita HIV/AIDS didominasi oleh pada tingkat pengetahuan individu
laki-laki. Dari 15 jurnal hasil penelitian terhadap pemahaman, wawasan, serta
semua menunjukan bahwa penderita perilaku. Semakin baik pengetahuan nya,
HIV/AIDS lebih banyak berjenis kelamin maka individu tersebut akan semakin
laki-laki daripada perempuan. Hasil memahami, sadar, dan berusaha menjaga
penelitian ini sejalan dengan laporan kesehatan (Prawira, Uwan and Ilmiawan,
Kementerian Kesehatan tahun 2020 2019).
dimana dalam laporan tersebut Distribusi pasien HIV/AIDS
menjelaskan bahwa infeksi HIV lebih berdasarkan pendidikan penderita
banyak terjadi pada laki-laki (65%) HIV/AIDS terbanyak adalah SMA dapat
dibanding perempuan (35%) disebabkan karena kurangnya
(KEMENKES RI, 2020a). pengetahuan, pemahaman, tentang

55
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

penyebaran HIV/AIDS. Hasil ini juga 6 jurnal menunjukan bahwa status


dapat terjadi karena seseorang cenderung pernikahan penderita HIV/AIDS
kurang memahami adanya risiko terbanyak adalah menikah dan sisanya
penyebaran HIV/AIDS dari perilaku gaya adalah belum menikah. Berdasarkan
hidup bebas karena tidak adanya edukasi penelitian (Yelfi Anwar, Sucahyo Adi
tentang HIV/AIDS. Nugroho, 2018) status menikah pada
pasien memperbesar kemungkinan
Pekerjaan terjadinya risiko transmisi infeksi HIV
Hasil penelitian menunjukan melalui kontak seksual. Tingginya jumlah
bahwa terdapat 10 jurnal yang membahas penderita AIDS yang berstatus kawin
distribusi pasien HIV/AIDS berdasarkan dapat disebabkan karena penularan HIV
pekerjaan. Dari 10 jurnal diperoleh 6 melalui kontak seksual dari pasangannya
jurnal menunjukan bahwa pekerjaan (suami/istri), artinya mereka mempunyai
penderita HIV/AIDS terbanyak adalah pasangan tetap, tetapi mereka juga
karyawan swasta / pegawai swasta. Hal ini melakukan seks beresiko kemudian di
sejalan dengan laporan perkembangan rumah berhubungan dengan
HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular suami/istrinya dengan sendirinya.
seksual triwulan II tahun 2019 Kemudian pasangan mereka akan tertular
menyatakan bahwa pada tahun 2019 sehingga menambah jumlah pasien
infeksi HIV/AIDS terbanyak, terjadi pada HIV/AIDS (Saktina and Satriyasa, 2017)
karyawan swasta, lalu ibu rumah tangga
dan wiraswasta (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2019). Hasil Faktor Resiko
penelitian ini sejalan dengan penelitian Hasil penelitian menunjukan
Prawira yang menyatakan pada karyawan distribusi penderita HIV/AIDS
swasta dengan mobilitas yang tinggi, berdasarkan faktor risiko ialah dalam 11
faktor stress pekerjaan, serta penghasilan jurnal diperoleh 10 jurnal menunjukan
yang memadai sehingga dapat memicu bahwa faktor risiko penderita HIV/AIDS
terjadinya perilaku seks yang didominasi oleh hubungan seksual (8
menyimpang merupakan risiko terinfeksi jurnal heteroseksual dan 2 jurnal
nya HIV/AIDS (Prawira, Uwan and homoseksual) sedangkan 1 jurnal
Ilmiawan, 2019). menunjukan faktor risiko penderita
Karyawan swasta lebih banyak HIV/AIDS didominasi oleh penggunaan
menderita HIV/AIDS disebabkan karena NAPZA suntik. Hal ini sejalan dengan
perilaku mereka yang menyebabkan laporan Berdasarkan laporan Kementerian
mereka terinfeksi HIV seperti gaya hidup Kesehatan 2020 yang menunjukan bahwa
bebas. Seseorang yang bekerja memiliki penularan HIV/AIDS terbanyak di
tingkat pendapatan yang lebih tinggi Indonesia adalah melalui hubungan
dibanding orang yang tidak bekerja. seksual (heteroseksual 70% dan
Pendapatan yang tinggi membuat homoseksual 22%) (KEMENKES RI,
seseorang cenderung melakukan hal-hal 2020b). Hasil penelitian diatas sejalan
yang berisiko terinfeksi HIV seperti dengan hasil penelitian Yuda Prawira
melakukan hubungan seksual tidak aman yang menyatakan bahwa hubungan seks
dan penggunaan narkoba suntik. heteroseksual yang berisiko tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, berganti-
Status Perkawinan ganti pasangan menjadi transmisi utama
Hasil penelitian menunjukan penularan infeksi HIV/AIDS (Prawira,
bahwa terdapat 8 jurnal yang membahas Uwan and Ilmiawan, 2019). Penyakit
distribusi pasien HIV/AIDS berdasarkan HIV/AIDS termasuk dalam infeksi
status pernikahan. Dari 8 jurnal diperoleh menular seksual. Penularan HIV

56
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

umumnya terjadi karena perilaku bahwa Jumlah CD4 yang rendah pada
manusia. Perilaku yang dimaksud adalah pasien disebabkan karena pasien tidak
jika melakukan hubungan seksual yang menyadari dirinya menderita HIV sampai
tidak aman (tidak konsisten menggunakan muncul infeksi oportunistik sehingga
alat kontrasepsi), baik secara vaginal mereka baru memeriksakan diri saat
maupun anal dengan pasangan yang infeksi oportunistik nya sudah parah dan
berganti-ganti atau dengan pekerja seks . jumlah CD4 sudah menurun (Nadya
Berdasarkan hasil penelitian dan Marshalita, 2019).
pembahasan diatas dapat disimpulkan Berdasarkan hasil pembahasan
bahwa distribusi penderita HIV/AIDS diatas, distribusi penderita HIV/AIDS
berdasarkan faktor risiko paling banyak berdasarkan jumlah sel CD4 pada
adalah heteroseksual disebabkan karena penderita HIV/AIDS terbanyak adalah ≤
penyakit HIV/AIDS merupakan infeksi 200 sel/mm3 disebabkan karena HIV
menular seksual yang penyebarannya merupakan virus yang menyerang sel
disebabkan karena hubungan seksual. sistem imun tubuh manusia yaitu sel CD4,
Hubungan seks heteroseksual yang tidak jumlah sel CD4 yang rendah pada pasien
aman seperti tidak menggunakan alat disebabkan karena kebanyakan pasien
kontrasepsi dan berganti-ganti pasangan akan berobat jika mereka baru merasa
merupakan transmisi utama dalam sakit / saat gejala infeksi oportunistik nya
penyebaran HIV/AIDS. sudah parah.

Jumlah Sel CD4 Infeksi Oportunistik


Berdasarkan hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan
menunjukan distribusi penderita dari 10 jurnal hasil penelitian menunjukan
HIV/AIDS berdasarkan jumlah sel CD4 dari 10 jurnal diperoleh 8 jurnal
pada penderita HIV/AIDS terbanyak menunjukan bahwa infeksi oportunistik
adalah ≤ 200 sel/mm3. Jumlah tersebut yang diderita oleh pasien HIV/AIDS
menunjukan penderita HIV/AIDS paling banyak adalah kandidiasis, 1 jurnal
mengalami imunodefisiensi berat. Jumlah menunjukan paling banyak adalah
sel CD4 mencerminkan kesehatan sistem tuberkulosis dan 1 jurnal menunjukan
kekebalan tubuh manusia, semakin infeksi oportunistik yang diderita oleh
rendah, maka semakin rusak sistem pasien HIV/AIDS paling banyak adalah
kekebalan. Jika jumlah CD4 turun di diare. Hal ini sejalan dengan laporan
bawah 200 sel/mm3, menunjukkan bahwa Menteri Kesehatan bahwa penyakit
infeksi HIV sudah mencapai fase terakhir penyerta terbanyak pada AIDS adalah
yaitu fase AIDS dimana sistem kekebalan kandidiasis, tuberkulosis, dan diare. Hasil
tubuh manusia cukup rusak sehingga penelitian ini sejalan dengan penelitian
infeksi oportunistik dapat menyerang Prawira Bayu Putra yang menyatakan
tubuh manusia (Murni et al., 2016) kandidiasis merupakan infeksi
HIV merupakan virus yang oportunistik terbanyak pada pasien
menyerang sistem kekebalan tubuh dengan HIV. Penyebab utama infeksi
manusia. Infeksi HIV mengakibatkan kandidiasis adalah jamur Candida Spp.
kerusakan pada sistem imun manusia. dan Candida Albican. Dalam keadaan
HIV membunuh sel limfosit CD4. Sel ini normal jamur tersebut dapat ditemukan di
adalah bagian penting dari sistem mulut, tenggorokan, usus, kulit, dan
kekebalan tubuh, dan jika ada jumlahnya sering dijumpai di vagina pada perempuan
kurang, sistem imun manusia menjadi dan dalam mukosa tubuh manusia dan
terlalu lemah untuk melawan infeksi hanya akan menyebabkan infeksi bila
(Kantiandagho, 2017). Berdasarkan terjadi kondisi tertentu seperti penurunan
penelitian Nadya Marshalita menyatakan imunitas tubuh (Bayu et al., 2018).

57
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

Berdasarkan hasil pembahasan di diderita oleh pasien HIV/AIDS


atas distribusi pasien HIV/AIDS terbanyak adalah kandidiasis.
berdasarkan infeksi oportunistik
terbanyak adalah kandidiasis, hal ini UCAPAN TERIMA KASIH
disebabkan karena normal jamur tersebut Peneliti mengucapkan terima kasih
dapat hidup di dalam mukosa tubuh kepada peneliti-peneliti sebelumnya
manusia dan saat imun tubuh lemah, terkait HIV/AIDS karena dengan adanya
jamur tersebut dapat menginfeksi penelitian tersebut saya dapat melakukan
manusia, kandidiasis juga merupakan penelitian tentang literature review
infeksi dengan gejala klinis paling gambaran karakteristik pasien HIV/AIDS
menonjol dan mudah dikenali sebagai di fasilitas pelayanan kesehatan di
tanda permulaan dari infeksi HIV. indonesia.

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil penelitian Andi Juhaefah, A. J. (2020)
terhadap 15 jurnal mengenai gambaran ‘Gambaran Karakteristik Pasien Hiv/Aids
karakteristik pasien HIV/AIDS di fasilitas Yang Mendapat Antiretroviral Therapy
pelayanan kesehatan di Indonesia dengan (Art)’, Jurnal Medika : Karya Ilmiah
metode literature review dapat Kesehatan, 5(1). doi:
disimpulkan: 10.35728/jmkik.v5i1.114.
1. Distribusi pasien HIV/AIDS Bayu, R. P. et al. (2018) ‘Profl
berdasarkan umur, kejadian paling pasien baru HIV di poliklinik VCT BRSU
banyak ditemukan yaitu pada kategori Tabanan Bali pada tahun 2009 sampai
umur produktif (25 – 49 tahun). 2017’, Intisari Sains Medis, 9(1), pp. 31–
2. Distribusi pasien HIV/AIDS 36. doi: 10.15562/ism.v9i1.145.
berdasarkan jenis kelamin, kejadian Fauci, A. S., Folkers, G. K. and
paling banyak ditemukan pada laki- Lane, H. C. (2018) ‘Human
laki. Immunodeficiency Virus Disease: AIDS
3. Distribusi pasien HIV/AIDS and Related Disorders’, in 20th Edition
berdasarkan pendidikan, kejadian HARRISON’S PRINCIPLES OF
paling banyak adalah lulusan SMA. INTERNAL MEDICINE. McGraw-Hill
4. Distribusi pasien HIV/AIDS Education.
berdasarkan pekerjaan, di dominasi Kantiandagho, D. (2017)
oleh karyawan swasta / pegawai Epidemiologi HIV AIDS. Bogor: IN
swasta. MEDIA.
5. Distribusi pasien HIV/AIDS KEMENKES RI (2020a) DATA
berdasarkan status pernikahan, DAN INFORMASI PROFIL
ditemukan paling banyak pada status KESEHATAN INDONESIA 2019.
menikah. Available at:
6. Distribusi pasien HIV/AIDS https://www.kemkes.go.id/resources/dow
berdasarkan faktor risiko yang nload/pusdatin/profil-kesehatan-
menjadi penyebab pada pasien indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-
HIV/AIDS paling banyak adalah Kesehatan-Indonesia-2019.pdf.
hubungan seksual (heteroseksual) KEMENKES RI (2020b)
7. Distribusi pasien HIV/AIDS ‘Infodatin HIV AIDS’, Kesehatan, pp. 1–
berdasarkan jumlah sel CD4 8. Available at:
terbanyak adalah ≤ 200 sel/mm3. http://www.depkes.go.id/resources/downl
8. Distribusi pasien HIV/AIDS oad/pusdatin/infodatin/Infodatin
berdasarkan infeksi oportunistik yang AIDS.pdf.
Kementerian Kesehatan Republik

58
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 01 Halaman 50-59

Indonesia (2019) Pencegahan dan Nugroho, N. D. T. (2018)


Pengendalian Penyakit. ‘KARAKTERISTIK
Menteri Kesehatan RI (2008) SOSIODEMOGRAFI, KLINIS, DAN
‘PERATURAN MENTERI POLA TERAPI ANTIRETROVIRAL
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PASIEN HIV/AIDS DI RSPI PROF. DR.
NOMOR 269 TAHUN 2008 TENTANG SULIANTI SAROSO PERIODE
REKAM MEDIS’. JANUARI - JUNI 2016’, 15(01), pp. 72–
Merati, T. P. and Djauzi, S. 89.
(2014) ‘RESPON IMUN INFEKSI HIV’,
in Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
ke 6. Jakarta: InternaPublishing.
Murni, S. et al. (2016) Hidup
dengan HIV-AIDS. Terbitan k. Jakarta:
Yayasan Spiritia.
Nadya Marshalita (2019)
‘GAMBARAN KARAKTERISTIK
PASIEN HIV AIDS DI RSUD DR. H.
ABDUL MOELOEK BANDAR
LAMPUNG PERIODE OKTOBER 2017
- OKTOBER 2018.pdf’, JIMKI, 8.
Nyoko, Y. O., Hara, M. K. and
Abselian, U. P. (2016) ‘Karakteristik
penderita HIV/AIDS di Sumba Timur
tahun 2010-2016’, Jurnal Kesehatan
Primer, 1(1), pp. 4–15. Available at:
http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.p
hp/jkp/article/view/263/205.
Prawira, Y., Uwan, W. B. and
Ilmiawan, M. I. (2019) ‘Karakteristik
Penderita Infeksi HIV / AIDS di Klinik
Voluntary Counseling and Testing
Lazarus RS St . Antonius Pontianak
Tahun 2017’, Jurnal Cerebellum,
5(November)
Saktina, P. and Satriyasa, B.
(2017) ‘Karakteristik Penderita Aids Dan
Infeksi Oportunistik Di Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar Periode
Juli 2013 Sampai Juni 2014’, E-Jurnal
Medika Udayana, 6(3), pp. 1–6.
Widasmara, D. (2017)
‘Epidemiologi Infeksi Menular Seksual’,
in Infeksi Menular Seksual. 5th edn.
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Widjaja, L. (2015) KONSEP
DASAR REKAM MEDIS DAN
INFORMASI KESEHATAN. Jakarta:
Universitas Esa Unggul.
Yelfi Anwar, Sucahyo Adi

59

You might also like